7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
1/22
CASE PRESENTATION
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
DisusunUntukMemenuhiSebagianSyaratMengikutiUjianKepaniteraanKlinik di
BagianIlmuKesehatan THT RSUD PanembahanSenopatiBantul
Disusun oleh :
Karina S. Ked
(20070310113)
Dokter Penguji :
dr.I Wayan Marthana,M.Kes, Sp.THT
SMF ILMU KESEHATAN THT
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2013
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
2/22
HALAMAN PENGESAHAN
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Kesehatan THT
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun Oleh:
Karina S. Ked
20070310113
Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal February 2013
Oleh :
Dokter Penguji
dr.IWayanMarthana, M.Kes, Sp.THT
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
3/22
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
SMF TELINGA HIDUNG TENGGOROK
Nama Mahasiswa : Karina S. Ked
NIM : 20070310100
Dokter Pembimbing : dr.I Wayan Marthana,M.Kes, Sp.THT
A. IDENTITAS PASIENNama : Sdri. FR
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 5 Juni 1979
Umur : 33 Tahun
Alamat : Jetis RT 85, Pendowoharjo, Sewon, Bantul
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Guru renang
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 16 February 2013
B. ANAMNESISAnamnesis dilakukan tanggal 16 february 2013 secara autoanamnesis dengan pasien
a. Keluhan UtamaKeluar cairan berbau dari telinga kanan.
b. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poliklinik THT RS Panembahan Senopati Bantul dengan
keluhan keluar cairan kuning berbau dari telinga kanan sejak 3 minggu ini.
Sebelumnya os pada 1 bulan lalu kemasukkan air pada telinga kanannya, dan
dibersihkan dengan cotton bath. Beberapa hari setelah dibersihkan itu, telinga
kanan terasa sakit dan keluar cairan bening dan berbau. OS juga mengeluh
telinga terasa penuh dan terasa bergemuruh. Pendengaran telinga kanan dirasakan
berkurang. Saat ini, rasa sakit di telinga sudah tidak dirasakana lagi kecuali
telinga yang mengeluarkan cairan dan pendengaran yang berkurang. Selama
sakitnya ini, os belum pernah memeriksakan sakitnya ini ke dokter dan belum
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
4/22
pernah mengkonsumsi obat apapun untuk sakitnya ini. Tidak ada dirasakan
demam, pusing, batuk dan pilek.
c. Riwayat Penyakit Dahulu Os baru pertama kali merasakan gejala seperti ini. Os menyangkal mempunyai penyakit diabetes melitus, darah tinggi, asma,
penyakit jantung, maag dan alergi
d. Riwayat Penyakit KeluargaAyah, ibu dan saudara sekandung pasien tidak pernah mengalami sakit serupa.
e. Anamnesis Sestem Sistem serebrospinal : demam (-), mual (-), pusing (-) Sistem respiratorius : sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-) Sistem Kardiovaskuler : berdebar-debar (-) Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan Sistem genitalia : tidak ada keluhan Sistem muskuloskeletal : tidak ada hambatan dalam bergerak Sistem Integumentum : Akral teraba hangat
C. PEMERIKSAAN FISIKI. KEADAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
Suhu : Afebris
Pernapasan : 20x/menit
Berat badan : 55 kg
Tinggi Badan : 156 cm
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
5/22
II. TELINGA
Kanan Kiri
Bentuk Daun Telinga Normal
Deformitas (-)
Normal
Deformitas (-)
Radang, Tumor Tidak ada Tidak ada
Discharge Bening dan tidak berbau -
Nyeri Tekan Tragus Tidak ada Tidak ada
Regio Mastoid Tidak ada kelainan, nyeri
tekan (-)
Tidak ada kelaianan,
nyeri tekan (-)
Liang Telinga CAE terdapat serumen,
lunak
CAE lapang, serumen(-)
Membran Timpani MT subtotal perforasi,
hiperemis (+), edema (-),
refleks cahaya (-)
MT intak, hiperemis (-),
edema (-), refleks cahaya
(+ ) jam 7
Valsava Test
Toyinbee Test
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
DBN
Perforasi
Subtotal
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
6/22
TES PENALA
TEST KANAN KIRI
Rinne - +
Weber Lateralisasi ke kananSwabach Memanjang pada pasien Pasien = pemeriksa
Penala yang dipakai 512 Hz 512 Hz
Kesan : Kesan adanya tuli konduktif pada telinga kanan
Saran: Konfirmasi dengan hasil tes audiometri
III. HIDUNG DAN SINUS PARANASAL
Kesan: hidung tak ada keluhan, dalam batas normal
Bentuk : Normal, tidak ada deformitas Tanda peradangan : Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-), Bengkak (-) Vestibulum : Hiperemis -/-, sekret -/-
Cavum nasi : Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/- Konka inferior : dalam batas normal Meatus nasi inferior : dalam batas normal Konka medius : dalam batas normal Meatus nasi medius : Sekret -/- Septum nasi : Deviasi -/- Aliran udara : Hambatan -/- Daerah sinus frontalis : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-) Daerah sinus maksilaris : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)
IV. RHINOPHARYNX (RHINOSKOPI POSTERIOR) ---- Tidak dilakukanpemeriksaan
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
7/22
V. PEMERIKSAAN TRANSLUMINASIKanan Kiri
Sinus frontalis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sinus maksilaris Tidak dilakukan Tidak dilakukan
VI. TENGGOROKPHARYNX
Cavum Oris : gigi lengkap, caries (-) radang ginggiva (-), mukosa mulutdalam batas normal, papil lidah dalam batas normal
Uvula : letak di tengah, hiperemis (-) Dinding pharynx : merah muda, hiperemis (-), granular (-) Arkus pharynx : simetris, hiperemis (-), edema (-) Tonsil :
- T1-T1- hiperemis -/-- permukaan mukosa tidak rata/ granular -/-- Kripta melebar -/-- Detritus -/-- Perlengketan -/-
LARING (Laringoskopi) --- tidak dilakukan
VII.LEHER Kelenjar limfe submandibula : tidak teraba membesar Kelenjar limfe servikal : tidak teraba membesar
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Saran Pemeriksaan:
Tes AudiometriE. DIAGNOSIS BANDING
Otitis Media Supuratif Kronik Otitis media akut
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
8/22
Otitis eksterna dextraF. DIAGNOSIS
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Benigna AD
G. RENCANA TERAPI
1. Edukasi :a. Unt uk jangan mengorek telinga
b. Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandic. Dilarang berenangd. Segera berobat bila menderita infeksi saluran napas.
2. Medikamentosaa. Pemberian antibiotik topikal ; Kloramfenikol 3x 2 tetes dalam sehari
b. Pemberian antibiotik sistemik ; Amoxicilin, 10 20 kgbb/dosis, 3x/24jam3x500mg
c. Kortikosteroid : Metilprednisolon , 0,7mg/kgBB/hr, 3 x 4mg .
H. PROGNOSIS
Que ad vitam : Dubia at bonam Que ad sanam : Dubia ad bonam Que ad fungsionam : Dubia ad malam
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
9/22
TINJAUAN PUSTAKA
A. AnatomiTelinga TengahTelinga tengahberbentukkubusdenganbatas-batasnyaadalahsebagai berikut4:
- Batas luar: membrane timpani- Batas depan: tuba eustachius- Batas bawah: vena jugularis (bulbusjugularis)- Batas belakang: aditusadantrum, kanalisfacialis pars vertikalis- Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak)- Batas dalam: berturut-turutdariataskebawahkanalissemisirkularis horizontal,
kanalisfacialis, tingkaplonjong (oval window), tingkapbundar (round window)
danpromontorium.
Telingaterngah terdiri darisuaturuang yang terletakantara membrane timpani
dankapsultelingadalam, tulang-tulangdanotot yang terdapatdidalamnyabesertapenunjangnya,
tuba eustachiusdan system sel-seludara mastoid.Bagianinidipisahkandaridunialuarolehsuatu
membrane timpani dengan diameter kuranglebigsetengah inci.5
Membrane timpani
berbentukbundardancekungbiladilihatdariarahliangtelingadanterlihatoblikterhadapsumbuliang
telinnga. Bagianatasdisebut pars flaksida (membrane shrapnel), sedangkanbagianbawah pars
tensa (membrane propria). Pars flaksidahanyaberlapisdua,
yaitubagianluaradalahlanjutanepitelkulitliangtelingadanbagiandalamdilapisiolehselkubusbersi
lia, sepertiselepitelsalurannapas. Pars tensamempunyaisatu lapis lagi di tengahyaitulapisan
yang terdiridariseratkolagendansedikitserat elastin yang
berjalansecararadierdibagianluardansirkulerpadabagiandalam.
Bayanganpenonjolanbagianbawahmaleuspada membrane timpani disebutsebagai
umbo.Dari umbo bermulasuatureflekcahaya (cone of light) kearahbawahyaitupukul 7 untuk
membrane timpani kiridanpukul 5 untuk membrane timpani kanan. Membrane timpani
dibagidalam 4 kuadran, denganmenarikgarissearahdenganprosesuslongusmaleusdangaris
yang tegakluruspadagarisitu di umbo, sehinggadidapatkanbagianatas-depan, atas-belakang,
bawah-depansertabawah-belakang, untukmenyatakanletakperforasi membrane timpani.
Didalamtelingatengahterdapattulang-tulangpendengaran yang
tersusundariluarkedalamyaitu, maleus, inkusdan
stapes.Tulangpendengarandidalamtelingatengahsalingberhubungan.Prosesuslongusmelekatpa
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
10/22
da membrane timpani, maleusmelekatpadainkus, daninkusmelaktpada stapes.Stapes
terletakpadatingkaplonjong yang berhubungandengankoklea.Hibunganantaratulang-
tulangpendengaranmerupakanpersendian.Tuba eustachiustermasukdalamtelingatengah yang
menghubungkandaerahnasifaringdengantelingatengah.
Gambar 1. Anatomi Telinga
B. Definisi Otitis Media Supuratif KronisOMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari
telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret
(otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa
nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar
dari sisa membran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan
seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. Menurut Ramalingam bahwa OMSK
adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ireversibe
C. Klasifikasi Otitis Media Supuratif KronisOMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
1) Tipe tubotimpani
2) Tipe atikoantral
1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau
parstensa dan terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak terkena tulang.Beberapa
faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksisaluran atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
11/22
daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob,
luas dan derajat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel skuamous.
Sekret mukoid kronis berhubungan dengan hiperplasia goblet sel, metaplasia dari
mukosa telinga tengah pada tipe respirasidan muko siliar yang jelek.Secara klinis
penyakit tubotimpani terbagi berdasarkan aktivitas sekret yang dikeluar:
a. Penyakit aktifPada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh
perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah
berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi
dari mukoid sampai mukopurulenb.
b. Penyakit tidak aktif (tenang )Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa
telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan.
Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam
telinga
2. Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih
sering mengenai pars flaksida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi
yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom.Kolesteatom
adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentega, berwarna putih, terdiri dari
lapisan epitel bertatah yang telah nekrotik (Soepardi EA, 2007).
Bentuk perforasi membran timpani adalah :
1. Perforasi sentral
Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior,
kadang-kadang sub total.
2. Perforasi marginal
Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus.
Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi
pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom.
3. Perforasi atik
Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
12/22
Primary acquired cholesteatoma adalah kolesteatom yang terbentuk tanpa didahului oleh
perforasi membran timpani. Kolesteatom timbul akibat proses invaginasi dari membran
timpani pars flaksida akibat adanya tekanan negatif pada telinga tengah karena adanya
gangguan tuba (teori invaginasi). Kolesteatom yang terjadi pada daerah atik atau pars
flaksida.
Secondary acquired cholesteatoma terbentuk setelah perforasi membran timpani.
Kolesteatom terjadi akibat masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi
membran timpani ke telinga tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat metaplasi mukosa
kavum timpani karena iritasi infeksi yang berkangsung lama (teorimetaplasi).
D. Etiologi Otitis Media Supuratif KronisTerjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai
setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis,
sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba eustachius. Fungsi tuba eustachius yang
abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan
Down Sindrome. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan
faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat (Nursiah, 2003).
Faktor Host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi imun
sistemik. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti
infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga
kronis(Nursiah,2003).
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK:
1) Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksisekrettelinga purulen berlanjut.
2) Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan padaperforasi.
3) Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanismemigrasi epitel.
4) Pada pinggir perforasi dari epitel skuamosa dapat mengalami pertumbuhan yang cepatdiatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan
dari perforasi.
E. Epidemiologi Otitis Media Supuratif Kronis
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
13/22
Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial,
ekonomi,suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. Kebanyakkan studi
mengukur nilai prevalensi bukannya menilai angka insidensi seperti table 1. Prevalensi
OMSK setiap negara dikategorikan oleh WHO regional classification ketika workshop
WHO/CIBA pada tahun 1996. Nilai prevalensi 1-2% dianggap rendah dan nilai 3-6%
dianggap tinggi.
Tabel 2.1 Prevalensi OMSK Setiap Negara oleh WHO Regional Classification
Kategori Populasi
Paling tinggi ( >4% ) Tanzania, India, Solomon Islands, Guam,
Australian Aborigines,
Greenland
Tinggi ( 2-4% ) Nigeria, Angola, Mozambique, Republic of
Korea, Thailand,
Philippines, Malaysia, Vietnam, Micronesia,
China, Eskimos
Rendah (1-2% ) Brazil, Kenya
Paling rendah (
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
14/22
1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit
3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi
sebelumnya.
4. Pneumatisasi mastoid
Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadi antara 5-10 tahun. Proses pneumatisasi ini
sering terhenti atau mundur oleh otitis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda.
Bila infeksi kronik terus berlanjut, mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran
prosesus mastoid berkurang1.
Disfungsi tuba Eustachius merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga
tengah ini. Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan tertutup dan
akan membuka bila kita menelan. Tuba Eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan
tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar (tekanan udara atmosfer). Fungsi
tuba yang belum sempurna, tuba yang pendek, penampang relatif besar pada anak dan posisi
tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan lebih
mudah menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM daripada dewasa.
Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring melalui
tuba Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari telinga tengah.
Pada saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan pada telinga tengah
yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit, dan leukosit serta sel
lokal seperti keratinosit dan sel mastosit akibat proses infeksi tersebut akan menambah
permiabilitas pembuluh darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu,
adanya peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga
tengah karena stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada
telinga tengah.
Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari satu
lapisan, epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratified respiratory epithelium dengan
banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini mempunyai sel goblet
dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta pembuluh darah. Penyembuhan
OM ditandai dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan
epitel sederhana.
Terjadinya OMSK disebabkan oleh keadaan mukosa telinga tengah yang tidak normal
atau tidak kembali normal setelah proses peradangan akut telinga tengah, keadaan tuba
Eustachius yang tertutup dan adanya penyakit telinga pada waktu bayi.
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
15/22
G. GEJALA KLINIS1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe
jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi
iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret
biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga.
Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena
rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan
adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang
mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan
tuberkulosis.
2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan
mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya
didapat tuli konduktif berat.
3. Otalgia (Nyeri Telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat
berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri
merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau
trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi
dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan
udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya
karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah
terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan
keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum
H. TANDA KLINISTanda-tanda klinis OMSK tipe maligna:
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
16/22
1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.
I. PEMERIKSAAN KLINIKUntuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut :
Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi
dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak
perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas
Derajat ketulian nilai ambang pendengaran
Normal : -10 dB sampai 26 dB
Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB
Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB
Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB
Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB
Tuli total : lebih dari 90 dB.
Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :
1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-
50 dB apabila disertai perforasi.
3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masihutuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.
4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaanhantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.
Pemeriksaan Radiologi.
1. Proyeksi SchullerMemperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto
ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan
tegmen3.
2. Proyeksi Mayer atau Owen,
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
17/22
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang-
tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah
mengenai struktur-struktur3.
3. Proyeksi StenverMemperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas
memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis.
Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat
menunjukan adanya pembesaran akibat2,3
4. Proyeksi Chause IIIMemberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan
kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat
menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom3.
J. Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif KronisPengobatan penyakit telinga kronis yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor
penyebabnya dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian pada waktu pengobatan
haruslah dievaluasi faktorfaktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis,perubahan-
perubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan serta menganggu fungsi, dan proses
infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan
operasi, tetapi obat -obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimanapengobatan
dapat dibagi atas konservatifdan operasi.
1. Pengobatan OMSK Tipe Tubatimpani
a. OMSK Tipe Tubatimpani Tenang
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dandinasehatkan untuk jangan mengorek
telinga,air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dansegera berobat bila
menderita infeksi saluran nafas atas. Bilafasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi
rekonstruksi (miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan
pendengaran.
b. OMSK Tipe Tubatimpani Aktif
Keadaan ini harus dilakukan pembersihan liang telinga dan kavum timpani ( toilet telinga).
Tujuan toilet telinga adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan
mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi perkembangan
mikroorganisme (Fairbank, 1981).
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
18/22
Pemberian antibiotik topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa
dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan
obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.4 Mengingat pemberian obat topikal
dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang
ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan
antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni3.
Bubuk telinga yang digunakan seperti :
a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodineb. Terramycin.c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg
Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang
dikombinasi dengan pembersihan telinga.
Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah3 :
1. Polimiksin B atau polimiksin E
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E.
Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis
Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf.
2. Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus
aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap
ginjal dan telinga.
3. Kloramfenikol
Obat ini bersifat bakterisid
Pemberian antibiotik sistemik
Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret
profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan
yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan
pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman
terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah
antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis
tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam.
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
19/22
Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah
Pseudomonas : Aminoglikosida karbenisilin
P. mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin P. morganii, P. vulgaris : Aminoglikosida Karbenisilin Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosida coli : Ampisilin atau sefalosforin S. Aureus Anti-stafilikokus : penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida fragilis : Klindamisin
Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat asamnalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi
tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi
III ( sefotaksim, seftazidinm dan seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus
diberikan secara parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK
belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek
bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut Browsing dkk metronidazol dapat diberikan
dengan dan tanpa antibiotik (sefaleksin dan kotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis 400 mg
per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu
2. Pengobatan OMSK Tipe Atikoantral
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan
medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila
terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum
kemudian dilakukan mastoidektomi.Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang
dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe tuba-timpani atau tipe
atikoantral, antara lain (Soepardi, 2001).
Mastoidektomi sederhana
Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang tidak sembuh dengan pengobatan konservatif.
Pada tindakan ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik,
dengantujuan agar infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.
Mastoidektomi radikal
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
20/22
Dilakukan pada OMSK tipe atikoantral dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah
meluas.Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan
patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi
ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik danmencegah komplikasi ke
intrakranial.
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)
Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum
timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan.
Tujuan operasi adalah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid dan
mempertahankanpendengaran yang masih ada.
Miringoplasti
Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang
hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani. Operasi ini merupakan jenis
timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe
1.Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.Tujuan operasi adalah untuk
mencegah berulangnya infeksi telinga tengah ada OMSK tipe tubatimpani dengan perforasi
yang menetap.
Timpanoplasti
Dikerjakan pada OMSK tipe tubatimpani dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe
tubatimpani yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi
adalah menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain
rekonstruksi membran timpaniseringkali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang
pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang yang dilakukan maka dikenal istilah
timpanoplasti tipe II, III, IV dan V.
Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)
Dikerjakan pada kasus OMSK tipe atikoantral atau OMSK tipe tubatimpani dengan jaringan
granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki
pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding
posterior liang telinga). Yang dimaksud dengan combined approach di sini adalah
membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani melalui dua jalan, yaitu
liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Namun teknik
operasi ini pada OMSK tipe atikoantral belum disepakati oleh para ahli karena sering timbul
kembali kolesteatoma (Soepardi EA, 2007).
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
21/22
K. Komplikasi Otitis Media Supuratif KronisTendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang
menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya
pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien
OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman
yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi1,2.
Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari
OMSK berhubungan dengan kolesteatom.
A. Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten membrane timpani
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam
lintasan:
1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
2. Menembus selaput otak.
3. Masuk kejaringan otak.
7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina
22/22
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi.E.A,et all.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok KepalaLeher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.
2. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed.Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 1997. pg: 330-44.
3. Caparas.M.B, Lim.M.G. Basic Otolaryngology. Publication of comittee of the collegeof Medicine: University of the Philippines. 1998. pg: 149-59.
4. Robertson, J.S. 2004. Journal of Otology. Available at: http://www.emedicine.com.Accessed on: January 2013
5. Ramsey, D.D. 2003.Chronic Suppurative Otitis Media. Available at:http://www.illionisuniv.com. Accesed on: January 2013
6. Lee, K.J. MD.Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 2003. McGraw-Hill.7. Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2nd ed. Philadelphia: WB Sunders Co.
1959. pg: 239-59.
http://www.emedicine.com/http://www.illionisuniv.com/http://www.illionisuniv.com/http://www.emedicine.com/