RESUME
Chapter 2. Development, Learning and Genetics
Bentuk Perilaku:
A. Nature (Perilaku bawaan)
B. Nurture (Perilaku terajar)
A. Nature (Perilaku bawaan )
Terbentuknya sifat/perilaku manusia melalui proses biologis yang lebih
terfokus pada genetik, hormon, dan proses hereditas lainnya. Nature berarti sifat;
watak; pembawaan.
Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung
mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-
macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.
Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang
mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh
terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan
oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang diwariskan.
Contoh: refleks rentangan
Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks, merupakan bawaan,
agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan
dapat melibatkan serangkai aksi.
Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalam untuk tipe
perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar untuk mengawali
respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut pelepas (release). Begitu
respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung selesai walaupun stimulus efektif
segera ditiadakan. Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas
penting pada serangga sosial.
Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada interval
tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat
selama dua jam atau setahun.
B. Nurture (Perilaku Terajar)
Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau
dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu.
Kebiasaan: hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap
stimulus berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal
sebagai kebiasaan (habituasi) dan merupakan suatu contoh belajar sejati.
Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting: Merupakan salah satu contoh belajar
yang khusus dan nyata. Contoh: jika seekor anak angsa yang baru menetas
dihadapkan pada sebuah benda yang dapat bergerak dan mengeluarkan bunyi
yang dapat terdengar, hewan itu akan mengikutinya sebagaimana mereka
mengikuti induknya, Waktu penghadapan cukup kritis, karena jika dilakukan
beberapa hari setelah menetas, keterpatrian tidak terjadi. Keterpatrian ini dikenal
berkat penelitian Konrad Lorenz.
Respon yang Diperlazimkan: merupakan perilaku terajar yang paling
sederhana, yang pada dasarnya adalah respon sebagai hasil pengalaman,
disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda dengan yang semula memicunya.
Pelaziman Instrumental: Prinsip pelaziman dapat dipakai untuk melatih
hewan melakukan tugas yang bukan pembawaan lahir. Dalam hal ini, hewan
ditempatkan pada suatu keadaan sehingga dapat bergerak bebas dan melakukan
sejumlah kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Peneliti dapat memilih untuk
memberi imbalan hanya pada perilaku tertentu. Latihan ini dikenal sebagai
pelaziman instrumental atau pelaziman operan (istilah kedua diberikan oleh
psikolog B.F. Skinner yang terkenal karena dapat melatih merpati untuk
bermain pingpong dan bermain piano mainan).
Motivasi: Diantara kebanyakan hewan, motivasi (terkadang disebut juga
dorongan) dihubungkan dengan kebutuhan fisiknya. Seekor hewan yang haus
akan mencari air dan yang merasa lapar akan mencari makanan. Kepuasan
terhadap dorongan merupakan kekuatan motivasi dibalik perilaku hewan
tersebut. Sebagian besar perilaku spontan hewan-hewan ini merupakan akibat
usaha memelihara homeostasis. Banyak diantara dorongan ini bersumber dalam
hipotalamus. Dalam semua kasus, hipotalamus mengawali respon yang
berakibat penurunan dorongan tersebut, dan dapat pula menghambat beberapa di
antara respon tadi bila titik kepuasan tercapai.
Konsep: Kebanyakan hewan memecahkan masalah dengan mencoba-coba.
Selama ada motivasi yang memadai hewan akan mencoba setiap alternatif dan
secara bertahap, melalui kegagalan dan keberhasilan yang berulang, belajar
memecahkan masalahnya. Manusia umumnya tidak sekedar belajar dengan cara
mencoba-coba. Bila dihadapkan pada suatu masalah, manusia mungkin
melakukan satu atau dua usaha sembarang sebelum “berhasil” memecahkannya.
Respon ini disebut wawasan.
Bahasa: Semua manusia, bahkan dalam masyarakat yang paling primitif pun,
memiliki bahasa yang sangat maju. Hal ini merupakan abstraksi yang kedua
(konsep merupakan abstraksi juga).
Pembelajaran dan Memori
Belajar
Pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai hasil latihan. Oleh karenanya perubahan tingkah laku yang disebabkan
karena kematangan (bukan latihan) atau kondisi temporer organisme (seperti
rasa lelah atau di bawah pengaruh obat) tidak termasuk belajar.
Ada 4 jenis belajar yang berbeda :
1. Habituation dan Sensitization ( Pembiasaan)
Adalah jenis belajar yang paling sederhana, habituasi yaitu belajar
mengabaikan suatu stimulus yang sudah familiar tanpa konsekuensi yang
serius. Contoh mengabaikan bunyi jam baru. Sensitisasi yaitu jenis
belajar dengan mana suatu organisme belajar memperkuat reaksinya
terhadap stimulus yang lemah jika diikuti oleh stimulus yang
mengancam atau menyakitkan.
2. Classical Conditioning
Adalah jenis belajar yang melibatkan pembentukan asosiasi,
yaitu belajar bahwa kejadian- kejadian tertentu terjadi secara
bersamaan. Oganisme belajar bahwa 1 kejadian diikuti oleh kejadian
lain. Misalnya bayi melihat botol susu asosiasinya minum susu.
3. Operant Conditioning/ Instrumental Conditioning
Organisme belajar bahwa suatu respon yang dilakukannya
akan diikuti oleh akibat tertentu. Misalnya anak belajar bahwa
memukul adik atau kakaknya akan diikuti oleh teguran dari orang
tuanya.
4. Complex Learning
Jenis belajar dimana terdapat penambahan sesuatu terhadap
pembentukan asosiasi. Misalnya menerapkan suatu strategi dalam
memecahkan suatu masalah.
Memori
Dalam hubungan dengan belajar, memori merupakan proses yang saling
terkait dengan belajar. Memori adalah bagian dari aspek psikologis yang
berfungsi dalam menerima, menyimpan dan mereproduksikan informasi dan
kesan. Ada tiga tahapan dalam memori yaitu:
1) Encoding adalah memasukkan informasi ke dalam memori. Misalnya,
ketika berkenalan dengan seseorang lalu ia menyebutkan namanya
“Nama saya Bambang” lalu nama Bambang dimasukkan ke dalam
memori.
2) Storage adalah ketika informasi disimpan atau dipertahankan dalam
memori. Misalnya ketika nama Bambang disimpan dalam ingatan.
3) Retrieval adalah pengambilan informasi dari memori. Misalnya
pertemuan kedua mengingat atau mencoba mendapatkan kembali
nama Bambang.
Nature dan nurture saling melengkapi dalam perkembangan individu.
Sebenarnya Nature dan Nurture bekerja sama dalam pembentukan sifat manusia
sehingga kita menjadi diri kita yang sekarang. Diri kita pada dasarnya
mempunyai sifat bawaan seperti pendiam atau easygoing, ramah, terbuka dan
kita kita juga mempunyai pengalaman yang membuat kita menjadi “diri kita
sekarang”.
Setiap manusia memiliki proses dan pola perilaku yang dapat
dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu :
1. Proses individual, proses dan pola dimana manusia merupakan makhluk
individu yang berdiri sendiri dengan keinginannya sendiri untuk bertahan.
2. Proses sosial, proses dan pola ini menunjukkan kedudukan manusia dalam
kehidupan berkelompok dimana tingkat kebutuhan dan saling
membutuhkan menjadi prioritas untuk bertahan, baik dalam proses
pendidikan, pengasuhan, pemeliharaan, seperti cara berpikir, cara
berbicara, cara bekerja, dan lain sebagainya. contoh nya cara bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .
Jadi dalam mempelajari perilaku manusia, kita harus membedakan dua
hal, yaitu proses pematangan dan proses belajar. Selain itu ada hal ketiga dan
keempat yang menentukan tingkah laku , yaitu kekhasan atau bakat dan
lingkungan. Lebih lengkapnya akan di jelaskan sebagai berikut :
Pematangan, berarti proses pertumbuhan yang menyangkut
penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh secara alamiah sehingga mengakibatkan
perubahan-perubahan dalam perilaku, terlepas dari ada atau tidak adanya proses
belajar. perilaku ini ditentukan oleh proses pematangan organ-organ tubuh dan
terjadi pada setiap manusia normal sehingga kita dapat memperhitungkan
sebelumnya.
Empat relasi utama yang berhubungan dengan perkembangan
Untuk lebih memahami dan belajar bagaimana kompleks interaksi antara
individu dan genotip, fenotip dan lingkungan untuk mempengaruhi
perkembangan individu, hal ini berfungsi untuk menggagalkan interaksi
antara ke empat hubungan utama:
(1) bagaimana genotip orang tua berkontribusi terhadap genotip suatu individu,
(2) bagaimana genotip individu dapat mempengaruhi fenotipe nya,
(3) bagaimana lingkungan individu dapat mempengaruhi fenotipe
(4) bagaimana fenotipe individu dapat mempengaruhi lingkungannya
Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam perilaku bergantung pada
mesin perilaku: reseptor indera, sirkit dalam sistem saraf, dan organisasi otot.
Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang hidupnya,
yaitu: (1) makan, (2) mencegah jangan sampai dimakan, (3) mampu bertahan
hidup dalam kondisi fisik lingkungannya, dan (4) meneruskan gen-gennya
kepada generasi berikutnya.
1) Perilaku Makan: Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang
sangat khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara
sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi,
tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku
sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/
keuntungan dari pencarian makanan itu.
2) Perilaku Mempertahankan diri: Perilaku berkisar dari melarikan diri dari
pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan
penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).
3) Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik: Kebanyakan hewan hanya dapat
bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan
sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan
burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk
mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.
4) Perilaku Reproduktif: