Pemisahan Dan Pemurnian Zat

21
Pemisahan dan Pemurnian Zat 1. Tujuan : Mengetahui tentang tehnik pemisahan dan pemurnian satu atau beberapa zat dari campurannya. Mengenal beberapa sifat dasar materi atau zat melalui sifat fisik maupun kimia. 2. Dasar Teori : Dalam pratikum kimia seringkali berbagai campuran zat harus dipisahkan menjadi zat penyusunnya. Suatu zat memiliki sifat fisik dan sifat kimianya. Sifat fisik adalah suatu sifat yang dapat diukur dan diamati tanpa mengubah susunan atau identitas suatu zat, misalnya : titik leleh, titik didih, kerapatan, kalor jenis, tekanan uap dan lain-lain. Sedangkan sifat kimia adalah kwalitas yang khas dari suatu zat yang menyebabkan zat itu berubah baik sendirian maupun dengan berinteraksi dengan zat lain dan dengan perubahan itu dapat membentuk bahan-bahan yang berlainan, misalnya : fermentasi, pembakaran dan lain-lain. Untuk mengukur kemurnian suatu zat dapat dilakukan dengan mengukur beberapa sifat fisiknya. Pemisahan dan pemurnian suatu zat dapat dilakukan melalui beberapa proses. Proses tersebut dapat digolongkan menjadi :

description

kimia dasar

Transcript of Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Page 1: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Pemisahan dan Pemurnian Zat

1. Tujuan :

Mengetahui tentang tehnik pemisahan dan pemurnian satu atau beberapa

zat dari campurannya.

Mengenal beberapa sifat dasar materi atau zat melalui sifat fisik maupun

kimia.

2. Dasar Teori :

Dalam pratikum kimia seringkali berbagai campuran zat harus dipisahkan

menjadi zat penyusunnya. Suatu zat memiliki sifat fisik dan sifat kimianya. Sifat

fisik adalah suatu sifat yang dapat diukur dan diamati tanpa mengubah susunan

atau identitas suatu zat, misalnya : titik leleh, titik didih, kerapatan, kalor jenis,

tekanan uap dan lain-lain. Sedangkan sifat kimia adalah kwalitas yang khas dari

suatu zat yang menyebabkan zat itu berubah baik sendirian maupun dengan

berinteraksi dengan zat lain dan dengan perubahan itu dapat membentuk bahan-

bahan yang berlainan, misalnya : fermentasi, pembakaran dan lain-lain. Untuk

mengukur kemurnian suatu zat dapat dilakukan dengan mengukur beberapa sifat

fisiknya. Pemisahan dan pemurnian suatu zat dapat dilakukan melalui beberapa

proses. Proses tersebut dapat digolongkan menjadi :

a). Pemisahan zat padat dari zat cair

b). Pemisahan zat padat dari zat padat.

a). Untuk pemisahan zat padat dari zat cair, dapat dilakukan dengan cara :

1. zat padat yang tidak melarut dalam zat cair

Dekantasi yaitu suatu proses pemisahan suatu zat yang

mengendap dengan yang tidak mengendap dilakukan

dengan cara menuangkan ke wadah lain zat yang tidak

mengendap

Page 2: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Filtrasi (penyaringan) adalah suatu proses pemisahan

campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel dilakukan

dengan alat saring, dengan menyaring zat yang menembus

saringan dan zat yang tidak menembus saringan.

2. Zat padat yang melarut dalam zat cair

Penguapan

Kristalisasi yaitu suatu pemisahan berdasarkan perbedaan

larutan dari komponen campuran dalam pelarut tertentu

Distilasi adalah suatu proses pemisahan komponen-

komponen penyusun campuran berdasarkan titik didih

komponen penyusun campuran.

b). Untuk pemisahan zat padat dari zat padat, dapat dilakukan dengan cara

Melarutkan dan penyaringan

Kristalisasi bertingkat

Sublimasi adalah proses pemurnian suatu zat dengan jalan

memanaskan campuran, sehingga dihasilkan sublimat

c). Cara pemisahan yang lain dapat dilakukan dengan cara:

Ekstraksi yaitu pemisahan komponen penyusun campuran

berdasarkan perbedaan kelarutan zat terlarut dalam dua

macam pelarut yang tidak saling melarutkan.

Kromatografi suatu pemisahan campuran berdasarkan

perbedaan partisi fase bergerak pada fase diam.

3. Alat dan Bahan

a. Alat :

4 gelas kimia

1 corong

1 gelas ukur 25 ml

Page 3: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

1 pemanas

1 tabung reaksi

1 cawan penguapan

1 kaca arloji

1 spatula

1 batang pengaduk

Kertas saring

b). Bahan :

CuSO4.5H2O

Garam dapur

Kapur barus

Kapur tulis

Pasir

Iod

CHCl3

4. Prosedur Kerja

a). Dekantasi :

1. Masukan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang berisi 80

ml air

2. Kemudian diaduk dan biarkan beberapa saat

3. Mengamati yang terjadi

4. Kemudian tuangkan perlahan-lahan larutan bagian atas ke

dalam gelas kimia yang kosong.

b). Filtrasi (penyaringan)

1. Masukan 1 sendok spatula bubuk kapur tulis ke dalam gelas

kimia yang berisi air, lalu aduk.

2. Siapkan cosron dan kertas saring dan lakukan penyaringan

3. Membandingkan warna sebelum dan sesudah penyaringan.

Page 4: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

c). Rekristalisasi

1. Larutkan 5 gram CuSO4.5H2O ke dalam 25 ml air.

2. Saring dan uapkan sehingga volumenya menjadi 10 ml

3. Dinginkan dan biarkan pada suatu tempat agar tidak terganggu

4. Lalu amati yang terjadi.

d). Filtrasi dan Kristalisasi

1. Campurkan 1 sendok spatula pasir dan garam dapur ke dalam

gelas kimia

2. Tambahlan 50 ml air hingga garam larut semua

3. Panaskan campuran itu lalu saring

4. Zat padat yang tertinggal di kertas saring, dicuci 2 kali dengan

5 ml air

5. Campurkan air saringan dan air cucian , kemudian uapkan

dengan cawan penguapan

6. Jika airnya hampir habis, hentikan pemananasan dan biarkan

air menguap sendiri

7. Mengamati apa yang terjadi

e). Sublimasi

1. Campurkan bubuk kapur barus dengan pasir

2. Masukan 2 sendok spatula campuran tersebut ke dalam cawan

penguapan

3. Tutup cawan peguapan tersebut dengan kaca arloji yang berisi

air.

4. Panaskan perlahan-lahan samapi terbentuk zat padat pada alas

kaca arloji

5. Sesudah didinginkan, kumpulkan kristal-kristal tersebut.

6. Bandingkan zat yang terbentuk dengan zat semula

f). Ekstraksi

Page 5: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

1. Masukan sebutir kecil kristal iod ke dalam tabung reaksi yang

berisi 5 ml air

2. Lalu kocok dan perhatikan warna larutan

3. Ambil 1 ml CHCl3 (Kloroform), perhatikan warnanya

4. Lalu kloroform dicampurkan dengan larutan iod

5. Kocok dengan cara membenturkan dasar tabung pada telapak

tangan

6. Mengamati yang terjadi.

5. Hasil Pengamatan

No Percobaan Hasil Pengamatan

1 Dekantasi Terjadi pengendapan, air berwarna keruh

2 Filtrasi Setelah di saring ,warna air menjadi bening

kembali

3 Rekristalisasi Terdapat kristal biru keputih-putihan pada

dinding cawan

4 Filtrasi dan Kristalisasi Terbentuk endapan garam setelah dipanaskan

Page 6: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

5 Sublimasi terdapat kristal pada alas kaca arloji

6 Ektraksi Terjadi penggumpalan warna ungu di dasar

tabung reaksi

6. Pembahasan

a). Pada percobaan dekantasi, pasir yang dicampur dengan air berada di dasar

gelas kimia, mengalami pengendapan, air berwarna keruh. Setelah di tuangkan

airnya, pasir masih tetap mengendap. Pemisahan dengan cara ini belum dapat

memisahkan larutan dengan baik. Sebab pada larutan pada bagian atas yang

dipisahkan dari endapan masih terdapat kristal - kristal pasir. Sehingga air hasil pemisahan ini

tidak jernih lagi seperti sebelum pencampuran, melainkan keruh. Pada percobaan

ini setelah proses pemisahan dihasilkan air yang keruh disebut filtrat dan endapan

pasir.

b). Pada percobaan filtrasi, sebelum dilakukan penyaringan warna air yang

bercamou dengan air adalah putih.setelah disaring dengan kertas saring, warna air

kembali seperti semula yaitu bening. Pemisahan dengan cara filtrasi ini

lebih baik dari pada dengan cara dekantasi, sebab setelah dilakukan

Page 7: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

penyaringan, larutan yang awalnya keruh setelah disaring menjadi

jernih kembali karena bubuk kapur tulis tidak larut dalam air. Pada

proses penyaringan air ini dihasilkan air jernih hasil saringan dan bubuk kapur.

c). Pada percobaan rekristalisasi, rekristalisasi dilakukan dengan cara penguapan dan

pendinginan. Setelah melalui proses pemanasan dan penguapan larutan tersebut

menjadi kering, dan setelah didinginkan terdapat kristal di dinding cawan, kristal

tersebut berwarna biru agak keputih-putihan

d). Pada percobaan filtrasi dan kristalisasi, setelah dipanaskan pasir berada di

dasar cawan dan garam telah bercampur secara homogen dengan air. Setelah

dipanaskan lalu campuran tersebut disaring, dalam proses penyaringan tersebut,

pasir dapat dipisahkan. Kemudian dipanaskan lagi dan diuapkan, dalam

pemanasan dan peguapan tersebut terbentuk endapan garam berwarna putih yang

berbentuk serbuk.

e). Pada percobaan sublimasi, sebelum di panaskan serbuk kapur barus berbentuk

bubuk, setelah mengalami pemanasan yang disebut sublimasi, serbuk tersebukt

berubah menjadi kristal bening yang berada di dasar kaca arloji.

f). Pada percobaan ekstraksi, larutan iod yang digunakan berwarna kuning

bening,sedangkan warna kloroform putih bening. Setelah larutan iod dan

kloroform dicampurkan, terdapat pengendapan berwarna ungu di dasar tabung

reaksi.

7. Kesimpulan

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan:

Tehnik pemisahan campuran dapat dilakukan dengan 6 cara yaitu

dekantasi, filtrasi, rekristalisasi, kristalisasi dan filtrasi, sublimasi dan

ekstraksi

Materi atau zat yang digunakan dalam percobaan diatas dapat dikenali

melalui proses pemisahan yang telah dilakukan.

Page 8: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

8. Daftar PustakaChang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Subagia, I. W. (2005). Buku Penuntun Belajar Kimia Dasar. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Subagia, I. W. (2004). Materi Pratikum Kimia Dasar I. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Destilasi

1. Tujuan

Memisahkan campuran dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih

Page 9: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

2. Dasar Teori

Destilasi merupakan suatu teknik pemisahan larutan yang berdasarkan

pada perbedaan titik didihnya. Dasar pemisahan suatu campuran dengan destilasi

adalah adanya perbedaan titik didih dua cairan atau lebih yang jika campuran

tersebut dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan

menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat

menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen-komponen secara

bertahap. Proses distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan

pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung

dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi

adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap.

3. Alat dan Bahan

a) Alat :

Labu destilasi

Kondensor Liebig

Adaptor

Alon

Penampung destilat

Termometer -100-1000 C

Pemanas

Klem

Statif

Selang karet

b) Bahan :

Air tinta

Batu didih

4. Prosedur Kerja

Page 10: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

1. Pasang alat destilasi

2. Isi labu destilasi dengan air tinta dan masukan 2 butir batu didih

3. Alirkan air melalui kondensor

4. Panaskan labu destilasi sampai air mendidih

5. Amati kenaikan temperatur pada termometer

6. Lalu baca titik didih destilatnya

5. Hasil Pengamatan

a). Perbedaan destilat dan cairan sebelum didestilasi

No Cairan Sebelum Destilasi Destilat

1 Cairan berwarna hijau pada

labu dasar bulat

Cairan berwarna bening pada labu

erlenmeyer

2 Cairan tinta dan pengotornya tertinggal

pada labu dasar bulat

b). Titik didih destilat 990 C

6. Pembahasan

Pada percobaan destilasi ini air tinta dipanaskan

hingga mencapai titik didihnya, yaitu 990 C. Saat

sudah mencapai titik didih maka campuran air dan

tinta menguap dan uap tersebut mengalir melalui

kondensor sehingga uap tersebut mengembun dan

berubah menjadi titik air. Sehinnga air terpisah pada

labu erlenmeyer dan tinta serta pengotornya tertinggal pada dasar labu dasar bulat

Jawaban Soal :

1. Apa sebabnya aliran air di dalam kondensor dibuat berlawanan arah dengan

aliran destilat ?

Page 11: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Penyebab aliran air harus ada dalam kondensor dibuat berlawanan arah dengan aliran

destilas yaitu agar proses pengembunan uap air berlangsung cepat dan agar pendingin

uap air lebih merata daripada yang searah

2. Jelaskan prinsip pemurnian air dengan cara destilat ?

Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair

dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki

titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila

didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat)

7. Kesimpulan

Prsoses pemurnian melalui proses destilasi yaitu dengan cara pemisahan zat cair yang

dilakukan dengan cara memanaskan cairan tersebut lalu mengembunkannya. Prinsip dasar dari

proses destilasi yaitu perbedaan titik didih yang terdapat pada campuran tersebut. Zat yang

memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap.

8. Daftar PustakaChang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Subagia, I. W. (2005). Buku Penuntun Belajar Kimia Dasar. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Subagia, I. W. (2004). Materi Pratikum Kimia Dasar I. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Kromatografi

1. Tujuan

Menentukan Rf dari suatu senyawa

Page 12: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

2. Dasar Teori

Pemisahan camuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui

kuantitasnya merupakan masalah penting dari pekerjaan di laboratorium kimia.

Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang

berbeda dapat dianalisis dengan benar. Analisis ini dapat dilakukan dengan

kromatografi. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas

perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua

fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase

diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan

(adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini

disebut kromatografi pembagian (partition chromatography). Ada beberapa

macam kromatografi, antara lain : kromatografi kertas, kromatografi lapis tifis dan

kromatografi kolom. Kromatografi kertas menggunakan kertas sebagai fase diam.

Salah satu penggunaan kromatografi kertas adalah pemisahan zat warna penyusun

suatu tinta. Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah

bewarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai

dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh

oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh fase gerak untuk setiap senyawa

berlaku rumus sebagai berikut:

Rf = Jarak yangditempu hole h senyawajarak yang ditempuh ole h pelarut

3. Alat dan Bahan

a). Alat :

Kertas kromatografi

Gelas Kimia

Lidi

b). Bahan :

Page 13: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Tinta hitam, hijau, merah muda

4. Prosedur Kerja

1. Siapkan kertas saring

2. Buat garis kurang lebih 1 cm dengan pensil dari ujung bawah kertas

kromatografi

3. Buat titik dengan tinta warna hijau di tengah garis itu

4. Buat titik dengan tinta warna meah muda di sebelah kiri dan di sebelah

kanan titik hitam pada jarak 2 cm. Biarkan titik menjadi kering

5. Gulung kertas sehingga menjadi silinder

6. Tempatkan kertas dalam gelas kimia yang berisi air setinggi 1 cm,

sehingga ujung kertas tercelup dalam air.

7. Biarkan air merambat ke bagian atas kertas

8. Jika air sudah merambat mendekati ujung atas kertas, keluarkan kertas dan

beri tanda batas rambatan air

9. Perhatikan noda-noda zat warna dalam tinta dan biarkan kertas saring

menjadi kering

10. Ukur jarak batas air dan jarak tiap noda zat warna, dari garis pensil pada

ujung bawah kertas

11. Ukur harga perbandingan kedua jarak (Rf) = jarak noda/jarak air

12. Buat kromatogram dari titik tinta yang tidak dikenal, misalnya campuran

dua macam tinta.

5. Hasil Pengamatan

Macam tinta :

Warna tinta Warna noda Rf

Page 14: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Merah muda Merah muda 411,5

Hitam Hitam 011,5

Hijau Biru 1011,5

Hijau muda 911,5

6. Pembahasan

Dari percobaan kromatografi kertas ini dapat diketahui bahwa tinta warna hijau

memiliki 2 zat penyusun warna yang berbeda yaitu warna hijau muda yang

memiliki jarak noda 9 cm dan biru memiliki jarak 10 cm. Untuk tinta hitam

memiliki satu penyusun warna yaitu hitam dengan jarak noda 0 cm. Sedangkan

untuk tinta merah muda memiliki satu zat penyusun warna yaitu merah muda

dengan jarak noda 4 cm. Dan untuk jarak zat pelarut adalah 11,5. Sehingga dari

hasil pengamatan di atas di dapat nilai Rf.

Jawaban soal :

1. Apakah di antara tinta yang berbeda ada zat warna yang sama ? Bagaimana hal

tersebut bisa diketahui?

Page 15: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Tidak ada, hal ini dapat diketahui dengan melihat tinta pada kertas

kromatografi tidak menyebarkan warna yang sama, tinta masing-masing

memiliki warna khas

2. Apakah tinta yang tidak dikenal itu dibuat dari dua tinta yang sama ?

Tinta yang digunakan bukan berasal dari dua tinta yang sama yaitu hijau

muda, biru, merah muda dan hitam

7. Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa kromatografi kertas

merupakan kromatografi dengan menggunakan kertas penyaring sebagai

penunjang fase diam dan fase bergerak, berupa cairan yang terserap di antara

struktur pori kertas. Dimana noda penyusun tinta akan diuraikan oleh pelarut dan

dengan kejadian tersebut akan didapat nila Rf dengan membagi jarak tempuh noda

zat dengan jarak tempuh pelarut.

8. Daftar PustakaChang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Subagia, I. W. (2005). Buku Penuntun Belajar Kimia Dasar. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Subagia, I. W. (2004). Materi Pratikum Kimia Dasar I. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Page 16: Pemisahan Dan Pemurnian Zat

Kelas : C

Nama Kelompok :

I Ketut Angger Bajresena (1113031030)

I Wayan Sudantra (1113031033)

Luh Gede Eka Pratiwi (1113031039)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2011