RENCANA AKSI NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN GIGIDANMULUT TAHUN 2015 - 2019
Pemeriksaan kehamilan
Pelayanan gigi bagi bayi
Pelayanan gigi
bagi batita
Pelayanan gigi
di PAUD/
Posyandu
DEWASA
LANSIA
UKGS SMP/A
& Remaja
UKGS tingkat dasar
1
KATA PENGANTAR
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan akses dan mutu masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.
Data menunjukan masih tingginya angka kesakitan gigi
dan mulut di masyarakat, disisi lain adanya kesenjangan status
kesehatan antar sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar
wilayah di Indonesia. Oleh karena itu perlu disusun program
yang jelas dan dapat diimplementasikan melalui koordinasi yang
terarah dan terpadu antar pemangku kepentingan yang terlibat
dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut tahun 2015 – 2020 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peta Jalan Pelayanan kesehatan Gigi 2015 –
2030, merupakan panduan yang disusun untuk memberikan
arahan yang jelas, sistematis dan terpadu bagi segenap
pemangku kebijakan di pusat dan daerah untuk langkah aksi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih untuk
semua pihak yang telah berkontribusi memberikan saran dan
masukan.
Jakarta, April 2016
Penyusun
2
PENYUSUN
dr. Gita Maya Koemara Sakti, MPH
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
dr. Novana Perdana Putri
drg. Saraswati, MPH
drg. Dewi Kartini Sari, M.Kes
dr. Laode M.Hajar Dony
dr. Upik Rukmini, MKM
drg. Renta Yulfa Zaini;
KONTRIBUTOR
Dr. drg. R. Dharmawan Setijanto, M.Kes; dr. KM Taufik, M.Kes;
Prof. drg. Armasastra Bahar, PhD; Dr.dr. Adang Bachtiar, MPH,
DSc; Prof. Dr. H. Eky S.Soeria S., drg. Sp.Ort (K); Epi Nopiah
S.Pd., M.AP; drg. Farichah Hanum, M.Kes; Dr. drg. Sri
Susilawati, M.Kes; Prof. Dr. drg. Suhardjo, Sitam, MS, SpRKG
(K); drg. Haslinda, M.Kes; Dr. drg. Laksmi Dwiati, MM, MHA;
drg. Nyiayu H.A. Sonia, M.Kes; Dr. Corputty Johan E.M. drg,
SpBM; Suroto, AMTG Spd. M.Kes; C Sri Astari; drg. Luh Ike
Kristiani, SpKG; dr. Yeni Hasrita Ekasari; dr. Maria Siska
Mudina; Gusti bagus Kertayasa, SKM. MARS; drg. Astiti
Handayani, GDFO; drg. Naniek Isnaini, M.Kes; dr. Bertha
Pasaribu, MARS; drg. RR. Nurindah, M.Kes; drg. Idawatylina,
M.Kes; drg. Bulan Rachmadi, M.Kes; Meily Arovi Qulsum, SKM;
drg. Yan Yan Susilawati; drg. Inna Hertyasanti; drg. Rima
Kuraisina; Yeni Arsika Wati, SKM; Susanti Djalilu, SKM; drg.
Diah Handaryati; drg. Indra R. Dharmawan; Sri Sumariyah;
Emma Ningrum, SH; Berlin Silalahi, SE
3
DAFTAR ISI
SK MENTERI KESEHATAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. DASAR HUKUM
D. SASARAN
E. RUANG LINGKUP
BAB II KONDISI DAN PERMASALAHAN PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. KONDISI SAAT INI
B. PERMASALAHAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT
BAB III ANALISA SITUASI DAN PETA JALAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. ANALISA SITUASI (SWOT)
B. ANALISA POSISI BERSAING
4
C. PETA JALAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT
BAB IV KEBIJAKAN, STRATEGI DAN SASARAN
RENCANA AKSI NASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT
B. STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT
C. SASARAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT
BAB V RENCANA AKSI NASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT 2015-2020
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
BAB VII PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
GAMBAR
1. GAMBARAN DMF-T DI INDONESIA
2. GAMBARAN PREVALENSI KARIES
DI INDONESIA
3. DATA PUSKESMAS DENGAN DOKTER GIGI
DAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
4. DATA TENAGA DOKTER GIGI DAN DOKTER
GIGI SPESIALIS DI RUMAH SAKIT
5. PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI
PUSKESMAS
6. PETA JALAN INDONESIA BEBAS KARIES 2030
7. RAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT 2015-2019
TABEL
1. FORMULASI STRATEGI SWOT
2. ALUR PEMIKIRAN RAN PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
Pembangunan Nasional. Perencanaan pembangunan
nasional dituangkan dalam Undang-Undang R.I. Nomor 17
tahun 2007 dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025, yang
dilaksanakan secara bertahap.
Tahun 2015 – 2019 kita memasuki Rencana Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke 3, RPJMN 2015-2019
bidang kesehatan dituangkan Kementerian Kesehatan dalam
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun
2015 – 2019 dengan Visi “Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkeadilan “
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan
Tahun 2015 – 2019 antara lain :
1. Penguatan pelayanan kesehatan primer (Primary Health
Care).
7
2. Penerapan pelayanan kesehatan dengan pendekatan
berkelanjutan mengikuti siklus hidup manusia
(continuum of care).
3. Intervensi berbasis risiko kesehatan (health risk).
Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
pasal 93 ayat 1 menyatakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan
kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013
diperoleh hasil prevalensi karies penduduk di Indonesia
sebesar 72,6%, penduduk bermasalah gigi dan mulut yang
menerima perawatan dan pengobatan sebesar 31,1% serta
kecenderungan indeks DMF-T 4,5. Data Riskesdas 2013
menunjukkan pula DMF-T pada anak usia 12 tahun sebesar
1,38, sedangkan WHO mengharapkan Global Goals for Oral
Health 2020, target Decay, Missing, Filled–Teeth (DMF-T)
pada anak usia 12 tahun < 1. Data di atas menunjukan
masih tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia, diperlukan komitmen bersama antara pemerintah
pusat dan daerah serta pemangku kepentingan terkait dalam
Upaya menurunkan angka kesakitan kesehatan gigi dan
mulut.
8
Pertimbangan risiko dan dampak kesehatan gigi dan
mulut menjadi perhatian pemerintah sehingga dibuat peta
jalan (roadmap) pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk
jangka panjang (2015-2030) yang akan diterjemahkan dalam
rencana aksi yang menjadi prioritas nasional setiap lima
tahun ke depan.
Peta jalan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut disusun
untuk menjadi acuan bagi pemangku kepentingan/stake
holder dalam perencanaan maupun pelaksanaan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, sehingga dapat mendukung
terwujudnya Indonesia Sehat Bebas Karies 2030.
Peta jalan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
diterjemahkan dalam bentuk RAN 2015 – 2019 sebagai
rencana aksi yang bersifat terintegrasi, konkrit, terukur dan
dapat diimplementasikan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan mulut
2015 – 2019 untuk memperkuat pelayanan kesehatan gigi
dan mulut guna mendukung tercapainya Indonesia Sehat
Bebas Karies 2030.
Tujuan Khusus
1. Tersedianya acuan untuk mengembangkan dan
melaksanakan berbagai kegiatan untuk mempercepat
pencapaian target pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
9
2. Tersedianya bahan advokasi untuk memperoleh
dukungan dari berbagai pemangku kepentingan terkait
dalam perencanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. Terjadinya sinergi atas kegiatan – kegiatan yang
dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan
dalam memperkuat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI No 24 tahun 2004 tentang Sistem
jaminan Sosial Nasional;
2. Undang-Undang RI No 29 tahun 2004 tentang Praktik
kedokteran;
3. Undang-Undang RI No 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
4. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang -Undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Presiden No 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
8. Peraturan Presiden No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Presiden No 111 Tahun 2013 tentang
perubahan Peraturan Presiden No 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan Nasional;
10
10. Keputusan Menteri Kesehatan No
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2010-2014;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan
Tatalaksana Kementerian Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
71/Menkes/Per/2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasional;
13. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan No 59 tahun 2014 tentang
Standar Tarif Jaminan Kesehatan Nasional;
D. Sasaran
Rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan
mulut ini diharapkan menjadi acuan dalam mendukung dan
mengembangkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
menuju Indonesia Sehat Bebas Karies 2030 oleh :
1. Kementerian Kesehatan
2. Lintas Sektor terkait
3. Dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota
4. Fasilitas pelayanan kesehatan primer dan sekunder
5. Dunia pendidikan
6. NGO, Swasta dan Masyarakat Madani
7. Pemangku kepentingan/Stake holders yang terkait dalam
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
11
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rencana aksi nasional pelayanan kesehatan
gigi dan mulut ini adalah sebagai berikut :
1. Kondisi dan permasalahan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
2. Analisa situasi dan peta jalan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut.
3. Kebijakan, sasaran dan tahapan pelaksanaan rencana
aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan mulut
4. Rencana aksi nasional pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
5. Peran pemerintah dalam monitoring dan evaluasi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
BAB II
12
KONDISI DAN PERMASALAHAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. KONDISI SAAT INI
1. Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi karies di
Indonesia sebesar 76,2% dan DMF-T 4,5
Gambar 1
Gambaran DMF-T di Indonesia
(Riskesdas 2013)
0.8 – 1,1 (sangat rendah) 2,7 – 4,4 (sedang)
2 – 2,6 (rendah) > 4,5 (tinggi)
Berdasarkan gambar 1 diatas kondisi DMF-T Indonesia
masih tinggi, terlihat dari sebagian besar provinsi untuk
indeks DMF-T masih berada dalam kondisi tinggi (merah)
dan sedang (kuning). Lima provinsi dengan DMF-T
tertinggi adalah sebagai berikut : Bangka Belitung (8,5),
13
Kalimatan Selatan (7,2), Kalimantan Barat (6,2), Sulawesi
Selatan (6,6) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (5,9).
Gambar 2
Gambaran Prevalensi Karies di Indonesia
(Riskesdas 2013)
Berdasarkan gambar 2 diatas tampak prevalensi di
Indonesia masih tinggi yaitu 72,6% jauh diatas target
yang akan dicapaui tahun 2020 54,6%. Lima provinsi
dengan prevalensi karies tertinggi adalah : Bangka
Belitung (88,1), Kalimantan Selatan (86,9), Sulawesi
Selatan (83,3), Kalimantan Barat 81,7) dan Sulawesi
Barat (81,6).
14
2. Tenaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Gambar 3
Berdasarkan data diatas terlihat dari 9669 Puskesmas
hanya 59% Puskesmas yang memiliki dokter gigi dan 63%
hanya Puskesmas memiliki tenaga terapis gigi dan mulut.
Provinsi dengan sebaran dokter gigi dan terapis gigi dan
mulut terbanyak adalah Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
15
Gambar 4
DATA TENAGA DOKTER GIGI DAN DOKTER GIGI SPESIALIS DI
RUMAH SAKIT
(BPPSDMK,2013)
Jumlah tenaga dokter gigi spesialis di rumah sakit sangat
terbatas dari gambar 4 diatas rumah sakit di Pulau Jawa
sebagian besar sudah ada dokter gigi spesialisnya, 3
provinsi dengan dokter gigi spesialis terbanyak adalah
Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur.
16
3. Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Gambar 5
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Rifaskes,2011)
Berdasarkan data Risfaskes 2011 dari 8981 Puskesmas
hanya 4,8% Puskesmas yang melaksanakan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut UKP maupun UKM dengan baik.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas sampai
saat ini lebih banyak mengarah pada kegiatan UKP.
17
B. PERMASALAHAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT
Permasalahan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
dikelompokkan menjadi 4 (empat) aspek, yaitu :
1. Kebijakan
Kesehatan gigi dan mulut masih belum cukup mendapat
perhatian dari masyarakat, karena masyarakat belum
memahami pentingnya kesehatan gigi dan mulut untuk
mendukung fungsi pengunyahan, bicara dan estetik
serta sangat besar pengaruhnya pada life cycle. Hal ini
berakibat kesehatan gigi dan mulut tidak menjadi
prioritas bagi sebagian besar masyarakat. Untuk itu
pemerintah perlu menyusun kebijakan dan program
kesehatan gigi dan mulut yang terintegrasi mengingat
dampak penyakit gigi dan mulut pada kesehatan umum.
2. Tenaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Jumlah tenaga kesehatan gigi dan mulut dirasakan
masih kurang, karena penyebaran tenaga yang ada
belum merata. Masih banyak Puskesmas dan Rumah
Sakit belum memiliki tenaga kesehatan gigi dan
mulutnya sesuai dengan standar yang berlaku.
3. Sarana, Prasarana dan Pembiayaan
Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan gigi masih
terbatas, baik pengadaan yang sumber dana APBN
maupun APBD. Hal ini terbukti masih banyak
Puskesmas dan Rumah Sakit belum memiliki alat
kesehatan gigi dan mulut yang memadai. Kondisi ini
18
dipengaruhi pula harga alat dan bahan kesehatan gigi
yang mahal, serta perencanaan pengajuan pengadaan
alat kesehatan gigi yang masih kurang. Pola pembiayaan
baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit masih
sangat kurang, terutama pembiayan UKM.
4. Kerjasama dari para pemangku kepentingan terkait.
Perlunya peningkatan peran serta pemangku
kepentingan yang terkait dalam pelayanan kesehatan gigi
dan mulut.
19
BAB III ANALISA SITUASI DAN PETA JALAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. Analisa Situasi (SWOT)
Dalam menyusun rencana aksi pelayanan kesehatan gigi
dan mulut perlu di analisis faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Dengan menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Oppurtinties, Threats) akan terindentifikasi faktor
kekuatan dan kelemahan relatif terhadap pencapaian tujuan.
1. Identifikasi Faktor Internal :
a. Strength/Kekuatan
1) Tersedianya beberapa kebijakan sebagai pendukung
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
2) Tersedianya sarana pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di tingkat pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan.
3) Tersedianya tenaga kesehatan gigi dan mulut yang
dihasilkan oleh institusi pendidikan.
4) Telah berjalannya upaya pelayanan kesehatan gigi
dan mulut perseorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat.
20
b. Weakness/Kelemahan
1) Belum seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
mempunyai sumber daya pelayanan kesehatan gigi
dan mulut.
2) Belum semua fasilitas pelayanan kesehatan gigi
mempunyai sarana, prasarana dan alat yang
sesuai standar.
3) Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut kuratif
lebih besar dari promotif dan preventif.
4) Masih lemahnya monitoring, evaluasi dan
pembinaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
5) Sistem informasi, pencatatan, dan pelaporan
tentang pelayanan kesehatan gigi dan mulut belum
optimal, baik di tingkat kab/kota, provinsi,
maupun nasional.
2. Identifikasi Faktor eksternal
a. Opportunity/Peluang
1) Adanya desentralisasi/otonomi daerah yang
memberikan kesempatan kepada setiap wilayah
kabupaten/kota dalam mengembangkan program
program pembangunan kesehatan termasuk
kesehatan gigi dan mulut berdasarkan oral health
need assesment.
2) Adanya dukungan WHO untuk program kesehatan
gigi dan mulut
3) Adanya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
21
4) Adanya kebijakan pelayanan kesehatan gigi
merupakan salah satu pelayanan yang dijamin
dalam JKN Kesehatan
5) Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut
b. Threath/ancaman
1) Perilaku dan kesadaran masyarakat dalam
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) khususnya kesehatan gigi dan mulut
dengan status sosial ekonomi menengah kebawah
masih rendah.
2) Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
3) Kemampuan ekonomi masyarakat.
B. ANALISIS POSISI BERSAING
Setelah mengetahui situasi/kondisi yang dihadapi
Subdirektorat Bina Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,
selanjutnya dilakukan Analisis Posisi Bersaing untuk
mengetahui posisi Subdirektorat Bina Pelayanan Kesehatan
Gigi dan Mulut dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya. Analisis posisi bersaing terhadap
Subdirektorat Bina Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
sebagai berikut:
22
Analisis Posisi Bersaing
NO STRENGTH (KEKUATAN) BOBOT NILAI JUMLAH
1. Tersedianya beberapa kebijakan
sebagai pendukung pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
3 20% 0,6
2. Tersedianya pelayanan kesehatan
gigi dan mulut ditingkat pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan
3 40% 1,2
3. Tersedianya tenaga kesehatan gigi
dan mulut yang dihasilkan oleh
institusi pendidikan
4 30% 1,2
4. Telah berjalannya UKP dan UKM
pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
2 10% 0,2
Jumlah 100% 3,2
Analisis Posisi Bersaing
NO WEAKNESS (KELEMAHAN) BOBOT NILAI JUMLAH
1. Belum seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan mempunyai sumber
daya pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
-1 15% -0,15
2. Belum semua fasilitas pelayanan
kesehatan gigi mempunyai sarana,
prasarana dan alat yang sesuai
standar
-3 25% -0,75
3. Upaya pelayanan kesehatan gigi
dan mulut kuratif lebih besar dari
promotif dan preventif
-4 30% -1,2
4. Masih lemahnya monitoring,
evaluasi dan pembinaan
pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
-2 15% -0,3
23
5. Sistem informasi, pencatatan, dan
pelaporan tentang pelayanan
kesehatan gigi dan mulut belum
optimal, baik di tingkat kab/kota,
provinsi, maupun nasional
-2 15% -0,3
Jumlah 100% -2,7
Analisis Posisi Bersaing
NO OPORTUNITY (PELUANG) BOBOT NILAI JUMLAH
1. Adanya desentralisasi/otonomi
daerah yang memberikan
kesempatan kepada setiap wilayah
kabupaten/kota dalam
mengembangkan program program
pembangunan kesehatan
termasuk kesehatan gigi dan
mulut berdasarkan oral health
need assesment
4 20% 0,8
2. Adanya dukungan WHO untuk
program kesehatan gigi dan mulut 2 10% 0,2
3. Adanya kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
3 30% 0,9
4. Adanya kebijakan pelayanan
kesehatan gigi merupakan salah
satu pelayanan yang dijamin
dalam JKN Kesehatan
4 30% 1,2
5. Adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam
pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
1 10% 0,1
Jumlah 100% 3,2
24
Analisis Posisi Bersaing
NO THREATH (ANCAMAN) BOBOT NILAI JUMLAH
1. Perilaku dan kesadaran
masyarakat dalam menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) khususnya kesehatan gigi
dan mulut dengan status sosial
ekonomi menengah kebawah
masih rendah
-4 50% -2
2. Pola makan dan gaya hidup yang
tidak sehat
-2 30% -0,6
3. Kemampuan ekonomi masyarakat -1 20% -0,2
Jumlah 100% -2,8
Penetapan Kuadran
25
Dari penetapan kuadran di atas, Kesehatan Gigi dan
Mulut berada di kuadran I yang mengindikasikan mempunyai
posisi bersaing dengan situasi yang sangat baik karena ada
kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang
menguntungkan untuk itu dikembangkan strategi
pengembangan (agresif).
26
Tabel 1
Formulasi Strategi SWOT
Factor internal
Fakt eksternal
STRENGTH WEAKNESS
1. Tersedianya beberapa
kebijakan sbg
pendukung yankesgilut
2. Tersedianya saryankes gilut di
tingkat yankes dasar dan rujukan
3. Tersedianya nakes gilut yang dihasilkan
oleh institusi pendidikan
4. Telah berjalannya upaya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut perseorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat
1. Kurangnya pendanaan dlm
yankesgilut 2. Belum seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan
mempunyai sumber daya yankes gilut
3. Masih lemahnya Monitoring, evalauasi
dan pembinaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
4. Sistem informasi,
pencatatan, dan pelaporan yankesgilut belum optimal, baik di
tingkat Kab/Kota, Provinsi ,maupun Nasional
OPPORTUNITIES
Strategi SO Strategi WO
1. Adanya desentralisasi
/otonomi daerah 2. Adanya dukungan WHO
untuk program kes gilut 3. Adanya kebutuhan
masyarakat akan kesehatan gigi untuk estetika dan fungsi kunyah
4. Adanya kebijakan pelayanan kesehatan gigi pelayanan yang dijamin dalam JKN Kesehatan
Meningkatkan peran
serta stakeholders
terkait pelayanan
kesehatan gigi dan
mulut
Meningkatkan
aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut guna mendukung program
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
THREATS Strategi ST Strategi WT
1) Perilaku dan kesadaran masyarakat dalam
menerapkan PHBS khususnya kesehatan gigi dan mulut dengan status sosial ekonomi
menengah ke bawah masih rendah.
2) Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
3) Kemampuan ekonomi masyarakat.
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
Meningkatkan upaya promotif dan preventif
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
27
C. Peta Jalan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Peta Jalan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
merupakan rencana besar/Grand design Pelayanan Kesehatan
gigi dan mulut 2015 - 2030 yang disusun dalam rangka
mencapai Indonesia Sehat Bebas Karies 2030. Peta jalan
tersebut akan dicapai melalui pentahapan setiap 5 tahun yang
diharapkan menjadi satu rangkaian yang berkesimabungan.
Gambar 6
Peta Jalan Keberhasilan Upaya Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut
28
Dasar pemikiran pencapaian Indonesia Bebas Karies Tahun
2030 adalah memperkuat program UKGS dan UKGM serta
peningkatan kemandiriam masyarakat.
Peta Jalan Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut 2015 –
2030, dimulai :
1. Rencana Aksi Nasional (RAN) pelayanan kesehatan gigi dan
mulut 2015-2020, fokus pada penguatan kebijakan, sumber
daya dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam
mencapai :
a. DMF-T anak kelompok umur 12 tahun mencapai 1,26
b. 50 % Puskesmas dengan standar Program Kesehatan Gigi
dan Mulut yang baik
c. 50 % SD dengan UKGS tahap III
d. 25 % pelaksanaan UKGM di UKBM
2. Rencana Aksi Nasional (RAN) pelayanan kesehatan gigi dan
mulut 2020-2025 fokus pada penguatan kebijakan, sumber
daya dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam
memcapai :
a. DMF-T anak kelompok umur 12 tahun mencapai 1,14
b. 75 % Puskesmas dengan standar Program Kesehatan Gigi
dan Mulut yang baik
c. 75 % SD dengan UKGS tahap III
d. 50 % pelaksanaan UKGM di UKBM
29
3. Rencana Aksi Nasional (RAN) pelayanan kesehatan gigi dan
mulut 2025-2030 fokus pada penguatan kebijakan, sumber
daya dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam
mencapai :
a. DMF-T anak kelompok umur 12 tahun mencapai 1
b. 75 % Puskesmas dengan standar Program Kesehatan Gigi
dan Mulut yang baik
c. 75 % SD dengan UKGS tahap III
d. 50 % pelaksanaan UKGM di UKBM
30
BAB IV KEBIJAKAN, STRATEGI DAN SASARAN RENCANA AKSI NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT 2015 - 2019
A. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan kondisi dan permasalahan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut tersebut diatas maka kebijakan
yang ditetapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
gigi 2015 – 2019 adalah :
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
bermutu.
2. Terwujudnya masyarakat yang peduli pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
B. Strategi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan analisa SWOT pada Bab III maka strategi
pelayanan kesehatan gigi yang terpilih adalah :
1. Meningkatkan upaya promotif dan preventif pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dengan mendorong
kemandirian masyarakat.
2. Meningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
31
4. Meningkatkan peran serta pemangku kepentingan
/stakeholders terkait pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
C. Sasaran Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Sasaran pelayanan kesehatan gigi dan mulut dibagi menjadi
dua sasaran, yaitu :
1. Sasaran kelompok : anak prasekolah, anak usia sekolah,
dewasa, ibu hamil dan lanjut usia.
2. Sasaran fasilitas : sekolah, Usaha Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM), Puskesmas, klinik dan rumah
sakit.
32
BAB V RENCANA AKSI NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT 2015 - 2019
Dalam mewujudkan rencana aksi nasional pelayanan
kesehatan gigi dan mulut perlu dilakukan strategi dan masing
masing strategi tersebut diwujudkan dalam beberapa program
dan untuk menilai keberhasilan dari program yang dilaksanakan
tiap program memiliki beberapa indikator. Indikator ini
merupakan tolak ukur dalam pencapaian pelayanan kesehatan
gigi dan mulut, adapun strategi tersebut antara lain :
A. Meningkatkan upaya promotif dan preventif
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
1. Peningkatan kemandirian melalui peran serta masyarakat
dalam pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut
mulai dari janin sampai lansia (continuum of care)
2. Peningkatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
3. Peningkatan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat melalui
Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
B. Meningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
1. Tersedianya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
2. Optimalisasi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut
dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut
33
C. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
1. Tersedianya sarana dan prasarana sesuai standar
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
2. Tersedianya tenaga kesehatan gigi dan mulut yang
berkompeten dan berbudaya kinerja
3. Optimalisasi upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut
melalui program UKM dan UKP di fasilitas pelayanan
kesehatan
D. Meningkatkan peran serta stakeholders terkait
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
1. Tersedianya dukungan dan regulasi pelayanan kesehatan
gigi dan mulut.
2. Sistem kolaborasi peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan gigi dan mulut
3. Terwujudnya kemitraan yang berdaya guna tinggi
4. Tersedianya dana pelayanan kesehatan gigi dan mulut
yang proporsional untuk Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
34
Tabel 2
Alur Pemikiran RAN Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Arah
Kebijakan Strategi Rencana Aksi
1. Terwujudnya
masyarakat yang peduli pelayanan kesehatan
gigi dan mulut
1. Meningkatkan
upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
1. Peningkatan kemandirian melalui peran
serta masyarakat dalam pelihara diri
terhadap kesehatan gigi dan mulut mulai
dari janin sampai lansia (continuum of care)
2. Peningkatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS)
3. Peningkatan Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat melalui Usaha Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM)
2. Terwujudnya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang
paripurna
2. Meningkatkan
aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
1. Tersedianya pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama
2. Optimalisasi fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat lanjut dalam pelayanan kesehatan
gigi dan mulut
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
1. Tersedianya sarana dan prasarana sesuai
standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut
2. Tersedianya tenaga kesehatan gigi dan
mulut yang berkompeten dan berbudaya
kinerja
3. Optimalisasi upaya pelayanan kesehatan gigi
dan mulut melalui program UKM dan UKP di
fasilitas pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan
peran serta stakeholders
terkait pelayanan kesehatan gigi dan mulut
1. Tersedianya dukungan dan regulasi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
2. Sistem kolaborasi peningkatan kompetensi
tenaga kesehatan gigi dan mulut
3. Terwujudnya kemitraan yang berdaya guna
tinggi
4. Tersedianya dana pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang proporsional untuk Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP)
35
Gambar 7
RAN Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. 25% Puskesmas dgn
pelayanan kesgilut
sesuai standar
2. 60% Puskesmas dgn
tenaga kesgilut
3. 25% Puskesmas dgn
sarpras sesuai standar
1. 36% Puskesmas dgn
pelayanan kesgilut
sesuai standar
2. 65% Puskesmas dgntenaga kesgilut
3. 36% Puskesmas dgn
sarpras sesuai standar
1. 46% Puskesmas dgn
pelayanan kesgilut
sesuai standar
2. 70% Puskesmas dgn
tenaga kesgilut
3. 46% Puskesmas dgn
sarpras sesuai
standar
1. 58% Puskesmas dgn
pelayanan kesgilut
sesuai standar
2. 75% Puskesmas dgntenaga kesgilut
3. 58% Puskesmas dgn
sarpras sesuai
standar
1. 70 % Puskesmas
dgn pelayanan
kesgilut sesuai
standar
2. 80% Puskesmas dgn
tenaga kesgilut
3. 70% Puskesmas dgn
sarpras sesuai
standar
2017
2019
2018
2016
RENCANA AKSI NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT 2015-2019
(KEPMENKES NO.9 Tahun 2015)
2015
36
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Di era desentralisasi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
indikator keberhasilan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dalam menuju Indonesia sehat bebas karies secara berjenjang
dimulai dari di tingkat kabupaten/kota, Provinsi dan tingkat
Pusat yang melibatkan peran dari stake holder yang terkait
sesuai tugas pokok dan fungsi masing masing.
1. Pemerintah Pusat
a. Mempersiapkan kebijakan, Norma, Standar, Prosedur
dan Kriteria (NSPK) penyelenggaraan program pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
b. Melakukan sosialisasi dan advokasi kepada para
pengambil keputusan dan Lintas Sektor di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/kota, untuk mendukung
pengembangan program pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
c. Melakukan bimbingan dan fasilitasi termasuk dukungan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi serta Kabupaten/kota,
dalam pengembangan program pelayanan kesehatan gigi
dan mulut.
37
2. Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi selaku perpanjangan tangan
Kementerian Kesehatan, mengkoordinasikan serta
bimbingan dan fasilitasi termasuk dukungan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi serta Kabupaten/kota, dalam
pengembangan dan pembiayaan program pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. Merupakan penanggung jawab pelaksanaan program
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
b. Pemenuhan dan pendistribusian tenaga kesehatan gigi
dan mulut sesuai dengan ketentuan (1 Puskesmas = 1
dokter gigi + 1 Terapis Gigi dan Mulut).
c. Mengkoordinasikan serta bimbingan, fasilitasi dan pola
pembiayaan di Puskesmas dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian dari Sistem
Pengendalian Interen Pemerintahan yang telah ditetapkan
melalui PP 60 tahun 2008, dimana pemantauan tidak hanya
pada proses pelaksanaan tetapi meliputi juga proses
perencanaan. Sistem pelaporan kegiatan program pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, tidak terpisah dari program lain yang
telah ada, karena pelayanan kesehatan gigi dan mulut
merupakan bagian dari pembangunan kesehatan dengan
pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi daerah.
38
BAB VII PENUTUP
Pada bagian penutup dari dokumen ini, diharapkan semua
unsur yang terlibat dalam program pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dapat secara jelas merencanakan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan mengacu pada Rencana Aksi Nasional
Kesehatan Gigi dan Mulut 2015-2019 yang pada akhirnya dapat
mewujudkan cita-cita kita bersama yaitu status kesehatan gigi
masyarakat yang baik dan merata di seluruh Indonesia. Selain
itu juga menjadi harapan bersama agar masyarakat Indonesia
mempunyai kepedulian akan pentingnya kesehatan gigi dan
mulut sebagai bagian dari kesehatan secara utuh.
39
Lampiran 1.
STRATEGI : Meningkatkan Upaya Promotif dan Preventif dalam Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
RENCANA AKSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2015 - 2019
No Program Kegiatan Indikator
Keberhasilan
Target Pencapaian
Penanggung Jawab
2015
2016
2017
2018 2019
1 Peningkatan kemandirian
melalui peran serta masyarakat
dalam pelihara diri terhadap
kesehatan gigi dan mulut
mulai dari janin sampai lansia
(continuum of care)
Pembinaan dan pelatihan kader
(UKGS dan UKGM) pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
% Puskesmas yang memiliki
Kader kesehatan gigi dan mulut
5% 10% 15% 20% 25% Dinkes Kab./Kota
Puskesmas
2 Peningkatan Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS)
Pelaksanaan UKGS
Tahap III di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
% SD/MI yang
melaksanakan UKGS Tahap III
10% 20% 30% 40% 50% Puskesmas
3 Peningkatan Usaha Kesehatan
Gigi Masyarakat (UKGM)
Pelaksanaan UKGM di UKBM
% UKBM yang melaksanakan UKGMI
5% 10% 15% 20% 25% Puskesmas
40
Lampiran 2.
STRATEGI : Meningkatkan Aksesibilitas terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
RENCANA AKSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2015 - 2019
No Program Kegiatan Indikator
Keberhasilan
Target Pencapaian
Penanggung Jawab
2015
2016
2017
2018 2019
1 Tersedianya pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di
fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama
Pelayanan kesehatan gigi dan
mulut UKM dan UKP di Puskesmas
% Puskesmas dengan standar
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
25% 36% 46% 58% 70% Provinsi dan Kab./Kota
2 Optimalisasi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
lanjut dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di rumah sakit
% rumah sakit dengan standar
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
25% 31,3% 37,5% 43,8% 50% Provinsi dan Kab./Kota
41
Lampiran 3.
STRATEGI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
RENCANA AKSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2015 - 2019
No Program Kegiatan Indikator
Keberhasilan
Target Pencapaian
Penanggung Jawab
2015
2016
2017
2018 2019
1 Tersedianya sarana dan
prasarana sesuai standar
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
Pengadaan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang sesuai standar
% Puskesmas dengan sarana dan prasana
pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar
25% 36% 46% 58% 70% Provinsi dan Kab./Kota
2 Tersedianya tenaga
kesehatan gigi dan mulut
yang berkompeten dan
berbudaya kinerja
Menyiapkan dan mendistribusikan
tenaga kesehatan gigi dan mulut
% Puskesmas dengan tenaga kesehatan gigi
dan mulut sesuai standar
60% 65% 70% 75% 80% Provinsi dan Kab./Kota
42
No Program Kegiatan Indikator
Keberhasilan
Target Pencapaian
Penanggung Jawab
2015
2016
2017
2018 2019
3 Optimalisasi upaya
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di fasilitas
pelayanan kesehatan
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
gigi dan mulut sesuai standar
% Puskesmas dan Rumah Sakit dengan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar
25% 33,6% 41,7% 50,9% 60% Provinsi dan Kab./Kota
43
Lampiran 4.
STRATEGI : Meningkatkan peran serta stakeholders terkait pelayanan kesehatan gigi dan mulut
RENCANA AKSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TAHUN 2015 - 2019
No Program Kegiatan Indikator
Keberhasilan
Target Pencapaian
Penanggung Jawab
2015
2016
2017
2018 2019
1 Tersedianya dukungan
dan regulasi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
Menyusun kebijakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Adanya kebijakan baik
di pemerintah pusat maupun daerah dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Pusat,
Provinsi dan Kab./Kota
2 Sistem kolaborasi
peningkatan kompetensi
tenaga kesehatan gigi dan
mulut
Kerjasama dengan institusi pendidikan
dan profesi dalam peningkatan komptensi tenaga kesehatan gigi dan mulut
Jumlah kerjasama dengan institusi
pendidikan dan profesi dalam peningkatan komptensi tenaga kesehatan gigi dan
mulut
Pusat Provinsi
Kab./Kota Institusi Pendidikan Profesi
44
No Program Kegiatan Indikator
Keberhasilan
Target Pencapaian
Penanggung Jawab
2015
2016
2017
2018 2019
3 Terwujudnya kemitraan
yang berdaya guna tinggi
Kerjasama formal LP/LS dalam
meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
Adanya kerjasama formal LP/LS dalam
meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
Pusat, Provinsi dan
Kab./Kota LP/LS
4 Tersedianya dana
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang
proporsional untuk Upaya
Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan
(UKP)
Penyusunan RUK dan RPK pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
Adanya pembiayaan dari APBN dan APBD
untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut melalui program UKM dan UKP
Pusat Provinsi
Kab./Kota
45
Lampiran 5.
RENCANA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM MENDUKUNG
RENCANA AKSI NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT 2015-2019
NO STRATEGI KEGIATAN SASARAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatkan upaya
promotif dan preventif
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dengan
mendorong kemandirian
masyarakat
1. Penyusunan
NSPK
2. Sosialisasi dan
advokasi
3. Monev
DKI Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI Jakarta
Jabar, Banten
Jateng, Jatim
Lampung, Sumut
Sumsel, Sulsel
2 Meningkatkan
aksesibilitas terhadap
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang
berkualitas
1. Penyusunan
NSPK
2. Sosialisasi dan
advokasi
3. Monev
DKI Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI Jakarta
Jabar, Banten
Jateng, Jatim
Lampung, Sumut
Sumsel, Sulsel
46
NO STRATEGI KEGIATAN SASARAN
2015 2016 2017 2018 2019
3 Meningkatkan
kualitas pelayanan
kesehatan gigi dan
mulut
1. Penyusunan NSPK
2. Sosialisasi dan
advokasi
3. Peningkatan
Kemampuan Teknis
4. Monev
DKI Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI Jakarta
Jabar, Banten
Jateng, Jatim
Lampung, Sumut
Sumsel, Sulsel
4 Meningkatkan peran
serta pemangku
kepentingan
/stakeholders terkait
pelayanan kesehatan
gigi dan mulut
1. Penyusunan NSPK
2. Sosialisasi dan
advokasi
3. Monev
DKI
Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI
Jakarta
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Lampung
Sumut
Sumsel
Sulsel
DKI Jakarta
Jabar, Banten
Jateng, Jatim
Lampung, Sumut
Sumsel, Sulsel
47
Lampiran 6.
DASAR PEMIKIRAN PENCAPAIAN INDONESIA BEBAS KARIES 2015 - 2030
UKGS
UKGM
1. ANAK YG DILAKUKAN PENJARINGAN
2. PEMERIKSAAN ORAL HYGIENE (OHI-S)
1. ANAK YG DILAKUKAN PENJARINGAN
2. ANAK YG MENDAPAT PERAWATAN
3. PEMERIKSAAN ORAL HYGIENE (OHI-S)
PUSKESMAS
PELAYANAN KES. GILUT1. PELAYANAN RUJUKAN
DR UKGS & UKGM2. PELAYANAN GIGI UMUM
UKGS% SD. UKGS THP. III
UKGM% UKGM YG DIBINA
(POSYANDU & PAUD)
KLINIKDOKTER PRAKTEK
PROVINSI
% RS yang melaksanakanlayanan Kesgilut yang
memenuhi standar
% PUSKESMAS layananKesgilut yang memenuhi
standar
Peran Provinsi :(Pembiayaan, Binwas)
%Klinik/DP layanan Kesgilutyang memenuhi standar
KAB./KOTA
% RS yang melaksanakanlayanan Kesgilut yang
memenuhi standar
% PUSKESMAS layananKesgilut yang memenuhi
standar
Peran Kab Kota :(Pembiayaan, Binwas)
UKGS% Pusk yang melaksanakan
UKGS THP. III
UKGM% Puskesmas yang membinaUKGM (POSYANDU & PAUD)
%Klinik/DP layanan Kesgilutyang memenuhi standar
KEGIATAN PROGRAM
1. PENYULUHAN2. PENJARINGAN3. KUMUR-KUMUR
FLUOR4. SIKAT GIGI BERSAMA5. APLIKASI TOPIKAL
1. UKGS TAHAP 1,2,32. UKGS INOVATIF
a. DONUT IRENEb. FIT FOR SCHOOLc. SIGIBER UKGM
Keterangan : Keberhasilan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara nasional tergantung dari keberhasilan pencapaian indicator di tingkat UKBM,SD/MI, Puskesmas, Kab./Kota dan Provinsi.Kegiatan dan pendekatan program yang dilakukan diterapkan di masing-masing sasaran strategis
48
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan, Dit Bina Pelayanan Medik Dasar 2005 . Kebijakan
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga. Jakarta:
2. Departemen Kesehatan Dit Bina Pelayanan Medik Dasar 2007. Pedoman
Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga. Jakarta
3. Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2013, Rencana Aksi Kegiatan Badan Litbangkes, Jakarta
4. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor 2004,
Overview Proses Penyusunan Rencana Pengelolaan ( Management Plan)
dan Rencana Aksi ( Action Plan ), Bogor Didownload dari : http:/www.
Komitmenku.file.wordpress.com/…/200051122 tanggal 11 Agustus 2014
5. Rangkuti F, 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi abad 21.
PT Sun. Jakarta
6. Departemen Kesehatan, 2009, Undang- Undang Kesehatan No. 36, Jakarta
7. Departemen Kesehatan, 2008, Riset Kesehatan Dasar 2007, Balai Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta
8. Kemenkes RI, 2011, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010, Jakarta
9. Kemenkes RI, 2012, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011, Jakarta
10. Kemenkes RI, 2012, Laporan Akhir Riset Fasilitas Kesehatan di Puskesmas
2011, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta
11. Kemenkes RI, 2012, Laporan Akhir Riset Fasilitas Kesehatan di Rumah Sakit
2011, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta
12. Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Balai Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta
13. Kemenkes RI, 2012, Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut,
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Jakarta
14. Department of Health, Social Service and Public Safety, 2006, Primary Dental
Care Strategy, Belfast Nort Ireland
15. World Health Organization, 2013, Strategy for Oral Health in South-East Asia,
2013-2020, New Delhi.
49