APENDISITIS
Disusun oleh :
Safitri QamilaFK YARSI
110.2007.247
Pembimbing :Dr. Aladin S. Johan, Sp.B
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BEDAHRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
2011
Anatomi
Fisiologi
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari
Dinding appendiks terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian dari sistem imun dalam pembuatan antibodi
(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)
Definisi
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
(Kapita Selekta Kedokteran – Bedah Digestif, FK UI)
Etiologi
Obstruksi lumen Inflamasi pada apendiks Erosi mukosa apendiks
(Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Schwartz – Shires – Spencer)
Patogenesis
DIAGNOSIS
Gejala Klinis Nyeri abdominal Mual-muntah biasanya pada fase awal Nafsu makan menurun Obstipasi dan diare pada anak-anak Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum
ada komplikasi biasanya tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,5º-38,5º C
(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)
(Schwartz’s Manual Of Surgery 8th Edition)
Apendisitis kronik Apendisitis perforata
(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Palpasi Tanda pemeriksaan apendisitis
(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)
PSOAS sign
rovsing sign
Pemeriksaan rectal toucher pada apendisitis
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : darah & urin USG Abdominal X-Ray Appendicogram
(Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Schwartz – Shires – Spencer)
Diagnosis Banding
Gastroenteritis Limfadenitis mesenterica Ileitis akut Kehamilan ektopik Batu ureter atau batu ginjal ISK
(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)
Penatalaksanaan
1. Apendiktomi 2. Antibiotik : pre operative & post
operative
(Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Schwartz – Shires – Spencer)
Teknik apendiktomi McBurney :
1. Pasien berbaring terlentang dalam anastesi umum ataupun regional. Kemudian dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah perut kanan bawah.
2. Dibuat sayatan menurut Mc Burney sepanjang kurang lebih 10 cm (gambar 40.1.a) dan otot-otot dinding perut dibelah secara tumpul menurut arah serabutnya, berturut-turut m. oblikus abdominis eksternus, m. abdominis internus, m. transverses abdominis, sampai akhirnya tampak peritoneum (gambar 40.1.b).
3. Peritoneum disayat sehingga cukup lebar untuk eksplorasi (gambar 40.2.a).
4. Sekum beserta apendiks diluksasi keluar (gambar 40.2.b).
5. Mesoapendiks dibebaskan dan dipotong dari apendiks, dari puncak ke arah basis (gambar 40.3.a dan 40.3.b).
6. Semua perdarahan dirawat.
7. Disiapkan tabac sac mengelilingi basis apendiks dengan sutra, basis apendiks kemudian dijahit dengan catgut (gambar 40.4.a).
8. Dilakukan pemotongan apendiks apical dari jahitan tersebut (gambar 40.4.b).
9. Puntung apendiks diolesi betadine.
10. Jahitan tabac sac disimpulkan dan puntung dikuburkan dalam simpul tersebut. Mesoapendiks diikat dengan sutra (gambar 40.5.a dan 40.5.b).
11. Dilakukan pemeriksaan terhadap rongga peritoneum dan alat-alat didalamnya, semua perdarahan dirawat.
12. Sekum dikembalikan ke abdomen.
13. Sebelum ditutup, peritoneum dijepit dengan minimal 4 klem dan didekatkan untuk memudahkan penutupannya. Peritoneum ini dijahit jelujur dengan chromic catgut dan otot-otot dikembalikan.
(Kapita Selekta Kedokteran – Bedah Digestif, FK UI)
Prognosis
Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat.
(Kapita Selekta Kedokteran – Bedah Digestif, FK UI)
Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Obstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. Apendiktomi merupakan terapi yang utama untuk penanganan apendisitis.
TERIMAKASIH