Laporan Akhir Praktikum Sistem Kendali Digital

49
PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM KENDALI KONTINYU DAN DIGITAL PADA PLANT TEMPERATUR DENGAN METODE ZIEGLER- NICHOLS TIPE 1 dan ZIEGLER-NICHOLS TIPE 2 MENGGUNAKAN MATLAB DAN ARDUINO Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah sistem kendali digital DIPLOMA III PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA Di Jurusan Teknik Elektro Oleh Dwi Fakhri Amindin 131311044 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2015

description

Laporan Akhir Praktikum Sistem Kendali Digital Plant Pengendali Temperatur Jurusan Teknik Elektro Program Studi D3 Elektronika

Transcript of Laporan Akhir Praktikum Sistem Kendali Digital

  • PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

    KENDALI KONTINYU DAN DIGITAL PADA PLANT

    TEMPERATUR DENGAN METODE ZIEGLER-

    NICHOLS TIPE 1 dan ZIEGLER-NICHOLS TIPE 2

    MENGGUNAKAN MATLAB DAN ARDUINO

    Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah

    sistem kendali digital

    DIPLOMA III PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA

    Di Jurusan Teknik Elektro

    Oleh

    Dwi Fakhri Amindin

    131311044

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2015

  • i

    Abstrak

    Sistem kendali temperatur sangat banyak digunakan didunia industri. Berbagai

    penelitian mengenai sistem kendali temperatur dilakukan di dunia akademis dan

    dunia penelitian agar kelak muncul sebuah inovasi baru di dalam dunia sistem

    kendali temperatur. penelitian mengenai sistem kendali temperatur yang dilakukan

    di dunia akademis, dilakukan untuk mempersiapkan para penerus bangsa yang

    mampu bersaing dan berperan aktif dalam perkembangan dunia teknik kendali.

    Pengenalan metode yang digunakan untuk mengendalikan sebuah plant dan

    bagimana cara pemodelan serta proses perancangan merupakan suatu hal yang baru

    dirasakan oleh mahasiswa. Ada beberapa metode yang digunakan dalam sistem

    kendali, salah satunya adalah metode ProportionalIntegralDerivative (PID).

    Sebuah metode yang menggunakan prinsip penguatan posisi, penguatan integral,

    dan penguatan derivative untuk memperbaiki respon sistem kendali. Untuk

    mendesain sebuah pengendali PID ada tiga metode yang dapat dilakukan, yaitu

    metode Ziegler-Nichols tipe 1 dan Ziegler Nichols tipe 2. Dengan pemodelan

    melalui kedua metode tersebut, pengendali PID dapat menghasilkan respon sistem

    kendali yang lebih responsif dibandingkan dengan tanpa pengendali. Sehingga

    sistem kendali temperatur dengan pengendali PID dapat digunakan dalam sistem

    kendali temperatur Pengering gabah, atau Pelelehan besi.

    Kata kunci : PID, Ziegler-Nichols tipe 1, Ziegler Nichols tipe 2, Sistem Kendali

    Temperatur dengan Pengendali PID, respon sistem.

  • ii

    Abstract

    Temperature control system is widely used in the world of industry. Various

    research on the temperature control system is done in the academic world and the

    world of research that later appeared a new innovation in the world of temperature

    control system. research on the temperature control system is done in the academic

    world, performed to prepare the successor to the nation that is able to compete and

    play an active role in the development of control engineering. The introduction of

    methods used to control a plant and how it modeling and design process is a new

    thing perceived by students. There are several methods used in control systems, one

    of which is a method of Proportional-Integral-Derivative (PID). A method that uses

    the principle of strengthening the position, strengthening the integral, and derivative

    gains to improve the response of the control system. To design a PID controller,

    there are three methods that can be performed, the method of Ziegler-Nichols

    Ziegler Nichols type 1 and type 2. With modeling through both methods, the PID

    controller can generate control system response is more responsive than without

    controllers. So that the temperature control system with PID controllers can be used

    in temperature control system of grain dryer, or Steel smelter .

    Keywords : PID, Ziegler-Nichols type 1, Ziegler Nichols type 2, Temperature Control

    System with PID Controller, System respons.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan

    rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Perancangan dan Realisasi

    Sistem Kendali Kontinyu & Digital pada Plant Temperatur dengan Metode Ziegler-

    Nichols tipe 1 dan Ziegler-Nichols tipe 2 Menggunakan Matlab dan Arduino.

    Laporan akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Mata Kuliah Sistem

    Kendali Digital Program Studi D3-Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro

    Polieknik Negeri Bandung.

    Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran,

    dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang

    merupakan pengalaman yang tidak terukur secara materi, namun sesungguhnya

    pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh

    karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah saya sebagai

    penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Feriyonika , ST.M.Sc.Eng selaku dosen Mata Kuliah Sistem

    Kendali Digital.

    2. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doanya.

    3. Para Teknisi yang setia membantu terlangsungnya praktek Sistem Kendali

    Digital.

    4. Asep Mohammad Fauzi dan Kiki Abdul Baki selaku rekan satu grup dalam

    praktikum Sistem Kendali Digital.

    5. Seluruh rekan-rekan kelas B angkatan 2013 telah memberikan motivasi.

    6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

    banyak membantu sehingga laporan akhir praktikum ini dapat

    diselesaikan.

  • iv

    Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih

    terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak

    sengaja. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut

    tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang

    membangun bagi diri penulis. Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi

    penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas.

    Wassalamu alaikum Wr. Wb.

    Bandung, 6 Juli 2015

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    Abstrak ................................................................................. Error! Bookmark not defined.

    Abstract .............................................................................................................................. ii

    DAFTAR ISI...................................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    BAB II DASAR TEORI.................................................................................................... 4

    2.1. Perkembangan Sistem Kendali ........................................................................... 4

    2.1.1. Sistem Kendali Loop Terbuka .................................................................... 4

    2.1.2. Sistem Kendali Loop Tertutup .................................................................... 5

    2.1.3. Bagian / Elemen Sistem Kendali ................................................................ 7

    2.2. Sistem Kendali PID ............................................................................................ 7

    2.3. Desain Kendali PID .......................................................................................... 11

    2.3.1. Metode Ziegler-Nichols Tipe 1 ................................................................. 11

    2.3.2. Metode Ziegler-Nichols Tipe 2 ................................................................. 13

    2.3.3. Manual Tunning ....................................................................................... 14

    2.4. Perangkat Lunak (Software) MATLAB ........................................................... 14

    2.5. Modul Miktrokontroller Arduino Uno .............................................................. 15

    BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI TEMPERATUR ........................... 16

    3.1 Desain Alat............................................................................................................. 16

    3.1.1. Modul Catu Daya ..................................................................................... 20

    3.1.2. Modul Set Poin ......................................................................................... 20

    3.1.3. Modul Pengendali PID ............................................................................. 21

    3.1.4. Modul Penguat Daya ................................................................................ 21

    3.1.5. Plant Sistem Kendali Temperatur ............................................................. 21

    3.2. Mekanisme Alat ............................................................................................... 22

    3.2.1. Diagram Blok Pengoperasian Modul ........................................................ 22

    3.3. Desain Pengendali PID ..................................................................................... 23

    3.3.1. Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 1 .......................................................... 23

    3.3.2. Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 2 .......................................................... 24

    3.3.3. Desain PID Dengan Script MATLAB ...................................................... 26

    3.3.4. Desain PID Dengan Script Arduino .......................................................... 27

  • vi

    BAB 4 DATA PENGUJIAN DAN ANALISIS ............................................................... 28

    4.1. Hasil Pengujian ................................................................................................ 28

    4.1.1. Manual Tunning Hasil Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 1 ...................... 28

    4.1.2. Manual Tunning Hasil Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 2 ...................... 30

    4.2. Stand Alone Control Sistem Kendali Temperatur dengan Pengendali PID....... 30

    4.2.1. Pengujian Stand Alone Control dengan MATLAB ................................... 31

    4.2.2. Pengujian Stand Alone Control dengan Arduino Uno .............................. 34

    BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 38

    5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 38

    5.2. Saran ................................................................................................................ 38

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 40

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1. Fungsi Komponen P, I, dan D pada Pengendali PID .......................... 98

    Tabel 3.1 .............................................................................................................. 124

    Tabel 3.2 .............................................................................................................. 135

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1. Centrifugal Governor by James Watt................................................ 4

    Gambar 2. 2. Diagram Blok Sistem Kendali Loop Terbuka ................................... 5

    Gambar 2. 3. Diagram Blok Sistem Kendali Loop Tertutup................................... 6

    Gambar 2. 4. Diagram Blok Sistem Kendali dengan Pengontrol PID .................... 8

    Gambar 2. 5. Respon Awal Sistem Kendali dengan Pengendali PID ..................... 9

    Gambar 2. 6. Respon Sistem Kendali berdasarkan Rise Time .............................. 10

    Gambar 2. 7. Respon Sistem Loop Terbuka ......................................................... 12

    Gambar 2. 8. Respon Sistem Osilasi ..................................................................... 13

    Gambar 2. 9. Logo Simulink MATLAB ............................................................... 15

    Gambar 2. 10. Arduino Uno .................................................................................. 15

    Gambar 3. 1. Sistem Kendali Temperatur ............................................................. 16

    Gambar 3. 2. Rangkaian open loop Sistem Kendali Temperatur menggunakan

    Arduino Uno.......................................................................................................... 17

    Gambar 3. 3. Rangkaian closed loop Sistem Kendali Temperatur menggunakan

    Arduino Uno.......................................................................................................... 17

    Gambar 3. 4. Desain Simulink MATLAB pada Perancangan PID Menggunakan

    Metode Ziegler-Nichols Tipe 1 ............................................................................. 18

    Gambar 3. 5. Desain Simulink MATLAB pada Perancangan PID Menggunakan

    Metode Ziegler-Nichols Tipe 2 ............................................................................. 19

    Gambar 3. 6. Setting Lowpass Filter ..................................................................... 20

    Gambar 3. 7. Plan Sistem Kendali Temperatur..................................................... 21

    Gambar 3. 8. Diagram Blok Sistem Kendali Temperatur Menggunakan

    Pengendali PID...................................................................................................... 22

    Gambar 3. 8. Pemplotan untuk Mencari Nilai T dan L ......................................... 24

    Gambar 3. 9. Pemplotan untuk Mencari Nilai Pcr ................................................ 25

    Gambar 3.10. Flowchart Script MATLAB ........................................................... 26

    Gambar 3.11. Flowchart Script Arduino .............................................................. 27

    Gambar 4. 2. Respon Sistem Hasil Manual Tunning Desain PID Ziegler-Nichols

    Tipe 1 .................................................................................................................... 29

    Gambar 4. 3. Respon Sistem Hasil Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 2 .............. 30

    Gambar 4. 4. Respon Sistem Kendali Temperatur dengan Pengendali PID Digital

    (MATLAB) ........................................................................................................... 33

    Gambar 4. 6. Respon Stand Alone Control Sistem Kendali Temperatur dengan

    Pengendali PID...................................................................................................... 37

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sistem Kendali Temperatur sangat banyak digunakan di dalam

    dunia industri saat ini. Misalnya pada industri minyak dan gas. Selaras

    dengan perkembangan teknologi saat ini, sistem kendali temperatur yang

    digunakan pun semakin berkembang. Sistem kendali temperatur didesain

    untuk dapat mengendalikan temperatur dari sebuah proses produksi.

    Sistem kendali yang digunakan pun dituntut memiliki efisiensi yang baik

    dan tangguh terhadap berbagai gangguan yang dihadapi oleh sistem.

    Selaras dengan perkembangan teknologi sistem kendali yang ada di

    industri saat ini, penelitian mengenai pengendalian temperatur yang lebih

    komplek juga sangat banyak ditemui di dunia penelitian maupun dunia

    akademis.

    Untuk merancang sistem kendali temperatur yang efisien dan

    tangguh terhadap gangguan, perlu dilakukan penelitian yang bersifat rutin

    dan terfokus. Dengan memberikan pendidikan mengenai dasar-dasar dan

    parameter sistem kendali temperatur, diharapkan perguruan tinggi sebagai

    salah satu penghuni dunia akademis mampu mempersiapkan peserta

    didiknya agar mampu untuk memberikan kontribusi aktif dalam

    perkembangan teknologi sistem kendali temperatur. Kontribusi aktif yang

    diharapkan mampu diberikan oleh para lulusan perguruan tinggi tersebut

    diantaranya adalah mampu untuk mendesain sebuah sistem kendali

    temperatur yang efisien dan tangguh dengan menggunakan metoda dan

    analisis yang berkembang saat ini. Salah satu metoda sistem kendali yang

    paling lama ada dan relatif sering digunakan adalah metoda Proportional

    IntegralDerivative (PID).

    PID merupakan pengendali untuk menentukan ketepatan suatu

    sistem kendali dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem

    tesebut. Komponen kendali PID ini terdiri dari tiga jenis yaitu

  • 2

    Proportional, Integratif dan Derivatif. Ketiga komponen kendali PID

    tersebut didapatkan melalui pendesainan yang juga dapat dilakukan

    melalui beberapa metode. Salah satu metode tersebut adalah Metode

    Ziegler-Nichols. Metoda Ziegler-Nichols terbagi menjadi dua tipe, yaitu

    Metoda Ziegler-Nichols tipe 1 dan Metoda Ziegler-Nichols tipe 2. Dengan

    pendesainan yang baik dalam menentukan nilai pada ketiga jenis

    komponen kendali PID, dapat menciptakan sebuah sistem kendali

    temperatur yang efisien, tepat, dan tangguh terhadap berbagai gangguan

    yang dihadapi (robust). Maka dari itulah penelitian untuk mendesain

    sistem kendali temperatur berbasis metoda kendali PID Ziegler-Nichols

    menjadi poin penting dalam dunia pendidikan teknik elektronika di bidang

    kendali. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melatih pendesainan

    sistem kendali temperatur yang efisien dan tangguh serta pada akhirnya

    akan diimplementasikan pada sistem kendali temperatur yang berdiri

    sendiri (stand alone) dengan menggunakan Arduino Uno sebagai

    pengendali.

    Tujuan penelitian ini adalah:

    1. Melatih ketepatan pendesainan sistem kendali temperatur berbasis

    metoda kendali PID dengan menggunakan metoda Ziegler-Nichols

    tipe 1 dan Ziegler-Nichols Tipe 2.

    2. Mampu melakukan manual tunning untuk memperbaiki respon

    sistem kendali temperatur berdasarkan nilai komponen kendali PID

    hasil desain awal.

    3. Mampu membuat stand alone control menggunakan Arduino Uno

    pada sistem kendal temperatur berdasarkan hasil tunning.

    Identifikasi permasalahan pada penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana cara mendesain sistem kendali temperatur berbasis PID

    dengan menggunakan metoda Ziegler-Nichols tipe 1.

    2. Bagaimana cara mendesain sistem kendali temperatur berbasis PID

    dengan menggunakan metoda Ziegler-Nichols tipe 2.

  • 3

    3. Bagaimana cara membuat stand alone control pada sistem kendali

    temperatur menggunakan Arduino Uno.

    Agar praktikum ini dapat dilakasanakan dengan baik maka

    penelitian ini dibatasi pada:

    1. Desain sistem kendali temperatur berbasis PID menggunakan

    metoda Ziegler-Nichols tipe 1 dan Ziegler-Nichols tipe 2.

    2. Realisasi stand alone control pada sistem kendali temperatur

    berbasis PID menggunakan Arduino Uno.

    Bagaimana cara mendesain sistem kendali temperatur berbasis PID

    menggunakan metoda Ziegler-Nichols tipe 1 dan Ziegler-Nichols tipe 2

    dan melakukan manual tunning untuk mendapatkan nilai komponen

    kendali PID yang tepat dengan plant yang digunakan serta membangun

    sebuah stand alone control pada sistem kendali temperatur menggunakan

    Arduino Uno.

  • 4

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1. Perkembangan Sistem Kendali

    Sistem kendali memiliki peranan penting dalam perkembangan teknologi

    dalam berbagai bidang. Contoh penggunaan sistem kendali di industri adalah

    memberikan kemudahan dalam meningkatkan kualitas, menurunkan biaya

    produksi, meningkatkan laju produksi. Aplikasi sistem kendali saat ini tidaklah

    lepas dari penelitian tentang sistem kendali yang dilakukan pada zaman dahulu.

    Di mana pada zaman dahulu, mayoritas penggunaan sistem kendali adalah

    dengan menggunakan sistem kendali on-off. Namun seiring berkembangnya

    teknologi di berbagai bidang, sistem kendali dengan metode lain mulai

    bermunculan. Diantaranya adalah sistem kendali PID dan Fuzzy.

    Perangkat kendali otomatis yang berhasil dibuat pertama kali adalah

    pengatur sentrifugal untuk pengendali kecepatan mesin uap pada abad ke-

    18 oleh James Watt yang diperlihatkan pada Gambar 2.1.

    Gambar 2. 1. Centrifugal Governor by James Watt

    2.1.1. Sistem Kendali Loop Terbuka

    Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang

    keluarannya tidak akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga

    keluaran sistem tidak dapat diukur dan tidak dapat digunakan sebagai

    perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap masukan

    akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya

  • 5

    akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya, sistem kendali loop

    terbuka dapat digunakan jika hubungan output dan inputnya diketahui

    serta tidak adanya gangguan internal dan eksternal. Sistem kendali loop

    terbuka dapat digambarkan melalui diagram blok pada Gambar 2.2.

    Gambar 2. 2. Diagram Blok Sistem Kendali Loop Terbuka

    Sistem kendali loop terbuka memiliki kelemahan dan keunggulan.

    Kelemahan dari sistem kendali ini adalah sebagai berikut:

    1. Tidak tahan gangguan.

    2. Untuk menjaga kualitas yang diingankan pada keluaran perlu

    kalibrasi ulang dari waktu ke waktu.

    Sedangkan kelebihan dari sistem kendali loop terbuka adalah

    sebagai berikut:

    1. Kestabilan bukan merupakan persoalan utama.

    2. Cocok untuk keluaran yang susah diukur.

    3. Mudah dirawat.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem kendali loop terbuka

    adalah sistem kendali yang tidak mengutamakan kestabilan dan tidak

    tangguh terhadap gangguan. Namun sistem kendali ini mudah untuk

    digunakan.

    2.1.2. Sistem Kendali Loop Tertutup

    Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem kendali yang

    keluarannya berpengaruh langsung terhadap aksi kendali. Sistem ini

  • 6

    berupaya untuk mempertahankan keluaran sehingga hampir sama bahkan

    sama dengan masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada sistem.

    Sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan (error)

    penggerak adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik

    (berupa sinyal keluaran dan turunannya) yang diteruskan ke pengendali

    (controller) sehingga melakukan aksi terhadap proses untuk memperkecil

    kesalahan dan membuat agar keluaran mendekati harga yang diingankan.

    Sistem kendali loop tertutup dapat digambarkan dengan diagram blok

    seperti pada Gambar di bawah ini.

    Gambar 2. 3. Diagram Blok Sistem Kendali Loop Tertutup

    Sistem kendali loop tertutup juga memiliki kelemahan dan

    kelebihan. Kelemahan dari sistem kendali ini adalah sebagai berikut:

    1. Sulit dalam hal desain dan perancangan, karena perlu

    memperhatikan kepresisian dan keakuratan sistem.

    2. Perawatan relatif sulit dilakukan.

    Sedangkan kelebihan dari sistem ini adalah sebagai berikut:

    1. Sistem lebih presisi dan akurat.

    2. Sistem lebih dinamis, sehingga kecepatan respon dapat diatur sesuai

    keinginan.

    3. Tahan terhadap gangguan yang dihadapi.

    4. Cocok digunakan untuk sistem yang komplek dan keluaran yang

    terukur.

  • 7

    Dapat disimpulkan bahwa sistem kendali loop tertutup adalah sistem

    kendali yang menjamin kepresisian, keakuratan, dan ketangguhan sistem

    terhadap gangguan. Namun dalam perancangan dan pendesainannya lebih

    sulit.

    2.1.3. Bagian / Elemen Sistem Kendali

    Pada perancangan sistem kendali haruslah diperhatikan bagian

    ataupun elemen dari sistem itu sendiri. Karena sistem kendali akan

    memanipulasi suatu masukan yang akan mengendalikan suatu keluaran.

    Berikut akan dijelaskan mengenai bagian ataupun elemen dari sistem

    kendali.

    2.2. Sistem Kendali PID

    Sistem kendali yang digunakan di berbagai bidang dituntut untuk

    memiliki kepresisian dan tingkat keakuratan yang cukup tinggi. Dan

    sistem tersebut dituntut pula memiliki kedinamisan yang baik, sehingga

    respon sistem dapat diatur sesuai dengan keinginan. Sehingga dibuatlah

    sebuah pengendali (controller) sehingga proses kendali dapat menjadi

    lebih efektif dan efisien. Ada berbagai metode yang digunakan dalam

    sistem kendali. Salah satunya adalah sistem kendali dengan Proportional-

    Integral-Derivative (PID) Controller. PID merupakan kontroler untuk

    menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik

    adanya umpan balik pada sistem tesebut. Pengontrol PID adalah

    pengontrol konvensional yang banyak dipakai dalam dunia industri.

    Pengontrol PID akan memberikan aksi kepada aktuator berdasarkan besar

    error yang diperoleh. Aktuator akan mengatur keluaran pada plant sesuai

    yang diinginkan disebut dengan Set Point. Error adalah perbedaan dari Set

    Point dengan keluaran aktual pada plant. Diagram blok sistem kendali

    dengan pengendali PID dapat dilihat pada gambar dibawah ini

  • 8

    Gambar 2. 4. Diagram Blok Sistem Kendali dengan Pengontrol PID

    Dari Gambar 2.4 dapat diketahui bahwa pengendali PID akan

    mengendalikan error yang dihasilkan dari set point dengan sinyal

    feedback. Sinyal umpan balik didapat dari keluaran plant yang berasal dari

    sensor pada plant tersebut. Keluaran dari pengendali PID akan

    mengaktifkan aktuator pada plant. Proses terus berulang hingga antara

    sinyal set point dengan sinyal galat selisihnya sama dengan nol. Pada

    pengendali PID diketahui terdapat tiga komponen, yaitu Proportional

    (Kp), Integratif (Ki), dan Derivatif (Kd). Komponen tersebut memiliki

    fungsi tersendiri pada pengendali PID. Secara matematis, persamaan

    umum pengendali PID adalah:

    () = () +

    () +

    [()]

    (1)

    Keterangan:

    () = Set point

    () = error

    Karena =1

    ()

    = (2)

    Maka () = () +

    () + () (3)

    Sehingga:

    ()

    ()= +

    + = (1 +

    1

    + ) (4)

    Karena komponen-komponen P, I, dan D pada pengendali PID

    memiliki fungsi tersendiri, maka perubahan nilai komponen-komponen

  • 9

    tersebut sangat berpengaruh terhadap respon sistem kendali. Fungsi

    komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    Tabel 2. 1. Fungsi Komponen P, I, dan D pada Pengendali PID

    Parameter Rise Time Overshoot Setting Time S-S Error

    Proportional Berkurang Bertambah Minor Change Berkurang

    Integratif Berkurang Bertambah Bertambah Menghilangkan

    Derivatif Minor Change Berkurang Bertambah Minor Change

    Dengan memperhatikan fungsi komponen tersebut, pengendali PID

    menghasilkan respon sistem awal seperti ditunjukan pada Gambar 2.5.

    Gambar 2. 5. Respon Awal Sistem Kendali dengan Pengendali PID

    Dalam sistem kendali PID ada beberapa parameter yang juga harus

    diperhatikan selain komponen-komponen penyusunnya. Seperti

    ditunjukkan pada tabel 2.1 dan Gambar 2.5 parameter tersebut adalah rise

    time, overshoot, settling time, dan steady state error (s-s error). Rise Time

    (Waktu Naik) adalah waktu yang diperlukan oleh sistem untuk dapat naik

    dari titik nol menuju titik mantap (steady state). Berdasarkan rise time,

    respon sistem kendali dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Over Damp, Under

  • 10

    Damp, dan Critical Damp. Perbedaan ketiga respon tersebut dapat dilihat

    pada Gambar 2.6.

    Gambar 2. 6. Respon Sistem Kendali berdasarkan Rise Time

    Gambar 2.6 memperlihatkan tiga respon sistem kendali yang

    berbeda. Gelombang A dan C memperlihatkan kondisi over damp.

    Sedangkan gelombang B memperlihatkan kondisi under damp. Dan

    gelombang D memperlihatkan kondisi critical damp.

    Parameter selanjutnya adalah overshoot. Overshoot adalah

    perbandingan selisih harga maksimum dengan harga akhir sistem. Secara

    matematis, overshoot dapat dicari dengan rumus berikut:

    % =

    100% (5)

    Paramater yang lain adalah settling time. Settling time adalah waktu

    yang dibutuhkan agar respon sistem mencapai dan tetap berada di dalam

    batas-batas dengan nilai akhir dan dinyatakan pada 2% atau 5 %. Secara

    matematis settling time dapat diperoleh dengan cara:

    (5%) =3

    (6)

    (2%) =4

    (7)

    Parameter terakhir adalah steady state error. Steady state error

    adalah selisih antara respon sistem saat steady state dengan set point.

    Keempat parameter tersebut dapat dikurangi dan ditambahkan dengan

  • 11

    mengubah-ubah nilai komponen P, I, dan D pada pengendali PID sesuai

    dengan keinginan desainer

    2.3. Desain Kendali PID

    Desain kendali PID bertujuan untuk menentukan nilai Kp, Ki, dan

    Kd yang akan digunakan dalam realisasi sistem kendali menggunakan

    pengendali PID. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendesain

    kendali PID ini. Cara tersebut adalah dengan menggunakan metode

    Ziegler-Nichols tipe 1 dan Ziegler-Nichols tipe 2. Kedua metode tersebut

    menggunakan cara yang berbeda untuk mencari nilai Kp, Ki, dan Kd pada

    pengendali PID. Setelah menemukan nilai Kp, Ki, dan Kd menggunakan

    kedua metode tersebut, maka biasanya desainer akan melakukan manual

    tunning dengan cara mengubah nilai Kp, Ki, dan Kd tersebut agar

    mendapatkan respon sistem yang lebih baik dari hasil desain awal. Ketiga

    metode tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan di bawah

    ini.

    2.3.1. Metode Ziegler-Nichols Tipe 1

    Desain pengendali PID menggunakan metode Ziegler-Nichols tipe 1

    pada awalnya menggunakan sistem loop terbuka. Seperti ditunjukan pada

    Gambar 2.2. Respon sistem loop terbuka berupa gelombang step. Seperti

    ditunjukan pada Gambar 2.7.

  • 12

    Gambar 2.7. Respon Sistem Loop Terbuka

    Pencarian nilai Kp, Ki, dan Kd pada metode ini diawali dengan

    mencari nilai L dan T seperti pada Gambar 2.7. L adalah nilai dead time

    (time delay/lag) pada respon dari titik nol menuju waktu cut-off. Dan T

    adalah time constant. Nilai L dan T dalam satuan detik (sekon).

    Penarikan garis diagonal pada respon loop terbuka adalah dengan

    menempelkannya pada bagian gelombang yang terlandai. Nilai L

    ditentukan dari perpotongan garis diagonal dengan sumbu x. Sedangkan

    nilai T ditentukan dari perpotongan garis diagonal dengan garis

    perpanjangan steady state. Setelah menemukan nilai L dan T, selanjutnya

    dapat dicari nilai Kp, Ki, dan Kd berdasarkan penghitungan pada Tabel

    2.2.

    Tabel 2. 2. Penghitungan Kp, Ki, dan Kd Ziegler Nichols Tipe 1

    Tipe Pengendali Kp Ti Td Ki Kd

    P

    0

    PI 0,9

    0,3

    0

    PID 1,2

    2 0,5

  • 13

    2.3.2. Metode Ziegler-Nichols Tipe 2

    Desain pengendali PID menggunakan metode Ziegler-Nichols tipe 2

    pada awalnya menggunakan sistem loop tertutup dengan feedback seperti

    ditunjukan pada Gambar 2.3. Pencarian diawali dengan mengatur nilai K

    (penguatan) hingga respon sistem osilasi. Respon sistem untuk desain

    menggunakan metode ini ditunjukan pada Gambar 2.8.

    Gambar 2. 8 Respon Sistem Osilasi

    Berdasarkan Gambar 2.8, pencarian nilai Kp, Ki, dan Kd

    menggunakan metode ini adalah dengan mencari nilai Kcr. Kcr adalah

    nilai K (penguatan) saat respon sistem osilasi. Setelah didapatkan respon

    sistem yang berosilasi, selanjutnya adalah mencari nilai Pcr. Pcr adalah

    waktu yang dibutuhkan sistem untuk menempuh satu gelombang. Pcr

    dalam satuan waktu (sekon). Setelah menemukan nilai Kcr dan Pcr,

    selanjutnya dapat dicari nilai Kp, Ki, dan Kd berdasarkan penghitungan

    pada Tabel 2.3.

    Tabel 2. 3. Penghitungan Kp, Ki, dan Kd Ziegler Nichols Tipe 2

    Tipe

    Pengendali

    Kp Ti Td Ki Kd

    P 0,5 0

    PI 0,45 1

    1,2

    0

  • 14

    PID 0,6 0,5 0,125

    2.3.3. Manual Tunning

    Manual tunning adalah metode yang dilakukan dengan cara

    mengubah-ubah nilai Kp, Ki, dan Kd yang telah dihitung melalui

    pendesainan awal. Manual tunning digunakan untuk memperbaiki respon

    sistem agar menjadi lebih responsif. Pengubahan nilai Kp, Ki, dan Kd

    dilakukan dengan tetap memperhatikan parameter yang telah ditunjukan

    pada Tabel 2.1. Manual tunning biasanya dilakukan untuk menghilangkan

    overshoot, steady state error, dan settling time serta memperkecil nilai rise

    time.

    2.4. Perangkat Lunak (Software) MATLAB

    MATLAB adalah sebuah lingkungan komputasi numerikal dan

    bahasa pemrograman komputer generasi keempat. Dikembangkan oleh

    The MathWorks, MATLAB memungkinkan manipulasi matriks, pem-

    plot-an fungsi dan data, implementasi algoritma, pembuatan antarmuka

    pengguna, dan peng-antarmuka-an dengan program dalam bahasa lainnya.

    Meskipun hanya bernuansa numerik, sebuah kotak kakas (toolbox) yang

    menggunakan mesin simbolik MuPAD, memungkinkan akses terhadap

    kemampuan aljabar komputer. Sebuah paket tambahan, Simulink,

    menambahkan simulasi grafis multiranah dan Desain Berdasar-Model

    untuk sistem terlekat dan dinamik.

    Simulink MATLAB digunakan untuk membaca gelombang pada set

    poin dan keluaran sistem sebagai respon sistem kendali. Respon sistem ini

    kemudian akan diolah dalam pendesainan pengendali PID. Logo Simulink

    MATLAB dapat dilihat pada Gambar 2.9

  • 15

    Gambar 2.9. Logo Simulink MATLAB

    2.5. Modul Miktrokontroller Arduino Uno

    Arduino Uno sebenarnya adalah salah satu kit mikrokontroller yang

    berbasis pada ATmega28. Modul ini sudah dilengkapi dengan berbagai hal

    yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler untuk bekerja, tinggal

    colokkan ke power suply atau sambungkan melalui kabel USB ke PCmu

    Arduino Uno ini sudah siap sedia. Arduino Uno ini memilki 14 pin digital

    input/output, 6 analog input, sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi

    USB, colokan power input, ICSP header, dan sebuah tombol reset.

    Arduino Uno digunakan untuk membangun sebuah sistem kendali yang

    berdiri sendiri tanpa tergantung pada Personal Computer (PC) atau biasa

    disebut Stand Alone Control. Stand Alone Control dibangun agar sebuah

    sistem kendali dapat beroperasi dengan baik tanpa tergantung pada PC.

    Karena sebuah sistem kendali berjalan secara rutin sehingga haruslah

    dibuat sistem kendali yang dapat berdiri sendiri. Arduino Uno digunakan

    untuk membuat sebuah Stand Alone Control yang bersifat digital. Arduino

    Uno diprogram dengan script yang mirip dengan bahasa C.

    Gambar 2. 2. Arduino Uno

  • 16

    BAB 3

    PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI TEMPERATUR

    3.1 Desain Alat

    Perancangan sistem pengendali suhu akan diaplikasikan pada

    sebuah modul pengendali suhu yang terdiri dari beberapa modul sebagai

    komponen utamanya. Sebuah modul sistem pengendali temperatur analog

    (analog stand alone control) secara keseluruhan dapat dilihat pada

    Gambar 3.1.

    Gambar 3. 1. Sistem Kendali Temperatur

    Agar dapat membaca gelombang masukan dan keluaran sistem

    diatas, modul sistem kendali temperatur akan dihubungkan ke perangkat

    lunak (software) MATLAB pada PC melalui kit mikrokontroler Arduino

    Uno. Untuk selanjutnya, gelombang keluaran yang dibaca oleh MATLAB

    akan dijadikan acuan untuk desain sistem kendali temperatur

    menggunakan pengendali PID. Gambar 3.2 menunjukan cara

    mengkoneksikan modul sistem kendali temperatur ke PC untuk

    pendesaianan menggunakan metode Ziegler-Nichols tipe 1.

  • 17

    Gambar 3. 2. Rangkaian open loop Sistem Kendali Temperatur menggunakan

    Arduino Uno

    Sedangkan Gambar 3.3 menunjukan cara mengkoneksikan modul

    sistem kendali temperatur ke PC untuk pendesainan menggunakan metode

    Ziegler-Nichols tipe 2.

    Gambar 3. 3. Rangkaian closed loop Sistem Kendali Temperatur menggunakan

    Arduino Uno

    Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 memperlihatkan penggunaan resistor

    sebagai pembagi tegangan. Hal ini dilakukan untuk membatasi tegangan

    yang masuk ke Arduino Uno. Tegangan masukan dan keluaran sistem

  • 18

    adalah sekitar 0 10 volt. Sedangkan Arduino Uno hanya mampu

    menerima tegangan hingga 5 volt. Tetapi hal ini juga dimanipulasi kembali

    secara software. Untuk memanipulasi pembacaan agar kembali seperti

    pembacaan tegangan di modul, maka digunakan Simulink MATLAB.

    Simulink MATLAB digunakan untuk pembacaan tegangan pada set poin

    dan umpan balik. Seperti ditunjukan pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

    Gambar 3. 4. Desain Simulink MATLAB pada Perancangan PID Menggunakan

    Metode Ziegler-Nichols Tipe 1

    Gambar 3.4 menunjukkan desain Simulink MATLAB untuk sistem

    open loop. Pada desain Simulink diatas, ditambahkan nilai suhu ruangan

    untuk diselisihkan dengan pembacaan keluaran sistem kendali. Hal ini

    dikarenakan suhu ruangan minimal di Indonesia adalah sekitar 250C 270C.

    Sehingga nilai suhu ruangan diisi nilai suhu ruangan pada saat praktikum.

    Sedangkan pada Gambar 3.5 tidak ditambahkan suhu ruangan pada saat

    praktikum. Hal ini dikarenakan desain Simulink pada Gambar 3.5 sudah

    dilengkapi dengan umpan balik yang juga membaca suhu ruangan pada saat

    praktikum.

  • 19

    Gambar 3. 5. Desain Simulink MATLAB pada Perancangan PID Menggunakan

    Metode Ziegler-Nichols Tipe 2

    Berdasarkan dua desain Simulink MATLAB diatas, dapat dilihat

    bahwa terjadi penguatan dua kali. Penguatan pertama yaitu 0,0048875 dan

    penguatan kedua adalah 2. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan nilai

    tegangan asal yang telah dibagi pada masukan Arduino Uno. Penguatan

    0,0048875 adalah sama dengan 5

    1023. Pembacaan Arduino untuk sinyal

    analog adalah 0-1023 atau setara dengan 0-5 volt. Selanjutnya akan

    dikuatkan kembali 2 kali untuk mengembalikan nilai tegangan sama

    seperti sebelum dibagi dua pada masukan Arduino Uno.

    Agar pembacaan gelombang pada Simulink MATLAB sama

    dengan pembacaan pada osiloskop, maka lowpass filter pada desain

    Simulink harus diset seperti pada Gambar 3.6.

  • 20

    Gambar 3. 6. Setting Lowpass Filter

    Terlepas dari sambungan modul sistem kendali temperatur ke PC,

    maka modul pembangun sistem kendali harus dikenal terlebih dahulu.

    Susunan modul yang membangun sistem kendali temperatur pada Gambar

    3.1 secara berurutan dari kanan ke kiri dapat dijabarkan sebagai berikut:

    3.1.1. Modul Catu Daya

    Modul catu daya adalah modul power supply yang menghasilkan

    tegangan untuk menghidupkan seluruh modul yang akan digunakan.

    Modul catu daya dilengkapi dengan penghasil tegangan + 15V, - 15V, 5V

    dan Ground serta fungsi lainnya.

    3.1.2. Modul Set Poin

    Modul set poin merupakan modul yang berfungsi untuk

    menghasilkan set poin pada sistem kendali yang digunakan. Modul ini

    dilengkapi dengan penghasil set poin dengan range 0 ~ 10 V dan range -

    10 V ~ 10 V.

  • 21

    3.1.3. Modul Pengendali PID

    Modul pengendali PID adalah modul yang digunakan untuk

    mengendalikan masukan plan berdasarkan parameter Peripheral (P),

    Integral (I) dan Diferential (D).

    3.1.4. Modul Penguat Daya

    Modul penguat daya adalah modul yang dapat menguatkan daya dari

    keluaran pengendali PID untuk dijadikan input dari sebuah plan.

    Penguatan yang terjadi adalah penguatan arus. Sehingga modul ini tidak

    merubah tegangan yang masuk, namun hanya menguatkan arusnya saja.

    3.1.5. Plant Sistem Kendali Temperatur

    Plant sistem kendali temperatur akan mengkonversikan masukkan

    tegangan menjadi besaran suhu (0C). Konstanta transduser tersebut adalah

    1

    100. Suhu ini akan mempengaruhi tegangan keluaran sensor suhu yang

    merubah kembali besaran suhu menjadi besaran tegangan (volt). Keluaran

    berupa tegangan ini menjadi umpan balik (feedback) yang akan menjadi

    masukan SUM pada modul pengendali PID. Selanjutnya selisih antara set

    poin dan umpan balik akan menjadi galat (error). Plan ini dilengkapi

    dengan kipas dan katup yang menjadi parameter gangguan pada plan. Plan

    sistem kendali temperatur dapat dilihat pada Gambar 3.7.

    Gambar 3.7. Plan Sistem Kendali Temperatur

  • 22

    3.2. Mekanisme Alat

    Di bagian ini akan dijabarkan mengenai cara kerja keseluruhan

    modul sistem kendali temperatur dan sudah diuji coba.

    3.2.1. Diagram Blok Pengoperasian Modul

    Cara kerja sebuah perangkat keras (hardware) sebuah sistem kendali

    dapat digambarkan melalui sebuah diagram blok. Hal ini dilakukan untuk

    memudahkan pembacaan cara kerja sistem tersebut. Diagram blok sistem

    kendali temperatur menggunakan pengendali PID dapat dilihat pada

    Gambar 3.8.

    Set Poin Pengendali PID Penguat Daya PlantSUM

    Output

    Feedback

    +

    -

    e(t)

    Gambar 3. 8. Diagram Blok Sistem Kendali Temperatur Menggunakan

    Pengendali PID

    Berdasarkan diagram blok diatas, dapat dilihat bahwa cara kerja

    sistem kendali temperatur ini diawali oleh tegangan set poin sebagai input

    sistem. Tegangan set poin akan dijumlahkan dengan tegangan umpan balik

    yang berasal dari sensor transduser. Selisih tersebut adalah error. Error

    akan dikendalikan oleh pengendali PID. Pengendali PID mengontrol galat

    yang terjadi sampai galat sama dengan 0. Hasil keluaran dari PID akan

    dikuatkan oleh penguat daya. Daya dikuatkan agar memenuhi daya yang

    dibutuhkan oleh plant, sehingga plant dapat berjalan. Keluaran dari plant

    yang dihasilkan oleh sensor transduser akan menjadi feedback. Begitu

    seterusnya selama sistem terus bekerja.

  • 23

    3.3. Desain Pengendali PID

    Pendesainan pengendali PID berupa pencarian nilai-nilai Kp, Ki,

    dan Kd dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metoda

    Ziegler-Nichols tipe 1 dan Ziegler-Nichols tipe 2. Setelah mendapatkan

    nilai Kp, Ki, dan Kd, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan

    manual tunning pada hasil desain tersebut. Manual tunning dilakukan

    dengan cara mengubah-ubah nilai Kp, Ki, dan Kd hasil desain dengan

    tujuan memperbaiki respon sistem. Respon sistem diperbaiki agar

    mencapai hasil yang optimum berupa peningkatan respon sistem sesuai

    dengan keinginan. Perbaikan respon ini biasanya dilakukan untuk

    menghilangkan overshoot, settling time, dan eror steady state serta

    memperkecil nilai rise time. Pendesainan pengendali PID akan dijelaskan

    pada pembahasan dibawah ini.

    3.3.1. Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 1

    Desain PID dengen metode Ziegler-Nichols tipe 1 menggunakan

    respon sistem open loop. Dengan menggunakan rangkaian seperti pada

    Gambar 3.2 dan desain Simulink MATLAB pada Gambar 3.4, proses

    desain PID dengan metode ini mulai dilakukan.

    Set poin ditentukan pada tegangan 5,5 volt. Dengan mengklik scope

    dua kali pada Simulink MATLAB, maka dapat dilihat dua gelombang

    yang berasal dari set poin dan keluaran sistem kendali. Respon sistem open

    loop dapat ditunjukan pada Gambar 3.8.

    Respon sistem tersebut kemudian diolah dengan melakukan

    pemplotan untuk mencari nilai T dan L seperti ditunjukan oleh Gambar

    3.8.

  • 24

    Gambar 3.8. Pemplotan untuk Mencari Nilai T dan L

    Maka nilai L dan T adalah sebagai berikut

    L = 1092 - 967.6 = 124,4

    T = 3476 - 1092 = 2384

    Hasil yang didapat dari waktu matlab maka waktu aslinya yaitu :

    Lasli =88

    1000 Lmatlab Tasli =

    88

    1000 Tmatlab

    Lasli =88

    1000 124,4 Tasli =

    88

    1000 2384

    Lasli = 10,94 Tasli = 209,792

    Didapat Harga Kp, Ti, Td, Ki dan Kd dengan menggunakan PID

    sebagai berikut :

    Kp Ti Td Ki Kd

    23,01191956 21,88 5,47 1,05173307 125,8752

    3.3.2. Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 2

    Desain PID dengen metode Ziegler-Nichols tipe 2 menggunakan

    respon sistem closed loop. Dengan menggunakan rangkaian seperti pada

    Gambar 3.3 dan desain Simulink MATLAB pada Gambar 3.5, proses

    desain PID dengan metode ini mulai dilakukan.

    Set poin ditentukan pada tegangan 3,5 volt. Penguatan (K) diatur

    sedemikian rupa agar respon sistem berosilasi. Dengan mengklik scope

    dua kali pada Simulink MATLAB, maka dapat dilihat dua gelombang

    Tabel 3.1

  • 25

    yang berasal dari set poin dan keluaran sistem kendali. Respon sistem open

    loop dapat ditunjukan pada Gambar 3.9.

    Gambar 3.9. Pemplotan untuk Mencari Nilai Pcr

    Maka nilai Kcr adalah: 280

    dan Pcr adalah:5655-5079=576

    Maka Didapat Harga Kp, Ti, Td, Ki dan Kd dengan menggunakan PID

    sebagai berikut :

    Kp Ti Td Ki Kd

    18,54 22,88 5,72 0,810314685 106,0488

    Setelah nilai Kp, Ki, dan Kd dari kedua metode diatas didapat, maka

    nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan ke dalam pengendali PID untuk

    membandingkan mana metode yang terbaik untuk digunakan pada sistem

    kendali temperatur menggunakan pengendali PID.

    Tabel 3.2

  • 26

    3.3.3. Desain PID Dengan Script MATLAB

    Berikut adalah Flowchart dari desain PID dengan menggunakan

    Script MATLAB

    Gambar 3. 10. Flowchart Script MATLAB

  • 27

    3.3.4. Desain PID Dengan Script Arduino

    Berikut adalah Flowchart dari desain PID dengan menggunakan

    Script Arduino

    Gambar 3. 11. Flowchart Script Arduino

  • 28

    BAB 4

    DATA PENGUJIAN DAN ANALISIS

    4.1. Hasil Pengujian

    Pengujian kepada sistem kendali temperatur pada awalnya adalah

    dengan melakukan uji batasan plant kendali temperatur yang digunakan.

    Pengujian awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampun plant kendali

    temperatur untuk mengukur suhu minimal dan maksimal. Setelah

    mengetahui kemampuan plant kendali temperatur yang digunakan, maka

    pengujian selanjutnya adalah dengan memasukan nilai Kp, Ki, dan Kd ke

    sistem kendali temperatur menggunakan pengendali PID.

    Setelah nilai Kp, Ki, dan Kd didapat dari pendesainan pengendali

    PID menggunakan metode Ziegler-Nichols tipe 1 dan Ziegler-Nichols tipe

    2, maka nilai-nilai tersebut akan diujikan kepada sistem kendali temperatur

    dengan pengendali PID. Setelah pengujian hasil desain tersebut, maka

    akan dilakukan manual tunning sebagai perbaikan dari pengujian hasil

    desain awal. Dan setelah mendapatkan nilai Kp, Ki, dan Kd sesuai respon

    yang diinginkan, maka hasil akhir tersebut akan diaplikasikan dalam stand

    alone control menggunakan Arduino Uno.

    Pengujian sebelum diaplikasikan pada stand alone control

    dilakukan secara analog melalui perangkat keras pengendali PID yang ada

    di Laboratorium Kendali. Namun pembacaan dilakukan secara digital

    dengan menghubungkan modul sistem kendali temperatur dengan

    pengendali PID ke PC melalui Arduino Uno. Pembacaan di PC

    menggunakan piranti lunka Simulink MATLAB. Tahap pengujian yang

    dilakukan adalah seperti di bawah ini.

    4.1.1. Manual Tunning Hasil Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 1

    Perubahan nilai Kp, Ti, dan Td hasil desain PID Ziegler-Nichols tipe

    1 menunjukan perbedaan dari nilai Kp, Ti, dan Td hasil desain berdasarkan

  • 29

    respon sistemnya. Respon sistem hasil manual tunning desain PID Ziegler-

    Nichols tipe 1 dapat dilihat pada Gambar 4.1.

    Gambar 4. 1. Respon Sistem Hasil Manual Tunning Desain PID Ziegler-Nichols

    Tipe 1

    Berdasarkan Gambar 4.1, respon sistem hasil manual tunning

    menunjukan hasil yang lebih baik daripada hasil desain awal. Dan nilai

    Kp, Ti, dan Td hasil manual tunning adalah Kp = 23,0119156 , Ti = 21,88

    , dan Td = 12.

  • 30

    4.1.2. Manual Tunning Hasil Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 2

    Perubahan nilai Kp, Ti, dan Td hasil desain PID Ziegler-Nichols tipe

    1 menunjukan perbedaan dari nilai Kp, Ti, dan Td hasil desain berdasarkan

    respon sistemnya. Respon sistem hasil manual tunning desain PID Ziegler-

    Nichols tipe 1 dapat dilihat pada Gambar 4.3.

    Gambar 4. 3. Respon Sistem Hasil Manual Tunning Desain PID Ziegler-Nichols Tipe 2

    Berdasarkan Gambar 4.3, respon sistem hasil manual tunning

    menunjukan hasil yang lebih baik daripada hasil desain awal. Dan nilai Kp,

    Ti, dan Td hasil manual tunning adalah Kp = 58 , Ti = 22,88 , dan Td =

    5,72.

    4.2. Stand Alone Control Sistem Kendali Temperatur dengan Pengendali

    PID

    Setelah menentukan nilai Kp, Ki, dan Kd yang akan diaplikasikan

    ke dalam stand alone control sistem kendali temperatur dengan pengendali

    PID, maka ada dua hal yang dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah

    dengan membuat sistem kendali terhubung ke MATLAB pada PC melalui

    Arduino Uno dan yang kedua adalah membuat modul tidak terhubung ke

    PC dan hanya tersambung ke Arduino Uno sebagai pengendali PID digital.

  • 31

    Sebelum beralih ke sistem kendali temperatur dengan pengendali

    PID digital, ada beberapa hal yang harus diperhatikan selain error, set

    point, feedback, Kp, Ki, dan Kd, yaitu time sampling, error integral, error

    integral sekarang, error integral sebelumnya, error sebelum, dan error

    sekarang. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pemrograman

    perangkat lunak sebagai pengendali digital.

    4.2.1. Pengujian Stand Alone Control dengan MATLAB

    Untuk dapat membangun sebuah sistem kendali dengan MATLAB,

    maka MATLAB harus diprogram terlebih dahulu. Untuk pengujian sistem

    kendali temperatur ini, script yang digunakan adalah sebagai berikut:

    %Praktikum Sistem Kendali Digital %T. Elektronika POLBAN %Menggunakan desain Ziegler Nichols %Dengan Tool Box Matlab yang memiliki performance magus

    pada simulink %========START======== %Pin 6 Sebagai keluaran PWM (DC) %A (5) sebagai pembaca umpan balik

    clf %menghapus figur jika masih ada yang tertampil

    %Time Sampling Ts = 5/100; %besarnya sampling

    pinMode(a,3,'output') % set pin 6 arduino sebagai output

    kendali pinMode(a,9,'output') digitalWrite(a,9,1);

    %seting parameter PID Kp = 60; Ki = 1; Kd = 175; %============kondisi error awal error_sebelum = 0; errorI_sebelumnya = 0; %============set untunk plot y1=0; %plot nilai Setpoint y2=0; %plot nilai Respons t=0; %waktu looping x=0; start = digitalRead(a,8); while(start==1) %600 merupakan nilai pengulangan

    tergantung jenis plant untuk suhu bisa melebihi

  • 32

    %=======================================================

    === %Penentuan PV x = x+1; SP = analogRead(a,0); SP = (SP * 0.0049) * 2; PV = analogRead(a,5); PV = (PV * 0.0049) * 2; %untuk nominal 0-1023

    setara 0-5V

    %hitung Error error = SP - PV; %Menghitung Error Integral errorI_sekarang = ((error + error_sebelum)/2)*Ts;

    %Luas Error sekarang errorI = (errorI_sekarang) + (errorI_sebelumnya);

    %Error Integral Total %menghitung Error Diferential errorD = (error - error_sebelum)/Ts; %Kendali PID outP = Kp*error; outI = Ki*errorI; outD = Kd*errorD; outPID = outP + outI + outD;

    outPID = outPID/10

    %==================================================== %membatasi agar nilai PID tidak lebih dari 255 if outPID > 10 outPID = 10; else outPID = outPID; end %membatasi agar PID tidak kurang dari 0 if outPID < 0 outPID = 0; else outPID = outPID; end

    outPID = outPID/2 outPID = round(outPID*51); %fungsi 'round' agar

    outPID bilangan bulat, krn out pwm 0-255

    %===================== %Menulis Hasil PID ke Arduino analogWrite(a,3,outPID); % pause(0) %fungsi dari pause(x) untuk mendelay x

    detik

    %===========plot respons dan setpoint==========-

  • 33

    y1 =[y1,SP]; %nilai SP baru akan ditambahkan

    pada variabel/matrik y1 y2 =[y2,PV]; %nilai SP baru akan ditambahkan

    pada variabel/matrik y1 t =[t,x]; %nilai akan ditambah sesuai

    perulangan x plot (t,y1,t,y2); %Menentukan Axis Gambar x= dari 0-

    600, y=0-3 axis ([0 x+100 0 10]); grid drawnow; error_sebelum = error; errorI_sebelumnya = errorI; start = digitalRead(a,8); end analogWrite(a,3,0);

    Sistem kendali yang dihubungkan ke MATLAB saat ini, tidak lagi

    menggunakan modul set poin dan modul pengendali PID. Karena set poin

    dan PID sudah bisa ditentukan dan dihasilkan oleh script MATLAB. maka

    respon sistem kendali temperatur dengan pengendali PID digital tersebut

    adalah seperti ditunjukan pada Gambar 4.4.

    Gambar 4. 4. Respon Sistem Kendali Temperatur dengan Pengendali PID Digital

    (MATLAB)

  • 34

    4.2.2. Pengujian Stand Alone Control dengan Arduino Uno

    Sama halnya seperti pemrograman sistem kendali digital dengan

    MATLAB. Penggunaan Arduino Uno sebagai inti pengendali harus

    diprogram terlebih dahulu dengan script yang telah ditentukan. Penulisan

    script untuk membangun sebuah stand alone control menggunakan

    Arduino Uno adalah sebagai berikut:

    #include

    int output = 6; //untuk menset pin 3 sebagai output

    float Ts = 0.05; //wanktu sampling

    //Nilai Kp, Ki dan Kd

    float Kp = 60;

    float Ki = 1;

    float Kd = 175;

    // Definisi variabel untuk perhitungan PID

    float setpoint, feedback, setpoint1, feedback1;

    float error;

    float errorD, errorD1;

    float errorI, errorIsekarang, errorIsekarang1, errorIsekarang2;

    float outP, outI, outD, outPIDsebelum;

    float errorsebelum = 0;

    float errorIsebelum = 0;

    int outPID;

    LiquidCrystal lcd(12, 11, 5, 4, 3, 2);

    void setup() {

    // put your setup code here, to run once:

    pinMode(6,OUTPUT);

    lcd.begin(16, 2);

    }

    void loop() {

    // put your main code here, to run repeatedly:

  • 35

    setpoint = analogRead(A0); // membaca setpoint dari potensio

    setpoint1 = (setpoint*0.0049)*2*10;

    feedback = analogRead(A1);

    feedback1 = (feedback*0.0049)*2*10;

    //hitung error

    error = setpoint1 - feedback1;

    //menghitung error Integral

    errorIsekarang = error + errorsebelum;

    errorIsekarang1 = errorIsekarang/2;

    errorIsekarang2 = errorIsekarang1*Ts;

    errorI = errorIsekarang2 + errorIsebelum;

    //menghitung error Diferensial

    errorD1 = error - errorsebelum;

    errorD = errorD1/Ts;

    //kendali PID

    outP = Kp*error;

    outI = Ki*errorI;

    outD = Kd*errorD;

    outPIDsebelum = outP + outI + outD;

    //membatasi nilai agar PID tidak >255 atau =10)

    {

    outPIDsebelum = 10;

    }

    else if(outPIDsebelum

  • 36

    else

    {

    outPIDsebelum = outPIDsebelum;

    }

    outPID = outPIDsebelum/2;

    outPID = outPID*51;

    //Menuliskan Hasil Perhitungan PID ke Pin 3

    analogWrite(6,outPID);

    //Deklarasi Error

    errorsebelum = error;

    errorIsebelum = errorI;

    //Code penampilan di serial monitor

    lcd.setCursor(0,0);

    lcd.print ("SP=");

    lcd.setCursor(4,0);

    lcd.print (setpoint1);

    lcd.setCursor(10,0);

    lcd.print ("C");

    lcd.setCursor(0,1);

    lcd.print ("PV=");

    lcd.setCursor(4,1);

    lcd.print (feedback1);

    lcd.setCursor(10,1);

    lcd.print ("C");

    lcd.setCursor(12,0);

    lcd.print (error);

    lcd.setCursor(12,1);

    lcd.print (outPID);

    }

  • 37

    Rangkaian yang dibuat untuk membangun sebuah stand alone

    control menggunakan Arduino Uno hampir sama dengan menggunakan

    MATLAB. Hanya saja perbedaannya saat ini Arduino Uno tidak perlu

    disambungkan ke PC. Set poin dan pengendali PID sudah bisa ditentukan

    melalui script Arduino. Namun respon sistem tidak dapat dilihat dalam

    bentuk gelombang, Tetapi respon sistemnya memperlihatkan tegangan set

    poin dan tegangan feedback Pada layar LCD 16x2. Hasil respon pada stand

    alone control sistem kendali temperatur dengan pengendali PID digital

    menggunakan Arduino Uno dapat dilihat pada Gambar 4.6.

    Gambar 4. 1. Respon Stand Alone Control Sistem Kendali Temperatur dengan

    Pengendali PID

  • 38

    BAB 5

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Dari data hasil percobaan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

    berikut:

    1. Desain kendali PID Ziegler-Nichols tipe 1 cocok digunakan pada

    sistem kendali temperatur yang digunakan untuk keperluan

    pengendalian temperatur yang membutuhkan respon yang tidak

    terlalu cepat dengan overshoot yang rendah. Karena hasil desain dan

    manual tunning dengan metode Ziegler-Nichols tipe 1 menunjukan

    rise time yang lebih lambat dan overshoot yang lebih rendah

    dibandingkan dengan hasil desain PID Ziegler-Nichols tipe 2.

    Contoh penggunaannya adalah pada sistem kendali temperatur

    dalam mesin pengering gabah.

    2. Desain kendali PID Zigeler-Nichols tipe 2 cocok digunakan pada

    sistem kendali temperatur yang membutuhkan respon yang cepat

    walaupun memiliki overshoot yang lebih tinggi dibandingkan hasil

    desain PID Ziegler-Nichols tipe 1. Hal ini dibuktikan pada hasil

    desain PID Ziegler-Nichols tipe 2, rise time respon sistem jauh lebih

    cepat dibandingkan hasil desain PID Ziegler-Nichols tipe 1.

    Meskipun memiliki overshoot yang lebih tinggi, respon sistem lebih

    cepat mencapai kondisi steady state. Contoh penggunaannya adalah

    pada sistem kendali temperatur mesin pelelehan besi.

    5.2. Saran

    1. Penggunaan desain PID Ziegler-Nichols tipe 1 digunakan pada

    sistem kendali temperatur yang membutuhkan overshoot yang

    rendah meskipun dengan rise time yang cukup lambat.

  • 39

    2. Penggunaan desain PID Ziegler-Nichols tipe 2 digunakan pada

    sistem kendali temperatur yang membutuhkan rise time yang cukup

    cepat meskipun menghasilkan overshoot yang cukup tinggi.

  • 40

    DAFTAR PUSTAKA

    [1]. Ali, M. (2004). PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL

    PID. Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 1, 1-8.

    [2]. Fahmizal. (t.thn.). fahmizaleeits.wordpress.com/tag/waktu-naik-rise-

    time/feed/. Dikunjungi pada 5 Juli 2015, dari

    fahmizaleeits.wordpress.com:

    https://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/waktu-naik-rise-time/feed/

    [3]. Feriyonika, S. (Sutradara). (2013). Tuning PID ZN tipe-I [Gambar Hidup].

    [4]. Feriyonika, S. (Sutradara). (2014). Tuning PID ZN tipe-II [Gambar Hidup].

    [5]. Feriyonika, S. (Sutradara). (2014). PID MATLAB Script [Gambar Hidup].

    [6]. Feriyonika, S. (Sutradara). (2015). PID Arduino [Gambar Hidup].

    [7]. Huailin Shu; Youguo Pi. (2005). Decoupled Temperature Control System

    Based on PID Neural Network. ACSE 05 Conference, 1-5.

    [8]. M., H. S. (2004). SISTEM KENDALI HYBRID PID - LOGIKA FUZZY.

    MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 8, 1-10.

    [9]. Purdue University, Calumet. (t.thn.). Application of Computers in Process

    Control. Calumet: Purdue University.

    [10]. Wijaya, Eka Candra; Iwan Setiawan; Wahyudi, (2004). Auto Tuning PID

    Berbasis Metode Osilasi Ziegler-Nichols. UNDIP Journal, 1-12.

    [11]. Azwardi ; Cekdin, Cekmas. (2015). Panduan Praktis Sistem Kendali

    Digital. PENERBIT ANDI YOGYAKARTA.