Sungkono(150110080154)R Bondan( 150110080162)
Esra Yosefin( 150110080128)Listy Prichasari ( 150110080137)
M Prayudhi ( 150110080146 )
ABSTRAK
Varietas unggul padi sawah merupakan kunci keberhasilan peningkatan produksi padi di Indonesia. Perakitan varietas padi sawah selain bertujuan untuk meningkatkan hasil, juga dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi agroekosistem, sosial, budaya, dan preferensi masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pemuliaan padi bersifat dinamis. Varietas baru terbentuk sepanjang waktu, diikuti dengan peningkatan rata-rata produktivitas padi secara nasional. Beberapa tipe varietas padi yang telah berkembang di Indonesia adalah tipe Bengawan, PB5, IRxx, IR64, padi hibrida, dan padi tipe baru.
PENGERTIAN GALUR MURNI Galur murni merupakan terjemahan dari
bahasa Inggris 'Pure Line", artinya (relatif hampir) semua gennya homosigot. Galur murni dapat dibuat dengan cara penyerbukan /pembuahan sendiri (selfing).
Tanaman yang heterosigot kalau di-'selfing' terus menerus sampai 6 - 7 generasi akan menjadi homosigot untuk semua gennya. Contohnya (S = selfing):S0: Aa (100% heterosigot)S1: 0.25AA : 0.50 Aa : 0.25aa (50% homosigot)S2: (0.25+0.125)AA : 0.25AA : (0.125+0.25)aa (75% homosigot)dst, dst.
2. cara mengetahui galur murni
1. Dengan cara progeny test/uji perkawinan.
2. Pake metode penentuan keragaman genetik.
3 . TUJUAN GALUR MURNI
Untuk memperoleh individu homosigot.
Bahan seleksi adalah populasi yang mempunyai tanaman homosigot Sehingga pekerjaan seleksi memilih individu yang homosigot tadi.
Pemilihan berdasar Fenotipe tanaman.
Populasi campuran sebagai bahan seleksi berupa :
a. Varietas lokal / land race : varietas yang telah beradaptasi baik pada suatu daerah dan merupakan campuran berbagai galur.
b. Populasi tanaman bersegregasi : keturunan dari persilangan yang melakukan penyerbukan sendiri beberapa generasi.
Keuntungan / kebaikan campuran berbagai galur :
1. > Adaptasi pada lingkungan beragam / perubahan lingkungan yang cukup besar sehingga produksi > baik.
2. Produksi > stabil bila lingkungan berubah / beragam.
3. Ketahanan > baik terutama penyakit.
Kekurangan campuran berbagai galur :
1. Kurang menarik, pertumbuhan tanaman tak seragam.
2. > sulit diidentifikasi benih dalam pembuatan sertifikasi benih.
3. Produksi > rendah dibanding produksi galur terbaik dari campuran tersebut.
•Biji-biji dari masing tanaman terpilih ditanam dalam baris/ plot terpisah
•Keturunan superior dipanen dan biji dari tanaman dalam satu baris di campur dan ditanam
Musim 1
Musim 2
Ditanam dalam plot-plot obsevasi/ uji hasil pendahuluan dg ulangan dan kultivar kontrol bila biji cukup
Kultivar lokal/ kontrol
Kontrol
Musim 3
•Menanam yg superior saja•Dilanjutkan dengan pengujian hasil, bisa dalam beberapa ulangan
Perbanyakan biji
Musim 4 – 7
•Dipilih galur yang terbaik saja dan disebarluaskan untuk petani
Seleksi Galur Murni• Dalam plot atau barisan berjauhan• Dipilih 200 – 1000 tan. Biji dipanen terpisah
X XX dibuang
X
Musim 8
X
CONTOH PADI YANG MENGALAMI SELEKSI GALUR MURNI
Deskripsi Padi Sawah Varietas SARINAH Metode seleksi : Galur murni
Asal persilangan : Populasi S3254-2G-21-2 (Populasi Garut) Golongan : Cere
Umur tanaman : 110-125 hari Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 107 - 116 cm Anakan produktif : 15 - 20 batang
Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Ramping Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Mudah Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 23,3 % Indeks glikemik : 90
Bobot 1000 butir : 25,5 g Rata-rata hasil : 6,98 t/ha
Potensi hasil : 8,0 t/ha Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit:
- Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 agak rentan biotipe 2 dan 3 - Rentan terhadap tungro Penyakit
Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah dataran sedang sampai tinggi Instansi pengusul : Balitpa, Distan Kab. Garut dan Distan Provinsi Jabar
Pemulia : Aan A. Daradjat, Z. A. Simanullang Tim peneliti : A. Rifki, Dede Kusdiaman, Triny S. Kadir, I. Djatnika, M. Noch, Waluyo,
Mariani P,Hamzah B, Mamat R, Supardi, Hardedi, M. Jumadi, Hendi A.M, Asep D, Dadang
S, Gugum G, Diah Chandra, dan Ilma Hilmayanti Dilepas tahun : 2006
Selain varietas inbrida seperti di jelaskan di atas, saat ini telah dikembangkan juga varietas hibrid yang diyakini mampu berproduksi lebih tinggi daripada varietas inbrida. Varietas hibrida pertama kali berkembang secara komersial di negeri China (tahun 1976). Padi hibrida di sana mampu memberikan hasil 30% lebih tinggi daripada varietas inbrida, sehingga terus berkembang dan saat ini penggunaan pestisida meliputi lebih dari 50% areal pertanaman padi di Cina.
Berkenan download http://filekom.com/pmb4ljgxqqo5.html