PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP POLA TANAM PADI DENGAN SISTEM JURONG (LEGOWO) DI
GAMPONG IE BEUDEH KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
IRWANDI 08C10404033
PROGAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT
2013
PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP POLA TANAM PADI DENGAN SISTEM JURONG (LEGOWO) DI
GAMPONG IE BEUDEH KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
OLEH :
IRWANDI 08C10404033
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT
2013
ABSTRAK
Irwandi. Preferensi dan Kepuasan Petani Terhadap Penanaman Padi Dengan Pola Tanam Jurong Legowo di Desa Ie Beudeh Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Dibawah bimbingan Diswandi Nurba dan T.Novian Nukman. Pola penanaman padi merupakan tonggak utama keberhasilan dan peningkatan produksi padi, Desa Ie Beudeh Kabupaten Nagan Raya sudah mengadopsi Pola Tanam Jurong . Penelitian ini dibuat untuk mengetahui Preferensi dan kepuasan petani serta untuk mengetahui pencapaian kepuasan dan efisiensi terhadap atribut pola tanam jurong.. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan Observasi, Kuesioner dan wawancara, Pembahasannya untuk Tingkat kepentingan, kepuasan dan analisis efisiensi terhadap atribut pola penanaman jurong. Hasil dari penelitian menunjukan untuk tingkat kepentingan, atribut Pelayanan pemerintah dan Harga Jual berada pada Kuadran I dan bentuk tanaman berada pada kuadran ke III sementara untuk atribut Jumlah produksi, kualitas produksi, ketahanan HPT, pertumbuhan padi, kemudahan bekerja, biaya produksi berada pada kuadran ke II, dan untuk tingkat kepuasan petani terhadap atribut pola tanam sudah sangat memuasakan petani, sementara untuk tingkat efisiensi semua atribut berada di bawah garis efisiensi. Hasil dari penelitian ini menyarankan Instansi terkait untuk segera meningkatkan ketercapaian terhadap atribut sesuai dengan harapan yang diinginkan petani agar lebih efisien.
Kata Kunci: Preferensi, Kepuasan, Pola Tanam, efisiensi.
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
Nama Mahasiswa : IRWANDI
NIM : 08C10404033
Program Studi : AGRIBISNIS
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua
Diswandi Nurba, S.TP, M.SiNIDN. 01-2804-8202
Anggota
T. Novian Nukman, SP.NIDN. 01-1611-7303
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Diswandi Nurba, S.TP., M.Si. Yoga Nugroho, SP., MM.NIDN. 01-2804-8202
Tanggal Lulus :
PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANITERHADAP POLA TANAM PADI DENGANSISTEM JURONG (LEGOWO) DI GAMPONG IEBEUDEH KECAMATAN SEUNAGAN TIMURKABUPATEN NAGAN RAYA
v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJISkripsi dengan judul:
PREFERENSI DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP POLA TANAMPADI DENGAN SISTEM JURONG (LEGOWO) DI GAMPONG IE
BEUDEH KECAMATAN SEUNAGAN TIMURKABUPATEN NAGAN RAYA
Yang disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Irwandi
NIM : 08C10404033
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 04 September 2013 dandinyatakan memenuhi Syarat untuk melakukan penelitian.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Diswandi Nurba, S.TP., M.Si. ………………………………(Dosen Pembimbing Ketua)
2. T. Novian Nukman, SP. ………………………………(Dosen Pembimbing Anggota)
3. Yoga Nugroho, SP., MM ………………………………(Dosen Penguji I)
4. Meiza Aulia, SP. ………………………………(Dosen Penguji II)
Alue Peunyareng, 04 September 2013Ketua Program Studi Agribisnis
Yoga Nugroho, SP., MM.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ujong Patihah pada tanggal 12 Desember 1990.
Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan Bapak Mariadi
dan ibu Nurmiati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar tahun 2002 di SDN
Ujong Patihah Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, kemudian melanjutkan
ke SLTP Negeri 1 Kuala dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis
melanjutkan pendidikan SMU 1 di SMUN 1 Kuta Jeumpa Cot Mane Kecamatan
Blang Pidie Kabupaten Aceh Barat Daya dan lulus tahun 2008. Pada tahun yang
sama penulis diterima di Perguruan Tinggi Universitas Teuku Umar S-1 di
Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis (Sosisal Ekonomi Pertanian).
vi
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim, Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat, berkah, taufik dan hidaya-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Preferensi dan Kepuasan Petani
Terhadap Pola Tanam Padi dengan Sistem Jurong (Legowo) di Gampong Ie
Beudeh Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya”.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat mengatasi berbagai kendala
dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
1. Ayahanda tercinta dan Ibunda tercinta yang senantiasa selalu memberikan
dukungan moril dan materil yang tak terhingga serta keluarga dan saudara-
saudara yang telah memberi semangat.
2. Bapak Diswandi Nurba, S.TP. M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian dan
Pembimbing utama.
3. Bapak T.Novian Nukman, SP. selaku pembimbing anggota.
4. Bapak Yoga Nugroho, SP.,MM selaku penelaah dan Ketua Jurusan
Agribisnis.
5. Bapak Meiza Aulia, SP. selaku Penelaah
6. Ibu Khairun Nisa, SP., MP Selaku Penelaah
7. Bapak dan Ibu Dosen (Staf Pengajar) Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan di
bidang Sosial Ekonomi Pertanian.
8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar dan
semua pihak yang telah membantu, mendoakan dan memberikan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah banyak membantu penulis selama menyusun skripsi ini di Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar.
Alue Peunyareng, September 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HalamanABSTRAK ............................................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ivRIWAYAT HIDUP .............................................................................. viKATA PENGANTAR........................................................................... viiDAFTAR ISI.......................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ................................................................................ xDAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii
I. PENDAHULUAN1.2 Latar Belakang Masalah ........................................................ 11.2 Rumusan Masalah ................................................................. 31.2 Tujuan Penelitian ................................................................... 31.2 Kegunaan Penellitian ............................................................. 41.2 Hipotesis ................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Gambaran umum Komoditas Padi ......................................... 52.2 Penerapan Sistem Jurong Padi Sawah ................................... 62.3 Keunggulan Sistem Legowo .................................................. 72.4 Kendala Penerapan Sistem Legowo ...................................... 82.5 Defenisi Petani ....................................................................... 102.6 Preferensi Petani .................................................................... 112.7 Perilaku Petani ....................................................................... 122.8 Proses Adopsi Inovasi oleh Petani ......................................... 142.9 Konsep dan Pengertian Kepuasan ......................................... 16
2.10 Atribut Produk ....................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 193.2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 193.3. Batasan Variabel Atribut ....................................................... 203.4. Populasi dan Sampel .............................................................. 213.5. Instrumen Penelitian .............................................................. 223.6. Metode Analisis Data ................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Letak Geografis dan Luas Gampong ..................................... 314.2. Keadaan penduduk dan Mata Pencaharian ............................ 314.3. Karakteristik Petani Padi ....................................................... 324.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan
Atribut Penanaman Padi dengan Pola Penanaman JurongDi Gampong Ie Beudeh Kec. Seunagan Timur Nagan Raya . 34
4.5. Custemer Satisfaction Index (CSI) ........................................ 38
ix
4.6. Analisis Diagonal (Suharjo Split) .......................................... 394.7. Uji Validitas dan Reliabilitas instrumen ................................ 40
V. Kesimpulan dan Saran5.1. Kesimpulan ........................................................................... 435.2. saran ...................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 45LAMPIRAN .......................................................................................... 47
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Luas Tanam, Panen, Produksi dan rata-rata Produksi padi sawah ...... 2
2. Skala Untuk Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan TerhadapAtribut ................................................................................ 23
3. Kriteria Nila Costumer Satification Index .................
....................... 26
g ................................... 38
7.
8. Hasil Uji Validitas Untuk Tingkat Kepuasan ................................... 41
9. Hasil Uji Reliabilitas Untuk Tingkat Kepentingan .......................... 41
n ................................... 42
4. Jumlah rumah Tangga Menurut Lapangan Usaha Digampong Ie Beudeh tahun 2013 .................................................... 31
5. Penilaian Pola Tanam Jurong di Gampong Ie Beudeh ...................... 35
6. Perhitungan Custemers Satification Index (CSI) Penanaman Padi Dengan Pola Tanam Juron
Hasil Uji Validitas Untuk Tingkat Kepentingan .............................. 40
10. Hasil Uji Validitas Untuk Tingkat Kepuasa
x
xi
DAFTAR GAMBA
Halaman
1. Diagram Kartesius ............................................................................. 24
2. Digram kartesius Suharjo Split ......................................................... 28
3. Data primer yang di olah dengan SPSS 2013 ................................... 37
4. Data primer yang di olah 2013 .......................................................... 39
R
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ......................................................................... 48
2. Hasil olahan data Kuesioner yang telah di isi oleh responden .......... 52
3. Hasil Olahan Validitas dan Reabilitas dengan SPSS ......................... 53
4. Tabel R Df= 1- 50 ............................................................................. 57
5. Daftar nama kelompok tani desa ie beudeh ...................................... 58
6. Surat keterangan penelitian ............................................................... 60
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya angka pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia
merupakan salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh sektor pertanian
karena dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan hasil
produksi, dan perubahan selera masyarakat maka permintaan pangan akan
semakin meningkat dalam jumlah mutu dan keragamannya khususnya padi. Padi
memegang peranan penting karena produk olahannya merupakan bahan makanan
pokok sebagian besar penduduk di Indonesia.
Di Indonesia padi adalah tanaman pangan utama selain jagung, sagu, dan
umbi-umbian. Terpilihnya padi sebagai sumber karbohidrat utama adalah karena
padi memiliki kelebihan sifat tanaman bila dibandingkan dengan tanaman sumber
karbohidrat lainnya, antara lain : memiliki sifat produktivitas tinggi, dapat
disimpan lama, dan lahan sawah relatif tidak mengalami erosi (Taslim dan Fagi,
1988).
Pola penanaman padi merupakan tonggak utama keberhasilan dan
peningkatan produksi padi. Aceh merupakan salah satu daerah yang merupakan
lumbung padi indonesia, Aceh juga salah satu daerah yang menjadikan padi
sebagai makanan pokok sehari-hari. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Provinsi Aceh bekerjasama dengan badan penyuluhan dan Dinas
Pertanian menerapkan pola penanaman padi sistem jurong (legowo) di beberapa
Kabupaten yang ada di Provinsi Aceh (Serambi Indonesia 13 Maret 2009).
1
2
Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten yang selama ini
juga sudah mengadopsi penanaman padi dengan pola tanam sistem Jurong
(legowo). Kabupaten Nagan Raya sampai saat ini masih menggunakan pola
penanaman padi dengan pola tanam Sistem Jurong, walaupun selama ini ada
Program lain untuk penanaman padi yang di terapkan di Nagan Raya seperti
System of Rice Intensificasion (SRI), Konfesional dan lainnya.
Tabel. 1 Luas Tanam, Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010
Kecamatan/ Sub District
Luas/ Area (Hektar) Produksi/
Production(Ton)
Rata-rata Produksi/ Average
Prod. (Ton/Hektar)
Tanam/ Planted
Panen/ Harvested
(1) (2) (3) (4) (5) 1. Darul Makmur 2.442 2.442 12.210 5,00
3. K u a l a 3.533 3.533 25.438 7,20
4. Kuala Pesisir 1.730 1.730 8.131 4,70
5. Tadu Raya 465 465 2.232 4,80
6. Beutong 2.736 2.736 14.227 5,20
8. Seunagan 1.346 1.346 10.095 7,50
9. Suka Makmue 2.721 2.721 14.149 5,20 10. Seunagan Timur 1.725 1.725 13.800 8,00
Jumlah/ Total
2010 16.698 16.698 100.282 6,01
2009 20.027 20.027 100.135 5,00 2008 14.097 14.097 63.382 4,50 2007 15.526 15.526 119.456 7,69 2006 28.397 28.397 124.377 4,38
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012
Gampong Ie Beudeh Kecamatan Seuanagan Timur Kabupaten Nagan
Raya merupakan salah satu desa yang juga memiliki persawahan yang sangat luas.
Penanaman padi dengan pola tanam Jurong (Legowo) di gampong Ie Beudeh
3
Kecamatan Seunagan Timur masih menjadi pilihan utama dan tingkat pengadopsi
terbanyak hingga mencapai 80 persen masyarakat petani menggunakan Pola
tanam jurong selebihnya menggunakan pola penanaman lain seperti Sistem of Rice
Intensificasion (SRI) dan Konfensional (sumber : BPP Seunagan Timur).
Oleh karena itu penulis tertarik meneliti masalah pogram penanaman padi
dengan sistem jurong yang ditinjau dari atribut nya yaitu, jumlah produksi,
kualitas produksi, ketahanan HPT, pertumbuhan padi, kemudahan bekerja, bentuk
tanaman, biaya produksi, pelayanan pemerintah, harga jual.
1.2 Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang yaitu :
1. Bagaimana kepetingan dan kepuasan petani terhadap atribut-atribut
Program Penanaman Padi dengan Pola Tanam Sistem Jurong ?
2. Bagaimana petani melihat atribut-atribut program untuk pencapaian
tujuan kepuasan terhadap Pola Penanaman Padi dengan Pola Tanam
Sistem Jurong?
3. Bagaimana tingkat efisiensi atribut-atribut terhadap petani pada saat
pelaksaan Program Penanaman Padi dengan Pola Tanam Jurong
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah :
1. Menganalisis kepentingan dan kepuasan petani terhadap atribut-atribut
Penanaman Padi dengan Pola Tanam Sistem Jurong.
4
2. Untuk mengetahui Pencapaian tujuan kepuasan terhadap atribut-atribut
Pogram Penanaman Padi dengan Polam Tanam Sistem Jurong.
3. Untuk melihat tingkat efisiensi atribut-atribut Program penanaman
padi dengan pola tanam Jurong terhadap petani.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan informasi
untuk para petani dan khalayak umum. Melalui penelitian ini pihak petani dan
intansi terkait akan memperoleh informasi mengenai atribut-atribut yang
mempengaruhi tingkat kepuasan para petani terhadap Program penenaman padi..
1.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu petani sangat menyukai dan puas
terhadap Program penanaman padi dengan pola penanaman sistem jurong karena
pencapaian tujuan kepuasan terhadap atribut-atribut Program Penanaman Padi
dengan Pola Tanam Sistem Jurong (Legowo) sangat memuaskan petani.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Komoditas Padi
Padi (Oryza sativa) adalah tanaman pangan yang dihasilkan terbanyak di
dunia dan menempati daerah tersebar di daerah tropika (Sanchez,1993 dalam
Sumiati, 2003). Menurut beberapa pihak tanaman padi berasal dari Cina karena
dari daerah tersebut banyak ditemukan jenis-jenis padi liar. Hal ini didasarkan
pada teori Vavilov yang menyatakan bahwa daerah asal usul suatu tanaman di
tandai dengan terdapatnya pemusatan jenis-jenis liar tanaman tersebut (Manurung,
1998 dalam Sumiati 2003).
Tanaman padi pada umumnya merupakan tanaman semusim dengan empat
fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif lambat, reproduktif dan
pemasakan. Secara garis besar tanaman padi ini terbagi kedalam dua bagian yaitu
bagian generatif dan vegetatif. Dalam pertumbuhannya tanaman padi memerlukan
unsur hara, air dan energi. Hara adalah unsur pelengkap dari komposisi asam
nukleik, hormon dan enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam merombak
fotosintat atau respirasi menjadi senyawa yanag lebih sederhana. Air diperoleh
tanaman dari tanah, dan energi di dapat dari hasil fotosintesis dengan bantuan
sinar matahari. Hingga saat ini beras merupakan makanan pokok Indonesia
dengan alasan beras memiliki rasa yang sangat enak dengan selera masyarakat,
juga dilihat dari kandungan gizinya yang mengandung protein dan kalori yang
lebih tinggi di bandingan komoditas lainnya (seperti jagung, ketela, kentang, dan
lain-lain).
5
6
Budaya untuk mengkonsumsi beras sangat sulit untuk dihilangkan dari
masyarakat Indonesia karena sudah menjadi kebiasaan, sebelum mengkonsumsi
beras maka belum dikatakan makan. Beras bukan sekedar komoditas pangan atau
ekonomi tetapi juga merupakan komuditas yang memiliki nilai politik dan
keamanan.
2.2 Penerapan Sistem Jurong (Legowo) Padi Sawah
Keberhasilan mencapai swasembada beras yang diupayakan pemerintah
pada akhir tahun 2008 harus terus dipertahankan, oleh karena itu Departemen
Pertanian (sekarang Kementerian Pertanian) meluncurkan program Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) guna mendukung Program
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Bukan hanya padi/beras yang
menjadi fokus perhatian dari program SLPTT, tetapi juga jagung, kedelai dan
kacang tanah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dalam
pelaksanaannya pogram SLPTT menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) dimana petani diarahkan mampu mengelola lahan, air, tanaman,
hama pengganggu dan iklim secara tepadu dan menyeluruh serta dapat diterapkan
secara berkelanjutan.
Salah satu komponen teknologi PTT padi sawah adalah penerapan sistem
tanam legowo (bahasa Aceh: jurong). Tujuan penerapan sistem legowo
dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah populasi tanaman sehingga mampu
meningkatkan produktivitas penggunaan lahan. Selain itu prinsip sistem legowo
adalah pengoptimalan penerimaan sinar matahari dalam proses fotosintesis
tanaman. Terdapat dua pilihan penerapan sistem legowo dalam pendekatan PTT,
7
yaitu legowo 2:1 dimana populasi tanaman diperoleh sebanyak 333.400 rumpun
per hektar dan legowo 4:1 berisikan 300.000 rumpun tanamam padi per hektar.
2.3 Keunggulan sistem legowo (Jurong)
Selain meningkatkan jumlah populasi tanaman per satuan luas (hektar)
yang akan berpengaruh pada produktivitas lahan, sistem ini mampu mengurangi
tingkat serangan hama tikus yang tidak menyukai adanya ruang kosong (jurong)
di sawah. Pada lahan sawah yang menerapkan sistem tandur jajar (tegel) tidak
diperoleh adanya ruang kosong tersebut yang mengakibatkan kondisi pertanaman
padi menjadi lebih gelap dan lembab. Kondisi inilah yang sangat disukai tikus
sebagai tempat ia membuat sarang. Selain hama tikus diyakini pula hama wereng
dan penyakitpun kurang menyukai kondisi pertanaman yang mempunyai ruang-
ruang kosong tersebut.
Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman yang memerlukan penyinaran
matahari penuh tanpa naungan. Selain itu proses penyerbukan bagi pengisian bulir
padi dilakukan oleh angin, dengan adanya ruang kosong (jurong) pada
pertanaman padi maka penerimaan sinar matahari dan pergerakan angin dapat
berlangsung optimal sehingga pembukaan kelopak bunga dan proses penyerbukan
oleh angin berlangsung sempurna. Diharapkan dari proses penyerbukan sempurna
tersebut akan memaksimalkan jumlah stigma pada malai padi yang terbuahi,
sehingga berpengaruh pada jumlah total bulir biji yang bernas, pada akhirnya
meningkatkan produksi tanaman. Efiktifitas dan efisiensi tindakan pemeliharaan
tanaman juga dapat dioptimalkan. Dengan adanya jurong tindakan penyemprotan,
pemupukan dan penyiangan gulma akan lebih mudah dilakukan petani, dimana
petani tidak perlu khawatir merusak tanaman saat melakukannya karena petani
8
dapat berjalan pada jurong yang sudah tertata. Efektifitas pupuk yang diberikan
juga lebih meningkat karena pupuk tidak lagi harus disebar merata tetapi dapat
diberikan pada larikan pertanaman padi. Bahkan pemanenanpun dapat lebih
mudah dilakukan sehingga mampu meminimalisir kehilangan hasil panen.
2.4 Kendala penerapan sistem legowo (jurong)
Sistem legowo telah diintroduksikan sejak tahun 2003 oleh Departemen
Pertanian, namun hanya beberapa daerah saja yang mampu menerapkannya
terutama di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan petani di beberapa daerah masih
belum mau menerapkan teknologi yang sesungguhnya sangat sederhana ini.
Berikut ini beberapa kendala yang dihadapi:
• Aspek teknis
Sistem tandur jajar umumnya menggunakan jarak tanam 20 x 20
cm sehingga diperoleh 250.000 rumpun tanaman padi per hektar,
sedangkan sistem legowo merupakan modifikasi sistem tandur jajar
dengan mengatur jarak tanam antar barisan maupun dalam barisan,
sehingga jumlah rumpun padi dalam barisan menjadi lebih banyak
sekaligus memperlebar jarak antar barisan. Pada sistem legowo 4:1
pertanaman dilakukan sama dengan sistem tegel, tetapi dibuat kelompok
barisan tanaman yang terdiri dari 4 baris dengan jarak 20 cm dan jarak
dalam barisan 10 cm, sehingga jumlah tanaman pada barisan pinggir
menjadi lebih banyak daripada tanaman di barisan tengah. Diantara
kelompok dikosongkan satu baris tanaman. Sedangkan pada sistem
legowo 2:1 seluruh barisan tanaman menjadi tanaman pinggir dengan
9
jarak tanam antar barisan 20 cm dan 10 cm dalam barisan. Setiap dua baris
tanaman dibuat jurong 40 cm. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar.
• Aspek sosiopsikologi
Sistem tandur jajar atau tegel sudah dilakukan petani sejak ratusan
tahun yang lalu sehingga petani sudah sangat menguasai aplikasinya di
lapangan, sedangkan sistem legowo merupakan hal baru bagi petani.
Umumnya petani dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan mau dan
mampu menerapkan sistem tanam ini, oleh karena itu peran penyuluh
pertanian dan institusi lainnya sangat diperlukan dalam mengupayakan
adopsi teknologi sederhana ini. Adanya barisan-barisan kosong (jurong)
pada pertanaman memberi kesan sebagian lahan tidak dimanfaatkan,
sehingga seolah-olah lahan tidak ditanami secara optimal. Pemahaman
seperti inilah yang banyak didapati pada petani yang tidak mau
menerapkan sistem legowo. Sesungguhnya populasi tanaman pada sistem
legowo lebih banyak dibandingkan sistem tandur jajar (tegel).
• Aspek biaya
Petani-petani yang telah menerapkan sistem tanam legowo
mengatakan ongkos tanam menjadi lebih besar akibat yang dibutuhkan
waktu yang lebih banyak saat mengaplikasikannya. Hal ini pula yang
menurunkan niat petani lainnya menerapkan sistem tanam yang sama.
Masalah ini dapat disiasati dengan penguasaan teknik penanaman, terbukti
dari pengalaman petani yang konsisten menerapkan sistem legowo justru
cenderung menghemat jumlah tenaga kerja dan ongkos tanam. Hasil
pengkajian di Desa Blang Tingkeum (Desember 2009) menunjukkan
10
produksi padi Ciherang pada lahan sawah tadah hujan meningkat sebesar 2
ton/ha dengan penerapan sistem PTT. Sebelumnya varietas Ciherang
hanya mampu menghasilkan 4,1 ton/ha dengan penerapan sistem tandur
jajar dan pemberian pupuk dengan dosis yang sama.
2.5 Defenisi Petani
Petani merupakan seseorang yang terlibat dalam bidang pertanian. Mereka
memelihara tumbuhan dan hewan untuk dijadikan makanan atau bahan mentah.
Antaranya, kegiatan membiakkan binatang (sapi, ayam, kerba, kambing, domba
dan lain-lain) dan menanam tanaman (padi, bunga, buah dan lain-lain). Seorang
petani mengusahakan tanah miliknya atau bekerja sebagai buruh di kebun orang
lain. Pemilik tanah yang mengusahakan tanahnya dengan mempekerjakan buruh
juga dikenal sebagai petani atau buruh tani.
Kata petani umumnya merujuk kepada orang yang mengelola kebun atau
ladang dan menjalankan peternakan hewan (di negara maju). Biasanya hasil
pertanian digunakan sendiri atau dijual kepada orang lain atau pihak lain misalnya
melalui pemborong sebagai perantara untuk disalurkan ke pasar.
Petani secara tradisional didefinisikan dalam sosiologi sebagai anggota
komunitas dalam masyarakat agraris pedesaan. Pekerjaan sebagai petani adalah
suatu pekerjaan yang sangat penting bagi sebuah negara, karena pekerjaan ini
merupakan pekerjaan yang dapat menghasilkan kebutuhan primer (pangan)
manusia di berbagai belahan dunia. Contohnya di Indonesia terdapat petani yang
bekerja di sawah untuk menanam padi, dimana padi tersebut merupakan makanan
pokok masyarakat Indonesia yaitu beras. Tetapi sayangnya, pekerjaan sebagai
11
petani saat ini kurang diminati karena kurangnya perhatian pemerintah dan gengsi
yang tinggi.
Di negara-negara berkembang, kebanyakan petani-petani di negara
tersebut melakukan agrikultur subsistence yang sederhana yaitu sebuah pertanian
organik sederhana dengan cara penanaman bergilir yang sederhana pula atau
teknik lainnya untuk memaksimalkan hasil yang didapat dengan menggunakan
benih yang diselamatkan yang "asli" dari ecoregion.
2.6 Preferensi Petani
Prefrensi atau selera adalah sebuah konsep, yang digunakan pada ilmu
sosial, khususnya ekonomi. Ini mengasumsikan pilihan ralitas atau imajiner antara
alternatif-alternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut,
berdasarkan kesenangan, kepuasan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada.
Lebih luas lagi, bisa dilihat sebagai sumber dari motivasi. Di ilmu kognitif,
preferensi individual memungkinkan pemilihan tujuan/goal. Prefernsi juga berarti
prioritas atau pilihan suka seseorang terhadap produk, barang atau jasa yanng
dikomsumsi atau dipakai.
Preferensi petani ini terbentuk dari persepsi terhadap Program penanaman.
Preferensi petani berhubungan dengan harapan petani akan suatu program
penanaman yang disukainya.Dalam konteks kepuasan pelanggan umumnya
harapan merupakan perkiraan atau kenyakinan pelanggan tentang apa yang
diterima.
Menurut Kotler (2000) pada tahap evaluasi alternatif konsumen
membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Preferensi
12
seorang pembeli untuk suatu merek akan meningkat jika seseorang yang ia sukai
juga menyukai merek yang sama.
Evaluasi alternatif adalah tahap dimana konsumen mengevaluasi pilihan
berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga
alternatif yang dipilih. Teori preferensi konsumen digunakan untuk menganalisis
tingkat kepuasan bagi Petani / Konsumen. Suatu produk atau Program pada
dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap produk, baik barang atau jasa
dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atributnya. Atribut produk dapat
menjadi penilaian tersendiri bagi Petani / Konsumen terhadap suatu Program
Penanaman atau produk. Petani melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi
terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan petani terhadap
atribut yang dimiliki oleh suatu Program Penanaman.
2.7 Perilaku Petani
Petani selain merupakan sebagai produsen juga sebagai konsumen bagi
sarana produksi yang digunakan dalam proses produksi pertanian, oleh karena itu
perilaku petani dalam menetapkan pilihan terhadap sarana pertanian yang
digunakan dapat dilihat juga sebagai perilaku konsumen. Perilaku konsumen
dicerminkan dalam tindakan sehari-hari baik dalam lingkungan seperti keluarga,
masyarakat, maupun lingkungan pekerjaan. Tindakan yang dilakukan secara
berulang-ulang dan mendarah daging disebut dengan perilaku. Kebiasaan ini akan
berlangsung terus menerus. Perilaku ini juga dapat mempengaruhi cara berfikir
petani dalam pengelolaan usahatani yang sudah dilakukan sejak dahulu kala.
Pengelolaan usaha tani yang sudah dilakukan sejak dulu itu, dilakukan untuk
13
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Petani merasa membutuhkan, oleh karena itu
timbul suatu dorongan atau semacam motivasi yang ada di dalam diri mereka.
Menurut Maslow (1994) dorongan kebutuhan atau keinginan sebenarnya
tidak mungkin tidak akan pernah dikaitkan dengan suatu landasan khusus,
tersendiri, dan ditempatkan secara jasmaniah. Keinginan yang sebenarnya lebih
banyak merupakan kebutuhan orang itu sepenuhnya. Setelah motivasi itu timbul
maka petani berusaha untuk melakukan pengelolaan usaha tani secara terus
menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan, kebiasaan inilah yang menimbulkan
perilaku.
Melihat kenyataan seperti itulah maka petani khususnya di Indonesia
berusaha untuk meningkatkan produksi pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan
bagi hidupnya baik itu kebutuhan jasmaniah maupun rohaniah. Melalui
peningkatan pengelolaan usahatani mulai dari pembibitan, pengolahan tanah,
penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama penyakit dan
pemungutan hasil yang biasa disebut dengan pemanenan.
Perilaku petani meliputi pengolahan, pembibitan, pemupukan, pengairan,
penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan, penyuluhan pertanian,
dan mencegah terjadinya erosi dan longsor. Pengelolaan lahan pertanian tercermin
dari bagaimana perilaku petani dalam mengolah dan memelihara lahan sawah.
Pengetahuan petani sangat membantu dan menunjang kemampuan untuk
mengadopsi teknologi dalam usahataninya (Soehardjo dan Patong, 1973 dalam
Aprilia Utami 2010). Sebagai asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
yang ditamatkan maka pola pikir petani juga akan semakin luas. Sehingga
rendahnya tingkat pendidikan seorang petani merupakan salah satu faktor
14
penghambat dalam pengembangan sektor pertanian. Dengan tingginya tingkat
pengetahuan petani juga dapat mendukung dalam upaya pengelolaan lahan
pertanian yang tidak merusak ekosistem di sekitarnya.
2.8 Proses Adopsi Inovasi oleh Petani
Pola penanaman padi dengan pola tanam Jurong (Legowo) merupakan
inovasi pola penanaman baru yaitu untuk daerah profinsi aceh diluncurkan pada
tahun 2008 ( Serambi pase 2009) jadi proses adopsi inovasi disini adalah proses
adopsi inovasi penanaman padi dengan pola penanaman jurong (legowo).
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru
sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses
mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan
untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi
merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan
Fahrianoor, 2004).
Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai penerapan
atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang disampaikan
berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan). Manifestasi dari bentuk adopsi ini
dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku, metoda, maupun peralatan dan
teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan komunikasinya.
Menurut Rogers (1983) menyatakan proses adopsi inovasi terdiri dari
empat tahap, yaitu:
a) Pengenalan, dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan
memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi.
Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) menambahkan bahwa pada tahap ini,
15
komunikan menerima inovasi dari mendengar dari teman, beberapa media
massa, atau dari agen pembaru (penyuluh) yang menumbuhkan minatnya
untuk lebih mengetahui hal ikhwal inovasi tersebut.
b) Persuasi, dimana seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak
berkenan terhadap inovasi.
c) Keputusan, dimana seseorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya
pada pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi.
d) Konfirmasi, dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi
yang telah dibuatnya. Pada tahap ini mungkin terjadi seseorang merubah
keputusannya jika ia memperoleh informasi yang bertentangan.
Samsudin (1982) menyebutkan, adopsi adalah suatu proses yang dimulai
dari keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua, sampai
diterimanya ide tersebut oleh masyarakat sebagai pihak kedua.
Ibrahim et al (2003) menyebutkan adopsi adalah proses yang terjadi sejak
pertama kali seseorang mendengar hal yang baru sampai orang tersebut
mengadopsinya. Petani sasaran mengambil keputusan setelah melalui beberapa
tahapan dalam proses adopsi. Beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu tingkat
adopsi sangat dipengaruhi tipe keputusan untuk menerima atau menolak inovasi.
Dengan melihat tipe keputusan adopsi inovasi, proses adopsi dapat melalui empat
tahap yaitu: tahap mengetahui (knowledge), persuasi (persuasion), pengambilan
keputusan (decision) dan konfirmasi (confirmation).
Lionberger dalam Mardikanto (1993) mengemukakan beberapa faktor
yang mempengaruhi kecepatan mengadopsi inovasi ditinjau dari ragam golongan
masyarakat yang meliputi: (a) luas usahatani, (b) tingkat pendapatan, (c)
16
keberanian mengambil resiko, (d) umur, (e) tingkat partisipasinya dalam
kelompok/organisasi di luar lingkungannya sendiri, (f) aktivitas mencari informasi
dan ide-ide baru, (g) sumber informasi yang dimanfaatkan.
2.9 Konsep dan Pengertian Kepuasan
Kotler (2005) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil)
produk yang di pikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan, juka kinerja
berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan
maka pelanggan puas.jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas
atau senang.
Menurut Sunarto (2006) dalam Rahman (2008) kepuasan konsumen
(Customer Satisfaction) didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukan
konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan
menggunakannya.
Menurut Engel et al (2004), kepuasan konsumen merupakan evaluasi
purnabeli, dimana alternatif yang dipilih sekurang kurangnya sama atau
melampaui harapan konsumen sedangkan ketidakpuasan konsumen muncull
apabila hasil tidak memenuhi harapan. Kepuasan adalah semacam langkah
perbandingan antara pengalaman dengan hasil evaluasi, dapat menghasikan
sesuatu yang nyaman secara rohani, bukan hanya nyaman karena dibayangkan dan
diharapkan. Puas atau tidak puas bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil
evaluasi dari emosi. Penelitian mengenai kepuasan konsumen menjadi topik
sentral dalam dunia riset pasar dan berkembang pesat (Kotler, 2000)
17
Menurut garis anggaran dan kurva indeferen setiap perusahaan dapat
memenuhi kepuasan konsumen melalui dua cara. Pertama yaitu dengan
memainkan kurva indeferen konsumen melalui perubahan-perubahan atribut
produk yang dapat mempengaruhi konsumen. Cara ini berpikir bahwa kepuasan
konsumen mendorong meningkatnya profit dan konsumen yang puas akan
bersedia membayar lebih untuk produk yang diterima dan bersifat toleran akan
kenaiakan harga. Hal ini tentu akan meningkatkan margin pemasaran dan
kesetiaan konsumen pada perusahaan (Kotler, 2000). Jika diasumsikan bahwa
konsumen menghabiskan pendapatannya untuk komoditi X dan Y, kita dapat
menyajikan selera konsumen tersebut dengan kurva indiferen, suatu kurva
indeferen menunjukan kombinasi dari komoditi X dan Y yang menghasilkan
kepuasan yang sama terhadap konsumen. Selain itu kurva indiferent dapat
digunakan untuk memisahkan antara efek pendapatan dan efek substitusi dari
suatu perubahan harga.
2.10 Atribut Produk
Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dari setiap
produk, baik barang atau jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-
atributnya. Atribut produk dapat dibedakan atas ciri-ciri, fungsi dan manfaat.
Menurut Engel et al (1994) atribut produk adalah karakteristik suatu
produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan
dimana atribut tersebut tergantung pada jenis produk dan tujuannya Keunikan
suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini
terlibat dari atribut yang dimiliki oleh produk. Atribut produk atas tiga tipe, yaitu
ciri-ciri atau rupa ( features), fungsi ( function), dan manfaat (benefit). Ciri-ciri
18
dapat berupa ukuran karakteristik, komponen dan bagian- bagiannya, bahan dasar,
proses manufaktur, jasa, penampilan, harga, susunan, maupun tanda merek (trade
mark) nama Program dan lain-lain. Manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan
yang berhubungan dengan panca indra, dan manfaat non material, seperti
kesehatan dan penghemat waktu. Manfaat juga bisa berupa manfaat langsung dan
manfaat tidak langsung Konsumen dapat melakukan penilaian dengan melakukan
evaluasi terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan
konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk.
Hal penting dalam pengukuran produk antara lain mengidentifikasi kriteria
evaluasi uang mencolok dan memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing
produk (Engel et al, 1994) Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap produk
merupakan kekuatan harapan dan keyakinan terhadap atribut yang dimiliki oleh
suatu produk barang atau jasa. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut
produk barang atau jasa dicerminkan oleh pengetahuan konsumen/petani terhadap
suatu produk barang atau jasa dan manfaat yang diberikan oleh produk barang
atau jasa tersebut.
19
III. METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun Lokasi Penelitian ini adalah di Desa Ie Beudeh Kecamatan
Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Sementara Waktu penelitian dilakukan
pada bulan Febuari 2013 sampai dengan April 2013
3.2.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data anataralain sebagai berikut :
3.2.1. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya.
3.2.2. Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden
untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan memberi
tanda pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan, atau
dengan menuliskan jawabannya (Kountur, 2007: 189).
3.2.3. Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
bertanya dan mendengarkan jawaban langsung dari sumber utama data.
Peneliti merupakan pewawancara dan sumber data adalah orang yang
diwawancarai. (Kountur, 2007: 186).
20
3.3.Batasan Variabel atribut
3.3.1. Jumlah Produksi
Yang dimaksud atribut jumlah produksi dalam penelitian ini adalah
hasil yang didapat oleh petani yaitu berkisar dari yang terendah 2,5 ton
sampai tertinggi yaitu 5,5 ton per hektar.
3.3.2. Kualitas Produksi
Atribut Kualitas produksi dalam penelitian ini yaitu bulir padi yang
tidak berisi sampai dengan bulir padi yang penuh isinya.
3.3.3. Ketahan Hama dan Penyakit
Yang dimaksud Atribut Ketahan Hama dan Penyakit dalam Penelitian
ini yaitu dengan menggunakan pola tanam jurong apakah mampu dan
mudah mengurangi Hama penyakit.
3.3.4. Pertumbuhan Padi
Yang dimaksud Atribut pertumbuhan padi dalam penelitian ini adalah
umur tanaman padi tersebut untuk panen yaitu mulai dari sangat tidak
baik 6,5 - 7,5 bulan / 225 HST sampai dengan sangat baik 5,5 – 6 bulan
/ 180 HST.
3.3.5. Kemudahan Bekerja
Atribut kemudahan bekerja ini memiliki batasan variabel sebagai
berikut yaitu sulit melakukan perawatan sampai dengan sangat mudah
melakukan perawatan.
21
3.3.6. Bentuk Tanaman
Atribut bentuk tanaman dalam penelitian ini memiliki batasan variabel
sebagai berikut yaitu tanaman yang tidak rimbun sampai dengan
tanaman yang sangat rimbun.
3.3.7. Biaya Produksi
Peneliti membatasi variabel Atribut biaya produksi ini yaitu mulai dari
terendah 3.500.000 – 2.500.000 sampai yang tertinggi 7.000.000 –
8.000.000.
3.3.9.Pelayanan Pemerintah
Batasan variabel Atribut Pelayanan Pemerintah dalam penelitian ini
yaitu mulai dari tidak mendapat bantuan dan perhatian sama sekali dari
pemerintah sampai mendapat mendapat bantuan dan perhatian dari
pemerintah dalam menjalankan program legowo.
3.4.Populasi dan Sampel
Populasi merupakan gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian
karakteristik serupa untuk kepentingan riset (Malhotra, 2005). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh petani yang menggunakan pola penanaman Jurong
Legowo.
Sampel dalam Penelitian ini yaitu seluruh Popolasi petani yang
menggunakan pola penanaman jurong (legowo), Penelitian yang menggunakan
seluruh anggota polpulasinya disebut sampel total (total sampling) atau sensus.
Penggunaan metode ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil (mudah
dijangkau). Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi relatif kecil dan relatif
22
mudah dijangkau, maka penulis menggunakan metode total sampling. Dan
jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 40 orang responden.
3.5.Instrumen Penelitian
Adapun Instrumen dalam penelitian ini yaitu lembar kuisoner, alat-alat tulis,
dan kamera digital.
3.6.Metode Analisis Data
Alat analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan :
1. Important Performance Analysis (IPA), adalah alat analisis yang Menurut
Supranto dalam Manullung 2008 adalah suatu metode yang menganalisis
sejauh mana tingkat kepuasan seseorang terhadap kinerja suatu Usaha.
Important mengacu pada tingkat kepentingan menurut persepsi
pelanggan. Dari berbagai persepsi tingkat kepentingan pelanggan dapat
merumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan. Penggunaan
konsep tingkat kepentingan ini dapat menangkap persepsi yang lebih jelas
mengenai pentingnya variabel (atribut) dimata pelanggan. Sebagai
indikator skala ukuran kuantitatif untuk tingkat kepentingan menurut
persepsi pelanggan dan tingkat kinerja secara nyata dari suatu produk
dinyatakan dalam bentuk tanggapan konsumen terhadap kepuasan
digunakan skala Likert (Simamora, 2002). Skala likert digunakan untuk
mengukur tingkat kepentingan atau harapan dan tingkat kepuasan
konsumen terhadap atribut-atribut yang ditanyakan. Skala Likert dapat
dilihat pada Tabel 2.
23
Tabel 2. Skala untuk Tingkat Kepentingan dan Tingkat KepuasanTerhadap Atribut
Nilai Skala Arti Dalam TingkatKepentingan
Arti Dalam TingkatKepuasan
1 Tidak Penting Tidak Puas2 Kurang Penting Kurang Puas3 Cukup Penting Cukup Puas4 Penting Puas5 Sangat Penting Sangat Puas
Sumber : Supranto, 2003
Hasil dari perhitungan pembobotan yang dihasilkan kemudian di rata-
ratakan dan formulasikan dalam diagram kartesius. Masing-masing atribut
diposisikan dalam sebuah diagram. Skor rata-rata penilaian terhadap tingkat
kinerja( ) menunjukan posisi atribut pada sumbu X, sementara posisi atribut
pada sumbu Y ditunjukan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan konsumen
terhadap atribut (Y ). Diagram kartesius ini dapat dilihat pada Gambar 1.
=
=
Dimana :
= Nilai rata-rata tingkat kinerja atribut ke i
= Nilai rata-rata kepentingan atribut ke i
Xi = Total skor Tingkat Kinerja Atribut ke i
Yi = Total Skor Tingkat Kepentingan Atriut ke i
n = jumlah data konsumen
Diagram kartesius merupakan suatu bagan yang di bagi menjadi empat
bagian dan di batasi oleh dua batas garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-
titik (X ,Y) . Nilai X dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik atribut
yang memposisikan suatu atribut terletak pada diagram kartesius, titik tersebut
diperoleh dari rumus :
24
=∑
=∑
Dimana :
= Skor rata-rata dari rata-rata tingkat kinerja seluruh atribut
= Skor rata-rata dari rata tingkat kepentingan seluruh atribut
k = Banyaknya atribut yang diteliti
Selanjutnya setiap atribut-atribut tersebut dijabarkan dalam diagram
kartesius pada Gambar 1
(Kepentingan)
Prioritas Utama(Kuadran I)
Pertahankan Posisi(kuadran II)
Prioritas Rendah(Kuadran III)
Prioritas Berlebih(Kuadran IV)
(Kinerja)Gambar 1. Diagram Kartesius
Sumber : Supranto, 2003
Keterangan :
1. Kuadran I (Prioritas Utama) : Kinerja suatu atribut adalah lebih rendah
dari keinginan konsumen sehingga perusahaan harus meningkatkan
kinerjanya agar optimal.
2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) : Kinerja dan keinginan konsumen
pada suatu atribut berada pada tingkat tinggi dan sesuai, sehingga
perusahaan cukup mempertahankan kinerja variabel tersebut.
25
3. Kuadran III (Priorotas Rendah) : Kinerja dan keinginan konsumen
pada suatu atribut berada pada tingkat rendah, sehingga perusahaan
belum perlu melakukan perbaikan.
4. Kuadran IV (Berlebihan) : Kinerja produk berada pada tingkat tinggi
tetapi keinginan konsumen akan kinerja dari atribut tersebut rendah,
sehingga perusahaan perlu mengurangi hasil yang dicapai agar dapat
mengefisienkan.
2. Customers Satisfaction Index (CSI),Customers Satisfaction Index atau Indeks
Kepuasan Konsumen (IKK) merupakan metode yang menggunakan indeks
untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan atribut-atribut
tertentu. Atribut-atribut yang diukur dapat berbeda-beda untuk masing-
masing perusahaan, hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin
didapatkan perusahaan terhadap konsumen (Massnick, 1997 dalam Afifi,
2007). Ada empat langkah dalam perhitungan Customers Satisfaction Index,
yaitu :
a. Menentukan Means Important Score (MIS) dan Mean Satisfaction
Score (MSS). Nilai ini didapat dari nilai rata-rata tingkat kepentingan
dan nilai rata-rata kinerja tiap responden.
MIS =∑
MSS =∑
Dimana :
n = Jumlah responden
Yi = nilai kepentingan atribut ke i
Xi = nilai kinerja atribut ke i
26
b. Membuat Weight Faktors (WF), bobot ini merupakan persentase nilai
MIS peratribut terhadap total MIS seluruh atribut.
WFi = ∑ x 100%
Dimana : P = Jumlah atribut kepentingan
i = Atribut ke i
c. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara
Weight Factor (WF) dengan Mean Satification Score (MSS) WSi =
WFi x MSSi.
d. Menentukan nilai CSI
CSI =∑
Dimana : P = Atribut Ke P
HS = Skala maksimum yang digunakan
Kriteria indeks kepuasan menggunakan kisaran 0.00 hingga 1.00 (tidak
puas hingga sangat puas) yang dapat dilihat pada Tabel 3
Table 3. Kriteria Nilai Customers Satification Index
Nilai CSI Kriteria CSI
0,81-1,00 Sangat Puas
0,66-0,80 Puas
0,51-0,65 Cukup Puas
0,35-0,50 Kurang Puas
0,00-0,34 Tidak Puas
Sumber : Amiliyah, 2006 dalam Afifi, 2007
3. Menurut Suharjo dalam Manullang (2008), analisis diagonal digunakan
untuk melihat tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap suatu
produk dikaitkan dengan efisiensi program. Efisiensi tersebut dapat
27
dilihat dengan digunakannya garis efisiensi berupa garis linear melalui
dua titik nol yang memotong secara diagonal diantara sumbu kepentingan
dan sumbu kepuasan. Sedangkan dalam pengukuran tiap-tiap atribut
digunakan skala likert dimana kinerja suatu atribut dapat dinyatakan
sebagai berikut :.
a. Apabila tingkat kepentingan dikurangi tingkat kepuasan suatu atribut
(X-Y) menghasilkan nilai nol, maka atribut tersebut berada tepat pada
garis efficient service atau atribut layanan yang efisien.
b. Apabila tingkat kepentingan dikurangi tingkat kepuasan suatu atribut
(X-Y)menghasilkan nilai negatif, maka atribut tersebut berada diatas
garis efficient service atau disebut layanan yang berlebihan (over
service).
c. Apabila tingkat kepentingan dikurangi tingkat kepuasan suatu atribut
(X-Y) menghasilkan nilai positif, maka atribut tersebut berda dibawah
garis efficient service atau layanan yang tidak memadai (Under
Service)
d. Pengembangan atau penurunan (reduksi) terhadap suatu atribut dapat
diidentifikasi dari hasil pengurangan nilai X dan Y. untuk atribut
dengan nilai positif, maka dengan atribut tersebut perlu dikembangkan
atau ditingkatkan. Sedangkan apabila hasilnya negatif maka atribut
tersebut perlu diturunkan atau direduksi.
e. Prioritas pengembangan atribut mulai dari urutan X dan Y bernilai
positif terbesar hingga terkecil.
28
Gambar 2. Diagram Kartesius Suharjo SplitSumber : Manullung, 2008
3.7. Uji validitas dan Reliabilitas
a. Uji ValiditasValiditas data merupakan suatu ukuran yang menunjukan kesahilan
suatu intrumen, instrumen sahih mempunyai tingkat vaiditas yang tinggi
dan dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginka, dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Koisoner harus diuji validitas dan realibilitasnya, agar intrumen
atau variabel yang digunkan terbukti baik dan handal. Validitas adalah
suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya
yang diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan mengggunakan teknik
korelasi product momen simanora (2003)rumus korelasi produck momen
pearson sebagai berikut :
R =(∑ ) (∑ ∑ )[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ] = .................................(1)
efisiensi
Tingkat Kepuasan
Tingkat Kepentingan
29
Keterangan :
R = Koefisien Korelasi
X = skor pertanyaan
Y = skor total
n = Jumlah petani yang menggunakan pola tanam Jurong
Kemudian menghitung besarnya r hitung pertanyaan Dengan ketentuan
sebagai berikut ;
DF = jumlah kasus – 2
= 40 – 2
= 38
Sehingga besarnya r tabel, dengan Df = 38 dan tingkat signifikan sebesar
0,05 dibandingkan dengan hasil uji Validitas.
Pengambilan keputusan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika r hitung negatif maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
2. Jika r hitung positif dan < r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak
valid
3. Jika r hitung positif besar sama dengan r tabel maka butir pertanyaan
tersebut valid
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
ditujukan oleh intrumen pemnggukuran. Pengujian reabilitas dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik Alpaha Cronbach Simanora (2005). Adalah :
r11 = 1 − ∑ = .........................................................(2)
30
keterangan:
r11 = reliabilitas Intrumen
k = banyak butir pertanyaan
= ragam Total∑ = jumlah Ragam Butir
Menurut Sekaran (1992), Pengambilan keputusan dengan kriteria sebagai berikut :
Jika alpha kurang dari 0,6 adalah kurang baik
Jika alpha 0,7 dapat di terima
Jika alpha di atas 0,8 adalah baik
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Letak Geografis dan Lua
Sebelah Barat berbatas
rbatasan dengan Desa Mon Bateung
Sebelah Utara berbatas
n berbatasan dengan Desa Bantan
jumlah penduduk Gampong Ie Beudeh
35 jiwa, dengan 322 j
adalah laki-laki sebanyak 313 jiwa. Keseluruhan penduduk di daerah penelitian
ata pencaharian dari berb
alah tabel uraian jumlah rumah tangga
Gamp
keluarga di Gampoeng Ie Beudeh tahun 2012
4.1. s Wilayah
Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Ie Beudeh Kecamatan Seunagan
Timur Kabupaten Nagan Raya. Gampong Ie Beudeh dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
- an dengan Desa Kuta Keumbang
- Sebelah Timur be
- an dengan Desa Sapeng
- Sebelah Selata
4.2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian
Menurut data Statistik tahun 2011
adalah 6 iwa diantaranya adalah perempuan dan sisanya
berm agai sektor, baik sektor perkebunan, pertanian,
wiraswasta dan pegawai negri. Berikut ad
ong Ie Beudeh sesuai lapangan usaha masing-masing.
Tabel 4. Jumlah rumah tangga menurut lapangan usaha utama kepala
No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (jiwa) (%)
1
3
5
Petani
Pegawainegri sipil
Nelayan
104
37
3
59,09
21,022
4
Pedagang
Swasta
15
20
8,52
11,361,7
Jumlah 176 100
Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)
31
32
4. Karakteristik Petani Padi
i diperlukan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan
karena bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara petani dengan penilaian
kan Pola Penanaman Padi dengan Pola
enanaman Sistem Jurong (Legowo) di Gampong Ie Beudeh Kecamatan
imur Kabupaten Nagan Raya. Karakteristik yang beragam akan
pengaruhi pola fikir petan pada Pola
Penana
1.
orang.
tani yang menanam padi dengan Pola Penanaman Jurong (Legowo)
pada p
3.
Karakteristik petan
terhadap atribut-atribut yang mengguna
P
Seunagan T
mem i terhadap atribut-atribut yang ada
man Padi dengan Pola Penanaman sistem Jurong (Legowo).
Berdasarkan hasil dari pengisian koeisoner yang dilakukan terhadap 40
orang responden, maka dapat dilihat karakteristik responden (petani) padi sawah
yang menggunakan Pola Penanaman padi dengan pola tanam sistem jurong.
Karakteristik responden dapat dilihat dari segi umur, status pernikahan,
pendidikan terakhir, pendapatan, lamanya menanam padi dengan pola tanam
jurong, status lahan, luas lahan, pola penanaman.
Umur
Hasil penelitian berdasarkan sebaran umur, menunjukan jumlah responden
yang menanam padi dengan Pola Tanam Sistem Jurong (Legowo) relatif berusia
produktif yaitu petani yang berusia 31 sampai 40 tahun sebanyak 50 % atau 20
orang dari 40 responden petani padi. Kemudian responden yg berumur 40 lebih
juga dengan jumlah yang sama yaitu 50 % atau 20
Para pe
enelitian ini tidak ada yang berasal dari luar gampong, seluruhnya berasal
dari Gampoeng Ie Beudeh
33
nakan Pola Penanaman
Padi de
ua yaitu sebesar 100 persen. Hal ini terjadi karena
didukung dengan usia yang relatif cukup untuk berkeluarga.
m Jurong (Legowo)
an formal yaitu 32,5 % atau sekitar 13 orang para
petani
anya dan yang lainnya
k 11 orang sebesar 27,5%.
2. Status Pernikahan
Status pernikahan para petani padi yang menggu
ngan Pola Penanaman Sistem Jurong (Legowo) di Gampong Ie Beudeh
Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya secara keseluruhan para
petani sudah menikah sem
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden akan mempengaruhi tingkat penyerapan
teknologi baru dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para petani. Tingkat
pengetahuan, sikap dan keterampilan petani akan mempengaruhi pola dari usaha
tani. Berdasarkan hasil penelusuran penelitian menunjukan bahwa para petani
padi yang menggunakan Pola Penanaman dengan Pola Tana
telah mengenyam pendidik
merupakan tamatan SD, 12,5 % atau 5 orang tingkat SMP dan 37,5 % atau
15 orang tingkat SMU dan Diploma dan Sarjana sebanyak 4 orang atau 10 % dan
sisanya tidak sekolah yaitu sebanyak 3 orang atau 7,5 %.
4. Status kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan merupakan suatu penjelasan atau identitas lahan
yang dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan data responden menunjukan bahwa
sebagian besar status kepemilikan lahan petani adalah sebagai pemilik sebanyak
29 orang sebesar 72,5% , kebanyakan lahan yang dimiliki oleh petani pemilik
lahan berasal dari warisan turun temurun dari orang tu
hanya sebagai penggarap sebanya
34
4.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan Atribut Penanaman Padi Dengan Pola Penanaman Jurong di Gampong Ie
melaksanakan pola
penanaman jurong dengan yang sesungguhnya diperoleh petani dari pola
r kualitas
yang
Beudeh Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya
Analisis tingkat kepentingan merupakan analisis yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan atau ketidakpuasan petani
terhadap pola penanaman jurong. Kepuasan dan ketidakpuasan petani merupakan
dampak dari perbandingan antara harapan petani sebelum
penanaman jurong. Petani akan memiliki harapan mengenai bagaimana pola
tanam tersebut seharusnya berfungsi, harapan tersebut adalah standa
akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya
dirasakan oleh petani. Fungsi pola tanam yang sesungguhnya dirasakan petani
sebenarnya adalah persepsi petani terhadap manfaat suatu pola tanam tersebut.
Selain itu dari tingkat kepentingan dan kepuasan akan diketahui sejauh mana
tingkat manfaat dapat memenuhi kebutuhan petani. Didalam mengevaluasi tingkat
kebutuhan petani terhadap suatu pola tanam maka petani akan menilai berbagai
atribut. Jumlah atribut yang akan dibahas pada petani yang menggunakan
penanaman padi dengan pola penanaman sistem jurong sebanyak 9 atribut yaitu
jumlah produksi, kualitas produksi, ketahanan hama penyakit, pertumbuhan padi,
kemudahan bekerja, bentuk tanaman, biaya produksi, pelayanan pemerintah dan
harga jual.
Penilaian petani terhadap penanaman padi dengan pola penanaman jurong
diolah dengan menggunakan alat analisis IPA (Importance Performance
Analysis), dimana dengan menggunakan metode ini dapat diketahui atribut mana
saja yang memuaskan dan tidak memuaskan petani serta atribut- atribut apa saja
35
TaKecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya
Atribut Produk
yang dianggap penting bagi para petani. Atribut dari faktor kepentingan
ditunjukan dengan tanda Y sedangkan tingkat kepuasan ditunjukan dengan tanda
X.
bel 5. Penilaian pola tanam jurong di Gampong Ie Beudeh
Pola Tanam jurong Kepentingan Kepuasan Kesesuaian
(Y) (X) Jumlah produksi 4,9 4,625 94,38% Kualitas Produksi 4,975 4,375 87,93% Ketahanan hama penyakit 4,975 4,225 84,92% Pertumbuhan padi 4,95 4,175 84,34% Kemudahan bekerja 4,975 4,375 87,93% Bentuk tanaman 3,65 3,475 95,20% Biaya produksi 4,95 4,2 84,84% Pelayanan pemerintah 4,925 3,75 76,14% Harga jual 4,875 4,025 82,56% Rata-rata 4,32 3,73 86,34%
Sumber : Da
Hasi etode ip i kat
kep at kepuasan dari -masing atribut, selanjutnya nilai-
nila alam dia artesiu terdi mpat
kua g kuadran me barkan an y eda.
Pem an tingkat kepentin an kepu dapat hkan
pih ah yang ikut serta untu kukan kan-pe pada
bagi petani akan tetapi memiliki kepuasan yang
renda
ta Diolah, 2013
l olahan dengan m IPA, lah dsete ero nilaleh rata-rata ting
entingan dan tingk masing
i tersebut dimasukan ked gram k s yang ri dari e
dran. Masing-masin nggam keada ang berb
etaan berdasark gan d asan memuda
ak pemerint k mela perbai rbaikan
atribut yang di anggap penting
h dan harus segera diperbaiki dalam jangka waktu yang relatif cepat. Karena
atribut yang melekat pada suatu pola tanam dapat mempengaruhi kepuasan bagi
petani, maka jika faktor-faktor yang dirasakan belum memuaskan maka perlu
untuk diperbaiki seiring dengan berjalannya waktu Atribut-atribut yang ada
sebagai berikut:
36
I
Atribut-atribut yang terletak pada kuadran II antara kepuasan dan tingkat
uatu atribut berada pada tingkat yang tinggi dan sesuai dengan
keingin
pentingan dan kinerja berada pada tingkat rendah. Meskipun atribut-
an ini perlu ditingkatkan kepuasannya namun peningkatan
kepuas
kuadran IV merupakan atribut dimana tingkat kepuasannya
tinggi
m jurong yang diplotkan pada diagram kartesius dengan X
3,73 dan Y rata-rata sebesar 4.32 menghasilkan diagram
sebagai berikut.
a) Kuadran I
kuadran I dianggap paling berpengaruh terhadap kepuasan petani karena
keberadaan atribut-atribut ini dinilai penting oleh petani tetapi tingkat kinerjanya
rendah sehingga dalam kuadran ini perlu adanya peningkatan kinerjanya agar
optimal.
b) Kuadran I
kepentingan pada s
an petani sehingga perlu dipertahankan kinerja atribut tersebut
c) Kuadran III
Atribut-atribut yang terletak pada kuadran III merupakan atribut dimana
tingkat ke
atribut pada kuadr
an tersebut tidak menjadi suatu prioritas utama, sehingga belum perlu
melakukan perbaikan.
d) Kuadran IV
Atribut pada
sedangkan tingkat kepentingannya rendah. Kepuasan atribut-atribut ini
perlu di pertimbangkan kembali karena dirasakan terlalu berlebih dalam
pelaksanaannya.Setiap kuadran tersebut dapat dijelaskan dengan interpretasi. Nilai
rata-rata dari skor tingkat kepentingan dan skor tingkat kepuasan para petani yang
menggunakan pola tana
sebesar X rata-rata
37
Gambar 3. Data Yang Di Olah 2013
Keterangan : Kudran I Kuadran II Kuadran III
Pelayanan Pemerintah Jumlah Produksi Bentuk Tanaman Harga Jual Kualitas Produksi
Ketahanan HPT Pertumbuhan padi Kemudahan bekerja Biaya Produksi
Gambar di atas menunjukkan bahwa untuk atribut jumlah produksi,
kualitas produksi, ketahanan HPT, pertumbuhan padi, kemudahan bekerja dan
biaya produksi terletak pada kuadran II yang artinya kinerja dan keinginan petani
ai, sementara untuk atribut
p an h pada tinya yaitu
kinerja suatu atribut lebih re ang diinginkan petani atribut pada
kuadran I arus ditingka sementara untuk atribut bentuk
tanaman terletak pada kuad t bentuk tanaman ini belum perlu
ditingkatkan karena kinerja dan keinginan petani rendah.
pada suatu atribut berada pada tingkat tinggi dan sesu
elayanan pemerintah d arga jual berada kuadran I yang ar
n ydah dari harapan
h tkan agar optimal,
ran ke III, atribu
38
4.5. C
adi dengan pola tanam
atribut belum
ustomer Satisfaction Index (CSI)
Customer Satisfaction index atau Indeks kepuasan konsumen (IKK)
merupakan metode yang menggunakan indeks untuk mengukur tingkat kepuasan
petani berdasarkan atribut-atribut tertentu. Indek kepuasan petani terhadap pola
tanam jurong dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini. berdasarkan hasil
perhitungan menunjukan bahwa nilai indeks kepuasan petani sebesar 83,12 % (0,
83). Nilai ini berada pada rentang indeks kepuasan antara 0.81 sampai dengan
1.00 yang berarti petani sangat puas terhadap atribut-atribut pola tanam jurong.
Hal ini menujukan bahwa atribut-atribut penanaman p
jurong telah berhasil memuaskan para petani walaupun ketercapaain kepuasan per
sepenuhnya dapat memuaskan petani sesuai dengan harapan yang
diinginkan tetapi berdasarkan kriteria penilaian CSI untuk seluruh atribut dengan
pola penanaman jurong sudah sangat memuaskan petani.
Tabel 6. Perhitungan Customers Satisfaction Index (CSI) penanaman padi dengan pola tanam jurong
Atribut produk Rata-Rata
Skor Kepentingan
(RSP)
Weighting Factors (WF=
(RSP/43,175)
Rata-Rata Skor
Kepuasan (RSK)
Weighted Score
(WS=WF x
RSK) Jumlah Produksi 4,9 0,113491604 4,625 0,5248987Kualitas Produksi 4,975 0,11522872 4,375 0,5041257Ketahanan Tanaman 4,975 0,11522872 4,225 0,4868413Pertumbuhan Padi 4,95 0,114649682 4,175 0,4786624Kemudahan Bekerja 4,975 0,11522872 4,375 0,5041257Bentuk tanaman 3,65 0,084539664 3,475 0,2937753Biaya Produksi 4,95 0,114649682 4,2 0,4815287Pelayanan Pemerintah 4,925 0,114070643 3,75 0,4277649Harga jual padi 4,875 0,112912565 4,025 0,4544731Jumlah 43,175 1 37,225 4,1561957
CSI = [WS/5) * 100 = 83,12 % Sumber : Data diolah, 2013
39
4.6. Analisis Diagonal ( Suharjo Split)
nal di k me gkat n t
kepuasan terhadap suatu produk dika
p t kepuas ni te atr ng r
dengan tingkat kepentingan yang diingi nciptakan suatu kepuasan.
K at kepu ama ting pen g
d kan efficient service. H ihat p Gam
juml buhan padi,
kem erintah,
na antara
mpu terpenuhi
an sudah
efisiens
Analisis diago gunakan untu lihat tin kepentinga dan tingka
itkan dengan tingkat efisiensi pola
enanaman. Tingka an peta rhadap suatu ibut ya sama besa
nkan akan me
ondisi dimana tingk asan s besar dengan kat ke tingan yan
inginkan dinama al ini dapat dil ada bar 4
Berdasarkan Gambar 4 di atas memperlihatkan bahwa untuk atribut
ah produksi, kualitas produksi, ketahanan HPT, pertum
udahan bekerja, bentuk tanaman, biaya produksi, pelayanan pem
harga jual. Selruh atribut ini berada dibawah garis efisiensi kare
kepentingan dengan kepuasan yang didapat petani masih belum ma
sesuai yang petani harapkan. Sementara untuk atribut bentuk tanam
karena pada atribut ini petani tidak menginginkan lebih tetapi yang
Gambar 4. Data yang diolahan 2013
i
40
petani dapatkan atau kepuasan yang petani terima sama dengan apa yang inginkan
(setara), oleh karena itu atribut bentuk tanaman berada pada garis eficiensi..
4.7. Va
a.
Tingkat Kepentingan
liditas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas
Validitas data merupakan suatu ukuran yang menunjukan suatu kesahilan
suatu intrumen, instrumen sahih mempunyai tingkat vaiditas yang tinggi dan
dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginka, dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dari hasil olah data instrumen penelitian dengan menggunakan SPSS
terhadap seluruh atribut penanaman padi dengan pola tanam jurong (legowo)
Valid dan reliabilitas karena lebih nilai butir pertanyaan dengan r Tabel. Dapat
dilihat pada tabel 7, tabel 8.
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen UntukItem R hitung r. tabel keterangan
Jumlah Produksi 0,582 0.2638 Valid Kualitas Produksi 0,541 0.2638 Valid Ketahanan Hama dan Penyakit 0,541 0.2638 Valid Pertumbuhan Padi 0,775 0.2638 Valid Kemudahan Bekerja 0,541 0.2638 Valid Bentuk Tanaman 0,676 0.2638 Valid Biaya Produksi 0,551 0.2638 Valid Pelayanan Pemerintah 0,590 0.2638 Valid Harga Jual 0,608 0.2638 Valid
Sumbe
.
r : Data Yang Di Olah dengan SPSS 2013.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk seluruh item valid atau sahih
karena nilai korelasi atau r hitung besar dari r tabel yaitu untuk DF 40-2 = 38
untuk r tabel 38 adalah 0,2638
41
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Untuk Tingkat Kepuasan Item R hitung r. tabel keterangan
Jumlah Produksi 599 0.2638 Valid Kualitas Produksi 604 0.2638 Valid Ketahanan Hama dan Penyakit 557 0.2638 Valid Pertumbuhan Padi 513 0.2638 Valid Kemudahan Bekerja 626 0.2638 Valid Bentuk Tanaman 604 0.2638 Valid Biaya Produksi 508 0.2638 Valid Pelayanan Pemerintah 551 0.2638 Valid Harga Jual 474 0.2638 Valid
Sumber : Data Yang Di Olah dengan SPSS 2013.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk seluruh item valid atau sahih
karena nilai korelasi atau r hitung besar dari r tabel yaitu untuk DF 40-2 = 38
untuk r tabel 38 adalah 0,2638..
adalah derajat kete
d ukuran
T s instrumen untuk tingkat kepentingan
b. Reliabilitas
Reliabilitas patan, ketelitian atau keakuratan yang
itujukan oleh instrumen pemngg .
abel 9. Hasil uji rebilitaCase Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100,0
Exclud aed 0 ,0
Total 40 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,731 10
Data Yang Di Olah dengan SPSS 2013.
iatas menunjukan bahwa untuk uji reliabilitas instrumen
didapat
Dari tabel d
crombach’s Alpha sebesar 0,731 dan nilai tersebut berada pada kriteria
rliabilitas dapat diterima.
42
Tabel 10 strumen Untuk Tingkat Kepuasan . Hasil Uji Reliabilitas InC Processing S mary ase um
N %
Cases Valid 40 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 40 100,0
Reliability Statistics
Cr s onbach'
Alpha N of Items
,781 10
Data yang di olah dengan SPSS 2013.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa untuk uji reliabilitas instrumen
didapat crombach’s Alpha sebesar 0,781 dan nilai tersebut berada pada kriteria
reliabilitas dapat diterima.
43
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai indeks kepuasan
petani terhadap pelaksanaan penanaman padi dengan pola tanam jurong
untuk atribut pelayanan pemerintah dan harga jual perlu adanya
peningkatan karena antara keinginan dan capaian yang petani dapatkan
belum sesuai. Sementara untuk atribut jumlah produksi, kualitas produksi,
ketahanan hama dan penyakit, pertumbuhan padi, kemudahan bekerja,
biaya produksi ini perlu dipertahanankan karena antara kepentingan dan
harapan petani terpenuhi. Sedangkan untuk atribut bentuk tanaman tidak
perlu ditingkatkan lagi kinerjanya karena bagi petani atribut ini tidak
terlalu penting.
2. Pencapaian tujuan kepuasan terhadap atribut-atribut penanaman padi
dengan pola tanam jurong sudah memenuhi tingkat kepuasan petani
karena kesesuaian antara tingkat kepentingan dan kepuasan berkisar
antara rata-rata 86,34% dan dari hasil pengukuran dengan menggunakan
metoda Costumer Satisfiction Index (CSI) menghasilkan 83,12 % yang
artinya petani sangat puas.
3. Tingkat efisiensi atribut-atribut penanaman padi dengan pola tanam
jurong (Legowo) terhadap petani masih belum terpenuhi karena atribut
pola penanaman padi dengan pola tanam jurong berada dibawah garis
efisiensi (Under Service) yang artinya layanan belum memadai. Hanya
satu atribut yang berada pada garis efisiensi yaitu bentuk tanaman.
44
5.2. Saran
1. Pemerintah dan Instansi Terkait
pemerintahan dan instansi terkait agar dapat meningkatkan pelayanan
kepada petani baik itu dari sisi pendampingan pelaksanaan kegiatan
maupun penyediaan alsintan, sarana dan prasarana yang mendukung
proses pelaksanaan kegiatan penanaman padi dengan pola penanaman
jurong.
2. Petani
Agar tercapainya kepuasan sesuai dengan harapan petani petani dapat
lebih berkomunikasi dengan pemerintah atau instansi terkait. Karena
dengan terciptanya komunikasi yang efektif akan berdampak positif bagi
petani dan pemerintah dalam menjalankan kegiatan oleh petani dan
menjalakan program oleh pemerintah. Sehingga untuk pencapaian tujuan
kepuasan petani sesuai dengan harapan atau kepentingan yang diharapkan.
Dan dari hasil penelitian ini petani dapat mengimformasikan kepada
pemerintah atau instansi terkait bahwa untuk pelaksaan program
penanaman jurong ini belum maksimal sesuai dengan keinginan /
kepentingan petani.
45
DAFTAR PUSTAKA
Afifi, M. F.2007. Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Atribut SayuranOrganik Dan Penerapan Personal Selling Benny’s Organic Garden.Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Alvian, A. 2007. Analisis Efektivitas Strategi Promosi Benih Padi Dan PalawijaPada PT Sang Hyang Seri Persero (Studi Kasus Petani Desa DukuhKecamatan Ciasem Kabupaten Subang). Skripsi Sosial ekonomiPertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Amatu As Saheda. 2008. Preferensi dan kepuasan petani terhadap benih Padivarietas lokal pandan wangi di kabupaten Cianjur. Fakultas pertanianInstitut pertanian bogor. Bogor, Skripsi, agribisnis, Fakultas pertanian,Institut Pertanian Bogor. Bogor
Anwar, B. 2007. Analisis Preferensi Konsumsi Terhadap Ikan Hias Tawar (studikasus di Bogor). Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Apriyadi, A. 2007. Analisis Ekuitas Merek Produk Beras Pandan Wangi (kasusdikota Cianjur). Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Engel.J.F, R.D. Blackwel, dan P.W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen Jilid I.Bina Aksara. Jakarta.
Fagi, M. A dan Irsal, L. 1988. Lingkungan Tumbuh Padi (Buku 1). PusatPenelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor. Bogor.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran Jilid I dan II Terjemahan Prenhalindo.Jakarta
.2005. Manajemen Pemasaran Jilid I dan II Terjemahan Prenhalindo.Jakarta
Manullang, S. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen SPBU Shell Di DKI Jakarta.Program Studi Manajemen Dan Bisnis Sekolah Pascasarjana InstitutPertaniaan Bogor. Bogor
Mardalis, 2004. Metode Penelitian Suatu pendekatan Proposal. Bumi Aksara.Jakarta
Rachmawati, S. 2003. Analisis Usaha Tani Dan Pemasaran Beras Pandan WangiDi Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Sarjana Ekstensi ManajemenAgribisnis. Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rahman, A. 2008. Analisis Kepuasan Produk Susu Ultra Milk. ManajemenAgribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
46
Rangkuti, 2006. Measuring Costumers Satisfaction. Gramedia Pustaka. Jakarta
Roslinawati, E. 2007. Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Benih Padi PadaPT Sang Hyang Seri RM I Sukamandi, Subang, Jawa Barat. ManajemenAgribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sekaran, Uma, “Research Methods for Business, A Skill Building Appoach”, 2nd
edition, New York: Jhon Wiley n Sons, 1992.
Simamora, B. 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka.Jakarta.
Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapanya DalamPemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta
2004. Perilaku Konsumen dan Penerapanya Dalam Pemasaran. GhaliaIndonesia. Jakarta
Sumber, Badan Pusat Statistik, Kabupaten Nagan Raya, 2012.
Sumber, Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Nagan Raya 2012.
Syam, M dan Hermanto. 1995. Teknologi Produksi Padi. Pusat penelitian DanPengembangan Tanaman Pangan badan Penelitian dan PengembanganPertanian. Bogor
Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran Edisi II. ANDI. Jogjakarta
Yunita, V. 2007. Analisis Kepuasan Petani Terhadap Benih Jagung HibridaProduksi PT. Pertani (Persero) Jakarta Di Kecamatan Tanjung MedarKabupaten Sumedang Jawa Barat. Program Sarjana Ekstensi ManajemenAgribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
LAMPIRAN 1 KOISONER PENELITIAN
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGRIBISNIS)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR.
Responden yang terhormat, Saya, Irwandi adalah Mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis) Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh (UTU) yang sedang melakukan penelitian tentang“ Preferensi Dan Kepuasan Petani Terhadap Penanaman Padi Dengan Pola Tanam Jurong (Legowo) Di Gampong Ie Beudeh Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya”. Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang akan saya kerjakan. Demi tercapainya hasil yang di inginkan, mohon kesediaan Saudara/i untuk ikut berpartisipasi dalam mengisi kuisoner ini secara lengkap dan benar. Informasi yang diterima dari kuisoner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas bantuanya saya ucapankan terimakasih.
Kuisoner Ini Diperuntukkan Untuk Responden Yang Menanam Padi Sawah
Dengan Pola Penanaman Sistem Jurong (Legowo)
Identitas Responden
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih.
1. : ................................................ Nama
Umur
Alamat
Status Pernikahan
n terakhir : ( ) Tidak Sekolah ( ) SD ( ) SLTP
a Pendapatan
erbulan 500.000 – 999.999
) > 2.000.000
7. rapa lama me
engan Pola Tanam Sis
Status Lahan rap
2. : ................................................
3. : ................................................
4. : ( ) Sudah Menikah ( ) Belum Menikah
5. Pendidika
( ) SMU ( ) Diploma ( )Sarjana.
6. Rata-rat
P : ( ) < 500.000 ( )
( ) 1.000.000 -1.999.999 ........ (
Sudah be nanam padi
D tem Jurong: .............................. Tahun
8. : ( ) Penggarap ( ) Pemilik Pengga
( ) Pemilik
48
49
Luas Lahan Y
...........................
12. da menge anam
a. Diri Sendiri
. Kelompok tani
luh pertanian lapang
n
…………………………………………………………
anda percaya dalam menentukan keputusan
penanaman padi?
b. mpok tani
n
………………………………………………………
jumlah produksi padi dalam program penanaman dengan
ng?
Sangat Penting
9. ang Digarap : ........................................... Hektar
10. Menggunakan Pola Penanaman:
egowo ( ) SRI/ System of Rice Intensificasion : ( ) Jurong/L
( ) Konfensional ( ) Lainnya...
11. Hasil Produksi : ....................................................
Darimana an tahui informasi tentang Pogram Penanaman Padi dengan Pola T
Jurong?
b
c. Penangkar benih
d. Penyu
e. Kios Saprota
f. Lain……………
13. Sumber informasi manakah yang paling
Menggunakan pola
a. Diri Sendiri
Kelo
c. Penangkar benih
d. Penyuluh pertanian lapang
e. Kios Saprota
f. Lainnya…………
14. Bagaimana tingkat kepentingan
pola tanam jurong?
Sangat tidak penting Tidak penting Biasa Penting
15. Bagaimana tingkat kepuasan jumlah produksi padi dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
Sangat tidak puas Tidak puas Biasa Puas Sangat Puas
16. Bagaimana tingkat kepentingan kualitas produksi padi dalam program penanaman dengan
pola tanam juro
Sangat Penting g g g Sangat tidak pentin Tidak pentin Biasa Pentin
50
man dengan pola tanam jurong?
ng?
ng?
17. Bagaimana tingkat kepuasan kualitas produksi padi dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
Sangat tidak puas Tidak puas Biasa Puas Sangat Puas
18. Bagaimana tingkat kepentingan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit dalam
program penana
Sangat tidak penting
19. Bagaimana tingkat kepuasan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit dalam
program penanaman dengan pola tanam jurong?
20. Bagaimana tingkat kepentingan pertumbuhan padi dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
21. Bagaimana tingkat kepuasan pertumbuhan padi dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
22. Bagaimana tingkat kepentingan kemudahan bekerja dalam program penanaman dengan
pola tanam juro
23. Bagaimana tingkat kepuasan kemudahan bekerja dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
24. Bagaimana tingkat kepentingan bentuk tanaman padi dalam program penanaman dengan
pola tanam juro
25. Bagaimana tingkat kepuasan bentuk tanaman padi dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
Sangat Penting g Biasa Penting Tidak pentin
Sangat Puas Sangat tidak puas Tidak puas Biasa Puas
Sangat Penting Sangat tidak penting Tidak penting Biasa Penting
Sangat Puas Sangat tidak puas Tidak puas Biasa Puas
Sangat Penting Sangat tidak penting Tidak penting Biasa Penting
Sangat Puas Sangat tidak puas Tidak puas Biasa Puas
Sangat Penting Sangat tidak penting Tidak penting Biasa Penting
Sangat Puas Sangat tidak puas Tidak puas Biasa Puas
51
am jurong?
26. Bagaimana tingkat kepentingan jumlah biaya produksi padi dalam program penanaman
dengan pola tan
Sangat Penting Sangat tidak penting Tidak penting Biasa Penting
27. Bagaimana tingkat kepuasan jumlah biaya produksi padi dalam program penanaman
dengan pola tanam jurong?
Sangat Puas k puas Biasa Puas Sangat tida Tidak puas
28. Bagaimana tingkat kepentingan pelayanan pemerintah dalam program penanaman dengan
pola tanam jurong?
Sangat Penting Sangat tidak penting Tidak penting Biasa Penting
29. Bagaimana tingkat kepuasan pelayanan pemerintah dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
Sangat Puas k puas Biasa Puas Sangat tida Tidak puas
30. Bagaimana tingkat kepentingan harga jual padi dalam program penanaman dengan pola
tanam jurong?
Sangat Penting Sangat tidak penting Tidak penting Biasa Penting
31. Bagaimana tingkat kepuasan harga jual padi dalam program penanaman dengan pola tanam
jurong?
Sangat Puas Sangat tidak puas Tidak puas Biasa Puas
----~ .._-----------------------------------
58
Kelompok Tani Nikmat SareDesa Ie Beudeh
I :~ I~~=:m ; I I
'j Abdullah. wr I I j10M. Ali Idris I,i:; ~
E-~--+I-~-:-~fu-e~--~-~-~----------------~--r~i~-----~I---------------------~I
14 lR=lilB {I
1 urnat J-UI .l'...eLU<:1Keiompox2 T. Sudirman l,C. Anggota3 Rasyidin I -
TT ~ vr 1• l'
JABATANLUAS .LABANNAMAPETANINO I.,
PEMERINT AH KABUPATEN NAGAN RAYA
KECAMAT AN SEUNAGAN TIMUR DESA IE BEUDEH
DAFTAR NAMA KELOMPOK TANI NIKMAT SAREE
59
~e_( DJ.:.},~.','.~.\' )
KelompokTani Phon TabugaDesaIe Beudeh
KecamatanSeuanaganTimur( Ketua Kelornpok )
i_J
J.--~;3:_· -+-=-~_:_~_i~_~_~_A_-,,--ja-b E --E.- I24 Yusnaini~-.-.-.-t---=::_:__-------
't' 2S~I-=-L~run~an~H_u_:_n_:--------------~~I----------r------Jumlah l 30 Ha-------------------- _---_~_-
II--_!;_, --+1_~_r_I~:_r_:~_t_;_~n -+I !'_5 __ 1t-: -- --- _ ~ jI- 1 / I tlasn I l ! ].-~~--+I_~_:_i:_~l-U-,-b-,-it----------+-!:~------+!------ -~
20 I Razali Bintang i= i =l~2_]_f-.Y_u_s_na_d_i_____________ .----Ir .----------------
,'} 7 .. 11r;+1;
! LVI. LalDJ I i. 1\..emar".,_elOmpoK2 Adri I anggota..,
Tg~. __~.aJuki~_Wahyu . 1,5.) -...
LUASLAHANl NO I..~_NAMA PETANI JABATAN ---l
::_~
L± I~~=rSyam --~-F--------____;'t=t=1;~~--------- -----~!-----------..--=~tf-__:::c_:_O-----+-l ~=..:.a~~r;;.:_:_a_t -+-_~ _____+I:-----.--- ..---- 4111 I Nyak Mu -1
PEMERINT AH KABUPATEN NAGAN RAYA
KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR DESA IE BEUDEH
DAFfARNAMA KELOMPOK TANI PHON TAPUGA
60
Ie Beudc, 16 Agustus 2013~~~2t-, elompok
Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan
bulan Febuari 2013.
PENANAMAN PADI DENGAN POLA PENAl'lAMAN JURONG DI (iAMPONG IE
Tvnu 4nAo0..I. .L:J.I.'.I. ...... A.I A'-.1.
DL"'TA 1\.lJ.L .L.:i..l..l"""t.l'1.1,
1"\ Ao 1\.TI...JI'~J.'"Ilmiah yang berjudul "PP~FEPJ:I"'~SI
Benar nama diatas tclah melakukan Penelitian lapangan untuk menyusun sebuah Karya
Kabupaten Nagan Raya
: Mahasiswa Universitas Teuku UmarPekerjaan
:IRWANDINama
Ketua Keiompok tani Makmue Beusare Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya
dengan ini menerangkan bahwa :
SURAT KETERANGA1~ PENELiTiANNo. I.Q..c/.... I/f.J.I~.th'xLI.\" .... .1.".OI~
KABUPATEN NAGAN RAYA
KELOMPOK TANI NlKMAT SAREGAMPONG IE BEUDEH
Ie Beude, 16 Agustus 2013Ketua Kelompok
Demikian Surat Keterangan 101 kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan
bulan Febuari 2013.
PENANAMAN PADI DENGAN POLA PENANAMAN JURONG DI GAMPONG IE
DVT,., l\.n• ~.r1o._j_".KEPVASAt~
Benar nama diatas telah melakukan Penelitian lapangan untuk menyusun sebuah Karya
Kabupaten Nagan Raya
: Mahasiswa Universitas Teuku UmarPekerjaan
: IRWANDINama
Ketua Keiompok tani Phon Tabuga Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya
dengan ini menerangkan bahwa:
SURAT KETERANGAN PENELITiANNo. 0 ?/Pr:: l);j.l)/(JIDI .X:ll\......./ff.(I(]
KABUPATEN NAGAN RAYA
KELOMPOK TAN! PHON TAPUGAGAMPONG IE BEUDEH
Top Related