8/10/2019 Referat Hipersomnia
1/12
1
REFERAT HIPERSOMNIA
I. PENDAHULUAN
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang
tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau
rangsangan lainnya.1
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering
ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur
dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin,
berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling
sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang
berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur
biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja,
mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.
Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan
2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang
yang tidurnya cukup.2
Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun
semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan.
Di dalam praktek sehari-hari, kecendrungan untuk mempergunakan obat
hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab yang mendasari
penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat
penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa
gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada
tahun-tahun yang akan datang.2
Berdasarkan Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders
edisi ke empat (DSM-IV), gangguan tidur atau sleep disorder adalah
masalah tidur yang menyebabkan stres pribadi yang signifikan atau hendaya
sosial, pekerjaan atau peran lain.3
8/10/2019 Referat Hipersomnia
2/12
2
II. FISIOLOGI TIDUR
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan
jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau
berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Semua makhluk hidup mempunyai
irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam.
Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian.
Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior
hypothalamus. Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan
sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata
yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang
menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral
medulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.2
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:2
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4
stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase
NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam.
Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari,
kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-
7,5 jam/hari pada orang dewasa.2
Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:
1.
Tidur stadium Satu.
Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini
didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak
gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5
menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri
dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta
8/10/2019 Referat Hipersomnia
3/12
3
dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang
sleep spindle dan kompleks K.2
2. Tidur stadium dua
Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot
masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran
EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang
sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K.2
3. Tidur stadium tiga
Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG
terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta
tampak gelombang sleep spindle.2
4. Tidur stadium empat
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran
EEG didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang
sleep spindle.2
Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai
100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu REM jam
pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan
panjang saat menjelang pagi atau bangun. Pola tidur REM ditandai adanya
gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila
dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan mimpinya,
denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot
menunjukkan relaksasi yang dalam.2
Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti
periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur.
Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase REM tanpa melalui
stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi total
tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel
otak, kemudian akan masuk keperiode awal tidur yang didahului oleh fase
NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan distribusi fase tidur
sebagai berikut:2
8/10/2019 Referat Hipersomnia
4/12
4
NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%; stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%;
stadium 4 : 13%
REM; 25 %.
Gambar 1. Grafik yang menggambarkan fase tidur
Gambar 2. Gambaran gelombang otak EEG pada orang yang sedang tidur
III. KLASIFIKASI GANGGUAN TIDUR
MenurutDiagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders edisi
ke empat (DSM-IV) mengklasifikasikan gangguan tidur berdasarkankriteria
8/10/2019 Referat Hipersomnia
5/12
5
diagnostik klinik dan perkiraan etiologi. Tigakategori utama gangguan tidur
dalam DSM-IVadalah:3
1. Gangguan tidur primer
Gangguan tidur primer terdiri atas dissomnia dan parasomnia.Dissomnia
adalah suatu kelompok gangguan tidur yang heterogen termasuk :
a. Insomnia primer,
b. Hipersomnia primer,
c.Narkolepsi,
d. Gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, dan
e.
Gangguan tidur irama sirkadian.
Parasomnia adalah suatu kelompok gangguan tidur termasuk :
b. Gangguan mimpi menakutkan (nightmare disorder),
c.
Gangguan teror tidur, dan
d. Gangguan tidur berjalan.
2. Gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan mental lain, dan
3.
Gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidur akibat kondisi medis
umum atau yang disebabkan oleh zat.
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III
(PPDGJ III), gangguan tidur secara garis besar dibagi dua, yaitu dissomnia
dan parasomnia.4 Sedangkan klasifikasi gangguan tidur menurut
Internasional Classification of Sleep Disorders adalah:
1.
Dissomnia adalah kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan utama
pada jumlah, kualitas atau waktu tidur akibat kausa emosional, yaitu
insomnia, hypersomnia dan gangguan jadwal tidur.4
a.
Gangguan tidur intrisik
Narkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah,
obstruksi saluran nafas, hipoventilasi, post traumatik kepala, tidur
berlebihan hipersomnia), idiopatik.5
b.Gangguan tidur ekstrisik
Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik,
ketergantungan alkohol, obat hipnotik atau stimulant.5
8/10/2019 Referat Hipersomnia
6/12
6
c.
Gangguan tidur irama sirkadian
Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat
tidur, sindroma fase tidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur,
tidak tidurselama 24 jam.5
2. Parasomnia adalah peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur,
pada masa kanak-kanak hal ini ada hubungannya terutama dengan
perkembangan anak, sedangkan pada orang dewasa predominan adalah
psikogenik, yaitu somnabulisme, terror tidur dan mimpi buruk.4
a.Gangguan aurosal
Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional.5
b.Gangguan antara bangun-tidur
Gerak tiba-tiba, tidur berbicara,kram kaki, gangguan gerak berirama.5
c.
Berhubungan dengan fase REM
Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus
arrest.5
d.
Parasomnia lain-lainnya
Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan,
distonia parosismal.5
3.
Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan/psikiatri.5
a.Gangguan mental
Psikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol
b.
Berhubungan dengan kondisi kesehatan
Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis),
epilepsi, status epilepsi, nyeri kepala, post traumatik kepala, stroke.
4.
Gangguan tidur yang tidak terklasifikasi
IV. EPIDEMIOLOGI
Dalam sebuah penelitian menunjukkan gangguan tidur sangat sering
terjadi. Sebanyak 10 orang 132 dilibatkan dalam survei ini. Prevalensi
masalah tidur adalah 56% di Amerika Serikat, 31% di Eropa Barat dan 23%
di Jepang. Kebanyakan individu dengan masalah tidur dianggap ini
8/10/2019 Referat Hipersomnia
7/12
7
berdampak pada fungsi mereka sehari-hari, dengan kehidupan keluarga
yang paling terpengaruh dalam sampel Eropa Barat, kegiatan pribadi dalam
sampel AS dan kegiatan profesional dalam sampel Jepang. Hampir setengah
dari individu dengan masalah tidur tidak pernah mengambil langkah apapun
untuk mengatasi mereka, dan mayoritas responden tidak berbicara dengan
dokter tentang masalah mereka. Dari orang-orang yang telah berkonsultasi
dokter, resep obat telah diberikan kepada sekitar 50% di Eropa Barat dan
Amerika Serikat dan 90% di Jepang.6
Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa
kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami
kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius.2
Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung meningkat, hal ini
juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan
Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita
gangguan tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan
psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol.2
V. GAMBARAN KLINIS DAN DIAGNOSIS HIPERSOMNIA
Berdasarkan buku PPDGJ-III, terdapat klasifikasi Hipersomnia Non-
organik, sedangkan berdasarkan Diagnostic And Statictical Manual of
Mental Disorders edisi ke empat (DSM-IV) terdapat hypersomnia primer.3,4
a.
Hipersomnia Non-organik4
1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti :
a.
Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya
serangan tidur/sleep attacks (tidak disebabkan oleh jumlah tidur
yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai
bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness)
b. Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau
berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam
sosial dan pekerjaan
8/10/2019 Referat Hipersomnia
8/12
8
c.
Tidak ada gejala tambahan narcolepsy (catapelxy, sleep
paralysis, hypnagonic hallucination) atau bukti klinis untuk
sleep apnoe (nocturnal breath cessatin, typical intermittent
snoring sounds,etc)
d. Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan
gejala rasa kantuk pada sang hari.
2. Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan
jiwa lain, misalnya gangguan afektif, maka diagnosis harus sesuai
dengan gangguan yang mendasarinya. Diagnosis hiersomnia
psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakan keluhan
yang dominan dari penderitaan dengan gangguan jiwa lainnya,
b. Hipersomnia Primer adalah rasa kantuk yang berlebihan selama
minimal 1 bulan sebagaimana dibuktikan baik oleh episode tidur
berkepanjangan atau dengan episode tidur siang hari terjadi hampir
setiap hari, dengan kriteria diagnosis:3
1.
Keluhan yang menonjol adalah mengantuk berlebihan di siang hari
selama sekurangnya satu bulan (atau lebih singkat jika rekuren)
seperti yang ditunjukkan oleh episode tidur yang memanjang atau
episode tidur siang hari yang terjadi hampir setiap hari.
2. Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lain.
3. Mengantuk berlebihan di siang hari yang tidak dapat diterangkan
oleh Insomnia dan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
gangguan tidur lain (misalnya, narkolepsi, gangguan tidur
berhubungan pernafasan, gangguan tidur irama sirkadian, atau
parasomnia) dan tidak dapat diterangkan oleh jumlah tidur yang
tidak adekuat.
4. Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan
lain.
8/10/2019 Referat Hipersomnia
9/12
9
5.
Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi
medis umum.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Membedakan hypersomnia dari narkolepsi adalah hal yang
esensial. Pada narkolepsi biasanya terdapat satu atau beberapa gejala
tambahan seperti katapleksi, paralisis nocturnal, dan halusinasi hipnagogik;
serangan kantuk yang tidak tertahankan dan lebih menyegarkan; dan tidur
malam yang lebih singkat serta terputus-putus yang berlawanan, adalah
serangan kantuk pada siang hari pada hypersomnia yang biasanya
serangannya lebih jarang dalam sehari, walaupun setiap serangan
berlangsung lebih lama; pasien sering dapat mencegah terjadinya keadaan
ini; tidur malam biasanya memanjang, da nada kesulitan mencapai keadaan
siaga sempurna saat terbangun dari tidur.4
Hal yang penting adalah membedakan hypersomnia nonorganic
dari hypersomnia yang berhubungan dengan apne waktu tidur dan
hipersomia organic lainnya. Ada tambahan gejala tidur siang yang
berlebihan, kebanyakan pasien dengan apne waktu tidur mempunyai riwayat
terhentinya napas pada malam hari, suara mendengkur yang khas secara
intermitten, obesitas, hipertensi, impotensi, hendaya kognitif, hipermotilitas
malam hari, berkeringat banyak, sakit kepala pada pagi hari dan
inkoordinasi.4
VII. PENATALAKSANAAN
1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:3
Untuk mencari penyebab dasarnya danpengobatan yang adekuat
Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik
Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh
penggunaan obat hipnotik,alkohol, gangguan mental
Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek
8/10/2019 Referat Hipersomnia
10/12
10
2.
Konseling dan Psikotherapi3
Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri
seperti (depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan
psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan
tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik.
3. Sleep hygiene terdiri dari:3
Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan
Hindari tidur pada siang hari/sambilan
Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari
Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan
Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur
Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut
kosong
Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)
Hindari rasa cemas atau frustasi
Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak4. Pendekatan farmakologi
Sekarang tidak ada terapi khusus yang tersedia untuk hipersomnia.
Pengobatan yang biasa diresepkan untuk hipersomnia adalah golongan
yang bersifat stimulant SSP seperti:7
a. Amfetamin
b. Metilfenidat
c. Modafinil
d. Armodafinil
Sayangnya pasien dengan hipersomnia tidak terlalu berespon
terhadap pengobatan tersebut. Peningkatan dosis seringkali dibutuhkan
dan biasanya hal ini mengakibatkan timbulnya efek samping daripada efek
primernya.7
Penelitian terkini yang dilakukan oleh Emory University
beranggapan bahwa rasa kantuk pada pasien dengan hipersomnia mungkin
disebabkan oleh hipersensitivitas asam amino yang dikenal dengan GABA
8/10/2019 Referat Hipersomnia
11/12
11
pada otak. Para peneliti tersebut beranggapan pasien dengan hipersomnia
terjadi hipersensitivitas pada GABA dan mereka juga menemukan hal
yang serupa (hipersensitivitas GABA) pada pasien yang telah didiagnosis
dengan gangguan tidur seperti narkolepsi tanpa katapleksi. Hal ini
menyatakan bahwa hipersomnia dan narkolepsi tanpa katapleksi mungkin
adalah gangguan yang sama, hanya saja dalam spektrum yang berbeda.7
Penemuan ini membuka beberapa kemungkinan baru terhadap
pengobatan pada pasien dengan hipersomnia. Selain menggunakan
pengobatan yang menstimulasi otak untuk terjaga yang cara kerjanya
menurunkan hipersensitivitas GABA, pengobatan lain adalah Flumazenil
yang merupakan antagonis benzodiazepin.7
8/10/2019 Referat Hipersomnia
12/12
12
DAFTAR PUSTAKA
1.
Guyton, Hall.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 15 ed. Jakarta: EGC; 1996.
2. Japari I. Gangguan Tidur. USU Digital Library. 2002:1-4.
3. Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorders. 4 ed. Washington:
American Psychiatric Association; 1994:551-62.
4. WHO. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III. 1 ed. Jakarta: Depkes RI; 1993:235-41
5.
The International Classification of Sleep Disorders, Revised. USA:
American Academy of Sleep Medicine; 2001:19.
6. Leger D, Poursain B, Neubauer D, Uchiyama M.An International Survey
of Sleeping Problems in The General Population. Medical Research and
Opinion. 2008;24(1):307.
7. Idiopathic Hypersomnia. Living With Hypersomnia. 2013:1-2