BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Keadaan masyarakat yang tinggal di daerah yang jauh dari sungai-sungai besar dan hanya memanfaatkan sungai-sungai kecil, akan sangat sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih, terutama pada saat musim kemarau tiba, keadaan air tidak hanya bau, kadar organiknya tinggi, kadar besi dan mangan tinggi serta warna air tersebut agak keruh, hal ini disebabkan oleh senyawa-senyawa organik. Senyawa organik tersebut berbahaya karena bersifat asam sehingga umumnya logam-logam terlarut dalam bentuk microelement.
Semakin banyaknya industri yang membuang limbah pada perairan, hal ini dapat menimbulkan permasalahan yang perlu ditangani secara khusus terutama limbah logam berat. Beberapa ion logam berat seperti arsenik (As), timbal (Pb), kadmium (Cd), ( Fe) besi dan merkuri (Hg) sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, walaupun pada konsentrasi yang rendah efek ion logam berat dapat berpengaruh langsung pada makhluk hidup dan akan terakumulasi pada rantai makanan.
Peningkatan pencemaran di lingkungan akibat berbagai kegiatan industri menyebabkan kandungan logam di lingkungan meningkat sampai melebihi nilai ambang batas yang diizinkan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pencemaran logam berat di lingkungan telah sampai pada batas yang memprihatinkan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan lingkungan dan pada akhirnya akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin kecil ukuran serbuk biji kelor ternyata kemampuannya untuk mengadopsi ion besi dalam air semakin besar, demikian juga usia ternyata ikut menentuakan kemampuan biji kelor untuk mengadopsi ion-ion besi dalam air. Pengurangan kadar ion besi yang paling besar terjadi pada penggunaan ukuran butir 180μmdari biji kelor yang berusia muda yaitu sebesar 874 μg besi/gram biji kelor.
Biji buah kelor mengandung senyawa bioaktif rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam limbah suspense dengan partikel kotoran
melayang dalam air, sehingga sangat potensial digunakan sebagai koagulan alami untuk membersihkan air sehingga layak konsumsi.
Dengan adanya masalah itu, kami memberikan solusi tentang sebuah alat instalasi pemurnian air limbah industri logam yang mengandung zat kimia berbahaya karena efeknya apabila berkontaminasi dengan lingkungan maka hasilnya antara lain kerusakan ekosistem, lingkungan, udara, kuman, sumber penyakit, dan lain lain. Selain itu, kami tidak hanya memurnikan air limbah. Kami juga akan mengubah air limbah industri menjadi air bersih, sehat, dan layak dikonsumsi kembali.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
yang dibahas dalam proyek ini adalah antara lain :
1. Bagaimana cara mengolah air limbah industri logam menjadi air bersih siap
konsumsi ?
2. Apa kegunaan biji kelor dalam proses pengolahan air limbah industri logam ?
3. Bagaimana kualitas air yang dihasilkan pada akhir proses instalasi pemurnian air limbah industri ?
4. Apa manfaat air bersih yang dihasilkan oleh alat pemurnian air limbah ?
1.3. TUJUAN
Tujuan pembuatan alat yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan pengenalan alat kepada masyarakat bahwa air
limbah industri logam dapat diolah menjadi air bersih agar dapat dikonsumsi
oleh masyarakat.
2. Menumbuhkan jiwa kreatif dan intelektual di kalangan mahasiswa untuk
mendorong terciptanya karya baru guna membantu mencerdaskan dan
mensejahterakan kehidupan bangsa.
3. Memaksimalkan instalasi pengolahan air limbah industri logam yang hanya
dibuang dan diabaikan menjadi produk air bersih dan sehat yang berdampak
positif bagi masyarakat dan bangsa.
1.4. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan
menemukan hasil karya yang dapat bermanfaat dan tepat guna.
2. Terciptanya lingkungan alam yang bersih, terjaga, indah, dan sehat.
1.5. KEGUNAAN
Adapun kegunaan pembuatan alat yang dimaksud adalah :
1. Memperkenalkan kepada pihak industri dan masyarakat agar dapat mengolah
air limbah yang benar, efisien, dan ramah lingkungan.
2. Untuk meningkatkan kreatifitas pada pengembangan ilmu teknologi industri.
3. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat
membantu menjaga keindahan dan kelestarian alam.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Air Limbah
Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang
bersifat membahayakan kehidupan manusia maupun hewan. Lebih kurang 80%
dari air yang digunakan untuk aktifitas manusia akan dibuang lagi dalam bentuk air
limbah. Jumlah air limbah dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan
besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air,
derajat pengolahan air limbah yang ada. Jumlah air limbah yang dihasilkan oleh
industri yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari.
Sekitar 85-95% dari jumlah air yang digunakan adalah berupa air limbah.
Menurut Ehless dan Steel yang dikutip oleh Sudarmaji (2006), air limbah
adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri dan tempat tempat
umum lainnya yang biasanya mengandung bahan dan zat yang dapat
membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingungan.
Industri dan kegiatan lainnya yang mempunyai air buangan yang membentuk
limbah cair dalam skala besar harus melakukan penanganan agar tidak berdampak
pada lingkungan sekitar. Apabila limbah cair tersebut tidak dilakukan pengolahan
dan dibuang langsung ke lingkungan umum, sungai, danau, laut akan berdampak
pada lingkungan karena jumlah polutan didalam air menjadi semakin tinggi. Pada
dasarnya ada dua alternatif penanganan yaitu membawa limbah cair ke pusat
pengolahan limbah atau memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air
limbah sebelum dilepaskan kepembuangan akhir harus menjalani pengolahan
terlebih dahulu. Adapun tujuan dari pengolahan air limbah itu sendiri, antara lain:
1. Mencegah pencemaran pada sumber air baik di lingkungan alam maupun di
masyarakat.
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup di dalam air.
3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.
4. Menghilangkan tempat perkembangbiakkan hewan dan tumbuhan.
5. Menumbuhkan tempat perkembangbiakkan bibit dan faktor penyakit.
2. Unsur Logam Berat
Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat dikulit bumi yang
tidak dapat didegradasi ataupun dihancurkan dan merupakan zat yang berbahaya
karena dapat terjadi bioakumulasi. Logam berat terdiri atas dua kelompok yaitu
logam berat yang sangat beracun (toksik) seperti: Arsen (As), merkuri (Hg), timbal
(Pb), cadmium (Cd) dan chromium (Cr) dan logam esensial yang juga dapat
menjadi racun bila dikonsumsi secara berlebihan, antara lain: tembaga (Cu) besi
(Fe), zing (Zn), selenium (Se).
Beberapa jenis logam berat yang ditemukan ternyata hanya beberapa logam
yang sangat berbahaya dalam jumlah kecil yang dapat menyebabkan keracunan
fatal. Menurut Gossel dan Bricker yang dikutip Darmono (2001), ada 5 logam
yang berbahaya bagi kehidupan manusia: arsen (As), kadmium (Cd), timbal (Pb),
merkuri (Hg), dan besi (Fe). Selain itu ada 3 logam yang kurang beracun, yaitu
tembaga (Cu), selenium (Se) dan seng (Zn).Logam-logam berat tersebut diketahui
dapat menggumpal dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh
dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi.Pencemaran
lingkungan oleh timbal (Pb) kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang
mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. dapat bervariasi di berbagai
Tabel 2.1 Limit kandungan untuk Kandungan Pb dalam udara, Makanan dan Minuman (WHO)
Bahan Limit KonsentrasiUdara (μg/m3) 30-60
Makanan (mg/kg) 0,1-0,2Minuman (mg/l) 0,05
lokasi.Keracunan akibat kontaminasi logam Pb dapat menimbulkan berbagai
macam hal:
1. Meningkatkan kadar ALAD dalam darah dan urine.
2. Meningkatkan kadar protopphorin dalam sel darah merah.
3. Memperpendek umur sel darah merah.
4. Menurunkan jumlah sel darah merah dan kadar sel-sel darah merah yang
masih muda.
5. Meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
3. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah logam beracun yang dapat terakumulasi dalam organ
tubuhmanusia dan hewan. Kumulatif dari pengaruh racun adalah
menghancurkan jaringan tubuh yang serius, otak, fatal pada anemia dan
ginjal.18 Timbal (Pb) merupakan logam berat berwarna kelabu kebiruan dengan
titik leleh 327ᴼC dan titik didih 1.620ᴼC. Pada suhu 550–600ᴼC, timbal
menguap dan bereaksi dengan oksigen dalam udara membentuk timbal
dioksida. Bentuk oksida yang paling umum adalah timbal II dan senyawa orano
metalik. Bentuk yang terpenting adalah timbal tetra etil (TEL), timbal tetra
metil (TML) dan timbal stearat.
Logam berat Pb dapat meracuni tubuh manusia baik secara angkut maupun
kronis. Pengaruh toksisitas kronis paling sering dijumpai pada pekerja di
pertambangan dan pabrik pemurnian logam. Senyawa Pb organik mempunyai
senyawa racun yang lebih kuat dibandingkan dengan senyawa Pb anorganik.
Senyawa Pb dapat masuk kedalam tubuh manusia dengan cara melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan makanan maupun kontak langsung dengan kulit.
Masuknya partikel Pb ke dalam tubuh melalui pernapasan adalah sangat penting
dan merupakan jalan masuk ke dalam tubuh yang dominan. Keracunan Pb yan
angkut dapat menimbulkan gangguan fisiologis dan efek keracunan yang kronis
pada anak yang sedang mengalami tumbuh kembang akan menyebabkan ganguan
fisik dan mental.6 Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau
abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5ºC dan titik didih 1.740ºC pada
tekanan atmosfer. Pb mempunyai nomor atom terbesar dari semua unsur yang
stabil, yaitu 82.
Karena itu, logam Pb dari buangan air limbah perlu dihilangkan terlebih
dahulu sebelum air buangan industri dialirkan ke lingkungan. Sejumlah teknologi
telah dikembang bertahun-tahun untuk memindahkan logam berat dari air limbah
industri. Teknologi yang sangat penting adalah termasuk koagulasi/flokulasi.
Teknologi konvensional secara kimia adalah presipitasi, ion exchange, proses
elektrokimia, dan tekonologi membran. Seluruh metode kimia telah dibuktikan
membutuhkan biaya tinggi dan kurang efisien.
4. Pencemaran Logam Berat
Pencemaran logam berat ke lingkungan dapat melalui tiga cara, yaitu:
1. Air
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air danau, sungai, laut dan
air tanah yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Air dikatakan tercemar jika
tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Salah satu pencemaran ini
disebabkan oleh limbah industri. Polutan industri antara lain polutan organik
(limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar dan
tumpahan minyak tanah merupakan sumber pencemaran air terutama air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen dan perubahan sifat
fisika dan kimia dari air. Banyak unsur kimia merupakan racun yang
mencemari air.
Pencemaran logam berat dalam perairan banyak bersumber dari
pertambangan, peleburan logam, dan jenis industri lainnya. Logam berat
biasanya ditemukan sangat sedikit sekali dalam air secara alamiah yaitu kurang
dari 1 µg/l. Untuk menentukan kualitas air terhadap konsentrasi logam dalam
air, agak sulit karenan erat hubungannya dengan partikel tersuspensi yang
terlarut didalamnya. Konsentrasi logam toksik seperti Cd, Pb, Hg dan As dalam
perairan secara alamiah sangat kecil sekali.
Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap
kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap
kesehatan manusia. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis
lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik,
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom
22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal (Pb),
kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya.
Afinitas yang tinggi terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang
ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif.
Gugus karboksilat (-COOH) dan amina (−NH 2) juga bereaksi dengan logam
berat. Kadmium, timbal, dan tembaga terikat pada sel-sel membran yang
menghambat proses transpormasi melalui dinding sel. Logam berat juga
mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya.
2. Tanah
Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke
tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan
mengakibatkan pencemaran tanah. Jenis limbah yang potensial merusak
lingkungan hidup adalah limbah yang termasuk dalam Bahan Beracun
Berbahaya (B3) yang di dalamnya terdapat logam-logam berat. Menurut
Arnold, logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih
besar dari 5 g/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan
Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingka tertentu menjadi
logam beracun bagi makhluk hidup. Kandungan logam berat didalam tanah
secara alamiah sangat rendah, kecuali tanah tersebut sudah tercemar.
Kandungan logam berat dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan
logam pada tanaman yang tumbuh diatasnya, kecuali terjadi interaksi diantara
logam itu sehingga terjadi hambatan penyerapan logam tersebut oleh tanaman.
Akumulasi logam dalam tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan
logam dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah, jenis logam,
pH tanah, dan spesies tanaman.
Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan agrokimia
(pupuk dan pestisida), asap kendaraan bemotor, bahan bakar minyak, pupuk
organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan pertambangan. Selain itu
sumber logam berat dalam tanah berasal dari bahan induk pembentuk tanah itu
sendiri, seperti Cd banyak terdapat pada batuan sedimen schales (0,22 ppm
berat), Cr pada batuan beku ultrafanik (2, 980 ppm berat), Hg pada bauan
sedimen pasir (0,29 ppm berat), Pb pada batuan granit (24 ppm berat).
3. Udara
Pencemaran udara disebebkan oleh asap buangan seperti CO2, SO, SO2,
CFC, CO dan asap rokok. Sumber pencemaran dapat berasal dari pabrik, mesin-
mesin yang menggunakan bahan bakar fosil dan akibat pembakaran kayu.
Sumber pencemaran logam berat diudara karena proses penggunaan logam
tersebut pada suhu tinggi. Dalam proses tersebut logam berat seperti As, Hg,
Cd, dan Pb dikeluarkan ke udara. Logam berat tersebut sangat berbahaya
terhadap kehidupan makhluk hidup. Butiran asap yang mengandung logam
tersebut merupakan partikel dengan diameter 0,1-1 mikrometer.
5. Sumber Dari Industri
Industri yang berpotensi sebagai sumber pencemar Pb adalah semua
industry yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong
kegiatan industri, misalnya:
1. Industri Pengecoran maupun pemurnian
Industri pengecoran dan pemurnian logam menghasilkan timbal
kosentrat (primery lead) mupun skondary lead yang berasal dari potongan
logam.
2. Industri Batere
Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony
alloy dan lead axides sebagai bahan dasarnya.
3. Industri Bahan Bakar
Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai
sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan
bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemar Pb.
F. Adsorbsi
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut
yang ada di dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi
adalah masuknya bahan yang menggumpal dalam suatu zat padat.Sebagian
besar adsorben merupakan bahan yang sangat berpori dan adsopsi terutama
terjadi pada dinding berpori atau pada suatu tempat tertentu di dalam partikel.
Proses pemisahan dapat terjadi karena adanya perbedaan berat molekul, bentuk
atau kepolaran yang menyebabkan molekul-molekul tertentu melekat pada
permukaan yang lebih kuat daripada molekul-molekul yang lain atau karena
ukuran porinya terlalu kecil untuk dapat memuat molekul yang lebih besar.
Berdasarkan penelitian, ada alternatif yang dapat digunakan untuk
menurunkan logam berat dalam air, diantaranya:
Tabel 2.2 Adsorben Logam Berat
No AdsorbenEfisiensi
PenyerapanKeuntungan Kerugian
1Karbon Aktif
60 - 80%Efisiensi penyerapan
besarBiaya Tinggi
2
Enceng Gondok
dan Ganggang
Laut
60 - 80%Merupakan adsorben
alami dan Mudah didapat
Skala Kecil, Mudah rusak struktur
organnya
3 Jerami 95%Efisiensi penyerapan
besarSkala Kecil, Butuh treatmen lanjutan
4 Biji Kelor 95%Efisiensi penyerapan besar dan Adsorben
alamiSkala Kecil
G. Biji Kelor (Moringa Oleifera)
Gambar 2.
Kelor (Moringa Oliefera) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat
memiliki ketinggian batang 7-11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan
sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak
terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi
mempunyai akar yang kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya
Buah kelor Kering di Pohon
Biji Kelor yang Telah Kering
berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu
tangkai.
Biji kelor merupakan polimer organik yang memiliki daya koagulan dan
sudah dimanfaatkan sebagai koagulasi dalam pengolahan air, terutama
pengolahan air minum. Karena sifatnya yang tidak beracun dan mudah terurai
secara alami. Bahan aktif dalam biji kelor mengandung protein, adanya gugus
amino (−NH 2) dan karbosilat (COOH) yang terikat menyebabkan biji kelor
mempunyai reaktifitas yang tinggi dan bersifat polielektrolit. Sebagai
polielektrolit, biji kelor dapat digunakan untuk mengadsorpsi logam terlarut
dalam air. Kulit biji kelor mempunyai kemampuan sebagai adsorben sehingga
kemampuan biji kelor dengan kulit adalah kemampuan gabungan sebagai
koagulan dan adsorben.
Tabel 2.3 Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat biji kelor (dalam % berat)
Preparat Protein % Lemak % Karbohidrat %
Biji dengan kulit : Bubuk 36,7 34,6 5,0 Larutan 0,9 0,8 - Padatan Residu 29,3 50,3 1,3
Biji tanpa kulit : Bubuk 27,1 21,1 5,5 Larutan 0,3 0,4 - Padatan Residu 26,4 27,3 -
Komposisi biji kelor dapat dlihat pada tabel 2.3 diatas. Dalam tabel
tersebut ada beberapa kandungan yang memiliki kutub negatif (ion) yang
terbesar adalah Protein. Dilihat pada komponen-komponen yang terkandung,
maka biji kelor memenuhi kriteria sebagai zat yang bisa mengadakan ikatan
dengan beberapa logam berat, karena logam berat itu sendiri bisanya bersifat
kationik. Karena serbuk kelor mengandung ion negatif maka akan bersifat
seperti magnet dan akan menarik ion positif dan terjadi ikatan antara ion-ion
tersebut. Ikatan jenis ini hanya merupakan interaksi fisik tanpa menghasilkan
zat baru, sehingga bisa dikatakan sebagai ikatan logam.
. Keuntungan penggunaan serbuk biji kelor sebagai adsorben dalam
pengolahan air adalah:
1. Caranya sangat mudah
2. Tidak berbahaya bagi kesehatan
3. Ekonomis
4. Kualitas air menjadi lebih baik
H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Serbuk Biji Kelor
(Moringa Oliefera) Sebagai Adsorben Pb
Faktor yang mempengaruhi mekanisme adsorpsi adalah suhu, pH, ukuran,
pengadukan, dosis dan waktu kontak sangat menentukan tingkat laku zat terlarut
yang teradsopsi maupun adsorben.
1. Suhu/Temperature
Air yang baik mempunyai temperatur normal 80ᴼC dari suhu kamar (27ᴼC).
Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan
kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar.
2. pH
pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik adalah yang
bersifat netral (pH=7). Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat
asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI no.907/MENKES/SK/VII/2002, tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum. Batas pH minimum dan maksimum air
layak minum sekitar 6,5-8,5. Air dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam di
lidah dan terasa pahit jika pH lebih dari 7.Pembatasan pH dilakukan karena
akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa
asam dan basa lebih toksik dalam bentuk molekuler dimana disosiasi
senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.Kondisi pH lebih kecil dari
6,5 atau lebih besar dari 9,2 maka akan menyebabkan korosifitas pada pipa-
pipa air yang terbuat dari logam dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa
kimia berubah menjadi racun yang dapat mengganggu kesehatan manusia.24,
28, 29 Derajat keasaman (pH) berpengaruh besar terhadap adsorpsi, karena
pH menentukan tingkat ionisasi larutan. Maka dapat mempengaruhi adsorpsi
senyawa-senyawa organik asam atau basa lemah, Ph yang baik berkisar antara
8-9. Umumnya beberapa senyawa organik diadsorpsi apabila pH semakin
rendah. Senyawa asam organik lebih dapat diadsorpsi pada pH rendah.
Sebaliknya basa organik lebih dapat diadsorpsi pada pH tinggi.
3. Ukuran
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan adsorpsi, tetapi tidak
mempengaruhi kapasitas adsorpsi. Ukuran partikel tidak terlalu
mempengaruhi luar permukaan total sebagian besar meliputi pori-pori partikel
serbuk biji kelor.Jadi berapa yang sama dari serbuk biji kelor dengan butiran
mempunyai kapasitas yang sama. Struktur pori-pori serbuk biji kelor
mempengaruhi perbandingan antara luas permukaan dan ukuran partikel.
Semakin halus butiran yang digunakan semakin baik air yang dihasilkan. Jika
diameter butiran kecil, akan meningkatkan penyaringan.
4. Pengadukan
Banyaknya pengadukan yang dilakukan mempengaruhi proses adsorpsi
serbuk biji kelor.Hasil penelitian dari Nova Risanto (2009), dengan
pengadukan sebanyak 60 rotasi/menit selama 5 menit mampu menurunkan
tingkat kesadahan dengan rata-rata 63,9%.
5. Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan hal sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Gaya
adsorpsi molekul dari suatu zat terlarut akan meningkat apabila waktu
kontaknya semakin lama. Waktu kontak yang lama memungkinkan proses
difusi dan penempelan molekul zat terlarut yang teradsorpsi berlangsung lebih
banyak
I. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dipaparkan, dapat disusun
kerangka teori sebagai berikut:
Kontaminasi Logam Berat
Udara Air Tanah
Pertambangan, Peleburan
Logam, dan Jenis Industri lainnya.
Proses Penggunaan Logam Pada
Suhu yang Tinggi
Penggunaan Bahan Kimia, Penimbunan Debu, Hujan atau
Pengendapan, Pengikisan tanah dan
Limbah Yang Terbuang
Adsorben :
Karbon aktif Biji Kelor Jerami Kerikil
Pasir Halus
Biji Kelor
Timbal (Pb) dalam perairan
Penurunan Timbal (Pb)
Suhu
pH
Ukuran
Pengadukan
Waktu Kontak
Faktor yang mempengaruhi Kemampuan
Adsorpsi Serbuk Biji Kelor
Penyusunan Konsep AwalPengumpulan Data
Pengumpulan Bahan Pengolahan Data Alat dan Bahan
Pembuatan Model Desain AlatPengujian sampelLaporan dari hasil uji sampel
Sosialisasi
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Gambar 3. : Bagan Metode Pelaksanaan Pembuatan Alat Instalasi Pemurnian Air
Limbah Industri Logam.
3. 1 Penyusunan Konsep
Penyatuan ide dari para anggota kelompok untuk kemudian
digabungkan menjadi suatu ide konkret. Tahap ini juga membahas tentang
bahan-bahan apa saja yang akan digunakan ke dalam proses instalasi. Pada
tahap ini pula kami akan menggambarkan konsep dalam bentuk sketsa
sehingga akan mempermudah dalam mengontrol proses awal hingga akhir
serta bahan apa saja yang perlu kami tambahkan atau kurangi dalam
pembuatan alat.
3. 2 Pengumpulan Komponen Alat dan Bahan
Tahap ini adalah tahap dimana setiap individu dalam kelompok akan dibagi
masing-masing tugas untuk mengumpulkan komponen alat dan bahan.
Komponen alat dan bahan didapat dengan berbagai cara antara lain salah
satu caranya dengan membeli.
3. 3 Pengolahan Data Alat dan Bahan
Tahap ini adalah tahap dimana kelompok saling bekerja sama untuk
mengolah alat dan bahan yang telah dikumpulkan sesuai dengan penyusunan
konsep diawal tahap. Tahap ini tercapai apabila kelompok saling bertukar
pikiran untuk mewujudkan alat tersebut.
3. 4 Pembuatan Model Desain Alat
Tahap ini adalah tahap dimana Alat Pemurnian Air Limbah Industri Logam
akan di desain dan di bangun dari awal hingga akhir. Alat akan kami
rancang menggunakan satu cara adalah dengan menggunakan Penyaringan
(Filter).
3. 5 Pengujian Sampel
Pada tahap ini juga akan dilakukan uji kelayakan air yang dihasilkan oleh
alat sesuai dengan konsep dalam kinerja cara kerja alat pemurnian. Sampai
produk air yang dihasilkan sesuai dengan harapan yaitu dapat dikonsumsi
kembali dengan sehat.
3. 6 Laporan dari Hasil Sampel
Pada tahap ini adalah tahap dimana air telah tergolong kriteria bersih, tanpa
bau, sehat, warna bening, dan sesuai dengan standar air bersih lainnya. Lalu
hasil pengujian di laboraturium akan dibuat laporan. Laporan ini berfungsi
sebagai bahan sosialisasi kepada pihak kampus,pemerintah, pihak industri,
dan elemen masyarakat.
3. 7 Sosialisasi
Pada tahap ini adalah tahap dimana air telah dikemas dengan botoh sebagai
contoh produk sukses pemurnian air limbah industri logam. Hasil Laporan
pengujian, alat, sampel dan produk akan kami sosialisasikan dengan cara
mempresentasikan hasil karya alat kepada pihak kampus, pihak industri,
pemerintah sumber daya lingkungan, dan elemen masyarakat.
BAB 4. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No Deskripsi Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Bulan-1 Bulan-2 Bulan-3 Bulan-4 Bulan-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Konsep
2 Survey Bahan
3 Survey Komponen Alat
4 Pengumpulan Bahan
5Pengumpulan
Komponen
6 Pengolahan Data Bahan
7 Pembuatan Desain Alat
8 Pembuatan Prototype
9 Pengujian Sampel
10Laporan Hasil Uji
Sampel
11 Pengujian Alat
11 Sosialisasi
12 Publikasi
Top Related