MALARIA
MALARIA
O Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan
oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.
O Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan
protozoa, genus plasmodium dan hidup intra sel, yang
dapat bersifat akut atau kronik.
O Malaria berat terutama malaria cerebral yang
merupakan komplikasi terberat yang sering
menyebabkan kematian.
ANAMNESA MALARIA I
O (1)Keluhan utama: Demam menggigil, berkeringat dan
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri
otot atau pegal.
O (2)Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu
ke daerah endemik malaria.
O (3)Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
O (4)Riwayat sakit malaria
O (5)Riwayat minum obat malaria dalam satu bulan terakhir.
O (6)Riwayat mendapatkan transfusi darah.
ANAMNESA MALARIA IIO (1)Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat/suhu
demam.
O (2)Keadaan umum yang lemah (tidak bisa duduk/berdiri).
O (3)Kejang-kejang.
O (4)Panas yang sangat tinggi.
O (5)Mata atau tubuh kuning.
O (6)Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan.
O (7)Nafas cepat dan atau sesak nafas.
O (8)Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum.
O (9)Warna urin seperti teh dan dapat sampai kehitaman.
O (10)Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada
(anuria).
O (11)Telapak tangan pucat.
PEMERIKSAAN FISIKO Pengukuran demam / kenaikan suhu tubuh
O Konjungtiva atau telapak tangan pucat.
O Pembesaran limpa ( splenomegali ) dan
Pembesaran hati ( hepatomegali ).
O Pengukuran nadi ( cepat / lambat ).
O Tekanan darah
O Frekuensi pernapasan.
O Derajat kesadaran.
O Gejala neurologi-kaku kuduk, reflek patologik.
O Dan lain-lain
PEMERIKSAAN PENUNJANG I
O Pemeriksaan tetes darah untuk malaria
Pemeriksaan mikroskopis darah tepi untuk
menemukan adanya parasit malaria sangat
penting untuk menegakan diagnosa.
Pemeriksaan harus dilakukan berulang kali
untuk memastikan, pemeriksaan dengan hasil
minimal tiga kali negative maka diagnosa
malaria dapat dikesampingkan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG II
O Pemeriksaan darah lainnya
O Pemeriksaan cairan serebral
O CT SCAN
O Dan lain-lain
DIAGNOSIS IO Working diagnosis ( malaria falciparum )
O Diketahui dari kasus : Tuan E pergi ke daerah endemik
malaria, kesadaran menurun / somnolen, suhu tubuh
meningkat, denyut nadi meningkat, tekanan darah normal,
dan pemeriksaan laboratorium normal.
O Malaria falciparum memiliki gejala : (1)Gejala prodomal:
sakit kepala, nyeri punggung/tungkai, lesu, demam, mual,
muntah, diare. (2)Gejala lain: konvulsi, pneumonia aspirasi,
berkeringat walaupun temperatur normal. (3)Bila infeksi
memberat: Nadi menjadi lebih cepat, hepatomegali dan
splenomegali, ikterus, anemia, dan penurunan kesadaran.
DIAGNOSIS IIO Differential diagnosis
O Deman tifoid, thypus, demam berdarah terkadang memiliki
ciri-ciri yang sama seperti kenaikan suhu tubuh/demam
tapi dalam hal ini ciri-ciri kasus yang dialami pasien
diagnosa lebih ke arah malaria falciparum dengan gejala-
gejala yang mengacu pada malaria seperti dari daerah
endemik dan faktor-faktor lainnya dan juga dapat dilihat
tidak terjadi perubahan yang spesifik pada sistem darah
normal dalam tubuh ( homglobin, eritrosit, leukosit,
trombosit ) pada pemeriksaan laboratorium yang dialami
pasien dalam kasus ini.
ETIOLOGI IO Penyakit malaria memiliki 4 jenis yang disebabkan oleh spesies
parasit yang berbeda.
• Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan
oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap
dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2
minggu setelah infeksi).
• Demam rimba ( jungle fever ), malaria aestivo-autumnal atau
disebut juga malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium
falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat
malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian.
ETIOLOGI II• Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium Malariae,
memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria
tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara
18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian
akan terulang kembali setiap 3 hari.
• keempat adalah malaria yg paling jarang ditemukan,disebabkan
oleh plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana. Pada
masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh di dalam sel hati, beberapa
hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang
dan menghancurkan sel darah merah sejalan dengan
perkembangan mereka, sehingga menyebabkan demam.
EPIDEMIOLOGIO P.falciparum umumnya dijumpai di semua Negara
dengan malaria di Afrika, Haiti, dan Papua Nugini. Di
Indonesia kawasan timur mulai dari Kalimantan,
Sulawesi tengah sampai ke Utara, Maluku, Irian Jaya dan
dari Lombo, sampai NTT serta Timor-Timur merupakan
daerah endemik malaria falciparum. Beberapa daerah di
sumatera mulai dari Lampung, Riau, Jambi dan batam
kasus malaria cenderung meningkat. yang terutama
biasanya yang menjadi daerah endemik malaria adalah
daerah kepuluan dan daerah tropik.
PATHOGENESIS IO Setelah melalui jaringan hati, P.falciparum melepaskan 18-24
merozoit ke dalam sirkulasi.
O Merozoit yang dilepaskan akan masuk dalam sel RES di limpa
dan mengalami fagositosis serta filtrasi.
O Merozoit yang lolos dari filtrasi dan fagositosis di limpa akan
menginvasi eritrosit.
O Selanjutnya parasit berkembang biak secara aseksual dalam
eritrosit. Bentuk aseksual parasit dalam eritrosit inilah yang
bertanggung jawab dalam patogensis terjadinya malaria pada
manusia.
PATHOGENESIS II
O Pathogenesis malaria falciparum dipengaruhi oleh
factor parasit dan factor penjamu atau host.
O Yang termasuk dalam factor parasit adalah intensitas
transmisi, densitas parasit dan virulensi parasit.
O sedangkan yang masuk dalam factor penjamu
adalah tingkat endemisitas daerah tempat tinggal,
genetic, usia, status nutrisi dan status imunologi.
PATHOGENESIS IIIO Parasit dalam eritrosit (EP) secara garis besara mengalami 2 stadium
yaitu stadium cincin pada 24 jam pertama dan matur pada 24 jam
kedua.
O Permukaan EP stadium cincin akan menampilkan antigen RESA (ring
erythrocyte surgace antigen) yang hilang setelah parasit masuk
stadium matur.
O Permukaan membrane EP stadium matur akan mengalami
penonjolan dan membentuk knob dengan Histidin Rich protein I
sebagai komponen utama.
O Selanjutnya bila EP tersebut mengalami merogoni akan dilepaskan
toksin malaria berupa glikosilfosfatidilinositol (GPI) yang merangsang
pelepasan TNF alpha dan interleukin 1 dari makrofag.
PATHOGENESIS IVO Sitoadherensi: perlekatan EP stadium matur pada
permukaan endotel vaskuler dengan cara molekul adhesive
yang terletak di permukaan knob EP berlekatan dengan
molekul-molekul adhesive di permukaan endotel vascular.
O Sekuestrasi: terjadi pada organ vital dan hamper semua
jaringan dalam tubuh. Tertinggi pada otak diikuti hepar dan
ginjal, jantung, usus, dan kulit.
O Rosetting adalah berkelompoknya EP matur yang
diselubungi 10 atau lebih eritrosit yang non parasit
sehingga terjadi obstruksi aliran darah local.
PATHOGENESIS VO Sitokin terbentuk dari sel endotel, monosit dan makrofag
setelah mendapat stimulasi dari malaria toksin.
O Nitrit oksida, nitrit oksida ini memberika efek protektif
karena membatasi perkembangan parasit dan
menurunkan ekspresi molekuladesi. Produksi NO local di
organ terutama otak yang berlebihan dapat
mengganggu fungsi organ tersebut, namun bila
kadarnya tepat, dapat memberi perlindungan terhadap
malaria yang berat.
PENATALAKSANAAN I
O Medikamantosa
• Kina dan alkaloid sinkona
• Obat malaria lainnya : Proguanil, Meflokuin,
Halofantrin, Tetrasiklin, Kombinasi sulfadoksin-
pirimetamin, Artemisin dan derivatnya.
PENATALAKSANAAN IIO Nonmedikamantosa
• Pertahankan fungsi vital yaitu: sirkulasi, kesadaran, kebutuhan
oksigen, cairan dan nutrisi.
• Hindarkan trauma seperti jatuh dari tempat tidur.
• Baringkan posisi tidur sesuai dengan kebutuhan.
• Cegah hiperpireksi yaitu tidak pernah memakai botol panas atau
selimut listrik, kompres air atau air es atau dengan alcohol,
mengipas dengan kipas angin, pakai baju yang tipis, dan cairan
cukup.
• Diet: porsi kecil dan sering, cukup kalori, karbohidrat dan garam.
• Jaga kebersihan mulut.
• Perhatikan diuresis dan defekasi, aseptic akteterisasi.
PENATALAKSANAAN III
• Kebersihan kulit yaitu dengan memandikan tiap hari dan keringkan.
• Perawatan mata dengan menghindarkan trauma yaitu tutup dengan
kain.
Untuk pasien yang tidak sadar atau koma :
• Jaga jalan nafas agar bersih tanpa hambatan yaitu dengan cara
bersihkan jalan nafas dari saliva, muntahan, dll.
• Pasien posisi lateral.
• Tempat tidur datar tanpa bantal.
• Mencegah aspirasi cairan lambung masuk ke saluran pernafasan dengan
jalan: posisi lateral dan pemasangan NGT untuk menyedot isi lambung.
PENCEGAHAN IO Kemoprofilaksis
Bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga bila
terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat.Ditujukan kepada orang
yang berpergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak
terlalu lama.
• Komprofilaksis untuk P. Falciparum, Doksisiklin:2mg,kgBB/hari(<4-6
minggu).
• Komprofilaksis untuk P. Vivax dapat diberikan klorokuin:5mg/kgBB
setiap minggu.
Obat tersebut diminum 1 minggu sebelum masuk ke daerah
endemis sampai 4 minggu setelah kembali.
PENCEGAHAN IIO Pencegahan lainnya
O (1)Penyemprotan.
O (2)Pengawasan deteksi aktif dan pasif.
O (3)Survey demam dan pengawasan migran.
O (4)Deteksi dan kontrol epidemik.
O (5)Larvaciding.
O (6)Peningkatan kemampuan, diagnosis awal dan
pengobatan yang tepat.
O (7)program klambu dan insektisida.
KESIMPULAN
O Pada pasien laki-laki berumur 30 tahun
yang mengalami demam menggigil, sakit
kepala dan kesadaran yang menurun
setelah berlibur dari ujung kulon dipastikan
laki-laki tersebut terkena penyakit malaria
yang dapat dilihat dari beberapa faktor
dan pemeriksaan yang ada.