PENDIDIKAN PANCASILA
TANTANGAN IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
INDONESIA DALAM GLOBALISASI
DISUSUN OLEH :
NAMA :DEWI PERMATASARI
NIM :G0115033
KELAS : A / 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PENDAHULUAN
Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, Pancasila sebagai ideologi bangsa harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan
pernyataan tersebut, Pancasila memiliki implikasi imperatif yuridis maupun politis untuk
diaktualisasikan, dikontekstualisasikan, atau diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, yang dapan dilakukan melalui; revitalisasi epistemologis, menjadikannya
sebagai landasan etik pengetahuan, sosialisasi melalui pendidikan, dan menjadikannya
sumber material hukum Indonesia (Kaelan, 2007:12). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Pancasila merupakan landasan yang mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara,Salah satu nya landasan dalam menghadapi globalisasi.
Di zaman yang sudah serba modern ini, dimana efek dari suatu proses dari kemajuan
kehidupan manusia yang disebut “Globalisasi” bisa dirasakan diseluruh sendi-sendi
kehidupan manusia. Ekonomi, kesehatan, pendidikan, lifestyle, fashion, transportasi,
telekomunikasi, dan berita terbaru dari negara yang jauh dari negara tempat kita berada pun
bisa dengan sangat mudah diketahui lewat telekomunikasi yang semakin modern dan
canggih. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang dikenal masih berkembang harus dapat
bersikap kritis terhadap globalisasi yang begitu deras, pemerintah dan warga Indonesia itu
sendiri harus bisa memilah dan memilih hasil atau segala sesuatu dari globalisasi mana yang
bisa diimplementasikan dalam kehidupan tanpa harus merusak nilai-nilai luhur sebagai warga
Indonesia. Hal ini penting karena sebagai negara berkembang, Indonesia sudah sepantasnya
dan seharusnya mempunyai fondasi dan rangka kenegaraan yang kuat dan mandiri terlebih
dahulu, karena apabila Indonesia belum memiliki kedua hal tersebut, maka bukan tidak
mungkin Indonesia akan kehilangan jati diri dan ciri-ciri sebagai suatu bangsa yang disebut “
Indonesia “. Bagaimana pun juga kita tidak boleh membiarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila tergeser oleh generasi dan waktu.
Beberapa waktu lalu kita mendengar berita mengenai seorang nenek tua yang karena
tekanan ekonomi yang dialaminya terpaksa memungut dua buah kakao yang ditemukannya di
jalan lantas nenek tersebut dituntut dijatuhi hukuman di persidangan Atau ingatkah kejadian
memalukan yang diperlihatkan oleh para elite politik yang menamai dirinya sebagai “ Dewan
Perwakilan Rakyat “ saat berlangsungnya Sidang Paripurna terlibat aksi baku-hantam antar
sesama anggota dewan lainnya dan bahkan terjadi kasus salah satu anggota dewan saat acara
Rapat Paripurna justru membuka situs porno.Semua contoh ini adalah bukti dari bergesernya
nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa dan tentu masih banyak hal lainnya yang
menjadi tantangan kita bersama terutama untuk generasi pemuda, generasi penerus dan
pemimpin bangsa di masa depan.
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideologi berasal Bahasa Yunani yang berasal dari kata “idea” dan “logos”. Idea yang
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, atau cita-cita dan logos berarti ilmu. Jadi secara
harafiah ideologi berarti ilmu tentang gagasan atau cita-cita. Secara Bahasa, ideologi adalah
pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran. Menurut
Notonegoro ideologi dapat ditinjau dari dua pengertian:
a) dalam arti luas, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang cita-cita Negara, dan
b) dalam arti sempit, ideologi berarti cita-cita negara yang menjadi basis bagi teori dan
praktek penyelenggaraan negara.
ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang
dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa
komitmen untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka
akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin
dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang
harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki
dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup
mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik,
yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku
untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan
berbagai dimensinya
B. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI INDONESIA
Kedudukan Pancasila sebagai ideologi nasional tercantum dalam ketetapan MPR No
XVII / MPR / 1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI No II / MPR / 1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa) dan Penetapan
tentang Penegasan Pancasila sebagai dasar Negara. Pada pasal 1 Ketetapan tersebut
dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang
Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.(Suryono,2014:55)
Sebagaimana diuraikan di atas, ideologi mengandung nilai-nilai dasar dan cita-cita yang ingin
diwujudkan oleh masyarakat penganutnya. Karena itu, ideologi memiliki peranan sebagai
dasar pedoman dan tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara,hal itu telah dituangkan dalam sila-sila pancasila
Lima prinsip dasar Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan; dan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Kelima sila tersebut dipakai untuk mewujudkan empat tujuan atau cita-cita ideal bernegara
bangsa Indoesia, yaitu:
1. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2. meningkatkan kesejahteraan umum;
3. mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
4. ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian yang
abadi, dan keadilan sosial.
Selain itu kita juga perlu mmengetahui bahwa Pancasila sebagai suatu ideologi tidak
bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini
dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan
senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila
bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun,
mengeksplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit sehingga memiliki kemampuan yang
reformatif untuk memecahkan masalah-masalah yang selalu berkembang
C. TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ERA
GLOBALISASI
Tantangan dari Pancasila sebagai ideologi Indonesia dalam globalisasi di masa depan.
tidak lain dan tidak bukan adalah bagaimana Pancasila tetap berdiri tegak dalam menghadapi
arus globalisasi yang semakin kuat di masa depan. Sudah kita ketahui bahwa globalisasi
adalah zaman ketika semua masyrakat di dunia dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
Artinya sudah tidak ada batas antara negara satu dengan negara yang lainnya. Dengan dapat
berkomunikasinya masyrakat di seluruh dunia, otomatis banyak budaya asing yang akan
masuk ke Indonesia. Dengan masuknya budaya asing ke Indonesia, maka diperlukan
Pancasila sebagai penyaring budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Jadi, budaya-
budaya asing yang tidak sesuai dengan Pancasila haruslah kita singkirkan. Jadi, menghadapi
globalisasi merupakan salah satu tantangan dari Pancasila di masa depan.
Sebagai ideologi nasional, nilai-nilai dasar Pancasila menjadi cita-cita masyarakat
Indonesia yang sekaligus menunjukan karakter bangsa yang hendak dibangun. Apabila
banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia tanpa adanya penyaringan atau tanpa kita
seleksi terlebih dahulu, mungkin yang ideologi semula sudah terbagun akan runtuh seiring
perjalanan waktu dan biasanya budaya asing lebih cepat diserap oleh masyarakat kita.
Selain menghadapi globalisasi, tantangan yang harus dihadapi oleh Pancasila di masa
globalisasi adalah rapuhnya integritas bangsa Indonesia. Sebagai contohnya adalah konflik
antara KPK dengan Polri. Sungguh sangat disayangkan jika KPK dan Polri yang seharusnya
saling mendukung untuk melindungi bangsa Indonesia dari berbagai macam tindakan
kriminal tetapi malah terlibat konflik yang sampai sekarang masih belum bisa diselesaikan.
Masih banyak lagi tantangan-tantangan yang harus dihadapi Pancasila di era
golabalisasi di antaranya adalah korupsi. Korupsi merupakan salah satu permasalahan di
Indonesia yang tidak kunjung reda tetapi justru malah semakin banyak oknum-oknum yang
terus berusaha memperkaya diri dengan cara korupsi. Banyak oknum yang sengaja membuat
peraturan hukum yang memiliki celah agar celah tersebut dapat dimanfaatkan oleh oknum
tersebut agar dapat berbuat curang atau melakukan korupsi dan terhindar dari tuduhan karena
hukum yang dibuat atau diberlakukannya kurang kuat. Sudah banyak cara dilakukan agar
korupsi dapat diberantas dan tidak membuat bibit-bibit baru oknum yang tidak bertanggung
jawab tersebut. Salah satu cara untuk memberantas korupsi yaitu menanamkan kejujuran
sejak dini. Walaupun itu sulit, setidaknya kita dapat mengurangi perilaku korupsi setidaknya
dari hal kecil seperti berbohong, tidak menghargai waktu, dan sebagainya.
Pancasila sebagai ideologi yang berfungsi mempersatukan rakyat yang majemuk
menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri. Sudah banyak masyarakat
kita yang telah melupakan fungsi itu dari Pancasila terutama makna “Bhineka Tunggal Ika”
yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Masih banyak masyarakat di luar sana
terutama kaum muda yang kurang menghargai lingkungan sekitarnya. Kaum muda telah
terjajah oleh perkembangan teknologi. Misalnya, di dalam sebuah kafe atau restoran masih
banyak dijumpai bahwa orang-orang sibuk dengan gadget mereka sendiri ketimbang
mengobrol atau berbicara dengan orang yang saat itu ada bersamanya. Atau saat seorang
warga sudah tidak peduli lagi dengan keadaan di lingkungan sekitarnya, tidak memikirkan
kemajuan daerah tempat ia tinggal. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa kita sendiri telah
terjajah oleh bangsa asing, bukan penjajahan seperti jaman dahulu tetapi penjajahan di masa
modern ini lebih ke penjajahan moral dan etika. Moral dan etika masyarakat telah berubah
akibat globalisasi yang secara langsung maupun tidak langsung menumbuhkan rasa
individualis dan kurangnya toleransi terhadap orang lain.
Disini telah terlihat berbagai tantangan pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia.Sudah seharusnya ideologi atau cita-cita bangsa itu dipahami dan diyakini oleh
masyarakat untuk selanjutnya diterapan dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya rasa
terpaksa. Namun realitanya masih banyak masyarakat yang belum bahkan tidak mengerti
akan Pancasila itu , Kesadaran akan arti pentingnya pancasila sebagai ideologi bangsa dalam
masyarakatpun masih sangat kurang.Padahal Globalisasi telah menciptakan dunia tanpa batas
hingga apabila hal ini terus kita diamkan mungkin Pancasila itu akan luntur dengan
sendirinya. Kita tak bias begitu saja menyalahkan masyarakat yang bersikap apatis atau
kurang antusias terhadap masalah ini . Bisa saja hal ini terjadi karena ketidaktahuan. Oleh
karena itu, kita harus menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi , cita-cita bangsa
Indonesia sejak dini agar tidak luntur termakan zaman walaupun itu mungkin merupakan
salah satu tantangan berat Pancasila di era globalisasi ini. Karena kita perlu meningkatkan
kesadaran diri terlebih dahulu sebelum menanamkan pancasila tersebut dalam diri kita.
KESIMPULAN
Perubahan di era globalisasi memang sulit untuk dihindarkan. Pancasila yang sebagai
landasan ideology di Indonesia pun akan mulai tergerus oleh perkembangan zaman karena
kurangnya kesadaran pada diri masyarakat dan kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai
Pancasila. Untuk itu, Pancasila memiliki tantangan berat untuk tetap menjadi ideologi bangsa
beberapa diantaranya adalah penyimpangan moral dan etika berbagai lapisan masyarakat
mulai dari masyarakat golongan menengah kebawah hingga pemimpin bangsa yang
seharusnya menjadi panutan namun karena terombang-ambing oleh derasnya arus globalisasi
maka mereka bahkan mungkin kita melupakan identitas kita, ideologi kita, cita-cita bangsa
kita yaitu Pancasila. Yang kedua adalah kurangnya rasa toleransi antar masyarakat.
Globalisasi telah mengikis sikap tenggang rasa, gotong royong yang sebelumnya menjadi
kebudayaan bangsa Indonesia dan menggantikannya dengan sikap individualis yang hanya
memikirkan kepentingan diri sendiri. Contoh lainnya adalah korupsi yang merajalela yang
hingga saat ini belum dapat kita tuntaskan lalu masalah Integritas para penegak hukum di
Indonesia.Semua hal tadi menjadi tantangan yang perlu kita hadapi dan temukan solusinya
dengan segera .Agar kita tidak semakin jauh tereret arus globalisasi pertama-tama kita harus
memahami dan mengamalkan Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, H dan Zubaidi, Ahmad, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi, Yogyakarta: Paradigma
Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya
Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Suryono,Hasan dkk.2014.Pendidikan Pancasila Berbasis Riset Untuk Mahasiswa: Panduan
Praktis Pembelajaran di Perguruan Tinggi.Surakarta
Notonegoro.1980.Pancasila Secara Ilmiah Populer.Jakarta: CV Pantjuran Tudju
https://id.wikipedia.org/wiki/Pedoman_Penghayatan_dan _Pengamalan_Pancasila diakses
pada 15 Oktober 2015 pukul 16.30 WIB
Top Related