Akuntan forensik bekerja sama dengan praktisi hukum dalam menyelesaikan masalah hukum, oleh karenanya akuntan forensik perlu memahami hukum pembuktian sesuai masalah-masalah hukum yang dihadapi, dalam bab ini khususnya tindak pidana khusus yaitu korupsi. Tindak Pidana Korupsi (TPK) dilihat dari ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia, yaitu UU nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan TPK. Analisis pasal-pasal TPK akan menganalisis semua pasal yang mengandung TPK ke dalam unsur-unsurnya, bagian inti atau bestanddeel. Pendekatan ini dipakai oleh penyelidik, penyidik, dan jaksa penuntut umum.30 Jenis Tindak Pidana Korupsi
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, mencakup 30 tindak pidana yang diartikan sebagai tindak pidana korupsi (TPK). Ini dapat dilihat dalam pasal-pasal dan ayat-ayat berikut:
1. Pasal 2 (Memperkaya diri)
2. Pasal 3 (Menyalahgunakan wewenang)
3. Pasal 5, ayat (1), a: Menyuap pegawai negeri
4. Pasal 5, ayat (1), b: Menyuap pegawai negeri
5. Pasal 13: Memberi hadiah kepada pegawai negeri
6. Pasal 5, ayat (2): Pegawai negeri menerima suap 7. Pasal 12, a: Pegawai negeri menerima suap
8. Pasal 12, b: Pegawai negeri menerima suap 9. Pasal 11: Pegawai negeri menerima hadiah 10. Pasal 6, ayat (1), a: Menyuap hakim 11. Pasal 6, ayat (1), b: Menyuap advokat 12. Pasal 6, ayat (2): Hakim dan advokat menerima suap
13. Pasal 12, c: Hakim menerima suap14. Pasal 12, d: Advokat menerima suap
15. Pasal 8: Pegawai negeri menggelapkan uang/membiarkan penggelapan
16. Pasal 9: Pegawai negeri I memalsukan buku
17. Pasal 10, a: Pegawai negeri I merusakkan bukti 18. Pasal 10, b: Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti 19. Pasal 10, c: Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
20. Pasal 12, e: Pegawai negeri memeras
21. Pasal 12, f: Pegawai negeri memeras
22. Pasal 12, g: Pegawai negeri memeras
23. Pasal 7, ayat (1), a: Pemborong berbuat curang
24. Pasal 7, ayat (1), b: Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
25. Pasal 7, ayat (1), c: Rekanan TNI/Polri berbuat curang
26. Pasal 7, ayat (1), d: Pengawas rekanan TNI/Polri berbuat curang
27. Pasal 7, ayat (2): Perima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
28. Pasal 12, h: Pegawai negeri menggunakan tanah negara
29. Pasal 12, i: Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya
30. Pasal 12B jo.12C: Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak melapor ke KPK
*) Tindak pidana penjara maksimal seumur hidup hingga pidana mati dan minimal 1 tahun.
*) Tindak pidana denda maksimal 1 M dan minimal 50 juta.Tindak Pidana Lain Berkaitan dengan Tipikor
Selain ke-30 tindak pidana tersebut juga terdapat tindak pidana lain yang terkait tidak pidana korupsi. Tindak pidana tersebut menurut Undang-Undang Tipikor sebagai berikut:
Mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka, terdakwa, atau saksi dalam perkara korupsi.
Tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan palsu
Melanggar KUHP Pasal 220 (mengadukan perbuatan pidana, padahal dia tahu perbuatan itu tidak dilakukan), Pasal 231 (menarik barang yang disita), Pasal 421 (pejabat menyalahgunakan wewenang, memaksa orang untuk melakukan atau tidak melakukan, atau membiarkan sesuatu), Pasal 422 (pejabat menggunakan paksaan untuk memeraspengakuan atau mendapat keterangan), Pasal 429 (pejabat melampaui kekuasaan ... memaksa masuk ke dalam rumah atau ruangan atau pekarangan tertutup ... atau berada disitu melawan hukum) atau Pasal 430 (pejabat melampaui kekuasaan menyuruh memperlihatkan kepadanya atau merampas surat, kartu pos, barang atau paket ... atau kabar lewat kawat).
Top Related