TONSILITIS AKUT
BATASAN
Infeksi akut pada tonsil.
ETIOLOGI
Kuman S.pyogenes (50%), dan virus.
PATOFISIOLOGI
Banyak terjadi pada anak, terbanyak pada usia 5 dan 10 tahun. Terjadi radang
pada folikel tonsil, timbul udem dan eksudasi. Eksudat keluar ke permukaan,
sehingga terjadi penumpukan pada kripta yang disebut detritus. Hal ini terjadi
pada infeksi kuman streptokokus.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis :
- Mula-mula tenggorok kering
- Disusul timbulnya nyeri telan yang makin hebat
- Anak tidak mau makan
- Nyeri menjalar ke telinga (“referred pain”)
- Demam (dapat sangat tinggi), nyeri kepala
2. Pemeriksaan :
- Suara penderita seperti mulut penuh makanan (“plummy voice”)
- Mulut berbau bususk (“foetor ex ore”)
- Ptialismus
- Tonsil hiperemi dan membengkak, banyak detritus
- Ismus fausium menyempit
- Palatum mole, arkus anterior dan posterior tonsil udem dan hiperemis
- Kelenjar getah bening jugulodigastrikus membesar dan nyeri tekan
DIAGNOSIS BANDING
- Difteri tonsil : “psedo membrane” putih keabuan, melekat erat, bila dilepas
timbul perdarahan, meluas keluar dari tonsil.
Didapati udem perifokal kelenjar leher (“Bull neck”).
PENYULIT
1. Lokal :
- Peritonsilitis, 4-5 hari kemudian menjadi abses peritonsil (475))
- Abses parafaring
- Otitis media supuratif akut (pada anak-anak)
2. Sistemik : bila penyebabnya S. pyogenes.
- Glomerulonefritis akut
- Demam rematik, rematoid arthritis
- Endokarditis bacterial sub akut
TERAPI
1. - Istirahat, makanan lunak, minum hangat.
- Obat kumur (Gargarisma Kan)
- Analgesic/antipiretik : asetosal, parasetamol, 3-4 x sehari 500mg, 3-5hari
2. Pemberian antibiotic pada tonsillitis karena streptokokus :
- Untuk kasus berat (sulit menelan), diberikan : Penisilin prokain 2 x 0,6-1,2
juta IU/hari i.m, diteruskan dengan Fenoksimetil penisilin 4 x 500 mg/hari
secara oral.
- Untuk kasus ringan pengobatan langsung dengan fenoksimetil penisilin 4
x 500 mg.hari (anak-anak : 7,5-12,5 mg/kgBB/dosis, 4 x sehari), atau
eritromisin 4 x 500mg/hari (anak-anak: 12,5 mg/kgBB/dosis , 4 x sehari),
diberikan selama 5-10 hari.
- Bila terjadi komplikasi abses peritonsil/parafaring, dilakukan insisi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ballenger JJ. Diseases of the tonsil and adenoids. In: Ballenger JJ, ed.
Diseases of the nose, throat, ear, head, and neck. 13th ed. Philadelphia : Lea &
Febiger, 1985:306-17.
2. Kornblut AD. Non neoplastic diseases of the tonsils and adenoids. IN :
Paparella MM, Shumrick DA, eds. Otolaryngology. 2nd ed. Philadelphia : WB
Saunders,1980:2263-82.
3. Mawson, SR. Diseases of the tonsil and adenoids (excluding neoplasma). In:
Ballantyne J, Groves J, eds. Scott-Brown’s diseases of the ear, nose, and
throat. 4th ed. London : Butterworths, 1979:123-70.
FARINGITIS AKUT
BATASAN
Radang akut yang mengenai mukosa faring dan jaringan limfoid dinding faring.
ETIOLOGI
Penyebab tersering adalah virus. Dapat juga oleh kuman S.pyogenes.
PATOFISIOLOGI
Penularan secara “droplet infection’, atau melalui makanan/minuman. Dapat
sebagai gejala permulaan dari penyakit lain misalnya : morbili, influenza,
pneumoni, parotitis, dsb. Seringkali bersama-sama dengan penyakit saluran nafas
atas lainnya, yakni : rhinitis akut, nasofaringitis, laryngitis, dsb.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis :
- Tenggorok rasa kering da panas, kemudian timbul nyeri menelan dibagian
tengah tenggorok.
- Demam, sakit kepala, malaise.
2. Pemeriksaan :
- Mukosa faring tampak merah dan udem, terutama didaerah “lateral band”.
- Granular tampak lebih besar dan merah.
- Kadang-kadang didapati pembesaran kelenjar regional yang nyeri tekan.
DIAGNOSIS BANDING
Tonsilitis Akut
PENYULIT
Bila daya tahan tubuh baik, jarang terjadi penyulit. Dapat terjadi penyebaran ke
bawah, seperti : laryngitis, trakeitis, bronchitis, pneumoni, atau ke atas melewati
tuba eustachius menimbulkan Otitis media akut.
Bila penyebabnya S.pyogenes, dapat terjadi komplikasi seperti pada tonsillitis
akut.
TERAPI
- Isirahat
- Analgesik/antipiretik
- Gargarisma Kan
- Tidak diperlukan antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ballenger JJ. Diseases of the nose, throat, ear, head, and neck. 13th ed.
Philadelphia : Lea & Febiger, 1985:270.
2. Jalisi M, Zaidi SH. A short book of ear, nose, and throat diseases. Karachi :
Azamsons, 1985:198-202.
3. Hebbert J. Acute infections of the pharynx and tonsils. In : Evans JNG, ed.
Scoot Brown’s Otolaryngology. Pediatric otolaryngology. 5th ed. London :
Butter-worths, 1987:368-83.
BENDA ASING DALAM ESOFAGUS
BATASAN
Benda asing dalam esophagus adalah terhentinya benda asing dalam esophagus.
PATOFISIOLOGI
Sering terjadi pada anak-anak < 6 tahun.
Jenis benda asing :
- Pada anak-anak : yang tersering uang logang
- Pada dewasa/orang tua : yang tersering daging, gigi palsu.
Pada anak-anak, biasanya karena secara naluriah memasukkan segala sesuatu ke
dalam mulut dan ditambah pula karena kelalalaian orang tua yang meletakkan
sesuatu secara sembarangan sehingga mudah dicapai anak.
Pada orang dewasa/orang tua, sebagai akibat mengunyah makanan dengan kurang
sempurna karena gigi geligi yang kurang baik/lengkap (memakai gigi
palsu/ompong).
DIAGNOSIS
1. Anamnesis :
- Tertelan sesuatu
- Terasa ngeganjel pada tenggorok
- Sakit/sulit menelan
- Muntah bila ada obstruksi total
2. Pemeriksaan Fisik :
- Pada pemeriksaaan telinga, hidung, tenggorok, tak ditemukan kelainan
yang khas.
3. Pemeriksaan tambahan :
- Tes minum :
Obstruksi total (biasanya pada benda asing daging) : muntah. Sebagian
(biasanya pada benda asing uang logam); masih dapat minum sedikit-
sedikit.
- Pemeriksaan X-Foto :
o Dibuat foto leher-toraks-abdomen AP (anak-anak) atau foto leher
AP/Lateral (dewasa/orang tua) bila benda asing radio-opaque. Foto
leher ini harus dibuat sebab sebagian besar (>90%) benda asinng
berhenti pada daerah krikofaring.
o Dibuat foto esophagus dengan kontras (barium+kapas), bila benda
asing tidak radio-opaque dan kecil.
o Untuk benda asing daging, tidak perlu dibuat foto.
DIAGNOSIS BANDING
- Faringitis akut
- Esofagitis
PENYULIT
- Dehidrasi
- Lesi esophagus
- Perforasi esophagus, dengan tanda-tanda : perdarahan, nyeri dada krepitasi
dan febris
- Infeksi (terutama pada Diabetes Melitus)
TERAPI
- Diopersiapkan esofagoskopi yang bersifat “urgent” dengan pembiusan umum
untuk diagnosis pasti dan ekstraksi benda asing.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ballenger JJ.Diseases of the nose, throat, ear, head, and neck. 13th ed.
Philadelphia: Lea & Febiger, 1985:1369-72.
2. Jackson C, Jackson CL. Diseases of the nose, throat, and ear. 2nd ed.
Philadelphia : WB Saunders, 1963:849-55.
3. MC Nab Jones RF. Foreign bodies in the oesophagus. In : Ballantyne J,
Groves J, eds, Scott-Browns diseases of the ear, nose, and throat. 4 th ed. Vol
IV. The pharynx and larynx. London:Butterworth, 1979: 237-43.
4. Tucker GF Jr, Holinger LD. Foreign bodies in the oesophagus or respiratory
tract. In : Paparella MM, Shumrick DA, eds. Otolaryngology. 2nd ed. Vol. III :
Head and Neck. Philadelphia : WB Saunders, 1980:28-41.