TENTIR NPrF-01 by. PJ FAAL
PERAN NEUROTRANSMITTER PADA LENGKUNG REFLEKS
Tujuan: Memahami peran neurotransmiter pada penghantaran impuls dari saraf ke efektor.
Prinsip Kerja: …(lihat bagan aja sambil baca penuntun praktikum)
Alat dan Bahan : … (baca penuntun praktikum, tp kita slalu cetak tebal di tentir ini)
MEMBUAT SEDIAAN OTOT SARAF DAN OTOT
I. Mematikan Katak
1. Pelajari dengan seksama letak foramen occipetale magnum pada sebuah rangka yang
disediakan
2. Setelah itu, katak digenggam dalam tangan kiri, sehingga bagian antara kepala dan
punggung katak terletak diantara ibu jari dan jari telunjuk
3. Antefleksikan kepala katak, kemudian dengan penusuk katak, tusuk di garis median
(antara tulang belakang kepala dan atlas ke dalam medulla oblongata) melalui foramen
occipitale megnum dengan menembus kulit dan lapisan-lapisan jaringan lainnya
1. PersiapanMematikan katak dan membuat sediaan otot-saraf
2. Observasi(Perangsangan tak langsung)
3. Analisis HasilEfek kurare: inhibitor kompetitif pada asetilkolin
peran kalsium: penglepasan neurotransmiter asetilkolin
4. Tusuk terus sehingga masuk kedalam ruang kepala, kemudian korek-korek otak ke kiri
dan ke kanan sampai rusak
5. Tarik penusuk dari otak, dan tusuk ke dalam canalis vetebralis sampai kurang lebih
setengah panjang kanalis tersebut
6. Dengan demikian otak dan sumsum tulang belakang telah dirusak
II. Membuat Sediaan Otot-Saraf
1. Sematkan jarum pentul keempat kaki katak yang baru dimatikan di papan fiksasi
dengan punggungnya menghadap ke atas
2. Angkatlah kulit beserta tonjolan os coccygis dengan pinset bedah, kemudian guntinglah
kulit dibawah os coccygis sampai os coccygis dan sakrum bebas. Kemudian, guntinglah
sekaligus os coccygis dan sakrum yang kini telah terangka, sampai terlihat pangkal n.
Ischiadicus yang berasal dari pleksus lumbosakralis sebagai serat putih yang mengkilat
3. Ikat salah satu n. Ischiadicus dengan sepotong benang sedekat-dekatnya dengan tulang
belakang
4. Gunting pangkal n. Ischiadicus tersebut di antara benang dan tulang belakang
5. Gunakan benang tersebut sebagai pemegang saraf pada waktu membebaskan n.
Ischiadicus dari jaringan sekitarnya
6. Jika yang dibebaskan n. Ischiadicus kanan, maka kulit di seluruh tungkai kanan
dilepaskan dengan gunting dan pinset sehingga semua otot-otot terbuka, termasuk juga
m. Gastrocnemius
7. Singkaplah ke tepi otot-otot berikut ini :
- Di atas lekuk lutut: m.biseps dan m. Semimembranosus
- Lebih ke atas: m. Biseps dan m. Semimembranosus
8. Bebaskan n. Ischiadicus secara tumpul dan jaringan sekitarnya sampai ke m.
Gatroonemius. Pada waktu dibebaskan, n. Ischiadicus sama sekali tidak boleh terjepit,
tertarik atau tergunting. Jika hal ini terjadi, sudah pasti percobaan akan gagal. Cabang-
cabang saraf ke otot-otot tungkai kanan atas harus dipotong, tetapi jangan sampai
merusak n. Ischiadicusnya
9. Setelah n. Ischiadicus tersebut bebas dari jaringan sekitarnya, letakkan untuk sementara
saraf tersebut diatas m. Gastrocnemius supaya tidak menjadi kering
10. Bebaskan m. Gastroonemius secara tumpul dari jaringan sekitarnya. Potong tendo
Achilles sejauh-jauhnya dari perut m. Gastroonemius, supaya pada otot masih terdapat
tendo Achilles yang cukup panjang
11. Potong tibia tepat di bawah sendi lutut
12. Bebaskan femur dari otot sekitarnya, kecuali origo m. Gastroonemius
13. Potong femur dekat sendi lutut. Sekarang kita peroleh sediaan otot saraf yang terdirir dari
sendi lutut, m. Gastroonemius, tendo Achilles dan n. Ischiadicus
14. Selama mengerjakan pembuatan sediaan otot-saraf, jagalah agar jaringan yang terbuka
jangan menjadi kering dengan setiap kali membasahinya dengan larutan Ringer.
Hasil pengamatan
1. Sediaan Otot direndam dalam Ringer ambang potensial: 1 V
2. Sediaan Otot direndam dalam Ringer tanpa kalsium 1,5 V
3. Sediaan Otot direndam dalam Tubokurarin Otot tidak berkontraksi
PEMBAHASAN
Saraf dan otot dianggap sebagai jaringan yang dapat tereksitasi karena keduanya mampu
menghasilkan sinyal listrik apabila dirangsang. Sinyal-sinyal saraf dijalankan dari satu neuro ke
neuron berikutnya melalui batas antar neuron (interneuronal junction) yang disebut sinaps. Kerja
sinaps bersifat selektif, dapat menghambat sinyal yang lemah sedangkan sinyal yang lebih kuat
dijalarkan, atau menyeleksi dan memperkuat sinyal lemah tertentu atau juga meneruskan sinyal
ke segala arah.
Sinaps terdiri dari dua jenis yaitu sinaps kimia dan sinaps listrik. Pada sinaps kimia
neuron yang pertama menyekresi bahan kimia disebut neurotransmitter pada sinaps. Sedangkan
sinaps listrik ditandai oleh adanya saluran langsung yang menjalarkan aliran listrik dari satu sel
ke sel berikutnya dan saluran ini terdiri dari struktur tubuler protein kecil yang disebut gap
jaunction.
Terminal akson neuron prasinaps akan menghantarkan potensial aksi yang berakhir di
ujung yang sedikit menggelembung disebut kepala sinaps yang mengandung vesikel sinaps yang
menyimpan zat perantara kimiawi yang spesifik. Ruang antar neuron prasinaps dan pascasinaps
disebut celah sinaps. Pada ujung presinaps ada yang besifat mudah dirangsang (eksitatory)—
artinya menyekresi suatu bahan yang merangsang neuron pascasinaps dan juga ada yang bersifat
sulit dirangsang (inhibitory)—artinya menyekresi suatu bahan yang dapat menghambat neuron
pascasinaps.
Potensial aksi yang menjalar sampai terminal akson akan merangsang voltage-gate
calcium chanell yang menyebabkan sebagian saluran kalsium masuk ke terminal akson yang
kemudian akan merangsang vesikel yang berisi neurotransmiter untuk keluar dari membran
terminal akson presinaps melalui proses eksitosis. Neurotransmiter akan ditangkap oleh reseptor
yang berada di membran pascasinaps. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi.
Suatu potensial aksi di neuron motorik dengan cepat menjalar dari sistem saraf pusat ke
otot rangka. Terminal akson neuron motorik membesar menjadi suatu struktur berbentuk tombol
disebut terminal button. Bagian khusus dari membran sel otot yang terletak tepat dibawah
terminal button dikenal sebagai motor end plate. Setiap terminal button mengandung ribuan
vesikel yang menyimpan zat perantara kimiawi asetilkolin (Ach). Asetilkolin merupakan suatu
ester asam cuka kolin, dibentuk dari asetil-KoA dan kolin didalam sitoplasma akson
Proses pemindahan sinyal asetikolin :
1. Potensial aksi mencapai membran presinaps
2. menyebabkan kanal Ca2+ yang diatur oleh tegangan dibuka.
3. Ion-ion Ca2+ dari daerah ekstraseluler mendesak masuk dan kadarnya meningkat secara
drastis didalam sinaps. Kemudian ion kalsium menyebabkan proses eksositosis. Pada proses
ini banyak vesikel yang mensekresikan isinya(asetilkolin) ke dalam celah sinaps.
4. Molekul asetilkolin berdifusi melalui celah sinaps yang berikatan pada reseptor pascasinaps
dan kemudian mengaktifkannya.
5. Reseptor asetilkolin merupakan kanal ion yang diatur oleh ligand, terbuka untuk ion Na+ dan
K+. Arus ion Na+ meningkatkan potensial diam sel-sel saraf pascasinaps atau sel-sel otot
sedemikian rupa sehingga kanal-kanal yang tergantung pada tegangan terbuka dan dihasilkan
suatu potensial aksi
Penjalaran suatu potensial aksi ke terminal akson, memicu pembukaan saluran Ca2+
gerbang voltase di terminal button. Hal ini memungkinkan difusi Ca2+ ke dalam terminal button
dari lingkungan ekstra sel sehingga menyebabkan pengeluaran Ach dari vesikel-vesikel ke dalam
celah. Ach yang dikeluarkan akan berikatan dengan reseptor spesifik yang ada pada motor
endplate.
Pengikatan ini menimbulkan pembukaan saluran gerbang zat perantara kimiawi di motor
end plate. Saluran ini memungkinkan Na+ dan K+ keluar masuk ke dalam motor end plate yaitu
Na+ yang masuk lebih banyak dari K+ yang keluar sehingga terjadi depolarisasi, pada membran
end plate yang sebelumnya berada dalam keadaan potensial istirahat. Perubahan potensial ini
dikenal sebagai potensial end-plate (EPP). Sewaktu EPP terbentuk di motor end-plate terjadi
aliran arus lokal 2 arah antara end-plate yang mengalami depolarisasi dan membran sel
didekatnya yang berada dalam keadaan istirahat. Potensial aksi yang terbentuk didaerah-daerah
tersebut merambat ke seluruh membran serat otot. Aktivitas listrik ini mencentuskan kontraksi
serat otot.
Respon listrik otot dihentikan oleh suatu enzim yang terdapat dimembran motor end-
plate yaitu asetilkolinestrase yang menyebabkan inaktivasi Ach. Enzim ini memecah asetilkolin
menjadi kolin dan asetat dan dua zat ini diambil kembali secara aktif oleh neuron presinaps dan
digunakan untuk sintesis asetilkolin. Substansi yang menhambat residu serin didalam pusat aktif
asetilkolin esterase memperpanjang kerja asetilkolin dan berfungsi sebagai racun saraf. Racun
panah re secara kompetitif menduduki tempat ikatan asetilkolin pada reseptor.
Refleks adalah respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar. Jalur-jalur
saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas reflek dikenal sebagai lengkung refleks yang
mencakup 5 komponen dasar yaitu : reseptor,yang berspon terhadap stimulus atau rangsangan
berupa perubahan fisika atau kimia. Reseptor membentuk potensial aksi yang dipancarkan oleh
jalur aferen ke pusat integrasi yaitu SSP untuk diolah. Dari hasil integrasi informasi akan
dihasilkan keputusan untuk merespon stimulus tersebut yang disalurkan melalui jalur eferen ke
efektor untuk melaksanakan respon yang diinginkan dalam percobaan ini kontraksi otot.
Pada kontraksi otot, sarkomer memendek sewaktu filamen tipis bergeser mendekat satu
sama lain di antara filamen tebal sehingga garis-garis Z tertarik saling mendekat satu sama lain
Pada saat kontraksi tersebut terjadi cross bridge cycle dimana mekanismenya adalah :
1. ATP dihidrolisis oleh ATPase miosin; ADP dan Pi tetap melekat ke miosin; energi tersimpan
di jembatan silang
2. Akibat eksitasi Ca2+ dikeluarkan; menghilangkan pengaruh inhibitorik dari aktin,
memungkinkannya berikatan dengan jembatan silang
3. Gerakan mengayun kuat memicu kontak antara miosin dan aktin; ADP dan Pi dilepaskan
4. Hubungan aktin dan miosin terputus sewaktu molekul ATP segera berikatan dengan
jembatan silang miosin; jembatan silang kembali ke konformasinya semula; ATP mengalami
hidrolisis dan kembali ke semula.
Kontraksi otot diatur oleh neuron motorik yang mensekresikan neurotransmitter
asetilkolin pada motor end-plate. Bahan pembawa sinyal ini berdifusi melalui celah sinaptik
yang sempit kemudian berikatan pada reseptor asetilkolin membran sel otot dan membuka kanal-
kanal ion sehingga suatu arus sinaptik yang depolarisasi dapat mengalir. Arus ini menyebabkan
suatu potensial end-plate pada membran plasma dengan mengikuti prinsip all or none. Potensial
aksi berpindah dari end-plate keluar ke segala arah dan merangsang serat-serat otot secara
sempurna.
1. P-NT.1 Apa yang dimaksud dengan rangsang tak langsung?
Rangsang yang diberikan pada saraf yang menyarafi otot yang bersangkutan.
2. P-NT.2 Setelah otot direndam dengan larutan Ringer tanpa kalsium, apa yang diharapkan
terjadi pada perangsangan tak langsung?
Terjadi kontraksi dengan ambang potensial yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena tidak
ada/kurangnya kalsium yang akan melintas masuk ke terminal presinaps untuk membantu
pelepasan neurotransmiter asetilkolin ke celah sinaps.
3. P-NT.3 Bagian mana dari sediaan otot saraf yang dapat dipengaruhi oleh larutan tubo-
kurarin?
Endplate
4. P-NT.4 Setelah otot direndam dengan tubo-kurarin,apa yang diharapkan terjadi pada
perangsangan tak langsung?
Otot tidak akan berkontraksi. Hal ini disebabkan karena tubo-kurarin merupakan inhibitor
kompetitif yang menghalangi asetilkolin melekat pada reseptornya di membran postsinaps.
Hal ini menyebabkan tidak terjadinya kontraksi meskipun dengan potensial yang tinggi.
JADINYAA….
Neurotransmiter merupakan bahan kimia yang disekresikan oleh presinaps dan bekerja pada
protein reseptor pada membran postsinaps sehingga terjadi penghantaran impuls dari satu neuron
ke neuron lain atau ke efektor. Pelepasan neurotransmiter dari vesikel dibantu oleh beberapa
komponene di antaranya adalah ion Ca2+. Kerja neurotransmitter juga dapat dihambat seperti
dengan penggunaan tubo kurarin sebagai inhibitor kompetitif pada reseptor asetilkolin.
Sekian dulu yaaa Tentir part 1&2 dari kami,…
Tentir ini jauh dari sempurna (maklum kita msh sama2 BELAJAR LOYALITAS , jd kami
mohon saran dan kritiknya (klo bisa yg pedes tp membangun) hehehe
Ayo angkatan HIPPOCAMPUS SEMANGAAATTT !!!