Etiologi Gagal Ginjal Kronik
Etiologi1. Glomerulonefritis
Primer Sekunder
2. Penyakit ginjal herediter3. Hipertensi esensial4. Uropati Obstruktif5. Infeksi saluran kemih dan ginjal (pielonefritis)6. Nefritis Interstisial
Patogenesis
1. Toksin Azotemia
Toksin azotemia menurut para ahli merupakan suatu substansi atau zat normal dan dapat
dikeluarkan atau diekskresikan melalui ginjal, ketika terdapat penurunan Laju Filtrasi
Glomerolus (LFG) maka terjadi retensi dari toksin azotemia. Macam-macam substansi yang
pernah dilaporkan terakumulasi pada pasien azotemia adalah urea, kreatinin, asam urat, indikan,
beberapa asam amino, polipeptida, asam hipurat, konjugasi tri-karbosiklik, asam fenolik, asam
indolik, guanidine base, asetoin dan 2 : 3 butyleneglikol
Main molecules involved in uremic toxicity
MW (d) Deleterious effectLow MW molecules
MyoinositolPurines (xantines)OxalateDimethylarginine
Middle MW moleculesPeptidesParathormoneβ-2 microglobulin
Small molecules with “middle molecule” behavior
Methylguanide
180152126202
Variable9,42411,818
73
Neurotoxicity↓ calcitrol synthesis, anorexiaTissue deposition of calcium↓ nitric oxide synthesis
Impaired monocyte function↑ intracellular calciumβ2-mamyloidosis
anorexia, vomiting
Guuanidinosuccinic acidIndoxyl sulfateHippric acidPolyamines (spermine)Phenols and indolesCarboxymethylpropylfuranpropionic acid
(CMPF)ChloraminesHomocysteine
17525117920294
240Variable
135
↓ platelet aggregability↓ drug protein binding↓ drug protein inding↓ erythropoiesis↓ activity of PMN and platelets
↓ drug protein bindingHemolysisatherogenesis
2. Trade – off hypothesis (intac nephron hypothesis)
Pada gagal ginjal kronik, fungsi ginjal akan diambil oleh nefron-nefron yang masih utuh ( intac),
pada neftron-nefron tersebut terdapat kenaikan konsentrasi dari zat-zat terlarut misalnya urea
sehingga terjadi diuresis osmotik yang menyebabkan volume urine meningkat, hal ini bertujuan
untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh (homeostasis)
Salah satu contoh dari hipotesis ini, Garam natrium sebanyak 120 mEq per hari diberikan pada
pasien dengan LFG masih normal, ternyata hanya 0,5% filtrat natrium Na+ yang diekskresikan,
sebaliknya pada pasien azotemia dengan LFG = 2 ml per menit diberikan garam natrium 120
mEq per hari kira-kira 30% filtrat natrium yang harus diekskresikan untuk mempertahankan
keseimbangan Na+ di dalam tubuh
Kenaikan konsentrasi hormon paratiroid dapat diterangkan dengan hipotesis ini, kerusakan
sejumlah nefron pada tingkat awal atau dini sudah terdapat penurunan ekskresi fosfat yang
diikuti kenaikan konsentrasi fosfor serum, peningkatan konsentrasi fosfor serum akan
menyebabkan penurunkan konsentrasi serum kalsium yang akan merangsang kelenjar hormon
paratiroid. Aktifitas kelenjar paratiroid yang meningkat akan disertai penurunan reabsorbsi fosfor
pada tubulus ginjal yang menyebabkan kenaikan ekskresi fosfor sehingga konsentrasi fosfor
serum akan mendekati normal. Bila nefron-nefron yang mengalami destruksi makin meningkat,
diperlukan kenaikan konsentrasi hormon paratiroid untuk mempertahankan konsentrasi fosfor
serum, hal ini menimbulkan konsekuensi hiperparatiroidisme.
Gangguan enzimatik dan hormon juga menimbulkan beberapa kesulitan selama mengelola
pasien azotemia, misal resisten terhadap efek atau pengaruh vitamin D. Sel-sel tubulus proximal
memegang peranan penting dalam proses hidroksilase dari vitamin D menjadi 1,25 di–
hidrokolekasiferol. Kerusakan sejumlah nefron dapat menimbulkan beberapa gangguan absorbsi
kalsium dari usus sehingga kemampuan ginjal menurun untuk mengubah 25–
hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25 di-hidrokolekalsiferol.
Aktifitas renin plasma mungkin meningkat pada stadium terminal, hal ini menyebabkan
pembentukan angiotensin II yang menyebabkan kenaikan tekanan darah arteri (hipertensi) dan
Growth factor.
Kelainan metabolisme pada gagal ginjal
1. Metabolisme hidrat arangPseudo diabetes mellitus
2. Metabolisme lemakHipertrigliseridemia
3. Metabolisme protein4. Metabolisme asam urat
Hiperurikemia5. Metabolisme elektrolit
Deplesi natrium dan airHiper/hipokalemiaAsidosisOsteodistrofi ginjalHiperfosfatemiaHipermagnesemia