LAPORAN KASUS: SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)
REFERAT: GANGGUAN TRANS (F44.3)
Oleh:Andi Fatmawati Mahir (110 209 0121)
Bagian Ilmu Kedokteran JiwaUniversitas Muslim Indonesia
Pembimbingdr. Misleny Natsir
Supervisor :DR. dr. H.M. Faisal Idrus, SpKJ (K)
LAPORAN KASUS: SKIZOFRENIA PARANOID
(F20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 29 tahun (11 Desember 1984) Status Perkawinan : Belum menikah Suku : Bugis Agama : Islam Warga negara : Indonesia Pendidikan : SMP Alamat : Jl. Mangasa Kab. Sinjai Dikirim oleh : RSUD. Sinjai Tanggal masuk RS : 11 April 2013
IKHTISAR TEMUAN BERMAKNA Seorang laki-laki, 29 tahun dibawa ke RSKD untuk
pertama kali dengan keluhan mengamuk. Hal ini dialami sejak ± 8 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien sering mengancam orang-orang dengan badik, mengagetkan orang, dan melempari batu rumah pamannya dengan batu tanpa alasan yang jelas sehingga pasien dipukuli oleh pamannya. Pasien juga sulit tidur dan selalu keluar rumah tanpa tujuan. Pasien juga melihat bayangan perempuan, laki-laki dan orang tua. Pasien juga sering mengaku kalau dirinya mampu mengobati penyakit apapun hanya dengan meniupkan doa-doa melalui telinga orang yang sakit.
Perubahan prilaku pasien dimulai ± 7 tahun yang lalu, setelah kembali dari Malaysia. Pasien kembali ke Indonesia dengan perubahan perilaku menjadi sering berbisik dan ketawa sendiri serta sulit tidur. Pasien bekerja sebagai tukang batu saat di Malaysia. Semenjak mengalami perubahan perilaku, pasien tidak pernah konsultasi ke dokter, namun pernah minum obat yang diberikan oleh perawat yang merupakan tetangga pasien. Obat tersebut tidak diketahui nama dan jenisnya oleh keluarga pasien dan keluhan pasien sedikit berkurang.
Dari hasil pemeriksaan fisis interna dan neurologi tidak ditemukan kelainan. Sedangkan pada pemeriksaan status mental, tampak seorang laki-laki, kesadaran berubah, aktivitas motorik gelisah, pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa dan kooperatif. Mood sulit dinilai, afek terbatas, empati tidak dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan tidak sesuai, daya konstentrasi cukup, orientasi baik, daya ingat baik, pikiran abstrak terganggu, bakat kreatif tidak ada, kemampuan menolong diri sendiri terganggu. Gangguan persepsi berupa halusinasi visual (+) melihat orang tua, perempuan dan laki-laki dan halusinasi auditorik (+) mendengar
suara-suara yang memberikan perintah pada dirinya untuk mengamuk. Arus pikiran produktivitas cukup, kontinuitas relevan, hendaya berbahasa tidak ada. Gangguan isi pikir berupa waham kejar (+) pasien dikejar tetapi tidak mengetahuinya, waham kebesaran (+) pasien dapat menyembuhkan orang, dan waham curiga (+) pasien merasa keluarga omnya ingin mencelakainya, pengendalian implus terganggu, daya nilai terganggu, tilikan 3 dan dapat dipercaya.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis ISkizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis IICiri kepribadian dissosial
Aksis IIITidak ada diagnosa
Aksis IVFaktor stressor psikososial tidak jelas
Aksis VGAF scale 50-41
DAFTAR MASALAH
Organobiologik : tidak ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan klinis yang bermakna dari status interna dan neurologi, kemungkinan terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien memerlukan farmakoterapi
Psikologik : ditemukan adanya hendaya dalam menilai realita berupa waham kebesaran, waham kejar serta terdapat halusinasi visual dan auditorik sehingga pasien memerlukan psikofarmakoterpi dan psikoterapi
Sosiologi : ditemukan hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga pasien membutuhkan sosioterapi
PROGNOSIS
Dubia ad malam Faktor pendukung
Subtipe paranoid Gejala positif yang menonjol
Faktor penghambat Riwayat pre morbid sosial yang buruk Usia muda Sosial ekonomi rendah
RENCANA TERAPI
Psikofarmako : haloperidol 1,5 mg 3x1 Psikoterapi suportif Sosioterapi
FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi yang dapat diberikan dan kemungkinan muncul efek sampingnya dari terapi yang diberikan.
REFERAT: GANGGUAN TRANS (F44.3)
PENDAHULUAN
Gangguan Disosiatif terdiri dari: Amnesia disosiatif Fugue disosiatif Gangguan identitas disosiatif Gangguan depersonalisasi Gangguan disosiatif yang tidak
tergolongkan
DEFINISI
Trans (“trance”) yaitu kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungannya yang biasanya mulai dengan mendadak; mungkin terjadi imobilitas dan roman mukanya kelihatan seperti bengong.
Menurut American Psychiatric Association mendefinisikan gangguan trans disosiatif dalan DSM-IV-TR sebagai keadaan kesadaran yang berubah sementara yang dilihat melalui identitas atau kepribadian yang terlihat pada orang atau trans “kesurupan” yang menggantikan kepribadian seseorang dengan rasa semangat, dewa, listrik atau orang lain
EPIDEMIOLOGI
Lebih banyak ditemukan di negara-negara industri kedua dan ketiga
Biasanya dianggap sebagai fenomena budaya yang terikat
Telah dilaporkan di Hongkong, Singapura, Malaysia, India, Sri Langka, Jepang dan Haiti
Lazim terjadi di Indonesia termasuk Bali.
ETIOLOGI
Tekanan sosial dan mental yang masuk ke dalam alam bawah sadar.
Fenomena disosiatif terkait dengan kemampuan seseorang untuk dihipnosis.
GEJALA KLINIS
Orang itu merasa bahwa di dalam dirinya ada kekuatan lain berdiri disamping “aku”-nya dan yang dapat menguasainya. Kesadaran tidak menurun
Ia mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain, binatang atau benda.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis atau trans menurut PPDGJ III (F44.3 gangguan trans dan kesurupan) : Gangguan ini menunjukkan adanya
kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya; dalam beberapa kejadian, individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat atau “kekuatan lain”
Hanya gangguan trans yang “involunter” (diluar kemauan individu) dan bukan merupakan aktivitas yang biasa, dan bukan merupakan kegiatan keagamaan ataupun budaya, yang boleh dimasukkan dalam pengertian ini.
Tidak ada penyebab organik (misalnya, epilepsi lobus temporalis, cedera kepala, intoksikasi zat psikoaktif) dan bukan bagian dari gangguan jiwa tertentu (misalnya, skizofrenia, gangguan kepribadian multipel).
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Gejala kesurupan Gangguan mental yang mungkin
Kepribadian asing Gangguan kepribadian ganda
Mengucapkan kata-kata kotor, menghujat
Sindrom gilles de la Tourette
Percaya diri Gangguan jiwa, misalnya skizofrenia, gangguan delusi
Kesadaran berkabut Berjalan dalam tidur
PENATALAKSANAAN
Konseling dan psikoterapi Farmakoterapi
Biasanya pengobatan psikotik ini mirip dengan Skizofrenia dan oleh karena itu dapat digunakan beberapa obat : Antipsikotik (typical) Antipsikotik (atypical)
KESIMPULAN
Sindrom ini menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya; dalam beberapa kejadian individu berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat atau ‘kekuatan lain’
DSM-IV-TR dan PPDGJ-III memasukkan trans dan kesurupan yang involunter (diluar kemauan individu), bukan merupakan kegaiatan keagamaan ataupun budaya.