SINUSITIS MAKSILARIS AKUT
Oleh: NOVA SUSANTI
080100103
SINUS PARANASAL
Drainase Sinus Paranasal
Fungsi Sinus Paranasal
• Pengatur kondisi udara (air conditioning)• Penahan suhu (thermal insulators)• Membantu keseimbangan kepala• Membantu resonansi kepala• Peredam perubahan tekanan udara• Membantu produksi mukus
SINUSITIS MAKSILARIS AKUT
• Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasal, umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut sebagai rinosinusitis.
• Beberapa sinus multisinusitisSemua sinus pansinusitis
• Sinusitis maksilaris akut adalah peradangan pada mukosa sinus maksilaris yang terjadi kurang atau sampai 4 minggu.
Epidemiologi
• Masalah kesehatan paling umum• BagianRinologi THT FKUI RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo 248 pasien (50%) dari 496 pasien rawat jalan (1996)
• Di RSUP H. Adam Malik Medan 1967 orang (Januari 2006 – Desember 2008)
• Paling sering sinusitis maksilaris• 10-15% kasus sinusitis berasal dari infeksi gigi
Etiologi
Penyebab• Infeksi hidung/
faring• Berenang/
menyelam• Trauma
• Infeksi gigi
Faktor Predisposisi
•Lokal •Umum
Patofisiologi
Diagnosis
Anamnesis
Gejala subjektif
Gejala objektif
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Pembedahan
Komplikasi
Lokal
Orbita
Intrakranial
Sistemik
Prognosis
• Umumnya baik• 40% sembuh spontan tanpa antibiotik• Dengan antibiotik yang tepat cepat
menunjukan perbaikan• Angka kekambuhan setelah keberhasilan
pengobatan sekitar 5%
KESIMPULAN
• Sinusitis maksilaris akut adalah peradangan pada mukosa sinus maksilaris yang terjadi kurang atau sampai 4 minggu.
• Sinusitis merupakan masalah kesehatan paling umum dimana data dari RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 1967 orang (Januari 2006 – Desember 2008), paling sering adalah sinusitis maksilaris.
• Sinusitis dapat disebabkan infeksi hidung/faring, berenang, trauma, infeksi gigi. Faktor predisposisinya ada yang lokal dan umum.
• Sinusitis diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinis, lokasi, organisme penyebab, komplikasi dan faktor pemberat.
• Sinusitis terkait 3 faktor: patensi ostium, fungsi silia, dan kualitas sekret.
• Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Komplikasi dapat berupa komplikasi lokal, orbita, intrakranial, dan sistemik.
• Prognosis umumnya baik.
REFERENSI• Soetjipto D & Mangunkusumo E. Sinus Paranasal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 1997, 116-120.• Mangunkusumo E & Rifki N. Sinusistis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1997,
121-125.• Purba IES. Perbedaan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung pada Penderita Rinosinusitis Kronis Setelah Dilakukan Bedah Sinus Endoskopik
Fungsional dengan Adjuvan Terapi Cuci Hidung Cairan Isotonik NaCl 0,9% dibandingkan Cairan Hipertonik NaCl 3%. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2010. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25985/4/Chapter%20II.pdf.[diakses 15 April 2012]
• Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL. Buku Acuan Modul Sinus Paranasal – Sinusitis Paranasal. Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher; 2008.
• Farhat. Peran Infeksi Gigi Rahang Atas pada Kejadian Sinustis Maksila di RSUP H. Adam Malik, Medan. Majalah Kedokteran Nusantara; 2007, 40(1): 21-8.
• Dhingra PL. Anatomy and Physiology of Paranasal Sinuses. Disease of Ear, Nose, and Throat 4th edition. India: Elsevier; 2006, 178-180.• Probst R, Grevers G & Iro H. Anatomy, Physiology, and Immunology of The Nose, Paranasal Sinuses, and Face. Basic Otorhinolaryngology.
New York: Georg Thieme Verlag; 2006, 4-7.• Ballenger JJ. Anatomy and Physiology of The Nose and Paranasal Sinuses. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery 16th
edition. Ontario: BC Decker; 2003, 549-553.• Lalwani AK. Acute & Chronic Sinusitis. Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery 2nd edition. New York:
McGraw-Hill Lange.• Acala V, Sudarman K, Christanto A & Widodo S. Validasi Foto Polos Sinus Paranasal 3 Posisi untuk Diagnosis Rinosinusitis Kronik. Cermin
Dunia Kedokteran; 2010, 37(6): 409-14.• Probst R, Grevers G & Iro H. Disease of The Nose, Paranasal Sinuses, and Face. Basic Otorhinolaryngology. New York: Georg Thieme Verlag;
2006, 54-55.• Paramasivan KM. Gambaran Penderita Sinusitis Maksila dengan Infeksi Gigi Rahang Atas di RSUP Haji Adam Malik Medan pada Tahun
2010. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2011. Diundtuh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31193/4/Chapter%20II.pdf.[diakses 15 April 2012]
• Hilger PA. Penyakit Sinus Paranasalis. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC; 1997, 240-244.• Dhingra PL. Acute Sinusitis. Disease of Ear, Nose, and Throat 4th edition. India: Elsevier; 2006, 181-182.• Brook I. Acute Sinusitis. Georgetown University School of Medicine; 2012. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/232670-
overview.[diakses 15 April 2012]• Rachman MD. Sinus Paranasal dan Mastoid. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006, 431-433.
TERIMA KASIH
Top Related