Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
REFERAT
“ Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia”
Pembimbing :
Dr. K. Maria Poluan, SpKJ
Disusun Oleh :
1. Mulani Setyaningrum 0920221178
2. Suci Lucyana 0920221179
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RSPAD GATOT SUBROTO
JAKARTA
2011
FK UPN Veteran Jakarta 1
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan referat yang
berjudul “Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia”. Referat ini kami susun
untuk menambah ilmu pengetahuan yang kami miliki dan untuk melengkapi tugas
di Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di RSPAD Gatot Soebroto.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
referat ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun
format referat ini, oleh karea itu, kami menerima kritik dan saran dengan tangan
terbuka terhadap referat yang kami buat ini.
Jakarta, 4 November 2011
FK UPN Veteran Jakarta 2
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Skizofrenia menurut Eugen Bleuler merupakan istilah yang menandakan
adanya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan perilaku pada pasien yang
terkena. Meyer berpendapat bahwa skizofrenia dan gangguan mental lainnya
adalah reaksi terhadap berbagai stress kehidupan, yang dinamakan sindrom suatu
reaksi skizofrenik.1
Skizofrenia adalah penyakit mental yang diderita oleh 7/1.000 dari populasi
orang dewasa, terutama kelompok usia 15-35 tahun. Insidensi ini meskipun
rendah namun prevalensinya tinggi karena sifatnya yang kronik.2 Prevalensi
skizofrenia sekitar 1% di seluruh dunia. 10 % orang dengan skizofrenia memiliki
risiko untuk bunuh diri. Kematian juga meningkat karena penyakit medis, gaya
hidup yang tidak sehat, efek samping obat dan sedikitnya perawatan terhadap
kesehatan.3
Lebih dari 50 % pasien skizofrenia tidak menerima perawatan yang tepat.
90% pasien skizofrenia di negara berkembang tidak diobati. Pengobatan efektif
dari skizofrenia yang kronis sekitar 2 dollar per bulan dimana semakin cepat
pengobatan dimulai akan lebih efektif. Akan tetapi kebanyakkan dari penderita
skizofrenia tidak mendapatkan pengobatan tersebut yang dapat berkontibusi baik
terhadap penyakitnya.2 Di Indonesia sendiri penderita skizofrenia dikucilkan oleh
lingkungan hingga menjadi tuna wisma bahkan hidup dalam pemasungan
dikarenakan keterbatasan akses masyarakat terhadap informasi dan layanan
kesehatan jiwa. Dari 9000 Puskesmas di Indonesia hanya 70 puskesmas yang
mampu melayani penderita gangguan kejiwaan.4
FK UPN Veteran Jakarta 3
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
B. TUJUAN
Tujuan penulisan refrat ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan
psikopatologi skizofrenia sehingga dapat membantu dalam penegakan diagnosis
yang tepat sehingga dapat diterapi secara adekuat.
FK UPN Veteran Jakarta 4
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
“deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetik, fisik, sosial dan budaya.5
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pemikiran dan persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar
(inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear
conciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun
kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.5
B. Faktor Penyebab
Hingga sekarang belum ditemukan penyebab (etilogi) yang pasti mengapa
seseorang menderita skizofrenia, padahal orang lain tidak. Ternyata dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan tidak ditemukan faktor tunggal.6
Untuk mengetahui penyebab yang asli dan yang bukan perlu diketahui dua istilah:
1. Sebab yang memberikan predisposisi adalah faktor yang menyebabkan
seseorang menjadi rentan atau peka terhadap suatu gangguan jiwa
(genetik, fisik atau latar belakang keluarga atau sosial).
2. Sebab yang menimbulkan langsung atau pencetus adalah faktor traumatis
langsung menyebabkan gangguan jiwa (kehilangan harta pekerjaan atau
kematian, cedera berat, perceraian dan lain-lain).
Umumnya sebab-sebab gangguan jiwa dibedakan atas :
1. Sebab biologik
2. Sebab psikologik
3. Sebab sosiogenik
4. Metode Diatesis-Stress
FK UPN Veteran Jakarta 5
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada
ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :
Faktor biologi
1. Keturunan
Menurut Cloninger, 1989 gangguan jiwa, terutama gangguan
persepsi sensori dan gangguan psikotik lainnya erat sekali penyebabnya
dengan faktor genetik termasuk di dalamnya saudara kembar, atau anak
hasil adopsi. Individu yang memiliki anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding dengan
orang yang tidak memiliki faktor herediter. Individu yang memiliki
hubungan sebagai ayah, ibu, saudara atau anak dari klien yang mengalami
gangguan jiwa memiliki kecenderungan 10 %, sedangkan keponakan atau
cucu kejadiannya 2-4 %. Individu yang memiliki hubungan sebagai
kembar identik dengan klien yang mengalami gangguan jiwa memiliki
kecenderungan 46-48 %, sedangkan kembar dizygot memiliki
kecenderungan 14-17 %. Faktor genetik tersebut sangat ditunjang dengan
pola asuh yang diwariskan sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh
anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.5,7
2. Neurobiologikal
Menurut Konsep Neurobiologikal gangguan jiwa sangat berkaitan
dengan keadaan struktur otak sebagai berikut abnormalitas sruktur dari
otak atau aktivitas di lokasi spesifik dapat menyebabkan atau berkontribusi
dalam gangguan jiwa. Sebagai contoh masalah komunikasi adalah salah
satu bagian dari disfungsi secara luas. Hal ini juga diketahui
bahwa hubungan antara nukleus yang mengontrol kognitif, perilaku, dan
emosi terutama terlibat dalam gangguan psikiatrik :1,5
a. Serebral korteks, yang sangat penting dalam membuat keputusan
dan berpikir tingkat tinggi, seperti pemikiran abstrak.
b. Sistem limbik, yang terlibat dalam mengatur perilaku
emosional, memori, dan pembelajaran.
c. Basal ganglia, yang menkoordinasi gerakan.
FK UPN Veteran Jakarta 6
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
d. Hipotalamus, meregulasi hormon di tubuh sepeti kebutuhan makan,
minum dan seks.
e. Locus ceruleus, yang membuat sel saraf dapat meregulasi tidur dan
terlibat dalam perilaku dan mood.
f. Substantia nigra, sel yang memproduksi dopamin dan terlibat dalam
mengontrol pergerakkan yang kompleks, berfikir dan respon emosi.
Gambar 1. Area otak yang terlibat pada skizofrenia
Sumber : www.smithwebdesign.com/schizophrenia
Menurut Candel, pada klien yang mengalami gangguan jiwa dengan
gejala takut serta paranoid (curiga) memiliki lesi pada daerah amigdala
sedangkan pada klien Skizofrenia yang memiliki lesi pada area wernick’s
dan area broca biasanya disertai dengan afasia serta disorganisasi dalam
proses berbicara (Word salad).6
Sebagai contoh, satu penelitian tentang kembar yang tidak sama-
sama menderita skizofrenia dengan menggunakan pencitraan resonansi
magnetik dan pengukuran aliran darah serebral. Peneliti telah menentukan
sebelumnya bahwa daerah hipokampus dari hampir setiap kembar yang
terkena adalah lebih kecil daripada kembar yang tidak terkena dan bahwa
kembar yang terkena juga memiliki peningkatan aliran darah yang lebih
kecil ke korteks frontalis dorsolateral saat melakukan prosedur aktivasi
FK UPN Veteran Jakarta 7
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
psikologis. Penelitian menemukan suatu hubungan antara kedua kelainan
tersebut, yang menyatakan bahwa kedua temuan adalah berhubungan,
walaupun suatu faktor ketiga mungkin mempengaruhi masing-masing
variabel.1
Gambar 2. MRI pada kembar monozigot yang salahsatunya menderita
skizofrenia
Sumber : www.smithwebdesign.com/schizophrenia
Waktu suatu lesi neuropatologis tampak di otak dan interaksi lesi
dengan lingkungan dan stresor sosial masih merupakan bidang penelitian
yang aktif. Dasar untuk timbulnya abnormalitas mungkin terletak pada
perkembangan abnormal (sebagai contoh migrasi abnormal neuron
disepanjang sel glia radial selama perkembangan) atau dalam degenerasi
neuron setelah perkembangan (sebagai contoh, kematian sel terprogam
yang awal secara abnormal, seperti yang tampak pada penyakit
Huntington). Tetapi, ahli teori masih memegang kenyataan bahwa kembar
monozigotik mempunyai angka ketidaksesuaian 50 persen, jadi
menyatakan bahwa terdapat interaksi yang tidak dimengerti antara
lingkungan dan perkembangan skizofrenia. Suatu penjelasan lain adalah,
walaupun kembar monozigotik mempunyai informasi genetika yang sama,
pengaturan ekspresi gen saat mereka menjalani kehidupan yang terpisah
adalah berbeda.1
FK UPN Veteran Jakarta 8
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
3. Hipotesis Dopamin
Rumusan yang paling sederhana dari hipotesis dopamin untuk
skizofrenia menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh meningkatnya
aktivitas dopaminergik. Teori tersebut timbul dari dua pengamatan.
Pertama, kecuali untuk clozapine, khasiat dan antipsikotik berhubungan
dengan kemampuannya untuk bertindak sebagai antagonis reseptor
dopaminergik tipe 2 (D2). Kedua obat-obatan yang meningkatkan aktivitas
dopaminergik, yang paling jelas adalah amfetamin, yang merupakan salah
satu psikotomimetik. Teori dasar tidak memperinci apakah hiperaktivitas
dopaminergik adalah karena terlalu banyaknya pelepasan dopamin, terlalu
banyaknya reseptor dopamin atau kombinasi mekanisme tersebut. Teori
dasar juga tidak menyebutkan apakah jalur dopamin di otak mungkin
terlibat, walaupun jalur mesokortikal dan mesolimbik paling sering
terlibat. Neuron dopaminergik di dalam jalur tersebut berjalan dari badan
selnya di otak tengah ke neuron dopaminoseptif di sistem limbik dan
korteks serebral.1
Gambar 3. Neurotrasmitter dopaminergik
Sumber : http://aboutschizophrenia.wordpress.com
FK UPN Veteran Jakarta 9
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
Gambar 4.Hipotesis dopamin di jalur mesolimbik
Sumber : www.cnsspectrums.com
Suatu peran penting bagi dopamin dalam patofisiologi skizofrenia
adalah konsisten dengan penelitian yang telah mengukur konsentrasi
plasma metabolit dopamin utama, yaitu homovanillic acid. Suatu
penelitian melaporkan suatu hubungan positif antara kadar homovanillic
acid praterapi yang tinggi dan dua faktor yaitu keparahan gejala psikotik
dan respon terapi terhadap obat antipsikotik. Penelitian homovanillic acid
plasma juga telah melaporkan bahwa setelah peningkatan sementara
konsentrasi homovanillic acid plasma, konsentrasi menurun secara
mantap.
4. Neurotransmiter Lainnya
Serotonin telah mendapatkan banyak perhatian dalam penelitian
skizofrenia sejak pengamatan bahwa antipsikotik atipikal mempunyai
aktivitas berhubungan dengan serotonin yang kuat (sebagai contoh
FK UPN Veteran Jakarta 10
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
clozapine, risperidone, ritanserin). Secara spesifik, antagonis pada reseptor
serotonin (5-hydroxytryptamine) tipe 2 telah disadari untuk menurunkan
gejala psikotik dan dalam menurunkan perkembangan gangguan
pergerakan berhubungan dengan antagonisme D2.1
Gambar 5. Jalur Dopamin dan Serotonin
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/
Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa pemberian antipikotik
jangka panjang menurunkan kativitas neuron noradrenegik di lokus
sereleus dan bahwa efek terapeutik dari beberapa antipsikotik mungkin
melibatkan aktivitasnya pada reseptor adrenergik-1 dan adrenergik-2.
Sistem noradrenergik memodulasi system dopaminergik dalam cara
tertentu sehingga kelainan system noradrenergik mempredisposisikan
pasien untuk sering relaps.1
Neurotransmiter asam amino inhibitor gamma-aminobutyric acid
(GABA) juga telah terlibat dalam patofisiologi skizofrenia. Beberapa
pasien dengan skizofrenia mengalami kehilangan neuron GABA-ergik di
dalam hipokampus. Hilangnya neuron inhibitor GABA-ergik secara
teoritis dapat menyebabkan hiperaktivitas neuron dopaminergik dan
noradrenergik.1
5. Neuropatologi
Sistem limbik terlibat dalam dasar patofisiologi skizofrenia karena
peranannya sebagai pusat emosi. Ganglia basalis merupakan perhatian
FK UPN Veteran Jakarta 11
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
teoritis dalam skizofenia karena sekurangnya dua alasan. Pertama banyak
pasien skizofrenik yang mempunyai pergerakan aneh, bahkan tanpa
adanya gangguan pergerakan akibat medikasi (sebagai contoh: tardive
dyskinesia). Gerakan yang aneh dapat termasuk gaya berjalan yang kaku,
menyeringaikan wajah dan streotipik.1
6. Psikoneuroendokrinologi
Banyak laporan menggambarkan perbedaan neuroendokrin antara
kelompok skizofrenik dengan kelompok subyek kontrol normal. Sebagai
contoh, tes supresi dexamethason telah dilaporkan abnormal pada
berbagai subkelompok pasien skizofrenik. Beberapa data menunjukkan
penurunan konsentrasi Luteinizing Hormone-Follicle Stimulating
Hormone (LH/FSH), kemungkinan dihubungkan dengan onset usia dan
lamanya penyakit.1
7. Selain itu juga terdapat pengaruh saat di kandungan seperti
pengaruh gizi ibu, infeksi, insufisiensi plasenta, anoksia, perdarahan, dan
trauma sebelum persalinan menjadi kemungkinan penyebab skizofrenia.5
8. Jasmaniah
Beberapa penyelidik berpendapat bentuk tubuh seorang berhubungan
dengan gangguan jika tertentu, Misalnya yang bertubuh gemuk (endoform)
cenderung menderita psikosa manik defresif, sedang yang kurus
(ectoform) cenderung menjadi skizofrenia.5
9. Tempramen
Orang yang terlalu peka atau sensitif biasanya mempunyai masalah
kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami
gangguan jiwa.5
10. Penyakit dan cedera tubuh
Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker dan
sebagainya, mungkin menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian
pula cedera atau cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri.5
11. Irama sirkardian tubuh
Sirkadian Rhythms : aktivitas dan kebiasaan untuk tidur, makan, terperatur
tubuh, mens, mood yang siklis cenderung berkorelasi dengan stimulus
FK UPN Veteran Jakarta 12
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
lingkungan. Penelitian biologi memiliki hipotesis bahwa tubuh ini diatur
oleh irama sirkadian yang berlokasi di area spesifik dalam otak dan
perubahannya dipengaruhi oleh rangsangan eksternal tertentu.5
Faktor-faktor psikologik (psikogenik)
Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami
akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang
manusia dapat dibagi atas 7 masa dan pada keadaan tertentu dapat mendukung
terjadinya gangguan jiwa jika disertai dengan faktor biologi skizofrenia dapat
merupakan pencetus terjadinya skizofrenia.
1. Masa bayi
Yang dimaksud masa bayi adalah menjelang usia 2 – 3 tahun, dasar
perkembangan yang dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan
pada masa ini timbul dua masalah yang penting yaitu :6
- Cara mengasuh bayi
Cinta dan kasih sayang ibu akan memberikan rasa hangat atau aman
bagi bayi dan dikemudian hari menyebabkan kepribadian yang hangat,
terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, sikap ibu yang dingin acuh tak
acuh bahkan menolak dikemudian hari akan berkembang kepribadian
yang bersifat menolak dan menentang terhadap lingkungan.
- Cara memberi makan
Sebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasa
aman dan dilindungi,sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan
tergesa-gesa akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan.
2. Masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun)
Pada usia ini sosialisasi mulai dijalankan dan telah tumbuh disiplin dan
otoritas.
Hal-hal yang penting pada saat ini adalah :6
- Hubungan orang tua – anak
Penolakan orang tua pada masa ini, yang mendalam atau ringan, akan
menimbulkan rasa tidak aman dan ia akan mengembangkan cara
penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarik diri atau
malah menentang dan memberontak.
FK UPN Veteran Jakarta 13
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
- Perlindungan yang berlebihan
Menunjukkan anak atau memaksakan kehendak atau mengatur dalam
segala hal, mengakibatkan kepribadian si anak tidak berkembang
secara wajar waktu dewasa, memiliki kepribadian yang mantap,
cenderung mementingkan diri sendiri dan akibatnya kurang berhasil
sebagai orang tua.
- Perkawinan tak harmonis dan kehancuran rumah tangga
Anak tidak mendapat kasih sayang. Tidak dapat menghayati disiplin
tak ada panutan, pertengkaran dan keributan membingungkan dan
menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. hal-hal ini merupakan
dasar yang kuat untuk timbulnya tuntutan tingkah laku dan gangguan
kepribadian pada anak dikemudian hari.
- Otoritas dan Disiplin
Disiplin diberikan sesuai dengan kemampuan dan tingkat kematangan
anak, diberikan dengan cara yang baik, tegas dan konsisten, sehingga
anak menerima sebagai hal yang wajar. Disiplin yang diluar
kemampuan anak, dipaksakan, dengan cara yang keras dan kaku,
menyebabkan anak akan melawan memberontak atau menuntut
berlebihan. Sebaliknya disiplin yang tidak tegas secara mental, latihan
yang keras, akan menyebabkan rasa cemas, rasa tidak aman dan
kemudian hari mungkin menjadi nakal, keras kepala dan selalu ingin
kesempurnaan (perfeksionis).
- Perkembangan seksual
Pendekatan yang sehat, kesediaan untuk memberi jawaban secara
jelas, terus terang, wajar dan objektif terhadap masalah seksual pada
anak akan mengembangkan sikap yang positif. Reaksi orang tua yang
menyebabkan anak menganggap seks adalah tabu, menjijikan,
memalukan dan sebagainya akan merupakan awal kesulitan seksual
dikemudian hari.
- Agresi dan cara permusuhan
Merupakan hal yang wajar seorang anak akan mengembangkan pola-
pola yang berguna. Pengawasan yang berlebihan, menyebabkan anak
FK UPN Veteran Jakarta 14
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
akan mengekang, sehingga timbul tingkah laku yang mengganggu.
Agresi dan permusuhan yang diterima anak akan menyebabkan sikap
defens dan mau menang sendiri. Sedangkan sikap yang longgar akan
menyebabkan anak menjadi nakal dan terbiasa dengan perbuatan-
perbuatan yang mengganggu ketertiban.
- Hubungan kakak-adik
Persaingan yang sehat antara adik – kakak merupakan hal yang wajar
dan menjadi dasar untuk tumbuh dan berkembang secara baik.
Persaingan yang tidak sehat dan berlebihan (pilih kasih, menghukun
tanpa meneliti, prasangka, kompensasi berlebihan dan sebagainya)
akan merupakan dasar terbentuknya sifat –sifat yang merugikan.
orang tua harus besikap dan menjadi penengah bagi anak-anaknya.
Jangan menjadi pendorong timbulnya persaingan tidak sehat ini.
- Kekecewaan dan pengalaman yang menyakitkan.
Kematian, kecelakaan, sakit berat, penceraian, perpindahan yang
mendadak, kekecewaan yang berlarut-larut dan sebagainya akan
mempengaruhi perkembangan kepribadian, tapi juga tergantung pada
keadaan sekitarnya (orang, lingkungan atau suasana saat itu) apakah
mendukung atau mendorong dan juga tergantung pada pengalamannya
dalam menghadapi masalah tersebut.
3. Masa Anak sekolah
Masa ini ditandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan intelektual yang pesat.
Pada masa ini, anak mulai memperluas lingkungan pergaulannya. Keluar
dari batas-batas keluarga. Masalah-masalahn penting yang timbul :6
- Perkembangan jasmani
Kekurangan atau cacat jasmaniah dapat menimbulkan gangguan
penyesuaian diri. Dalam hal ini sikap lingkungan sangat berpengaruh,
anak mungkin menjadi rendah diri atau sebaliknya melakukan
komprensasi yang positif atau komprensasi negatif.
- Penyesuaian diri di sekolah dan sosialisasi
Sekolah adalah tempat yang baik untuk seorang anak mengembangkan
kemampuan bergaul dan memperluas sosialisasi, menguji
FK UPN Veteran Jakarta 15
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
kemampuan, dituntut prestasi, mengekang atau memaksakan
kehendaknya meskipun tak disukai oleh anak.
4. Masa Remaja
Secara jasmaniah, pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang
penting yaitu timbulnya tanda-tanda sekunder (ciri-ciri diri kewanitaan
atau kelaki-lakian).6
Sedang secara kejiwaan, pada masa ini terjadi pergolakan pergolakan yang
hebat. pada masa ini, seorang remaja mulai dewasa mencoba
kemampuannya, disuatu pihak merasa sudah dewasa (hak-hak seperti
orang dewasa), sedang dilain pihak belum sanggup dan belum ingin
menerima tanggung jawab atas semua perbuatannya.6
Egosentrik bersifat menetang terhadap otoritas, senang berkelompok,
idealis adalah sifat-sifat yang sering terlihat. Suatu lingkungan yang baik
dan penuh pengertian akan sangat membantu proses kematangan
kepribadian di usia remaja.6
5. Masa Dewasa muda
Seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia
akan cukup memiliki kesanggupan dan kepercayaan diri dan umumnya ia
akan berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan pada masa ini. Sebaliknya
yang mengalami banyak gangguan pada masa sebelumnya, bila mengalami
masalah pada masa ini mungkin akan mengalami gangguan-gangguan
jiwa. Masalah-masalah yang penting pada masa ini adalah :6
- Hubungan dengan lawan jenis
Masa ini dimulai dari masa pacaran, menikah dan menjadi orang tua
beberapa faktor yang mungkin menyulitkan suatu perkawinan :
o Perasaan takut dan bersalah mengenai perkawinan dan kehamilan
o Perasaan takut untuk berperan sebagai orang tua ketidaksanggupan
mempunyai anak
o Perbedaan harapan akan berperan masing-masing (tak ada
penyesuaian baru dalam tingkah laku atau berpikir)
FK UPN Veteran Jakarta 16
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
- Masalah-masalah keuangan
- Gangguan-gangguan dari keluarga
- Pemilihan dan penyesuaian pekerjaan
- Pekerjaan sebaiknya dipilih berdasar bakat dan minat sendiri
pemilihan yang semata-mata dipaksa atau disuruh, kompensasi atau
karena “kesempatan dan kemudahan” sering mempermudah gangguan
penyesuaian dalam pekerjaan. Gangguan berupa rasa malas, sering
bolos, timbul bermacam keluhan jasmani (sering sakit) sering
mengalami kecelakaan dalam pekerjaan dan terlihat ketegangan-
ketegangan dalam keluarga karena jadi pemarah dan mudah
tersinggung.
6. Masa dewasa tua
Sebagai patokan masa ini dicapai kalau status pekerjaan dan sosial
seseorang sudah mantap. Masalah-masalah yang mungkin timbul :6
- Menurunnya keadaan jasmaniah
- Perubahan susunan keluarga (berumah tangga, bekerjan) maka orang
tua sering kesepian
- Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan yang baru dalam
bidang pekerjaan atau perbaikan kesalahan yang lalu.
- Penurunan fungsi seksual dan reproduksi,
- Sebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai masalah ringan
seperti rendah diri. pesimis. Keluhan psikomatik sampai berat seperti
murung, kesedihan yang mendalam disertai kegelisahan hebat dan
mungkin usaha bunuh diri.
7. Masa Tua
Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan pada masa ini
berkurangnya daya tanggap, daya ingat, berkurangnya daya belajar,
kemampuan jasmaniah dan kemampuan sosial ekonomi menimbulkan rasa
cemas dan rasa tidak aman serta sering mengakibatkan kesalahpahaman
orang tua terhadap orang dilingkungannya. Perasaan terasing karena
kehilangan teman sebaya keterbatasan gerak dapat menimbulkan kesulitan
emosional yang cukup hebat.
FK UPN Veteran Jakarta 17
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
Faktor sosio kultural
Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat
maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung
menimbulkan gangguan jiwa, biasanya terbatas menentukan “warna” gejala-
gejala. Disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
seseorang misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan yang berlaku dalam
kebudayaan tersebut. Beberapa faktor-faktor kebudayaan tersebut :6,8
1. Cara-cara membesarkan anak
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter , hubungan orang tua
anak menjadi kaku dan tidak hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin
bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru
menjadi penurut yang berlebihan.
2. Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan yang satu
dengan yang lain, antara masa lalu dengan sekarang sering menimbulkan
masalah-masalah kejiwaan. Begitu pula perbedaan moral yang diajarkan
dirumah atau sekolah dengan yang dipraktekkan di masyarakat sehari-hari.
Model Diatesis-Stress
Satu model untuk intergrasi faktor biologis, faktor psikososial dan
lingkungan adalah model diathesis-stress. Model ini menggambarkan bahwa
seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diathesis) yang bila
dikenai pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress memungkinkan
perkembangan gejala skizofrenia. Pada model diathesis stress yang paling umum
dapat biologis atau lingkungan atau keduanya. Komponen lingkungan dapat
biologis (contohnya: infeksi) maupun psikologis (contoh situasi keluarga yang
penuh ketegangan atau kematian teman dekat). Dasar biologis untuk suatu
diathesis dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh epigenetik, seperti penyalahgunaan
zat, stress psikologis, dan trauma.1
1. Stress
Stress psikososial dan stress perkembangan yang terjadi secara terus
menerus akan mendukung timbulnya gejala psikotik dengan manifestasi;
FK UPN Veteran Jakarta 18
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
kemiskinan, kebodohan, pengangguran, isolasi sosial, dan perasaan kehilangan.
Menurut Singgih (1989), beberapa penyebab gangguan mental dapat ditimbulkan
sebagai berikut :6
- Prasangka orang tua yang menetap, penolakan atau shock yang dialami
pada masa anak.
- Ketidaksanggupan memuasakan keinginan dasar dalam pengertian
kelakuan yang dapat diterima umum.
- Kelelahan yang luar biasa, kecemasan, anxietas, kejemuan
- Masa-masa perubahan fisiologis yang hebat : Pubertas dan menopause
- Tekanan-tekanan yang timbul karena keadaan ekonomi, politik dan
sosial yang terganggu
- Keadaan iklim yang mempengaruhi Exhaustion dan Toxema
- Penyakit kronis misalnya : sifilis, AIDS
- Trauma kepala dan vertebra
- Kontaminasi zat toksik
- Shock emosional yang hebat : ketakutan, kematian tiba-tiba orang
yang dicintai.
2. Penyalah gunaan obat-obatan
Peniruan yang maladaptif yang digunakan individu untuk menghadapi
strsesor melalui obat-obatan yang memiliki sifat adiksi (efek ketergantungan)
seperti Cocaine, amphetamine menyebabkan gangguan persepsi, gangguan proses
berfikir, dan gangguan motorik.6
3. Psikodinamik
Menurut Sigmund Freud adanya gangguan tugas pekembangan pada masa
anak terutama dalam hal berhubungan dengan orang lain sering menyebabkan
frustasi, konflik, dan perasaan takut, respon orang tua yang maladaptif pada anak
akan meningkatkan stress, sedangkan frustasi dan rasa tidak percaya yang
berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan regresi dan withdrawl.6
FK UPN Veteran Jakarta 19
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
C. Proses Perjalanan Penyakit
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai
dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase antara lain :6
1. Fase Prodomal
- Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun
- Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik, gangguan
dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.
2. Fase Aktif
- Berlangsung kurang lebih 1 bulan.
- Gangguan dapat berupa gejala psikotik ; Halusinasi, delusi, disorganisasi
proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan
neurokimiawi.
3. Fase Residual
- Mengalami minimal 2 gejala
- Gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.
D. Tahapan Halusinasi Dan Delusi
Menurut Janice Clack,1962 klien yang mengalami gangguan jiwa sebagian
besar disertai Halusinasi dan Delusi yang meliputi beberapa tahapan antara lain :6
1. Tahap Comforting :
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa, klien
biasanya mengkompensasikan stressornya dengan coping imajinasi sehingga
merasa senang dan terhindar dari ancaman.
2. Tahap Condeming :
Timbul kecemasan moderate, cemas biasanya makin meninggi selanjutnya
klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut
mendengarkan apa-apa yang ia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri
(Withdrawl).
3. Tahap Controling :
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang timbul tetapi
suara tersebut terus-menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah
FK UPN Veteran Jakarta 20
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
berhubungan dengan orang lain. Apabila suara tersebut hilang klien merasa
sangat kesepian atau sedih.
4. Tahap Conquering :
Klien merasa panik , suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak
diikuti perilaku klien dapat bersipat merusak atau dapat timbul perilaku
suicide.
E. Psikopatologi dan Patologi
Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa perubahan-perubahan pada
neurotransmiter dan resptor di sel-sel saraf otak (neuron) dan interaksi zat
neurokimia dopamin dan serotonin, ternyata mempengaruhi alam pikir, perasaan,
dan perilaku yang menjelma dalam bentuk gejala-gejala positif dan negatif
skizofrenia.6,7
Gejala negatif Gejala positive
Alogia halusinasi
Afek datar Delusi
avolition – apatis Tingkah laku aneh
anhedonia – asociality Gangguan berfikir positif formal
Gangguan attensi
Selain perubahan-perubahan yang sifatnya neurokimiawi di atas, dalam
penelitian dengan menggunakan CT Scan otak, ternyata ditemukan pula
perubahan pada anatomi otak pasien, terutama pada penderita kronis.
Perubahannya ada pada pelebaran lateral ventrikel, atrofi korteks bagian depan,
dan atrofi otak kecil (cerebellum).
FK UPN Veteran Jakarta 21
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
Gambar 6 :Skema Patologi Skizofrenia
Teori Psikososial pada skizofrenia:
1. Teori tentang pasien individual
a. Teori psikoanalitik
• Freud mengatakan bahwa skizofrenia adalah hasil dari fiksasi perkembangan yang muncul lebih awal dari gangguan neurosis. Jika neurosis merupakan konflik antara id dan ego, maka psikosis adalah konflik antara ego dengan dunia luar.Menurut freud,kerusakan ego memberikan konstribusi terhadap munculnya simptom skizofrenia.
• Harry stuck sullivan mengatakan bahwa gangguan skizofrenia disebabkan oleh adanya kesulitan interpersonal awal, khususnya berhubungan dengan pengasuhan anak yang salah dan terlalu mencemaskan.
• Psikoanalitik umum : terdapatnya defek dalam fungsi ego yang belum sempurna menggunakan permusuhan dan agresi yang hebat sehingga mengganggu hubungan ibu-
FK UPN Veteran Jakarta 22
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
bayi, yang menyebabkan seseorang memiliki kepribadian yang rentan terhadap stress.
b.Teori psikodinamik
Teori Freud menyatakan bahwa skizofren sebagai suatu respon regresif terhadap frustasi dan konflik yang melanda seseorang di dalam lingkungan
c,Teori belajar
Menurut teori ini orang menjadi skizofrenia karena pada masa kanak-kanaknya ia belajar pada model yang buruk. Ia mempelajari reaksi dan cara pikir yang tidak rasional dengan meniru dari orang tuanya yang juga sebenarnya memiliki masalah emosional.
2. Teori tentang keluarga
a. Ikatan ganda
Anak-anak mendapat pesan yang bertentangan dengan keluarga sampai menarik diri sehingga meloloskan dari kebingunganikatan ganda
b. Keretakan dan Kecondongan keluarga
Terdapatnya dominansi salah satu orang tua
c. Emosi yang diekspresikan
Adanya kecaman,permusuhan dan keterlibatan yang berlebihan yang dapat
menandai perilaku orang tua terhadap skizofren sehingga angka relaps skizofren
tinggi
F. Diagnosis
DSM IV mempunyai kriteria diagnosis resmi dari American Psychiatric
Association untuk skizofrenia:1
Kriteria Diagnostik Skizofrenia
A. Gejala karakteristik: Dua atau lebih berikut,masing-masing ditemukan
untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan(atau kurang
jika diobati dengan berhasil):
FK UPN Veteran Jakarta 23
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
(1) Waham
(2) Halusinasi
(3) Bicara terdisorganisasi(misalnya, sering menyimpang atau inkoheren)
(4) Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas
(5) Gejala negative, yaitu, pendataran afektif,alogia atau tidak ada
kemauan(avolition)
Catatan : hanya satu gejala kriteria A yang diperlukan jika waham adalah
kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus menerus mengomentari
perilaku atau pikiran pasien atau dua atau lebih suara yang saling
bercakap-cakap satu sama lainnya.
B. Disfungsi sosial/pekerjaan:Untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset
gangguan, satu atau lebih fungsi utama,seperti pekerjaan,hubungan
interpersonal atau perawatan diri adalah jelas di bawah tingkat yang
dicapai sebelum onset(atau jika onset pada masa anak-anak atau remaja,
kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal,akademik atau
pekerjaan yang diharapkan
C. Durasi: tanda gangguan terus-menerus menetap selama sekurangnya 6
bulan. Periode 6 bulan ini harus termasuk sekurangnya 1 bulan gejala(atau
kurang jika diobati dengan berhasil) yang memenuhi criteria A ( yaitu
gejala fase aktif) dan mungkin termasuk periode gejala prodomal atau
residual. Selama periode prodomal atau residual tanda gangguan mungkin
di manefestasikan hanya oleh gejala negative atau dua atau lebih gejala
yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang
diperlemah(misalnya,keyakinan yang aneh,pengalaman persepsi yang
tidak lazim)
D. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood. Gangguan
skizoafektif dan gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan
karena: (1)tidak ada episode depresif berat,manik atau campuran yang
telah terjadi bersama-sama dengan gejala fase aktif; atau (2) jika episode
mood telah terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya adalah relatif
singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual.
E. Penyingkiran zat/kondisi medis umum: gangguan tidak disebabkan oleh
FK UPN Veteran Jakarta 24
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya ,obat yang
disalahgunakan,suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum
F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive. Jika terdapat
adanya riwayat gangguan autistic atau gangguan perkembangan pervasif
lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika waham atau
halusinasiyang menonjol juga ditemukan untuk sekurangnya satu
bulan(atau kurang jika diobati secara berhasil).
Klasifikasi perjalanan penyakit longitudinal(dapat diterapkan hanya
setelah sekurangnya 1 tahun lewat sejak onset awal gejala fase aktif);
Episodik dengan gejala residual interepisode(episode
didefinisikan oleh timbulnya kembali gejalapsikotik yang
menonjol); juga sebutkan jika;dengan gejala negatif yang
menonjol
Episodik tanpa gejala residual interepisodik
Episode tunggal dalam remisi parsial; juga sebutkan dengan
gejala negatif yang menonjol
Episode tunggal dalam remisi penuh
Paola lain atau tidak ditentukan
Tabel dari DSM-IV.Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders
Subtipe DSM-IV
DSM-IV menggunakan subtipe skizofrenia yang sama digunakan di dalam DSM-
III-R : tipe paranoid, terdisorganisasi(kacau), katatonik, tidak
tergolongkan(undifferentiated) dan tipe residual.
1. Tipe paranoid
DSM IV menyebutkan bahwa tipe paranoid ditandai oleh keasikan
(preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi dengar yang sering
dan tidak ada perilaku spesifiklain yang mengarahkan pada tipe
terdisorganisasi atau katatonik. Secara klasik,skizofrenia tipe paranoid ditandai
terutama oleh adanya waham presekutorik(waham kejar) atau waham
kebesaran.Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua dari pada
pasien skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami
FK UPN Veteran Jakarta 25
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30
tahunan biasanya mencapai kehidupan social yangdapat membantu mereka
melewati penyakitnya.selain itu,kekuatan ego pasien paranoid cenderung lebih
besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid
menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya,respon
emosional dan perilakunya dibandingkan tipe lain pada pasien skizofrenik.
Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang,pencuriga,berhati-hati
dan tak ramah.Mereka juga dapat bersikap bermusuhan atau agresif.Pasien
skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka sendiri
secara adekuatdi dalam situasi sosial. Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi
oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.
2. Tipe disorganisasi
Tipe disorganisasi sebelumnya dinamakan hebrefenik ditandai oleh regresi
yang nyata ke perilaku primitif, terdisinhibisi dan tidak teratur oleh tidak
adanya gejala yang memenuhi kriteria untuk tipe katatonik. Onset biasanya
awal, sebelum usia 25 tahun.Pasien terdisorganisasi biasanya aktif tetapi
dengan cara yang tidak bertujuan dan tidak konstruktif.Gangguan pikiran
mereka adalah menonjol dan kontaknya dengan kenyataan adalah
buruk.penampilan pribadinya dan perilaku sosialnya adalah rusak. Respon
emosionalnya adalah sesuai dan mereka sering kali meledak tertawanya tanpa
alasan. Meringis dan seringai wajah adalah sering ditemukan pada tipe pasien
ini, perilaku tersebut paling baik digambarkan sebagai kekanak-kanakan atau
bodoh.
3. Tipe Katatonik
Ciri klasik dari tipe katatonik adalah gangguan nyata pada fungsi motorik
yang mungkin berupa stupor,negativisme,rigiditas, kegembiraan atau
posturing. Kadang-kadang pasien menunjukkan perubahan yang cepat antara
kegembiraan dan stupor.Ciri penyerta adalah stereotipik, manerisme, dan
fleksibilitas lilin (waxy flexibility). Mutisme sering ditemukan. Selama stupor
atau kegembiraan katatonik,pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang
ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain.
Perawatan medis mungkin diperlukan karena adanya
FK UPN Veteran Jakarta 26
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
malnutrisi,kelelahan,hiperpireksia atau cidera yang disebabkan oleh diri
sendiri.
4. Tipe tidak tergolongkan (undifferentiated type)
Sering kali pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah
dimasukkan kedalam salah satu tipe. DSM-IV mengklasifikasikan pasien
tersebut sebagai tipe tidak tergolongkan.
5. Kriteria diagnostic DSM-IV untuk skizofrenia memerlukan onset
gangguan,satu atau lebih bidang fungsi utama seperti pekerjaan,hubungan
interpersonal atau perawatan diri sendiri.
6. Tipe Residual
Menurut DSM IV, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus-
menerus adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala
aktif atau gejala yang cukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia.
Penumpulan emosional,penarikan social,perilaku eksentrik,pikiran yang tidak
logis dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe
residual. Jika waham atau halusinasi ditemukan, maka hal tersebut tidak
menonjol dan tidak disertai oleh afek yang kuat.
7. Tipe I dan tipe II
Ditahun 1980 T.J.Crown mengajukan suatu klasifikasi pasien skizofrenik
ke dalam tipe I dan tipe II. Perbedaan klinis dari kedua tipe tersebut telah
secara bermakna mempengaruhi penelitian psikiatrik. Gejala negatif adalah
pendataran atau penumpukan afektif, kemiskinan pembicaraan atau isi
pembicaraan,penghambatan (blocking),dandanan yang buruk,tidak adanya
motivasi, anhedonia, penarikan social,defek kognitif dan defisit perhatian.
Gejala positif adalah asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh dan bertambah
banyaknya pembicaraan.Pasien tipe I cenderung memiliki sebagian besar
gejala positif,struktur otak yang normal pada CT,dan respons yang relatif baik
terhadap pengobatan, pasien tipe II cenderung memiliki sebagian besar gejala
negatif,kelainan otak structural pada pemeriksaan CT dan respon yang buruk
terhadap pengobatan.
FK UPN Veteran Jakarta 27
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
8. Subtipe Lain
Nama dari beberapa subtipe tersebut adalah menjelaskan katanya sendiri
(self-explanatory) sebagai contoh:onset akhir (late-onset), masa anak-anak dan
proses. Skizofrenia onset akhir bisanya didefinisikan sebagai skizofrenia yang
mempunyai onset setelah usia 45 tahun. Skizofrenia dengan onset masa anak-
anak(childhood schizophrenia). Skizofrenia proses berarti skizofrenia dengan
perjalanan yang menimbulkan kecacatan dan keruntuhan.
Bouffee delirante (psikosis delusional akut). Konsep diagnostik Prancis ini
dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang dari
tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform
di dalam DSM-IV. Klinisi Prancis melaporkan bahwa kira-kira 40 persen
diagnosis boufee delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya
diklasifikasikan sebagai menderita skizofrenia.
FK UPN Veteran Jakarta 28
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
BAB III
KESIMPULAN
Skizofrenia menurut Eugeun Bleuler merupakan istilah yang menandakan
adanya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan perilaku pada pasien yang
terkena. Skizofrenia adalah penyakit mental yang diderita oleh 7/1.000 dari
populasi orang dewasa, terutama kelompok usia 15-35 tahun. Insidensi ini
meskipun rendah namun prevalensinya tinggi karena sifatnya yang kronik.2
Prevalensi skizofrenia sekitar 1% di seluruh dunia. 10 % orang dengan skizofrenia
memiliki risiko untuk bunuh diri.
Faktor penyebab skizofrenia terdiri dari:sebab biologik,Sebab
psikologik,sebab sosiogenik dan Model diathesis-stress. Faktor biologik meliputi
keturunan, neurobiologikal, hipotesis dopamin, neuropatologi,
psikoneuroendokrin, jasmaniah, tempramen, penyakit dan cedera tubuh, irama
sirkardian tubuh. Faktor psikogenik meliputi: masa bayi, masa anak pra sekolah
(antara 2 sampai 7 tahun), masa anak sekolah,masa remaja, masa dewasa muda,
masa dewasa tua dan masa tua. Faktor sosiogenik meliputi : cara membesarkan
anak dan sistem nilai. Model diatesis-stress meliputi : stress ,penyalahgunaan
obat-obatan dan psikodinamik.
Proses perjalanan penyakit skizofrenia memiliki gejala mulai timbul
biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan
dengan melalui beberapa fase antara lain : fase prodomal, fase aktif dan fase
residual. Menurut Janice Clack, 1962 klien yang mengalami gangguan jiwa
sebagian besar disertai halusinasi dan delusi yang meliputi beberapa tahapan
antara lain : tahap comforting ,tahap condeming ,tahap controling dan tahap
conquering.
Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa perubahan-perubahan pada
neurotransmiter dan resptor di sel-sel saraf otak (neuron) dan interaksi zat
neurokimia dopamin dan serotonin, ternyata mempengaruhi alam pikir, perasaan,
dan perilaku yang menjelma dalam bentuk gejala-gejala positif dan negatif
skizofrenia.
FK UPN Veteran Jakarta 29
Faktor Penyebab dan Psikopatologi Skizofrenia
DAFTAR PUSTAKA
1. Harold l. Kaplan, Benjamin J. Sadock, Jack A. Grebb. Sinopsis Psikiatri
jilid satu. Jakarta : Binarupa Aksara, 2010. Hal : 699-744.
2. Schizophrenia. Available at :
http://www.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/. 2011.
3. Frances R. Frankenburg. Schizophrenia. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/288259-overview. 17 Oktober 2011.
4. Aritha U Subakti. Indonesia Masih Pasung Orang Gila. Available at:
www.tempo.co/hg/kesehatan. 2011.
5. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.
PT.Nuh Jaya. Jakarta. 2003.
6. Iyus Yosep. Faktor Penyebab dan Proses Terjadinya Gangguan Jiwa.
Available at : http://resources.unpad.ac.id/unpad
7. Schizophrenia. www1.lf1.cuni.cz/~zfisar/bpen/schizophrenia.htm. 2010.
8. Roxanne D Edward. Schizophrenia facts.
http://www.medicinenet.com/schizophrenia/article.htm. 2011
FK UPN Veteran Jakarta 30
Top Related