BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Sistem Sensorik adalah blok kelima belas dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan
kasus Keratokonjungtivitis viral sinistra.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario mengenai Sistem
Respirasi dengan metode analisis dan diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
TUTORIAL SKENARIO C
Tutor : dr. Dwi Ris Andriyanto
Moderator : Ramona Fitri
Sekretaris meja : M. Ragil Pamungkas W
Sekretaris papan : Ilham Akbar Erumbia
Hari, Tanggal : Senin dan Rabu, 12 November 2012 dan 14 November 2012
Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Dilarang makan dan minum
2.2 Skenario Kasus
Nn. Olivia, perempuan, 24 tahun, pekerjaan sales, dating ke poli mata karena mata kiri merah
berair-air sejak 7 hari yang lalu. Keluhan disertai adanya sakit dan ada kotoran yang agak kental
berwarna putih kekuningan pada mata. Sejak 2 hari yang lalu penglihatan mata kiri menjadi
kabur. Teman sekantor Nn. Olivia ada yang menderita keluhan mata merah berair-air. Ia tidak
berobat ke dokter untuk keluhan ini dan hanya diberi obat tetes mata yang dijual bebas di warung.
Penderita selama ini memakai kacamata minus silinder pada mata kiri dan kanan sejak usia 9
tahun.
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum: sadar dan kooperatif
Vital sign: Nadi: 92 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu : 38,0oC, TD: 115/80 mmHg
Mata:
OS : VOS 4/60, Pinhole ada kemajuan tidak maksimal, mixinjeksi, secret putih kekuningan
(+), blefarospasme, infiltrate bentuk dendrite.
OD : VOD 6/60, dengan silinder – 4,5 sudut 180o menjadi 6/6
2
2.3 Paparan Kasus
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Poli mata : Balai pengobatan khusus pengobatan mata
2. Mata kiri merah berair-air : Perubahan warna pada mata akibat inflamasi, trauma atau
gejala mata merah disertai gangguan pengeluaran air mata
3. Mata kabur : Kurang terang pemandangan mta, tidak dapat melihat
nyata-nyata terasa kelam
4. Obat tetes mata : (guttae opthalmica) sediaan steril berupa larutan/ suspense,
digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada
selaput lender mata disekitar kelopak mata dan bola mata
5. Kaca mata minus silindris : Kaca mata yang digunakan untuk memperbaiki perbedaan
kelengkungan pada meridian yang berbeda dari permukaan
refraktif sehingga berkas cahaya bisa terfokus dengan baik
di retina.
6. Vos : (visus ocular sinistra) Tajam penglihatan pada mata bagian
kiri
7. Pinhole : Tes yang dilakukan untuk mengetahui os mengalami
kelainan pada refraksi atau media refraksi
8. Blefarospasme : Renjatan otot ocularis oculi kelopak akibat spasme, letih/
rentan (timbul memejamkan mata kuat tanpa disadari)
9. Mix injeksi: : Gabungan antara injeksi siliaris-injeksi konjungtiva hasil
dari pemeriksaan mata yang berarti pelebaran pembuluh
darah
10. VOD : (visus ocular dextra) Tajam penglihatan pada mata bagian
kanan
3
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Nn. Olivia, perempuan, 24 tahun, pekerjaan sales, dating ke poli mata karena mata kiri
merah berair-air sejak 7 hari yang lalu dan keluhan disertai adanya sakit dan ada kotoran
yang agak kental berwarna putih kekuningan pada mata.
2. Sejak 2 hari yang lalu penglihatan mata kiri menjadi kabur.
3. Teman sekantor Nn. Olivia ada yang menderita keluhan mata merah berair-air.
4. Ia tidak berobat ke dokter untuk keluhan ini dan hanya diberi obat tetes mata yang dijual
bebas di warung.
5. Penderita selama ini memakai kacamata minus silinder pada mata kiri dan kanan sejak
usia 9 tahun.
6. Pemeriksaan fisik :
Vital sign : suhu : 38,0oC
Mata :
OS : VOS 4/60, Pinhole ada kemajuan tidak maksimal, mixinjeksi, secret putih
kekuningan (+), blefarospasme, infiltrate bentuk dendrite.
OD : VOD 6/60, dengan silinder – 4,5 sudut 180o menjadi 6/6
2.3.3 Analisis Masalah
1. a. Bagaimana anatomi, fisologi dan histologi organ mata?
4
1. Levator palpebrae superioris m.
2. Superior rectus m.
3. Sclera
4. Choroid
5. Vorticose v.
6. Retina
7. Dura mater
8. Optic nerve
9. Central retinal v. and a.
10. Optic disc
11. Vitreous body
12. Inferior oblique m.
1. Tunica Fibrosa
Posterior: opak
Sclera : jaringan padat putih. Ditembus oleh N. Opticus.
Anterior : transparan
Kornea: transparan, berfungsi memantulkan cahaya yang masuk. Berhubungan
dengan humor aquos di bagian posterior.
2. Tunica vaskulosa pigmentosa
Choroidea: berwarna gelap, karena sangat kaya dengan vaskularisasi
Corpus ciliare: antara iris dan choroid
Corona ciliaris: bagian posterior.
Processus ciliaris: lipatan-lipatan yang tersusun secara radial dan pada
permukaan posteriornya melekat ligamentum suspensorium iridis.
M. Ciliaris: serabut-serabut otot polos meridianal yang berjalan ke belakang dari
area taut corneosclera menuju processus ciliaris, dan otot polos sirkular .
5
Persarafan: m. Ciliaris dipersarafi oleh serabut parasimpatis dari n.
Oculomotorius. Setelah bersinaps di ganglion ciliaris, serabut-serabut
postganglionik berjalan ke depan bola mata di dalam n. Ciliaris brevis.
Fungsi: secara umum untuk refraksi lensa yang akurat. Kontraksi m. Ciliaris
menyebabkan lensa cembung.
Iris dan pupil
Iris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang (pupil)
di tengahnya. Tergantung dalam humor aquos dengan melekat pada corpus
ciliaris dan terletak antara kornea dan lensa.
Serabut otot bersifat involuntar, terdiri atas serabut sirkular dan radial. Serabut
sirkular membentuk m. Sphincter pupillae dan tersusun di pinggir puoil. Serabut
radial membentuk m. Dilator pupillae di permukaan posterior.
Persarafan: m. Sphincter pupillae oleh serabut parasimpatis n.
Oculomotorius dengan cabang nn. Ciliares breves. M. Dilator pupillae oleh
serabut simpatis dalam nn. Ciliares longi.
Fungsi: secara umum mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa. m.
Sphincter pupillae mengonstriksikan pupil. M. Dilator pupillae melebarkan
pupil.
3. Tunica nervosa: retina
Pars pigmentosa (luar) melekat pada choroid
Pars nervosa (dalam) berhubungan dengan corpus vitreum
¾ retina merupakan organ reseptor. Terdiri dari sel reseptor batang dan
kerucut. Pinggir anterior membentuk ora serrata yang merupakan ujung pars
nervosa.
Pada pertengahan bagian posterior retina terdapat macula lutea yang merupakan
area retina dengan daya lihat paling tajam. Di tengahnya terdapat lekukan fovea
centralis yang kaya sel kerucut.
6
N. optikus keluar retina melalui optic disc (bintik buta) sekitar 3 mm medial
macula lutea.
Perdarahan: 1/3 (luar) oleh coroid, 2/3 (dalam) oleh a. Dan v. Retina
centralis melalui optic disc.
Fungsi:
Menerima cahaya yang masuk kemudian mentransformasikan menjadi menjadi
rangsang yang diteruskan ke otak melalui saraf optik
Sel kerucut: penglihatan halus, warna dan kecerahan
Sel batang : penglihatan kasar, gelap dan remang-remang
Penglihatan monokuler dan penglihatan binokuler
Isi bola mata
Humor aquosus
Cairan bening yang mengisi camera nterior dan posterior bulbi. Diduga sekret
dari proc. Ciliaris yang mengalir ke camera posterior kemudian ke camera
anterior melalui pupil dan mengalir keluar melalui celah yang ada di anglus
iridocornealis masuk ke canalis schlemi. Hambatan keluar ini, atau sekresi
berlebihan mengakibatkan peningkatan TIO (glaucoma).
Aquoeus humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan
posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250 ul, dan kecepatan
pembentukannya yang bervariasi diurnal adalah 1,5-2 uL/men.2
Aquoeus humor diproduksi oleh korpus siliare. Setelah memasuki kamera
posterior, aquoeus humor mengalir melalui pupil ke kamera anterior lalu ke
jalinan trabekular di sudut kamera anterior.2
Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar
ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase aquoeus humor
juga meningkat.2
7
Aliran aquoeus humor ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan
saluran-saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis
Schlemm menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil aquoeus
humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera
(aliran uveoskleral).
Aqueous humor yang dihasilkan badan siliar → bilik mata belakang → melalui
pupil → bilik mata depan → sudut bilik mata depan → jaringan trabekulum, →
kanal Schlemm → melalui saluran ini dan keluar dari bola mata. Tekanan
intraocular ditentukan oleh kecepatan terbentuknya (aquos humor) oleh badan
siliar dan hambatan yang terjadi pada jaringan trabecular meshwork
Fungsi: menyokong bola mata dengan memberi tekanan dari dalam, sehingga
bentuk bola mata tetap, memberi makanan pada cornea dan lensa dan
mengangkut hasil-hasil metabolisme.
Corpus vitreum
Merupakan gel transparan yang mengisi bola mata di bagian belakang lensa.
Fungsinya adalah sedikit menambah daya pembesaran mata, menyokong
permukaan posterior lensa, membantu perlekatan pars nervosa retina ke pars
pigmentosa retina.
Lensa
Adalah struktur bikonveks transparan yang dibungkus capsula transparan, terletak
di belakang iris, dan di depan corpus vitreum serta dikelilingi proc. Ciliaris.
Terdiri atas capsula elastis (pembungkus), epithelium cuboideum (batas anterior
lensa), dan fibrae lentis (bagian dalam)
Otot-otot yang melekat pada mata :
muskulus rektus superior : mengangkat cornea ke atas dan media (N. III)
muskulus rektus inferior : menurunkan kornea kebawah dan medial (N. III)8
muckulus rectus lateral : memutar bola mata sehingga kornea menghadap ke
lareal (N. VI)
musculus rectus medial : memutar bola mata sehingga kornea menghadap ke
medial (N. III)
musculus obliq superior : memutar bola mata sehingga korne menghadap ke
bawah dan lateral (N. IV)
fisiologi mata
Kornea: transparan, berfungsi memantulkan cahaya yang masuk. Berhubungan
dengan humor aquos di bagian posterior
iris dan pupil : Fungsi: secara umum mengatur intensitas cahaya yang masuk ke
lensa. m. Sphincter pupillae mengonstriksikan pupil. M. Dilator pupillae
melebarkan pupil.
Fungsi Retina:
Menerima cahaya yang masuk kemudian mentransformasikan menjadi menjadi
rangsang yang diteruskan ke otak melalui saraf optik
Sel kerucut: penglihatan halus, warna dan kecerahan Sel batang : penglihatan
kasar, gelap dan remang-remang
Penglihatan monokuler dan penglihatan binokuler.
Fungsi Humor aquosus : menyokong bola mata dengan memberi tekanan dari
dalam, sehingga bentuk bola mata tetap, memberi makanan pada cornea dan lensa
dan mengangkut hasil-hasil metabolisme.
Fungsi corpus vitreum adalah sedikit menambah daya pembesaran mata,
menyokong permukaan posterior lensa, membantu perlekatan pars nervosa retina
ke pars pigmentosa retina
9
histologi lensa mata
Terdiri dari 3 komponen:
1. simpai/ kapsul lensa
membungkus lensa (10-20 m)
serat zonula melekat pada struktur ini.
2. epitel subkapsular
lapisan anterior, terdiri atas selapis sel kuboid.
3. serat lensa
berasal dari sel epitel subkapsular
Lensa
Lensa merupakan struktur bikonkaf yang sangat elastis, dan sifat elastisitas ini
makin hilang dengan meningkatnya usia dan mengerasnya lensa. Lensa memiliki
3 komponen utama.
KAPSUL LENSA
Lensa dibungkus suatu simpai tebal (10-20 pm), homogen, refraktil, dan kaya
akan karbohidrat (Gambar 24-9), yang meliputi permukaan luar sel-sel epitel.
Kapsul ini merupakan suatu membran basal yang sangat tebal dan terutama terdiri
atas kolagen tipe IV dan glikoprotein.
EPITEL SUBKAPSULAR
Epitel subkapsular terdiri atas selapis sel epitel kuboid yang hanya terdapat pada
permukaan anterior lensa. Lensa bertambah besar dan tumbuh seumur hidup
10
dengan terbentuknya serat lensa baru dari sel-sel yang terdapat di daerah ekuator
lensa. Sel-sel epitel ini memiliki banyak interdigitasi dengan serat-serat lensa.
SERAT LENSA
Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan gepeng.
Serat-serat ini merupakan sel-sel yang sangat tercliferensiasi dan berasal dari sel-
sel subkapsular. Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organel lainnya dan
menjadi sangat panjang,
dan mencapai panjang 7-10 mm, lebar 8-10 pm, dan tebal 2 pm. Sel-sel ini
berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin. Serat lensa dihasilkan
seumur hidup, namun kecepatan produksinya makin lama makin berkurang.
Lensa ditahan pada tempatnya oleh sekelompok serat yang tersusun radial, yakni
zonula, yang satu sisinya tertanam pada kapsul lensa dan sisi lainnya pada badan
siliar (Gambar 24-5). Serat zonula serupa dengan mikrofibril serat elastin. Sistem
ini penting untuk proses yang dikenal sebagai akomodasi, yang dapat mem-
fokuskan objek dekat dan jauh dengan mengubah kecembungan lensa. Bila mata
sedang istirahat atau memandang objek yang jauh, lensa tetap diregangkan oleh
zonula pada bidang yang tegak lurus terhadap sumbu optik. Agar dapat
memfokuskan benda dekat, muskulus siliaris berkontraksi dan koroid beserta
badan siliar akan tertarik kedepan. Ketegangan yang dihasilkan zonula berkurang
dan lensa menebal sehingga fokus objek dipertahankan.
b. Apa saja penyebab mata merah berair?
Penyebab mata merah berair-air:
1. Alergen seperti debu, jamur dan lain lain.
2. Peradangan pada folikel rambut mata.
3. Tersumbatnya saluran pembuangan air mata.
4. Konjungtivitis atau infeksi pada selaput membran bola mata.
5. Terkena iritasi.
6. Kelopak mata tidak tertutup sempurna.
11
7. Bulu mata yang tumbuh ke dalam.
8. Iritasi akibat garukan atau gesekan dengan benda lain.
c. Bagaimana mekanisme mata merah berair, mata sakit dan ada kotoran
berwarna putih kekuningan?
Infeksi mikroorganisme patogen Inflamasi vaskularisasi di konjungtiva
↑ vasodilatasi arteri konjungtiva posterior konjungtiva hiperemi mata
merah kompensasi tubuh mata berair
Infeksi mikroorganisme patogen Mikroorganisme menembus tear film
menginfeksi konjungtiva konjungtivitis merangsang reseptor saraf sakit
(ujung saraf bebas) mengeluarkan mediator kimia (histamine, bradikinin,
asetilkolin) nyeri
Infeksi mikroorganisme patogen Mikroorganisme menembus tear film
menginfeksi konjungtiva konjungtivitis sensasi benda asing, tergores,
rasa gatal sekresi air mata yang mengandung antimikroba (lisozim, IgG,
dan IgA) dilatasi pembuluh darah untuk meningkatkan pengeluaran sel-sel
radang (neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, sel plasma) yang sering menjadi
agen perusak sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel
ke permukaan dan bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet
membentuk eksudat kotoran kental berwarna putih kekuning-kuningan
Sistem lacrimal:
Sebagai salah satu alat proteksi, air mata berfungsi:
(1) mempertahankan integritas kornea dan konjungtiva dengan meniadakan
ketidakteraturan pada sel epitel permukaan guna mempertahankan permukaan
kornea agar tetap licin dan rata. Fungsi ini memperbaiki tajam penglihatan
terutama pada saat setelah mengedip
(2) membasahi dan melindungi permukaan epitel kornea dan konjungtiva yang
lembut atau lubrikasi agar gerakan bola mata serta mengedip terasa nyaman
dan membersihkan kotoran yang masuk mata
12
(3) menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah kemungkinan
infeksi karena mengandung anti bakteri termasuk laktoferin, immunoglobulin,
lisozim dan lysin
(4) memberi kornea substansi nutrien dan sebagai media transport produk
mikroorganisme ke dan dari sel-sel epitel kornea dan konjungtiva terutama
oksigen dan karbondioksida.
Mata merah terjadi karena adanya pelebaran pembuluh darah
konjungtiva/episklera/pendarahan sub konjungtiva terjadi pada peradangan
mata akut seperti:
Konjungktivitis
Keratitis
Iridosiklitis
Pelebaran pembuluh darah arteri perikrnea terjadi pada
Iritis/iridosiklitis
Glaukoma akut kongestif
Ulcus kornea
Keratitis
Pada konjungtiva terdapat pembuluh dara
A. konjungtiva posterior untu konjungtiva bulbi
A. siliaris anterior/ episklera yang bercabang:
1. A.Episklera masuk ke bola mata dengan A. ciliaris posterior longus
membentuk sirkulus arteriosus iridis mayor /pleksus siliaris memperdarahi
iris dan badan siliar.
2. A. perikornea memperdarahi kornea
3. A. Episklera memperdarahi bagian dalam bola mata
13
Injeksi kojungtiva adalah melebarnya Arteri konjungtiva.
d. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan pekerjaan dengan keluhan os?
Konjungtivitis dapat terjadi pada semua ras dan jenis kelamin.
Pekerjaan Nn. Olivia sebagai sales dapat menjadi factor konjungtivitis atau
memperberat keadaan konjungtivitis, karena mata sering terpapar pada debu
atau kotoran yang dapat mengiritasi mata yang berujung peradangan. Mata
merupakan bagian tubuh yang rawan terluka dan terinfeksi. Polusi ringan
sekalipun dapat menyebabkan terjadinya keluhan sakit pada mata bila tidak
ditanggulangi.
e. Apa makna dari mata kiri merah berair-air sejak 7 hari yang lalu?
Telah terjadi konjungtivitis sejak 7 hari yang lalu
f. Apa etiologi mata sakit dan ada kotoran berwarna putih kekuningan?
1. Infeksi virus dan atau bakteri
2. Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu hewan
3. Iritasi ringan oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar UV
g. Mengapa keluhan hanya terjadi pada mata kiri tetapi di mata kanan
tidak?
Pada gejala radang mata selalu satu mata (konjungtivitis kolikular akut)
Setelah minggu kedua, mata lainnya juga ikut meradang
2. a. Apa etiologi mata kiri menjadi kabur?
1. Keratitis
2. Keratokonjungtivitis
14
3. Ulkus kornea
4. Glaucoma akut, dll
b. Bagaimana mekanisme mata kiri menjadi kabur?
Infeksi mikroorganisme patogen inflamasi peradangan pada
konjungtiva/konjungtivitis terkena lapisan kornea keratokonjungtivitis
berkas cahaya yang bersifat paralel tidak terfokus hanya sedikit berkas
cahaya yang terfokus di retina mata menjadi kabur/tajam penglihatan
menurun
c. Bagaimana hubungan keluhan mata kiri merah berair-air sejak 7 hari
yang lalu dengan keluhan mata menjadi kabur sejak 2 hari yang lalu?
Gejala 7 hari yang lalu merupakan tanda terjadinya iritasi pada konjungtiva
yang disebut dengan konjungtivitis tetapi karena tidak di obati secara adekuat
maka mikroorganisme menyerang kornea sehingga terjadi keratitis dan
konjungtivitis keratokonjungtivitis.
d. Apa kemungkinan penyakit dengan keluhan mata merah dan kabur?
1. Keratokonjungtivitis
2. Keratitis
3. Uveitis
4. Ulkus kornea
5. Endoftalmitis
6. Panoftalmitis
3. a. Bagaimana hubungan dari teman sekantor Nn. Olivia yag menderita
keluhan mata berair-air dengan gejala yang dialami Nn. Olivia?
15
Konjungtivitis sangat menular, menyebar melalui kontak langsung dengan pasien
dan sekresinya atau dengan objek yang terkontaminasi.
b. Bagaimana cara penularannya?
Penularan dapat terjadi melalui sekret mata dan dapat ditularkan melalui kontak
langsung atau tidak langsung, misalnya lewat tissue atau barang yang terkontaminasi
sekret.
4. a. Apa dampak dengan menggunakan obat tetes mata?
Obat tetes mata yang dijual bebas di warung / tanpa resep dokter hanya dapat
digunakan pada beberapa keadaan tertentu saja seperti : menghilangkan iritasi
ringan dan kemerahan pada mata, menghilangkan edema konjungtiva dan
hyperemia konjungtiva sampai alergi okuler. Obat tetes mata tersebut tidak
dapat digunakan pada keadaan yang diakibatkan infeksi. Sehingga apabila hanya
menggunakan obat tetes mata tanpa resep dokter maka tidak dapat menghambat
perkembangan mikroorganisme/ pengobatan tidak adekuat.
b. Apa obat (jenis) tetes mata yang dijual di warung?
Obat tetes mata
1. Obat mata golongan antiseptic dan antiinfeksi :
a. sulfacetamid 10%
b. siprofloxacin HCl 3mg atau 0,3 %
c. tobramycin 3mg
d. chloramphenicol 0,5 % atau 1
e. levofloxacin 0,5%
f. fusidic acid 1%
g. dibekacin acid 1%
h. gentamycin sulfat 0,3%
i. oxytetracyline 1%
j. neomycin sulfat
k. ofloxacin
l. acyclovir
16
2. Obat mata golongan kortikosteroid
bethamesone dan fluorometholone
3. Obat midriatikum
golongan simpatomimetik dan antimuskarunik
4. Obat miotikum
betaxolol dan piokorpin
5. Obat glaucoma
a. Brenzolamide
b. timolol maleate
c. betaxolol HCl
latonoprost
Sedangkan obat tetes mata yang dijual bebas bukanlah salah satu golongan di atas.
Obat tetes tersebut hanya untuk meredakan mara merah karena iritasi ringan.
c. Apa kandungan obat tetes mata tersebut?
Insto tetes mata :
Kandungan : Tetryzoline hydrochloride/tetrahidozolin HCL 0,05%,
Benzalkonium kloria 0,01%, Asam Borat 1,5%
Rotho :
Kandungan : tetrahidozolin HCL 0,05%
Braito tetes mata 5 ml
Kandungan : Tetryzoline hydrochloride/tetrahidozolin HCL
d. Apa indikasi dan kontra indikasi obat tetes mata tersebut?
Insto tetes mata 15 ml :
Indikasi : menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata
17
Kontraindikasi : glaukoma
Rotho tetes mata :
Indikasi : mata merah dan iritasi irngan
Kontraindikasi : glaukoma, penyakit mata hebat lainnya
Braito :
Indikasi : menghilangkan edema konjungtiva dan hiperemia
konjungtiva sekunder sampai alergi okuler dan iritasi ringan
5. a. Apa makna os menggunakan kacamata minus silinder sejak usia 9 tahun?
Nn. Olivia mengalami kelainan refraksi yang lama yaitu astigmatisma dan
myopia.
Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah, berbentuk oval.
Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek jarak dekat
maupun jarak jauh. Sedangkan mata miopik lebih panjang daripada normal,
sehingga cahaya terfokus di depan retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas,
tetapi objek pada jarak jauh terlihat kabur
b. Apa macam-macam kelainan refraksi?
1. Miopia
Mata miopik lebih panjang daripada normal, sehingga cahaya terfokus di
depan retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada jarak
jauh terlihat kabur. Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan
seringkali ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12
tahun. Antara usia 13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang
18
pesat, miopia semakin memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi
sedikit perubahan.
Jika sifatnya ringan maka disebut miopia rendah, jika berat disebut miopia
tinggi. Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya
pelepasan retina. Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara
teratur guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika
retina lepas, maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah
pembedahan.
2. Hiperopia
Mata hiperopik lebih pendek daripada normal. Cahaya dari objek jarak
dekat (misalnya ketika membaca buku), tidak dapat terfokus secara jelas
pada retina. Mata terlalu pendek sehingga objek jarak dekat terlihat kabur.
Hiperopia juga diturunkan. Bayi dan anak-anak cenderung mengalami
hiperopia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan dan bertambah panjangnya
mata, hiperopia semakin berkurang.
3. Astigmata
Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola
basket. Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah, berbentuk
oval. Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek
jarak dekat maupun jarak jauh. Penglihatan penderita hampir menyerupai
penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu
lebar atau terlalu kurus. Astigmata bisa ditemukan bersama-sama dengan
miopia maupun hiperopia.
4. Presbiopia
Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga bentuknya
bisa berubah-ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh. Setelah
berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat dengan
mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak
dekat. Hal ini merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan
presbiopia. Presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hiperopia
maupun astigmata.
19
c. Bagaimana penatalaksanaan pada kelainan refraksi?
MIOPIA
Nonfarmakologi
Kaca Mata
Lensa kontak
Farmakologi
Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk
mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata
Pembedahan
1. Radial Keratotomy4
Untuk membuat insisi radial yang dalam pada pinggir kornea dan ditinggalkan
4 mm sebagai zona optik.Pada penyembuhan insisi ini terjadi pendataran dari
permukaan kornea sentral sehingga menurunkan kekuatan refraksi. Prosedur
ini sangat bagus untuk miopi derajat ringan dan sedang.
2. Photorefractive Keratectomy (PRK)
Pada teknik ini zona optik sentral pada stroma kornea anterior difotoablasi
dengan menggunakan laser excimer (193 nm sinar UV) yang bisa
menyebabkan sentral kornea menjadi flat. Sama seperti RK, PRK bagus untuk
miopi -2 sampai -6 dioptri.4
3. Laser in-situ Keratomileusis (LASIK)4
Pada teknik ini, pertama sebuah flap setebal 130-160 mikron dari kornea
anterior diangkat. Setelah Flap diangkat, jaringan midstroma secara langsung
diablasi dengan tembakan sinar excimer laser , akhirnya kornea menjadi flat.
Sekarang teknik ini digunakan pada kelainan miopi yang lebih dari - 12
dioptri.
20
d. Bagaimana hubungan os memakai kacamata minus silinder sejak usia 9
tahun dengan keluhan utama?
Kelainan refraksi mata yang di derita Nn. Olivia dapat memperburuk
keadaannya, karena mata myopia dan penumpukan kotoran kental berwarna putih
kekuning-kuningan akan memperberat kejadian mata kabur.
6. Bagaiman interpretasi dan mekanisme :
a. Suhu 38,0oC
Infeksi meengeluarkan pirogen andogen mengeluarkan il-1 il-2 il-6 TNF
alfa dan PGE 2 mengganggu termostat di hipotalamus kompensasi
tubuh demam (sub febris)
b. VOS 4/60
Kelainan letak bola mata lebih panjang atau cahaya yang jatuh tidak tepat di
retina
c. Pinhole (+)
Pinhole tidak ada kemajuan → mengindikasikan bahwa terdapat kelainan pada
media penglihatan (kornea, lensa, dll) atau kelainan fungsi macula dan saraf
optic
d. Mix injeksi
Mixinjeksi gabungan dari injeksi konjungtival dan siliarterjadinya
pelebaran pembuluh darah arteri dari konjungtiva posterior dan pembuluh
darah perikornea (a. siliar anterior) sehingga merah yang timbul di mata
merata.
21
e. Secret putih kekuningan (+)
Abnormal
Mengindikasikan bahwa adanya sel-sel peradangan dan kerusakan epitel
sehingga menghasilkan banyak secret untuk membuangnya
f. Blefarospasme
Blefarospasme Normal (-)
infeksi kornea inflamasi sel radang bergabung dengan fibrin dan mucus
yang dihasilkan sel goblet secret mukoid (+) membentuk eksudat
konjungtiva mata dempet saat bangun tidur sulit membuka kelopak mata
blefarospasme
g. Infiltrat bentuk dendrite.
Infiltrat benduk dendrite: mengindikasikan etiologi karena virus
Keratitis superficial: Kerusakan yang terjadi akibat perkembangbiakan virus
intraepithelial mengakibatkan kerusakan sel epitelial dan membentuk infiltrate
bentuk dendrite.
h. VOD 6/60, dengan silinder -4,5 sudut 180o menjadi 6/6
6/60: myopia
Jika ditulis Visus 6/6, artinya angka 6 di atas (pembilang) menunjukkan
kemampuan jarak baca penderita, sedangkan angka 6 di bawah menunjukkan
kemampuan jarak baca orang normal
Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter,
sedangkan pada orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, begitu
juga penilaian visus 5/60, 4/6, 3/60, 2/60, 1/60.
VOD 6/60 Silinder -4,5 dengan bantuan sudut 180o menjadi 6/6
Astigmaticus miopicus compositus, dimana 2 titik jatuh di depan retina
22
Jika keluhan-keluhan ini dikumpulkan maka akan didapat
7. Apa kemungkinan penyakit pada kasus ini?
Gejala Keratokonjungtivitis Glaucoma
kongestif akut
Uveitis anterior
Mata merah + + +
Mata berair + - +
Visus menurun + + +
Kotoran putih
kekuningan
+ - +
Demam + - -
Mata sakit + + + (ringan)
Blefarospasme + - -
8. Apa saja pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis
pada kasus ini?
• Tes Ketajaman penglihatan
• Tes refraksi
• Tes air mata
• Pemeriksaan slit-lamp
• Keratometri (pengukuran kornea)
• Respon reflek pupil
• Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
• Pemeriksaan bakteriologik dan mikroskopik
23
9. Penyakit apa yang paling mungkin terjadi pada kasus ini?
Keratokonjungtivitis viral sinistra
10. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pada kasus ini?
Konjungtivitis virus tidak memerlukan terapi yang definitif karena penyakit
ini merupakan penyakit yang self-limited (biasanya akan membaik dalam 7-
14 hari)
Pengobatan suportif dan simtomatik
Obat antivirus topikal dan sistemik
Antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
Steroid topikal
KIE untuk mengurangi risiko terkena konjungtivitis atau menularkannya
pada orang lain
Suportif & simtomatik
Astringen: meringankan kekeringan dan peradangan
Analgetik: mengurangkan rasa sakit
antivirus
asiklovir: 400mg/hari selama 5 hari, untuk infeksi herpes simplex dan varisela
zoster
Topikal: 7-10 hari
antibiotik
Untuk mencegah infeksi sekunder
Broad spectrum antibiotik
Steroid topikal
Deksametason 0.1%
Diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis, dan iritis
KIE
• Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air hangat atau gunakan an-
tiseptik berbasis alkohol
24
• bersihkan sekret mata beberapa kali sehari dengan menggunakan kapas
bersih
• Hindari menyentuh atau menggosok mata yang terinfeksi
• Pastikan sarung bantal dan handuk tidak dipakai bersama dan harus di cuci
dengan air panas dan deterjen
• Hindari mata dari terkena air , pakai kacamata gelap dan istirahat yang cukup
11. Bagaimana komplikasi yang akan terjadi jika penyakit ini tidak ditangani
dengan serius?
1. Kekeruhan kornea
2. Ulkus kornea
3. Ulkus kornea
4. Perforasi kornea
5. Hipofion
6. Katarak
7. Ablatio retina
8. Pembentukan jaringan sikatrik dapat mengganggu penglihatan
12. Bagaimana peluang yang didapat pada kasus ini?
Dubia ad bonam
13. Bagaimana kompetensi dokter umum untuk menangani penyakit pada kasus
ini?
Tingkat kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemerik-
saanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya
ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
25
14. Bagaimana pandangan Islam terhadap kasus ini?
Bersihkanlah badan. maka Allah akan membersihkan kamu. Maka
sesungguhnya tidak ada seorang 'abdi (muslim) yang tidur dalam keadaan
bersih/suci kecuali tidur bersamanya, pada rambut-rambutnya, malaikat yang
tidak ada henti-hentinya mendoa. Ya Allah ampunilah, abdimu ini karena
sesungguhnya ia tidur dalam keadaan suci/bersih. (HR Thabrani, Ibnu Hibban).
2.3.4 Hipotesis
Nn. Olivia, perempuan, 24 tahun, mengeluh mata kiri merah berair-air, ada
kotoran putih kekuningan dengan visus menurun karena konjungtivitis yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme patogen.
26
2.3.5 Kerangka konsep
27
Infeksi mikroorganisme patogen
Inflamasi
Keratokonjungtivitis
Infiltrate berbentuk
dendrit
Mata berair blefarospasme
Secret putih
kekuningan
Konjungtivitis
2.3.6 Keterbatasan Ilmu dan Learning issue
Pokok Bahasan What I know What I don’t know I have to
prove
How will I
learn
Sistem Sensorik Anatomi ,histology
dan fisiologi
- Text book
- Internet
Konjungtivitis definisi Gejala, patofisiologi,
pengobatan,
komplikasi
- Text book
- Internet
Kelainan refraksi definisi Penyebab dan
mekanisme serta
klasifikasi
- Text book
- Internet
Mata merah visus
menurun
Penyebab dan
mekanisme serta
klasifikasi
- Text book
- Internet
Guttae ophtalmica - Text book
- Internet
Pemeriksaan Fisik Interpretasi dan
mekanisme
te
28