Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut

24
TONSILITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT DISUSUN OLEH: BEYTRIKS H.G PATTIASINA 2010-83-001 PEMBIMBING Dr. Rodrigo Limmon, Sp.THT-KL, MARS DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2015 Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL LAPORAN KASUS 2015

description

Salah satu penyakit yang paling sering berulang pada bagian tenggorok adalah tonsillitis kronis terutama pada usia muda. Penyakit ini terjadi disebabkan peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidakesuaian pemberian antibiotik pada penderita Tonsilitis Akut. Ketidaktepatan terapi antibiotik pada penderita Tonsilitis Akut akan merubah mikroflora pada tonsil, merubah struktur pada kripta tonsil, dan adanya infeksi virus menjadi faktor predisposisi bahkan faktor penyebab terjadinya Tonsilitis Kronis.1,2Tonsilitis kronik pada anak mungkin disebabkan karena anak sering menderita ISPA atau karena tonsilitis akut yang tidak diterapi adekuat atau dibiarkan. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi (Indonesia) pada tahun 1994-1996, prevalensi tonsilitis kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut (4,6%) yaitu sebesar 3,8%.3Secara klinis pada tonsilitis kronik didapatkan gejala berupa nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan, mulut berbau, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan menurun, nyeri kepala dan badan terasa meriang. Pada tonsilitis kronik hipertrofi dapat menyebabkan apnea obstruksi saat tidur; gejala yang umum pada anak adalah mendengkur, sering mengantuk, gelisah, perhatian berkurang dan prestasi belajar yang kurang baik.

Transcript of Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut

TONSILITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT

DISUSUN OLEH:BEYTRIKS H.G PATTIASINA

2010-83-001

PEMBIMBINGDr. Rodrigo Limmon, Sp.THT-KL, MARS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON2015

Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL LAPORAN KASUS2015

I. PENDAHULUAN

• Salah satu penyakit yang paling sering berulang pada bagian tenggorok adalah tonsillitis kronis terutama pada usia muda.

• Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi (Indonesia) pada tahun 1994-1996, prevalensi tonsilitis kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut (4,6%) yaitu sebesar 3,8%.

• Secara klinis pada tonsilitis kronik didapatkan gejala berupa nyeri tenggorok atau nyeri telan ringan, mulut berbau, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan menurun, nyeri kepala dan badan terasa meriang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI : • Tonsilla lingualis, tonsilla palatina, tonsilla faringeal dan tonsilla tubaria

membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan saluran pencernaan. Cincin Waldeyer

• Tonsilla palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid yang terletak pada dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris

• Permukaannya tampak berlubang-lubang kecil yang berjalan ke dalam “Cryptae Tonsillares” yang berjumlah 6-20 kripta.

Definisi

• Tonsilitis Kronis secara umum diartikan sebagai infeksi atau inflamasi pada tonsila palatina yang menetap

• Disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis Akut yang mengakibatkan kerusakan yang permanen pada tonsil.

• Organisme patogen dapat menetap (sementara waktu /untuk waktu yang lama) ↓ daya tahan tubuh gejala-gejala akut kembali.

Etiologi

• Oleh serangan ulangan dari Tonsilitis Akut yang mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil.

• Penelitian tahun 2008 mendapatkan kuman patogen Staphilokokus aureus, Streptokokus beta hemolitikus grup A, E.coli dan Klebsiela.

• Gram positif Streptokokus alfa kemudian diikuti Stafilokokus aureus, Streptokokus beta hemolitikus grup A, Stafilokokus epidermidis.

• Gram negatif berupa Enterobakter, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella dan E. coli.

Patofisiologi

Infeksi berulang Infiltrasi epitel

Infiltrasi leukosit poli morfonuklear

DETRITUS

Epitel mukosa & jaringan limfoid terkikis

Jaringan Parut

Kripta Melebar

Diagnosis

Anamnesis• Sakit pada tenggorok yang terus menerus, sakit menelan,

nafas bau, malaise, sakit pada sendi, demam (+/-) & nyeri pada leher.

• Mawson :1. Gejala lokal, yang bervariasi rasa tidak enak di tenggorok,

sakit tenggorok, sulit sampai sakit menelan.2. Gejala sistemik, rasa tidak enak badan atau malaise, nyeri

kepala, demam, nyeri otot dan persendian.3. Gejala klinis, tonsil dengan debris di kriptenya,

udem/hipertrofi tonsil, tonsil fibrotik (tonsillitis fibrotic kronis), plika tonsilaris anterior hiperemis dan pembengkakan kelenjar limfe.

Lanjutan…

Pemeriksaan Fisik :1. Kripta yang melebar, pembesaran kelenjar

limfe submandibula dan tonsil yang mengalami perlengketan.

2. Hiperemis pada plika anterior, pelebaran kripta tonsil dengan atau tanpa debris dan pembesaran kelenjar limfe + Keluhan pada anamnesis.

TO: Tonsil masuk di dalam fossa atau sudah diangkatT1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaringT2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaringT3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaringT4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

Tonsilitis Akut Tonsilitis KronisEksaserbasi akut

Tonsilitis Kronis

Hiperemis dan edema

Hiperemis dan edema Memebesar/ mengecil tapi tidak hiperemis

Kripte tak melebar

Kripte melebar Kripte melebar

Detritus (+ / -) Detritus (+) Detritus (+)

Perlengketan (-) Perlengketan (+) Perlengketan (+)

Antibiotika, analgetika,obat kumur

Sembuhkan radangnya, Jika perlu lakukan tonsilektomi 2 – 6 minggu

setelah peradangan tenang

Bila mengganggu lakukanTonsilektomi

Lanjutan…

Pemeriksaan Penunjang:• Leukosit ↑• Hemoglobin ↓• Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri.

TATALAKSANA

1. Medikamentosa : Pemberian antibiotika

2. Nonmedikamentosa : Indikasi tonsilektomi.

PROGNOSIS

• Prognosis baik Antibiotik harus dikonsumsi sesuai arahan demi penatalaksanaan yang lengkap.

• Progonosis buruk Jika ditemukan Infeksi pada saluran napas.

III. LAPORAN KASUS

• Identitas Nama : Nn. LMJenis Kelamin : PerempuanUmur : 19 tahunPekerjaan : -Tempat tinggal : WainituAgama : Kristen KatolikRuangan : Poliklinik THT RSUD Dr. M.

Haulussy AmbonTanggal : 24 Juli 2015

AnamnesisKeluhan Utama : Nyeri menelanAnamnesis terpimpin • Keluhan ini dialami sejak kurang lebih 3 hari yang lalu dan keluhan terus

berlanjut sampai sekarang. Keluhan disertai dengan sesak napas, mual, muntah, nyeri tenggorokan dan hanya bias mengkonsumsi makanan lunak. Pasien juga mengeluhkan tidak bias tidur, sakit kepala seperti dipukul-pukul, demam (+) disertai flu/batu (+/-)

• RPD : Keluhan seperti ini sudah dirasakan sejak usia 10 tahun.

• Riwayat keluarga : (+) • Riwayat kebiasaan : Sering mengkonsumsi makanan dingin (es) • Riwayat pengobatan : Pernah melakukan pemeriksaan di dokter THT

kurang lebih 1 tahun yang lalu.

Pemeriksaan telingaOtoskopi

Dekstra SinistraDT: NTT/NTA (-/-) NTT/NTA (-/-)

LT : Lapang, Serumen (+)sedikit Lapang, serumen (+)sedikit hiperemis (-) hiperemis (-)

MT: Intak, reflex cahaya + Intak, reflex cahaya +

Pemeriksaan hidung Rinoskopi anterior

Dekstra SinistraCav: Lapang, massa (-), sekret (-) Lapang, massa (-), sekret (-)Con: Hiperemis (-), udem (-) Hiperemis (-), udem (-)Sep: Deviasi (-) Deviasi (-)

Pemeriksaan Tenggorokan

• Inspeksi

Lanjutan…

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda

Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah muda, Trismus (-)

Geligi Normal

Lidah Ulkus (-)

Uvula Hiperemi (+), edema (+), Deviasi (-)

Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (+)

Tonsila palatine Kanan Kiri

T3 T3

Hiperemis (+), kripte melebar (+),

detritus (+), permukaan granuler

Hiperemis (+), kripte melebar

(+), detritus (+), permukaan

granuler

Lanjutan…

Pemeriksaan Leher :• Kelenjar Limfe : Terdapat pembesaran pada

daerah submandibula • Tyroid : Tidak terdapat

pembesaran• Nodul : Tidak terdapat

pembesaran

RESUME

• Pasien datang dengan keluhan nyeri menelan Keluhan ini dialami sejak kurang lebih 3 hari yang lalu dan keluhan terus berlanjut sampai sekarang. Keluhan disertai dengan sesak napas, mual, muntah, nyeri tenggorokan dan hanya bias mengkonsumsi makanan lunak. Pasien juga mengeluhkan tidak bias tidur, sakit kepala seperti dipukul-pukul, demam (+) disertai flu/batu (+/-). Pada pemeriksaan fisik Tonsila palatine T3/T3, Hiperemis (+), kripte melebar (+), detritus (+) dan permukaan granuler.

• Anjuran Pemeriksaan : - • Diagnosis : Tonsilitis kronik eksaserbasi akut• Diagnosis banding : Tonsilitis difteri

Angina vincent• Terapi :

Cefadroxil 2 x 500 mgPatral 3 x 1Metilperdnisolone 3 x 1 4 mg

• Anjuran :

Hindari makanan dingin dan berlemakRutin mengkonsumsi obat hingga tonsil tenangIndikasi tonsilektomi

TERIMA KASIH