BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa dimana seorang remaja mencari jati dirinya.
Masa remaja juga disebut masa emas (golden age). Namun, para remaja pada
masa perkem-bangan dihadapkan dengan berbagai masalah, baik eksternal
maupun internal. Ma-salah-masalah yang timbul pada masa remaja harus bisa di
pahami oleh seorang pen-didik, agar remaja tidak mengalami kemunduran mental.
Karena remaja yang tidak mendapatkan bimbingan pada masa remaja, Mereka
akan cenderung melakukan per-buatan-perbuatan yang melanggar norma-norma
kehidupan. Pemecahan masalah tersebut bisa di selesaikan dengan mengaitkan
masalah-masalah tersebut dengan pen-didikan, baik pendidikan formal ataupun
non-formal.
Dengan demikian, makalah ini ditulis agar kita bisa memahami dan
mengerti definisi dari masa remaja dan masalah-masalah yang dihadapinya serta
cara pemeca-hannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan masa remaja?
2. Apa saja perilaku dan pribadi remaja?
3. Apa saja masalah yang timbul pada masa remaja?
4. Apa implikasi masalah yang timbul pada remaja dengan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Memahami definisi masa remaja.
2. Menguraikan perilaku dan pribadi remaja.
3. Memberikan penjelasan tentang masalah yang timbul pada masa remaja.
4.Mengetahui implikasi masalah yang timbul pada masa remaja dengan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Remaja (adolescence)
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self
identity). Usaha pencarian identitas banyak dilakukan dengan menunjukkan
perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal
menemukan identitas di-rinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity
confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan
menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi
emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat
berdampak pada kehidupan pribadi maupun so-sialnya. Dia menjadi sering merasa
tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku
agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan
emosinya (Gunawan: 2000).
Masa Remaja juga lazim dikenal sebagai masa sturm and drang (angin dan
topan). Ia dihadapkan kepada sejumlah pertanyaan: Siapa sebenarnya aku ini?
Akan menjadi apa nanti? Apakah perananku sebagai anggota masyarakat? Apa
pekerjaanku? Akan menjadi bapak atau ibu macam siapa? Mengapa harus
beragama?. Individu yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan
bekal kepercayaan pada lingkungan, kemandirian, inisiatif, kepercayaan atas
kemampuan dan kecakapannya, maka ia akan mungkin mampu mengintegrasikan
seluruh unsuunsur kepribadiannya. Dengan kata lain, ia akan menemukan
identitas/jati dirinya. Sebaliknya, kalau tidak ia akan berada dalam kebingungan
dan kekacauan (confuision).
Lefrancois (2002: 130) menyatakan bahwa periode masa remaja itu kiranya
dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya
sampai datang awal masa dewasanya. Secara tentatif pula para ahli umumnya
sependapat bahwa rentangan masa remaja itu berlangsung dari sekitar 11-13 tahun
sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang.
Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan. Oleh karena itu,
mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan
kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai
keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu, ia
akan meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain.
B. Perilaku dan Pribadi Remaja
Laju proses perkembangan perilaku dan pribadi remaja dipengaruhi oleh
tiga faktor dominan ialah faktor bawaan (heredity), kematangan (maturation), dan
ling-kungan (environment): termasuk belajar dan latihan (training and learning).
Ketiga faktor dominan utama itu senantiasa bervariasi yang mungkin dapat
menguntungkan, menghambat atau membatasi lajunya proses perkembangan
tesebut.
Garis lintasan perpindahan dari awal sampai akhir masa remaja itu
tidakalah selalu berjalan secara lurus dan mulus, tetapi mungkin sebaliknya
berliku-liku yang bergantung atas variasi salah satu atau beberapa dari ketiga
factor dominan tersebut. Liku-liku perkembangan yang ekstrem merupakan
masalah yang tidak mudah diatasi, baik oleh individu yang bersangkutan ataupun
oleh masyarakat secara keseluruhan (Soekanto: 1985).
C. Masalah yang Timbul pada Masa Remaja
Singgih (1988) menyatakan bahwa Pada masa perkembangan, remaja
dihadapkan oleh berbagai masalah, diantaranya yaitu:
1. Perkembangan fisik dan psikomotorik
Masalah remaja yang muncul berkaitan dengan perkembangan fisik dan
psiko-motorik. Misalnya: matangnya organ reproduksi. Pada permasalahan ini,
remaja membutuhkan pemuasan biologis, kalau tidak terbimbing oleh norma-
norma tertentu dapat mendorong remaja melakukan masturbasi, homosexual, atau
mencoba hetero-sexual yang mungkin berakibat lebih jauh lagi berkembang
penyakit kelamin, disamping merupakan pelanggaran atas norma kesusilaan.
2. Perkembangan bahasa dan perilaku kognitif
Bagi individu-individu tertentu, mempelajari bahasa asing bukanlah
merupakan hal yang menyenangkan. Kelemahan dalam fonetik misalnya, juga
dapat menjadi bahan cemoohan, yang bukan mustahil berakibat sikap negatif
terhadap pelajaran dan guru bahasa asing yang bersangkutan, benci pelajarannya
dan juga terhadap gurunya.
3. Perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan
Dalam kehidupan remaja yang masih mempunyai kelabilan dalam berpikir,
remaja cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang justru bertentangan
dengan norma masyarakat atau agamanya, seperti mengisap ganja, mencuri.
4. Perkembangan perilaku afektif, konatif, dan kepribadian
Ketidakmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar
terintegrasikan dan sintesi fungsifungsi psikofisiknya, yang berlanjut akan sukar
pula mene-mukan identitas pribadinya. Ia akan hidup dalam suasana
adolescencetisme (remaja yang berkepanjangan) meskipun usianya sudah
menginjak dewasa.
Sugiyo (1995: 106) menegaskan bahwa problematik dalam diri kaum muda
sendiri umumnya berpangkal pada penampilan psikis dan fisik mereka yang masih
serba labil dan terbuka pada pengaruh luar yang diserap lewat media komunikasi
pergaulan, misalnya kenaifan seksualitas, upaya aktualisasi diri yang kurang
mendapat tanggapan dan pengakuan, konflik sekitar kebebasan, kurang menyadari
potensi dan mengenal diri, rasa rendah diri, kurang atau tak adanya kesempatan
mengenyam pen-didikan bagi sebagian kaum muda pedesaan dan mereka yang
"tak punya", juga pengaruh dari perkawinan dini, kurangnya kesadaran dan upaya
mengubah sistem adat yang menghambat perkembangan pribadi, kesulitan sekitar
perumahan, lingkungan belajar, dan pergaulan bagi mereka yang datang dari desa
ke kota besar. Semuanya itu mengakibatkan kaum muda menjadi gelisah,
bingung, tidak pasti, dan masa depan suram.
D. Implikasi Masalah Remaja dengan Pendidikan
Conger (dalam Abin, 1975: 11) menegaskan bahwa pemahaman dan
pemecahan masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara
interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan
pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling efektif dan
strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para pendidik,
khususnya para guru, banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
Diantara usaha-usaha pembinaan yang perlu di perhatikan, sekurang-
kurang-nya untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang
timbul pada masa remaja, dalam rangka kegiatan pendidikan yang dapat
dilakukan para pendidik umumnya dan para guru khususnya:
1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus
bagi siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran
anatomi, fisi-ologi dan pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para
guru yang dapat me-nyelenggarakan penjelasannya dengan penuh dignity.
Tujuan dari usaha tersebut ada-lah untuk memahami dan mengurangi masalah-
masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan
psikomotorik remaja.
2. Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi
secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat
khusus (aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa
yang bersang-kutan. Terutama pada masa penjurusan atau pemilihan dan
penentuan program studi. Upaya tersebut bertujuan untuk memahami dan
mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkem-
bangan bahasa dan perilaku kognitif.
3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah
dengan sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan
menyela-raskan system nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap
siswa remaja serta sikap dan tindakan perlakuan layanan yang diberikan dalam
pembinaannya. Tu-juannya adalah untuk memahami dan mengurangi masalah-
masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan perilaku social,
moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan,
4. Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-
masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi
konatif, afektif dan kepribadian, seyogyanya seorang guru memberikan tugas-
tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang,
memilih dan mengambil ke-putusan /tindakan yang tepat akan sangat
menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa perkembangan remaja ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan
segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan. Mereka
bersemangat untuk meraih keberhasilan. Karena itu, Mereka berlomba dan
bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.
Laju proses perkembangan perilaku dan pribadi remaja dipengaruhi oleh
tiga faktor dominan ialah faktor bawaan (heredity), kematangan (maturation), dan
ling-kungan (environment) termasuk belajar dan latihan (training and learning).
Ketiga faktor dominan utama itu senantiasa bervariasi yang mungkin dapat
menguntungkan atau menghambat atau membatasi lajunya proses perkembangan
tesebut.
B. Saran
Pada masa perkembangannya, remaja dihadapkan dengan berbagai
masalah. Untuk itu seorang pendidik harus mengerti dan memahami setiap
perubahan perilaku remaja dan membimbingnya dengan cara yang strategis
efektif. Seorang guru juga harus menguasai setiap materi yang akan disampaikan
kepada muridnya, dengan de-mikian akan terjalin komunikasi yang baik antara
guru dan murid, sehingga seorang murid akan merasa enjoy dalam setiap proses
belajar.
Daftar Rujukan
Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan. (hlm. 137-140). Bandung:
Remaja Rosdakarya
Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi tentang
Berbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Lefrancois, G.R. Psychology for Teaching. dalam Abin S.M. 2002.
Psikologi Pendidikan. (hlm. 130). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Singgih, Gunarsa. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulya.
Sugiyo, Teha. 1995. Keluarga sebagai Sekolah Cinta. (http:www.sabda.com,
diakses 10 Desember 2009).
Soekanto. 1985. Perubahan Sosial. (http:www.masngudin.co.id, diakses 28
November 2009).
Top Related