TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN: KONSTRUK
TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Matakuliah Teknologi Pembelajaran
yang dibina oleh Dr. Wasis Djoko Dwiyogo, M.Pd
OLEH
DINDA AYA SOFIA
NIM 130121809591
PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2013
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah konsep yang kompleks seperti teknologi
pendidikan memerlukan definisi yang kompleks pula.
Banyak para ahli dan asosiasi-asosiasi telah
mengemukakan definisinya masing-masing. Di dalamnya
pun terdapat beberapa perbedaan. Diharapkan dari
sejumlah persamaan dan perbedaan-perbedaan tersebut
dapat membentuk pemahaman sebagai satu keutuhan
mengingat bahwa satu bagian tidak dapat memberikan
definisi yang memadai tanpa bagian yang lainnya.
Apabila kita berfikir tentang Teknologi Pendidikan,
kita dapat memikirkannya dalam tiga cara yaitu sebagai
konstruksi teoritik, sebagai bidang garapan dan sebagai
profesi. Agar kita dapat mendefinisikan sebagai tiga cara
tersebut maka kita hendaknya terlebih dahulu
menganalisis masing-masing cara tersebut sehingga kita
dapat secara benar mendefinisikan Teknologi Pendidikan
sesuai dengan cara yang seharusnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Tiga Perspektif Teknologi Pendidikan
2. Definisi Teknologi Pendidikan
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
3. Syarat-syarat Definisi
4. Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik
5. Teknologi Pendidikan Sebagai Bidang Garapan
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami tiga perspektif Teknologi
Pendidikan
2. Untuk memahami definisi Teknologi Pendidikan
3. Untuk memahami syarat-syarat definisi
4. Untuk memahami Teknologi Pendidikan sebagai
Konstruk Teoritik
5. Untuk memahami Teknologi Pendidikan sebagai
Bidang Garapan
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila kita berpikir tentang teknologi pendidikan,
kita dapat memikirkannya dalam tiga cara: sebagai
konstruk toritik, sebagai bidang garapan, dan sebagai
profesi. Konsekuensinya, jika kita mendefinisikan
teknologi pendidikan, kita dapat mendefinisikan dengan
menggunakan tiga cara yang berbeda-beda.
Sebelum mengemukakan sebuah definisi, terlebih
dahulu dilakukan analisis masing-masing ketiga cara
dalam memandang teknologi pendidikan. Hal ini bertujuan
untuk menentukan definisi mana yang kita maksudkan dan
untuk menentukan kriteria untuk mengevaluasi apakah
definisi itu benar-benar telah mendefinisikan teknologi
pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya.
2.1 Tiga Perspektif Teknologi Pendidikan
Pertama-tama kita dapat memandang teknologi
pendidikan sebagai sebuah konstruk teoritik (theoretical
construct), sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian
ide dan prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan
pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan
teknologi.
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
Kedua, kita dapat memandang teknologi pendidikan
sebagai suatu bidang garapan. Disini teknologi pendidikan
dipandang sebagai aplikasi ide-ide dan prinsip-prinsip
teoritik untuk memecahkan masalah-masalah konkrit
dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Bidang
tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan, aktivitas
yang di kerjakan, informasi dan sumber yang digunakan,
dan klien yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang
tersebut.
Ketiga kita dapat memandang teknologi pendidikan
sebagai suatu profesi dari kelompok pelaksana tertentu
yang diorganisasikan, memenuhi kriteria tertentu,
memiliki tugas-tugas tertentu dan bergabung untuk
membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.
Tidak satu pun dari ketiga perspektif tersebut yang
lebih benar atau lebih baik. Masing-masing merupakan
cara yang berbeda dalam memandang hal yang sama.
2.2 Definisi Teknologi Pendidikan
Memandang teknologi pendidikan sebagai sebuah
konstruk teoritik memberikan dasar paling pokok untuk
sebuah definisi. Kita dapat memandang teknologi
pendidikan dalam bentuknya yang abstrak, menganalisis,
mengindentifikasikan dan menentukan unsur-unsurnya
serta hubungannya satu sama lain, kemudian
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
mensintesiskannya menjadi satu keutuhan yang bulat.
Definisi semacam itu akan terbukti paling jelas dan
komprehensif.
Tetapi kebanyakan orang memandang teknologi
pendidikan sebagai bidang garapan dan
mengidentifikasikannya tidak dari teorinya melainkan
berdasar atas unsur-unsur yang nampak yang dapat
mereka lihat. Mereka yang bekerja untuk menerapkan
teknologi pendidikan lazimnya menghubungkannya
dengan pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
Bagi mereka teknologi bukanlah merupakan teori
melainkan suatu kesatuan dimana mereka menunjukan
keberadaannya. Sebuah definisi bidang garapan teknologi
pendidikan agaknya adalah paling mendekati kesesuaianya
dengan mereka yang bekerja di dalam bidang tersebut.
Masih ada lagi sekelompok kecil orang yang
memandang teknologi pendidikan sebagai profesi dan
mengidentifikasikannya dengan menggunakan kriteria
tertentu untuk menunjukan adanya profesi tersebut. Selain
menekankan pada masalah pekerjaan dan aktifitas, orang-
orang ini juga menekankan pada masalah kriteria (seperti
latihan, menjadi anggota suatu organisasi) yang membuat
mereka menjadi profesional dan yang membuat
teknologi pendidikan menjadi profesi utama mereka.
Definisi teknologi pendidikan ditinjau dari segi profesi
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
lebih banyak menyangkut pada jawaban atas pertanyaan
siapakah ahli teknologi pendidikan itu ?.
Oleh karena itu, definisi teknologi pendidikan yang
disajikan di sini akan mengemukakan pengertian teknologi
pendidikan dari ketiga perspektif tersebut secara
keseluruhan. Teknologi pendidikan jika didefinisikan
sebagai konstruk toritik menunjukan ide dan prinsip-
prinsip serta bagaimana kesemuanya disintesiskan menjadi
satu kesatuan yang menyeluruh. Sebagai bidang garapan
menunjukan aplikasi dan implikasi dalam praktek
kehidupan sehari-hari. Sedangkan sebagai profesi
identifikasi kriteria yang harus dipenuhi oleh kelompok
yang harus bergerak di bidang ini.
2.3 Syarat-syarat Definisi
Untuk mencapai kesesuaian dan manfaat dari
definisi tersebut perlu terlebih dahulu ditetapkan kriteria
untuk mendefinisikan konstruk teori, bidang garapan dan
profesi. Syarat-syarat yang menjamin bahwa definisi
tersebut satu sama lain saling bertautan. Hal ini dapat
dilakukan sebaik-baiknya dengan jalan memulai membuat
daftar syarat-syarat yang seluas-luasnya, yakni syarat-
syarat untuk mendefinisikan profesi, kemudian
menentukan nama di antara syarat-syarat ini yang
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
diperlukan untuk mendefinisikan bidang garapan dan
konstruk teoritik.
Syarat-syarat ini sebaiknya di sajikan dalam daftar
karakteristik profesi yang pertama kali diidentifikasikan
dan kemudian dimodifikasi oleh Finn, AECT, dan Silber,
sebagai berikut :
Satu kesatuan intelektual, yang selalu di
kembangkan melalui usaha penelitian,
Suatu teknik intelektual;
Suatu penerapan teknik tersebut terhadap hal-hal
praktis;
Jangka waktu panjang untuk latihan dan sertifikasi;
Serangkaian standar dan kode etik yang di tegakkan
(Finn, 1953);
Kemampuan melaksanakan kepemimpinan (Finn,
1960);
Sebuah asosiasi anggota profesi yang terjalin erat
dengan sarana komunikasi yang berkualitas tinggi
di antara sesama anggota (Finn, 1953).
Adanya pengakuan sebagai profesi (Silber, 1974),
menekankan tanggung jawab profesional dalam
pelaksanaan tugas;
Adanya hubungan tertentu dengan lain-lain profesi
(AECT, 1972);
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
Karakteristik yang dipersyaratkan untuk
mendefinisikan konstruk teoritik, bidang garapan dan
profesi diidentifikasi dalam bagian berikutnya, disertai
dengan penjelasan masing-masing karakteristik tersebut
secara lebih rinci.
2.4 Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik
Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai
konstruk teoritik, hanya diperlukan karakteristik pertama
di atas: satu kesatuan teori intelektual, yang selalu
dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
Menurut Finn dalam AECT Task Force of Definition
and Terminology, The Definition of Educational
Technology:
... karakteristik yang paling mendasar dan paling
penting
... ialah bahwa ketrampilan itu didasarkan atas satu
kebulatan teori intelektual dan penelitian. Lebih jauh,
teori yang sistematik ini senantiasa dikembangkan melalui
usaha penelitian dan pemikiran dalam kerangka profesi
tersebut. Seperti dikatakan Whitehead, ... praktek profesi
tersebut tidak dapat dipisahkan dari pemahaman
teoritiknya atau sebaliknya ... antitesis terhadap suatu
profesi adalah pelaksanaan tugas (pekerjaan) yang
didasarkan atas kebiasaan yang dimodifikasi sesuai
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
dengan hasil pelaksanaan mencoba-coba. Pekerjaan
demikian hanyalah melalui pertukangan ... (Smith dkk.,
hlm 557 dalam AECT Task Force of Definition and
Terminology, The Definition of Educational Technology)
Teknologi Pendidikan sebagai konstruk teoritik
mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang bagaimana
cara pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan
dengan menggunakan teknologi. Suatu prinsip umum yang
didukung oleh data sebagai penjelasan terhadap
sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang
hubungan yang berlaku terhadap sejumlah fakta. Suatu
prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan
hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil
baru berdasarkan fakta tersebut.
Apabila dikehendaki adanya definisi teknologi
pendidikan yang memenuhi persyaratan Finn di atas, maka
definisi tersebut harus memenuhi persyaratan untuk
definisi suatu teori.
Istilah teori dalam kehidupan sehari-hari sering
digunakan sebagai lawan kata praktek, tetapi sebenarnya
mempunyai arti yang jelas:
1. Suatu prinsip umum, yang didukung oleh data
lengkap. Dimaksudkan sebagai penjelasan
terhadap sekelompok fenomena; sebuah
pernyataan tentang hubungan yang dianggap
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
tetap berlaku terhadap sejumlah fakta yang
komprehensif (English&English dalam AECT
Task Force of Definition and Terminology, The
Definition of Educational Technology)
2. Suatu atau serangkaian prinsip yang
menerangkan sejumlah hubungan atau berbagai
fakta dan meramalkan hasil-hasil baru atas dasar
fakta-fakta ini (Wheeler dkk., dalam AECT Task
Force of Definition and Terminology, The
Definition of Educational Technology)
Berdasarkan atas definisi-definisi tersebut dan lain-
lain tulisan tentang teori (klausmier & Goodwin dalam
AECT Task Force of Definition and Terminology, The
Definition of Educational Technology) dapat di
identifikasi karakteristik teori sebagai berikut:
Adanya suatu gejala: harus masih ada beberapa
gejala yang belum dipahami dengan sejelas-
jelasnya menurut pengetahuan yang ada sekarang
Menjelaskan: sebuah teori memberikan penjelasan
tentang mengapa atau bagaimana gejala itu terjadi
(sebagai kebalikan dari penegasan sederhana
terhadap eksistensi suatu gejala)
Merangkum: Sebuah teori memberikan rangkuman
tentang apa yang telah diketahui tentang hubungan
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
antara sejumlah besar informasi empirik, konsep
dan generelasi
Memberikan orientasi: Menentukan dan
mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti
(dipelajari) serta membedakan antara data yang
relevan dengan data yang tidak relevan
Mensistematiskan: Memberikan skema untuk
mensistematiskan, mengklarifikasikan dan
menghubungkan segala gejala
Mengidentifikasikan kesenjangan: Mencari
bidang-bidang yang relevan namun diabaikan atau
belum dipecahkan pada masa kini maupun
untukstudi di masa mendatang
Melahirkan strategi untuk keperluan riset:
Memberikan dasar untuk merumuskan hipotesis
baru dan melaksanakan riset lebih mendalam
berdasar atas penjelasan tersebut
Prediksi: Dapat mengungkap hal-hal melebihi dari
apa yang bisa diketahui berdasar atas data empirik
sehingga dapat membuat estimasi dan dapat
memprediksi fakta baru dan hipotesis yang belum
diketahui pada saat sekarang.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu
yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisa masalah-masalah
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
pendidikan dan cara pemecahan, mengimplementasikan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
berkenaan dengan semua aspek belajar manusia.
Pemecahan masalah dalam teknologi pendidikan adalah
bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan
digunakan untuk menciptakan kegiatan belajar yang
menarik.
Paradigma baru pada teknologi pendidikan
memberikan suatu pendekatan baru dalam memecahkan
masalah-masalah pendidikan , namun demikian
pendekatan baru tersebut merupakan penjabaran dan
perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian
secara langsung masih berhubungan dengan definisi dan
diskripsi bidang teknologi pendidikan yang dihasilkan
sebelumnya.
Jika definisi tersebut menunjukan adanya gejala
yang pada saat sekarang belum dimengerti ; menjelaskan,
mengikhtisarkan, menelaah, membuat sistematika,
mengidentifikasi kesenjangan yang berhubungan dengan
gejala tersebut; melahirkan strategi untuk mengadakan
penelitian dan membuat estimasi (prediksi) tentang hal
tersebut, maka definisi itu dapat di katakan memenuhi
syarat sebagai teori.
2.5 Teknologi Pendidikan Sebagai Bidang Garapan
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
Bidang garapan adalah lingkungan kegiatan yang
merangkum komponen konsep, ketrampilan dan prosedur
dari sejumlah disiplin akademik dan juga dari bidang
terapan yang lain dan memperpadukannya dalam bentuk
aplikasi baru. (Finn dalam AECT Task Force of
Definition and Terminology, The Definition of
Educational Technology).
Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan
merupakan aplikasi dari ide dan prinsip/ konsep teoritik
untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang
pendidikan dan pembelajaran (teknik yang digunakan,
aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang
digunakan dan klien yang di layani ). Lingkungan kegiatan
yang merangkum komponen konsep, keterampilan dan
prosedur serta mendukungnya dalam bentuk aplikasi baru.
Pembatasan suatu bidang garapan, dalam hal ini
teknologi pendidikan, pertama-tama haruslah memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam mendefinisikan teori.
Selanjutnya ada tiga persyaratan atau karakteristik
tambahan, yaitu:
1. Teknik intelektual
Teknik intelektual adalah pendekatan yang
digunakan untuk memecahkan masalah. Gagne dan
Briggs (dalam AECT Task Force of Definition and
Terminology, The Definition of Educational
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
Technology), menyebut teknik intelektual itu
strategi kognitif-proses yang mengendalikan proses
berpikir internal dan dengan demikian ditemukan
cara tertentu untuk memecahkan masalah. Teknik
intelektual berperan menjembatani antara teori dan
aplikasi praktis.
2. Aplikasi praktis
Aplikasi praktis mencakup usaha merealisasikan
atau mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses.
Aplikasi itu menghasilkan produk yang dapat
dilihat, misalnya seseorang benar-benar
menghasilkan eksperimen ilmiah atau
melaksanakan kegiatan pengembangan
instruksional sesuai dengan langkah-langkah yang
ditentukan dalam mengaplikasikan teknik
intelektual.
Selain itu, aplikasi praktis menunjukkan
bagaimana teknik intelektual dioperasionalkan
dalam konteks struktur organisasi dan institusi
dimana bidang garapan itu beroperasi.
3. Keunikan
Berhubung definisi tersebut menunjukkan bahwa
suatu bidang garapan memadukan teknik
intelektual dan aplikasi praktis yang diidentifikasi
oleh definisi tersebut haruslah merupakan hal yang
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
unik bagi bidang garapan tersebut. Harus pula
tercermin karakteristik khusus yang tidak dapat
dijumpai pada bidang lain. Apabila definisi
tersebut dapat mewujudkan adanya teknik
intelektual dan aplikasi praktis yang unik, maka
bidang garapan yang diidentifikasikan itu dengan
sendirinya dapat dikatakan unik pula.
Jadi, definisi teknologi pendidikan sebagai bidang
garapan, pertama-tama harus mendefinisikannya sebagai
konstruk teoritik, kemudian mengidentifikasi teknik
intelektual dan aplikasi praktis, serta menunjukkan bahwa
kesemuanya ini menunjukkan keunikan bidang garapan
teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin
terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan
di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar lebih efektif,
lebih efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan
sebagainya. Untuk itu ada usaha dan produk yang sengaja
di buat dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
yang sangat pesat akhir-akhir ini menawarkan sejumlah
kemungkinan yang semula tidak terbayangkan. Hal ini
mendorong cara berpikir kita tentang bagaimana
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
mengambil manfaat teknologi tersebut untuk mengatasi
masalah belajar.
Praktisi teknologi pendidikan dapat merupakan guru
yang menerapkan strategi pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran aktif, interaktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan sesuai dengan tuntutan dalam
pembaharuan pendidikan.
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi teknologi pendidikan berkembang dan
memakai gagasan yang di ambil dari kerangka teoritis
teknologi pendidikan yang terdahulu. Teknologi
Pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu
yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola
pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek
belajar manusia dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol.
Teknologi Pendidikan dapat membentuk teori karena
memenuhi kriteria teori, yaitu: adanya gejala yang belum
dipahami, menjelaskan (mengapa dan bagaimana),
rangkuman tentang apa yang telah diketahui, memberikan
orientasi fakta yang diteliti, mensistematiskan,
mengklasifikasi, menghubungkan gejala, mengidentifikasi
kesenjangan, melahirkan strategi untuk keperluan riset,
dan memprediksi.
Teknologi pendidikan memiliki teknik intelektual,
yaitu pendekatan yang digunakan untuk memecahkan
masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
atau mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga
menghasilkan produk yang dapat dilihat, dan unik yaitu
harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada
bidang lain.
Jadi, definisi teknologi pendidikan sebagai bidang
garapan, pertama-tama harus mendefinisikannya sebagai
konstruk teoritik, kemudian mengidentifikasi teknik
intelektual dan aplikasi praktis, serta menunjukkan bahwa
kesemuanya ini menunjukkan keunikan bidang garapan
teknologi pendidikan.
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
DAFTAR RUJUKAN
AECT Task Force of Definition and Terminology, The
Definition of Educational Technology, AECT, 1126
16th Street, N.W. Washington, D.C. 20036.
Yusufhadi, Miarso, dkk,. 1986. Satuan Tugas Definisi dan
Terminologi AECT-Definisi Teknologi Pendidikan.
Jakarta: CV. Rajawali.
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
LAMPIRAN
PRESENTASI
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN
TEP: KONSTRUK TEORITIK DAN BIDANG GARAPAN