Analisa Khlor Aktif Dengan Metode
IodometriHarry Rialdi 1006773875
Revana Octiviani Agustin 1006773925Sesaria Marina Raissa 1006680985
Outline
Mindmap Tujuan Data Pengamatan
Analisa Percobaan Analisa Hasil Analisa
Kesalahan
Aplikasi di Bidang Teknik
LingkunganKesimpulan
Mindmap
Tujuan
Untuk mengetahui jumlah klor yang dibutuhkan untuk air baku dengan kualitas tertentu sehingga
tercapai titik breakpoint chlorination (BPC).
•Buret 25 ml•Pipet 5 ml,
1 ml•Kertas pH•Bulb
Alat
•Kaporit•Asam asetat
pekat•Kalium iodida
hablur•Larutan
Na2S2O3 0,087 N
•Indikator kanji
Bahan
Data Pengamatan
Jumlah Titran Na2S2O3 (mL)
Blanko 0.45
Botol 1 (0,5 mL Kaporit) 0,59
Botol 2 (1 mL Kaporit) 0,59
Botol 3 (1,5 mL Kaporit) 1,50
Botol 4 (2 mL Kaporit) 0,08 + 1,02 = 1,10
Botol 5 (2,5 mL Kaporit) 0,63 + 1,00 = 1,63
Botol 6 (3 mL Kaporit) 1,47 + 1,01 = 2,48
Botol 7 (3,5 mL Kaporit) 1,90 + 0,85 = 2,75
Analisa Percobaan
Sampel yang digunakan:Air hujan dari talang rumah di daerah Kukusan Teknik, Beji, Depok. Pengambilan dilakukan dengan cara ditampung di ember yang diletakkan di bawah talang air dan kemudian dipindahkan ke dalam botol plastik berukuran 1,5 L yang telah dijenuhkan terlebih dahulu.
Keadaan fisik sampel air hujan adalah keruh, berwarna kehijauan dengan adanya kotoran yang kemungkinan merupakan kontaminan yang berasal dari talang.
Penentuan Khlor Aktif (sampel)
0,5 mL 1,0 mL 1,5 mL 2,0 mL 2,5 mL 3,0 mL 3,5 mL
Tunggu 30 menit
Sampel masing-masing 50 mL disiapkan pada 7 buah botol winkler, diberikan label untuk menandakan volume kaporit yang akan diberikan.
Masing-masing ditambahkan 1 gr KI.
5 mL asam asetat, hingga pH 3-4 (cek dengan kertas pH).
Diberikan kaporit, masing-masing sesuai volume yang tertera, dihomogenkan.
Akan terdapat sampel yang memiliki kuning berlebih, sisanya hanya kuning seulas.
Titrasi dengan Na2S2O3 0,087 N hingga warna kuning seulas.
Kuning berlebih0,5 mL
1,0 mL1,5 mL 2,0 mL 2,5 mL 3,0 mL 3,5 mL
Kuning seulas
Jika telah kuning seulas
3 tetes amilum hingga muncul warna biru
Titrasi lagi dengan Na2S2O3 hingga warna biru tepat hilang
Catat total volume titran
Na2S2O3 yang
digunakan
• Reaksi Kimia Penambahan KaporitCa(OCl)2 + 2 H2O 2 HOCl + Ca(OH)2
(kaporit) (asam hipoklorit)
HOCl + H2O H3O+ + OCl-
(ion hipoklorit)
OCl- Cl- + O (ion klorida)
• Reaksi KI dengan HipokloritOCl- + 2 KI + 2 CH3COOH
I2 + 2 CH3COOK + Cl- + 2 H2O
• Reaksi Proses TitrasiNa2S2O3 + I2 → NaI +Na2S4O6
Penentuan Khlor Aktif (blanko)
50 mL air suling pada botol winkler
diberikan perlakuan yang sama hingga pemberian 1 gr KI, lalu diberikan tiga
tetes amilum
Jika warna biru tidak muncul
Titrasi dengan Iodin 0,0282 N hingga biru tepat muncul
Titrasi dengan titran Na2S2O3 0,087 N, hingga biru tepat hilang
Jika warna biru muncul
Catat volume titran Na2S2O3
yang digunakan
Pengaruh Waktu Tunggu Terhadap Konsentrasi Klor Aktif
BPC telah ditemukan
Menyiapkan sampel pada dua botol winkler (50 mL) dan diberikan kaporit sesuai dengan BPC
Memberikan waktu tunggu/kontak yang berbeda: 5 menit dan 2 jam
Melanjutkan dengan prosedur pengukuran klor aktif
Analisa Hasil
Vol. Kaporit (mL)
Volume Titran Na2S2O3 untuk mengurangi warna kuning
berlebih (Titrasi I)
(mL)
Volume Titran Na2S2O3 untuk menghilangkan warna biru setelah
diteteskan indikator amilum(Titrasi II)
(mL)
0.5 0 0.591.0 0 0.591.5 0 1.232.0 0.08 1.022.5 0.63 1.003.0 1.47 0.413.5 1.9 0.85
Tabel Perolehan Volume Na2S2O3 sebagai Titran
Sumber: Praktikum Laboratorium Lingkungan, 2012
• Perhitungan konsentrasi klor aktif:
dimana:A = mL titran Na2S2O3 pada sampel (termasuk penambahan
titran untuk menghilangkan kuning berlebih)B = mL titran Na2S2O3 untuk blanko (bisa positif atau negatif)
N = Normalitas larutan titran Na2S2O3, pada praktikum ini normalitas larutan titran natrium tiosulfat yang digunakan adalah 0,087 N
V = Volume sampel (mL) = 50 mLfp = faktor pengencer (dalam praktikum ini sampel tidak
diencerkan, maka dari itu fp dapat diabaikan dari perhitungan)
Tabel Hasil Perhitungan Konsentrasi Klor Aktif Sampel
Botol No. Vol. Kaporit (mL)
Jumlah Titran Na2S2O3 (mL)
Konsentrasi Klor Aktif (mg Cl2/L)
1 0.5 0.45 8.642 1.0 0,59 8.643 1.5 0,59 48.124 2.0 1,50 40.095 2.5 1,10 72.796 3.0 1,63 99.977 3.5 2,48 125.23
Sumber: Praktikum Laboratorium Lingkungan, 2012
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.00
20
40
60
80
100
120
140
8.64 8.64
48.1240.09
72.79
99.97
125.23
Grafik Konsentrasi Klor Aktif Terhadap Volume Kaporit untuk Penentuan BPC
Klor yang dibubuhkan (mL)
Klor
Akti
f (m
g Cl
2/L)
Titik BPC
Sumber: Praktikum Laboratorium Lingkungan, 2012
Tabel Hasil Perhitungan Konsentrasi Klor Aktif dengan Waktu Tunggu yang Berbeda
Waktu Tunggu (menit) Konsentrasi Klor Aktif (mg Cl2/L)
5 70.94
30 40.09
120 22.82Sumber: Praktikum Laboratorium Lingkungan, 2012
1 10 100 10000.00
10.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.00
Grafik Logaritma Hubungan Waktu terhadap Konsentrasi Klor Aktif
Waktu tunggu (menit)
Kons
entr
asi K
lor A
ktif (
mg
Cl2/
L)
Sumber: Praktikum Laboratorium Lingkungan, 2012
Berdasarkan Permenkes No. 492 tahun 2010, mengenai Persyaratan Kualitas Air Minum, sampel air hujan dari
talang rumah yang digunakan pada percobaan ini dengan konsentrasi klorin bebas ketika BPC sebesar
40,09 mg Cl2/L berada sangat jauh dari baku mutu air minum yang seharusnya, yaitu maksimum 5 mg/L.
Berdasarkan PP RI No. 82 tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sampel air yang diuji juga tidak memenuhi air kelas 1 sebagai air baku air minum, dan atau peruntukan lain
yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut dengan batas maksimum 6 mg/L.
Air sampel tidak layak untuk digunakan sebagai sumber
air bersih atau pun dikonsumsi sebagai air
minum.
Tingginya klor aktif dalam sampel menandakan bahwa jumlah mikroorganisme dan
kadar zat organik sangat tinggi.
Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari daerah aliran yang dilalui
oleh air hujan sebelum sampai ke tempat menampung air hujan,
mengingat sampel merupakan air hujan yang berasal dari talang.
Analisa Kesalahan
Analisa Kesalahan
Kesalahan dalam penanganan sampel, mengingat khlor tidaklah stabil
Kesalahan dalam menimbang 1 gram KI
Kesalahan saat titrasi, berupa kesalahan dalam pembacaan alat atau jumlah titran yang diberikan berlebih sehingga mempengaruhi hasil percobaan
Tidak adanya standar pasti mengenai warna kuning seulas
yang diinginkan untuk proses titrasi
Aplikasi Data Khlor Aktif di Bidang Teknik Lingkungan
Data khlor aktif di bidang teknik lingkungan adalah sebagai penentuan jumlah penambahan
kaporit sebagai desinfektan.
Kesimpulan
Kesimpulan
Sampel air yang digunakan memiliki BPC sebesar 40,09 mg Cl2/L pada pemberian klorin 2 mL terhadap
50 mL sampel
Sampel masih jauh dari standar kualitas air minum akibat tingginya jumlah kontaminan dan
mikroorganisme sendiri.
Semakin lama waktu kontak, semakin kecil konsentrasi klor aktif
Referensi
Modul Praktikum Laboratorium Lingkungan. 2009. Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan, Program Studi Teknik Lingkungan. Depok: Universitas Indonesia.
Sawyer, Clair N. Perry L. McCarty. Gene F.Parklin. Chemistry for Environmental Engineering and Science, Fifth Edition. Mc Graw Hill.
Reynolds, Tom D. Paul A. Richards. Unit Operations and Process in Environmental Engineering, Second Edition. PWS Publishing Company.
• Ka Anita: Kelebihan dan kekurangan klorinasi?• Ka Tatika: Berapa dosis yg akan diberikan dan
di mana? Grafik dosis vs waktu• Ka Ingen: waktu tunggu dlm pengolahan
seperti apa? Bgmn proses homogenisasinya?• Ka Thanti: apa hubungan dgn parameter lain?