PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DAN INSTRUMENTASIKELOMPOK 2Kelompok 2Ayu Pratiwi H. S. P 2613121017Bryan Adiyanto 2613121018Anggoro Aryo Kusumo 2613121022Eggi Ardiansyah 2613121029Reno R. H 2613121038
IANALISA KUALITATIF
KATIONTujuan:
Untuk mengidentifikasi masing-masing unsur dengan cara membendakan warna, endapan, larutan dan bau yang
terbentuk pada saat reaksi terjadi
SKEMA PROSES
DATA PENGAMATAN
PEMBAHASAN• Pada praktikum ini sampel ion direaksikan dengan
pereaksi yang bisa membuktikan keberadaan ion tersebut.
• Keberadaan ion tersebut dibuktikan dengan timbulnya endapan, perubahan warna atau timbulnya bau.
• Beberapa percobaan tidak menghasilkan hasil yang sesuai. Hal ini dapat diakibatkan oleh ketidak telitian pengamatan dan konsentrasi pereaksi yang tidak sesuai.
KESIMPULAN• Identifikasi kation masing-masing unsur dapat dilakukan
dengan meraksikannya dengan suatu reagensia dan dibedakan oleh warna endapan dan bau yang dihasilkannya.
• Faktor yang menentukan keberhasilan pengujian ini adalah factor konsentrasi reagensia dan ketelitian saat pengerjaan serta pengamatan.
II.PENETAPAN UNSUR CU DALAM KUNINGAN CARA IODOMETRI
Tujuan:Untuk mengetahui kandungan tembaga dalam kuningan
berdasarkan analisis volumetri cara iodometri
SKEMA PROSES
DATA PENGAMATAN
PEMBAHASAN• Metode titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana mula-mula
iodium berlebih, kemudian iodium dititrasi dengan natrium thiosulfat.• Penambahan asam asetat dimaksudkan untuk menjadi larutan buffer
untuk menahan/ mempertahankan pH.• Penambahan KI berfungsi untuk menjaga agar I2 yang terbentuk tidak
memisah atau menguap.• Lalu I2 sisa yang dibebaskan akan dititrasi dan diikat dengan natrium
thiosulfat hingga larutan yang mulanya berwarna merah kecoklatan menjadi warna kuning muda.
• .Penambahan kanji dimaksudkan untuk memperjelas perubahan warna.• Terjadi beberapa kesalahan sehingga warna yang menjadi parameter
tidak tercapai, yaitu oksigen di udara, pH yang terlalu tinggi, pemberian kanji berlebih, penambahan KI yang terlalu banyak, pengaruh suhu, reaksi tidak dilakukan terus menerus.
KESIMPULAN• Kandungan tembaga dalam sampel kuningan dapat
diketahui dengan cara iodometri yaitu sebesar 64,77%• Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil titrasi yaitu
interaksi larutan dengan oksigen, pH yang terlalu tinggi, penambahan kanji yang berlebih, penambahan KI yang terlalu banyak, pengaruh suhu yang harus tinggi dan reaksi yang harus terjadi terus-menerus.
III.PENENTUAN UNSUR MN DALAM BAJA CARA PERMANGANOMETRI
Tujuan:Untuk mengetahui kandungan unsur Mn dalam baja
cara permanganometri
SKEMA PROSES
DATA PENGAMATAN
PEMBAHASAN• Titrasi ini menggunakan KMnO4 sebagai autoindikator yaitu larutan
yang dapat menunjukkan perubahan warna sebagai indikasi ttik akhir tanpa harus menambahkan indikator lagi
• Permanganometri harus dilakukan dalam suasana asam. • Pemanasan digunakan untuk mempercepat proses pengoksidasian zat-
zat pereduksi dalam air dan untuk mencegah terbentuknya endapan MnO2 yang akan menyulitkan penentuan titik akhir titrasi serta untuk memperepat jalannya setiap reaksi.
• Lalu dilakukan titrasi blanko yang dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan yang terjadi yang dapat diakibatkan karena kadar Mn, keberadaan Mn dalam air serta keberadaan Mn dalam kertas saring.
• Perlakuan titrasi blanko sama dengan titrasi dengan sampel dan titik akhirnya pada volume 13,40 mL.
• Lalu dilakukan perhitungan sehingga diketahui kadar Mn dalam sampel baja sebesar 0,189%.
KESIMPULAN
• Kandungan mangan dalam sampel baja dapat diketahui dengan cara permanganometri yaitu sebesar 0,189%
• Titrasi dilakukan dengan suasana asam dan panas menggunakan titran KMnO4.
IV.PENENTUAN KADAR FE DALAM
GARAM TUNJUNG CARA GRAVIMETRI
Tujuan:Untuk mengetahui kandungan Fe dalam garam tunjung dengan cara mengoksidasi Fe2+ dengan HNO3 menjadi Fe3+ yang stabil dan diendapkan membentuk Fe(OH)3 dan setelah dipanaskan
membentuk Fe2O3 yang berwarna hitam kecoklatan.
SKEMA PROSES
DATA PENGAMATAN
PEMBAHASAN• Gravimetri adalah suatu cara atau proses perhitungan dalam menentukan
kadar Fe dimana senyawa yang akan ditentukan dilarutkan terlebih dahulu kemudian diendapkan menjadi endapan yang sukar larut.
• Oksidasi dilakukan dengan menambahkan HNO3 pada larutan.• Pemanasan bertujuan menguapkan air dan untuk memperbesar konsentrasi
larutan sehingga terjadi perubahan warna larutan dari kuning bening menjadi kuning pekat.
• Larutan ditambahkan NH4Cl yang berfungsi sebagai larutan elektrolit yang mencegah teradsorpsinya zat-zat pengotor pada endapan.
• Pengendapan Fe3+ dengan NH3 anak membentuk endapan coklat kehitaman Fe(OH)3.
• Lalu endapan disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no. 41 yang pori-porinya kasar dengan kecepatan yang cepat untuk endapan Kristal kasar.
• Proses pencucian endapan dengan menggunakan air panas. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan.
KESIMPULAN• Kadar Fe dapat ditentukan dengan cara gravimetri.• HNO3 digunakan sebagai oksidator Fe2+ menjadi Fe3+.• NH4Cl digunakan sebagai larutan elektrolit.• NH3 digunakan sebagai larutan pengendap.• %Fe dalam sampel adalah 13,44%.
V.PENETAPAN NORMALITAS KMNO4
DENGAN BAHAN BAKU ASAM OKSALATTujuan:
Untuk menentukan normalitas KMnO4 dari bahan baku asam oksalat yang dioksidasi oleh KMnO4.
SKEMA PROSES
DATA PENGAMATAN
PEMBAHASAN• Pada praktikum ini menggunakan prinsip titrasi permanganometri
yang menggunakan KMnO4 sebagai titran.• Titrasi ini tidak memerlukan indikator karena warna merah ungu
dari larutan ini dapat menjadi autoindikator.• Titrasi KMnO4 dilakukan dalam keadaan asam karena KMnO4
akan mengalami reduksi, pengasaman larutan menggunakan H2SO4 4N
• maka dilakukan pemanasan hingga mencapai 60o-70oC hal ini dilakukan agar KMnO4 dapat mengoksidasi H2C2O4
• Titrasi harus dilakukan menggunakan buret dengan gelas coklat. • Dititrasi hingga warna menunjukkan merah jambu muda yang
tidak hilang lagi yaitu pada volume 17,2 mL lalu dilakukan perhitungan normalitas KMnO4 yaitu sebesar 0,1200 N.
KESIMPULAN• Permanganometri adalah titrasi redoks yang
menggunakan KMnO4 sebagai titran.• KMnO4 mempunyai sifat autoindikator yaitu tidak
memerlukan indikator untuk menentukan titik akhir titrasi tetapi menggunakan perubahan warna dari KMnO4 sendiri.
• Titrasi KMnO4 harus dilakukan dalam keadaan asam dan panas.
• Volume titran sebesar 17,2 mL dan normalitas KMnO4 sebesar 0,1200 N.
Top Related