Semarang, 31 Januari 2013
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I
dr. H.R Dedi Kuswenda, M.Kes
Direktur Bina Upaya Kesehatan dasar
1
A.KEBIJAKAN NASIONAL
B.REVITALISASI PUSKESMAS
DAN GATE KEEPER
C.PUSKESMAS PONED
D.AKREDITASI DAN PATIENT
SAFETY
Sistematika
2
VISIMASYARAKAT SEHAT
YANG MANDIRIDAN
BERKEADILAN
INDONESIASEHAT
M I S I
1. Derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat(swasta dan masyarakat madani)
2. Melindungi kesehatan masyarakat dg menjamin tersedianya upaya kese-hatan yang paripurna, merata, bermutu,dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
1. Pro Rakyat
2. Inklusif
3. Responsif
4. Efisien Efektif
5. Bersih3
Visi, Misi Kementerian Kesehatan 2010-2014
ARAH KEBIJAKANKEMENTERIAN KESEHATAN
Dilakukan melalui : (a) Pemihakan Kebijakan dan Pengalokasian Sumber
Daya yang Lebih Membantu Kelompok Miskin dan Daerah Tertinggal; (b)
Pengembangan Instrumen untuk Memonitor Kesenjangan Antar Wilayah
dan Antar Tingkat Sosial Ekonomi ; (c) Peningkatan Advokasi dan Capacity
Building Bagi Daerah Tertinggal.
ARAH & STRATEGI NASIONAL DLM
RPJMN 2010-2014
ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN
KESEHATAN
UPAYA REFORMATIF & AKSELERATIF DLM
MENINGKATKAN AKSES & YANKES
Peningkatan Akses dan kualitas pelayanan kesehatan
4
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2010 - 2014
1. Revitalisasi PelayananKesehatan Dasar
2. Penyediaan , distribusi danretensi SDM Kesehatan
3. Penyediaan dan distribusiobat dan alat kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan
4. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan(PDBK) dan PelayananKesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan danKepulauan (DTPK)
5. Jamkesmas danpencapaian JaminanKesehatan Semesta
6. Reformasi BirokrasiKesehatan
7. PengembanganWorld Class Health Care.
1. Peningkatan kesehatan ibu dan anak dan penurunan kematian bayi
2. Perbaikan gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan kesehatan lingkungan
4. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, keamanan, mutu, penggunaan obat/makanan dan saintifikasi jamu
6. Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas)
7. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier
PENINGKATAN AKSES DAN
KUALITAS YANKES
5
6
Prioritas Pembangunan Kesehatan
RPJMN 2010-2014
Peningkatan akses dan kualitaspelayanan kesehatan
Tema:
Tujuan Pembangunan Milenium / MDGs :
7
Tantangan target pencapaian MDG’s di bidang kesehatan sampai dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit menular seperti HIV&AIDS. Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara AKB dari 34/1000 kelahiran hidup menjadi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.Keberhasilan pencapaian target tersebut sangat dipengaruhi oleh kesiapan puskesmas dalam pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit dalam pelayanan kesehatan rujukan.
8
Puskesmas lebih fokus pada kuratif karena adanyaPuskesmas lebih fokus pada kuratif karena adanyapersepsi dari pemegang keputusan di Kab/Kota, bahwa :
� Kuratif dianggap lebih menguntungkan terutama untuk menambah PAD
� Masyarakat menganggap bahwa Puskesmas fungsinya adalah untuk memperoleh pengobatan
� Kurang dipahaminya konsep SEHAT-SAKIT sebagaipendekatan / cara hidup sehat atau “PARADIGMA SEHAT
LATAR BELAKANG REVITALISASI
9
PARADIGMA
SEHAT SAKIT
• Memelihara• Meningkatkan• Melindungi
Semua Sektor
PromotifPreventif
PerilakuLingkungan
• Menyembuhkan• Memulihkan
Sektor Kesehatan
KuratifRehabilitatif
Pelayanan
Fokus
Tanggungjawab
Penekanan
Pendekatan10
PARADIGMA SEHAT :
Mengutamakan promotif -preventif
Sehat (70%) Mengeluh Sakit (30%)
KIE, Self care
Promosi Kesehatan
Self care (42%) Yankes (58%)
Sarana
Kesehatan
Self care
Nasional
Kualitas Yankes
UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia,
Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes,
Desa Siaga, SBH, Dokter kecil, dll
Sumber : Susenas 2010 11
TUJUAN REVITALISASI PUSKESMAS
MEMPERKOKOH FUNGSI UKM PUSKESMAS
SEBAGAI PRIORITAS
PENGEMBANGAN UKM DAN UKP DALAM
ANTISIPASI SJSN 2014
PENGUATAN LAYANAN PROMOTIF DAN
PREVENTIF
2
DASAR HUKUM PENGATURAN PUSKESMAS
1
3
4
12
Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Dinas
Kesehatan di tingkat
Kecamatan/Kelurahan/Desa yang
merupakan gabungan fasyankes UKM
dan UKP primer/tingkat pertama,
dengan fokus utamanya pada
pelayanan promotif dan preventif,
dalam upaya mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya
Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Dinas
Kesehatan di tingkat
Kecamatan/Kelurahan/Desa yang
merupakan gabungan fasyankes UKM
dan UKP primer/tingkat pertama,
dengan fokus utamanya pada
pelayanan promotif dan preventif,
dalam upaya mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya
13
FUNGSI PUSKESMAS
Penyelenggara UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat)
primer/tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Pusat penyedia data dan informasi kesehatan di
wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan
perannya sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayahnya
Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan
Perseorangan) primer/tingkat pertama, yang
berkualitas dan berorientasi pada pengguna
layanannya
1
2
3
14
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT PRIMER
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT PRIMER UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN PRIMER
UPAYA KESEHATAN
PERSEORANGAN PRIMER
1. Sasaran kelompok dan masyarakat di wilayah
kerja puskesmas.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat primer/tingkat
pertama menjadi tanggung jawab Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada
puskesmas.
3. Bertujuan memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan mencegah penyakit, pada sasaran
kelompok dan masyarakat
1. Pelayanan kesehatan dimana terjadi
kontak pertama secara perseorang-an
sebagai proses awal pelayanan kesehatan
2. Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
dibutuhkan, mempunyai kompetensi
seperti yang ditetapkan sesuai ketentuan
3. Didukung pelayanan kesehatan
perseorangan sekunder dalam sistem
rujukan timbal balik
15
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS
PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN PRIMER
PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN PRIMER
PUSKESMAS SEBAGAI GATE
KEEPER
PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT PRIMER
PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT PRIMER
PUSKESMAS SEBAGAI PEMBERI
LAYANAN PROMOTIF DAN
PREVENTIF DENGAN SASARAN
KELOMPOK DAN MASYARAKAT
UNTUK MEMELIHARA DAN
MENINGKATKAN KESEHATAN
SERTA MENCEGAH PENYAKIT,
16
PROGRAM KESEHATAN DI PUSKESMAS
PROGRAM
KESEHATAN YANG
BERSIFAT GENERIK
PROGRAM KESEHATAN
YANG BERSIFAT
SPESIFIK LOKAL
PROGRAM KESEHATAN
YANG BERSIFAT
PENGEMBANGAN
Merupakan pelayanan
kesehatan yang
sifatnya esensial dasar
Merupakan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang sifatnya
khas di wilayah kerja puskesmas
Merupakan intensifikasi
dari program generik yang
bersifat nasional atau
ekstensifikasi program lain
diluar upaya spesifik lokal
17
1. PELAYANAN KB PADA PUS
2. PELAYANAN GIZI KELUARGA
3. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN
4. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(MENULAR DAN TIDAK MENULAR) TERMASUK
IMUNISASI
5. PELAYANAN KIE DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6. PENGOBATAN DASAR SEDERHANA DAN EMERGENSI
KUALIFIKASI TENAGA PUSKESMAS
PUSKESMAS
a) Tenaga Medis: Dokter, Dokter Gigi
b) Sarjana Kesehatan: Keperawatan, Neurs, Gizi, Sanitarian,
Kesehatan Masyarakat, Farmasi/Apoteker
c) Ahli Madya (D3):
1. Keperawatan (Perawat, Bidan)
2. D3 Gizi
3. D3 Sanitasi
4. D3 Epidemiologi
5. D3 Perawat Gigi
6. D4 Promosi Kesehatan
7. D3 Analis Laboratorium
8. D3 Farmasi/Assisten Apoteker
9. D3 Penunjang Medis lainnya
10.Administrasi (D3 Administrasi, Keuangan, lainnya)
11.Data dan Informasi (D3/SLTA)
d). Juru Mudi/Motoris, Pembantu Umum
,
Tentang Pedoman PenyusunanSDM Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/kota dan Rumah Sakit
18
PEMBIAYAAN PUSKESMAS DALAM KONTEKS REVITALISASI
UKM
1. APBD KAB/KOTA � SPM +
MASALAH SPESIFIK LOKAL DI
KAB/KOTA
2. APBD PROVINSI � MASALAH
SPESIFIK DI PROVINSI
3. APBN PUSAT � PRIORITAS
NASIONAL +PROGRAM
INOVATIF “TOP DOWN”
4. CSR
5. SUMBER LAINNYA
UKP
DANA KAPITASI � setelah
BPJS berlaku
Pelayanan kuratif-rehabilitatif dasar,
persalinan normal, upaya promotif-
preventif individu (konseling)
19
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DALAM KONTEKS REVITALISASI : PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DALAM KONTEKS REVITALISASI :
STRATA PUSKESMAS
20
STRATA 1
Program
Nasional/Generik
STRATA 2
Program Nasional/Generik
Program Lokal Spesifik
STRATA 3
Program Lokal Spesifik
Program
Nasional/GenerikProgram
Nasional/Generik
Program Pengembangan
UKP
UKP
UKP
KET :
- - -- -- Pelayanan belum mandiri
Pelayanan sudah mandiri
MANAJEMEN PUSKESMAS
MANAJEMEN
PELAYANAN
MANAJEMEN MUTU
PERENCANAAN TINGKAT
PUSKESMAS
LOKAKARYA MINI
PENILAIAN KINERJA
PUSKESMAS
Inspection, QC, QA, TQM,
TQS
MEMPERHATIKAN :
AZAS KETERPADUAN
AZAS
KESINAMBUNGAN
21
Pemahaman PPK Primer• PPK Primer: Pelayanan kesehatan yang non-
spesialistik, dimanapun dilakukan (?)
• PPK Sekunder: Pelayanan kesehatan spesialistik, yang hanya dapat dilakukan di fasyankes yang memiliki SDM dan sarana spesialistik
• PPK Tertier: Pelayanan kesehatan sub-spesialistik, yang hanya dapat dilakukan di fasyankes yang memiliki SDM dan sarana sub-spesialistik
Tindakan medis tersebut di atas dapat dilihat di daftar kompetensi yang dikeluarkan oleh Kolegium (delineating competencies)
22
Pemahaman Gate-keeper
• Gatekeeper adalah penyelenggara pelayanan
kesehatan dasar sebagai kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal dan penapis
rujukan sesuai dengan standar pelayanan
medik
• Diharapkan : Sebagian besar Pelayanan
Kesehatan dapat diselesaikan di tingkat primer
23
PPK Primer SJSN sbg Gate keeper
• Kontrak dg BPJS untuk melakukan “paket
benefit” sesuai standar (UU SJSN)
– Melakukan UKP kuratif – rehabilitatif, promotif-
preventif dengan memperoleh fee dg kapitasi,
– Boleh menerima fee-for-service bagi non peserta
SJSN
• Mematuhi sistem rujukan
24
1. Pelayanan Tingkat Pertama (primary care);
2. Pelayanan yang mengutamakan promosi dan pencegahan
(promotif dan preventive);
3. Pelayanan bersifat pribadi (personal care);
4. Pelayanan paripurna (comprehensive care);
5. Pelayanan menyeluruh (holistic care);
6. Pelayanan terpadu (integrated care);
7. Pelayanan berkesinambungan (continuum care);
8. Koordinatif dan kerjasama;
9. Berorientasi pada keluarga dan komunitas (family and community oriented);
10. Patient safety.
PRINSIP PELAYAAN GATEKEEPER
25
PUSKESMAS
• Pembina Kesehatan Masyarakat Wilayah (UKM)– Tanggungjawab Pemerintah dan pemda
– Dana dari APBN dan APBD
– UKM: utamanya GKIA dan P2PL
– Administratif dan Data-Informasi
• Pemberi Pelayanan Kesehatan Primer (UKP)– PPK dari SJSN dan jaminan kesehatan lain
– Dana dari SJSN
– Utamanya: paket benefit Jamkes: UKP komprehensif
26
PUSKESMAS Sbg Pembina Kesmas Wilayah
• Unit Kesehatan Masyarakat dalam bentuk “Kantor Kesehatan Masyarakat”
– SDM: dr/drg (M.Kes, MPH), SKM, IT, Nakes lain
– Dana: Anggaran APBN/APBD
– Pengelolaan Keuangan: gaji + tunjangan kinerja
– Program:
• KIA, Gizi,
• Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan
• Sistem Informasi dan Pengendalian Program27
PUSKESMAS
Sbg PPK Gate-Keeper• Unit Kesehatan Perseorangan dalam bentuk
“Klinik Pratama”
– SDM: dr/drg, perawat, bidan, tenaga kefarmasian
– Dana : SJSN, kapitasi
fee for service (kapitasi daerah terpencil harus lebihtinggi)
– Pengelolaan Keuangan
• Perizinan, Akreditasi, Review/Audit
28
29
30
Pelayanan Obstetri Emergensi
Persalinan oleh Nakes
Asuhan Antenatal
Kontrasepsi & Kespro Remaja
Jalan menuju kematian ibu
Penduduk Ibu Hamil Tercatat Asuhan AntenatalLinakes
Asuhan Nifas
Komplikasi terdeteksi
Komplikasi dirujukKomplikasi ditangani
1,10xCBRxPenduduk 100% Bumil 84% Bumil
87% ANC
87% ANC
20% Bumil
30% Komplikasi
70% Komplikasi
Penduduk MiskinCBR Nasional (2010) = 19,8%
30%
100% Linakes
31
32
Puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk melakukan penanganan kegawat daruratan obstetri dan neonatal dasarPuskesmas PONED merupakan Puskesmas yang siap 24 jamSebagai tempat rujukan atau rujukan antara kasus kegawat daruratan obstetri & neonatal dari Polindes dan PuskesmasMemiliki tenaga kesehatan / tim PONED yang terdiri dari Dokter, Bidan, Perawat terlatih.
Pengertian Puskesmas PONEDPengertian Puskesmas PONED
32
3333
Kebijakan PONEDKebijakan PONED
1. Kriteria Pengembangan Puskesmas PONEDPuskesmas sudah berfungsi baik
1/4
Gedung Baik Ada Dokter
Melaksanakan Minilokakarya
Merupakan Puskesmas Perawatan
Melayani 50.000 – 100.000 penduduk (kecuali Puskesmas di kepulauan)
Dapat dijangkau dengan waktu tempuh paling lama 2 jam dengan transportasi umum setempat
Tenaga sekurang-kurangnya: 1 orang dokter dan 1 orang Bidan/Perawat yang tinggal disekitar lokasi Puskesmas PONED
Tenaga minimal Tim PONED: 1 orang dokter, 1 orang bidan terlatih PPGDON, 1 perawat wanita yang tinggal disekitar lokasi Puskesmas PONED
Puskesmas sudah berfungsi menolong persalinanSudah dipercaya oleh masyarakat Kesinambungan pelayanan
33
3434
Kebijakan PONEDKebijakan PONED
2. Distribusi Puskesmas PONEDMinimal 4 Puskesmas PONED untuk setiap Kabupaten/ Kota (didahului dengan pemetaan sesuai kebutuhan)
Puskesmas PONED yang berada diperbatasan dengan Kabupaten/ Kota tetangga, perlu melakukan koordinasi dengan RS di kedua Kabupaten/Kota
2/4
3. PrasaranaRuangan tempat persalinan minimal berukuran 3x3 m, tempat tidur minimal 2 buah, ventilasi baik, suasana aseptikTersedia WC & Kamar mandiTersedia air bersih
34
35
Kebijakan PONEDKebijakan PONED 3/4
4. Sarana
5. Jenis PelayananDisesuaikan dengan penyebab langsung Kematian Ibu dan Neonatal setempat
Kit Puskesmas PONEDObat Emergensi Obstetri & Neonatal
35
6. TenagaPenanggung jawab: DokterPemberi pelayanan: Dokter, Bidan, Perawat
35
36
Kebijakan PONEDKebijakan PONED 4/4
7. Waktu pelayanan
8. Dukungan pihak terkaitDinas Kesehatan Kabupaten/ KotaRS Kabupaten/ KotaOrganisasi Profesi: IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNILembaga swadaya masyarakat
24 jam sehari, 7 hari seminggu
3636
37
Sistem Rujukan Upaya Kesehatan
Masyarakat
Yankes Tk.1
Yankes Tk.2
Yankes Tk. 3
UK Masyarakat UK Perorangan
Perawatan mandiri
PuskesmasPustu, Poskesdes
Praktik swastaDokter, Bidan
RS Kab/ KotaBKPM, BKMM, BKOM
Praktik SpesialisKlinik
RSUP/ RS PropinsiPraktik Spesialis Konsultan
UK Bersumberdaya Masyarakat
PuskesmasPustu, Poskesdes
Dinkes Kab/ KotaBKPM, BKMM, BKOM, Labkesda
Kemkes/ Dinkes Propinsi
Posyandu, Dasawisma
PONED
PONEK
PONEK
37
38
PONEK
PONEK
PONED
Klinik
Bidan
Bila Kabupaten/ Kota belum mempunyai RS PONEK
Jejaring Sistim RujukanJejaring Sistim Pembinaan
Konsep pengembangan Jejaring Sistim Rujukan dan Pembinaan PONE
� RS PONEK 24 jam berkewajiban membina Puskesmas wilayah kerjanya melalui pelatihan perbaikan kinerja petugas kesehatan agar mampu menangani dan merujuk secara optimal dan tepat waktu berbagai kasus gawat darurat obstetri dan neonatal di tingkat pelayanan dasar diperkuat oleh Undang-Undang Rumah Sakit no.44 Tahun 2009, sedangkan Peraturan Pemerintah (PP) masih belum ada.
� Puskesmas PONED dibawah kewenangan dan koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota sedangkan pengelolaan kasus gawat darurat obstetri dan neonatal di Rumah Sakit dibawah kewenangan dan koordinasi Direktur Rumah Sakit
KOLABORASI PONED-PONEK
39
Optimalisasi Puskesmas PONED
Pu
skesm
as
PO
NE
D
Peningkatan teknismedis
Peningkatanmanajemen
Pe
mb
ina
an
Komunikasi dan Koordinasi
•Pemantauana
Pasca Perlatihan
•OJT � Kolaborasi
PONED-PONEK
•Alat
•Perencanaan
Pembiyaan
• Dinkes – RS
•Dukungan LS
(BKD,Bapeda ) ����
POKJA PONE
40
JUMLAH KAB/KOTA
YANG MEMILIKI MINIMAL 4 PUSKESMAS MAMPU PONED
TAHUN 2012
12
15
12 11
8 86 6
2 3 3
20
28
5
30
6 5
9
12
8 7 79
13
10
18
10
35 6
3 2 3
11 12
6
13
7
3
8
5 4 3
64
0
6
24
1
8
4
7 6 5
2 1
6
2 3
0
3
6
1
7
0
6
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
3
02
0 0 0 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0
20
8
19
0
5
10
15
20
25
30
35
40
> 3 PKM mampu PONED 1-3 PKM mampu PONED Tidak ada PKM mampu PONED
JUMLAH KAB/KOTA %
≥ 4 305 61,37
1 - 3 147 29,58
0 45 9,05
JUMLAH 497 10041
JUM
LAH
PU
SK
ES
MA
S P
ON
ED
ME
NU
RU
T P
RO
VIN
SI,
RIFA
SK
ES
20
1142
0 50
100
150
200
250
300
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Po
ned
Peraw
atanP
on
ed N
on
-Peraw
atan
JUM
LAH
PU
SK
ES
MA
S P
ON
ED
YAN
G B
ER
OP
ER
AS
I 24
JAM
ME
NU
RU
T P
RO
VIN
SI, R
IFAS
KE
S 2
01
1
43
0 50
100
150
200
250
300
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Jum
lah P
uskesm
as PO
NE
DP
ON
ED
op
erasion
al 24 jam
PE
RS
EN
TAS
E P
US
KE
SM
AS
PO
NE
D B
ER
DA
SA
RK
AN
KE
BE
RA
DA
AN
PE
DO
MA
N P
ON
ED
ME
NU
RU
T P
RO
VIN
SI, R
IFAS
KE
S 2
01
1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90100
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Pe
rsen
tase
Pu
skesm
as P
ON
ED
be
rda
sark
an
Ke
be
rad
aa
n P
ed
om
an
PO
NE
D m
en
uru
t Pro
vin
si,
Rifa
skes 2
01
1
Ad
a ped
om
anT
idak ad
a
PE
RS
EN
TAS
E P
US
KE
SM
AS
PO
NE
D B
ER
DA
SA
RK
AN
KE
TE
RS
ED
IAA
N
ALK
ES
PO
NE
D M
EN
UR
UT
PR
OV
INS
I, RIFA
SK
ES
20
11
45
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
>= 80% len
gkap
40% - < 80%
leng
kap< 40%
leng
kap
PE
RS
EN
TAS
E P
US
KE
SM
AS
PO
NE
D B
ER
DA
SA
RK
AN
KE
TE
RS
ED
IAA
N
OB
AT
PO
NE
D M
EN
UR
UT
PR
OV
INS
I46
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
>= 80%
leng
kap40%
- < 80%
leng
kap< 40%
leng
kap
PE
RS
EN
TAS
E P
US
KE
SM
AS
PO
NE
D B
ER
DA
SAR
KA
N K
EB
ER
AD
AA
N
PE
LAT
IHA
N P
ET
UG
AS
PO
NE
D M
EN
UR
UT
PR
OV
INS
I, RIFA
SK
ES
20
1147
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Ada pelatihan
Tidak ada
48
Belum adanya NSPK Akreditasi Puskesmas, termasuk Keselamatan Pasien di Puskesmas
Masih rendahnya sinkronisasi antar Pusat dan Daerah dalam pelaksanaanAkreditasiPuskesmas
Masih rendahnya jumlah Puskesmas yang mampu memberikan Pelayanankesehatan dasar bermutu sesuai
dengan standar , termasuk keselamatan pasien
49
50
Peraturan
Perundangan
Pedoman
Acuan
Standar
Penyelenggaraan
Pelayanan
(Produksi):
-mengukur
-memonitor
-mengendalikan
-memelihara
-menyempurnakan
-mendokumentasikan
Outcome
Pelayanan
Kepuasan
Akreditasi
Standar
Akreditasi
Kebijakan
Pedoman
Kr.Acuan
Prosedur
Manual
51
KONSEP PENILAIAN AKREDITASI
Pengertian akreditasi
• Akreditasi Puskesmas
– Akreditasi puskesmas adalah proses penilaian
eksternal oleh Komisi Akreditasi dan/atau
Perwakilan di Provinsi terhadap puskesmas untuk
menilai apakah system manajemen mutu dan
system penyelenggaraan pelayanan dan upaya
pokok sesuai dengan standar yang ditetapkan
52
Apa yang dinilai dalam Akreditasi Puskesmas
Pelayanan Klinis Dasar
PenyelenggaraanProgram Puskesmas
PenyelenggaraanAdministrasi Manajemen
PelayananYang
diakreditasi
PelayananYang
diakreditasi1
2
3
53
9 Bab standar akreditasi puskesmas
(TOTAL 768 EP)
• Bab I. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS) dengan 53 EP
• Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP)
dengan 101 EP
• Bab III. Sasaran Kinerja dan MDG’s (SKM) dengan 55 EP
• Bab IV. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP
• Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 90 EP
• Bab VI. Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) dengan 32 EP
• Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
• Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 170 EP
• Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan
57 EP
54
BAGAIMANA DENGAN
KESELAMATAN PASIEN DI
PUSKESMAS DIKAITKAN DENGAN
AKREDITASI
Pelaksanaan keselamatan pasien Puskesmas dilakukan melalui program akreditasi Puskesmas
55
�Pasal 2
Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai
ilmiah, ………… serta perlindungan dan keselamatan pasien.
�Penjelasan Umum
1. asas & tujuan penyelenggaraan praktik kedokteran yg menjadi landasan yg
didasarkan pada nilai ilmiah, ……….. dan keselamatan pasien;
�Penjelasan Pasal 2
f. perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik
kedokteran, ............ dengan tetap memperhatikan perlindungan dan keselamatan
pasien.
Keselamatan Pasien Dalam
UU. No 29 th 2004 Tentang Praktik Kedokteran
56
STANDAR
AKREDITASI
STANDAR PROGRAM
PUSKESMAS
STANDAR PELAYANAN
KLINIS PUSKESMAS
KESELAMATAN
PASIEN PUSKESMAS
STANDAR ADMIN &
MANAJEMEN PUSKESMAS
57
Standar Akreditasi PuskemasI. Program Puskesmas
1. Program Puskemas yang berorientasi Sasaran
2. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas
3. Sasaran Kinerja dan MDGs
II. Administrasi Manajemen Puskesmas
1. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas
2. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas
3. Peningkatan Mutu Puskesmas
III. Pelayanan Klinis Puskesmas
1. Layanan Klinis Puskesmas
2. Manajemen Penunjang Layanan Klinis
3. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien58
MENGAPA KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) PENTING?
� Isu kesehatan global yang serius
� Patient Centeredness
� Tidak boleh ada pasien menderita cedera yang
dapat dicegah
� Medical error ���� meningkatkan biaya atas
kesehatan
� Tuntutan kasus malpraktek meningkat.
� Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan
� Mencegah konflik (blamming) antara dokter /
petugas kesehatan / pasien
59
Akreditasi puskesmas
60
PENINGKATAN MUTU DAN
KINERJA PUSKESMAS
KEPUASAN PUBLIK
PERMASALAHAN
• Puskesmas belum merupakan unit yang kompetenberkontrak, sehingga harus didorong untuk dibuatregulasi agar
– Puskesmas menjadi UPT dengan PK BLU, denganpenyesuaian organisasi dan tatalaksana
– Pengelolaan dan tanggungjawab penuh atas Program UKM (GKIA dan P2PL), baik dengan APBD maupun APBN (BOK)
– Sistem remunerasi yang adekuat
• Perlu dilakukan simulasi fiskal
61
PERAN PUSAT
MENYUSUN NSPK
KOORDINASI LINTAS SEKTOR DI TINGKAT PUSAT
SOSIALISASI DAN ADVOKASI
TOT TINGKAT PUSAT
PERAN PUSAT DAN DAERAH PERAN PUSAT DAN DAERAH
62
1. Menjamin ketersediaan sumber daya Puskesmas (Sarana, Prasarana, Alat, Tenaga
2. Tersedianya dana operasional untuk pelayanan kesehatan masyarakat, mencakup UKM (Prom-prev),
3. Pembiayaan untuk UKP, akan dibiayai dari premi peserta yang dikelola oleh BPJS.
4. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan (On The Job Training/Off The Job Training),
Sebagai pemilik Puskesmas, Dinkes Kab/kota berkewajiban melakukan kerja sama dengan BPJSdalam rangka Puskesmas melaksanakan UKP yang terkait dengan pelaksanaan SJSN
5. Melakukan pembinaan dan fasilitasi
Dinkes Kab/Kota wajib lakukan pembinaan terhadap Puskesmas agar pelaksanaan tugas
dapat optimal.
Jika Puskesmas tidak mampu menjalankan fungsinya karena berbagai kendala atau
kesenjangan sumber daya maka Dinas Kesehatan harus memberi bantuan.
6. Pemerintah Daerah harus teliti melihat situasi sehingga dapat memfasilitasi kesehatan
khususnya dalam mengeluarkan peraturan dan atau kebijakan yang dibutuhkan dalam
mendukung beroperasinya Puskesmas pada situasi yang sedang berubah.
PERAN DINAS KESEHATAN DAN PEMDA
63
64