Kelompok 5
Dibawah perintah khalifah Abdul Malik islam berhasil menguasai seluruh wilayah Afrika Utara. Dengan penaklukan ini islam dapat lebih mudah masuk ke wilayah andalusia (Spanyol).
Ekspedisi umat Islam ke Spanyol terjadi pada masa Al – Walid menjabat menjadiKhalifah (705 – 715 M). Al – Walid mengijinkan gubernurnya untuk mengirimkanpasukan militer ke Spanyol. Pada awalnya, Musa bin Nusyair mengutus Tharif binMalik untuk memimpin pasukan ekspedisi yang bertujuan menjajagi daerah –daerah sasaran. Musa bin Nusyair menugaskan Thariq bin Ziyad memimpin 7.000pasukan. Tentara tersebut sebagian besar terdiri dari orang Barbar. Pada tahun711M, Thariq berlayar melalui laut tengah menuju daratan Spanyol dan berhasilmendarat di sebuah bukit yang kemudian diberi nama Gibraltar ( Jabal Thariq ).
Pekembangan Islam di Spanyol dibagi kedalam 6 periode :
Periode Pertama (711-755)
Pada masa ini, spanyol di bawah kekuasana bani ummayah yang
berpusat didamaskus, spanyol di pimpin oleh khalifah yang ditunjuk
langsung oleh pemerintah bani ummayah.
Sistme pemerintahan masih belum stabil, banyak gangguan yang
sering terjadi baik dari dalam maupun dari luar.
Periode kedua (755 – 912 M)
Pada periode ini, spanyol di kuasai oleh bani abbasiyah dan dipimpin oleh
seorang amir. Namun spanyol tidak mau tunduk pada pemerintahan bani
abbasiyah.
Amir pertama yang memimpin pada periode ini adalah Abdurahman I yang di
beri gelar Ad- Dakhil (yanng masuk spanyol) karena berhasil memasuki spanyol
pada tahun 138 H/755M saat melarikan diri dari kejaran bani abbasiyah.
Beberapa amir setelah Ad-Dakhir adalah Hisyam I, Hakam I, Abd Al – Rahman
Al – Autsath, Muhammad ibn Abd Al – Rahman, Munzir ibn Muhammad, dan
Abdullah ibn Muhammad.
Pada masa ini umat islam Spayol mulai memperoleh kemajuan diantaranya
mendirikan masjid Cordova dan sekolah – sekolah di kota – kota besar
Spanyol, berhasil menegakan hukum Islam, membenahi sistem kemiliteran, dan
beberapa ilmu pengetahuan terutama filsafat.
Periode Ketiga ( 912 – 1013 M)
Periode ini dimulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir”
sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk Al
Thawaif. Pemimpin pemerintah disebut sebagai kahlifah karena pada masa itu terjadi
pembunuhan Al-Muktadir (Khalifah daulat Bani Abbasiyah di Baghdad) oleh
pengawalnya sendiri. Peristiwa ini di manfaat kan oleh An-Nasir untuk menggunakan
gelar khalifah di spanyol.
Pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan, menyaingi kedaulatan Bani Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman Al Nasir
mendirikan Universitas di Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu
buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa
ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota
berlangsung cepat.
Pada periode ini, Spanyol terpecah lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah
pemerintahan raja-raja golongan Al Mulukth Thawaif, yang berpusat di suatu kota
seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah
Abbadiyah di Seville.
Terjadinya perang saudara, umat kristen yang mulai melancarkan serangan-serang
pemberontakan membuat keadaan semakin tidak stabil.
Periode Keempat ( 1013 – 1086 M)
Pada periode ini, Spanyol Islam walaupun masih terpecah dalam beberapa negara
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabitun pada
mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di
Afrika Utara.
Periode Kelima ( 1086 – 1235 M )
Pada masa ini Islam berkuasa hanya di daerah Granada, di bawah Dinasti Bani
Ahmar (1232-1492M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti pada
zama Abdurrahman Al-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya
berkuasa di wilayah kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir
di Spanyol ini berakhir.
Periode Keenam ( 1232 – 1492 M)
Kemajuan Peradaban
Kemajuan Intektual
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
beragam suku bangsa dan agama sehingga timbul pula pemikiran-pemikiran yang
beranekaragam membentuk lingkungan budaya Andalus yang melahirkan
kebangkitan ilmiah, sastra dan pembangunan fisik di Spanyol.
Berikut bebrapa ilmu yang berkembang di Spanyol
Filsafat
Sains
Fiqh
Musik dan Kesenian
Bahasa dan Sastra
Kemegahan Pembangunan Fisik
Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Adanya penguasa-penguasa yang kuat yang mampu mempersatukan
umat islam Spanyol
Toleransi beragama
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri
dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa
Pertukaran pelajar ke luar negeri spanyol
Penyebab Kemunduran dan Kehancuran
Konflik Islam dengan Kristen
Tidak adanya tindakan Islamisasi meneluruh kepada semua penduduk di spanyol
mengakibatkan terjadinya pertentangan antara Islam dan Kristen
Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya
sampai abad ke-20 M, mereka masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada
para mukallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya kelompok-
kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian
Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai
membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang sangat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul. Granada yang
merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan
Issabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini.
Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Spanyol Islam bagai terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana[
Keterpencilan
Pengaruh Perdaban Islam di Eropa
Kemajuan peradaban bangsa Eropa tidak terlepas dari peran khasanah keilmuan umat
Islam, yang mereka peroleh ketika terjadi perang Salib dan Sicilia, dan terutama dari
bangsa Spanyol.
Spanyol yang merupakan salah satu pusat peradaban dan keilmuan serta kebebasan
dalam memilih agama membuat banyak pelajar Kristen yang datang untuk menimba
ilmu di negeri ini. Selama belajar di Spanyol meraka banyak menerjemahkan buku-
buku karangan ilmuan muslim, terutama di daerah Toledo yang mertupakan pusat
penerjemahan. Mereka banyak mempelajari tentang ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan
ilmu filsafat yang merupakan karangan Ibnu Sina. Al-Farabi dan Ibnu Rusyd.
Peradaban islam sudah masuk ke eropa sejak abad ke-12 dan telah menimbulkan
gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pada abad ke-14M.