DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDISIAPKAN SEBAGAI BAHAN UNTUK
DIALOG INTERAKTIF DI STUDIO TRIJAYA FM18 JUNI 2008
INTERNATIONAL YEAR OF SANITATION 2008 DI INDONESIA DAN
DSDP SEBAGAI SALAH SATU UPAYA REALISASI PERBAIKAN SANITASI
INTERNATIONAL YEAR OF SANITATION 2008
LATAR BELAKANG IYS 2008
Pada bulan September 2000 UN General Assembly mengadopsi 8 sasaran Millenium Development Goal (MDGs) yang bertujuan menghimbau masyarakat dunia untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan manusia. Selanjutnya pada September 2002, World Summit on Sustainable Development di Johannsburg mempertegas kembali MDGs tersebut dan menambahkan bahwa akses terhadap sanitasi merupakan isu utama dalam pengentasan kemiskinan.
Dalam sesi 12 dari UN Nations Commision on Sustainable Development (CSD 12) yang dilaksanakan di New York pada bulan April 2004, diidentifikasi adanya konstrain dan tantangan pelaksanaan pencapaian MDGs termasuk target akses terhadap sanitasi dasar. Berdasarkan pengkajian tersebut, CSD 13 pada bulan April 2005 merekomendasikan kebijakan yang akan dilaksanakan negara-negara Anggota UN untuk mengatasi tantangan-tantangan MDGs tersebut. Dalam seminar CSD 16 yang diselenggarakan pada bulan Mei 2008 General Assembly memutuskan untuk menetapkan tahun 2008 merupakan “International Year of Sanitation (IYS)”. General Assembly menghimbau negara-negara anggota untuk memanfaatkan IYS ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi yang dipromosikan di semua tingkatan dengan memperhatikan rekomendasi CSD 13.
SASARAN IYS 2008
Meningkatkan kepedulian dan mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDG’S) yaitu untuk mengurangi setengah proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap sanitasi dasar pada tahun 2015
MAKSUD IYS 2008
Untuk menuntun komunitas global tetap dalam jalur/track pencapaian sanitasi dalam MDGs. Sanitasi merupakan pondasi dari kesehatan, martabat dan pembangunan. Peningkatan akses sanitasi khususnya untuk kaum miskin merupakan sesuatu yang sangat fundamental untuk pencapaian semua sasaran MDGs.
TUJUAN IYS 2008
1. Meningkatkan kesadaran dan komitmen untuk semua pelaku disegala tingkatan, baik di dalam maupun diluar sektor, dalam arti pentingnya pencapaian sasaran sanitasi MDGs termasuk kesehatan, persamaan gender, pendidikan, pembangunan berkelanjutan, isu ekonomi dan lingkungan.
2. Mobilisasi gabungan pemerintah baik dari tingkat pusat maupun daerah, institusi keuangan, operator sanitasi, sektor swasta dan masyarakat melalui kolaborasi kesepakatan dalam hal bagaimana dan siapa yang akan mengambil langkah-langkah penanganan sanitasi saat ini.
3. Menjamin kesepakatan-kesepakatan yang ada dalam pelaksanaan yang efektif untuk scale-up program sanitasi dan perkuatan kebijakan sanitasi melalui penugasan tanggung jawab yang jelas untuk mencapai penanganan sanitasi ini pada tingkat nasional dan internasional.
4. Menganjurkan pendekatan demand driven, berkelanjutan dan penyelesaian secara tradisional serta pilihan yang diinformasikan dengan mengenali pentingnya proses pelaksanaan pekerjaan yang dimulai dari tingkat bawah atau dari masyarakat.
TUJUAN IYS 2008…lanjutan
5. Menjamin peningkatan pendanaan untuk lompatan awal dan progres yang berkelanjutan melalui kesepakatan alokasi pendanaan dari pemerintah dan partnes pembangunannya.
6. Mengembangkan dan memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia melalui pengenalan di semua tingkatan bahwa progres dalam pencapaian sasaran sanitasi dalam MDGs melibatkan keterkaitan program-program dalam kesehatan, permukiman dan fasilitas sekolah termasuk juga pengumpulan, pengolahan dan pembuangan serta penggunaan kembali air limbah domestik.
7. Mobilisasi masyarakat, pentingnya peran wanita bersama-sama dengan kombinasi yang memadai antara software dan hardware merupakan hal yang sangat esensial.
8. Mempertinggi keberlanjutan and keefektifan penyelesaian sanitasi untuk meningkatkan dampak positif terhadap kesehatan, penerimaan sosial dan budaya, kelayakan teknologi dan kelembagaan, dan perlindungan terhadap lingkungan dan alam.
9. Mempromosikan dan mempelajari best practice sanitasi yang akan mempengaruhi pemahaman dan peningkatan investasi sektor sanitasi.
KEGIATAN-KEGIATAN TERKAIT IYS 2008 DI INDONESIA
• Launching IYS dengan tema “Sanitasi adalah Jawaban”. • Mengaitkan kegiatan IYS dengan peringatan Hari Air Dunia 2008 dengan
tema “Sanitasi Lestarikan Air dan Lingkungan”.• Penayangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di televisi dan radio.• Mengadakan talkshow tentang sanitasi di televisi, radio, dan live. • Mengadakan workshop, kunjungan, dan diskusi tentang sanitasi khusus
media.• Mengadakan workshop-workshop, seminar, kursus, dan konferensi tentang
sanitasi di tingkat nasional.• Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan Internasional yang berhubungan
dengan IYS seperti Expo Zaragoza 2008-Water for sustainable development, dll.
• Mengadakan temu bisnis sanitasi dalam rangka menggalakkan kerjasama pemerintah dan swasta dibidang sanitasi.
• Menyelenggarakan dan ikut serta dalam pameran yang berhubungan dengan sanitasi
• Mengadakan berbagai lomba bertema sanitasi seperti lomba poster sanitasi, lomba karya tulis ttg sanitasi, lomba 3R tingkat SD, Sanimas award, Toilet Award, Lomba Sanitasi tingkat SD
• Peresmian proyek-proyek sanitasi seperti DSDP dan CDM di TPA Suwung, dll.
KONDISI EKSISTINGSANITASI DI INDONESIA
9
Perilaku Masyarakat Yang Tidak Seharusnya
mencuci dan mandi di sungai tercemar
Sampah di saluran drainase
Air Buangan industri tanpa pengolahanan
buang air besar sembarangan (open defecation)
Jamban yang asal-asalan
pembuangan lumpur tinja secara liar
10
ratusan ribuanak mati diare
puluhan ributon tinja per hari
75 % air sungaitercemar
milyaran rupiahongkos
produksiair naik per
tahun
70 % air tanahtercemar
Permasalahan Sanitasi di Indonesia:
Studi ADB: Kerugian ekonomi yang terkait sanitasi yang buruk diperkirakan sekitar Rp
42,3 triliyun per tahun, atau 2% dari GDP Setiap tambahan konsentrasi pencemaran BOD sebesar 1 mg/liter pada
sungai meningkatkan biaya produksi air minum sekitar Rp 9.17/meter kubik menyebabkan kenaikan biaya produksi PDAM sekitar 25% dari rata-rata tarif air nasional.
Permasalahan Sanitasi di Indonesia (lanjutan):
Bappenas 2005 :
• Indonesia berada di peringkat ke 6 dari 9 negara di asia Tenggara dalam hal pelayanan sanitasi. Bahkan akan disusul oleh Vietnam yang menempati posisi ke-7 jika pelayanan sanitasi kita tidak ditingkatkan
• Sampai saat ini prosentase masyarakat yang masih buang kotoran di tempat terbuka adalah 19,67 % penduduk perkotaan dan + 40% penduduk perdesaan atau sekitar 43 juta jiwa. Target RPJM 2009 adalah Indonesia bebas dari buang kotoran di tempat terbuka (open defecation free).
• Investasi infrastruktur sanitasi perlu ditingkatkan dari sekitar Rp. 200,- per kapita / tahun menjadi Rp. 47.000 per kapita/tahun
Meningkatkan waktu produktif masyarakat sekitar 34% - 79%. Mengurangi biaya kesehatan 6% - 19% dan mengurangi biaya
pengobatan sekitar 2% - 5%
SANITASI TERPUSAT (SEWERAGE AND WASTEWATER TREATMENT PLANT /IPAL)
AIR DARI TANGKI SEPTIK DIRESAPKAN KEDALAM TANAH, ATAU MENGALIR KE AIR PERMUKAAN
PENDUDUK PERKOTAAN YANG MENIKMATI SANITASI TERPUSAT BARU 2,21 %
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TANGKI SEPTIK (IPLT)
Profil Prasarana dan sarana “Sanitasi” di Indonesia
Sumber : Wastewater Sanitation (NAP) 2002
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
SANITASI SETEMPAT
PENDUDUK YANG PUNYA AKSES KEPADA PRASARANA SARANA SANITASI SETEMPAT BARU 80% DIPERKOTAAN DAN 60 % DIPERDESAAN
13
Target Pencapaian MDG’s Akses Kepada Prasarana & Sarana Sanitasi Dasar Di Indonesia
(BPS 1992- 2006, SUSENAS)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Thn1992
Thn1993
Thn1994
Thn1995
Thn2000
Thn2001
Thn2002
Thn2003
Thn2004
Thn2005
Thn2006
Thn2007
Thn2008
Thn2009
Thn2010
Thn2011
Thn2012
Thn2013
Thn2015
Total
Rural
Urban
74,84 %
Target MDG’s
Target RPJMN 100 %
Tk Pelayanan MDG’s
Tk Pelayanan RPJMN
DASAR PENGEMBANGAN PRASARANA & SARANA SANITASI
KERANGKA DASAR DAN MAKSUD PENGEMBANGAN PRASARANA & SARANA SANITASI
1.1. Mencegah penyebaran ( kontaminasi) penyakit Mencegah penyebaran ( kontaminasi) penyakit
melalui air (waterborne diseases) dan vektor. melalui air (waterborne diseases) dan vektor.
2.2. MencegahMencegah dan menanggulangimenanggulangi pencemaranpencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidupkerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh air limbah dan sampah air limbah dan sampah
domestikdomestik.
3. Melakukan pemulihan kualitas lingkunganpemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemartercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali
PASAL 20 UU No 7/2004 ttg SDA
1. Konservasi sumber daya air ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber daya air.
2. Konservasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, serta pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai.
3. Ketentuan tentang konservasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi salah satu acuan dalam perencanaan tata ruang.
Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk
melindungi dan melestarikan sumber air beserta
lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau
gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk
kekeringan dan yang disebabkan tindakan manusia.
PASAL 21 ayat (1) UU No 7/2004 ttg SDA
PASAL 21 ayat (2) UU No 7/2004 ttg SDA
Perlindungan dan pelestarian sumber air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui :d. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
PENGEMBANGAN SEWERAGE DI DENPASAR MENUNJUKKAN BAHWA DI DENPASAR DAN
SEKITARNYA SUDAH MULAI MEMENUHI KERANGKA DASAR KEDUA YAITU MENINGKATKAN KESEHATAN
MASYARAKAT SEKALIGUS MELINDUNGI LINGKUNGAN
• Pada umumnya pengembangan sanitasi di Indonesia
masih berusaha memenuhi kerangka dasar pertama
yaitu mengembangkan prasarana dan sarana sanitasi
dasar untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air,
sehingga kondisi kesehatan masyarakat makin baik .
PENGEMBANGAN SAAT INI
PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERPIPAAN AIR LIMBAH TERPUSAT DI INDONESIA
• Rehabilitasi dan pengembangan sistem perpipaan air limbah terpusat lama di 5 kota yaitu
MEDAN,BANDUNG, YOGYAKARTA, SURAKARTA, DAN CIREBON
• Pengembangan sistem sistem perpipaan air limbah terpusat baru di 4 kota yaitu
JAKARTA, TANGERANG, BANJARMASIN DAN DENPASAR
• Rencana pengembangan di 3 kota yaitu
MAKASAR, SURABAYA, DAN PALEMBANG
UPAYA TERKAITPENGEMBANGAN SANITASI DI INDONESIA
Perubahan Paradigma Pengelolaan Air Limbah
Pioneer : World Bank, Borda NGO and AMPL Working Group
Paradigma LamaParadigma Lama Paradigma baruParadigma baru
TARGET ORIENTED
• Rendahnya kesadaran masyarakat
• Sistem sanitasi tidak berkelanjutan
PUBLIC NEEDS ORIENTED
• Masyarakat berperan langsung sebagai komponen pembangunan
• Sistem sanitasi menjadi berkelanjutan
22
Sasaran RPJMN 2005-2009 dan Program – Air Limbah
Sasaran RPJMN 2005-20091. Meningkatnya utilitas IPLT dan
IPAL hingga minimal 60%2. Terciptanya free open defecation3. Berkurangnya pencemaran
sungai akibat pembuangan tinja hingga 50%
4. Dikembangkannya sistem airlimbah terpusat
Program1. Program Pemberdayaan
Masyarakat2. Program Pengembangan
Kelembagaan3. Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Kebijakan1. Peningkatkan akses air limbah baik
on-site maupun off-site, di perkotaan dan perdesaan,
2. Peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
4. Penguatan kelembagaan 5. Pengembangan perangkat peraturan
perundangan
23
PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN
Lingkungan/Kawasan(neighborhood)
Skala Kota (city wide) Skala Regional/Nasio
nal
Berbasis InstitusiBerbasis Masyarakat
Skala Penanganan
Pendekatan
Pengembangan PS pelayanan kota berdasarkan demand
responsive Pembangunan prasarana dan sarana air limbah mendukung kerjasama antar kota/daerah dalam melindungi pencemaran badan air
Kota metropolitan & besar : off site /sewerage sistem
Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu – foculs pada pelayanan IPLT (peningkatan on site management)
Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan, terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revitalisasi kota lama
Kota/kawasan baru: Pembangunan sistem
sewerage untuk kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH)
Mendorong pembangunan sistem sewerage untuk kota baru melalui investasi
Kota metropolitan & besar : off site /sewerage sistem
Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu – foculs pada pelayanan IPLT (peningkatan on site management)
Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan, terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revitalisasi kota lama
Kota/kawasan baru: Pembangunan sistem
sewerage untuk kawasan Rumah Sederhana Sehat (RSH)
Mendorong pembangunan sistem sewerage untuk kota baru melalui investasi
Prokasih dan sejenisnya
Prokasih dan sejenisnya
1.Pro poor
2.Kawasan kumuh & rawan sanitasi
1 Desa : Model CLTS On-site sanitasi2. Kumuh perkotaan : Model SANIMAS Off-site skala kecil
1 Desa : Model CLTS On-site sanitasi2. Kumuh perkotaan : Model SANIMAS Off-site skala kecil
KAMPANYE SANITASI NASIONAL
MAKSUD KAMPANYE SANITASI NASIONAL
• Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya sanitasi
TUJUAN KAMPANYE SANITASI NASIONAL
1. Memberikan edukasi mengenai AIR SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN bagi semua. Jika sumber-sumber air bersih tidak dijaga dari pencemaran akan membawa penyakit.
2. Sebagai bagian dari kampanye awareness raising IYoS 2008
3. Sanitasi menjadi salah satu prioritas utama masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Terjadinya perubahan perilaku hidup masyarakat ke arah Pola Hidup Bersih dan Sehat.
PESAN – PESAN KUNCIDALAM KAMPANYE SANITASI NASIONAL
• Air sumber kehidupan yang harus dijaga
• Sanitasi buruk akan membuat kualitas hidup masyarakat pun buruk (rentan terhadap penyakit, kekurangan gizi akibat diare, dsb)
• Pemerintah perlu bertindak untuk mengatasi sanitasi buruk dan mengalokasikan dana yang memadai untuk pembangunan sarana dan prasarana sanitasi
• Masyarakat diharapkan dapat membangun fasilitas MCK yang memenuhi standar nasional
• Menjaga kebersihan dan kesehatan dengan selalu mencuci tangan pakai sabun setelah BAB
POIN-POIN PENTING TERKAIT DENGAN PEMBANGUNAN DSDP
• Kelayakan sarana sanitasi akan mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat dalam hal kualitas lingkungan, kesehatan dan ekonomi.
• DSDP adalah proyek pembangunan sistem perpipaan air limbah terpusat yang cakupannya meliputi Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
• Ide pembuatan DSDP didasari pada pencemaran perairan Teluk Benoa yang ditindaklanjuti dengan studi masterplan JICA yang dilaksanakan Tahun 1991-1992.
• Proyek ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia, Pemprov Bali dan Pemerintah Jepang yang didanai oleh loan dari JBIC dengan kode IP-431 yang efektif sejak 15 Desember 1994 dan loan akan berakhir pada Oktober 2008 setelah mengalami perpanjangan.Pelaksanaan pembangunan ini merupakan tahap pertama dari 3 tahap yang direncanakan.
• Pada tahap I pembangunan DSDP ini meliputi pembangunan jaringan pipa air limbah dengan panjang total 129 km yang meliputi jaringan pipa induk, sekunder, tersier dan lateral serta pembangunan IPAL di Suwung.
• Untuk pembangunan DSDP Tahap II telah ditandatangani perjanjian loan dengan kode IP-550 pada 28 Maret 2008 dimana konstruksi akan mulai dilaksanakan pada tahun 2009 s.d 2014
• Untuk meminimalisir gangguan aktivitas masyarakat akibat pembangunan sistem ini diterapkan pelaksanaan clean construction dan di sebagian tempat diterapkan metode pipe jacking
• Untuk pengelolaan sistem perpipaan air limbah terpusat ini telah dibentuk Badan Layanan Umum Pengelolaan air Limbah (BLUPAL) yang diprakarsai oleh Provinsi Bali.
PROFIL DSDP I
KONTRIBUSI PENTING DSDP BAGI BALI
1.Aspek Lingkungan: mengurangi pencemaran air tanah, air sungai, dan menjaga kebersihan pantai dari limbah, baik limbah hotel maupun limbah domestik.
2.Aspek kesehatan: mengurangi penyakit, meningkatkan gizi, meningkatkan kemampuan (anak-anak), dan meningkatkan produktivitas kerja (dewasa).
3.Aspek citra: mempertahankan citra Bali sebagai Paradise Island yang masih murni keindahan alamnya
LOKASI
SERVICE AREA (Ha)
PENDUDUK TERLAYANI
(PE = Population Equivalent)
TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP II
DENPASAR 520 250 71.000 40.000
SANUR 330 115 31.000 17.500
KAWASAN KUTA
295(Legian Seminyak)
350(Kuta)
58.000(Legian Seminyak)
32.500(Kuta)
TOTAL 1.145 715 160.000 90.000
Cakupan Pelayanan DSDP
DSDP I• Nama Proyek : Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) I
• Pembiayaan : Loan OECF/JBIC IP-431 (Pemerintah Pusat) 5,4 milyar yen ~ 480,6 milyar rupiah
Pemerintah Pusat : Rp. 66,4 milyar
Pemprov Prop. Bali : lahan IPAL seluas 10 ha ( Rp. 100 milyar)
Pemkot Kota Denpasar : Rp. 8,8 milyar + lahan PS Sanur (700 m2)Pemkab Kab. Badung : Rp. 6,6 milyar + lahan PS Kuta (600 m2)
Total = Rp 562,4 Milyar + 11,3 Ha Lahan
• Loan Agreement : 29 Nopember 1994
• Closing date : 15 Desember 2002
• Perpanjangan Loan : 15 Oktober 2008
• Master Plan : 1991 – 1992 (JICA)
• Detail Desain : 1997 – 2000 (PCI dan Asosiasi)
• Studi Amdal & Sosialisasi
• Pelaksanaan Fisik : 2004 - 2008
TOTAL AREA PELAYANAN : 1.145 Ha ( 103.200 jiwa)Denpasar : 520 Ha ( 73.700 jiwa)
Sanur : 330 Ha (16.500 jiwa)
Kuta : 295 Ha (13.000 jiwa)
SISTEM PENGUMPULAN DAN PENYALURAN AIR LIMBAH
Jaringan Pipa : 128.956 m128.956 m– Pipa Induk : Ǿ 200mm – 800mm (pipa RC) = 93.762 m
– Pipa Sekunder/Tersier : Ǿ 200mm – 250mm (pipa RC) = 27.099 m
– Pipa lateral : Ǿ 150mm (pipa PVC) = 2.891 m
– Pipa force main : Ǿ 500mm – 600mm (pipa baja;L= 8.095 m)
– Wet Pit dengan pompa submersibel (di 7 lokasi)
Rumah Pompa :• Sanur : 3 unit pompa @ 100 l/detik • Kuta : 3 unit pompa @ 200 l/det
Sambungan Rumah : + 9.890 unit
DSDP I
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Kolam Aerasi dan Sedimentasi : Lokasi : Suwung, Desa Pemogan,Denpasar Luas area : 10 ha Kapasitas total direncanakan : 51.000m3/hari Kualitas influen : 170 mg/lt Kualitas effluen : < 30 mg/lt
Bangunan : Inflow Pumping Station Bangunan / Ruang Electrical Kantor dan Laboratorium Bak Ekualisasi (untuk menampung lumpur dari septik
Tank/Truck Tinja)
DSDP I
DAERAH
PELAYANAN
DSDP
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) SUWUNG DENPASAR, BALI (DSDP I)
PERTANYAAN DAN JAWABANNYA
Pertanyaan 1 :• Apa latar belakang dan tujuan IYoS 2008
Jawaban:Sudah cukup jelas dalam bagian International Year of Sanitation 2008
Pertanyaan 2 :• Bagaimana kondisi umum sanitasi di Indonesia?
Jawaban:Sudah cukup jelas dalam bagian Kondisi EksistingSanitasi di Indonesia
Pertanyaan 3 :• Apa saja kegiatan yang dicanangkan PU dalam
IYoS 2008
Jawaban:Rincian kegiatannya dapat dilihat pada tabel terlampir
Pertanyaan 4 :• Target apa yang diharapkan PU dari Kampanye
Sanitasi Nasional?
Jawaban:Target utama dari kampanye ini adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan perlunya memprioritaskan sanitasi dalam kehidupannya yang memacu perubahan pola hidup kearah perilaku hidup bersih dan sehat.
Pertanyaan 5 :• Apakah Kampanye Sanitasi dalam rangka IYoS
2008 hanya dilaksanakan oleh PU?
Jawaban:
Tentu saja tidak. Kampanye ini dapat terlaksana berkat kerjasama dengan berbagai pihak baik instansi pemerintah maupun pihak swasta yang terkait dan peduli dengan kegiatan pengembangan sanitasi.
Pihak yang terkait diantaranya Bappenas, Pokja AMPL, ISSDP, UNICEF, ESP-USAID, Mercy Coprs, Borda, WSP-EAP, Depkes, Depdiknas, dan instansi lainnya (LSM lokal, LSM internasional, Universitas, dll)