Teori Akuntansi
Disusun oleh:
Iryanti Wulandari 120110130033
Ria WaryantiOktaviane 120110130034
Desti Sadena 120110130038
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
NOVEMBER 2015
Kata Pengantar
Puji serta syukur seraya penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahuwata’ala, atas karunia,
rahmat, dan nikmat-Nyalah makalah yang berjudul “Teori Akuntansi” dapat diselesaikan.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik, Universitas Padjadjaran. Dalam penyelesaiannya, banyak dorongan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah member ridha kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini;
2. Orang tua penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan serta bantuan berupa
materi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis ini;
3. Bapak Ivan Yudianto, S.E.,M.Si.,Ak selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik;
4. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu.
Mudah-mudahan segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada penulis akan
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah subhanahuwata’ala.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak, khususnya para pembaca.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
umumya bagi para pembaca. Amin.
Bandung, November 2015
Penulis
1 | H a l a m a n
Daftar IsiKata Pengantar............................................................................................................................................1
BAB I Pendahuluan.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................3
1.3 Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 Definisi Akuntansi Sektor Publik......................................................................................................5
2.2 Hambatan yang Dihadapi Akuntansi Sektor Publik...........................................................................5
2.3 Teknik Akuntansi Sekor Publik.........................................................................................................6
2.4 Standar Akuntansi Sektor Publik.....................................................................................................10
2.5 Perlunya Sistem Akuntansi Sektor Publik.......................................................................................11
2.6 Kontroversi Akuntansi Sektor Publik vs Akuntansi Pemerintahan..................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................................13
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................15
2 | H a l a m a n
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk meyediakan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan. Pada sektor publik pengambilan keputusan terkait dengan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik. Pada dasarnya akuntansi baik pada sektor swasta maupun pada
sektor publik, dibagi menjadi dua bagian, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu prinsip, metode, dan teknik pencatatan
dan pengorganisasian data keuangan atas operasi / kegiatan suatu entitas untuk menghasilkan dan
memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang rasional.
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang mencakup
pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi
keuangan pemerintah sebagai suatu entitas serta penafsiran terhadap hasil – hasilnya. Sistem
akuntansi yang dirancang dan dijalankan secara baik akan menjamin dilakukannya prinsip
stewardship dan accountability dengan baik pula. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu
memiliki sistem akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi
keuangan, akan tetapi sistem akuntansi tersebut hendaknya mendukung pencapaian tujuan
organisasi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Akuntansi Sektor Publik ?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi Akuntansi Sektor Publik ?
3. Apa saja Teknik – Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik ?
4. Apa saja Standar Akuntansi Sektor Publik ?
5. Mengapa system Akuntansi Sektor Publik diperlukan
6. Bagaimana kontroversi akuntansi sektor publik vs akuntansi pemerintahan ?
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui definisi Akuntansi Sektor Publik
2. Mengetahui hambatan yang dihadapi Akuntansi Sektor Publik
3. Mengetahui Teknik-teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik
4. Mengetahui standar Akuntansi Sektor Publik
3 | H a l a m a n
5. Mengetahui perlunya system Akuntansi Sektor Publik
6. Mengetahui Kontroversi Akuntansi Sektor Publik vs Akuntansi Pemerintahan
4 | H a l a m a n
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian,
penganalisaan dan pelaporan transaksi keuangan suatu organisasi publik yang menyediakan
informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan
keputusan.
2.2 Hambatan yang Dihadapi Akuntansi Sektor Publik
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan,
terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah :
Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan.
Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang telah dicapai
oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihak eksternal yang menjadi
stakeholder organisasi. Masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya
benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder.
Teknik akuntansi yang digunakan manajemen harus memiliki derajat objektivitas yang dapat
diterima semua pihak yang menjadi stakeholder.
Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut-
turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun
ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat penting
karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang (going concern), sedangkan laporan
keuangan hanya melaporkan kinerja selama satu periode. Dan agar tidak terjadi keterputusan
proses evaluasi kinerja organisasi oleh pihak ekternal, maka organisasi perlu konsisten dalam
menerapkan metode akuntansinya.
Daya Banding
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu dan
dengan instansi lain yang sejenis. Dengan demikian, daya banding berarti bahwa laporan
5 | H a l a m a n
keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dengan organisasi lain
yang sejenis. Kendala daya banding terkait dengan objektivitas karena semakin objektif suatu
laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang
sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda.
Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik serta untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut. Semakin cepat waktu penyajian laporan keuangan, maka
akan semakin baik untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak
kebutuhan informasi, maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
berbagai informasi tersebut.
Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang
dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam penyajian
laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan atau jika informasi
tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan materialitas
memang bersifat pertimbangan subjektif, namun pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan
menurut selera pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan professional–judgement
yang berdasarkan pada teknik tertentu.
2.3 Teknik Akuntansi Sekor Publik
Terdapat beberapa teknik dalam akuntansi sektor publik yaitu :
1. Akuntansi Anggaran ( Budgetary Accounting )
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang
dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat serta berpasangan. Akuntansi anggaran banyak
digunakan oleh organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan, yang mencatat dan
menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Tujuan
praktik ini adalah untuk menekankan peranan anggaran dalam siklus perencanaan–
pengendalian–pertanggung jawaban. Dalam teknik ini, anggaran dan realisasi harus selalu
6 | H a l a m a n
dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi jika terdapat varians (selisih).
Tetapi akuntansi anggaran lebih menekankan pada bentuk dari akun-akun keuangan bukan isi
(content) dari akun itu sendiri. Kelemahan dari teknik ini antara lain :
o Teknik ini sangat kompleks.
o Akan lebih mudah dan lebih komprehensif jika akun-akun yang ada menunjukkan
pendapatan dan biaya aktual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.
o Organisasi menggunakan format pelaporan dan perlakuan yang berbeda karena level
agregasi dan perbandingan antara anggaran dan aktual yang terjadi.
o Seberapa sering, atau seberapa intensifkah laporan keuangan membandingkan antara
anggaran dengan yang aktual terjadi dan menjelaskan perbedaannya.
Logika dari akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran dan akun akun harus dibandingkna
secara berkesinambungan sehingga tindakan dapat diambil untuk memperbaiki perbedaan
tersebut. Hal ini berlaku bagi pengguna external dan internal dari informasi. Kesimpulan
yang dapat ditarik adalah bahwa akuntansi anggaran telah berfokus pada bentuk akunnya
daripada isinya.
2. Akuntansi Komitmen (Commitment Accounting)
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada
saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima dan
mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-
sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk
pengendalian anggaran. Berhubungan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen
berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran,
maka manajer perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau
digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Akuntansi komitmen
berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima yang terkait dengan pendapatan
tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan.
3. Akuntansi Dana ( Fund Accounting )
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber dana
dan alokasi dana. Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya memiliki keterbatasan penggunaan
7 | H a l a m a n
dengan tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal
yang merupakan penyedia dana. Organisasi sektor publik memiliki tujuan-tujuan yang
spesifik. Organisasi sektor publik menggunakan sumber daya yang ada untuk tujuan tertentu,
misalnya membangun perpustakaan ataupun beasiswa. Secara umum, keseluruhan dana yang
dimiliki organisasi sektor publik memiliki tujan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena
faktor eksternal (pembatasan eksternal) maupun faktor internal (perencanaan manajemen),
ataupun karena peraturan. Organisasi sektor publik membuat dana-dananya (funds) ke dalam
sistem akuntansi, dimana pemasukan yang dimiliki akan diklasifikasikan ke dalam dana-dana
tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Akuntansi dana digunakan untuk
mengendalikan dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya (restricted fund) tersebut
sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan dan persyaratan yang ada. dana adalah sebuah
kesatuan akuntansi tersendiri yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Dalam satu dana itu,
terdapat kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset (aktiva), kewajiban, dan ekuitas dana.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu :
o Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund) Menurut (Mardiasmo: 2004), dana yang
dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva
bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan
mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan. Menurut
(Deddi Nordiawan: 2009), dana yang dapat dibelanjakan adalah dana yang disediakan
untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang menjadi bagian dari
tujuan organisasi sektor publik.
o Dana yang tidak dapat dibelanjakan (non-expendable fund) Menurut (Mardiasmo: 2004),
dana yang tidak dapat dibelanjakan digunakan untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva,
utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan
pada organisasi bisnis. Menurut (Deddi Nordiawan: 2009), dana yang tidak dapat
dibelanjakan adalah dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis.
Digunakan sebagai pendukung dari expendable fund.
Persamaan Akuntansi Dana
Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Sedangkan persamaan akuntansi dalam akuntansi keuangan:
8 | H a l a m a n
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan ekuitas adalah selisih antara aktiva dan
utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang
sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukkan adanya
kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu dalam suatu
organisasi sektor publik.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran (measurement
focus). Basis akuntansi menentukan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Fokus
pengukuran dari entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain
jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam
neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran berhubungan erat dan pemilihan salah
satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain.
4. Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat
ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang actual,
riil dan obyektif. Namun demikian GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas
karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat
efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat diukur dengan baik.
Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan (revenue)
bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal tersebut kebanyakan system akuntansi kas tidak
hanya mengakui kas saja, akan tetapi juga aktiva dan hutang yang timbul sebelum terjadi
transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan
bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian
yang dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang
tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal ini dapat menyebabkan pemborosan anggaran
(unwise expenditure atau overspending).
5. Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis
akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dipercaya, lebih akurat,
komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik. Basis
9 | H a l a m a n
akrual diterapkan agak berbeda antar Proprietary fund (full accrual) dengan Governmental
fund (modified accrual) karena biaya (expenses) diukur dalam Proprietary fund, sedangkan
expenditure difokuskan pada general fund. Expense adalah sumber daya yang dikonsumsi
selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan
dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena Governmental fund tidak memiliki catatan
modal dan utang (dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur bukan expense. Pada Governmental fund, hendaknya digunakan
modified accrual basis. Expenditure di accrued, tetapi revenue dicatat berdasarkan kas basis,
yaitu pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN,PPh dan fee
(retribusi)dihitung pada saat diterima kasnya. Salah satu pengecualian adalah property tax
(PBB) yang di accrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti. Pengaplikasian
accrual basis dalam akuntansi sector publik pada dasarnya adalah untuk menentukan cost of
services dan charging for services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan
kepada publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sector
swasta yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap
pendapatan (proper matching cost against revenue). Perbedaan ini disebabkan karena pada
sector swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit
oriented), sedangkan dalam sector publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan
publik (public service oriented).
Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual
o Basis kas: Penerimaan kas – Pengeluaran kas = Perubahan kas.
o Basis akrual: Pendapatan – Biaya = Rugi/ Laba.
o Pendapatan: Penerimaan kas selama satu periode akuntansi – Saldo awal piutang +
Saldo akhir piutang.
o Biaya: Kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi – Saldo awal utang +
Saldo akhir utang.
2.4 Standar Akuntansi Sektor Publik
Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur
perlakukan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para
10 | H a l a m a n
pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktek khusus yang
digunakan untuk mengimplementasikan standar. Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:
1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi
keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.
2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya
dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaran.
3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan
berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi,
perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan social
lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan
dalam disiplin ilmu akuntansi.
2.5 Perlunya Sistem Akuntansi Sektor Publik
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang menyangkup
pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan atas transaksi
keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Masis
(1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar system akutansi keuangan sebagai berikut :
1. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan, hanya kejadian dan kegiatan ekonomi yang
relevan saja yang akan dicatat dalam system akutansi keuangan.
2. Pengklasifikasi kegiatan operasi secara tepat Penentuan waktu pengakuan untuk setiap jenis
operasi (timing of recognition ). Pada prinsipnya, suatu operasi dapat dicatat /diakui pada
tahan tertentu dari proses transaksi
3. Adanya system pengendalian untuk menjamin reliabilitas. System pengendalian ini memiliki
dua komponen ,yaitu :
Komponen formal Komponen formal adalah pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping) : kesalahan akutansi akan dapat diketahui dan dilacak ketika jumlah sisi
kredit tidak sama dengan sisi debit
Komponen sub stansial Merupakan mekanisme konflik kepentingan (conflict of
interest): kesalahan akutansi muncul ketika mempengaruhi secara negative pihak ketiga.
11 | H a l a m a n
4. Menghitung pengaruh masing-masing operasi.
2.6 Kontroversi Akuntansi Sektor Publik vs Akuntansi Pemerintahan
Karakter akuntansi adalah seebagai penyedia jasa yang relevan bagi berbagai jenis individu
dan organisasi sector public menunjukkan variasi social, ekonomi, politik, dan karakteristik
menurut undang-undang. Masing- masing memiliki perbedaan dalam hal kekuataan dan
tanggung jawab serta memperlihatkan cntoh perbedaan pertanggung jawaban.
Akuntansi Sektor Publik vs Akuntansi Pemerintah
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Sector public digambarkan sebagai institusi
pemerintah atau, dengan kalimat yang lebih
jelas, pemerintah yang berkuasa, pemerintah
Negara, dan industri nasional (Peerusahaan
milik Pemerintah, badan hukum public,
perusahaan public).
Didefinisikan lebih sebagai system
pengukuran kinerja pemerintah. Dengan kata
lain, akuntansi mendukung pemmerintah
dalam mempertanggung jawabkan keputusan
sumber daya apa yang harus dipenuhi untuk
mencukupi kebutuhan militer (dan kebutuhan
ekspor) serta kebutuhan kelompok sipil.
12 | H a l a m a n
BAB III PENUTUPKesimpulan
Ada lima macam teknik akuntansi sektor publik yaitu akuntansi dana (fund accounting),
akuntansi anggaran (budgetary accounting), akuntansi komitmen (commitment accounting),
akuntansi kas, akuntansi akrual. Akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang
menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan.
Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontinyu jumlah
anggaran dengan realisasi anggaran. Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang
mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi dana dimaknai
sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya nonkas dan
utang diperhitungkan di dalamnya. Akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan
pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan
pengeluaran yang aktual, riil, dan objektif. Akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan
laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, lebih komprehensif, dan relevan
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Perbedaan antara akuntansi berbasis
kas dengan akuntansi berbasis akrual adalah basis kas : penerimaan kas -pengeluaran kas =
perubahan kas; basis akrual : pendapatan - biaya = rugi / laba; pendapatan : penerimaan kas
selama satu periode akuntansi - saldo awal piutang + saldo akhir piutang; biaya : kas yang
dibayarkan selama satu periode akuntansi - saldo awal utang + saldo akhir utang. Single entry
digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan
kepraktisan. Seiring semakin tingginya tuntutan, maka perubahan dari single entry menjadi
double entry dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan. Pengaplikasian
pencatatan dengan sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
auditable dan traceable. Teori memiliki 3 karakteristik, yaitu : kemampuan untuk menerangkan
atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to explain), kemampuan untuk memprediksi
(the ability to predict), kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given
phenomena). Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori akutansi, yaitu : untuk
memahami praktek akuntansi yang ada saat ini, mempelajari kelemahan dan kekurangan dari
praktek akutansi yang saat ini di lakukan, memperbaiki praktek akuntansi yang akan datang.
Suatu disiplin ilmu dapar di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu murni atau abstrak
13 | H a l a m a n
(abstract sciences), ilmu deskriptif (general descriptive sciences), ilmu derivative (special
derivativesciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan (appliend sciences).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat di andalkan terdapat
beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah :
Obyektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan,
materialitas.
14 | H a l a m a n
Daftar Pustakahttps://www.scribd.com/doc/219065250/Teori-Akuntansi-Sektor-Publik
http://niia1993.blogspot.co.id/2013/03/pengantar-akuntansi-sektor-publik.html
Mardiasmo (2009) “Akuntansi Sektor Publik” Ed. IV, Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Nordiawan, Dedi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
15 | H a l a m a n