Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali ......Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan...
Transcript of Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali ......Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan...
Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali
Permodelan Sistem
Disusun Oleh :
Nama : 1. Yudi Irwanto (021500456)
2. Intan Nafisah (021500436)
Prodi : Elektronika Instrumentasi
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali
Permodelan Sistem
I. Tujuan :
1. Mahasiswa mampu membuat permodelan system.
2. Mahasiswa mampu membuat fungsi alih permodelan sistem.
3. Mahasiswa mampu menganalisa diagram step dengan menggunakan Labview.
II. Dasar Teori
LabVIEW adalah salah satu bahasa pemograman komputer grafik yang menggunakan icon-
icon sebagai pengganti teks dalam membuat aplikasi.Program ini adalah salah satu produk
keluaran National Instrument. Memang belum begitu banyak yang mengenal LabVIEW,
seperti halnya saya yang mengenal LabVIEW saat praktikum Sistem Kendali. Berbeda
dengan pemograman berbasis teks dimana instruksi-instruksi menentukan eksekusi program,
LabVIEW merupakan pemograman aliran data dimana aliran data menentukan eksekusi dari
program.
Program LabVIEW disebut dengan Virtual Instrumen (VI) karena beberapa tampilan dan
operasi pada program LabVIEW menyerupai suatu instrument seperti osiloskop dan
multimeter. Setiap VI menggunakan fungsi-fungsi yang memanipulasi input dari user
interface atau sumber lain dan menampilkan informasi tersebut atau memindahkan informasi
tersebut ke file/ komputer lain.
Software LabVIEW terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
1. front panel front panel adalah bagian window yang berlatar belakang abu-abu serta
mengandung control dan indikator. front panel digunakan untuk membangun sebuah VI,
menjalankan program dan mendebug program.
2. Blok diagram dari Vi Blok diagram adalah bagian window yang berlatar belakang putih
berisi source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel.
3. Control dan Functions Pallete digunakan untuk membangun sebuah Vi.
a. Control Pallete Control Pallete merupakan tempat beberapa control dan indikator
pada front panel, control pallete hanya tersedia di front panel, untuk menampilkan
control pallete dapat dilakukan dengan mengkilk windows >> show control pallete
atau klik kanan pada front panel.
b. Functions Pallete Functions Pallete di gunakan untuk membangun sebuah blok
diagram, functions pallete hanya tersedia pada blok diagram, untuk menampilkannya
dapat dilakukan dengan mengklik windows >> show control pallete atau klik kanan
pada lembar kerja blok diagram.
Analisa sistem menggunakan Labview
Fungsi transfer merupakan suatu rasio polinomial, jadi kita dapat melakukan analisa
fungsi transfer menggunakan Labview dalam menyelesaikan perhitungan polinomial.
Perlu diingat bahwa fungsi transfer berarti numerator dan denominator polinomial harus
ditunjukkan secara spesifik. Pada Labview polinomial ditunjukkan oleh vektor baris yang
terdiri dari koefisian polinomial. Contoh:
P s = s3 + 3s2 + 2s1+3
Dalam vektor baris dapat ditulis [3 2 3 1] seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Berdasarkan Gambar 1 kita dapat menghitung nilai root dari suatu polinomial
menggunakan fungsi Polynomial Roots.vi dan kita bisa menyusun polinomial dari root
menggunakan fungsi Create Polynomial From Roots.vi.
Gambar 1. Penulisan polinomial 𝐏 𝐬 = 𝐬𝟑 + 𝟑𝐬𝟐 + 𝟐𝐬𝟏 + 𝟑 dan menghitung root dari
P(s)=0.
Karakteristik Respon Sistem Orde Satu
Fungsi alih sistem orde satu dinyatakan sebagai berikut:
Dimana :
K = Gain Overall
τ = Konstanta Waktu
Untuk masukan sinyal unit step, , transformasi Laplace dari sinyal masukan . Maka, respon
keluaran sistem orde satu dengan masukkan sinyal step dalam kawasan s adalah
Dengan menggunakan inversi tranformasi Laplace diperoleh respon dalam kawasan waktu
yang dinyatakan dalam persamaan berikut:
Kurva respon orde satu untuk masukan sinyal unit step ditunjukkan oleh Gambar berikut.
Gambar 2. Respon Orde Satu Terhadap Masukan Unit Step.
Ketika diberi masukan unit step, keluaran sistem c(t) mula-mula adalah nol dan terus naik
hingga mencapai nilai K. salah satu karakteristik sistem orde satu adalah ketika nilai t = τ,
yaitu ketika nilai keluaran mencapai 63,2% dari nilai akhirnya.
Karakteristik Respon Sistem Orde Dua
Persamaan umum sistem orde dua dinyatakan oleh persamaan berikut
Dimana:
Bentuk umum kurva respon orde dua untuk masukan sinyal unit step ditunjukkan oleh
Gambar berikut:
Gambar 3. Respon Orde Dua Terhadap Masukan Unit Step
Dari grafik di atas diketahui karakteristik keluaran sistem orde dua terhadap
masukan unit step, yaitu:
1. Waktu tunda (delay time), td
Ukuran waktu yang menyatakan faktor keterlambatan respon output terhadap input, diukur
mulai t = 0 s/d respon mencapai 50% dari respon steady state. Persamaan berikut menyatakan
besarnya waktu tunda dari respon orde dua.
2. Waktu naik (rise time), tr
Waktu naik adalah ukuran waktu yang di ukur mulai dari respon t= 0 sampai dengan respon
memotong sumbu steady state yang pertama. Besarnya nilai waktu naik dinyatakan pada
persamaan berikut:
3. Waktu puncak (peak time), tp
Waktu puncak adalah waktu yang diperlukan respon mulai dari t=0 hingga mencapai puncak
pertama overshoot. Waktu puncak dinyatakan pada persamaan berikut:
4. Overshoot maksimum, Mp
Nilai reltif yang menyatakan perbandingan antara nilai maksimum respon (overshoot) yang
melampaui nilai steady state dibanding dengan nilai steady state.
5. Waktu tunak (settling time), ts
Waktu tunak adalah ukuran waktu yang menyatakan respon telah masuk ±5%, atau ±2%,atau
±0.5% dari keadaan steady state, dinyatakan dalam persamaan berikut:
Orde1 Vs Orde2:
Gambar 4. Persentase harga T
Gambar 5. Diagram step
III. Alat dan Bahan
a. Personal Komputer
b. Software Labview
c. Modul Praktikum
IV. Hasil dan Pembahasan
Pada percobaan ini, praktikan diberi kebebasan untuk memilih Plant atau pemodelan
system yang akan dianalisa kestabilannya menggunakan Labview. Adapun Plant yang
dipilih oleh praktikan ialah Plant “Proses Kimia”. Berikut adalah Pemodelan
sistemnya:
Plant ini menjelaskan proses kimia yang terdiri dari 2 sistem tangki yang
mencampurkan cairan A dan B untuk menghasilkan cairan C. Adapun cairan A
dipanaskan oleh uap di tangki 1, kemudian dialirkan ke tangki 2 dan terjadilah
pencampuran dengan cairan B menghasilkan cairan C. Jadi plant ini ingin mengontrol
keluaran Cairan c dengan suhu yang diinginkan adalah 65’C.
Variabel yang perlu diketahui adalah rerata masa steam, yakni m kg/menit dan juga
keluaran suhu T1.
Untuk mencarinya, dicari kondisi keseimbangan antara Q yang masuk ke Tangki 1
dan Q yang keluar dari tangki 1., dimana:
Q yang masuk tangki 1: Q1=m x c x delta T, maka Q1= m x 550 + 20 x 1 x 25.
Dengan 550 kcal/kg adalah suhu latennya.
Q yang keluar tangki 1: Q1=m x c x delta T, maka Q1’=(20+m) x 1 x T1.
Q1=Q1’
=550m + 500=20T1 + mT1.
Dengan 500 diperoleh dari 20kg/menit x 25’C
Dengan cara yang sama untuk tangki 2, diperoleh Q2=Q2’ adalah
20T1 + mT1 + 15 x 1 x 45 = (20 + m + 15) x 1 x 65.
Sehingga diperoleh T1=79’C dan m= 2, 3 kg.
Dari plant tersebut, maka akan dicari terlebih dahulu model matematika tangki 1 dan
tangki 2, dengan penjabaran sebagai berikut:
Pemodelan matematika berupa persamaan diferensial tangki 1:
Dimana: c1(t)= fluktuasi temperature cairan yang keluar dari Tangki 1.
z (t)= fluktuasi rerata aliran uap.
d1(t)= fluktuasi suhu cairan A.
Dari persamaan differensial ini, lalu diubah ke persamaan laplace, seperti berikut:
)(13
1)(
13
2/55
2060
)(20)(550)(
)(20)(550)(2060
)(20)(20)(550)(60
)(20)(20z(t)550 )(dc
60
11
1
11
111
111
sDs
sZss
sDsZsC
sDsZsCs
sCsDsZssC
tctddt
t
Pemodelan matematika berupa persamaan diferensial tangki 2:
Dimana: c1(t)= fluktuasi temperature cairan yang keluar dari Tangki 1.
c2(t)= fluktuasi temperature cairan yang keluar dari Tangki 2.
d2(t)= fluktuasi suhu cairan B.
Dari persamaan differensial ini, lalu diubah ke persamaan laplace, seperti berikut:
)(110
7/3)(
110
7/4)(
)(35)(15)(20)(350
)()1520())(15)(20()(dc
350
212
2212
2212
sDs
sCs
sC
sCsDsCssC
tctdtcdt
t
Persamaan laplace tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut:
)(5Z(s):Actuator
)(eX(s) :Delay time
110
1)(
7
3)(
7
4
110
)(7
3)(
7
4
)(110
7/3)(
110
7/4)( :2Tank
13
1)()(
2
55
13
)()(2
55
)(13
1)(
13
2/55)( :1Tank
:process of Models
2
1s-
21
21
212
1
1
11
sY
sC
ssDsC
s
sDsC
sDs
sCs
sC
ssDsZ
s
sDsZ
sDs
sZs
sC
Delay time disini mengekspresikan waktu fluktuasi hasil temperatur yang mengalir
dibagian dalam pipa setelah melalui tangki B.
Mengasumsikan waktu delaynya sebesar 1 menit:
Kemudian persamaan diferensial ini dirubah ke persamaan laplace, sehingga diperoleh
hasil delay Time seperti diatas.
Untuk actuator, digunakan untuk mengontrol aliran uap yang akan masuk ke tangki 1.
Grafik ini menunjukkan hubungan antara fluktuasi z(t) dari steady state aliran uap(2,3
kg/menit) dan fluktuasi y(t) dari steady state pengoperasian tekanan(0,55kg/menit).
Sehingga diperoleh:
Selanjutnya, dapat dibuat blok digramnya dengan menggunakan persamaan laplace
diatas serta disesuaikan dengan pemodelan sistemnya.
Dari blok diagram tersebut, dapat disajikan fungsi transfernya seperti berikut:
11330
7/550
11013
7/550
11013
7/550
)(
)()(
2
ssssss
e
sY
sXsP Simplified
s
Setelah memperoleh nilai fungsi transfernya, maka selanjutnya praktikan
menganalisa kestabilan dari fungsi transfer tersebut menggunakan aplikasi Labview.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka aplikasi Labview.
2. Setelah Labview terbuka pilih New/More/Other Files/ Simulation subsystem.
3. Pada lembar simulation subsystem bagian blok diagram buatlah rangkaian seperti
Gambar berikut.
Fungsi (*.vi) yang digunakan yaitu CD Construct Transfer Function
Model.vi, CD Draw Transfer Function Equation.vi, dan CD Step Response.vi.
4. Setelah dibuat rangkainnya, maka dibuka front panel, kemudian isikan panel-panel
pada numerator dan denumerator sesuai nilai fungsi transfernya. Sehingga,
dihasilkan seperti berikut:
Kemudian, dari hasil grafik responsenya, dapat dianalisa seperti berikut ini:
Sistem yang disimulasikan diatas mempunyai fungsi alih = 78,57
30𝑠2+13𝑠+1.
Dengan memasukkan masing-masing nilai pada bagian yang tersedia, kemudian di
Run, maka akan muncul grafik yang terlihat seperti gambar diatas.
Waktu naik (rise time), yaitu waktu yang diperlukan respon untuk
naik/transien dari 10% hingga 90% hingga grafik mencapai keadaan steady state. Dari
grafik tersebut dapat diketahui bahwa system memiliki nilai rise time sebesar 23,6
sekon. Sedangkan Waktu penetapan (setting time) yaitu waktu yang diperlukan kurva
respon untuk mencapai dan menetap pada daerah pita toleransi antara 2% - 5% dari
harga akhimya. Settling time yang diperoleh dari system ini sebesar 42,7 sekon.
Artinya, system ini system ini memiliki waktu merespon keadaan menuju nilai yang
kita inginkan cukup lama. Karena, system yang baik adalah system yang memiliki
respon time yang kecil, sehingga cepat merespon adanya masukan yang diberi.
Selanjutnya, dari grafik diatas terlihat bahwa puncak amplitude dari system ini adalah
78,5 dengan overshoot sebesar 0%. Artinya, system ini terdapat error steady state
yang sangat besar, yakni mendekati amplitude 80. Adapaun system yang baik adalah
system yang memiliki steady state pada nilai 1 dan tidak memiliki overshoot.
V. Kesimpulan
1. Pada praktikum ini, digunakan Plant “Proses Kimia”
2. Dari grafik pada diagram step, menunjukan nilai rise time sebesar 23,6 sekon dan
settling time sebesar 42,7 sekon. Artinya, system memilliki waktu yang cukup lama
untuk merespon masukan menuju nilai yang diinginkan.
3. Dari grafik pada diagram step, menunjukan nilai osilasi 0%, namun terdapat error
steady state yang cukup besar, yakni steady state pada amplitude 78,5.
VI. Daftar Pustaka
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/1_PEMODELAN_SISTEM.pdfdiaksespada
tanggal 5 November 2017
https://mokuromoto.wordpress.com/2009/02/18/pengenalan-labview-
i/diaksespadatanggal 5 November 2017