“PENGERTIAN, PERBEDAAN, DAN KEDUDUKAN KAIDAH FIQH DAN KAIDAH USHUL AL-FIQH”
Pembimbing : Atok Syihafuddin
Disusun oleh :
M. Nuril Firdaus C04212063
M. Chaidar Yusuf C04212067
Makhfudl Bayu B C04212064
Pengertian kaidah fiqhiyah
PENGERTIAN KAIDAH FIQHIYAH
Kaidah Fiqhiyah adalah suatu perkara kulli (kaidah-kaidah umum) yang berlaku pada semua bagian-bagian atau cabang-cabangnya yang banyak diketahui cabang-cabang hukum itu.Kaidah Fiqhiyah adalah ketentuan aturan yang berkenaan dengan hukum-hukum fikih yang diambil dari dali-dalilnya yang terperinci.
PENGERTIAN KAIDAH FIQHIYAH
Selain itu, qawa’id al-Fiqhiyah adalah kumpulan hukum yang serupa yang dikembalikan kepada sesuatu qiyas atau dlabith, seperti kaidah dlaman dan kaidah khiyar. Atau dengan kata lain, kaidah ialah pengekang furu’ yang bermacam-macam dan meletakkan furu’furu’ itu dalam satu kandungan umum yang lengkap. Dan ashal ialah lebih merupakan jalan istinbath kepada cabang. Serta ia mendahului cabang dalam wujudnya, walaupun kebanyakan ashal yang dipegangi para imam, dilahirkannya oleh furu’.
Pada hukum furu’ dari berbagai bidang tersebut, didapati adanya hukum yang berlaku umum seperti hukum hurmuh membunuh orang lain tanpa sebab yang dibenarkan syara’ dengan dalil firman Allah di dalam surat al-Isra’ ayat 33:
: { االسراء بالحق اال الله حرم التي {33والتقتلواالنفسDan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar...(QS. Al-Isra’:33).
Dari ayat di atas, Allah benar-benar melarang untuk membunuh (melenyapkan nyawa) seseorang. Tetapi bukan saja membunuh, para ulama’ fikih berpendapat bahwa melukai dan membuat orang lain cidera, bahkan membuat orang susah, semuanya juga diharamkan oleh hukum Islam.
Ushul fiqh dalam pengertian istilah berintikan seperangkat kaidah (metode berpikir) guna mendukung cara atau upaya yang ditempuh dalam proses penetapan hukum dari sumber
atau dalil-dalilnya secara terperinci.Selain itu, ushul fiqih (bahasa Arab: الفقه (أصول
adalah ilmu hukum dalam Islam yang mempelajari kaidah-kaidah, teori-teori dan sumber-sumber secara terinci dalam rangka menghasilkan hukum Islam yang diambil dari
sumber-sumber tersebut.
PENGERTIAN KAIDAH USHUL
FIQH
Jika fiqih adalah paham mengenai sesuatu sebagai hasil dari kesimpulan pikiran manusia.
Maka Ushul al-Fiqh adalah : dasar yang dipakai oleh pikiran manusia untuk membentuk hukum yang mengatur kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
Bahan-bahan yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membuat hukum fiqh, yang menjadi dasarnya, ialah :
1. Al-Qur’an2. Sunnah Nabi besar Muhammad SAW. (hadits) 3. Ra’yu atau akal, seperti qiyas dan ijma’ “adalah
alat yang dipergunakan oleh pikiran manusia untuk membentuk hukum tersebut, akan tetapi dalam perkembangan kemudian, hasil dari pemikiran rasio (akal) berupa qiyas dan ijma’ itu diakui sebagai dasar ketiga dan keempat, dalam membentuk hukum ( telah dibicarakan sepintas kilas dalam pembahasan fiqih dan ilmu fiqih).
PERBEDAAN KAIDAH FIQHIYAH DENGAN KAIDAH USHUL AL-
FIQH
1. Bila ditelusuri secara teoritis-kognitif, posisi ushul fiqh sebenarnya lebih dulu terbentuk sebelum munculnya hukum-hukum fiqh. Sebab ushul fiqh adalah metode atau cara menggali hukum dari nash untuk kemudian mencetuskan hukum-hukum fiqh. Sedangkan kaidah fiqh terbentuk setelah hukum fiqh itu tercipta.
3. Jika dipandang dari obyek kajian, maka ushul fiqh mengkaji tata cara menggali nash untuk memproduksi hukum-hukum fiqh, sedangkan kaidah fiqh lebih menekankan pembahasan pada pekerjaan orang per orang (mukallaf) yang menjalankan hukum-hukum tersebut
2. Bila ditinjau dari aspek landasan dasar pembahasannya (istinbath), maka ushul fiqh memuat kajian ilmu kalam, gramatika Arab, dan perumusan hukum. Sedangkan kaidah fiqh lebih mendasarkan pada dalil syar’i atau permasalahan furu’iyyah yang ‘kebetulan’ mempunyai keserupaan ‘illat.
4. Bila ditinjau dari ulama yang membidanginya, maka ushul fiqh hanya dapat ‘dijalankan’ oleh orang-orang yang telah mencapai kapasitas mujtahid, sedangkan kaidah fiqh bisa ‘dikaji’ oleh siapapaun, terutama faqih atau perlajar yang memang mendalami ilmu fiqh.
6. Kaidah fiqih adalah hukum syar’i. Dan kaidah ini digunakan sebagai istihdhar (menghadirkan) hukum bukan istinbath (mengambil) hukum (layaknya kaidah ushul). Sedangkan kaidah Ushul tidaklah mengandung suatu hukum syar’i. Tetapi dari kaidah ini kita bisa mengambil hukum, bahwa setiap dalil (baik Qur’an maupun Hadits) yang bermakna perintah menunjukan wajib.
5. jika ditelisik dari aspek keterkaitan atau hubungan simbiosisnya, maka kaidah ushuliyyah tidak tergantung pada kaidah fiqh; ushul fiqh dapat berdiri sendiri walaupun kaidah fiqh tidak ada. Sementara kaidah fiqh tidak bisa terwujud tanpa ‘bantuan’ ushul fiqh, karena semua hukum fiqh yang menjadi inti pembahasan kaidah fiqh tercipta melalui peranan ushul fiqh.
Contoh Kaidah-kaidah Ushul Fiqh Serta Dasar-dasar Pengambilannya
• بـمـقـاصـده Segala) االمـورsesuatu bergantung pada tujuannya)
• التـيسـير تـجـلب المـشـقة(Kesukaran mendatangkan
kemudahan)
• يـزال Kemudharatan) الضررharus dihilangkan)
• محكـمة Kebiasaan dapat) الـعـادةmenjadi hukum)
• اليزال اليـقـين Keyakinan tidak dapat)بالشـكhilang karena adanya keraguan)
KEDUDUKAN KAIDAH USHUL AL-FIQH
Sebagai dasar dari fiqh Islam, artinya Ushul Fiqh itu merupakan sumber-sumber atau
dalil-dalil dan bagaimana cara menunjukkan dalil-dalil tersebut kepada
hukum syara’ secara ijmal/garis besar. Dengan kata lain, tanpa pembahasan
mengenai ushul fiqh, maka fiqh tidak dapat dicpitakan, karena dasarnya (ushul fiqh)
harus dipahami terlebih dahulu.
`
KEDUDUKAN KAIDAH FIQHIYAH
1. Kaidah fiqh sebagai pelengkap, bahwa kaidah fiqh digunakan sebagai dalil setelah menggunakan dua dalil pokok, yaitu al-Qur’an dan sunnah.
2. Kaidah fiqh sebagai dalil mandiri, bahwa kaidah fiqh digunakan sebagai dalil hukum yang berdiri sendiri, tanpa menggunakan dua dalil pokok.
KEDUDUKAN KAIDAH FIQHIYAH
Kedudukan kaidah fiqh dalam kontek studi fiqh adalah simpul sederhana dari masalah-masalah fiqhiyyat yang begitu banyak. Al-syaikh Ahmad ibnu al-Syaikh Muhammad al-Zarqa berpendapat sebagai berikut : “kalau saja tidak ada kaidah fiqh ini, maka hukum fiqh yang bersifat furu’iyyat akan tetap bercerai berai.”
THANKS FOR YOUR ATTENTION
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.