ANALISIS FAKTOR KEPUASAN PELAKU BISNIS TERHADAP
PENGGUNAAN BILYET GIRO SYARIAH
( Studi Kasus Pelaku Bisnis Perusahaan Dagang Kayu Kasemen Serang Banten )
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
MUCHAMMAD RIZAL K
NIM: 1111046100042
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI
MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2015
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Muchammad Rizal Kurniawan
NIM : 1111046100042
Fakultas : Syariah dan Hukum
Konsentrasi : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas IslamNegeri Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini tellah saya cantumkansesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam NegeriSyarifhidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari ada tuntunan dari pihak lain atas karya saya, dantelah melalui pembuktian yang dipertanggungjawabkan, maka saya siapdikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah danHukum Universitas Syarifhidayatullah Jakarta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 2 mei 2016
Muchammad Rizal Kurniawan
v
ABSTRAK
Muchammad Rizal Kurniawan, 1111046100042. Analisis Faktor Kepuasan Pelaku BisnisTerhadap Penggunaan Bilyet Giro Syariah. Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah danHukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1436 H/2016.
Tujuan dari penelitian ini dalah untuk menganalisis faktor faktor kepuasan yang terdapatpada pelaku bisnis perusahaan kayu terhadap penggunaan bilyet giro syariah. Dalam penelitianini data yang dgunakan adalah data primer dengan memberikan kuisioner kepada pelaku bisnis /pemilik perusahaan dagang kayu dengan total kuisioner 50 kuisoner yang terdiri dari 18pertanyaan. Dalam menentukan sampel ini metode yang digunakan accidental sampling. Ujistatistic yang digunakan adalah analisis faktor dengan bantuan analisis program SPSS versi 16.
Hasil penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi kepuasan pelaku bisnis perusahaankayu Faktor 1 pelayanan. Faktor pelayanan variabel respon pegawai 0.530 variabel penjelasanpegawai 0.779, variabel kesigapan pegawai dengan loading 0,845, variabel dilayani dengancepat/tepat 0,530, variabel fasilitas pelayanan 0,593, variabel solusi yang tepat dengan nilailoading 0,699, variabel kesopanan pegawai 0,519. Faktor harga. yaitu variabel biayaadministrasi yang murah 0,632, variabel perkembangan market yang sudah baik 0,869, variabelbagi hasil yang kompetitif 0,604 Faktor emosional, faktor emosional Variabel berminatmemberikan informasi kepada kerabat 0,604. Faktor produk variabel jumlah besar kecilnyanominal 0,604, variabel fungsi lain 0,706, variabel gangguan tekhnis 0,635, variabel kualitasproduk lebih dari yang dijanjikan dengan nilai loading 0,579, variabel mampu bersaing dengancompetitor 0,681, variabel bagi hasil yang konsisten dengan nilai 0,761 variabel promosi yangmenarik 0,761
Dari 4 faktor yang terbentuk tersebut, terdapat 2 yang paling mempengaruhi kepuasaanpelaku bisnis dalam menggunakan bilet giro syariah dengan angka diatas 0,700 yaitu variabelpenjelasan pegawai terhadap produk giro dengan nilai loading 0,779 dan variabel kesigapanpegawai dalam melayani dengan nilai loading 0,845.
Kata kunci : Kepuasan konsumen, bilyet giro syariah, analisis faktor
Pembimbing : Edi setiadi, SE, MM
Daftar pustaka : Tahun 1995 sampai dengan tahun 2013
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuni-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Analsis Faktor Kepusan Pelaku Bisnis Terhadap Penggunaan
Bilyet Giro Syariah ( Studi Kasus Pelaku Bisnis Perusahaan Dagang Kayu
Kasemen Serang Banten )
Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan besar
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju
zaman yang penuh keberkahan dan cahaya Islam.
Skripsi ini merupakan tugas akhir harus di selesaikan sebagai syarat guna
merai gelar S.E,sy di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang terlah membantu dalam proses
penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan
atas kelancaran dan kemudahan yang telah Allah SWT berikan. Selain itu, penulis
juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah
Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM.Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan
Bapak Abdurrauf, LC, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarifhidayatullah Jakarta
3. Bapak Edi Setiadi, SE, MM selaku dosen pembimbing yang berperan
banyak dalam memberikan bimbingan, arahan, koreksi, saran dan selalu
sabar membimbing penulis Terima kasih atas ilmu dan kesabaranya
yang bapak berikan selama ini.
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas ilmu yang diberikan
kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.
vii
5. Bapak staff kantor kecamatan kasemen, beserta seluruh jajaranya yang
telah memberikan tempat, waktu dan bantuan untuk melengkapi data
penelitian yang dibutuhkan.
6. Rasa cinta yang sangat mendalam penulis berikan kepada kedua orang
tua penulis yang selalu sabar menanti skripsi penulis cepat selesai
Almarhumah Ibuku Erom Sudarmi dan Bapak Faiz Mb H yang
membuat dorongan terbesar penulis untuk menyalesaikan perkuliahan.
7. Untuk perempuanku Anggita Rizki Chapriani yang tidak pernah kenal
lelah memberikan dorongan semangat kepada penulis ketika penulis
malas mengerjakan penyelesaian skipsi. Terima kasih atas bantuan dan
dukungan yang selalu membuat penulis semangat.
8. Sahabat-sahabat penulis tersayang Afrizal Fathoni Amnan, Nimas Rani
Purbasari, Bayu Prasetyo, Jili Rasis Wirautama yang selalu membantu
dan memberi motivasi agar bisa mengikuti atau bersama untuk
diwisuda. Terima kasih atas suka dan duka dari kalian.
9. Untuk teman teman Perbankan syariah 2011, Indra Dwi Prasetyo, Sherty
Junita, Syamsul bahri, Fahmi AB, Rifki ikhsani, Denis Eka Saputra,
Ryandika Bestari, dan teman teman lain yang tidak bisa disebutkan satu
persatu oleh penulis, terimakasih atas canda tawa kalian selama proses
perkuliahan hingga skripsi ini selesai.
10. Untuk senior senior perbankan syariah, Abdurahman Zuhad, Andhika
Febrya Dharma,yang sudah membantu dengan nyata atas selesainya
skripsi ini.
11. Untuk teman teman Kos ciputat, Sugeng, Abdul Karim Muzakky, dan
kontrakan Tebet mas ciming mas dodi, Hasnan Aji, Deden Eka,
terimakasih penulis sampaikan untuk kalian yang selalu memberi
semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
12. Terima kasih untuk seluruh teman-teman seperjuangan, khususnya
Perbankan Syariah kelas Perbankan Syariah 2011 pada umumnya yang
telah menjadi teman sejak masuk hingga keluar bersama walaupun
penulis sedikit terlambat. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga diluar
sana.
viii
13. Untuk teman teman KKN PRIMA, kalian adalah pengalaman terbaik
bagi penulis yang tidak bisa dilupakan,semoga silaturrahmi kita tetap
terjaga
14. Kepada seluruh responden, pemilik perusahaan dagang kayu didaerah
kasemen serang banten yang mau meluangkan waktunya untuk
membantu mengisi lembar kuisioner penulis, semoga bantuan dan
doanya dijadikan amal kebaikan.
Jakarta, 5 MEI 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................................6
D. Kajian pustaka (review study terdahulu) ...........................................................................7
E. Kerangka Pemikiran...........................................................................................................13
F. Metode Penelitian ..............................................................................................................14
G. Hipotesis Penelitian ...........................................................................................................15
H. Sistematika Penulisan ........................................................................................................16
BAB II: LANDASAN TEORI ...................................................................................................17
Sikap Konsumen ..................................................................................................................17
1. Definisi Sikap Konsumen...........................................................................................17
2. Komponen Sikap Konsumen......................................................................................18
3. Peranan Sikap Dalam Pengembangan Strategi Pemasaran ........................................19
4. Pengertian Kepuasan Konsumen................................................................................22
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen ..................................................................25
1. Kualitas Produk...........................................................................................................25
2. Harga...........................................................................................................................26
x
3. Kualitas pelayanan ......................................................................................................28
4. Faktor Emosional ........................................................................................................29
5. Biaya Kemudahan untuk mendapatkan produk ..........................................................30
Pengertian Bilyet Giro..........................................................................................................30
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian...........................................................................................................53
B. Lokasi Penelitian ............................................................................................................55
C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel........................................................................58
D. Pengukuran Variabel ......................................................................................................60
E. Uji Validitas & Reliabilitas ............................................................................................61
F. Analisis faktor ................................................................................................................64
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik responden..................................................................................................70
B. Interpretasi Hasil ............................................................................................................76
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................94
B. Saran...............................................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA 100
LAMPIRAN 101
xii
DAFTAR GAMBARNO Keterangan ...........................................................................................................................1
1.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................................................13
2.1 Hubungan Antara Tiga Komponen Sikap..........................................................................19
3.1 Peta Kecamatan Kasemen..................................................................................................56
4.1 Karakteristik Responden....................................................................................................70
4.2 Pendidikan Terakhir...........................................................................................................71
4.3 Jumlah Pendapatan.............................................................................................................72
4.4 Manfaat Yang Diperoleh Bilyet giro .................................................................................73
4.5 Pelayanan Yang Didapat....................................................................................................74
4.6 Tertarik menggunakan Bilyet giro .....................................................................................75
xi
DAFTAR TABELNO Keterangan ..........................................................................................................................1
1.1 Review Study Terdahulu....................................................................................................12
2.1 Pengukuran Kualitas Pelayanan………………………………………………………….29
2.2 Perbedaan Cek dan Dengan Bilyet Giro ...........................................................................34
2.3 Asumsi Dasar .....................................................................................................................47
3.1 Peta Kecamatan Kasemen..................................................................................................56
3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Kasemen ...........................................................................58
3.3 Uji Validitas .......................................................................................................................62
3.4 Uji Reliabilitas ...................................................................................................................64
4.1 Kmo and Balett’s Test ...................................................................................................... 78
4.2 Comunalities .....................................................................................................................80
4.3 Total variance explained ...................................................................................................84
4.4 Component Matrix ............................................................................................................86
4.5 Rotated component matrix ................................................................................................ 88
4.6 Component Transformation Matrix ..................................................................................92
BAB I
A. Latar Belakang
Zaman modern sekarang ini membawa dampak segala sesuatu diselesaikan dengan cepat
mudah dan aman dalam kehidupan bermasyarakat terutama dunia usaha dan perdagangan.
Sistem pembayaran dalam dunia bisnis mulai berubah dari pembayaran tunai ke pembayaran
giral rekening giro bank. Dengan memudahkan alat pembayaran yang berbentuk giral yakni
dengan menerbitkan berbagai surat berharga seperti cek, wesel, promes, dan bilyet giro.
Perkembangan dalam bidang usaha yang semakin pesat menyebabkan orang-orang
menginginkan segala sesuatu bersifat praktis dan aman dalam lintas pembayaran. Kerjasama
antara pengusaha dengan bank keduanya rekan yang saling membantu dan menolong demi
kemajuan masing-masing serta demi kelancaran lalu lintas pembayaran dan saat ini sudah mulai
banyak pembayaran yang bersifat giral.
Dalam lalu lintas perdagangan, pihak-pihak dapat melakukan bermacam macam
transaksi, lalu timbulah hak dan kewajiban para pihak itu antara satu sama lain. Transaksi juga
dapat terjadi antara kedua belah pihak, di mana pihak yang satu akan menyerahkan sejumlah
uang dan pihak lainnya mendapatkan perintah untuk mencairkan sejumlah uang tersebut.1 Untuk
memudahkan transaksi tersebut diciptakanlah surat-surat berharga yang bernilai uang yang
diakui dan dilindungi oleh hukum untuk keperluan transaksi perdagangan, pembayaran,
penagihan dan lain-lain.2
1 Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta: Sinar Grafikaa, 2011), hlm. 2652 C.S.T Kansil dan Christine S.T.Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: SinarGrafika, 2002), hlm. 153.
Salah satu surat berharga tersebut adalah bilyet giro, istilah “bilyet giro” mulai digunakan
secara tegas dalam pengertian tentang “giro”, yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan. Giro adalah simpanan dana yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah
bukuan.3 Sedangkan bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana
untuk memindah bukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya.4
Penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran giral telah memasyarakat. Dalam
praktek sehari-hari penggunaan bilyet giro sering terjadi pada pengusaha sebagai pemegang
bilyet giro menggunakan bilyet giro sebagai alat bayar kredit dengan memindah tangankan bilyet
giro kepada pengusaha lain. Dalam pemakaian surat berharga di kalangan para pedagang atau
pengusaha lebih menyukai pembayaran melalui surat berharga yang dapat diuangkan. Artinya,
walaupun pembayaran dilakukan dengan surat berharga dengan uang tunai sehingga
kemungkinan jatuh ke tangan orang lain yang tidak berhak dapat diatasi. Dalam lalu lintas
pembayaran penggunan bilyet giro ini sama dengan surat berharga yang lain yaitu surat wesel
dan surat cek.
Penerbitan cek/bilyet giro tidak hanya dilakukan oleh bank Bank konvensional pada
umumnya seiring berkembangnya bank syariah, rekening giro dibank syariah dikelola dengan
sistem titipan dan bagi hasil sehingga biasa dikenal dengan giro wadi’ah dan giro mudharabah
karena pada dasarnya rekening giro adalah dana masyarakat dibank untuk tujuan pembayaran
3 Pasal 1 angka (6) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentangPerbankan.4 Tri Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia,2006), hlm.160.
dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya giro hanyalah merupakan dana titipan
nasabah,bukan dana yang diinvestasikan. Namun demikian,dana nasabah pada bank dapat
dimanfaatkan oleh bank selama masih mengendap, tetapi kapanpun nasabah ingin menariknya
bank wajib membayarnya. Sebagai imbalan dari titipan yang dimanfaatkan oleh bank
syariah,nasabah dapat menerima imbalan jasa berupa bonus. Namun, bonus ini tidak
diperjanjikan didepan, melainkan tergantung pada kebijakan bank yang dikaitkan pada
pendapatan bank.5
Sebagai lembaga keuangan yang sangat bergantung pada sektor – sector yang sangat
bergantung pada kepercayaan masyarakat bank dituntut untuk memberikan pelayanan yang
optimal dengan selalu mengutamakan kualitas pelayanan sehingga nasabah akan merasa puas
dan aman dalam berttransaksi didunia perbankan. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu
kunci keberhasilan suatau bisnis.
Kualitas pelayanan bank yang sangat baik dan efektif akan meningkatkan kepuasaan pada
nasabah dan loyalitas konsumen.6 Dengan demikian kualitas pelayanan harus benar benar
dikelola secara professional, karena bank adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu
memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Adapun tujuan dari manajemen jasa pelayanan
adalah untuk mencapai kualitas pelayanan tertentu dimana erat kaitannya bila dihubungkan
dengan kepuasan konsumen. Perusahaan harus memulai memikirkan pentingnya pelayanan
pelanggan secara lebih matang melalui kualitas pelayanan, karena kini semakin disadari bahwa
5 Sutedi, Adrian SH., M.H. PERBANKAN SYARIAH Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum .hlm 946 Love lock, H Christoper,Service Marketing,2nd edition,Prentice hall (Bandung : PT Rafika Aditawa,1991)
pelayanan dan kepuasan pelanggan merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis
dan memenangkan persaingan.7
Gambaran giro konvensional yang dapat memperjanjikan pemberian bunga kepada
pemilik rekeningnya seperti yang dijelaskan diatas menunjukan bahwa pelayanan perbankan
konvensional dalam bentuk rekening giro tidak sesuai dengan prinsip syariah,karena
mengandung bunga. Oleh karena itu, perlu adanya pelayanan perbankan dalam bentuk giro yang
sesuai dengan prinsip syariah, karena mengandung bunga dengan tidak mengurangi feature yang
sudah melekat dalam giro konvensional dalam rangka memudahkan urusan manusia dalam
transaksi transaksi keuangan.8
Maksud dikeluarkannya bilyet giro adalah untuk memudahkan dalam transaksi ekonomi,
dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana bilyet giro bisa
memberi dampak kepuasan bagi para penggunanya terutama para pelaku bisnis yang sering
menggunakan bilyet giro. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada
perusahaan apakah perlu perbaikan pelayanan atau sudah cukup untuk dipertahankan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah berdasarkan latar belakang tersebut,peneliti membatasi
permasalahan yang akan dibatasi adalah dalam hal kepuasan konsumen terhadap produk
bilyet giro secara umum
2. Perumusan masalah
7 Tjiptono Fandy, Manajemen Jasa (Yogyakarta : Andi, 2004) h.1458 Penjelasan Fatwa No 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang giro
Dari judul di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
a) Bagaimana efektifitas pelayanan bank terhadap nasabah pengguna bilyet giro?
b) Seberapa besar para pengguna bisnis merasa puas terhadap produk bilyet giro?
c) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen atas pelayanan yang diberikan oleh pihak
bank ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a) Tujuan penelitian adalah tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
i. Mengetahui bagaimana tingkat kepuasan konsumen atas produk bilyet giro
ii. Untuk mengetahui bagaimana harapan nasabah kedepannya terhadap produk
bilyet giro
iii. Mengetahui bagaimana kenyataan pelayanan yang telah diberikan oleh bank
b) Manfaat yang diberikan dalam penulisan ini adalah :
Manfaat akademis:
i. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
literatur mengennai tigkat kepuasan konsumen terhadap produk bank.
ii. Hasil penelitian ni dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan Ilmu
Pemerintahan, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi mahasiswa yang
melakukan kajian terhadap kepuasaan konsumen terhadap suatu produk
Manfaat praktisi :
i. Untuk bank, penelitian ini ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
mengambil keputusan terhadap produk
ii. Bagi nasabah, literature ini diharapkan akan menjadi dasar pengambilan
keputusan bank sehingga pelayanan yang diberikan bisa menjadi lebih baik
lagi
D. Kajian pustaka (review study terdahulu)
NO 1
Nama
Peneliti,
Universitas
Prayoga Nalendra Pratama
UIN Syarif Hidayatullah (muamalat)
Jenis
Penelitian
SKRIPSI
Judul
Penelitian
Tingkat Kepuasan Konsumen Bank BNI Syariah Terhadap Pelayanan
Bank Di Sosial Media
Isi Penelitian Pada penelitian ini. peneliti menunjukan tingkat kepuasan konsumen
terhadap suatu produk yang terdapat bank BNI SYARIAH yaitu pelayanan
bank di sosial media
Perbedaan
dengan
penulis
Perbedaan yang terletak pada penelitian yang akan saya tulis adalah,pada
penelitian ini akan membahas meneganai analisis factor yang
mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap transaksi bilyet giro syariah
NO 2
Nama
Peneliti,
Winda Utami,
UIN syarif Hidayatullah (muamalat)
Universitas
Jenis
Penelitian
SKRIPSI
Judul
Penelitian
Analisis Faktor Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Produk E-Banking
Pada BNI Syariah cabang jakarta pusat
Isi Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggambarkan faktor faktor yang
mempengaruhi kepuasan nasabah terhadap suatu produk di BNI Syariah
yatuproduk E-Banking
Perbedaan
dengan
penulis
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam produk yang digunakan
yaitu bilyet giro secara umum tidak terpaku oleh satu bank syariah saja
NO 3
Nama
Peneliti,
Universitas
Siti Humaeroh
UIN Syarif hidayatullah jakarta (muamalat) ,
Jenis
Penelitian
SKRIPSI
Judul
Penelitian
Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Pembiyaan Hunian Syariah Di
Bank Muamalat Cabang Ciledug”
Isi Penelitian Pada penelitian ini,peneliti menggambarkan hasil dari pelayanan
pembiayaan konsumtif di Bank Muamalat apakah pelayanan yang
diberikan mampu memberikan kepuasan pelayanan terhadap nasabahnya
Perbedaan
dengan
penulis
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam hal pelayanan bank dibidang
pembiayaan konsumtif,sedangkan pada penelitian ini membahas mengenai
pelayanan bank terhadap nasabah funding diproduk giro
NO 4
Nama
Peneliti,
Universitas
Citra Dwiratih Avriza
UIN syarif hidyatullah jakarta (muamalat)
Jenis
Penelitian
SKRIPSI
Judul
Penelitian
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mitra Dalam Memilih
Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Di BMT Berkah Madani
Cimanggis Depok
Isi Penelitian Penelitian ini membahas mengenai faktor faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen menggunakan suatu produk syariah di BMT Madani
Cimanggis Depok
Perbedaan
dengan
penulis
Perbedaan dengan penulis adalah, pada penelitian ini penulis mengambil
faktor faktor kepuasaan terhadap suatu produk bank, jadi yang
membedakan adalah pada penelitian sebelumnya faktor faktor sebelum
pengambilan keputusan, dan pada penelitian ini adalah faktor faktor
sesudah seorang nasabah mengambil keputusan
NO 5
Nama Peneliti,
Universitas
Wiyono Aziz Slamet
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Jenis Penelitian Tesis
Judul Penelitian Studi tentang kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen
di ruamh sakit islam manisrenggo klaten”
Isi Penelitian Penelitian ini berfokus untuk melihat sejauh mana
kualitas pelayanan dalam mempengaruhi kepuasan
konsumen
Perbedaan
dengan penulis
Perbedaan dengan yang penulis teliti adalah, disini
penulis tidak hanya mencari dari faktor kualitas
pelayanan, tetapi juga membahas faktor faktor yang
mempengaruhi kepuasan konsumen
NO 6
Nama Peneliti,
Universitas
Bagyo Mugiharjo
UNIVERSITAS DIPONEGORO,
Jenis Penelitian Tesis
Judul Penelitian Analisis Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan
Dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Bank
(STUDI PADA BANK BRI DEMAK )
Isi Penelitian Pada penelitian ini terbagi menjadi yaitu pertama faktor
yang mempengaruhi dan dilihat dari sisi pengaruhnya
loyalitas pelanggan
Perbedaan
dengan penulis
Pada penelitian ini, penulis hana melihat faktor faktor
apa saja yang mempengaruhi kepusaan konsumen
NO 7
Nama Peneliti,
Universitas
Basrah Saidani & Samsul Arifin
Universitas Negri Jakarta
Jenis Penelitian Jurnal, jurnal riset manajemen sains indonesia
Judul Penelitian PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS
LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
DAN MINAT BELI PADA RANCH MARKET
Isi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara
jelas tentang kualitas produk, kualitas layanan,Kepuasan
pelanggan dan niat pembelian kembali pada pelanggan di
Ranch
Perbedaan
dengan penulis
Pada penelitian ini penulis berfokus terhadap faktor
kepuasan konsumen yang mempengaruhi suatu produk
Tabel 1.1 Kajian pustaka (review study terdahulu)
E. Kerangka pemikiran
ANALISIS FAKTOR KEPUASAN PELAKU BISNIS TERHADAP PENGGUNAANBILYET GIRO SYARIAH
KEPUASAN KONSUMEN
1. HARGA2. PROMOSI3. KUALITAS PRODUK4. PELAYANAN5. FAKTOR
EMOSIONAL
1. NOMINAL2. PENERBITAN3. TERJANGKAU4. KEPRAKTISAN
BILYET GIRO SYARIAH
1
2
Keterangan gambar:
1. Faktor faktor kepuasan konsumen2. Indikator bilyet giro syariah3. Objek penelitian
F. Metode penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Pendekatan Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis
yaitu untuk menggambarkan secara jelas faktor kepuasaan apa saja yang mempengaruhi
pelaku bisnis dalam menggunakan bilyet giro
2. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Data Primer: yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, misalnya hasil
interview langsung atau kuisioner angket yang disebar
b) Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya,
misalnya dari buku-buku, majalah atau literature-literatur yang berkaitan dengan
tema skripsi.
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian adalah:
PELAKU BISNISPELAKU BISNISPERUSAHAANDAGANG KAYUKASEMEN SERANG
3
Gambar 1.1 kerangka pemikiran
a) Angket Kuisioner: pada penelitian survai, penggunaan kuisioner merupakan
hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuisioner tersebut akan
terjelma dalam angka – angka, tabel – tabel, analisa statistikdan uraian serta
kesimpulan hasil penelitian.9
G. Hipotesis Penelitian
Dalam peneltian ini terdapat dua hipotesis yang akan diteliti secara terpisah, yaitu:
(Ho) hipotesis nol juga sering disebut dengan hipotesis statistic yaitu hipotesis yang diuji
dengan statistic. Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statement yang
menyatakan tidak ada hubungan antara variabel (X) dan variabel(Y) yang akan diteliti atau
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen
(Ha) lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, hipotesis alternative dapat
langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitiaan, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini
menyatakan ada hubungan, yang berarti signifikansi hubungan antara variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y)
Ho : Tidak ada faktor kepuasan pelaku bisnis khususnya dari dalam penggunaan bilyet
giro syariah
Ha : Ada faktor kepuasan pelaku bisnis khususnya dari dalam penggunaan bilyet giro
syariah
9 Masri Singarimbun & Sofian Effendi METODE PENELITIAN SURVAI EDISI REVISI Hlm 175
H. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi dari
penulisan skripsi ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-masing bab, sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaatpenelitian,serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitianterdahulu
yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metodelogi penelitian yang digunakan meliputi variabelpenelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metodepengumpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang deskriptif objek penelitian, analisa data danpembahasannya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang simpulan atas hasil pembahasan analisa dan penelitian,dan saran saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SIKAP KONSUMEN
1. Definisi Sikap Konsumen
Definisi sikap menurut engel adalah suatu mental dan saraf yang berkaitan dengan kesiapan
untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman, dan memiliki pengaruh yang mengarahkan
dan/atau dinamis terhadap perilaku sikap disebut juga konsep yang paling penting khusus dan
sangat dibutuhkan dalam psikologi sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep
yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Selain itu, Mowen
dan Minor menjelaskan sikap (attitude) sebagai afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah
rangsangan dengan demikian sikap dapat didefiniskan sebagai berikut :1
a) Sikap merupakan kategorisasi objek pada rangkaian kesatuan evaluatif.
b) Karakteristik yang membedakan sikap dari konsep adalah sifat evaluatif dan
afektif
c) Sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi,
objek, dan ide ide tidak berwujud tertentu.
Fungsi dari sikap adalah membantu menyimpan memori jangka panjang sehingga orang bisa
dengan mudah mengingat kembali suatu hal pada saat yang tepat ketika sedang menghadapi isu
atau masalah pada produk, merek, dan jasa dalam rangka membuat pernyataan tentang diri
mereka. Definisi tersebut menggambarkan kognitif dari psikologi sosial, dimana sikap dianggap
1 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian(YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.195.
memiliki tiga unsur, yaitu (1) kognitif (pengetahuan), (2) afektif (emosi,perasaan), dan (3)
konatif (tindakan). Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu mental dan saraf sehubungan dengan kesiapan konsumen untuk menanggapi apa yang
mereka sukai dan yang tidak disukai karena adanya rangsangan.
2. Komponen sikap konsumen
Kepercayaan merek merupakan komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek merupakan
komponen afektif atau perasaan, maksud untuk membeli merupakan komponen konatif atau
tindakan hubungan anara ketiga komponen ini dijelaskan pada gambar berikut :2
Gambar 2.1 hubungan antara tiga komponen sikap
(sumber :setiadi, 2003)
2 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian(YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.197.
Komponen KognitifKepercayaan Terhadap
Merek
Komponen Afektif EvaluasiMerek
Komponen Konatif maksuduntuk membeli
3. Peranan sikap dalam pengembangan strategi pemasaran
Pengukuran sikap konsumen bagi pemasar merupakan hal yang sangat penting. Dengan
mengetahui sikap konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan segmen manfaat,
mengembangkan produk baru, dan memformulasikan serta mengevaluasi strategi promosi.
Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui sikap konsumen.
Pengukuran sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi berdasarkan demografi,kelas
sosial dan gaya hidup
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh produsen untuk mengubah sikap
konsumen,yaitu : 3
a) Mengombinasikan beberapa fungsi
Strategi pengubahan sikap sering dilakukan dengan memaparkan beberapa fungsi sikap
untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka terdorong untuk mengubah
sikapnya.
b) Mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa
Berbagai kelompok, atau peristiwa nasional dan internasional sering kali menumbuhkan
sikap positif konsumen terhadap kelompok atau peristiwa tersebut.
c) Memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan
Konsumen sering kali memiliki dua sikap yang berlawanan terhadap suatu produk.
Konsumen akan memandang susu secara positif karena susu mengandung zat – zat yang
dibutuhkan tubuh seperti protein, kalsium, zat besi, dan vitamin. Namun disisi lain
3 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian(YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.199.
konsumen juga mungkin bersikap negatif terhadap produk susu karena susu dianggap
mengandung banyak lemak sehingga menyebabkan kegemukan, dengan demikian
pemasar harus membuat strategi komunikasi yang tepat untuk memecahkan konflik sikap
yang dihadapi konsumen tersebut.
d) Mengubah evaluasi relative terhadap atribut
Suatu produk sering kali dikenAl oleh konsumen karena popularitas atributnya yang
memiliki fungsi spesifik, atau yang dikenal karena situasi pemakaian yang khas
e) Mengubah kepercayaan merek
Para produsen berkewajiban untuk selalu mengingatkan konsumen bahwa produknya
adalah produk yang lebih baik atau yang terbaik sehingga konsumen memiliki sikap
positif yang permanen dan konsisten terhadap produk tersebut.
f) Menambahkan sebuah atribut pada produk
Strategi mengubah sikap konsumen dapat dilakukan dengan memberikan atribut baru
pada produk. Atribut yang ada pada sebuah pada sebuah produk akan memberikan citra
positif kepada konsumen bahwa produk tersebut selalu inovatif, kehadiran atribut baru
akan menyebabkan konsumen melihat perbedaan yang nyata antara merek tersebut
dengan merek pesaingnya
g) Mengubah penilaian merek secara menyeluruh
Salah satu cara lain untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk atau merek adalah
dengan membangun sikap positif secara keseluruhan terhadap merek
h) Mengubah kepercayaan terhadap merek pesaing
Strategi lain untuk mengubah sikap adalah dengan mengubah sikap atau kepercayaan
konsumen terhadap merek pesaing.
4. Pengertian Kepuasan Konsumen
Berikut adalah teori –teori yang membahas kepuasan konsumen :4
a) Teori perasaan afektif eksperiental (experientially affective feeling theory).
Menurut Jones 2008 , teori ni beranggapan bahwa kepuasan konsumen
dipengaruhi oleh perasaan positif dan negatif yang diasosiasikan konsumen
dengan produk yang sudah dibeli dan dikonsumsi.
b) Teori kepuasan (the expectancy disconfirmation model). Teori kepuasan
mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumenmerupakan
dampak dari perbandingan antara harapan onsumen sebelum pembelian dengan
kinerja produk yang sesungguhnya. Ketika membeli suatu produk konsumen
memiliki harapan tentang bagaimana kinerja produk tersebut (product
performance) :
i. Produk berkinerja lebih baik dari yang diharapkan. Inilah yang disebut
diskonfirmasi positif. Jika ini terjadi konsumen akan merasa puas.
ii. Produk bekerja seperti yang diharapkan. Inilah yang disebut konfirmasi
sederhana. Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, tetapi juga tidak
mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan yang
netral.
iii. Produk bekerja lebih buruk dari yang diharapkan. Inilah yang disebut
diskonfirmasi negative. Produk yang berkinerja buruk tidak sesuai dengan
4 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : Himpunan Jurnal Penelitian(YOGYAKARTA : CV. ANDI OFFSET, 2013), h.183.
apa yang diharapkan konsumen akan menyebabkan kekecewaan sehingga
konsumen merasa tidak puas.
c) Teori Atribusi,Kegagalan Produk dan Kepuasan Konsumen
Ketika membahas teori atribusi, teori ini merupakan cara untuk
mengidentifikasi penyebab suatu tindakan. Atribusi yang dibuat konsumen dapat
sangat memengaruhi kepuasan pascapembelian mereka terhadap suatu produk
atau jasa. Bila produk gagal konsumen akan berupaya menentukan penyebab
kegagalan itu. Bila melambangkan kegagalan pada produk atau jasa tu sendiri,
mereka mungkin merasa tidak puas, tetapi jika melambangkan kegagalan pada
faktr kebetulan atau tindakan mereka sendiri mereka tidak mungkin merasa tidak
puas.
Ada tiga jenis atribusi menurut Jones (2008), yaitu :
i. Atribusi kausal (causal attribution). Bila terjadi kesalahan, konsumen
akan menilai siapa yang patut disalahkan
ii. Atribusi control (control attribution). Konsumen akan menilai apakah
ketidakpuasan masih berada dalam control pemasar atau tidak
iii. Atribusi stabilitas (stability attribution). Konsumen akan memberi
penilaian jika mereka tiak puas dengan kinerja produk/perusahaan, apakah
hal ini akan terulang dikemudian hari atau tidak. Jika mereka meyakini
jawabannya ya, intensitas ketidakpuasan yang dirasakan akan semakin
tinggi.
Dari perspektif manajerial, mempertahankan dan/ atau meningkatkan kepuasan pelanggan
adalah hal sangat kritis. Oleh karena itu, para manajer harus memandang program – program
yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sebagai investasi. Tingkat
kepuasan/ketidakpuasan ini juga akan dipengaruhi oleh evaluasi konsumen atas ekuitas
pertukarab, seta oleh atribusi mereka terhadap kinerja produk. Membuat produk berkualitas
tinggi merupakan hal yang krits bagi keberhasilan pemasaran internasional sekarang ini dan
pemasaran bisnis yang satu ke bisnis yang lainnya. Unsur yang penting dalam manajemen
kualitas total adalah konsep bahwa kualitas “dikendalikan oleh konsumen” dan karenanya,
perusahaan harus menilai persepsi konsumen atas kualitas. Kualitas produk didefinisikan sebagai
evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa
B. Faktor Faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen
Untuk memuaskan nasabah perlu diketahui faktor faktor yang menentukan tingkat
kepuasan nasabah. Menurut Handi Irawan ada lima faktor yang menentukan tingkat kepuasan
nasabah, yaitu :5
1. Kualitas Produk
Konsumen merasa puas kalua telah membeli dan menggunakan suatau produk dan
ternyata produk yang digunakan berkualitas. Ada 6 elemen kualitas produk, yaitu
Performance,Durability,Feature,Reliability,Consistency dan Design. Agar produk yang
dibuat laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas
yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk yang berkualitas tinggi artinya
memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut
produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus harus diciptakan setiap waktu, sehingga
5 Handi Irawan “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan (Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002),h 37
dapat menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang
sudah ada sekarang ini.
Ada banyak keuntungan atau manfaat yang dapat dipetik dengan adanya produk plus,
misalnya :6
a) Untuk meningkatkan penjualan. Dalam hal ini produk yang memiliki nilai lebih
akan menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut antar nasabah. Setiap kelebihan
produk tersebut akan dibandingkan dengan produk pesaing, sehingga berpotensi
untuk menarik nasabah lain atau akan menambbah nasabah lama untuk
menambah konsumsi produk tersebut.
b) Menimbulkan rasa bangga bagi nasabahnya. Hal ini disebabkan produk yang
dijual memiliki keunggulan diabndingkan produk pesaing, misalnya dalam hal
fasilitas tabungan yang diberikan dengan multifungsi. Artinya, apa yang dapat
diberikan bank kita belum dapat dipenuhi pesaing.
c) Menimbulkan kepercayaan. Dalam hal ini akan memberikan keyakinan kepada
nasabah akan kesenangannya dari fasilitas yang diberikan. Sehingga nasabah
semakin percaya kepada produk yang dibelinya.
d) Menimbulkan kepuasan. Pada akhirnya nasabah akan mendapatkan kepuasan dari
jasa yang dijual sehingga kecil kemungkinan untuk pindah ke produk lain, bahkan
kemungkinan akan menambah konsumsinya.
2. Harga
Untuk nasabah yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang
penting karena mereka akan mendapat Value For Money yang tinggi. Komponen harga
6 Kasmir “Pemasaran Bank” (Jakarta: Kencana,2005) h 137
ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. Untuk industri
ritel, komponen harga ini sungguh penting dan kontribusinya terhadap kepuasan reatif
besar. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran
harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga sangat menentukan
laku tidaknya produk dan jasa perbankan salah dalam menentukan harga akan berakibat
fatal terhadap produk yang ditawarkan nantinya.
Adapun tujuan penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut :7
a) Untuk Bertahan Hidup
Artinya dalam kondisi tertentu, terutamma dalam kondisi persaingan yang tinggi.
Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk
atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran
b) Untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba
dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga
murah atau tinggi.
c) Untuk Memperbesar Market Share
Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah
nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih keproduk yang
ditawarkan
d) Mutu Produk
Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk
atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga
7 Kasmir “Pemasaran Bank” (Jakarta: Kencana,2005) h 153
ditentukan setinggi mungkin dan untuk bunga simpanan ditawarkan dengan suku
bunga rendah
e) Karena pesaing
Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing tujuannya adalah
agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing, artinya bunga
simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman dibawah pesaing.
3. Kualitas Pelayanan
Konsumen merasa puas apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau
sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu konsep kualitas pelayanan popular adalah
serqual yang dikembangkan oleh parasuraman Berry dan Zeithaml. Berdasarkan konsep
ini, kualitas pelayanan mempunyai lima dimensi yaitu
reliability,responsive,assurance,empathy dan tangibles
Pengukuran Kualitas Pelayanan
Dimensi Definisi
Reliability
(keandalan)
Kemampuan pegawai untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secaraakurat sejak pertama kali
Responsives (daya
tanggap)
Kesediaan dan kemampuan pegawai untuk membantu para pelanggan danmerespon permintaan segera
Assurance
(jaminan)
Pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan merekan dalammenumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan pelanggan
Empathy (empati)Kesediaan pegawai memahami masalah para pelanggannya dan bertindakdemi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal parapelanggan
Tangibles (wujud)Fasilitas visi,fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan dan sumber dayamanusia
Tabel 2.1 Pengukuran Kualitas Pelayanan
Atau dengan kata lain dengan faktor pelayanan yang baik terhadap pengguna bilyet giro
akan menambah kepuasan pelaku tersebut
4. Faktor Emosional
Pelanggan yang merasa bangga dan yakin orang lain kagum terhadap dia bila
menggunakan produk merek tertentu, cenderung memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi.
Kepuasan bukan karena kualitas produk,tetapi rasa bangga, percaya diri yang menjadikan
pelanggan tersebut terhadap merek tertentu.
Jadi apabila pengguna bilyet giro sudah merasa bangga dengan produk yang
dimilikinya, pengguna bilyet giro tidak akan berpindah kelain produk yang sama oleh
bank lain
5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah dan efisien dalam mendaapatkan
produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya
tambahan atau tidaak perlu menabung waktu untuk mendapatkan produk atau jasa.
Dengan penggunan bilyet giro,pelaku bisnis tidak perlu repot mengirim dana
dengan bentuk fisik uang yang keamanannya kurang, sehingga bilyet giro lebih aman
dalam bentuk uang yang nantiny bisa lanngsung dipindahkan kerekening yang tertera
pada bilyet tersebut.
C. Pengertian Bilyet Giro
Istilah bilyet giro berasal dari kata belanda. “Bilyet” yang berarti surat dan “giro” berarti
simpanan nasabah pada bank yang pengambilannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek atau dengan pemindahbukuan. Menurut H.M.N. Purwosujipto, SH., bilyet giro
adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan bentuknya, kepada bank
penyimpanan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya, kepada bank yang sama, atau kepada bank
lainnya. Lebih lanjut, Imam Syakir dan Soedarjanto, mengartikan bilyet giro sebagai surat
perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya serta bank dimana penerima menjadi nasabah.
Dalam pengertian lain Munir Fuady merumuskan pengertian bilyet giro sebagai suatu perintah
tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank
dimana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup, dana tersebut
dipindah bukukan/ditransfer ke rekening (baik pada bank yang sama atau pada bank lain).
Sejalan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.28/32/KEP/DIR
tentang Bilyet Giro. Dalam ketentuan tersebut yang dimaksud dengan bilyet giro adalah surat
peritah nasabah kepada bank penyimpanan dana untuk memindakbukukan seumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya. Sedangkan
dalam ketentuan Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 ditentukan bahwa bilyet giro
adalah salah satu cara untuk melakukan pemindahbukuan terhadap simpanan dalam bentuk giro
yang dapat dilakukan setiaap saat oleh nasabah yang bersangkutan.8
Dari berbagai pengertian tentang bilyet giro dapat dikemukakan bahwa dalam pengertian
bilyet giro tersebut mengandung unsur – unsur sebagai berikut :
8 Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h108
1. Surat perintah
2. Dari nasabah penyimpan kepada bank
3. Pemindahbukuan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan
4. Sejumlah uang tersebut ditujukan kepada penerima yang disebutkan
namanya
Bilyet giro adalah perintah dari penarik (nasabah) kepada bank untuk memindah
bukukan sejumlah dana tertentu pada tanggal tertentu kepada pihak yang tercantum di
dalam BG. 9
Adapun perbedaan Perbedaan cek dan dengan bilyet giro adalah sebagai berikut
:10
BILYET GIRO CEK
1. Tidak dapat diambil tunai 1. Dapat diambil secara tunai
2. Mempunyai tanggal aktif 2. Tidak mengenal tanggal aktif
3. Tidak dapat diendosmen 3. Dapat dilakukan secara
endosemen
4. Tanggal waktu penawaran 70 hari sejak
tanggal penarikan
4. Masa berlaku 70 hari sejak
tanggal penerbitan
5. Dapat dibatalkan 5. Tidak dapat dibatalkan kecuali
dengan lapor polisi
Tabel 2.2 Perbedaan cek dan dengan bilyet giro11
9 Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari BuanaMurni,2008 h10510 Faisal afiff dkk STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996 h 6111 Faisal afiff dkk STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996 h 61
dalam giro terdapat jasa giro, yang dimaksud jasa giro adalah bunga yang diberikan
kepada nasabahnya untuk setiap hari pengendapan dana
dalam giro terdapat istilah cross cliring yang artinya adalah fasilitas yang diberikan oleh
bank kepada nasabahnya untuk menarik dana, meskipun dana tersebut belum efektif
istilah selanjutnya yang disebut dengan Over Draft,yaitu fasilitas yang diberikan oleh
bank kepada nasabah apabila penarikan dana lebih besar daripada saldo yang tersedia
Berkaitan dengan itu dapat dikemukakan bahwa bilyet giro merupakan salah satu sarana
dalam lalu lintas uang utamanya sebagai instrrumen pembayaran. Di Indonesia ketentuan
mengenai bilyet giro dapat ditemukan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 4/670/HPPB/PBB
tanggal 24 januari 1972.
Dalam surat edaran tersebut ditentukan bahwa syarat formal bilyet giro, antara lain :
1. mencantumkan nama bilyet giro dan nomor seri pada formulir bilyet giro
2. perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindah bukukan atas sejumlah dana atas
beban saldo penarik
3. nama dan tempat bank tertarik, kepada siapa perintah tersebut ditujukan
4. nama pihak yang harus menerima pemindahbukuan dana secara administratif
tersebut dan jika dianggap perl juga alamatnya
5. jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf
6. tanda tangan cap penarik dan cap (stempel) badan usaha jika si penarik merupakan
suatu perusahaan berbentuk badan usaha
7. tempat dan tanggal penarikan
8. tanggal mulai efektif berlakunya amanat (perintah) dalam bilyet giro
9. nama bank dimana pihak yang harus menerima dana pemindahbukuan tersebut
mempunyai rekening, sepanjang nama bank si penarik diketahui oleh penarik.
Sebagai alat perintah pemindah bukuan, bilyet giro tidak dapat dilakukan pembayarannya
dengan uang tunai. Bilyet giro sebagai alat pembayaran mempunyai 2 macam tanggal, yaitu
tanggal efektif dan tanggal penerbitan. Sebelum tanggal efektifnya berlaku, bilyet giro sudah
dapat diedarkan, tetapi hanya sebagai alat pembayaran kredit saja. Walaupun demikia bilyet giro
tidak dapat dipindah tangankan melalui endosemen, karena didalamnya tidak terdapat kalusul
yang mengatur cara pemindahannya. Dalam lalu lintas pembayaran dengan bilyet giro pihak
penerbit adalah nasabah bank yang mempunyai rekening giro, sedangkan pihak tersangkutnya
adalah bank dimana penerbit mempunyai rekening giro. Pihak pemegang atau penerbit adalah
bank juga, baik bank yang sama maupun yang lain, oleh karena itu pembayaran pemindahbukuan
dengan menggunakan bilyet giro dapat dilakukan. Dalam suatu transaksi perdagangan yang
pembayarannya menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran, maka kemudahan
kemudahan yang akan diperoleh oleh nasabah bank adalah sebagai berikut : 12
a) Bebas bea materai
Bilyet giro termasuk surat berharga jangka pendek. Tenggang waktu pembayarannya
adalah 70 hari terhitung sejak tanggal penerbitannya. Oleh karena bilyet giro ala
pemindahbukuan, dan tidak dapat dibayar secara tunai, maka ia dibebaskan dari beban
bea materai. Mengenai pembebasan bea materai ini tercantum dalam kalusul yang tertulis
pada bilyet giro (bebas bea materai).
b) Lebih aman penggunaannya
12 Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h112
Bilyet giro telah diisi lengkap dengan nama dan bank penerima dana sehingga tidak dapat
digunakan oleh orang lain apabila hilang.
c) Kewajiban penyediaan dana
Pada bilyet giro penyediaan dana oleh penerbit baru timbul pada saat tanggal efektifnya
tiba. Oleh karena itu, masih ada kesempatan bagi penerbit untuk mencari dana, dan bilyet
giro yang sudah dapat diedarkan sebagai alat pembayaran dan pemindahbukuan
d) Pelaksanaan amanat samai pada tujunnya Bilyet giro yang telah diisi lengkap oleh
penerbit tidak dapat beredar lagi dan penerbit dpat mengetahui segera bahwa dananya
sudah dipindahbukukan kedalam rekening orang yang menjadi tujuannya
e) Dapat dibatalkan
Selama amanat dalam bilyet giro belum dilaksanakan oleh bank yang bersangkutan, maka
bilyet giro tersebut dapat dibatalkan oleh penerbitnya. Faktor ini merupakan penolong
yang sangat tepat bagi penerbit yang kebetulan berhubungan dengan pihak yang tidak
jujur, beritikad buruk, mupun wanprestasi.13
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dam setiap penerbitan bilyet giro, antara lain
:14
a. Tidak dapat dibayar tunai
b. Pembayaran bilyet giro dilakukan pada saat jatuh tempo
c. Tenggang waktu penawaran bilyet giro adalah 70hari sejak tanggal penarikan. Bila
tidak disebutkan, maka yang berlaku adalah tanggal efektif bilyet giro. Setelah masa
13 Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h11214 Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari BuanaMurni,2008 h105
tenggang, bank masih dapat membayar BG. Bilyet giro dapat dibatalkan secara
seihak melewati masa tenggang 70 hari.
d. Cek/bilyet giro hapus karena kadaluwarsa setelah 6 bulan terhitung mulai akhir
tenggang waktu pengunjukkan/penawaran.
e. Nilai bilyet giro harus ditulis dengan angka dan huruf. Dalam hal terjadi perbedaan
antara huruf dan angka, maka yang berlaku adalah nilai yang tertera dalam huruf.
Menurut KUHD, apabila terdapat perbedaan antara angka dan huruf maka diambil
nilai yang terkecil. Sementara itu menurut aturan tentang materai, apabila terdapat
perbedaan, maka pembayaran cek tersebut dapat ditolak
Bank wajib menolak pembayaran cek atau bilyet giro dalam hal :
a. Saldo tidak cukup
b. Rekening telah ditutup
c. Tidak memenuhi syarat formal cek/BG
d. Diajukan sebelum tanggal efektif BG
e. Cek ditarik kembali oleh penarik setelah berakhir masa tenggang
f. BG dibatalkan oleh penarik setelah berakhir masa tenggang
g. Kadaluarsa
h. Terdapat coretan/perubahan yang tidak ditanda tangani penarik
i. Bea materai belum lunas
j. Tanda tangan tidak cocok dengan specimen
k. Stempel kliring tidak ada
l. Stempel kliring tidak sesuai dengan bank penerima
m. Endosemen pada cek atas nama atau cek atas order tidak ada
n. Warkat diblokir oleh instansi berwenang
o. Perhitungan/encode tidak sesuai dengan nominal yang sebenarnya
1) Kuitansi
Kuitansi adalah surat perintah kepada seseorang yang namanya tertera pada
kuitansi tersebut untuk melakukan pembayaran atas sejumlah uang tertentu. Masa
tenggang kuitansi adalah 20 hari,kuitansi sekurang kurangnya harus memenuhi unsur
unsur sebagai berikut :
a. Tanda tangan pihak penerbit
b. Pengakuan dari penerbit telah menerima uang sejumlah tertentu
c. Penyebutan nama pihak yang ditujuk oleh penerbit untuk melakukan pembayaran
sejumlah uang tertentu terhadap diri penerbit
d. Tanggal kuitansi
2) Alat perintah bayar lainnya
Selain media tersebut diatas, giro juga dapat ditarik dengan menggunakan alat
perintah bayar lainya seperti surat kuasa, ataupun surat pemindah bukuan lainnnya
D. Operasional Bilyet Giro di Bank Syariah
Sebelum membuka rekening giro, petugas bank harus melakukan analisa terhadap calon
nasabah, analisa ini meliputi :15
a. Meminta tanda bukti diri seperti KTP,SIM,Paspor, dan lain-lain
b. Meminta refrensi tertulis dari pihak ketiga yang dikenal baik oleh bank. Biasanya hal
ini dilakukan oleh pejabat bank itu sendiri
15 Zulkifli sunarto “Panduan Praktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta: PT. Bestari BuanaMurni,2008 h108
c. Untuk calon nasabah berbadan hukum, maka harus menyerahkan akta pendirian atau
anggaran dasar sesuai ketentuan pemerintah. Hal in dilakukan antara lain untuk
melihat kewenangan penarikan dana
d. Melakukan BI (Bank Indonesia) checking, antara lain memeriksa daftar hitam dan
daftar kredit macet Bank Indonesia.
e. Melakukan bank checking, antara lain dengan memperhatikan record nasabah
tersebut dibank lain. Hal ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan hubungan
baik antara officer bank.
f. Kepada calon nasabah yang bersangkutan, bank harus membuat perjanjian
pembukaan rekening yang memuat antara lain :
i. Apabila dana tidak mencukupi cek atau bg yang ditarik oleh nasabah,maka
cek atau bg tersebut akan ditolak bank dan dinyatakan sebagai cek/bg kosong
ii. Penarikan cek/bg atas dana yang belum efektif (cross kliring) dan ternyata
ditolak pembayarannya dinyatakan sebagai cek/bg kosong.
iii. Bila dalam jangka waktu 6 bulan nasabah menarik cek/bg kosong sebanyak 3
kali, maka rekening yang bersangkutan akan dimasukkan dalam daftar hitam
Bank Indonesia
iv. Jika nasabah tercantum dalam daftar hitam yang dikelurkan Bank Indonesia,
maka otomatis rekeningnya akan ditutup
v. Apabila rekening ditutup, maka nasabah wajib mengembalikan sisa buku
cek/bg kepada bank
g. Pemberian cek/bg kepada nasabah sebaiknya juga memperhatikan bonafiditas
nasabah atau sesuai keperluan saja seperti misalnya untuk nasabah baru hanya
diberikan 10 lembar saja.
Selain itu bank dalam mengelola bilyet giro pun ikut mengikuti peraturan mengenai
tenggang waktu penawaran bilyet giro. Tenggang waktu penawaran bilyet giro perlu ditetapkan,
agar amanat atau perintah dalam bilyet giro yang bersangkutan tidak terlalu terus menerus
sehingga menyulitkan administrasinya. Adapun penetapan yang dimaksud adalah 70 hari
terhitung sejak tanggal penarikannya. Tenggang waktu penawaran ini sama dengan tenggang
waktu penawaran pada surat cek, yaitu 70 hari terhitng sejak tanggal penerbitannya. Jika
dibandingkan dengan dengan surat cek, bilyet giro mempunyai dua macam tanggal efektif yang
merupakan tenggang waktu dimana penerbit diberi kesempatan untuk mengusahakan dana untuk
membayar dengan cara pemndahbukuan. Tenggang waktu yang dikenal pada bilyet giro ada dua
macam yaitu : 16
a) Tenggang waktu dari tanggal penerbitan sampai pada tanggal efektif. Dalam hal
ini diberikan kesempatan kepada penerbit untuk mempersiapkan dana guna
membayar bilyet giro dengan pemindahbukuan. Dalam tenggang waktu ini bilyet
giro ttentunya sudah beredar.
b) Tenggang waktu mulai tanggal efektif sampai berakhirnya waktu tenggang yaitu
70 hari. Dalam hal ini, kesempatan diberikan kepada pemegang untuk
menawarkan kepada bank tersangkut guna pemindah bukuan dana. Setiap saat
pemegang bilyet giro menawarkan kepada bank tersangkut. Bank tersebut harus
16 Farida hasyim “hukum dagang” Jakarta : Sinar Grafika,2009 h 265
menerima untuk pemindahbukuan kecuali jika bilyet giro itu kosong atau tidak
ada dananya.
c) Bebas bea materai
Karena tenggang waktu penawarannya 0 hari, baik surat cek maupun bilyet giro
termasuk surat berharga jangka pendek, artinya surat berharga yang tenggang
waktu peredarannya kurang dari tiga bulan. Menurut ketetuan Pasal 69 ayat (3)
Aturan Bea Materai 1921, surat berharga jangka pendek yang dapat dibayar
dengan uang tunai dikenakan bea materai. Karena bilyet giro merupakan surat
berharga yang tidak dapat dibayar dengan uang tunai sehingga membuat bilyet
giro dibebaskan dari bea materai
Selain itu dari sisi penarikan simpanan giro, yang dilakukan melalui bank lain, disebut
dengan kliring. Kliring adalah pertukaran warkat dan/atau data keuangan elektronik antar peserta
kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu. Bank yang menerima setoran cek dan/atau bilyet giro bank lain
akan menagihkan kepada bank yang menerbitkan cek dan/atau bilyet giro tersebut. Penagihannya
dilakukan melalui lembaga kliring setempat, yaitu Bank Indonesia atau bank yang ditunjuk
sebagai lembaga kliring oleh Bank Indonesia.17 Dalam pengertian lain, kliring diartikan sebagai
sarana perhitungan warkat antar bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna
memperlancar dan memperluas lalu lintas pembayaran giral. Berdasarkan pengertian diatas
17 PBI No 8/29/PBI/2006 Tentang daftar hitam nasional penarik cek dan atau bilyet giro kosong no 23
dapat dikatakan bahwa tujuan pokok diadakannya kliring adalah untuk memperlancar lalu lintas
pembayaran giral dan merupakan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank.18
Kliring diselenggarakan oleh bank Indonesia antara bank bank disuatu wilayah kliring yang
biasa disebut dengan kliring local. Wilayah kliring adalah suatu lingkungan tertentu yang
memungkinkan kantor kantor tersebut memperhitungkan warkat warkatnya dalam jadwal kliring
yang telah ditentukan. Berkaitan dengan itu, untuk wilayah wilayah yang tidak terdapat kantor
Bank Indonesia, maka penyelenggaraan kliring diserahkan kepada bank yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia. Tentu bank yang ditunjuk sebagai penyelenggaara kliring harus memenuhi beberapa
persyaratan, persyaratan yang dimaksud sebagai berikut :19
a. Bank bank yang sudah mendapat izin dari menteri keuangan dan mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia terlebih dahulu
b. Bank tersebut telah menjalankan usahanya minimal 3 bulan atas izin menteri
keuangan
c. Bank tersebut sudah memenuhi penilaian sebagai bank yang sehat ditinjau dibidang
administrasi,pimpinan maupun keuangan
d. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran kredit yang diberikan
oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang kurangnya 20% dari syarat modal
disetor minimum bagi pendirian bank baru diwilyahnya.
e. Bank peserta kliring wajib membuka rekening koran di Bank Indonesia
f. Bank yang tidak tercatat sebagai peserta dapat ikut serta secara tidak langsung
melalui pengikutsertaanya dengan bank lain (peserta) penyertaan secara tidak
18 Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h8519 Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h85
langsug tersebut bisa terjadi karena kemungkinan menghadapi masalah keuangan,
jarak antara bank yang bersangkutan dengan penyelenggaraan kliring, dan lain lain.
g. Menyetor jaminan kliring sebesar 50% rata rata kewajiban 20 hari terakhir
dikurangi 40% rata rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban tersebut hanya
berlaku bagi kantor bank yang baru menjadi peserta kliring atau yang baru
direhabilitasi. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta
tidak langsung atau peserta yang pindah wilayah kliring
h. Bank peserta menentukan anggotanya sebagai wakil tetap pada lembaga kliring dan
memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia.
Selain kliring dikenal juga istilah yang disebut dengan inkaso, inkaso adalah kuasa pada
bank oleh perusahaan atau perorangan untuk menagihkan, atau memintakan persetjuan
pembayaran (akseptasi) atau menyerahkan begitu saja kepada pihak yang bersangkutan (tertarik)
ditempat lain (dalam atau luar negri) atas surat surat berharga, dalam rupiah atau valuta asing
seperti wesel, cek kuitansi surat aksep (promissory notes), dan lain lain.
Inkaso dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :20
a. Inkaso berdokumen, yaitu apabila surat surat berharga yang dinnkasokan itu disertai
(dilampiri) dengan dokumen dokumen lain yang mewakili barang dagangan, seperti
konsumen (bill of loading) faktur, polis asuransi dan lain lain
b. Inkaso tak berdokumen, yaitu apabila surat surat berharga yang diinkasokan itu tidak
disertai dokumen dokumen yang mewakili barang.
20 Hermansyah “ HUKUM PERBANKAN NASIONAL INDONESIA”, Jakarta : Kencana.2008 edisi revisi h83
Setiap jasa yang diberikan oleh bank tertentu mempunyai manfaat, baik bagi pengguna
jasa (nasabah) maupun bagi bank yang bersangkutan. Manfaat bagi inkaso adalah sebagai berikut
:
a. Nasabah pengirim tidak perlu menagih sendiri atau mendatangi sendiri pihak yang
ditagih, yang berada ditempat lain, cukup menyerahkan surat tagihan tersebut kepada
bank
b. Nasabah dapat menghemat tenaga dan biaya serta keamanan pun terjamin.
Sedangkan yang menjadi objek inkaso adalah hal hal sebagai berikut :
a. Wesel
b. Cek
c. Surat undian
d. Money order
e. Kupon dan deviden
f. Surat aksep
g. Kuitansi
h. Nota nota tagihan lainnya.
Tata cara perhitungan bilyet giro antar bank yaitu terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan amanat dalam bilyet giro.21
a) Bank penyimpanan dana menerima bilyet giro dari penarik dan memindahkan dana
tersebut dalam bilyet giro dengan nota kredit kepadda bankir nasabah penerima dana
21 Farida hasyim “hukum dagang” Jakarta : Sinar Grafika,2009 h 271
untuk dikreditkan ke rekening penerima yang namanya tercantum dalam bilyet giro
tersebut.
b) Bilyet giro langsung diserahkan oleh penarik kepada penerima dana yang terakhir
disetorkan ke rekeningnya kepada bank tertarik itu sendiri ataupun pada bank lainnya.
Dalam hal ini, apabila disetorkan kepada bank berlainan, maka bank nasabah
memperhitungkan untuk menyetor bilyet giro tersebut melalui clearing kepada bank
tertarik.
Jadi dalam bilyet giro sendiri penulis menarik kesimpulan bahwasannya kriteria dari blyet giro
sendiri adalah
1. Nominal
2. Kemudahan jangkauan
3. Kepraktisan
4. Kepercayaan penerbit
Bila disambungkan dengan faktor kepuasan yang terdiri dari kualitas produk, harga, kualitas
pelayanan, faktor emosional dan biaya kemudahan asumsinya adalah
Bilyet giro (X) Kepuasan pelaku bisnis (Y)
1. Nominal1. Kualitas produk
2. Kemudahan jangkauan 2. harga
3. Kepraktisan 3. kualitas pelayanan
4. Kepercayaan penerbit 4. faktor emosional
5. Kliring dan inkaso5. Biaya kemudahan
Tabel 2.3 Asumsi Dasar
Bila asumsikan hubungan antar variabel adalah
x1 dan y1 : Apakah jumlah nominal mempengaruhi kualitas produk ?
Asumsinya adalah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro syariah,
bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan,atau bank mampu
mencairkan dana sesuai yang tertera pada bilyet giro syariah.
x1 dan y2 : apakah nominal mempengaruhi harga ?
asumsinya adalah semakin tinggi nominal mempengaruhi harga/beban kepada penarik dana atau
sebaliknya.
x1 dan y3 : apakah nominal mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah besar kecilnya nominal yang tertera bank tetap memberikan pelayanan yang
memuaskan
x1 dan y4 : apakah nominal akan mempengaruhi faktor emosional
asumsinya adalah nominal mampu memberikan faktor kepuasan emosional kepada nasabah
x1 dan y5 : apakah nominal mempengaruhi biaya kemudahan ?
asumsinya adalah nominal yang besar atau kecil sama sama diberikan biaya kemudahan yang
reatif sama
Asumsi X1 ini berdasarkan teori bilyet giro, Hal ini Bank penyimpanan dana menerima
bilyet giro dari penarik dan memindahkan dana tersebut dalam bilyet giro dengan nota kredit
kepada bankir nasabah penerima dana untuk dikreditkan ke rekening penerima yang namanya
tercantum dalam bilyet giro tersebut.
x2 dan y1 : kemudahan akses jangkauan mempengaruhi produk ?
asumsinya adalah semakin mudah aksesnya biyet giro syarah mempengaruhi kualitas produk
x2 dan y2 : kemudahan akses jangkauan mempengaruhi harga ?
asumsinya adalah semakin mudah bilyet giro dijangkau tidak mempengarhi harga/biaya
x2 dan y3 : kemudahan jangkauan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah kemudahan jangkauan pemegang bilyet giro akan berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan bank
x2 dan y4 : kemudahan jangkauan mempengaruhi faktor emosional ?
karena kemudahan jangkauan yang diberikan oleh bilyet giro memberikan kepuasan faktor
emosional
x2 dan y5 : kemudahan jangkauan mempengaruhi biaya kemudahan?
Asumsinya adalah kemudahan jangkauan yang diberikan oleh bilyet giro mempengaruhi biaya
kemudahan untuk pemindahan dana di bilyet giro.
Ini berdasarkan teori kemudahan jangkauanDan juga teori mengenai faktor emosional,
biaya Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah dan efisien dalam mendaapatkan
produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
atau tidaak perlu menabung waktu untuk mendapatkan produk atau jasa.
x3 dan y1 : kepraktisan mempengaruhi kualitas produk ?
Asumsinya adalah kepraktisan produk bilyet giro akan mempengaruhi kualitas produk, semakin
praktis penggunaannya semakin baik kualitas yang diberikan
x3 dan y2 : kepraktsan mempengaruhi harga ?
Asumsinya adalah kepraktisan bilyet giro tidak berpengaruh terhadap bilyet giro
x3 dan y3 : kepraktisan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah kepraktisan pemindahan dana pada bilyet giro dapat meningkatkan kualitas
pelayanan bank
x3 dan y4 : kepraktisan mempengaruhi faktor emosional ?
Asumsinya adalah kepraktisan terhadap penggunaan bilyet giro dapat meningkatkan faktor
emosional pelaku bisnis,jadi pelaku bisnis merasa terbantu dengan kehadiran bilyet giro syariah
x3 dan y5 : kepraktisan mempengaruhi biaya kemudahan ?
Asumsinya adalah kepraktisan yang diberikan oleh bilyet giro bisa memberikan biaya
kemudahan terhadap penggunanya
x4 dan y1 : kepercayaan penerbit mempengaruhi kualitas produk ?
asumsinya adalah kepercayaan penerbit bilyet giro sendiri akan mempengaruhi kualitas produk
bilyet giro tersebut
x4 dan y2 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi harga ?
asumsinya adalah beda pihak penerbit akan memberikan harga atau return yang berbeda
x4 dan y3 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi kualitas pelayanan bank ?
asumsinya adalah kepercayaan pihak penerbit bilyet giro syariah akan memberikan kualitas
pelayanan yang berbeda
x4 dan y4 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi faktor emosional
asumsinya adalah pihak penerbit bilyet giro syariah akan memberikan pengaruh yang berbeda
dalam memberikan faktor emosional nasabahnya
x4 dan y5 : kepercayaan penerbit akan mempengaruhi biaya kemudahan ?
asumsinya adalah setiap bank syariah yang menerbitkan bilyet giro akan memberikan biaya
kemudajan yang berbeda pula.
Hal ini berdasarkan teori kualitas produk. Untuk memuaskan nasabah perlu diketahui faktor
faktor yang menentukan tingkat kepuasan nasabah. Menurut Handi Irawan ada lima faktor yang
menentukan tingkat kepuasan nasabah, yaitu :22
Konsumen merasa puas jikalau telah membeli dan menggunakan suatau produk dan
ternyata produk yang digunakan berkualitas. Ada 6 elemen kualitas produk, yaitu
Performance,Durability,Feature,Reliability,Consistency dan Design. Agar produk yang dibuat
laku dipasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai
dengan keinginan nasabahnya. Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih
baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan
produk plus harus diciptakan setiap waktu, sehingga dapat menarik minat calon nasabah yang
baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini.
22 Handi Irawan “10 Prinsip Kepuasan Pelanggan (Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002),h 37
BAB III
A. Metode Penelitian
Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada permasalahan dan tujuan
penelitian itu tersendiri. Ada dua format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigm dominan
dalam metodologi penelitian kuantitatif yaitu format deskriptif dan format eksplanasi, kedua
format ini dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Format penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif dengan format deskritif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang
menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkut ke permukaan
karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Fomat deskriptif studi
kasus tidak memiliki ciri – ciri pemairan (menyebar dipermukaan). Tetapi memusatkan diri pada
suatu unit tertentu dari berbagai variabel. Dari ciri yang demikian, memungkinkan studi ini dapat
amat mendalam dan menusuk sasaran penelitian. Sedangkan format eksplanasi dimaksud untuk
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan,
perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Lazimnya format deskriptif
Dilihat daripendekatanpenelitian
Penelitiankuantitatif
Penelitiankualitatif
Deskripsi
Eksplanasi
Survei / pemasaran
Studi kasus
Survei/ pemaiaran
Eksperimen
suvei tidak menggunakan sampel penelitian, karena itu secara mutlak tidak menggunakan
hipotesis penelitian, tetapi penggunaan hipotesis dalam pengumpulan data merupakan sebuah
keharusan.1
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptip, penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang terstruktur dan mengkuantifikasikan data untuk digeneralisasikan.2 Selain itu metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.3 Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan,meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai
variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi,
ataupun variabel tersebut.4
Agar penelitian lebih terarah peneliti menggunakan pendekatan secara kuantitatif untuk
mengolah data yang diperoleh dari teknik kuisioner diwilayah penelitian. Tujuan pokok
kuisioner adalah untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Melalui
kuisioner, informasi yang diperoleh mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi.5
B. Lokasi Penelitian
1 Burhan bungin, Metode Penelitian Kuantitatif (JAKARTA : KENCANA), H 352 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan dan PercetakanUNAIR), h.133 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (BANDUNG : Alfabeta,2009), h84 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama (JAKARTA : Kencana,2005) h.365 Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”(Jakarta : LP3ES,2012) h 182
Alasan peneliti melakukan penelitian didaerah kasemen adalah karena perekonomian
didaerah kasemen dan putaran uang yang tinggi disetiap harinya. Dan semua perusahaan kayu
memiliki karyawan yang berasal dari daerah tersebut, sehingga hal ini mampu menyerap
pengangguran didaerah tersebut dan perekonomian masyarakat kasemen serang banten.
Maraknya usaha jual beli kayu di wilayah Kasemen, Kota Serang, menghidupkan ekonomi di
wilayah tersebut. Bukan hanya bagian-bagian kayu yang sudah dipilah dan dipotong sesuai
keinginan yang dijual, tetapi juga potongan kayu yang tidak terpakai dan menjadi limbah.6
PETA KECAMATAN KASEMEN
Gambar 3.2Peta kecamatan kasemen
Kecamatan Kasemen memiliki luas wilayah 56,36 Km2, dengan batas-batas Kecamatan sebagai
berikut :
6 “Pengolahan Limbah Kayu di Desa Banten Menghidupi Kasemen” , BANTEN RAYA, 21 FEBRUARI 2014
Utara : Laut Jawa
Selatan : Kecamatan Serang
Barat : Kecamatan Kramatwatu Kabupaten
Serang
Tabel 3.1 Batas Kecamatan kasemen
Ibukota Kecamatan Kasemen terletak pada jarak ± 9 Km dari ibukota Serang. Bentuk
topografi wilayah Kecamatan Kasemen sebagian besar merupakan dataran, dengan ketinggian
rata-rata 500-700 m dari permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan 12 mm/tahun.
1. Secara Administrasi wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi 70 Dusun, 70 Rukun
Warga (RW), 245 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah penduduk 91.852 jiwa, yang terdiri
dari 47.725 jiwa laki-laki, dan 44.127 jiwa perempuan.
2. Kecamatan Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian utara dari kota Serang.
Wilayah Pembangunan Bagian Utara ini diarahkan dengan fungsi utama pariwisata cagar
budaya dan cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas
umum.
3. Di wilayah Kecamatan Kasemen melintas sebuah sungai yang cukup besar dan terkenal yaitu
Sungai Cibanten yang bermuara di Karangantu yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Di
Kecamatan Kasemen juga terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan Cagar Alam Pulau Dua.
Cagar Budaya Banten Lama ini merupakan tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh
Timur : Kecamatan Pontang Kabupaten
Serang
peziarah baik dari daerah Banten sendiri maupun dari luar daerah Banten, serta masih banyak
peninggalan sejarah di masa Kesultanan Banten yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen.
Jumlah Penduduk Kecamatan Kasemen Serang Banten
Tabel 3.2
C. Metode Populasi dan Sampel
1. Populasi
Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4)
1. Kasemen 7.539 7.106 14.645
2. Warung Jaud 4.454 4.343 8.797
3. Mesjid Priyayi 3.793 3.414 7.207
4. Bendung 3.745 3.727 7.472
5. Sawah Luhur 5.076 5.198 10.274
6. Kilasah 3.763 3.351 7.114
7. Terumbu 4.719 4.505 9.224
8. Margaluyu 3.021 3.015 6.036
9. Kasunyatan 3.451 3.988 7.439
10. Banten 8.061 7.760 15.821
Kasemen 47.622 46.407 94.029
Populasi adalah wilyah generalisai yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik sampelnya.7 Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudan ditarik kesimpulannya.8
Pada penelitian ini menggunakan populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki
sumber data yang jelas batas batasannya secara kuantitatif. 9
Jumlah populasi perusahaan dagang pada peelitian ini berjumlah 143 yang mana
angka disebut diperoleh dari data industri non formal kota serang yang peneliti dapatkan
dari kantor kecamatan serang
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Hal hal yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan iberlakukan untuk populasi.
Untuk tu sampel yang diambl dari populasi harus betul betul representative (mewakili)
populasinya.10
Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik Non Probability
Sampling, yaitu mengambil sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel.11 Metode Non
Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan memilih respon secara kebetulan dan cocok sebagai sumber data dengan
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (BANDUNG : Alfabeta,2009), h808 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan dan PercetakanUNAIR), h.929 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama (JAKARTA : Kencana,2005) h.9910 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan danPercetakan UNAIR), h.9411 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 13, h.61
berbagai pertimbangan, yaitu responden merupakan mitra yang bergabung di BMT
Berkah Madani Cimanggis Depok.
D. Pengukuran variabel
Dalam penelitian ini digunakan ukuran nominal. Ialah suatu ukuran yang diberikan
kepada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja. Ukuran nominal ini merupakan
ukuran yang paling sederhana. Obyek dikelompokan dalam set – set dan kepada semua
anggota set diberikan angka12
Dan untuk ukuran skala pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok
orang tentang fenomena sosial, dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan
skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapar berupa pertanyaan atau pernyataan.13
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuisioner didalam pengumpulan data
penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.
Setelah kuisioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu
data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal lain yang mengurangi
12 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan danPercetakan UNAIR), h.6513 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (BANDUNG : Alfabeta,2009), h93
validitas data. Misalnya apakah si pewawancara yang mengumpulkan data betul betul
mengikuti petunjuk yang diberikan dalam kuisioner tersebut.14 Untuk mengkorelasikan
data tersebut dapat digunakan formula perhitungan rumus korelasi product moment dari
pearson yaitu.15
rxy =
Untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan valid, maka dilakukan uji validitas terhadap 50
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Suatu pertanyaan dapat dikatakan valid apabila nilai
koefisien korelasi positif dan bernilai >0,27. Nilai validitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Pernyataan
CorrectedItem- TotalCorrelation Keterangan
A1 0.595 ValidA2 0.682 ValidA3 0.442 ValidA4 0.397 ValidA5 0.537 ValidA6 0.459 ValidA7 0.559 ValidB1 0.223 Tidak ValidB2 0.473 ValidB3 0.511 ValidC1 0.776 ValidC2 0.102 Tidak ValidD1 0.478 ValidD2 0.313 ValidD3 0.399 ValidD4 0.441 ValidD5 0.408 Valid
14 Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”(Jakarta : LP3ES,2012) h 12515 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif (SURABAYA : Pusat Penerbitan danPercetakan UNAIR), h.84
N∑ XY – (∑ X) (∑ Y)
(N∑ X2 – (∑X2) (N∑Y2 – (∑ Y2)
D6 0.453 ValidD7 0.456 Valid
Tabel 3.3 Uji Validitas
Sedangkan uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur
didalam mengukur suatu gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki
kemampuan untuk memberikan hasil yang pengukuran hasil yang konsisten. Pada alat pengukur
fenomena fisik, seperti berat dan panjang beban, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang
sulit dicapai. Akan tetapi mengukur fenomena sosial,seperti sikap,opini dan persepsi,
pengukuran yang konsisten agak sulit dicapai. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel
alat pengukur. Sebaliknya, makin besar kesalahan pengukuran makin tidak reliabel alat pengukur
tersebut.16
Suatu kuesioner dikatakan realibel jika nilai koefisien alpha > 0,27. Nilai reliabilitas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
PernyataanCronbachAlpha Keterangan
A1 0.874 Reliabel
A2 0.876Reliabel
A3 0.880Reliabel
A4 0.874Reliabel
A5 0.876Reliabel
A6 0.875Reliabel
16 Sofian Effendi “Metode Penelitian Survei”(Jakarta : LP3ES,2012) h 141
A7 0.875Reliabel
B1 0.882Reliabel
B2 0.876Reliabel
B3 0.876Reliabel
C1 0.904Reliabel
C2 0.890Reliabel
D1 0.878Reliabel
D2 0.881Reliabel
D3 0.876Reliabel
D4 0.878Reliabel
D5 0.877Reliabel
D6 0.872Reliabel
D7 0.877Reliabel
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
F. Analisis faktor
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dikarenakan peneliti ingin
mengetauhi faktor-faktor yang mempengaruhi kepusan pelaku bisnis perusahaan kayu dalam
menggunakan bilyet giro syariah. Metode analisis faktor memungkinkan peneliti untuk mencapai
tujuan penelitian karena tujuan penggunaan analisis faktor adalah:
a. Mengidentifikasi dimensi pokok atau faktor yang menerangkan korelasi antara
sekumpulan variabel.
b. Menentukan atau menyeleksi variabel-variabel mana yang dominan dan yang
saling berhubungan dari sekumpulan variabel yang semula dianggap tidak
saling berhubungan.
c. Mengidentifikasi beberapa variabel yang lebih menonjol dari yang lainnya.
Pada awalnya teknik analisis faktor dikembangkan pada awal abad ke-20. Teknik
analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli statistik Karl
Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan mengukur
intelegensia seseorang. Pada analisis faktor dapat dibagi dua macam yaitu analisis
komponen utama (principal component analiysis = PCA) dan analisis faktor (factor
analisis = FA). Kedua analisis itu bertujuan menerangkan struktur ragam-peragam
melalui kombinasi linear dari variabel-variabel pembentuknya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa faktor atau komponen adalah variabel bentukan bukan variabel asli. Secara umum
analisis faktor atau analisis komponen utama bertujuan untuk mereduksi data dan
menginterpretasikan sebagai suatu variabel baru yang berupa variabel bentukan.17
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Analisis
faktor merupakan analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang paling
mempengaruhi variabel dependen dari serangkaian uji yang dilakukan atas serangkaian
variabel independen sebagai faktornya.
Sebelum melakukan analisis faktor, sejumlah asumsi yang harus dipenuhi adalah:
a. Korelasi antar variabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar independen
variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5.
b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan
menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS deteksi terhadap
korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation.
17 Analisis Faktor, h.168, artikel diambil dari http://www.fp.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/mk_ps_agribisnis/ekonomitrika/8_.%20Analisis%20Faktor.pdf diakses pada tanggal 28 Oktober2013
c. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang diukurr dengan
besaran Bartlett test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA).
Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara paling sedikit
beberapa variabel.18
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses analisis faktor adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis
b. Menguji variabel agar menjadi variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor
dengan melihat angka pada KMO dan Bartlett’s Test
c. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan proses factoring, atau ekstraksi
variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor
d. Lalu dilakukan proses factor rotation untuk memperjelas apakah faktor yang
terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Beberapa metode rotasi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90o. Perotasian ini dilakukan dengan
tetap mempertahankan keortogonalan faktor-faktor yang berimplikasi pada ada
atau tidaknya perbedaan antara pola dengan bobot terstruktur. Beberapa rotasi
yang termasuk rotasi orthogonal adalah rotasi Varimax, Quartimax, Equamax,
dan Parsimax.
2) Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan namun tidak harus 90o. Pada
rotasi ini diasumsikan bahwa faktor-faktor yang dihasilkan saling berkorelasi.
18 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006),h.13
Beberapa rotasi yang termasuk rotasi oblique adalah rotasi Promax, Procustes,
dan Harris-Kaiser.
e. Interpretasi faktor yang telah terbentuk. Yaitu dengan memberi nama atas faktor yang
terbentuk, yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.19
Proses seleksi variabel pada analisis faktor dalam penelitian ini didasarkan pada:
a. Kaiser Meyer Olkin (KMO) dan Bartlett’s Test
KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan uji kelayakan dari analisis faktor. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut valid atau tidak. KMO
merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan
besarnya koefisien korelasi parsial. Secara umum, analisi faktor dapat dilakukan
bila indeks KMO lebih besar dari 0,5. Klarifikasi nilai KMO adalah sebagai
berikut:
>0,9 : sangat memuaskan
0,8-0,9 : memuaskaan
0,7-0,8 : nilai menengah
0,6-0,7 : cukup
0,5-0,6 : kurang memuaskan
<0,5 : tidak dapat diterima
b. Measure of Sampling Adequacy (MSA)
Dilakukan pemeriksaan terhadap nilai anti-image correlation pada tabel anti-
image matrices yang ditunjukkan oleh nilai diagonal dari kiri atas ke kanan bawah
yang bertanda huruf a pada setiap nilainya yang merupakan nilai Measure of
19 Statistics of Your Life, artikel diambil dari http://exponensial.wordpress.com/2010/11/30 /analisis-faktor/ diakses pada tanggal 19 September 2013
Sampling Adequacy (MSA). Bila nilai MSA <0,05 maka variabel tersebut
sebaliknya di drop dari system analisis dan dilakukan analisis ulang hingga
mencapai semua nilai MSA>0,5
c. Eigenvalues
Total varians explained menerangkan nilai persen dari varians yang mampu
diterangkan oleh banyak faktor yang terbentuk. Nilai eigenvalues
menggambarkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung
varians dari variabel-variabel yang di analisis. Banyaknya faktor yang harus
diambil didasarkan pada initial eigenvalues total >1 atau lebih besar dari satu.
d. Loading Factor
Rotated Component Matrix adalah nilai loading faktor dari setiap variabel.
Loading factor merupakan besarnya korelasi antara faktor skor dan variabel
tersebut. Penempatan variabel ke dalam faktor ditentukan berdasarkan loading
factor tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Bagian ini menyajikan informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan data
yang telah berhasil dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner yang dibagikan berjumlah 50
responden yaitu pemilik perusahaan dagang kayu didaerah kasemen serang.
Gambar 4.1 Karakterikstik Responden
Pada gambar 4.1 Responden pengusaha kayu didominasi pada usia 30 – 40 tahun
sebanyak 25 orang atau sebesar 50% yang kemudian dilanjutkan oleh usia 50 – 60 tahun
sebanyak 11 responden atau sebesar 22%, selanjutnya dilanjutkan oleh usia 40 – 50 tahun tahun
sebanyak 9 orang atau sebesar 18%, selanjutnya yang paling kecil pada usia 20 – 30 tahun tahun
hanya 5 orang atau sebesar 10%.
0
5
10
15
20
25
20 - 30 tahun 30 - 40 tahun 40 - 50 tahun 50 - 60 tahun
USIA
USIA
Grafik 4.2 Pendidikan Terakhir
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pendidikan tertinggi adalah lulusan sma
dimana terdapat 25 orang atau 50%, dan selanjutnya pendidikan strata 1 dimana sebanyak
11 orang atau sebesar 22%, selanjutnya mereka yang pendidikan diploma sebanyak 9
orang atau sebesar 18% dan yang terakhir adalah mereka yang berpendidikan smp hanya
ada 5 orang atau sebesar 10%
0
5
10
15
20
25
30
SMP SMA DIPLOMA STRATA 1
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Grafik 4.3 Jumlah Pendapatan
Pada gambar diatas pendapatan Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000 sebanyak 21
orang atau sebesar 42% yang selanjutnya Rp 20.000.000 – Rp 30.000.000 sebanyak 18
orang atau sebesar 36%, selanjutnya pendapatan sebesar Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000
sebanyak 9 orang atau sebesar 18 orang, dan yang paling akhir adalah mereka yang
berpendapatan lebih dari Rp 30.000.000 hanya ada 2 orang atau sebesar 4%.
0
5
10
15
20
25
Rp 5.000.000- Rp
10.000.000
Rp10.000.000 -
Rp20.000.000
Rp20.000.000 -
Rp30.000.000
Rp30.000.000 >
Jumlah Pendapatan
Jumlah Pendapatan
Grafik 4.4 Manfaat Yang Diperoleh Bilyet Giro
Pada gambar diatas manfaat yang tertinggi dari bilyet giro adalah lebih praktis,
terlihat dari responden yag menjawab sebanyak 19 orang atau sebesar 38%, selanjutnya
manfaat yang diperoleh adalah memberi keamanan transaksi sebanyak 18 orang atau
sebesar 36%. Sedangkan manfaat mempersingkat waktu sebanyak 7 orang atau sebesar
14%,dan manfaat yang paling kecil adalah manfaat mempermudah pembayaran sebanyak
6 orang atau sebesar 12%
Mempermudah…
Mempersingkat waktu
Lebih Praktis
memberi keamanan…
0 5 10 15 20
Manfaat Yang Diperoleh Bilyet Giro
Manfaat Yang DiperolehBilyet Giro
Grafik 4.5 Pelayanan yang didapat
Dari grafik diatas responden menanggapi pelayanan bank syariah dengan
memuaskan sebanyak 44 orang atau sebesar 88%, dan responden yang menjawab sangat
memuaskan sebanyak 6 orang atau sebesar 12%
05
1015202530354045
memuaskansangat memuaskan
Pelayanan Yang didapat
Pelayanan Yang didapat
0
5
10
15
20
25
30
35
40
sangat tertarik tertarik kurang tertarik
Tertarik menggunakan bilyet giro
Tertarik menggunakan bilyetgiro
Grafik 4.6 Tertarik Menggunakan Bilyet Giro
Dari gambar diatas responden yang memilih tertarik menggunakan bilyet giro untuk
usahanya sebanyak 37 orang atau sebesar 74%, dan responden yang memlih 10 orang atau
sebesar 20%, dan ressponden yang menjawab kurang tertarik hanya 3 orang atau sebanyak 6%
B. INTERPRETASI HASIL
Analisis faktor digunakan untuk menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan
pelaku bisnis terhadap penggunaan bilyet giro . Metode ini bertujuan untuk menemukan
hubungan antara jumlah variabel-variabel yang saling bebas satu dengan lainnya, sehingga dapat
dibuat satu atau beberapa kumpulan variable (faktor) yang lebih sedikit dari jumlah variabel
awal, tetapi tetap mencerminkan variabel aslinya. Pada penelitian ini terdapat 19 variabel yang
akan di analisis. Adapun ke-19 variabel termasuk di dalamnya adalah
(A1) Respon pegawai saat anda mengajukan bilyet giro. (A2) penjelasan pegawai
bank terhadap produk giro. (A3) kesigapan pegawai dalam melayani anda. (A4) Dilayani
dengan cepat dan tepat. (A5) Fasilitas pelayanan bank terhadap nasabah giro (A6) Solusi
yang tepat diberikan pegawai terhadap bilyet giro yang bermasalah (A7) Kesopanan
pegawai dalam melayani nasabah.
(B1) Bank memberikan biaya administrasi yang murah. (B2) Perkembangan
market giro pada bank syariah sudah baik (B3) Persaingan bagi hasil bank sudah
kompetititif.
(C1) Apakah anda berminat untuk berpindah produk giro ini ke bank lain. (C2)
Apakah anda berminat untuk memberikan informasi produk yang anda gunakan kepada
kerabat.
(D1) Apakah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada bilyet giro
syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening tujuan (D2)
Anda merasakan fungsi lain dari bilyet giro selain untuk memindahkan dana yang besar
(D3) Sejauh ini anda merasakan gangguan tekhnis atau non tekhnis pada bilyet
giro syariah (D4) Bank memberikan kualitas produk lebih dari yang dijanjikan (D5)
Produk bilyet giro yang anda gunakan sudah mampu bersaing unggul dengan competitor
(D6) Pembagian hasil produk giro yang anda punya konsisten dari awal (D7) Pada saat
awal anda mebuka giro, abank menawarkan produk dengan cara yang menaik sehingga
menarik minat anda.
Selanjutnya penulis akan menggunakan metode Bartlett’s Test of Sphercity serta
pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) untuk menilai variabel yang
dianggap layak untuk dimasukkan kedalam analisis selanjutnya. Maka hasil perhitungan
komputer dengan menggunakan program SPSS 16 diperoleh output hasil seperti dibawah
ini:
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .780
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 444.720
df 171
Sig. .000
Hasil pengolahan memperlihatkan angka Keiser-Meyer_Olkin Measure of Sampling
Adequacy (K-M-O MSA) adalah 0,780 dengan signifikansi 0,000. Karena angka KMO
sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh di bawah 0,05 (0,000<0,05). Maka variable bisa
dianalis lebih lanjut dengan melihat angka anti image matrices (anti image correlation)
(lihat lampiran) di dapatkan variabel yang memiliki nilai MSA (angka korelasi
bertanda”a”).
Pada anti image correlation didapatkan tidaj semua variabel memiliki nilai measure
of sampling eduquency diatas 0,5, yaitu variabel (C1) Apakah anda berminat untuk
berpindah produk giro ini kebank lain? maka data tersebut di olah kembali dengan tidak
menyertakan C1. Setelah diakukan pengujian ulang, kini terjadi kenaikan angka KMO
MSA sepeti terlihat pada tabel dibawah ini :
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .793
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 434.101
df 153
Sig. .000
Tabel 4.1 Kmo and Balett’s Test
Dapat dilihat bahwa nila MSA (lihat lampiran) seluruh variabel sudah diatas 0,5
dengan nilai KMO dan Bartlett’s adalah 0,793 dengan sihnifikasi 000. Maka dalam
pertanyaan variabel ini sudah memenuhi persyaratan sebanyak 18 yang kemudian dapat
dianalisis lebih lanjut dalam analisis faktor.
Selanjutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yakni mengekstraksi
sekumpulan variabel yang tersisa sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang
digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah Analisis Komponen Utama (Principle
Component Analisys). Setelah proses ekstraksi dilakukan, maka diperoleh nilai
communalities. Communalities pada dasarnya jumlah keragaman dari suatu variabel
bermula-mula yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai
communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang
terbentuk dan semakin besar juga keragamanvariabel tersebut dengan faktor yang terbentuk.
Communalities
Initial Extraction
A1 1.000 .592
A2 1.000 .734
A3 1.000 .735
A4 1.000 .578
A5 1.000 .505
A6 1.000 .646
A7 1.000 .595
B1 1.000 .496
B2 1.000 .826
B3 1.000 .686
C2 1.000 .655
D1 1.000 .695
D2 1.000 .693
D3 1.000 .560
D4 1.000 .461
D5 1.000 .658
D6 1.000 .726
D7 1.000 .658
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Tabel 4.2 comunalities
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel (A1) Respon pegawai saat anda
mengajukan bilyet giro angkanya adalah 0,592 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 59,2%
varians dari variabel manfaat menggunakan bilyet giro bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Untuk (A2) Penjelasan pegawai bank terhadap produk giro angkanya adalah
0,732 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 73% varians dari variabel (A2) bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.Untuk variabel (A3) adalah 0,735, hal ini menunjukkan bahwa
sekitar 73,5% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk
variabel (A4) angkanya adalah 0,578, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 57,8% varians
dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (A5) addalah
0.505 hal ini menunjukan bahwa sekitar 50.5% varians dari variabel ini bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Untuk (A6) solusi yang tepat diberikan pegawai terhadap
bilyet giro yang bermasalah angkanya adalah 0,646 hal ini menunjukkan bahwa sekitar
64,6 % varians dari variabel ) solusi yang tepat diberikan pegawai terhadap bilyet giro
yang bermasalah dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk (A7) kesopanan pegawai
dalam melayani nasabah adalah 59.5% hal ini menunjukkan bahwa sekitar 59.5% varians
dari variabel (A7) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel (B1) Bank memberikan biaya administrasi yang murah adalah
0,496 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 49.6% varians dari variabel ini bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (B2) perkembangan market giro pada bank
syariah sudah baik, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 82.6% varians dari variabel ini
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (B3) persaingan bagi hasil
bank sudah kompetitif adalah 0.686, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68.6% varians
dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel (C2) apakah anda berminat untuk memberikan informasi produk
yang anda gunakan kepada kerabat 0.655, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 65.6%
varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel (D1) Apakah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera
pada bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada
rekening tujuan adalah 0.695, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69.5% varians dari
variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D2) Anda
merasakan fungsi lain dari bilyet giro selain untuk memindahkan dana yang besar adalah
0.693, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 69.3% varians dari variabel ini bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D3) sejauh ini anda merasakan gangguan
tekhnis pada bilyet giro syariah adalah 0.560, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 56%
varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D4)
bank memberikan kualitas produk lebih dari yang dijanjikan adalah 0.461 hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 46.1% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Untuk variabel (D5) produk bilyet giro yang anda gunakan sudah mampu
bersaing unggul dengan competitor adalah 0.658hal ini menunjukkan bahwa sekitar
65.8% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel
(D6) pembagian hasil produk giro yang anda punya sudah konsisten dari awal adalah
0.726 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 72.6% varians dari variabel ini bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel (D7) pada saat awal anda membuka giro, bank
mampu menawarkan produk dengan cara yang menarik adalah 0.658hal ini menunjukkan
bahwa sekitar 65.8% varians dari variabel ini bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 7.212 40.064 40.064 7.212 40.064 40.064 3.885 21.584 21.584
2 1.639 9.106 49.170 1.639 9.106 49.170 3.333 18.516 40.099
3 1.454 8.076 57.246 1.454 8.076 57.246 2.638 14.656 54.755
4 1.197 6.651 63.897 1.197 6.651 63.897 1.646 9.142 63.897
5 .946 5.258 69.155
6 .793 4.408 73.563
7 .719 3.993 77.556
8 .674 3.744 81.300
9 .599 3.329 84.629
10 .561 3.114 87.743
11 .518 2.877 90.620
12 .373 2.070 92.690
13 .349 1.941 94.631
14 .290 1.611 96.242
15 .233 1.295 97.537
16 .180 1.003 98.539
17 .162 .899 99.438
18 .101 .562 100.000
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Tabel 4.3 Total variance explained
Pada tabel tersebut keempat variabel yang terbentuk ini memiliki angka eigenvalue di
atas 1 sehingga proses factoring berhenti pada 4 variabel saja. Keempat variabel ini dapat
menjelaskan 63.987% dari total keragaman variabel yang terbentuk. Eigenvalues
menunjukkan kepentingan relative masing-masing variabel dalam menghitung keragaman 4
variabel yang dianalisis.
Component Matrixa
Component
1 2 3 4
A1 .758 -.078 -.057 .088
A2 .692 -.186 -.433 .183
A3 .565 -.019 -.409 .497
A4 .692 .256 -.157 .097
A5 .693 -.078 -.136 -.021
A6 .685 .189 .291 -.236
A7 .712 .234 -.047 .177
B1 .432 -.425 .280 .225
B2 .624 -.218 .561 .272
B3 .622 -.089 .523 .132
C2 .260 .610 .338 .317
D1 .642 -.477 .019 -.234
D2 .542 -.464 -.067 -.423
D3 .646 -.235 -.219 .200
D4 .587 .051 .179 -.285
D5 .642 .334 -.303 -.209
D6 .759 .340 -.067 -.171
D7 .644 .316 .049 -.375
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 4 components extracted.
Tabel 4.4 Component Matrix
Dari tabel component matrix ini, masih ada beberapa variabel yang tidak terlihat
perbedaan nyata pada nilai loading factor, sehingga sulit untuk mentukan variabel tersebut
termasuk faktor yang mana. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa nilai loading factor yang
di bawah 0,5. Padahal syarat suatu variabel masuk ke dalam suatu faktor, nilai loading factor
harus diatas 0,5. Untuk melihat perbedaan yang nyata pada nilai loading factor dari setiap
variabel, maka harus dilakukan proses rotasi. Rotasi dalam penelitian ini adalah rotasi dengan
metode varimax, yang bertujuan untuk memperbesar nilai loading factor yang awalnya
memang sudah besar dan memperkecil nilai loading factor yang awalnya memang sudah
kecil, sehingga diperoleh distribusi loading factor yang lebih jelas dan nyata.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4
A1 .402 .530 .357 .153
A2 .219 .779 .113 .259
A3 .057 .845 .109 -.077
A4 .521 .530 .131 -.094
A5 .411 .481 .235 .223
A6 .699 .081 .388 .039
A7 .489 .519 .256 -.147
B1 -.039 .236 .632 .201
B2 .194 .184 .869 -.018
B3 .332 .121 .749 -.027
C2 .349 .067 .245 -.685
D1 .295 .275 .409 .604
D2 .332 .168 .236 .706
D3 .172 .635 .276 .227
D4 .579 .076 .295 .183
D5 .681 .420 -.124 .049
D6 .761 .364 .116 -.015
D7 .793 .120 .097 .073
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 7 iterations.
Tabel 4.5 Rotated component matrix
Berdasarkan tabel rotated component matrix di atas, model faktor yang diperoleh yakni
dengan mengambil variabel dengan koefisien terbesar pada faktor, kemudian diperoleh
beberapa variabel yang mendominasi masing-masing faktor sebagai berikut:
1. Variabel respon pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar
0,530 sehingga respon pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua
2. Variabel penjelasan pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar
0,779 sehingga variabel penjelasan pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua.
3. Variabel kesigapan pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar
0,845, sehingga variabel kesigapan pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua.
4. Variabel dilayanai dengan cepat/tepat loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu
sebesar 0,530, sehingga variabel dilayani dengan cepat/tepat dimasukkan ke dalam faktor
kedua.
5. Variabel fasilitas pelayanan loading terbesar pada kolom faktor pertama component
matrix yaitu sebesar 0,593, sehingga variabel fasilitas pelayanan dimasukkan ke dalam
faktor pertama
6. Variabel solusi yang tepat nilai loading terbesar pada kolom faktor pertama yaitu
sebesar 0,699, sehingga variabel solusi yang tepat dimasukkan ke dalam faktor pertama.
7. Variabel kesopanan pegawai nilai loading terbesar pada kolom faktor kedua yaitu sebesar
0,519, sehingga variabel kesopanan pegawai dimasukkan ke dalam faktor kedua.
8. Variabel biaya administrasi yang murah nilai loading terbesar pada kolom faktor ketiga
yaitu sebesar 0,632 sehingga variabel biaya administrasi yang murah dimasukkan ke
dalam faktor ketiga.
9. Variabel perkembangan market nilai loading terbesar pada kolom ketiga yaitu sebesar
0,869, sehingga variabel perkembangan market dimasukkan ke dalam faktor ketiga.
10. Variabel bagi hasil yang kompetitif nilai loading terbesar pada kolom ketiga yaitu sebesar
0,749, sehingga variabel bagi hasil yang kompetitif dimasukkan ke dalam faktor ketiga.
11. Variabel berminat memberikan informasi kepada kerabat nilai loading terbesar pada
kolom kedua component matrix yaitu sebesar 0,610 sehingga variabel berminat
memberikan informasi ke dalam faktor kedua
12. Variabel jumlah besar kecilnya nominal nilai loading terbesar pada kolom keempat yaitu
sebesar 0,604, sehingga variabel jumlah besar kecilnya nominal dimasukkan ke dalam
faktor keempat
13. Variabel fungsi lain nilai loading terbesar pada kolom keempat yaitu sebesar 0,706,
sehingga variabel fungsi lain dimasukkan ke dalam faktor keempat.
14. Variabel gangguan tekhnis nilai loading terbesar pada kolom kedua yaitu sebesar 0,635,
sehingga variabel gangguan tekhnis dimasukkan ke dalam faktor kedua
15. Variabel kualitas produk lebih dari yang dijanjikan nilai loading terbesar pada kolom
pertama yaitu sebesar 0,579, sehingga variabel kualitas produk lebh dari yang dijanjikan
dimasukkan ke dalam faktor pertama
16. Variabel mampu bersaing dengan competitor nilai loading terbesar pada kolom pertama
yaitu sebesar 0,681, sehingga variabel mampu bersaing dengan competitior dimasukkan
ke dalam faktor pertama
17. Variabel bagi hasil yang konsisten nilai loading terbesar pada kolom pertama yaitu
sebesar 0,761, sehingga variabel bagi hasil yang konsisten dimasukkan ke dalam faktor
pertama.
18. Variabel promosi yang menarik nilai loading terbesar pada kolom pertama yaitu sebesar
0,793, sehingga variabel promosi yang menarik dimasukkan ke dalam faktor pertama.
Penjelasan keempat faktor yang terbentuk tersebut adalah:
1. Faktor pertama terdiri dari variabel solusi yang tepat diberikan egawai terhadap bilyet
giro yang bermasalah, Bank memberikan kualitas produk lebih dari yang dijanjikan,
Produk bilyet giro yang anda gunakan sudah mampu bersaing unggul dengan competitor,
Pembagian hasil produk giro yang anda punya konsisten dari awal, Pada saat awal anda
mebuka giro, abank menawarkan produk dengan cara yang menaik sehingga menarik
minat anda
2. Faktor kedua terdiri dari Pada saat awal anda mebuka giro, abank menawarkan produk
dengan cara yang menaik sehingga menarik minat anda, Penjelasan pegawai bank
terhadap produk giro, Kesigapan pegawai dalam melayani anda, Dilayani dengan cepat
dan tepat, Kesopanan pegawai dalam melayani nasabah, Sejauh ini anda merasakan
gangguan tekhnis atau non tekhnis pada bilyet giro syariah
3. Faktor ketiga terdiri dari Bank memberikan biaya administrasi yang murah,
Perkembangan market giro pada bank syariah sudah baik, Persaingan bagi hasil bank
sudah kompetititif
4. Faktor keempat terdiri dari Apakah jumlah besar atau kecilnya nominal yang tertera pada
bilyet giro syariah, bank tetap mampu memindahkan dana yang ada kepada rekening
tujuan, Anda merasakan fungsi lain dari bilyet giro selain untuk memindahkan dana yang
besar
Tabel 4.6 Component Transformation Matrix
Component Transformation Matrix
Compo
nent 1 2 3 4
1 .653 .582 .453 .171
2 .526 -.080 -.368 -.763
3 .084 -.609 .751 -.241
4 -.538 .533 .308 -.575
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Pada tabel 4.5 , angka-angka yang terdapat dalam garis diagonal dari kiri atas ke kanan
bawah, yaitu antara component 1 dengan component 1 dan component 2 dengan component
2, component 3 dengan component 3 dan component 4 dengan component 4. Terdapat 2
faktor yang nilainya di atas 0,5 yaitu faktor pertama dan faktor ketiga dan ini menunjukan
bahwa faktor yang terbentuk tersebut sudah cukup karena memiliki nilai korelasi yang cukup
tinggi yaitu di atas 0,5.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan hipotesis, Dan pada hasil ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa (Ho)
ditolak,hal ini ditunjukan karena ada pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen
Berdasarkan data dari pengolahan data dengan analisis faktor dan nilai real angket kuisioner,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa.
Variabel Nilailoading
Nilai realangket
kuisioner
FAKTOR
1
A.1 Respon pegawai saat anda mengajukan
bilyet giro
0,530 0,784
A.2 Penjelasan pegawai bank terhadap produk
giro.
0,779 0,819
A.3Kesigapan pegawai dalam melayani anda 0,845 0,847
A.4 Dilayani dengan cepat dan tepat. 0,530 0,819
A.5 Fasilitas pelayanan bank terhadap nasabah
giro
0,593 0,835
A.6 Solusi yang tepat diberikan pegawai
terhadap bilyet giro yang bermasalah
0,699 0,835
A.7 Kesopanan pegawai dalam melayani
nasabah.
0,519 0.894
FAKTOR
2
B.1 Bank memberikan biaya administrasi yang
murah
0,632 0,763
B.2 Perkembangan market giro pada bank
syariah sudah baik
0,869 0,831
B.3 Persaingan bagi hasil bank sudah
kompetititif.
0,749 0,847
FAKTOR
3
C.1Apakah anda berminat untuk memberikan
informasi produk yang anda gunakan kepada
kerabat.
0,610 0,831
FAKTOR
4
D.1 Apakah jumlah besar atau kecilnya
nominal yang tertera pada bilyet giro syariah,
bank tetap mampu memindahkan dana yang ada
kepada rekening tujuan
0,604 0,815
D.2 Anda merasakan fungsi lain dari bilyet giro
selain untuk memindahkan dana yang besar
0,604 0,807
D.3 Sejauh ini anda merasakan gangguan
tekhnis atau non tekhnis pada bilyet giro syariah
0,635 0,792
D.4Bank memberikan kualitas produk lebih dari
yang dijanjikan
0,579 0,811
D.5Produk bilyet giro yang anda gunakan sudah 0,681 0,831
mampu bersaing unggul dengan competitor
D.6 Pembagian hasil produk giro yang anda
punya konsisten dari awal
0,761 0,850
D.7 Pada saat awal anda mebuka giro, bank
menawarkan produk dengan cara yang menaik
sehingga menarik minat anda
0,793 0,882
Berdasarkan nilai real angket kuisioner ada satu variabel yang berbeda dengan hasil teori
analisis faktor, yaitu pada variabel perkembangan market bilyet giro sudah baik
1. Dari 4 faktor yang terbentuk tersebut, terdapat 2 yang paling mempengaruhi
kepuasaan pelaku bisnis dalam menggunakan bilet giro syariah dengan angka diatas
0,700 yaitu variabel penjelasan pegawai terhadap produk giro dengan nilai loading
0,779 dan variabel kesigapan pegawai dalam melayani dengan nilai loading 0,845.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, faktor pelayanan memegang peranan penting dalam
kepuasan pelaku bisnis terhadap penggunaan bilyet giro Hal ini karena sebagian besar
pelaku bisnis merasakan pelayanan yang baik dari bank syariah. Maka untuk menarik minat
nasabah giro, maka bank syariah perlu memperlukan relasi yang baik dengan nasabah giro
dan untuk nasabah yang hendak membuka rekening giro, maka pegawai bank wajib
menjelaskan secara detail akad dan perbedaan pada pinsip syariah dengan konvensional
99
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Sutedi, SH., M.H. PERBANKAN SYARIAH Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum.Effendi, Sofian Metode Penelitian Survei Jakarta : LP3ES,2012.
Afiff , Faisal, STRATEGI dan OPERASIONAL BANK Bandung : PT ERESCO, 1996
Anshori, Muslich, dan Iswati, Sri, Metodologi Penelitian Kualitatif SURABAYA : PusatPenerbitan dan Percetakan UNAIR
Analisis Faktor, h.168, artikel diakses pada tanggal 22 april 2016 diambil darihttp://www.fp.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/mk_ps_agribisnis/ekonomitrika/8_.%20Analisis%20Faktor.pdf
Aziz, Abdul, Etika Bisnis Perspektif Islam implementasi etika islami untuk dunia usahaBANDUNG : ALFABETA ,2013.
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama JAKARTA : Kencana,2005
Fandy, Tjiptono, Manajemen Jasa Yogyakarta : Andi, 2004.
Hasyim, Farida, Hukum Dagang, Jakarta: Sinar Grafikaa, 2011.
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional, edisi revisi, Jakarta : Kencana.2008.
Irawan, Handi, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2002
Kansil, C.S.T, dan Kansil. Christine,S.T., Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia,Jakarta: Sinar Grafika, 2002.
Kasmir, Pemasaran Bank Jakarta: Kencana,2005.
Love lock, H Christoper,Service Marketing,2nd edition,Prentice hall Bandung : PT RafikaAditawa,1991.
Singarimbun, Masri, & Effendi, Sofian METODE PENELITIAN SURVAI EDISI REVISI
Sangadji, Mamang Etta, dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendeatan Praktis Disertai : HimpunanJurnal Penelitian Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2013.
100
PBI No 8/29/PBI/2006 Tentang daftar hitam nasional penarik cek dan atau bilyet giro kosong no23
Penjelasan Fatwa No 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang giro
Pasal 1 angka (6) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 tentang Perbankan
Santoso Singgih, , Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo,2006
Statistics of Your Life, artikel diakses pada tanggal 19 September 2013 diambil darihttp://exponensial.wordpress.com/2010/11/30 /analisis-faktorSunarto, Zulkifli, PanduanPraktis TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH Jakarta: PT. Bestari Buana Murni,2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D ANDUNG : Alfabeta,2009.
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, Cet. 13, Bandung: Alfabeta, 2007.
Widiyono, Tri, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, Bogor:Ghalia Indonesia, 2006
Anti image awal yang masih ada nilai dibawah 0,5
Anti-image Matrices
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 B1 B2 B3 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Anti-image Covariance A1 .299 -.131 -.004 .007 -.082 -.016 -.058 .031 -.029 -.065 -.021 .013 -.028 .032 .082 -.056 .003 .041 -.053
A2 -.131 .232 -.111 .026 -.016 .001 -.047 .039 .052 .002 .067 .105 -.073 .045 -.081 -.058 -.017 -.101 .140
A3 -.004 -.111 .446 -.103 .006 .106 -.036 -.076 -.057 .010 -.128 -.095 .063 -.056 -.048 .101 -.102 .091 -.069
A4 .007 .026 -.103 .393 -.048 -.050 -.087 .010 -.003 .069 .165 -.062 -.075 .045 -.035 .038 -.003 -.099 -.006
A5 -.082 -.016 .006 -.048 .430 -.084 .113 -.076 .020 -.026 -.134 -.038 -.003 -.022 -.156 .113 -.050 .032 -.086
A6 -.016 .001 .106 -.050 -.084 .405 -.091 .041 -.102 .030 -.018 -.079 .002 -.098 .092 -.005 -.027 -.049 .000
A7 -.058 -.047 -.036 -.087 .113 -.091 .396 -.014 .005 -.026 -.133 -.101 .010 -.010 -.081 .075 .026 .022 -.095
B1 .031 .039 -.076 .010 -.076 .041 -.014 .577 -.107 -.002 .086 .045 -.126 .012 .049 -.025 .009 -.097 .124
B2 -.029 .052 -.057 -.003 .020 -.102 .005 -.107 .289 -.183 -.016 .055 -.083 .124 -.091 -.066 .053 -.012 .044
B3 -.065 .002 .010 .069 -.026 .030 -.026 -.002 -.183 .338 .092 -.100 .081 -.129 .026 .044 -.004 -.014 -.060
C1 -.021 .067 -.128 .165 -.134 -.018 -.133 .086 -.016 .092 .715 .032 .018 -.014 .076 .001 -.027 -.075 .041
C2 .013 .105 -.095 -.062 -.038 -.079 -.101 .045 .055 -.100 .032 .621 -.030 .144 .022 -.142 -.007 -.073 .137
D1 -.028 -.073 .063 -.075 -.003 .002 .010 -.126 -.083 .081 .018 -.030 .328 -.208 .038 -.001 -.012 .088 -.089
D2 .032 .045 -.056 .045 -.022 -.098 -.010 .012 .124 -.129 -.014 .144 -.208 .391 -.086 -.056 -.002 -.049 .070
D3 .082 -.081 -.048 -.035 -.156 .092 -.081 .049 -.091 .026 .076 .022 .038 -.086 .423 -.099 .042 -.008 .003
D4 -.056 -.058 .101 .038 .113 -.005 .075 -.025 -.066 .044 .001 -.142 -.001 -.056 -.099 .515 -.036 -.012 -.137
D5 .003 -.017 -.102 -.003 -.050 -.027 .026 .009 .053 -.004 -.027 -.007 -.012 -.002 .042 -.036 .431 -.123 -.039
D6 .041 -.101 .091 -.099 .032 -.049 .022 -.097 -.012 -.014 -.075 -.073 .088 -.049 -.008 -.012 -.123 .247 -.110
D7 -.053 .140 -.069 -.006 -.086 .000 -.095 .124 .044 -.060 .041 .137 -.089 .070 .003 -.137 -.039 -.110 .324
Anti-image Correlation A1 .865a -.499 -.012 .021 -.228 -.047 -.168 .075 -.100 -.204 -.046 .030 -.088 .094 .231 -.143 .008 .150 -.171
A2 -.499 .715a -.346 .088 -.051 .004 -.155 .107 .200 .008 .164 .275 -.264 .148 -.258 -.169 -.053 -.421 .510
A3 -.012 -.346 .756a -.245 .013 .249 -.085 -.151 -.158 .027 -.226 -.179 .165 -.134 -.110 .210 -.232 .274 -.181
A4 .021 .088 -.245 .859a -.117 -.126 -.220 .020 -.009 .189 .312 -.126 -.208 .115 -.086 .084 -.007 -.319 -.018
A5 -.228 -.051 .013 -.117 .838a -.200 .273 -.153 .057 -.067 -.242 -.073 -.008 -.054 -.366 .240 -.117 .099 -.230
A6 -.047 .004 .249 -.126 -.200 .866a -.227 .086 -.298 .081 -.034 -.157 .005 -.246 .223 -.010 -.064 -.154 -.003
A7 -.168 -.155 -.085 -.220 .273 -.227 .861a -.030 .016 -.072 -.250 -.204 .027 -.025 -.198 .167 .063 .069 -.266
B1 .075 .107 -.151 .020 -.153 .086 -.030 .749a -.262 -.005 .134 .074 -.290 .024 .100 -.047 .017 -.258 .286
B2 -.100 .200 -.158 -.009 .057 -.298 .016 -.262 .725a -.587 -.034 .131 -.268 .370 -.261 -.170 .149 -.046 .144
B3 -.204 .008 .027 .189 -.067 .081 -.072 -.005 -.587 .761a .188 -.218 .245 -.355 .069 .106 -.010 -.050 -.181
C1 -.046 .164 -.226 .312 -.242 -.034 -.250 .134 -.034 .188 .329a .048 .037 -.026 .138 .002 -.049 -.179 .085
C2 .030 .275 -.179 -.126 -.073 -.157 -.204 .074 .131 -.218 .048 .525a -.066 .292 .043 -.251 -.014 -.186 .305
D1 -.088 -.264 .165 -.208 -.008 .005 .027 -.290 -.268 .245 .037 -.066 .744a -.581 .102 -.003 -.031 .310 -.274
D2 .094 .148 -.134 .115 -.054 -.246 -.025 .024 .370 -.355 -.026 .292 -.581 .667a -.212 -.125 -.006 -.157 .196
D3 .231 -.258 -.110 -.086 -.366 .223 -.198 .100 -.261 .069 .138 .043 .102 -.212 .812a -.211 .099 -.026 .007
D4 -.143 -.169 .210 .084 .240 -.010 .167 -.047 -.170 .106 .002 -.251 -.003 -.125 -.211 .812a -.077 -.033 -.336
D5 .008 -.053 -.232 -.007 -.117 -.064 .063 .017 .149 -.010 -.049 -.014 -.031 -.006 .099 -.077 .903a -.376 -.104
D6 .150 -.421 .274 -.319 .099 -.154 .069 -.258 -.046 -.050 -.179 -.186 .310 -.157 -.026 -.033 -.376 .785a -.388
D7 -.171 .510 -.181 -.018 -.230 -.003 -.266 .286 .144 -.181 .085 .305 -.274 .196 .007 -.336 -.104 -.388 .704a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Anti image setelah dihilangkan C1
Anti-image Matrices
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 B1 B2 B3 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Anti-image Covariance A1 .299 -.133 -.009 .013 -.091 -.017 -.066 .035 -.030 -.065 .014 -.027 .032 .086 -.056 .002 .040 -.053
A2 -.133 .239 -.108 .012 -.004 .003 -.038 .033 .055 -.007 .105 -.077 .047 -.092 -.060 -.015 -.100 .141
A3 -.009 -.108 .471 -.085 -.020 .108 -.067 -.066 -.063 .029 -.094 .070 -.062 -.037 .106 -.112 .085 -.065
A4 .013 .012 -.085 .435 -.020 -.051 -.066 -.012 .000 .055 -.077 -.088 .054 -.059 .041 .004 -.094 -.018
A5 -.091 -.004 -.020 -.020 .457 -.093 .100 -.065 .018 -.009 -.034 .001 -.026 -.154 .120 -.059 .020 -.084
A6 -.017 .003 .108 -.051 -.093 .406 -.101 .044 -.103 .034 -.078 .002 -.098 .096 -.005 -.027 -.052 4.115E-5
A7 -.066 -.038 -.067 -.066 .100 -.101 .422 .002 .003 -.010 -.102 .014 -.013 -.073 .080 .023 .008 -.094
B1 .035 .033 -.066 -.012 -.065 .044 .002 .588 -.107 -.014 .042 -.131 .013 .042 -.026 .012 -.093 .122
B2 -.030 .055 -.063 .000 .018 -.103 .003 -.107 .289 -.188 .056 -.083 .124 -.092 -.066 .052 -.015 .045
B3 -.065 -.007 .029 .055 -.009 .034 -.010 -.014 -.188 .350 -.108 .082 -.132 .017 .046 .000 -.005 -.068
C2 .014 .105 -.094 -.077 -.034 -.078 -.102 .042 .056 -.108 .623 -.031 .145 .019 -.142 -.006 -.072 .137
D1 -.027 -.077 .070 -.088 .001 .002 .014 -.131 -.083 .082 -.031 .329 -.208 .037 -.001 -.011 .093 -.091
D2 .032 .047 -.062 .054 -.026 -.098 -.013 .013 .124 -.132 .145 -.208 .391 -.086 -.056 -.003 -.052 .071
D3 .086 -.092 -.037 -.059 -.154 .096 -.073 .042 -.092 .017 .019 .037 -.086 .431 -.101 .046 .000 -.002
D4 -.056 -.060 .106 .041 .120 -.005 .080 -.026 -.066 .046 -.142 -.001 -.056 -.101 .515 -.036 -.012 -.138
D5 .002 -.015 -.112 .004 -.059 -.027 .023 .012 .052 .000 -.006 -.011 -.003 .046 -.036 .432 -.130 -.038
D6 .040 -.100 .085 -.094 .020 -.052 .008 -.093 -.015 -.005 -.072 .093 -.052 .000 -.012 -.130 .255 -.110
D7 -.053 .141 -.065 -.018 -.084 4.115E-5 -.094 .122 .045 -.068 .137 -.091 .071 -.002 -.138 -.038 -.110 .327
Anti-image Correlation A1 .862a -.499 -.023 .037 -.247 -.049 -.186 .082 -.102 -.199 .032 -.086 .093 .240 -.143 .006 .145 -.168
A2 -.499 .726a -.321 .039 -.012 .010 -.120 .087 .209 -.024 .271 -.274 .154 -.287 -.171 -.045 -.403 .505
A3 -.023 -.321 .779a -.189 -.044 .248 -.150 -.125 -.171 .073 -.173 .178 -.144 -.082 .216 -.249 .244 -.166
A4 .037 .039 -.189 .905a -.045 -.121 -.155 -.023 .001 .140 -.148 -.232 .130 -.137 .087 .009 -.282 -.047
A5 -.247 -.012 -.044 -.045 .865a -.215 .227 -.126 .050 -.023 -.063 .002 -.062 -.347 .248 -.133 .058 -.217
A6 -.049 .010 .248 -.121 -.215 .860a -.243 .091 -.300 .089 -.156 .006 -.247 .230 -.010 -.065 -.163 .000
A7 -.186 -.120 -.150 -.155 .227 -.243 .889a .004 .007 -.026 -.198 .038 -.032 -.170 .173 .053 .026 -.254
B1 .082 .087 -.125 -.023 -.126 .091 .004 .769a -.260 -.031 .069 -.298 .028 .083 -.047 .024 -.240 .278
B2 -.102 .209 -.171 .001 .050 -.300 .007 -.260 .722a -.592 .133 -.268 .370 -.259 -.170 .148 -.053 .148
B3 -.199 -.024 .073 .140 -.023 .089 -.026 -.031 -.592 .770a -.232 .242 -.356 .044 .107 .000 -.017 -.201
C2 .032 .271 -.173 -.148 -.063 -.156 -.198 .069 .133 -.232 .525a -.068 .293 .037 -.251 -.011 -.180 .303
D1 -.086 -.274 .178 -.232 .002 .006 .038 -.298 -.268 .242 -.068 .737a -.580 .098 -.003 -.029 .322 -.278
D2 .093 .154 -.144 .130 -.062 -.247 -.032 .028 .370 -.356 .293 -.580 .663a -.210 -.125 -.007 -.165 .199
D3 .240 -.287 -.082 -.137 -.347 .230 -.170 .083 -.259 .044 .037 .098 -.210 .817a -.214 .107 -.001 -.005
D4 -.143 -.171 .216 .087 .248 -.010 .173 -.047 -.170 .107 -.251 -.003 -.125 -.214 .807a -.077 -.034 -.338
D5 .006 -.045 -.249 .009 -.133 -.065 .053 .024 .148 .000 -.011 -.029 -.007 .107 -.077 .896a -.392 -.100
D6 .145 -.403 .244 -.282 .058 -.163 .026 -.240 -.053 -.017 -.180 .322 -.165 -.001 -.034 -.392 .801a -.380
D7 -.168 .505 -.166 -.047 -.217 .000 -.254 .278 .148 -.201 .303 -.278 .199 -.005 -.338 -.100 -.380 .709a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
validitas
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 s1 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00015 VAR00016 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
VAR00001 Pearson Correlation 1 .682** .442** .397** .537** .459** .559** .595** .223 .473** .511** -.076 .102 .478** .313* .399** .441** .408** .453** .456**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .004 .000 .001 .000 .000 .119 .001 .000 .601 .482 .000 .027 .004 .001 .003 .001 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00002 Pearson Correlation .682** 1 .548** .429** .449** .304* .478** .557** .250 .274 .265 -.002 -.006 .458** .349* .560** .374** .450** .514** .197
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .001 .032 .000 .000 .080 .054 .063 .990 .969 .001 .013 .000 .007 .001 .000 .171
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00003 Pearson Correlation .442** .548** 1 .444** .397** .148 .466** .515** .234 .277 .246 -.166 .143 .260 .211 .457** .129 .408** .315* .253
Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .004 .307 .001 .000 .102 .051 .084 .251 .323 .068 .141 .001 .372 .003 .026 .076
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00004 Pearson Correlation .397** .429** .444** 1 .438** .480** .549** .421** .265 .313* .234 .082 .309* .405** .246 .428** .288* .471** .607** .444**
Sig. (2-tailed) .004 .002 .001 .001 .000 .000 .002 .063 .027 .101 .572 .029 .004 .085 .002 .043 .001 .000 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00005 Pearson Correlation .537** .449** .397** .438** 1 .459** .368** .540** .272 .354* .381** -.170 .102 .417** .384** .513** .249 .449** .453** .456**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .004 .001 .001 .008 .000 .056 .012 .006 .239 .482 .003 .006 .000 .081 .001 .001 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00006 Pearson Correlation .459** .304* .148 .480** .459** 1 .518** .630** .233 .473** .436** -.091 .298* .408** .388** .243 .377** .419** .570** .464**
Sig. (2-tailed) .001 .032 .307 .000 .001 .000 .000 .104 .001 .002 .528 .036 .003 .005 .089 .007 .002 .000 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00007 Pearson Correlation .559** .478** .466** .549** .368** .518** 1 .624** .170 .381** .402** -.178 .301* .343* .265 .427** .301* .395** .507** .493**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .008 .000 .000 .239 .006 .004 .216 .033 .015 .063 .002 .033 .004 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
s1 Pearson Correlation .595** .557** .515** .421** .540** .630** .624** 1 .361* .505** .517** -.048 .203 .414** .326* .420** .320* .320* .390** .318*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .741 .157 .003 .021 .002 .023 .023 .005 .024
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00010 Pearson Correlation .223 .250 .234 .265 .272 .233 .170 .361* 1 .483** .316* .134 .054 .444** .278 .252 .195 .150 .274 .046
Sig. (2-tailed) .119 .080 .102 .063 .056 .104 .239 .010 .000 .025 .354 .710 .001 .051 .078 .174 .297 .054 .751
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00011 Pearson Correlation .473** .274 .277 .313* .354* .473** .381** .505** .483** 1 .712** .079 .186 .420** .217 .411** .386** .147 .329* .300*
Sig. (2-tailed) .001 .054 .051 .027 .012 .001 .006 .000 .000 .000 .587 .196 .002 .131 .003 .006 .310 .020 .035
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00012 Pearson Correlation .511** .265 .246 .234 .381** .436** .402** .517** .316* .712** 1 .075 .236 .306* .334* .332* .348* .237 .382** .405**
Sig. (2-tailed) .000 .063 .084 .101 .006 .002 .004 .000 .025 .000 .606 .100 .031 .018 .018 .013 .097 .006 .004
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00015 Pearson Correlation -.076 -.002 -.166 .082 -.170 -.091 -.178 -.048 .134 .079 .075 1 -.026 .093 -.002 .060 .053 -.170 -.110 -.103
Sig. (2-tailed) .601 .990 .251 .572 .239 .528 .216 .741 .354 .587 .606 .859 .520 .989 .680 .716 .238 .449 .477
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00016 Pearson Correlation .102 -.006 .143 .309* .102 .298* .301* .203 .054 .186 .236 -.026 1 -.042 -.131 .044 .195 .193 .292* .133
Sig. (2-tailed) .482 .969 .323 .029 .482 .036 .033 .157 .710 .196 .100 .859 .770 .363 .761 .174 .180 .040 .358
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00019 Pearson Correlation .478** .458** .260 .405** .417** .408** .343* .414** .444** .420** .306* .093 -.042 1 .648** .381** .368** .274 .295* .340*
Sig. (2-tailed) .000 .001 .068 .004 .003 .003 .015 .003 .001 .002 .031 .520 .770 .000 .006 .008 .055 .038 .016
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00020 Pearson Correlation .313* .349* .211 .246 .384** .388** .265 .326* .278 .217 .334* -.002 -.131 .648** 1 .393** .305* .287* .324* .265
Sig. (2-tailed) .027 .013 .141 .085 .006 .005 .063 .021 .051 .131 .018 .989 .363 .000 .005 .031 .043 .022 .063
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00021 Pearson Correlation .399** .560** .457** .428** .513** .243 .427** .420** .252 .411** .332* .060 .044 .381** .393** 1 .385** .290* .399** .286*
Sig. (2-tailed) .004 .000 .001 .002 .000 .089 .002 .002 .078 .003 .018 .680 .761 .006 .005 .006 .041 .004 .044
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00022 Pearson Correlation .441** .374** .129 .288* .249 .377** .301* .320* .195 .386** .348* .053 .195 .368** .305* .385** 1 .357* .473** .474**
Sig. (2-tailed) .001 .007 .372 .043 .081 .007 .033 .023 .174 .006 .013 .716 .174 .008 .031 .006 .011 .001 .001
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00023 Pearson Correlation .408** .450** .408** .471** .449** .419** .395** .320* .150 .147 .237 -.170 .193 .274 .287* .290* .357* 1 .685** .504**
Sig. (2-tailed) .003 .001 .003 .001 .001 .002 .004 .023 .297 .310 .097 .238 .180 .055 .043 .041 .011 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00024 Pearson Correlation .453** .514** .315* .607** .453** .570** .507** .390** .274 .329* .382** -.110 .292* .295* .324* .399** .473** .685** 1 .583**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .026 .000 .001 .000 .000 .005 .054 .020 .006 .449 .040 .038 .022 .004 .001 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
VAR00025 Pearson Correlation .456** .197 .253 .444** .456** .464** .493** .318* .046 .300* .405** -.103 .133 .340* .265 .286* .474** .504** .583** 1
Sig. (2-tailed) .001 .171 .076 .001 .001 .001 .000 .024 .751 .035 .004 .477 .358 .016 .063 .044 .001 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliablitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.885 19
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
VAR00001 74.32 52.671 .681 .874
VAR00002 74.40 53.347 .611 .876
VAR00003 74.26 54.360 .481 .880
VAR00004 74.40 52.041 .656 .874
VAR00005 74.32 53.365 .605 .876
VAR00006 74.32 52.140 .617 .875
VAR00007 74.02 53.244 .640 .875
VAR00010 74.70 55.602 .394 .882
VAR00011 74.34 52.515 .588 .876
VAR00012 74.26 53.094 .585 .876
VAR00015 76.24 59.451 -.049 .904
VAR00016 74.34 55.902 .232 .890
VAR00019 74.42 55.065 .576 .878
VAR00020 74.46 56.498 .457 .881
VAR00021 74.54 52.253 .580 .876
VAR00022 74.44 54.211 .537 .878
VAR00023 74.34 53.127 .553 .877
VAR00024 74.24 51.900 .703 .872
VAR00025 74.08 53.381 .561 .877