SAPONIFIKASI
Nama : Oktavia Reni N.Kelas : 2A- D3 Teknik KimiaKelompok : 5SATUAN PROSES 2
1. Apa itu Saponifikasi?
Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yangberlangsung dengan
mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida denganalkali yang menghasilkan gliserol
dan garam karboksilat (sejenis sabun). Sabunmerupakan garam (natrium) yang
mempunyai rangkaian karbon yang panjang.Reaksi dibawah ini merupakan reaksi
saponifikasi tripalmitin / trigliserida.
2. Apa itu trigliserida?Trigliserida adalah sebuah gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak.
Trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani. Rumus
kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR", dimana R, R' dan R"
masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH,
R'COOH dan R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya berbeda atau pun hanya
dua diantaranya yang sama. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat
secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umumadalah 16, 18, atau
20 atom karbon.
Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun
memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak
dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit,
sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit
terlarut dalam air.
3. Lemak apa saja yang bisa dibuat sabun? Dan sebutkan karakteristik masing masing Tallow
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan
daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer
(temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi,
dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam
pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam
pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak
terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer
pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal
dengan nama grease.
Lard
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%).
Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih
dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard
berwarna putih dan mudah berbusa.
Palm Oil (minyak kelapa sawit).
Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak
kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa
sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid
sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus
dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit
akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan
lainnya.
Coconut Oil (minyak kelapa).
Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri
pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui
ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak
kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga
memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit).
Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit
memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga
dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki
kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih
rendah daripada minyak kelapa.
Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin).
Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam
lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam
lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.
Marine Oil.
Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine oil memiliki
kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi
parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.
Castor Oil (minyak jarak).
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun
transparan.
Olive oil (minyak zaitun).
Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas
tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun
memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
Campuran minyak dan lemak.
Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran
minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow
karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki
kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah
larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow
akan memperkeras struktur sabun.
4. Apa reaksi stoikiometri dalam reaksi Saponifikasi?Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
5. Bagaimana cara menghitung reaktan Saponifikasi dan pengaruh perbandingan reaktan?Jumlah alkali yang dibutuhkan untuk mengubah paduantrigliserida menjadi sabun dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut :
Trigliserida + 3NaOH 3RCOONa + GliserinNaOH = [SV x 0,000713] x 100/ NaOH (%) [SV / 1000] x[MV(NaOH)/MV(KOH)]
Dimana SV adalah angka penyabunan dan MV adalah berat molekul.Pengaruh perbandingan reaktan :
- Tingginya asam lemak bebas pada sabun akan mengurangi daya membersihkan
sabun, karena asam lemak bebas merupakan komponen yang tidak diinginkan
dalam proses pembersihan. Jumlah asam lemak merupakan jumlah total seluruh
asam lemak pada sabun yang telah atau pun yang belum bereaksi dengan alkali.
Sabun yang berkualitas baik mempunyai kandungan total asam lemak minimal
70%, hal ini berarti bahan-bahan yang ditambahkan sebagai bahan pengisi dalam
pembuatan sabun kurang dari 30%. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi
proses pembersihan kotoran berupa minyak atau lemak pada saat sabun digunakan.
- Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak diikat sebagai senyawa.
Kelebihan alkali bebas dalam sabun tidak boleh lebih dari 0,1% untuk sabun Na,
dan 0,14% untuk sabun KOH karena alkali mempunyai sifat yang keras dan
menyebabkan iritasi pada kulit. Kelebihan alkali bebas pada sabun dapat
disebabkan karena konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih pada proses
penyabunan. Sabun yang mengandung alkali tinggi biasanya digunakan untuk
sabun cuci
6. Apa fungsi kondisi operasi dari letak prosesnya? Suhu Operasi. Suhu yang tinggi akan mempercepat terjadinya reaksi tetapi dengan
pengadukan yang lambat. Selain itu, juga dapat meningkatkan selektivitas.
Biasanya, suhu operasi antara 80-950C.
Tekanan Operasi. Peningkatan tekanan akan meningkatkan kinetika reaksi tetapi
menurunkan selektivitas.
Pengadukan. Meningkatkan kecepatan pengadukan akan dapat meningkatkan
kecepatan reaksi dan penurunan selektivitas yang besar.
Katalis. Penambahan katalis dapat meningkatkan kinetika reaksi dan sedikit
memperkecil selektivitas.
7. Apakah oli termasuk lemak?Bukan, karena oli terbuat dari bahan sintetis dan tidak mengandung asam asam lemak
8. Apa perbedaan sabun keras dan lunak?Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
9. Apa perbedaan sabun transparan dan keruh?Sabun trasparan padat adalah sabun yang berbentuk padat dengan tampilan tembus pandang , jenis minyak yang di pakai dalam pembuatan sabun adalah minyak jarak, karena dapat memberikan sifat transparan terhadap sabun. Sedangkan sabun keruh adalah sabun natrium yang dibuat dari reaksi asam lemak dan NaOH
10. Bagaimana cara membuat sabun transparan?Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan
menghilangkan kandungan alkali di dalamnya. Sabun transparan ini lebih unggul
daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent)
yang menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan dapat melembabkan kulit.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama
dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki
nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun
dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun
yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak
larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan gula, dan
gliserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang
paling essensial adalah kualitas gula, dan gliserin. Oleh karena itu pemilihan material
mempertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan penting
dalam warna sabun seperti adanya tincture, balsam dan yang digunakan agar sabun
menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting (bintik hitam).
Apabila sabun sengaja diwarna, dipilih pewarna yang tahan alkali. Air distilasi adalah
air terbaik untuk sabun transparan gliserin dipilih yang murni. Untuk minyak dan
lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan warna yang baik. Penambahan
gliserin atau gula yang banyak menyebabkan sabun menjadi lengket dan manis, oleh
karena itu mengotori pembungkus. Untuk memperoleh transparansi sabun berikut ini
adalah metode yang umum digunakan :
a. Transparan karena gula.
b. Transparan karena gliserin dan energi.
c. Dimana a dan b digabung dengan menggunakan minyak castor.
d. Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun dimill.
Dengan metode pertama, kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25 %, lemak
yang lain adalah tallow atau lemak apa saja yang dapat menjadikan sabun keras.
Sabun dididihkan dan dimasak seperti biasanya lalu dimasukkan dalam pengaduk
untuk dicampur dalam larutan yang mengandung 10 – 20 % gula sesuai berat sabun.
Gula dilarutkan dalam air dan larutan dipanasi sampai 600C kemudian perlahan –
lahan ditambahkan dalam sabun. Manakala air menguap, sabun jenis tersebut
menunjukkan bintik – bintik dan menjadi lengket karena gula menembus permukaan
larutan.
Sabun transparan dari kategori yang kedua dapat disaponifikasikan sebagaimana
biasanya dan dibuat dari sabun mandi dasar. Sabun dimasukkan dalam mixer dan
dicampur 96 % dengan perbandingan satu bagian dalam dua bagian total asam lemak
dalam sabun, bersama gliserin dengan proporsi yang sama.
Metode yang ketiga minyak castor sendiri digunakan untuk membuat sabun atau lebih
dari sepertiga lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun dasar diatas. Jika minyak
castor yang digunakan hanya perlu 2 % atau 3 % gula.
Metode yang terkhir kombinasi dari tallow (lemak) 75 % , minyak kelapa 20% , rosin
jernih 5 %. Selanjutnya dengan proses saponifikasi dan perampungan dengan cara
pemanasan. Sabun selanjutnya dimasukkan dalam ketel berjaket dan diolah sesuai
dengan pemanasan sempurna.
Kebanyakan sabun transparan dibuat dengan cara semi panas, metodenya lebih
sederhana dan mudah. Langkah awalnya adalah memasukkan lemak dan minyak
dalam ketel, dipanasi sampai 600C. Sabun scrap yang sudah dibuat dapat dicairkan
dalam lemak yang panas jika diinginkan. Ditambahkan larutan soda yang sudah
dibuat. Masa diaduk sampai terjadi proses saponifikasi. Setelah itu sabun ditutup dan
dibiarkan selama 2 jam atau sampai pada tengahnya ada tonjolan. Kemudian larutan
gula dimasukkan dan akhirnya dan gliserin. Temperatur dari massa dinaikkan sampai
600 C.
Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (misalnya NaOH). Sabun terutama mengandung C12 dan C16 selain itu juga mengandung asam karboksilat. Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
11. Gambar trigliserida
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. “Saponifikasi”. http://id.wikipedia.org. [25 September 2015].
Anonim. 2012. “ Komposisi dan Jenis Sabun ”. http://www.femina.co.id. [25
September 2015].
Anonim. 2009. “Saponifikasi” http://chemicaluinbdg2006.blogspot.com. [25
September 2015].
Pertiwi. 2013. “Proses Pembuatan S abun”. http://wiwinprtw.blogspot.com. [25
September 2015].
Top Related