Rumusan Masalah dan Signifikansi Masalah Penelitian
Rumusan Masalah
Permasalah penelitian akan timbul apabila ada “kesenjangan atara teori
(what should be) dengan kenyataan yang dijumpai (what is). Signifikansi
masalah penelitian:
1. Perumusan masalah merupakan langkah awal yang menentukan bagi
penyusunan mata rantai metodologik berikutnya. Ia merupakan
penunjuk bagi kerangka teoritis yang dikembangkan untuk
penyusunan hipotesis, termasuk bagaimana hipotesa dikembangkan.
Ia juga memberi arah bagaimana hipotesa dirumuskan. Memberikan
arah dalam operaionalisasi hipotesis penelitian, sehingga
memperjelas variable-variabel penelitian. Perumusan penelitian juga
memberi petunjuk tentang rancangan penelitian yang akan dipakai,
baik yang menyangkut subyek penelitian (populasi), sample dan
pemilihan instrument atau pengembangan metode atau alat
pengukuran penelitian.
2. Dengan perumusan penelitian yang baik, peneliti dapat mengetahui
“prognosis”penelitian yang akan dilakukan. Apakah penelitian itu
akan berjalan lancar atau menghadapi kendala.
3. Dari rumusan masalah dapat diketahui konfirmasi ketepatan judul
dan tujuan penelitian yang ditetapkan.
4. Dari rumusan masalah dapat diketahui seberapa jauh penelitian yang
dilakukan berkaitan dengan bobot dan orisinal.
Ada beberapa kriteria rumusan masalah yang adekuat, menyangkut tiga
aspek yaitu: (a) aspek substansi, (b) aspek formulasi, (c) aspek teknis.
1) Pada aspek substansi atau isi permasalahan. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: masalah bobot dan masalah orisinalitas.
Masalah bobot atau nilai kegunaanya. Aktualitas atau bobot masalah
setidak-tidaknya dapat didekati dengan melihat kemanfaatan atau
kegunaan pada tiga hal, yaitu apakah dengan terjawabnya permasalahan,
penelitian akan mempunyai arti bagi perkembangan substansi ilmu
(kegunaan teoritik), mempunyai arti bagi perkembangan metodologis dan
memiliki kegunaan praktis.
Masalah orisinalitas penelitian. Maksudnya bahwa permasalah penelitian
belum terjawab oleh teori maupun penelitian yang pernah dilakukan.
Mengenai aspek formulasi rumusan permasalah penelitian ada dua hal:
Rumusan hendaknya diajukan dalam bentuk pertanyaan yang jelas, tajam
dan akurat menyangkut inti permasalahan yang dikehendaki.
Rumusan mempermasalahkan hubungan antar dua variable atau lebih,
namun kreteria ini tidak mutlak sifatnya.
Aspek teknis, perlu diperhatikan masalah kelayakan penelitian itu sendiri.
Maksudnya mungkinkah permasalahan yang dirumuskan dapat dijawab
secara empirik, sehingga untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu
adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Pertimbangan peneliti, yaitu mengenai bekal pengetahuan dasar yang
berkaitan dengan obyek penelitian yang dihadapi, adanya motivasi,
tersedianya waktu yang cukup, dan kerampilan peneliti.
Pertimbangan metodologik, maksudnya sejauhmana pemahaman teoritik
dan kemampuan praktis di bidang metodologi telah atau dapat dikuasi
oleh peneliti.
Pertimbangan tersedianya fasilitas dan prasarana penelitian, yang
meliputi bahan, biaya, peralatan dan sebagainya.
Namun perlu diperhatikan, dalam perumusan masalah sering terjadi
beberapa kesalahan, sehingga permasalah penelitian susah untuk
dipecahkan, antara lain:masalah terlampau luas, masalah terlampau
sempit dan masalah mengandung emosi, prasangka, dan unsur-unsur
yang tidak ilmiah.
Signifikasi Masalah Penelitian1. Perumusan masalah merupakan langkah awal dalam penyusunan
matarantai metodologik berikutnya.( dasar penyusunan hipotesis,
rancangan penelitian yang dipakai, populasi, sampel, intrumen
pengumpulan data, dan teknik analisa data).
2. Dengan rumusan masalah peneliti akan dapat mengetahui
”prognosis”, apakah penelitian yang dilakukan akan lancar atau
tidak, memprediksi hambatan-hambatan atau kendala-kendala dalam
pelaksanaan penelitian.
3. Dasar untuk melakukan konfirmasi terhadap ketepatan judul dan
tujuan penelitian.
4. Dasar untuk mengetahui bobot dan tingkat orisinilitas penelitian.
Top Related