Download - Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

Transcript
  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    1/33

    TANTANGAN DISINTEGRASI BANGSA TERHADAP

    NASIONALISME INDONESIA

    Yudha Pradana

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik.

    Hal tersebut merupakan hasil daripada upaya merebut dan

    mempertahankan kemerdekaan dari pihak-pihak yang sering merongrong

    kemerdekaan Indonesia. Sebagai negara kesatuan sudah barang tentu

    kemajemukan menjadi hal yang pasti akan dijumpai dalam dunia

    kemasyarakatannya. Hal itu dapat dilihat dari beragamnya suku bangsa

    dan sistem sosial yang ada di Indonesia.

    Keberagaman tersebut dibingkai dalam sebuah negara kesatuan.

    Dimana kemajemukan tersebut dijadikan satu diatas perbedaan yang ada.

    Karena Indonesia merupakan negara yang beragam ras dan suku

     bangsanya, maka Indonesia juga dapat dikatakan sebagai sebuah negara-

     bangsa. Hal ini dapat tercermin kutipan Risalah Sidang Badan Penyelidik

    Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia

    Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dikutip oleh Sekretariat Negara

    Republik Indonesia (1998) bahwa :

    Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara

    kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara

    yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan

    -atau nasionalisme- yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk

    membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang

    sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama,

    ras, etnik atau golongannya.

    1

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    2/33

    Hal tersebut di atas secara tersirat menunjukkan bahwa

    terbentuknya negara kesatuan Indonesia ialah oleh adanya semangat

    persatuan dan rasa untuk berdiri di atas paham kebangsaan. Bukan lagi di

    atas paham kesukuan atau rasa chauvinistis dan primordialisme. Secara

    historis tercatat bahwa semangat keindonesiaan menjadi landasan para

    pendiri dan pejuang bangsa untuk bersatu. Kemudian rasa kebangsaan

    menjadi salah satu dasar daripada berdirinya sebuah bangsa yang

    kemudian bernama Indonesia.Sudah sangat jelas bahwasanya poros utama terbentuknya negara-

     bangsa ialah nasionalisme. Nasionalisme Indonesia akan turut serta

    menentukan dan memperlihatkan eksistensi daripada negara-bangsa

    tersebut. Nasionalisme bukan hanya harus dimiliki dalam masa mengusir

    penjajahan (seperti yang terjadi di beberapa negara, juga Indonesia, dalam

    merebut kemerdekaan) namun pula harus terus dimiliki sampai

    kapanpun. Hal ini guna tetap mempertahankan eksistensi dan identitas

    kebangsaan negara yang bersangkutan.

     Jika kita melihat kondisi nasionalisme dari negara-bangsa

    Indonesia dewasa ini dapat terlihatlah adanya sebuah penipisan dan

    pemunduran. Kita dapat melihat, bahwa rasa nasionalisme bangsa ini

    telah sampai kepada titik yang sangat mengkhawatirkan dan

    membahayakan bagi eksistensi negara-bangsa Indonesia. Dalam bidang

    politik misalnya, kita akan melihat maraknya disintegrasi bangsa yang

    disebabkan oleh menipisnya rasa nasionalisme sehingga berujung kepada

    ancaman pecahnya kesatuan dan persatuan nasional. Etnisitas dan

    gerakan separatis seolah menjadi jamur di musim hujan. Konflik yang

    mengatasnamakan ras dan suku dari hari ke hari semakin menjadi.

    2

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    3/33

    Gerakan separatispun semakin menunjukkan bahwa persatuan dan

    kesatuan nasional memang sedang terancam. Pasca reformasi terjadi

    gerakan-gerakan tersebut semakin nyata terasa.

    Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah

    air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan

    pertikaian, gelombang reformasi yang tengah berjalan menimbulkan

     berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait dengan

    Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan

    dibongkar. Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai

    dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring dengan itu lahir

    sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi

    yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah

    problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik

    dengan segala permasalahannya.

    Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena

    perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah

    daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber

    daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut

    mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat

    kesejahteraan masyarakat yang tinggi.

    Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh

    perkembangan politik dewasa ini. Dalam kehidupan politik sangat terasa

    adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun pimpinan

    nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa,

    sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari

    kelompok, golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal ini menunjukkan

     bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah

    3

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    4/33

    memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian

     besar masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-

    ucapan para elitnya sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak

    yang menjurus kearah terjadinya kerusuhan maupun konflik antar

    kelompok atau golongan.

    Sebetulnya gerakan separatis bukan hal baru dalam dinamika

    kenegaraan Indonesia. Secara historis dan sosiologis tercatat bahwa di

    Indonesia, setelah kemerdekaan, kerap terjadi berbagai gerakan yang

     berupaya untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik

    Indonesia. Diantaranya yang tercatat ialah DI/TII (gerakan mendirikan

    negara islam), Republik Maluku Selatan (gerakan yang berupa upaya

    pemisahan diri kawasan Maluku dari wilayah NKRI), dan OPM (gerakan

    di Papua yang ingin memisahkan diri dari NKRI yang didasari

    ketidaksamaan unsur historis bangsa).

    Hal tersebut sedikit banyak mempengaruhi sikap nasionalisme

    seorang anak bangsa. Karena, dari Sabang sampai Merauke, NKRI ini

    dibentuk dan berdiri dengan dasar sikap kebangsaan yang merasa satu

    dalam nasib dan perjuangan. Oleh karenanya kajian mengenai fenomena

    disintegrasi bangsa yang berpengaruh terhadap sikap nasionalisme

    Indonesia menarik untuk dikaji sebagai bentuk penumbuhan dan

    pengembangan pengetahuan dan pemahaman mengenai Indonesia.

    B.Rumusan Masalah

    Dalam penulisan makalah ini ditetapkan beberapa rumusan

    permasalahan yakni :

    1.Bagaimanakah pengaruh tantangan disintegrasi bangsa

    terhadap sikap nasionalisme ?

    4

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    5/33

    2.Bagaimanakah solusi yang dapat diajukan dalam upaya

    penganggulangan persoalan disintegrasi bangsa di Indonesia ?C.Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan makalah ini adalah :

    1.Mengetahui pengaruh tantangan disintegrasi bangsa terhadap

    nasionalisme.

    2.Mengetahui solusi dalam hal penganggulangan disintegrasi

     bangsa di Indonesia.

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.Tinjauan Tentang Tantangan Disintegrasi Bangsa

    Negara-bangsa Indonesia merupakan sebuah entitas yang berdiri

    di atas kemajemukan. Sebenarnya, kemajemukan tersebut menjadi salah

    satu faktor yang kemudian menyebabkan terbentuknya negara-bangsa

    Indonesia. Kemajemukan masyarakat Indonesia terlihat seperti yang

    dinyatakan oleh Furnivall (Nasikun, 2006 : 35), bahwa “masyarakat

    Indonesia merupakan masyarakat majemuk ( plural society), yakni suatu

    masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-

    sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan

    politik”.

    Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk telah menimbulkan

    persoalan intergrasi pada tingkatan nasional. Pluralitas masyarakat yang

     bersifat multidimensional itu akan dan telah menimbulkan persoalan

    tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal.

    Maka, tak jarang kemajemukan bangsa Indonesia dapat menyebabkan

    konflik horizontal yang berujung pada ancaman disintegrasi bangsa.

    5

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    6/33

    Hal tersebut terekam secara historis bahwa dalam enam

    dasawarsa perikehidupan kenegaraan di tanah air, terbukti bangsa

    Indonesia pernah mengalami beberapa kali konflik yang erat kaitannya

    dengan unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) serta politik.

    Sekalipun masalah SARA ini tidak sampai berujung pada terjadinya

    separatisme pada wilayah Indonesia yang sudah bersatu sejak awal

    kemerdekaan. Namun harus diakui bahwa beberapa kelompok kecil

    masyarakat lainnya telah menunjukkan bahwa di Indonesia mempunyai

    potensi untuk itu.

    Maraknya disintegrasi bangsa disebabkan oleh menipisnya rasa

    nasionalisme. Sehingga berujung kepada ancaman pecahnya kesatuan dan

    persatuan nasional. Etnisitas dan gerakan separatis seolah menjadi jamur

    di musim hujan. Konflik yang mengatasnamakan ras dan suku dari hari ke

    hari semakin menjadi. Gerakan separatispun semakin menunjukkan

     bahwa persatuan dan kesatuan nasional memang sedang terancam. Selain

    itu konflik yang bernuansa etnis atau antar golongan disebabkan karena

    lunturnya nilai-nilai agama, adat dan sejarah. Kini hal tersebut telah

    dikalahkan oleh egoisme SARA itu sendiri.

    Gerakan separatisme yang mengancam disintegrasi bangsa

    sebenarnya telah muncul sejak dahulu. Hal ini dapat dilihat dari

    maraknya gerakan-gerakan separatis seperti DI/TII, RMS atau

    PRRI/PERMESTA. Namun, meningkatnya tensi separatisme dirasakan

    pada masa pasca reformasi berlangsung. Hal tersebut seperti yang

    dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2002 : 120-122) bahwa :

    Kejatuhan Presiden Soeharto dari singgasananya pada Mei 1998

    sebagai akibat lanjutan dari krisis moneter, ekonomi dan politik

    6

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    7/33

    telah mengancam integrasi nasional negara-bangsa Indonesia….

    Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, sistem

    sosial yang berbeda kelihatannya semakin rapuh.

    Menurut F.M. Suseno (Richard M Daulay, 2003 : 31-40), ada

     beberapa hal yang menyebabkan maraknya fanatisme sehingga pecahnya

    integrasi nasional.Pertama ialah masalah sentralisme, yangkedua ialah

    masalah primordialisme, dan yang ketiga adalah permasalahan

    ketidakadilan sosial. Kesemuanya tersebut nampak dalam beberapa

    konflik yang menyebabkan disintegrasi, seperti yang terjadi di Aceh,

    Papua, Riau, Ambon dan Timor-Timor. Permasalahan disintegrasi bangsa

    merupakan tantangan yang harus dihadapi demi bertahannya eksistensi

    negara-bangsa Indonesia yang didasarkan atas konsesus bersama serta

    sikap dan jiwa nasionalisme.

    Disintegrasi bangsa juga dapat ditinjau dari maraknya konflik

    horizontal yang bersifat politis maupun ideologis. Pada tingkatan

    ideologis, konflik tersebut terwujud dalam bentuk konflik antara sistem-

    nilai yang dianut serta menjadi ideologi dari berbagai kesatuan sosial.

    Pada konflik yang bersifat politis, konflik tersebut terjadi dalam bentuk

    pertentangan di dalam pembagian status kekuasaan dan sumber-sumber

    ekonomi yang terbatas adanya di dalam masyarakat. Konflik-konflik ini biasanya terjadi pada kalangan elite yang akan berekses terhadap

    kalangan graas roots(kalangan pada tingkatan terbawah).

    Situasi konflik seperti itulah yang kemudian membuat para pihak

    yang berselisih akan berusaha mengabadikan diri dengan cara

    memperkokoh solidaritas ke dalam diantara sesama anggotanya.

    Diantaranya ialah dengan membentuk organisasi-organisasi

    7

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    8/33

    kemasyarakatan, bersaing dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan

    politik. Hal tersebut nampak dalam konflik komunal bangsa Indonesia

    atau konflik antar elite partai politik. Sehingga hal tersebut menjadi

    ancaman bagi eksistensi negara-bangsa Indonesia.

    Strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau

    mengatasi disintegrasi bangsa tersebut. Strategi tersebut diantaranya ialah

    seperti yang dikemukakan oleh Richard M Daulay (2003 : 31-40) pertama,

    dengan memperkuat kembali Pancasila sebagai sebuah ideologi nasional

    yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.Kedua,

    menciptakan keadilan sosial dan pemerataan antara pusat dan daerah.

    Ketiga, membangun budaya Indonesia yang akan menyatukan seluruh

    elemen bangsa.Keempat ialah pelaksanaan otonomi daerah yang benar

    dan tepat. Sehingga antar daerah akan terjalin kerjasama dan kemajuan

    tanpa harus menimbulkan kecemburuan dan keinginan untuk

    memisahkan diri.

    Artinya secara sederhana dapat dikatakan ada dua hal yang dapat

    ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut.Pertama, secara politis

    (struktural) dan yangkeduaialah secara sosial (kultural). Secara struktural

    diharapkan pemerintah dapat membuat dan menerapkan kebijakan-

    kabijakan yang dapat dikatakan merata dan tidak membuat kecemburuan

    antar suku bangsa. Sedangkan secara kultural bahwa diharapkan

    masyarakat sebagai sebuah kesatuan dapat secara aktif mengeratkan diri

    melalui budaya lokal yang dapat menjadi penyangga bagi kesatuan

    nasional.

    B.Tinjauan Tentang Nasionalisme

    8

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    9/33

    Pengertian Bangsa dan Nasionalisme

    Nasionalisme sering kali dikonotasikan dengan aspek-aspek

    emosional, kolektif dan idola serta sarat emosi historis. Nasionalisme

    selalu melibatkan dimensi atau rasa, seperti seperasaan, sepenanggungan,

    seperantauan dan senasib. Faktor memori historis adalah faktor

    kecenderungan yang dibangun untuk menumbuhkan perasaan bersatu

    dalam sebuah konsep kebangsaan tertentu.

    Pembicaraan seputar nasionalisme pasti tidak akan lepas dari

    pembicaraan tentang bangsa. Nasionalisme secara sederhana dikatakan

    sebagai sebuah paham kebangsaan. Maka oleh karenanya, perlu terlebih

    dahulu dirumuskan tentang definisi bangsa itu sendiri. Bangsa menurut

    Ernest Renan dalam Sri Sultan Hamengkubuwono X (2007 : 85), adalah

     jiwa dan prinsip spiritual yang menjadi ikatan bersama, baik dalam

    pengorbanan (sacrifice) maupun dalam kebersamaan (solidarity).

    Sedangkan Benedict Anderson mengatakan bahwa bangsa didefinisikan

    sebagai “sebuah komunitas politik terbayang”. Menurut Otto Bauer

    (Soekarno, 2007 : 146) bangsa adalah satu persamaan, satu persatuan

    karakter, watak, yang persatuan karakter atau watak ini tumbuh, lahir,

    terjadi karena persatuan pengalaman.

    Sedangkan menurut Soekarno (2007 : 149) bangsa ialah

    segerombolan manusia yang mempunyai kehendak untuk hidup bersama,

    mempunyai persamaan watak, tetapi berdiam diatas satu wilayah

    geopolitik yang nyata satu persatuan. Sartono Kartodirdjo dalam Adeng

    Muchtar Ghazali (2004 : 3) mengatakan bahwa bangsa menunjuk kepada

    suatu komunitas sebagai kesatuan kehidupan bersama yang mencakup

    pelbagai unsur yang berbeda dalam aspek etnik, kelas atau golongan

    9

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    10/33

    sosial, aliran kepercayaan, kebudayaan linguistik, dan lain sebagainya.

    Kesemuanya terintergerasikan dalam perkembangan historis sebagai

    kesatuan sistem politik berdasarkan solidaritas yang dipotong oleh

    kemauan politik bersama.

    Dengan demikian bahwasanya dapat dikatakan bahwa bangsa itu

    memiliki sifat yang pluralistik. Tidak berdiri di atas paham kesukuan, ras

    maupun agama. Bangsa lebih menonjolkan kehendak bersama serta hidup

    dalam sebuah persekutuan yang majemuk dan memiliki wilayah yang

    menjadi pijakan serta tempat untuk hidup bersama tersebut. Sedangkan

    etnis lebih kepada idenitas kebudayaan yang dimiliki.

    Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan

    mempertahankankedaulatan sebuahnegara dengan mewujudkan satu

    konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme

     berangkat dari situasi perjuangan merebut kemerdekaan dan sudah

     barang tentu dibutuhkan suatu konsep sebagai dasar pembenaran rasional

    dari tuntutan terhadap penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat

    keikutsertaan semua orang atas nama sebuah bangsa.

    Konsep bangsa lahir sesudah revolusi Prancis. Ketika itu Parlemen

    Revolusi Prancis menyebut diri mereka sebagaiassemblee nationale yang

    menandai transformasi institusi politik tersebut, dari sifat eksklusif yang

    hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan ke sifat egaliter di mana

    semua kelas meraih hak yang sama dengan kaum kelas elite dalam

     berpolitik. Dari sinilah makna katanation menjadi seperti sekarang yang

    merujuk pada bangsa atau kelompok manusia yang menjadi penduduk

    resmi suatu negara.

    10

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kedaulatan&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kedaulatan&action=edit

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    11/33

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    12/33

    partai-partai yang menjadi pelopor nasionalisme dalam pengertian politik

    yang kemudian disusul oleh banyak organisasi politik yang tumbuh pada

    masa pergerakan nasional.

    Bangsa Indonesia merupakan suatu kesatuan solidaritas

    kebangsaan. Seseorang yang termasuk bangsa Indonesia adalah seseorang

    yang memiliki perilaku tertentu yang merupakan perilaku Indonesia,

    perasaan-perasaan tertentu yang merupakan jati diri sebagai bangsa

    Indonesia. Tumbuhnya nation Indonesia bermula dari kebangkitan

    nasional dengan lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908. Terbentuknya

    nationIndonesia juga dapat kita lihat dalam Sumpah Pemuda 1928,

    dimana anggota panitia tersebut terdiri dari suku bangsa dan agama.

    Nasionalisme adalah salah satu kekuatan yang menentukan dalam

    sejarah modern suatu bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaannya.

    Di Indonesia timbulnya pemikiran nasionalisme merupakan bentuk reaksi

    terhadap kolonialisme. Nasionalisme Indonesia tidak bisa dilepaskan dari

    pengaruh kekuatan kolonialisme barat. Nasionalisme Indonesia

    mengalami perkembangan dan pertumbuhan seirama dengan dinamika

    pergerakan kebangsaan Indonesia.

    Pergerakan nasional Indonesia didukung oleh kebangkitan

    nasionalisme negara-negara di Asia setelah Perang Dunia II. Di negara-

    negara Asia, khususnya di Indonesia, tumbuhnya nasionalisme dalam

    pengertian modern merupakan bentuk reaksi terhadap kolonialisme, yang

     bermula dari cara eksploitasi yang menimbulkan pertentangan

    kepentingan yang permanen antara penjajah dan yang dijajah.

    Nasionalisme Indonesia adalah gejala historis yang tidak dapat dilepaskan

    dari pengaruh kekuasaan kolonialisme bangsa barat. Nasionalisme

    12

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    13/33

    Indonesia secara umum bertujuan ke dalam memperhebatnation and

    character building sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup bangsa,

    sedangkan tujuan keluar menolak segala bentuk kolonialisme.

    Semangat nasionalisme Indonesia muncul sebagai satu ikatan

     bersama melawan kolonialisme. Nasion dan nasionalisme dipakai sebagai

    perasaan bersama oleh penindasan kolonialisme dan oleh karena itu,

    dipakai sebagai senjata ampuh untuk membangun ikatan dan solidaritas

    kebersamaan melawan kolonialisme. Tidak dapat disangkal bahwa

    nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang diciptakan (invented).

    Oleh para pendiri bangsa Indonesia, melalui Budi Utomo dan kemudian

    Sumpah Pemuda, telah menciptakan nasionalisme Indonesia yang lintas

    etnis, dengan simbol bendera merah putih dan bahasa Indonesia.

    Nasionalisme yang muncul ketika menjelang dan awal

    kemerdekaan Indonesia dapat dikatakan disebabkan oleh tiga hal.

    Pertama, bangsa Indonesia menghadapi musuh yang sama (common enemy)

    yakni penjajahan. Adanya musuh bersama ini telah membentuk rasa

    solidaritas yang sangat tinggi untuk menghadapi dan mengusir musuh itu

    sejauh-jauhnya.Kedua, berhubungan dengan yang pertama, pada waktu

    itu bangsa ini memiliki tujuan yang sama, yakni ingin mandiri sebagai

    sebuah bangsa yang merdeka.Ketiga, karena kedua hal di atas, waktu itu

     bangsa ini merasa senasib seperjuangan. Semua merasa tertindas dan

    teraniaya oleh bangsa asing. Kehidupan menjadi teras selalu diinjak-injak

    dan sama sekali tak dihargai. Di sinilah terjadi sinergi dari segenap

    lapisan masyarakat dengan kemampuan masing-masing berjuang

    mengubah nasib bersama.

    13

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    14/33

    Secara historis awalnya gerakan nasionalisme Indonesia berawal

    dari pembentukan organisasi Budi Utomo yang kemudian diikuti dengan

     berdirinya organisasi-organisasi lain seperti Sarekat Islam, Pemuda Jawa,

    Pemuda Sumatera, Pemuda Sulawesi, Pemuda Ambon dan organisasi lain

    yang bersifat kedaerahan. Organisasi-organisasi yang bersifat

    primordialisme ini segera mentransformasikan diri menjaadi organisasi

    yang bersifat non-primordialisme atau bersifat nasional. Tahun 1927

     berdirilah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diprakarsai Soekarno.

    Sebagai organisasi politik berskala nasional pertama di Indonesia, partai

    ini secara tegas menggariskan agenda utama partai ialah Indonesia

    merdeka. Dengan lahirnya PNI, maka semangat nasionalisme Indonesia

    semakin berkobar-kobar seperti api yang menyala-nyala. Boleh dikatakan,

     bahwa gelombang nasionalisme pada awalnya merupakan hasil dari

    ekspansi barat, yang juga sebagai sebuah reaksi terhadap dominasi barat.

    Nasionalisme menurut Stanley Benn dalam Adeng Muchtar

    Ghazali (2004 : 3) memiliki elemen-elemen seperti dibawah ini, yaitu :

    1.Semangat ketaatan kepada suatu bangsa (semacam

    patriotisme).

    2.Dalam aplikasinya kepada politik, nasionalisme menunjuk

    kepada kecondongan untuk mengutamakan kepentingan

     bangsa sendiri, khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan dengan kepentingan bangsa lain.

    3.Sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan ciri khusus

    suatu bangsa. Karena itu, doktrin yang memandang

    perlunya kebudayaan bangsa dipertahankan.

    4.Ada kriteria yang jelas untuk mengenali suatu bangsa

     beserta anggota para bangsa itu.

    14

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    15/33

    Menurut Nurcholish Madjid dalam Adeng Muchtar Ghazali

    (2004 : 3) mengatakan bahwa berdasarkan proses pembentukannya, dapat

    diketahui prinsip-prinsip nasionalisme, yakni :

    1.Kesatuan (unity), yang mentransformasikan hal-hal yang

    polimorfik menjadi monomorfik sebagai produk proses

    integrasi;

    2.Kebebasan (liberty), khususnya bagi negeri-negeri jajahan yang

    memperjuangkan pembebasan dan kolonialisme;

    3.Kesamaan (equality), sebagai bagian implisit dari masyarakat

    demokratis yang merupakan antitesa dari masyarakat kolonialyang diskriminatif dan otoriter;

    4.Kepribadian (identity), yang lenyap karena negasi kaum

    kolonial; dan

    5.Prestasi amat diperlukan untuk menjadi sumber inspirasi dan

    kebanggaan bagi warga negara nasion.

    Nasionalisme Indonesia bangkit sebagai bentuk perlawanan atau

    penentangan terhadap kolonialisme. Nasionalisme Indonesia dengan

    sendirinya juga mengandung tiga aspek penting, yaitu :

    1.Politik. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghilangkan

    dominasi politik bangsa asing dan menggantikannya dengan

    sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat.

    2.Sosial ekonomi. Nasionalisme Indonesia muncul untuk

    menghentikan eksploitasi ekonomi asing dan membangunmasyarakat baru yang bebas dari kemelaratan dan

    kesengsaraan.

    3.Budaya. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan

    kembali kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan

    perubahan zaman. Ia tidak menolak pengaruh kebudayaan

    luar, tetapi dengan menyesuaikannya dengan pandangan

    15

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    16/33

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    17/33

    4.Kesatuan Wilayah. Bangsa ini hidup dan mencari penghidupan

    di wilayah yang sama yaitu tumpah darah Indonesia.

    5.Kesatuan Asas Kerohanian. Bangsa ini memiliki kesamaan cia-

    cita, pandangan hidup dan falsafah kenegaraan yang berakar

    dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri di masa

    lalu maupun pada masa kini.

    Substansi nasionalisme Indonesia memiliki dua unsur.Pertama,

    kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang

    terdiri atas berbagai suku, etnik, dan agama.Kedua, kesadaran bersama

     bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk pensubordinasian,

    penjajahan, dan penindasan dari bumi Indonesia. Semangat dari dua

    substansi tersebutlah yang kemudian tercermin dalam Sumpah Pemuda

    dan Proklamasi serta dalam Pembukaan UUD 1945.

    Nasionalisme Indonesia mengalami pertumbuhan dan

    perkembangan pada masa lalu seirama dengan dinamika pertumbuhan

    dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia. Nasionalisme yang

    dianut oleh bangsa Indonesia melahirkan pendirian untuk menghormati

    kemerdekaan bangsa lain sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD

    1945 “bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa”.

    Oleh karena itu dalam nasionalisme terkandung sikap anti penjajahan.

    Semangat yang demikian dengan sendirinya tidak menumbuhkan

    keinginan bangsa Indonesia untuk menjajah bangsa lain, sebaliknya

     bangsa Indonesia ingin tetap bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain

    untuk mewujudkan perdamaian dunia menuju masyarakat maju,

    sejahtera, dan adil bagi semua umat manusia di dunia.

    17

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    18/33

    Berbicara tentang nasionalisme Indonesia, perlu dicatat bahwa

    kita tidak dapat menyepadankannya begitu saja dengan nasionalisme

    Barat. Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme berfondasi Pancasila.

    Nasionalisme yang bersenyawa dengan keadilan sosial, yang oleh

    Soekarno disebut Sosio-nasionalisme. Nasionalisme yang demikian ini

    menghendaki penghargaan, penghormatan, toleransi kepada bangsa atau

    suku bangsa lain. Maka nasionalisme Indonesia berbeda dengan

    nasionalisme Barat yang bisa menjurus kepada sikap chauvinistik dan

    ethnonationalism -nasionalisme sempit- yang membenci bangsa atau suku

     bangsa lain, menganggap bangsa atau suku bangsa sendirilah yang paling

     bagus, paling unggul, sesuai dengan individualisme Barat.

    Nasionalisme Indonesia menurut Soekarno (2006 : 8) adalah

    nasionalisme yang cintanya pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan

    atas susunan ekonomi-dunia dan riwayat, bukan semata-mata timbul dari

    kesombongan bangsa belaka, bukan chauvinis. Nasionalisme Indonesia

    ialah nasionalisme yang bercorak ketimuran, yang timbul dari rasa cinta

    akan manusia dan kemanusiaan, yang memberikan tempat pada lain-lain

    sesuatu, bagaikan lebarnya dan luasnya udara yang memberi tempat pada

    segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup.

    Lebih lanjut mengenai nasionalisme Indonesia, Soekarno (2003 :

    14) juga menambahkan bahwa nasionalisme kita bukanlah nasionalisme

    yang sempit ( jingo nationalism), yang selalu menghitung untung rugi ( gain

    dan loss). Nasionalisme kita bukanlah nasionalisme biasa, tetapi sosio-

    nasionalisme yang dalam pengertian, kita berhubungan erat dengan

    seluruh perikemanusiaan dan kemanusiaan.

    18

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    19/33

    Nasionalisme Indonesia menurut Soepomo bersifat inegralistik

    yakni bahwa:

    Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang integralistik,

    dalam arti yang tidak membeda-bedakan masyarakat atau warga

    negara atas dasar golongan-golongan atau yang lainnya, melainkan

    mengatasi segala golongan dan perorangan untuk persatuan semua

    lapisan masyarakat keanegaraman itu tetap diakui. Singkatnya

    nasionalisme Indonesia merupakan semangat yang dapat

    mempersatukan bangsa Indonesia dalam perbedaan dan berbeda

    dalam persatuan (Bhineka Tunggal Ika).

    Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa seluruh bangsa Indonesia

    harus membina persatuan dan kesatuan bangsa serta antar seluruh warga

    negara Indonesia yang berasas satu tekad yang bulat dan satu cita-cita

    nasional yang sama tanpa memandang asal-usul, keturunan, suku,

    daerah, golongan, kebudayaan, agama dan kepercayaan serta perbedaan-

    perbedaan yang lainnya.

    Nasionalisme bangsa Indonesia merupakan nasionalisme yang

     berdasarkan Pancasila. Hal ini terwujud dalam butir-butir pancasila, sila

    ke tiga yakni :

    a.Menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan

    keselamatan bangsa sebagai kepentingan bersama diatas

    kepentingan pribadi atau golongan.

     b.Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan

     bangsa apabila diperlukan

    c.Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

    d.Mengembangkan rasa kebangsaan dan bertanah air

    Indonesia.

    19

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    20/33

    e.Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

    persamaan abadi dan keadilan sosial.

    f.Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka

    Tunggal Ika.

    g.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

    Rapuhnya Nasionalisme Indonesia

    Memudarnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa

    tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen

    kedaerahan dan semangat primordialisme pasca krisis. Suatu sikap yang

    sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan

    kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (contract social) yang

    mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan perikemanusiaan dan

    musyawarah kerap hanya menjadi retorika kosong belaka.

    Saat ini disinyalir bahwa nasionalisme Indonesia rapuh dalam

    menghadapi gejala-gejala mutakhir berupa solidaritas parokial dan

    kekuatan eksternal akibat pengaruh globalisasi, baik kekuasaan kolonial,

    penetrasitransnasional corporation, multinasional corporation, maupun

    lembaga-lembaga internasional lainnya. Selain itu, meurut Barbara

    Goodwin (Kokom Komalasari, 2007 : 555) setidaknya ada empat faktor

    dibalik tidak adanya pertalian dari tegaknya nasionalisme.Pertama, basis

    nasionalisme atau identitas nasional.Kedua, fragmentasi atau konflik yang

    terjadi.Ketiga, loyalitas yang berlapis.Keempat, sirkulasi antara identifikasi

    subjeksitas individu dan masyarakat yang sifatnya voluntarisatas

    keberadaan suatunation.

    20

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    21/33

    Dewasa ini harus diakui bahwa kesadaran Nasionalisme sedang

    mengidap banyak masalah berat, yang memerlukan pembenahan secara

    serius. Kegagalan pembenahannya akan mempunyai dampak terhadap

    persatuan bangsa dan kesatuan negara Indonesia. Dengan kilas balik ke

    sejarah lampau, kita melihat jelas bahwa selama Indonesia dalam

    kekuasaan rezim Orba berlaku tatanan pemerintahan kediktatoran-militer

    yang anti demokrasi, anti nasional, anti HAM, anti hukum dan keadilan,

    yang menumpas ideal nasionalisme Indonesia. Kekuasaan demikian, yang

     berlangsung selama 32 tahun dan menggunakan pendekatan kekerasan,

    telah mematikan inisiatif dan kreativitas rakyat, memperbodoh rakyat.

    Di sisi lain tindakan rezim Orba tersebut menumbuhkan

    kebencian rakyat mendasar, terutama rakyat luar Jawa yang merasakan

    kekayaan alamnya dijarah dan kebudayaannya dieliminir. Dari situasi

    yang demikian itu rakyat daerah luar Jawa merasakan ketidakadilan yang

    sangat mendalam, yang mengakibatkan tumbuhnya benih-benih gerakan

    disintegrasi dalam negara Indonesia. Di samping itu konflik yang

     bernuansa SARA, seperti misalnya antara suku Dayak dengan suku

    Madura (di Kalimantan), antara ummat Kristen dengan ummat Islam (di

    Maluku dan Sulawesi), penganiayaan fisik dan pengrusakan hartabenda

    etnik Tionghoa (di Jakarta) ditengarai sebagai penyebab retaknya

     bangunan nasionalisme Indonesia.

    Di era reformasi dan otonomi ini, nasionalisme Indonesia justru

    terasa kabur. Akumulasi itu terjadi karena nasionalisme sudah kehilangan

    makna dan ruhnya ketika ia sudah teramat sering dibajak oleh rezim

    untuk kepentingan kekuasaan. Nasionalisme tak jarang dipakai sebagai

    komoditas politik dan tameng untuk melanggengkan kekuasaan yang

    21

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    22/33

    korup dan otoriter. Konteks inilah yang mengantarkan nasionalisme

    menjadimeaningless, usang dan tak bermakna.

    C.Peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pengembangan Sikap

    Nasionalisme

    Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

    kehidupan manusia karena melalui pendidikan diharapkan dapat

    memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi individu maupun

    masyarakat. Selain itu pendidikan diharapkan dapat menjadi sarana bagi

    setiap manusia untuk mengenal realita kehidupannya sehingga ia mampu

    untuk berpartisipasi dalam kehidupan, termasuk dalam kehidupan

     berbangsa dan bernegara.

    Tilaar (2007 : 25) berpendapat bahwa pendidikan merupakan

    faktor penting untuk menumbuhkan nasionalisme disamping bahasa dan

     budaya. Pendidikan kewarganegaraan sangat kental dan erat dengan nilai-

    nilai nasionalisme dan patriotisme. Hal tersebut bukanlah sebuah mitos

     belaka, karena memang secara substanstif pendidikan kewarganegaraan

     bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, yang salah satu di

    dalamnya kental nuansa nasionalisme-nya.

    Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

    pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang

    memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

    menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter

    yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.Selainhal tersebut

    hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana

    untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan

    menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan

    22

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    23/33

    hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan

    kejayaan bangsa dan negara Indonesia. Bahwa tujuan pendidikan

    kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara

     berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan

    mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.

    Dalam standar isi pendidikan nasional, pendidikan

    kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengembangkan :

    nilai-nilai cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan

    terhadap Pancasila sebagai ideologi negara, nilai-nilai demokrasi, hak

    asasi manusia dan lingkungan hidup, kerelaan berkorban untuk

    masyarakat, bangsa, dan negara, serta, kemampuan awal bela negara.

    Berkaitan dengan PKn sebagai pendidikan kebangsaan, I Wayan

    Sukadi (2006 : 173) menjelaskan bahwa PKn membawa misi pendidikan

    sejarah perjuangan bangsa terutama yang menyangkut kepada

    pengembangan identitas nasional dan nasionalisme Indonesia. Melalui

    pemahaman dan penghayatan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, para

    siswa diharapkan tumbuh kesadarannya untuk tetap mempertahankan

    kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia

     berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

    Rasa kebangsaan membutuhkan pembinaan nilai-nilai

    kepribadian dan aspek peningkatan pengetahuan wawasan kebangsaan.

    Dibutuhkan langkah dan upaya secara intensif membangun kesadaran

    kebangsaan yang berlandaskan kebhinekaan. Pendidikan yang

    dibutuhkan tidak sekedar mentransformasikan pengetahuan, tetapi juga

    memberikan pemahaman kebangsaan dan wawasan kebhinekaan yang

    dimiliki bangsa Indonesia.

    23

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    24/33

    Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa PKn

    merupakan bagian dari pendidikan kebangsaan. Hal itu dipertegas

    dengan tujuan dari pembelajaran PKn yang mengemban tugas untuk

    mewarisi nilai-nilai kebangsaan Indonesia, seperti nasionalisme,

    patriotisme dan cinta tanah air yang dilandaskan Pancasila. 

    METODOLOGI PENULISAN

    Penulisan makalah ini menggunakan beberapa metode yang dapat

    mendukung penyelesaian pembuatan makalah ini. Beberapa metode

    tersebut diantaranya ialah :

    a.Studi Literatur

    Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan teori-teori dan

    informasi yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang

    sedang diteliti. Studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh

    peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet

    yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini

    dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh informasi tambahan

    yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau diteliti.

    Endang Danial AR mengatakan bahwa studi literatur adalah

    penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan

    sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah

    dan tujuan penelitian (Endang Danial AR).

    b.Studi Dokumentasi ,

    Studi dokumentasi dilakukan dimana peneliti mengumpulkan

    sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan informasi sesuai

    dengan masalah penelitian. Data yang diperoleh melalui kajian

    24

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    25/33

    dokumentasi ini dapat dipandang sebagai sumber yang dapat

    menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dalam pembuatan makalah

    ini. Jadi melalui studi dokumentasi ini penulis dapat memperkuat

    data yang berkaitan dengan masalah, tujuan, fungsi dan sebagainya.

    Sedangkan Endang Danial menegaskan bahwa studi dokumentasi

    merupakan studi dimana peneliti mengumpulkan sejumlah dokumen

    yang diperlukan sebagai bahan informasi sesuai dengan masalah

    penelitian.

    ANALISIS

    1.Pengaruh tantangan disintegrasi bangsa terhadap sikap nasionalisme

    Terjadinya disintegrasi bangsa dalam bingkai Negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berpengaruh terhadap sikap

    nasionalisme bangsa Indonesia. Karena secara jelas bahwa

    terbentuknya NKRI didasari oleh rasa kebangsaan yang sama yakni

    perasaan satu sebagai bangsa Indonesia. Namun dalam dinamikanya

    terjadi berbagai penyimpangan dari sikap nasionalisme ini.

    Diantaranya ialah munculnya fenomena pecahnya kesatuan bangsa

    sebagai modal utama dalam membangun bangsa Indonesia.

    Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh Rasyid (2001)

     bahwa integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara

    modern. Keutuhan wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan

    para pemimpin dan masyarakat warga negara memelihara komitmen

    kebersamaan sebagai suatu bangsa. Karena itu, secara teoretik

    dipahami bahwa ancaman paling serius terhadap integrasi bangsa

    25

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    26/33

    adalah disharmoni sosial, sedangkan ancaman paling nyata terhadap

    eksistensi wilayah negara adalah gerakan separatisme.Fenomena disintegrasi bangsa jelas merupakan suatu

    paradoks dari sebuah nilai-nilai nasionalisme. Hal tersebut seperti

    yang tergambar melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradana

    (2009 : 112) yang menyatakan bahwa tantangan disintegrasi bangsa

    memiliki kaitan dengan sikap nasionalisme Indonesia. Kaitan tersebut

    ialah tantangan disintegrasi bangsa diakibatkan oleh menebalnya rasa

    fanatisme kedaerahan yang lebih besar daripada rasa kebangsaan

    sebagai bangsa yang satu (nasionalisme).

     Jadi bahwasanya jelas bahwa sikap fanatisme kedaerahan

    sangat bertentangan dengan sikap nasionalisme Indonesia. Karena

    sikap nasionalisme Indonesia merupakan suatu sikap yang dilandasi

    akan kecintaan kepada tanah air Indonesia, bukan kecintaan terhadap

    kesukuan, kedaerahan atau hal-hal yang sifatnya primordialistis. Hal

    tersebut sesuai dengan pendapat Soekarno (2003 : 14) bahwa

    nasionalisme kita bukanlah nasionalisme yang sempit ( jingo

    nationalism), yang selalu menghitung untung rugi ( gain dan loss).

    Nasionalisme kita bukanlah nasionalisme biasa, tetapi sosio-

    nasionalisme yang dalam pengertian, kita berhubungan erat dengan

    seluruh perikemanusiaan dan kemanusiaan.

    Disintegrasi bangsa yang menjadi paradoks dan tantangan

    dari nasionalisme Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-

    faktor tersebut dapat bersifat politis, ekonomis maupun sosio-budaya.

    Faktor yang dikemukakan oleh Rasyid (2001) ialah pertama, krisis

    ekonomi yang akut dan berlangsung lama.Kedua, krisis politik berupa

    perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga

    26

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    27/33

    menyulitkan lahirnya kebijakan yang utuh dalam mengatasi krisis

    ekonomi.Ketiga, krisis sosial dimulai dari terjadinya disharmoni dan

     bermuara pada meletusnya konflik kekerasan di antara kelompok-

    kelompok masyarakat (suku, agama, ras).Keempat, intervensi

    internasional yang bertujuan memecah-belah, seraya mengambil

    keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya

    terhadap kebijakan politik dan ekonomi negara-negara baru

    pascadisintegrasi.Kelima, demoralisasi tentara dan polisi dalam

     bentuk pupusnya keyakinan mereka atas makna pelaksanaan tugas

    dan tanggung jawabnya sebagai bhayangkari negara.

    Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang

    Strahan (2002-2003) terungkap beberapa faktor penyebab disintegrasi

     bangsa yakni ;

    a.Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan

    kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

    Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah

    daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang

     besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah

    perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang

     besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki

    kakayaan alam yang berlimpah.

     b.Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan

    pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak merata

    merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain

    masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

    c.Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat

     beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak

    27

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    28/33

    merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya

    disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti

    pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi

    kerusakan akibat dari pengelolaan.

    d.Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok

    masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini

    disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama

    yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak

    ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat

    menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa,

    oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para

    tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan

    komunikasi antar pimpinan umat beragama secara

     berkesinambungan.

    e.Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling

    mudah untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan atau

    ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering

    mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda

    faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan

    menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu

    ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang

    diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering

    menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul

    konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam

    pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti

    perasaan pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri

    28

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    29/33

    dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah

    pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan

    ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak

    adil akibat ketidak pastian hukum.

    f.Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin

    menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf

    kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang

    semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat

    miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan

    dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.

    g.Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa

    Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak

    ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di

    daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain.

    Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik

    antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan

    kelompok yang relatif terbelakang.

    h.Pertahanan Keamanan. Kemungkinan disintegrasi bangsa

    dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari

    seluruh permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. Dilain

    pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan

    dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa

    sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan

    sebagai alat pertahanan dan keamanan negara.

    Sedangkan keterkaitan antara disintegrasi bangsa dan

    nasionalisme tercermin dari gambaran hasil penelitian yang dilakukan

    oleh Pradana (2009 : 80-83) yang menggambarkan bahwa Terjadinya

    29

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    30/33

    disintegrasi dan hubungannya dengan sikap nasionalisme tidak dapat

    dipisahkan. Keduanya memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

    Sebagai contoh ialah mereka memaparkan bahwa disintegrasi muncul

    karena jiwa nasionalisme yang tidak kuat. Begitu pula dengan

    nasionalisme yang dapat dijadikan sebagai penawar bagi

    penumbuhan sikap nasionalisme guna mengatasi persoalan

    disintegrasi bangsa. Nasionalisme memiliki pengaruh yang sangat

    signifikan terhadap munculnya fenomena disintegrasi bangsa. 

    2.Solusi dalam upaya penganggulangan persoalan disintegrasi bangsa

    di Indonesia

    Sebagai tantangan dan paradoksial dari NKRI, maka

    disintegrasi bangsa haruslah dicegah dan dihilangkan dari bumi

    Indonesia. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan lwat dua

    pendekatan, yakni secara struktural dan kultural. Secara struktural

    dengan cara pemerintah yang berwenang (pusat dan daerah)

    mengeluarkan kebijakan yang dapat menangkal berbagai hal yang

     berkenaan dengan disintegrasi bangsa. Secara kultural ialah dengan

    memberdayakan seluruh elemen kemasyarakatan dalam upaya

    penangkalan disintegrasi bangsa. Sehingga pencegahan disintegrasi

     bangsa dilakukan secara sistemis dan holistik.

    Strategi yang dapat digunakan dalam penanggulangan

    disintegrasi bangsa antara lain :

    a.Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan

    setanah air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan

    dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.

    30

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    31/33

     b.Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan

    dan implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka

    melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi

     bangsa.

    c.Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak

    kenal kompromi.

    d.Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur

    masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis.

    Upaya untuk menanggulangi tantangan disintegrasi bangsa

    ialah dengan cara memperkuat sendi persatuan dan kesatuan yaitu

    dari sendi ekonomi, politik dan ideologi negara. Dari segi ekonomi

    ialah dengan cara membuat kebijakan kebijakan yang merata dan

    tidak bersifat diskriminatif terhadap daerah-daerah di Indonesia.

    Sedangkan segi politis dan ideologis ialah bahwa kebijakan

    pemerintah jangan sampai menimbulkan kesenjangan antar daerah

    dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi bersama yang dapat

    mengeratkan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.Kesimpulan

    1.Tantangan disintegrasi bangsa merupakan paradoksial dari

    semangat berdirinya NKRI. Karena NKRI didasarkan pada

    perasaan persatuan sebagai satu bangsa dan negara.

    2.Tantangan disintegrasi bangsa berkaitan dengan sikap nasionalisme

    Indonesia. Karena dengan munculnya disintegrasi bangsa, hal yang

    menonjol ialah rasa fanatisme kedaerahan dan bertentangan

    dengan semangat nasionalisme sebagai suatu bangsa.

    31

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    32/33

    3.Disintegrasi bangsa setidaknya dilatarbelakangi oleh beberapa

    faktor seperti ekonomi, politik dan sosial-budaya.

    B.Saran

    1.Upaya penanggulangan disintegrasi bangsa dapat dilakukan secara

    struktural dan kultural. Secara struktural ialah dengan cara

    memberdayakan potensi pemerintah pusat dan daerah dengan

    mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya politis. Sedangkan

    secara kultural ialah dengan memberdayakan seluruh elemen

    kemasyarakatan sebagai upaya penguatan rasa nasionalisme yang

    menjadi landasan utama dalam membentuk NKRI.

    2.Penguatan Pancasila sebagai ideologi bersama harus terus

    digalakan dalam berbagai sendi kehidupan. Diantaranya melalui

    pendidikan baik secara formal maupun non-formal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Azra, Azyumardi. 2002.Konflik Baru Antar Peradaban, Globalisasi,

    Radikalisme & Pluralitas. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

    Danial AR, Endang dan Nanan Warsiah. 2007. Metode Penulisan Karya

    Ilmiah.Bandung : Laboratorium PKN FPIPS UPI.

    Daulay, Richard M. 2003. Mewapasai Fanatisme Kesukuan. Jakarta :

    Departemen Agama RI.Ghazali, Adeng Muchtar. 2004.Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan

    Perspektif Islam. Bandung : Benang Merah Press.

    Gonggong, Anhar. 2002.Indonesia di Simpang Tiga. Yogyakarta : Komunitas

    Ombak Jogjakarta.

    Hadi, Abdul. 2007.Pancasila, Nasionalisme, Islam, dan Kolonialisme (online).

    Tersedia dalam www.google.com.

    32

  • 8/18/2019 Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Nasionalisme Indonesia

    33/33

    Hamengkubuwono X, Sri Sultan. 2007. Merajut Kembali Keindonesiaan Kita.

     Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

    Komalasari, Kokom. 2007.Nasionalisme di Era Otonomi Daerah. Jurnal

    Civicus 1, (8), 553- 562.

    Lukamanul Hakim, Alif. 2007.Nasionalisme Kita, Nasionalisme Multikultur

    (online). Tersedia dalamwww.pikiran-rakyatonline.com.

    Nasikun. 2006.Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : RajaGrafindo Persada. 

    Rasyid, Ryaas. 2001.Faktor-faktor Penyebab Disintegrasi Bangsa dan Bubarnya

    Suatu Negara (online). Tersedia dalamwww.kompas.com 

    Sekretariat Negara Republik Indonesia. 1998.Risalah Sidang Badan

    Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan

    Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (online). Tersedia dalam

    www.setneg.go

    Soekarno. 2007.Revolusi Indonesia ; Nasionalisme, Marhaen dan Pancasila.

    Yogyakarta : Galang Press.

    Soekarno. 2006.Islam, Pancasila dan NKRI. Jakarta : Komunitas Nasionalis

    Religius Indonesia.

    Soekarno. 2003.Negara Nasional dan Cita-cita Islam. Depok : Vision 03.

    Tilaar, H.A.R. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia ;

    Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.http://buletinlitbang.dephan.go.id

    http://www.pikiran-rakyatonline.com/http://www.kompas.com/http://www.pikiran-rakyatonline.com/http://www.kompas.com/