KELOMPOK 5 :
Anisa Musfiroh
Fifin Anifatur Rodhilillah
Rahayu Wilujeng
Surya Ardi Santoso
Tutut Diaya Nasution
ERLAWANAN BANGSA INDONESIA
MENENTANG DOMINASI ASING
1. erlawanan Sebelum Tahun
Sultan Baabullah Menentang portugis Ternate
Bangkitnya rakyat ternate dibawah piminan Sultan Ba’abullah menentang portugis, disebabkan karena tindakan bangsa portugis yang sudah melampaui batas. Terlebih lagi setelah “kaki tangan” bangsa portugis menikam Sultan Hairun hingga tewas, ketika memasuki benteng untuk merayakan perjanjian perdamaian yang di sepakatinya.Dengan tewasnya Sultan Hairun,sejak tahun 7rakyat ternate menghalangi aktivitas bangsa portugis yang di jalankan dalam benteng.Kehidupan bangsa portugis dalam benteng mengalami kemunduran dan bahkan terjadi kesulitan. Melihat keadaan portugis sangat memprihatinkan, tahun 7 Sultan Ba’abullah menawarkan agar portugis menyerah dan dijamin keselamatannya untuk meninggalkan ternate.Sultan Ba’abullah memerintahkan menyiakan perahu-perahu dan perlengkaan untuk bangsa portugis meninggalkan Ternate menuju ke Ambon. Di Ambon bangsa portugis mendirikan benteng ,tahun Ambon direbut VOC. ortugis tergusur dan menetap di pulau Timor bagian timur sampai tahun 97.
Adipati Unus Menyerang portugis di Malaka
Malaka jatuh ke tangan portugis tahun .Akibatnya, aktivitas
para pedagang islam di selat Malaka terhenti dan para
pedagang islam mencari jalan sendiri untuk menjalin hubungan
dengan pedagang-edagang islam di sebelah barat indonesia.
Disapming itu, kedudukan kerajaan islam indonesia merasa
terancam oleh pengaruh portugis .sehingga mereka ingin
mengusir portugis dari Malaka.
Serangan Kerajaan Demak ke Malaka dipimin oleh
adipati Unus putra Raden patah Meruakan bukti kecemasan
terhadap portugis. Armada Demak bersama-sama dengan
armada aceh ,palembang,dan banten berusaha merebut kota
malaka. Namun dua kali serangannya, yaitu tahun 2 dan
mengalami kegagalan.
anglima Fatahillah Menduduki Jawa Baratperkembangan Demak sebagai kerajaan Islam di Jawa menyebabkan
munculnya rasa khawatir bagi raja pajajaran Hindu.Karena itu
menyebabkan kerajaan pajajaran menjalin hubungan dengan bangsa
portugis di Malaka. Sedangkan Kerajaan demak berusaha
menggagalkan hubungan itu.Kerajaan Demak mengirim pasukannya
ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Ia berhasil menduduki
Cirebon,Sunda Kelapa,dan Banten yang merupakan pelabuhan
penting bagi kerajaan pajajaran.
Sultan Iskandar Muda Menyerang portugis
Sebelum Malaka jatuh ke tangan portugis tahun ,wilayah bagian
utara sumatra menjadi bagian dari kekuasaan kerajaan Malaka. Tetai
ketika malaka dikuasai portugis,di sumatra bagian utara berdiri
kerajaan aceh dan mencapai puncaknya ada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda. Kedudukan portugis di Malaka merupakan
saingan bagi kerajaan-kerajaan islam di indonesia,terutama kerajaan
Aceh yang kekuasaannya dekat dengan Malaka. Kerajaan Malaka
khawatir atas aktivitas dan kegiatan portugis di Malaka. Oleh karena
itu, kerajaan aceh di bawah pemerintahan sultan iskandar muda
mengirim pasukan untuk menyerang portugis di Malaka, namun
serangan itu gagal.
Sultan Agung Menyerang Belanda di Batavia
Sultan Agung adalah raja terbesar dari kerajaan Mataram.cita-
citanya untuk menjadikan wilayah pulau Jawa sebagai daerah
kekeuasaan yang berundang-undang dibawah panji kerajaan
Mataram. Untuk mencapainya, Sultan Agung harus daat
mengusir VOC dari Batavia. ada tahun 2, ia mengirim
pasukannya untuk menyerang Batavia. Serangan pertama gagal,
karena pasukan, logistik bahan makanan dan persiaan
Kerajaan Mataram belum begitu lengkap
Serangan kedua terjadi tahun 29. Kerajaan Mataram
telah memersiakan asukan perangnya dan mendirikan lumbung-
lumbung padi di sepanjang jalan yang dilalui oleh pasukan
Kerajaan Mataram. ersediaan lumbung-lumbung padi sebagai
tempat persediaan bahan makanan diketahui oleh pihak VOC,
maka lumbung-lumbung itu di bakar. Sehingga serangan kedua
Kerajaan Mataram mengalami kegagalan pula. Dengan
kegagalan kedua kalinya,Sultan Agung memerintahkan untuk
memerketat penjagaan di wilayah perbatasan yang berhadaan
dengan Batavia dan melarang seluruh aktivitas yang berhubugan
Sultan Ageng Tritayasa Menentang Belanda
Sultan Ageng Tritayasa mengangkat putranya yang bergelar
Sultan Haji sebagai raja di Banten. Sultan Ageng Tritayasa dan
Sultan Haji mepunyai sifat yang berlainan dalam memandang
kongsi dagang belandaVOC. Sultan Ageng Tritayasa sangat
keras dan anti terhadap VOC, sedangkan Sultan Haji lemah dan
bersahabat dengan VOC. Ketika Sultan Haji memerintah di
Banten, antara Banten dan VOC terjadi hubungan dagang ,
Namun Sultan Ageng Tritayasa menentang hubungan itu
dengan menurunkan Sultan Haji dari tahtanya.
Untuk mengembalikan tahta kerajaan banten ke
tangannya, Sultan Haji minta bantuan VOC di Batavia. Atas
bantuan VOC, Sultan Ageng Tritayasa di tangkap , dan dibawa
ke Batavia. Sultan Haji kembali menduduki tahta kerajaan
banten. Namun sebagian besar wilayah Banten telah diambil
alih oleh VOC
Sultan Hasanuddin Menentang Belanda
Makassar terletak tidak jauh dari jalan perdagangan antara Maluku dengan daerah yang ada di wilayah indonesia bagian barat. Sehingga saat itu Makassar menjadi bandar pelabuhan yang ramai. Dengan perantaraan para pedagang islam, daerah Sulawesi Selatan telah memeluk agama islam
Untuk memerkuat kekuasaan dagangnya, Sultan Hasanuddin menduduki Sumbawa, sehingga jalur pelayaran perdagangan dapat dikuasainya. penguasaan yang dilakukannya itu dianggap sebagai perintah oleh Belanda dalam aktivitas erdagangannya. Disaming itu, Sultan Hasanuddin yang selalu membantu rakyat Maluku menyebabkan Belanda kewalahan dalam menghadai perlawanan tersebut.eperangan antara Sultan Hasanuddin dan Belanda terjadi di darat maupun laut.Angkatan perang Belanda di bawah piminan Cornelius Seelman selalu dapat di halau
Untuk menghadapi Sultan Hasanuddin,Belanda minta bantuan raja bone yaitu Aru alaka. Dengan bantuannya Makassar jatuh ke tanganBelanda dan sultan hasanuddin harus menandatangani enjanjianBongaya
Dengan demikian VOC memunyai kedudukan yang sangat kuat sehingga perdagangan bangsa indonesia yang merugikan indonesia dapat di patahkan. Tetapi sebagian elaut dari Maluku yang tidak mau hidupdibawah telapak kaki tangan Belanda menjadi pelaut-pelaut kelana dan sedapat mungkin menghantam Belanda dan kemudian meminta perlindungan Sultan Banten.
2.Perlawanan Sesudah Tahun
1800a.Perlawanan Rakyat Maluku
Keberhasilan VOC menanamkan kekuasaannyadidaerah Maluku menyebabkan rempah-rempah
dimonopoli oleh kompeni belanda. Rempah-rempahharus di jual kepada VOC dengan harga yang
ditentukan VOC, pengawasan terhadap pendudukdiperketat, dan tidak jarang menggunakan
kekerasan. Tindakan-tindakan yang dilakukan VOC menyebabkan kesengsaraan, penderitaan dan
kelaparan, sehingga menyebabkan pemberontakandikalangan rakyat, dan rakyat ingin membebaskan
diri dari penindasan itu.
Perjuangan ditempuh oleh Sultan Nuku melalui
kekuatan senjata maupun politik diplomasi. Siasatnya itu
berhasil, misalnya terjadi perselisihan antara gubernur
Ambon dengan gubernur Ternate.
Siasat adu domba yang dilakukan Sultan Nuku terhadap
Inggris dengan Belanda membuat Sultan Nuku dapat
membebaskan kota Soa Siu dari kekuasaan Belanda
(20 juni 1801). Selanjutnya Maluku utara berhasil
dipersatukan dibawah kekuasaan Sultan Nuku (Tidore)
2. Perlawanan Kapitan Pattimura
(1817)Perlawanan yang dilakukan oleh Thomas
Matulesi (lebih dikenal dengan sebutan Kapitan
Pattimura ) diawali dengan penyerbuan terhadap
benteng Belanda yang bernama benteng
Duurstede di Saparua. Dengan kegigihan rakyat
Maluku dibawah pimpinan Kapitan Pattimura,
akhirnya Benteng Duurstede jatuh ke
tangan rakyat. Residen Belanda
terbunuh dalam pertempuran itu.
Pada tanggal 16 Desember 1817 Kapitan Pattimura
dan kawan seperjuangannya menjalani hukuman mati di
tiang gantungan . Mereka gugur sebagai pahlawan
rakyat yang tertindas oleh penjajah. Dalam perlawanan
ini dikenal pula seorang tokoh wanita Martha Christina
Tiahahu.
b. erang adriada mulanya gerakan padri adalah suatu gerakan
untuk memunirkan ajaran agama islam di Wilayah
Sumatera Barat.Haji miskin sebagai pelopor dari gerakan
ini berusaha untuk meluruskan penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat di
wilayah itu.Kian hari pengikut Haji miskin semakin banyak
di kalangan masyarakat seperti Tuangku Nan Tua (
seorang tokoh yang sangat besar engaruhnya diantara
kaum adri lainnya,disamping itu ia mendapat pendidikan
modern dan suka damai
Tokoh-tokoh lainnya yaitu tuanku mesiangan,
tuanku nan renceh,datuk bandaharo, malin basa (yang
kemudian dikenal dengan sebutan tuanku iman bonjol
namun gerakan adri itu mendapat tantangan dari tokoh-
tokoh kaum adat.
. Sebab-sebab perang padri
Menurut ajaran islam masalah kekerabatan yang
berhubungan dengan warisan sebenarnya harus
bersifat atrilinel ,sedangkan yang berlaku di
Minangkabau adalah matriniel Warisan adat lama
dan yang menerima warisan itu adalah kaum
ibu.Selain itu masyarakat harus hidu sederhana dan
menjaukan diri dari kesenangan duniawi yang
berlebihan ,seperti berakaian yang indah-indah dan
sebagainya.
Ketika ada tahun 2 ,pertentangan antara
orang-orang padri dengan raja makin meruncing .
Kaum padri yang tidak berhasil menyelesaikan
pertikaian dengan jalan damai,akhirnya mengambil
jalan kekerasan.
2. Jalannya perang padri
Menurut cerita rakyat setempat,raja diundang Tuanku
asaman keKota tengah untuk diajak berunding.Tuanku
asaman adalah tokoh kaum adri yang beralira
radikal.Waktu itu raja beserta para petinggi kerajaan
datang untuk memenuhi undangan .Dalam perundingan
terjadi kegagalan untuk mencaai kata sepakat,sehingga
tuanku asaman mengambil tekad untuk memusnahkan raja
beserta seluruh engikutnya .Tuanku asaman menuduh raja
melanggar ajaran islam karena itu seluruh yang hadir
dibunuh oleh kaum padri.
Kekuasaan kaum padri secara nyata berada di daerah
pedalaman dan wilayahya semakin bertambah luas
,karena kamung demi kamung berhasil
dikuasainya.Sehingga kedudukan kaum adat semakin
terdesak dan akhirnya meminta bantuan ke pada pihak
. Periode pertama
2pada periode ini Belanda mengirim tentaranya
dari Batavia dibawah pimpinan Letkol Raaf serangan Belanda serangan belanda berhasi merebut Batusangkar (dekat pagarruyung dan langsung mendirikan benteng yang bernama benteng Fort van der Capellen (Gubenur jendrar di Indonesia saat itu.Dengan demikian belanda sudah mempunyai basis kekuatan didalam menghadai kaum padri . Namun tahun ,Di pulau Jawa terjadi perlawanan dari pangeran Di onegoro yang memecahkan perhatian belanda menjadi dua arah yaitu untuk jawa dan sumatra . Untuk perhatianya di jawa Belanda mengadakanperjanjian dengan kaum padri . Perjanjian perdamaian dikenal dengan perjanjian masang dengan isi pokok tentang soal gencatan senjata antara kedua pihak.
4. Periode Kedua (
Kedua belah pihak berusaha untuk menjaga diri sebaik-baiknya dan selalu siap apabila suatu saat terjadi peperangan yang tidak diharapkan. Walaupun isi perjanjian masang sekurang-kurangnya jaminan untuk tidak mengadakan peperangan dalam waktu singkat, tetapi suasana teta tegang.
Dalam suasana seperti itu, bentrokan-bentrokan kecil sering terjadi tetapi segera dapat di padamkan karena saat itu Belanda bersikap sangat lunak.Sikap ini dapat ditafsirkan bahwa belanda mempunyai sikapbaik hati dan taat terhadap perjanjian Masang
Perlawanan Pangeran
Diponegoro (1825 – 1830)
Sejak awal abad ke-18 Belanda
memperluas daerah kekuasaannya
dan berhasil menguasai sebagian
besar wilayah Mataram pada tahun
1812. Pengaruh Belanda mulai
menyebar di kalangan istana dan
mengancam kehidupan agama Islam.
Sebagai salah seorang pemimpin
negara dan pemuka agama, Pangeran
Diponegoro tergerak untuk melakukan
perlawanan
Sebab-sebab umum
1) Rakyat menderita akibat pemerasan Belanda dengan menarik pajak.
2) Kaum bangsawan merasa dikurangi haknya, misalnya, tidak boleh menyewakan tanahnya.
3) Adanya campur tangan Belanda di istana, misalnya dalam pengangkatan sultan, mengubah tata cara istana, sajian sirih dihapus, dan orang Belanda duduk sejajar dengan sultan.
Sebab-sebab khusus
Pembuatan jalan melalui makam leluhur
Pangeran Diponegoro tanpa seizin di
Tegalrejo dianggap merupakan
penghinaan sehingga Pangeran
Diponegoro mengangkat senjata pada
tanggal 20 Juli 1825
Jalannya perangPembantu-pembantu Pangeran Diponegoro adalah Kiai Mojo, Sentot Ali Basa
Prawirodirjo, dan Pangeran Mangkubumi. Pusat pergerakan ialah di
Selarong.
Sistem yang dipergunakannya adalah perang gerilya dan perang sabil.
Pangeran Diponegoro juga dianggap penyelamat negara dan seorang pemimpin
yang besar sehingga mendapat julukan "Sultan Abdul Hamid Erucokro
Amirulmukmin Syayidin Panotogomo Kalifatulah Tanah Jawa".
Pada saat itu, Belanda dipimpin Jenderal De Kock yang mempergunakan cara:
1) siasat Benteng Stelsel, di setiap daerah yang dikuasai didirikan benteng yang
mempersempit gerilya Pangeran Diponegoro sehingga pasukannya terpecah-
pecah;
2) mengangkat kembali Sultan Sepuh agar tidak dibenci oleh rakyat Mataram;
3) mempergunakan politik devide et impera.
Melihat sistem Belanda yang cukup berbahaya ini, Pangeran
Diponegoro memindahkan markasnya ke Plered, Dekso,
dan Pangasih. Daerah Pacitan dan Purwodadi juga
berhasil dipertahankan. Serdadu Belanda terus digempur
oleh pasukan Diponegoro sehingga 2.000 orang tentara
Belanda tewas. Pada tahun 1828 – 1830 Pangeran
Diponegoro menghadapi kesulitan-kesulitan berikut.
1) Tahun 1838 Kiai Mojo mengadakan perundingan dengan
Belanda di Mangi, tetapi gagal. Kiai Mojo ditangkap dan
diasingkan ke Minahasa dan tahun 1849 wafat lalu
dimakamkan di Tondano.
2) Tahun 1839 Pangeran Mangkubumi menyerah karena
sudah tua.
3) Tahun 1829 Sentot Prawirodirjo mengadakan perundingan
dengan Belanda. Ia bersedia menyerah, asalkan menjadi
pemimpin pasukan.
4) Tahun 1830 Pangeran Dipokusumo menyerahkan putra
Pangeran Diponegoro.
Kenyataan tersebut tidak melemahkan
Pangeran Diponegoro. Ia terus berjuang,
bahkan Belanda sampai mengeluarkan
sayembara: Apabila ada yang berhasil
menyerahkan Pangeran Diponegoro akan
mendapat uang 20.000 ringgit. Namun,
tidak ada yang bersedia.
Berakhirnya perangAkhirnya Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro
pada tanggal 28 Maret 1830 dan dibawa ke Batavia
dengan kapal "Pollaz", terus diasingkan ke Manado. Pada
tahun 1834 dipindahkan ke Makassar dan akhirnya wafat
pada tanggal 8 Januari 1855. Perang Diponegoro yang
panjang membawa akibat sebagai berikut.
1) Wilayah Mataram Yogyakarta dan Surakarta menjadi
sempit, PB VI yang ikut melawan Belanda akhirnya
dibunuh di Ambon (1830).
2) Belanda memperoleh daerah Surakarta – Yogyakarta
sebagai daerah yang diperas kekayaannya.
3) Adanya sebagian cukai yang dihapus untuk mengurangi
kerusuhan.
Top Related