7/24/2019 Sejarah3.docx
1/2
C. Reformasi Kekuasaan Presiden melalui Suksesi
Jabatan dapat dikatakan bersifat relatif tetap, sedangkan orang yang memegang
jabatan itu bersifat tidak tetap. Dalam keadaan normal, umur jabatan suatu institusi biasanya
lebih lama daripada umur manusia. Sifat sementara dari masa jabatan seorang pejabat tidak
hanya disebabkan oleh umur manusia yang memang terbatas, tetapi juga karena kemampuan
dan kearifan manusia yang terbatas juga adanya. Oleh karena itu perlu dilakukan suksesi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, suksesi adalah proses pergantian kepemimpinan
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
!da tiga faktor yang menyebabkan suksesi harus dilakukam se"ara periodik dan
tertib. #ertama, kemampuan dan kearifan manusia yang terbatas karena adanya
ke"enderungan manusia "epat bosan dalam melaksanakan suatu jenis pekerjaan yang sama
dalam $aktu yang lama. Kedua, semakin lama seseorang memegang suatu jabatan, semakin
dia menganggap dan memperlakukan jabatan itu sebagai milik pribadinya. Ketiga,
ke"enderungan kekuasaan untuk mendapatkan kekuasaan yang lainnya agar memperkuat
posisinya. Oleh karena itu, peralihan ke$enangan dari seseorag kepada orang lain pada
priode $aktu yang ditentukan merupakan keharusan. Mengenai $aktu suksesi biasanya disesuaikan dengan sistem politik yang diterapkan.
Setidaknyatidaknya ada dua pandangan yang berbeda mengenai suksesi. #ertama,
pandangan pembatasan konstitusional yang menetapkan berapa tahun masa jabatan seseorang
dan berapa periode dia bisa menjabat. Kedua, pandangan pembatasan oleh suara rakyat,
dimana rakyat yang menentukan berapa lama jabatan seseorang. Biasanya pembatasan
melalui suara rakyat terjadi di negara yang menerapkan sistem parlementer.
Menurut #aul %onn &'()'*+)-, se"ara umum terdapat tiga "ara suksesi, yaitu melalui
turun temurun, pemilihan, dan paksaan. Suksesi se"ara turun temurun adalah jabatan
dialihkan kepada keturunan atau anggota keluarga pemegang jabatan terdahulu. al ini
terjadi dalam sistem politik otokrasi tradisional &kerajaan, kesultanan-, maupun kerajaan yangkonstitusional &raja sebagai kepala negara-. Suksesi melalui paksaan ialah suatu jabatan yang
dialihkan kepada orang lain dengan menggunakan kekerasan berdarah &re/olusi kudeta-
ataupun an"aman kekerasan &paksaan tidak berdarah- yang dilakukan dengan "arashow of
force, pengerahan masa, ataupun ta$ar mena$ar karena belum ada mekanisme suksesi yang
disepakati bersama. Sedangkan suksesi melalui pemilihan dapat dilakukan se"ara langsung
oleh rakyat yang berhak memilih melalui mekanisme pemilu ataupun se"ara tidak langsung
melalui badan per$akilan rakyat. al ini terutama diterapkan dalam sistem politik demokrasi.
Suksesi di Indonesia adalah melalui pemilihan. 0akyat memiliki hak suara untuk
menentukan presiden dalam #emilu yang diselenggarakan selama lima tahun sekali. Didalam
#asal ) 1ndang1ndnag Dasar '(23 dijelaskan bah$a periode jabatan presiden adalahselama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan. !rtinya, presiden hanya memiliki kesempatan menjabat selama
dua periode. al tersebut untuk men"egah terjadinya presiden menjabat selama puluhan
tahun seperti 4aman orde lama dan orde baru.
D. Suksesi yang Membawa Perubahan Positif
Suksesi bukan sekedar mengganti kepala pemerintahan, tetapi juga mengganti pihak
yang ikut memerintah. Mengganti kepala pemerintahan tidak hanya berarti mengganti
pihak yang ikut memerintah, seperti para menteri, para pejabat pemerintah yang diangkat
oleh kepala pemerintahan, kepala berbagai instansi, seluruh jajaran birokrasi, tetapi juga
mengganti kelompokkelompok masyarakat yang diuntungkan se"ara ekonomi, keagamaan,ideologis, dan kultural oleh kekuasaan itu. Mereka inilah yang merupakan salah satu faktor
7/24/2019 Sejarah3.docx
2/2
yang menghambat kemungkinan berlangsungnya suksesi se"ara sukarela karena kepentingan
ekonomipolitik dan sosiokulturnya tergantung dari pemegang kekuasaan yang ada.
Suksesi harus memberikan pergantian orientasi dan kriteria program pemerintah yang
lebih baik. 5aya dan arah kepemimpinan yang baru diharapkan dapat memberikan perubahan
pada "ara menangani masalah yang ada di masyarakat. Kejelasan /isi dan misi dari pengganti
presiden yang lama harus dapat dipertanggung ja$abkan melalui aksi nyata untuk
me$ujudkannya. Selain itu, untuk mendukung agar suksesi dalam lembaga kepresidenan
berhasil, maka harus dibarengi dengan reformasi di lembaga legistalif dan yudikatif, sebagai
lembaga yang turut menentukan berhasil tidaknya pemerintahan eksekutif. #emberdayaan
badan legislatif dan yudikatif harus dapat mengontrol kekuasaan presiden, pembatasan tugas
dan ke$enangan presiden, membantu presiden dalam merumuskan dan menegakan
peraturanperaturan agar ter"ipta ketertiban dan kedamaian di masyarakat.
0ekrutmen para elit politik yang duduk di kursi pemerintahan juga harus dibenahi.
Moralitas pejabat publik harus menjadi fokus utama. 6anpa moralitas yang baik, politik yang
digunakan adalah sistem politik yang kotor. Kualitas para pejabat dalam memahami politik
juga harus diperhatikan. Jangan sampai orangorang yang duduk dalam sistem pemerintahantidak memahami seluk beluk politik, sehingga tidak menghasilkan kinerja yang diharapkan
publik.