PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik disupply oleh PLN kecuali untuk
daerah-daerah yang jauh dari jaringan PLN. Kebutuhan tenaga listrik terus
meningkat sesuai dengan tingkat industrialisasi dan tingkat kemakmuran
masyarakat. Untuk itu PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai perusahaan
dengan mutu pelayanan kelas dunia (World Class Services) dituntut untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen.
PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan merupakan unit pelaksana yang
mengelola dan mengendalikan kurang lebih 60% pengusahaan ketenagalistrikan di
PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Berdasarkan data pengusahaan Area Jaringan
Bali Selatan, tercatat pertumbuhan permintaan energi listrik sebesar 7-9 % tiap
tahunnya, sehingga menuntut pengoperasian, pemeliharaan dan perkembangan
aset ketenagalistrikan yang sejalan dengannya. Dengan demikian, telah menjadi
keharusan bahwa PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan harus memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan memberikan sistem tenaga
listrik yang andal dan kualitas listrik yang baik.
Trafo distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada trafo
distribusi menyebabkan kontinuitas pelayanan kepada konsumen akan terganggu
(terjadinya pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman listrik yang
terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan listrik yang tidak stabil,
merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas listrik yang kurang baik, dimana
akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan, dan PLN sebagai
pembangkit dan penyalur tenaga listrik akan ikut terkena dampaknya.
Angka kegagalan / kerusakan trafo di Area Jaringan Bali Selatan pada tahun
2008 yang mencapai 2,28% dari total aset Area Jaringan Bali Selatan yaitu 3292
buah, mengindikasikan perlunya review ulang manajemen transformator distribusi.
Resiko akibat kegagalan transformator distribusi tidak hanya pada initial cost yang
ditimbulkan tetapi juga pada performance SAIDI / SAIFI dan losses yang
mempengaruhi kinerja sistem distribusi secara keseluruhan.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 2
Untuk mendukung visi 2012 PT PLN (Persero) Disribusi Bali sebagai
perusahaan kelas dunia (World Class Company) dan sesuai kesepakatan PLN
Distribusi Se-Jawa dan Bali tentang Manajemen Trafo Distribusi dan Penekanan
Gangguan Distribusi, maka dalam telahaan staf ini akan dibuat program / database
manajemen gardu distribusi untuk mengendalikan dan mengelola aset sistem
distribusi.
I.2 PERMASALAHAN Dari uraian latar belakang diatas, permasalahan yang ingin dibahas oleh
penulis adalah bagaimana cara membenahi pengelolaan aset jaringan distribusi
melalui database manajemen gardu distribusi sehingga dapat meminimalkan atau
menekan penyebab gangguan jaringan distribusi.
I.3 PRA ANGGAPAN
Berdasarkan permasalahan yang ada diatas maka penulis menganggap
bahwa selama ini aset jaringan distribusi belum dikelola secara maksimal karena
tidak semua trafo memiliki data historical, kebanyakan petugas pelaksana hanya
melakukan pengukuran dan pemeliharaan tanpa mengisi form data historical trafo.
Sehingga perlu untuk dilakukan pembenahan pengelolaan gardu distribusi dengan
memperbaiki data historical trafo sebagai dasar untuk perencanaan pemeliharaan
dan analisa kegagalan trafo yang meliputi data spesifikasi trafo, merk, tahun
pembuatan, tahun pemasangan, historical pengoperasian trafo, pemeliharaan
gardu, pengukuran beban, pengukuran tegangan ujung, inspeksi gardu dan data
LV Board.
I.4 TUJUAN
Pembuatan database manajemen gardu distribusi ini bertujuan untuk :
1. Membenahi pengelolaan aset distribusi (trafo dan LV Board).
2. Mengetahui prosentase pembebanan trafo.
3. Mengetahui data tegangan ujung.
4. Mengetahui data trafo yang OB.
5. Sebagai antisipasi dalam menghindari trafo OB.
6. Menekan biaya investasi trafo.
7. Menekan biaya pemeliharaan gardu distribusi.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 3
I.5 BATASAN MASALAH Dalam telaahan staf ini supaya pembahasan lebih terarah maka penulis
membatasi permasalahan yang ada meliputi :
1. Pembuatan program database menggunakan MS Access.
2. Program yang dibuat hanya mencakup database untuk Pengukuran
Gardu, LV Board, Pemeliharaan Trafo yang meliputi Threatment Oil
dan Ganti Oil, Inspeksi Gardu serta Gangguan Trafo.
3. Permasalahan gangguan trafo yang dibahas dalam database ini hanya
didasarkan pada penyebab gangguan saja sehingga diperlukan analisa
lebih lanjut.
4. Data pengukuran gardu, treatment minyak trafo dan ganti minyak trafo
diperoleh dari data pengukuran yang sudah ada di wilayah kerja Area
Jaringan Bali Selatan pada tahun 2008.
I.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan Telaahan Staf ini terdiri dari 4 Bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang penulisan, permasalahan, pra anggapan,
tujuan penulisan, batasan masalah yang dikaji serta sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori
Memuat tentang gardu distribusi dan transformator distribusi.
Bab III Pembahasan
Berisi tentang data pengukuran dan pembahasan database gardu
distribusi yang dibuat.
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Memuat kesimpulan dari pembuatan database gardu distribusi yang
telah dibuat dan saran-saran untuk perbaikan database.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 4
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 GARDU DISTRIBUSI
Fungsi dari gardu adalah sebagai tempat pengumpul, pembagi dan penyalur
energi listrik. Gardu distribusi terdiri dari panel-panel pengatur Tegangan
Menengah, dan trafo. Selain itu fungsi dari gardu distribusi adalah sebagai
pengubah tegangan sebelum disalurkan ke pelanggan.
Berdasarkan fungsinya gardu dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Gardu Induk sisi 20 kV Gardu induk berfungsi untuk mengubah tegangan transmisi menjadi
tegangan distribusi primer (20kV) dan membaginya menjadi beberapa
penyulang saluran.
2. Gardu Hubung Gardu hubung berfungsi sebagai penghubung antara beberapa penyulang
sehingga terjadi interkoneksi antar penyulang. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam melakukan manuver pada saat terjadi suatu gangguan.
3. Gardu Distribusi Gardu distribusi berfungsi sebagai pengubah tegangan distribusi primer
menjadi tegangan distribusi sekunder atau dari 20 kV menjadi 400/231 V.
Berdasarkan bentuk kontruksinya, gardu distribusi dibagi menjadi dua
macam yaitu :
1. Gardu Distribusi Pasangan Dalam Ada dua macam tipe gardu pasangan dalam yaitu gardu tembok (beton) dan
gardu kios.
2. Gardu Distribusi Pasangan Luar Gardu distribusi pasangan luar biasa disebut dengan gardu tiang dimana
terdapat dua tipe yaitu gardu cantol, menggunakan satu tiang dan gardu
portal, menggunakan dua tiang. Yang dilengkapi dengan FCO (Fuse Cut
Out), Trafo, dan PHB-TR yang diletakkan pada tiang.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 5
II.2 TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Transformator Distribusi atau disebut trafo distribusi, merupakan suatu alat
listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari suatu tingkat ke tingkat yang
lain melalui suatu gandengan magnet yang cara kerjanya berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus dari listrik diantara
dua belitan atau lebih dengan frekuensi yang sama dan dengan nilai arus dan
tegangan berbeda antara primer dan sekunder. Konstruksi utama dari trafo terdiri
dari sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan yaitu
kumparan primer dan kumparan sekunder, dapat dilihat dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Bagian Trafo
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta
merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak
dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.
II.2.1 Teori Dasar Trafo Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum
Faraday, yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya
medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada kumparan primer
diberikan tegangan yang menyebabkan timbulnya arus sinusoida, maka arus
tersebut menimbulkan terjadinya medan magnet yang dapat menimbulkan
terjadinya fluk yang juga berbentuk sinusoida pada inti besi. Pada kumparan
sekunder yang mendapatkan perubahan fluk dari inti akan mengakibatkan
terjadinya induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan, sehingga
menghasilkan gaya gerak listrik (GGL) yang berbentuk sinusoida.
INTI
KUMPARAN PRIMER
KUMPARAN SEKUNDER
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 6
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Naik
turunnya tegangan pada trafo tergantung dari jumlah lilitan pada kumparan primer
dan kumparan sekunder trafo. Dimana dengan rumus dapat di tuliskan :
.................................................... (1)
Dimana : Up = Tegangan primer
Us = Tagangan sekunder
np = Jumlah lilitan primer
ns = Jumlah lilitan sekunde
Perbandingan antara np dan ns merupakan perbandingan transformasi sama
dengan “a”.
Jika a bernilai lebih dari satu maka fungsi trafo tersebut menaikan tegangan
(Step Up), tetapi jika nilai a kurang dari satu maka fungsi trafo tersebut menurunkan
teganan (Step Down).
Perbandingan “a” sebenarnya tidak sama pada prakteknya hal ini
dikarenakan tidak semua fluk yang ada pada kumparan primer tersalurkan ini
terjadi karena adanya fluks yang bocor.
Gambar 2.2. Fluks bocor pada trafo
Dimana : ΦL1 = fluks bocor pada kumparan primer.
ΦL2 = fluks bocor pada kumparan sekunder.
ΦL1 menimbulkan X1 dan ΦL2 menimbulkan X2, kumparan primer mempunyai
tahanan R1 dan kumparan sekunder mempunyai tahanan R2. Sehingga
rangkaiannya adalah sebagai berikut.
UsUp
nsnp
ΦL1 ΦL2
Φ
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 7
Gambar 2.3. Rangkaian trafo akibat fluks bocor
Untuk mengurangi fluks bocor tersebut maka dibuatlah kedua kumparan
pada inti yang sama. Namun rugi-rugi pada trafo tidak dapat dihindari, karena
adanya sirkuit magnet pada inti tidak semua dapat menimbulkan induksi. Hal
tersebut disebabkan karena sebagian hilang pada inti trafo itu sendiri, yang disebut
rugi histerisis dan sebagian lagi tidak dapat digunakan untuk menginduksi, hanya
berpusar pada bagian inti saja yang disebut rugi Arus Eddy (Eddy Current).
II.2.2 Perhitungan Arus Beban Penuh Pada Transformator Daya Trafo jika dilihat dari sisi tegangan dan arus dapat dilihat pada rumus
dibawah ini :
S = √3 . VP-P . I . .......................................................................... (2)
Dimana :
S : Daya trafo (kVA)
V : Tegangan fasa-fasa sisi sekunder (V)
I : Arus trafo(A)
Dari Persamaan diatas maka diperoleh untuk arus nominal dari trafo adalah seperti
dibawah ini :
................................................................. (3)
Dimana :
IN : Arus Nominal Trafo (A)
Untuk mencari besarnya daya pada masing-masing fase dapat menggunakan
rumus dibawah ini :
Ep Up
R1 X1
Us Es
X2 R2
S IN =
√3 . V
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 8
PR = IR . VR-N . cos θ .......................................................................... (4)
PS = IS . VS-N . cos θ .......................................................................... (5)
PT = IT . VT-N . cos θ .......................................................................... (6)
Dimana :
PR, PS, PT : Daya masing – masing fasa R, S dan T (Watt)
IR, IS, IT : Arus masing-masing fasa R, S, T (Ampere)
VR-N, VS-N, VT-N : Tegangan fasa dengan netral (Volt)
Pada saat beban dan tegangan imbang maka arus antara ketiga fasa
tersebut besarnya sama sehingga :
PTOT = PR + PS + PT
PTOT = (IR + IS + IT) . VP-N . cos θ
PTOT = 3 . I . VP-N . cos θ ............................................................... (7)
II.3 BEBAN IMBANG DAN TAK IMBANG HUBUNGAN STAR (Y)
II.3.1 Beban Imbang Hubungan Star (Y) Beban tiga fasa dapat dikatakan imbang bila arus pada fasa masing-masing
memiliki nilai yang sama dengan perbandingan perbedaan sudut antara fasa R, S,
dan T adalah sebesar 120O. Saat beban pada masing-masing fasa seimbang maka
penjumlah arus secara vektor yang mengalir pada fasa netral adalah nol (0). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4.
IT IR
IS
Gambar 2.4. Arus IN saat beban imbang
Pada gambar 2.4 tidak terdapat arus pada fasa netral hal ini karena masing-
masing beban pada masing-masing fasa sama, IN = IR + IS + IT = 0.
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 9
II.3.2 Beban Tak Imbang Hubungan Star (Y) Beban tiga fasa dikatakan tak imbang bila arus pada fasa masing-masing
memiliki nilai yang tidak sama dengan perbandingan perbedaan sudut antara fasa
R, S, dan T tidak sama. Saat beban pada masing-masing fasa tidak seimbang
maka penjumlah arus secara vektor yang mengalir pada fasa netral tidak sama
dengan nol (0). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5
IT IR
ISIN = IR+IS+IT
Gambar 2.5. Arus IN saat beban imbang
Untuk lebih jelasnya mengenai ketidak seimbangan beban dan sudut pada
masing-masing fasa secara vektoris dapat dilihat pada gambar 2.6
`
120o
135o
105o
`
IR
IN
IS
IT
IR + IT
Gambar 2.6. Vektor ketidak seimbangan arus beban
Perhitungan vektoris pada gambar 2.6 adalah sebagai berikut :
IR/S/T = IR/S/T Real + IR/S/T Imaj
IR/S/T Real = IR/S/T Cos θ
IR/S/T Imaj = IR/S/T SIN θ
IN = IR + IS + IT
IN = I R+S+T Real + I R+S+T Imaj
IN = √((I R+S+T Real)2 + (I R+S+T Imaj)2) L TAN -1 (I R+S+T Imaj) .................... (8)
(I R+S+T Real)
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 10
Besarnya susut daya akibat dari timbulnya arus pafa fasa netral adalah
seperti terlihat pada persamaan 9. Daya yang timbul adalah sebagai akibat adanya
tahanan pada panampang kabel netral. PN = IN2 x RN ................................................................(9)
Dimana : PN : Daya pada penghantar netral (watt)
IO : Arus yang mengalir pada netral trafo (A)
RN : Tahanan penghantar netral trafo (ohm)
II.4 PAPAN HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH (PHB TR) Sesuai dengan namanya PHB-TR berfungsi sebagai papan penghubung dan
pembagi antara trafo distribusi dengan Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Dimana
pada PHB-TR terdapat busbar pembagi jurusan. Umumnya untuk gardu pasangan
luar jurusan dibagi menjadi empat jurusan.
PHB-TR standar terdiri dari dua kelompok peralatan pendukung yaitu :
1. Peralatan Utama
Peralatan utama terdiri dari Sakelar Utama, Busbar dan saluran pembagi,
penjepit fuse, fuse dan sistem pembumian.
2. Peralatan Pelengkap
Peralatan pelengkap terdiri dari instrumen ukur, alat testing tegangan
saluran, kontaktor magnet dan penerangan.
Bentuk dan rangkaian dalam PHB-TR dapat dilihat seperti pada gambar 2.7.
Gambar 2.4. PHB-TR jenis lemari.
Gambar 2.7. PHB-TR jenis lemari
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 11
BAB III PEMBAHASAN
Untuk mengoptimalkan penggunaan trafo distribusi perlu adanya
manajemen transformator yang baik yang didasarkan pada faktor beban yang ada.
Dalam melaksanakan manajemen transformator perlu dilakukan dengan pendataan
trafo distribusi yang terpasang serta pengukuran beban.
III.1. DATA PENGUKURAN Pengukuran gardu distribusi dilakukan pada waktu malam hari (Waktu beban
puncak). Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran arus masing-masing fasa
pada tiap-tiap jurusan (fasa R, fasa S, fasa T, dan fasa N), tegangan induk dan
tegangan ujung pada tiap-tiap jurusan. Sampling data pengukuran gardu diperoleh
dari data pengukuran pada penyulang Imam Bonjol yang ditunjukkan dalam
Lampiran 1. Data pengukuran tersebut kemudian di-entry pada database gardu
pada menu entry data → pemeliharaan gardu → pengukuran.
Data treatment minyak trafo diperoleh dari pekerjaan treatment yang
dilaksanakan Area Jaringan Bali Selatan pada tahun 2008. Sampling data yang
diambil adalah pekerjaan treatment minyak trafo pada penyulang Merdeka yang
ditunjukkan dalam tabel 3.1. Data tersebut digunakan sebagai data masukan untuk
menu entry data → pemeliharaan gardu → treatment oil.
Tabel 3.1. Data Treatment Minyak Trafo
S ebelum S esudah S aring Tambah Ganti total1 15 J uli 2008 DT 27 200 Unindo 62150 1995 27,00 57,8 225 112 15 J uli 2008 DT 206 250 Unindo 76275 2003 29,83 59 250 133 15 J uli 2008 DS 47 250 Unindo 72751 2000 16,16 46,41 250 134 15 J uli 2008 DS 275 250 B & D 0838 2000 22,50 44,91 270 145 15 J uli 2008 DB 339 100 S intra 65009171 2005 28,16 58,2 160 86 15 J uli 2008 DB 474 160 Unindo 82140 2007 23,00 59 323 167 15 J uli 2008 DT 29 250 T rafindo 0030280 2000 24,16 57,8 330 178 15 J uli 2008 DT 155 160 B & D 9702762 1997 34,33 ‐ baik9 15 J uli 2008 DT 107 200 T rafindo 0330521 2003 40,00 ‐ baik
10 18 J uli 2008 DT 39 250 S tarlite 001006 2000 20,50 56,6 400 202.208 110
Has il Dielektrik Volume ( L tr)No. Tanggal Kode Gardu Daya Merk Nomor S eri Tahun
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 12
Sampling data ganti minyak trafo yang dikerjakan pada tahun 2008 di
wilayah AJ Bali Selatan ditunjukkan dalam tabel 3.2. Data tersebut digunakan
sebagai data masukan untuk menu entry data → pemeliharaan gardu → ganti oil.
Tabel 3.2. Data Ganti Minyak Trafo
Sebelum Sesudah Saring Tambah Ganti total1 23 Juli 2008 Sedap Malam DS42 200 Unindo 1997 19,75 144,8 80 144,82 21 Juli 2008 Renon DS212 160 Unindo 3350 1974 17,08 188 70 1883 25 Juli 2008 Panjer DS169 400 Starlite 71011 2000 28,66 497,5 90 318,4
65,49 830,3 240 651,2
TahunHasil Dielektrik Volume ( Ltr)
PenyulangNo. Tanggal Kode Gardu Daya Merk Nomor Seri
III.2. DATABASE GARDU Struktur menu database gardu distribusi yang akan dibuat direncanakan
seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Struktur Menu Database Gardu Distribusi
Menu Utama
Entry Data
View Report
Export Data
Sudah Entry
Exit
Menu Export Data
Pengukuran Beban 80 Atas Treatment Oil Ganti Oli Inspeksi Gardu Gangguan Trafo Back
Pemeliharaan Gardu Inspeksi Gardu Gangguan Trafo Back
Menu Entry Data
Pengukuran Treatment Oil Ganti Oil Back
Menu Pemeliharaan Gardu
Komponen Pelengkap Index Polaritas Tahanan Isolasi Minyak Trafo Back
Menu Inspeksi Gardu
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 13
Database Gardu yang dibuat ini terdiri dari 4 menu yaitu menu Entry Data,
Menu View Report, Menu Export Data dan menu Sudah Entry. Untuk menu Entry
Data terdiri dari submenu Pemeliharaan Gardu, Inspeksi Gardu dan Gangguan
Trafo. Submenu Pemeliharaan Gardu terdiri dari Pengukuran, Threatment Oil dan
Ganti Oil. Submenu Inspeksi Gardu terdiri dari Komponen Pelengkap, Tahanan
Isolasi, Index Polaritas dan Minyak Trafo.
Setelah data-data pengukuran dimasukkan pada menu Entry Data
Pengukuran, maka dari menu View Report bisa diketahui data pembebanan gardu,
data trafo, data LV Board, data tegangan ujung dan data jurusan yang mengalami
beban lebih. Hasil dari menu View Report bisa dilihat pada Lampiran 2.
Menu Export Data terdiri dari submenu Pengukuran, Beban 80 Atas,
Treatment Oil, Ganto Oil, Inspeksi Gardu dan Gangguan Trafo. Menu Export Data
ini digunakan untuk menampilkan data-data pengukuran yang sudah diolah
database dalam format Microsoft Office Excel.
Menu Sudah Entry merupakan menu untuk mencari rekap data semua
pengukuran gardu yang telah di-entry pada database dalam format Microsoft Office
Excel. Data yang ditampilkan didasarkan pada bulan dan tahun tertentu.
Tampilan Menu dari Database Gardu ini ditunjukkan dalam gambar dibawah
ini.
Gambar 3.2. Tampilan Menu Utama
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 14
Gambar 3.3. Tampilan Menu Entry Data Pengukuran
Gambar 3.4. Tampilan Menu Entry Data Treatment Oil
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 15
Gambar 3.5. Tampilan Menu Entry Data Ganti Oil
Gambar 3.6. Tampilan Menu Entry Data Inspeksi Gardu
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 16
Gambar 3.7. Tampilan Menu Entry Data Gangguan Trafo
Gambar 3.5. Tampilan Menu View Report
Gambar 3.6. Tampilan Menu Sudah Entry
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan
Pembuatan Database Gardu Distribusi 17
BAB IV PENUTUP
IV.1. KESIMPULAN
Dari database gardu distribusi yang dibuat maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Data asset berupa trafo dan LV Board dapat ter-manage dengan baik.
2. Data hasil pengukuran gardu, LV Board, treatment trafo, ganti minyak
trafo dan inspeksi gardu dapat tersimpan dalam database.
3. Dari data hasil pengukuran gardu dan LV Board yang sudah di-entry
pada database dapat diketahui data trafo dan LV Board, pembebanan
trafo, tegangan ujung dan jurusan yang mengalami over load pada menu
View Report.
4. Dari data treatment minyak trafo, ganti minyak trafo dan inspeksi gardu
dapat digunakan sebagai analisis untuk merencanakan pemeliharaan
selanjutnya yang lebih terarah dan efektif.
IV.2. SARAN Meskipun database gardu distribusi yang telah dibuat ini dapat bekerja
sesuai yang direncanakan, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan database ini di kemudian hari, diantaranya adalah :
1. Perlu adanya menu untuk analisa gangguan trafo secara menyeluruh,
dilihat dari aspek daya terpasang, tahun buat, merk trafo dan penyebab
gangguan.
2. Perlu adanya menu untuk record historical trafo setelah direkondisi.