7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
1/36
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
2/36
DEFINISI
Epilepsi
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure)
berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak
secara intermiten yang disebabkan oleh pelepasan muatan
listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara
paroksismal, didasari oleh berbagai faktor etiologi.
Bangkitan epilepsi (epileptic seizure)
Manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik),
berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau
tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitaslistrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh
suatu penyakit otak akut (unprovoked).
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
3/36
ETIOLOGI
Idiopatik
Penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi genetik.
Kriptogenik
Dianggap simptomatik tetapi penyebabnya belum diketahui. e.g:
- Sindrom West
- Sindrom Lennox-Gastaut- Epilepsi mioklonik.
Simptomatik
Disebabkan oleh :
- kelainan/ lesi pada SSP
- kelainan kongenital- lesi desak ruang
- GPDO
- toksik (alkohol, obat)
- metabolik
- kelainan neurodegeneratif.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
4/36
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia diperkirakan ada 1-1,8 juta penderita.
Laki-laki lebih sering dari pada perempuan.
Usia 20 tahun kebawah + 80%
Usia 21 tahun - 55 tahun + 15%
Usia diatas 55 tahun + 1-2%.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
5/36
KLASIFIKASI
Klasifikasi International League Against Epilepsy (ILAE) untukjenis bangkitan epilepsi
1. Bangkitan Parsial1.1 Bangkitan parsial sederhana
1.1.1 Motorik
1.1.2 Sensorik
1.1.3 Otonom
1.1.4 Psikis
1.2 Bangkitan parsial kompleks
1.2.1 Bangkitan parsial sederhana yang diikuti dengangangguan kesadaran
1.2.2 Bangkitan parsial yang disertai gangguankesadaran saat awal bangkitan
1.3 Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder
1.3.1 Parsial sederhana yang menjadi umum tonik klonik
1.3.2 Parsial kompleks menjadi umum tonik klonik
1.3.1 Parsial sederhana menjadi parsial komplekskemudian menjadi umum tonik klonik
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
6/36
2. Bangkitan Umum
2.1 Lena (absence)2.2 Mioklonik
2.3 Klonik
2.4 Tonik
2.5 Tonik-klonik
2.6 Atonik
3. Tak Tergolongkan
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
7/36
GEJALAKLINIS
Bangkitan Parsial Sederhana
- Tidak terjadi perubahan kesadaran- Bangkitan dimulai dari tangan, kaki atau muka
(unilateral/fokal) kemudian menyebar pada sisi yang sama ( Jacksonian
March )
- Wajah mungkin berpaling ke arah sisi tubuh yang mengalami kejang
( adversif )
Bangkitan Parsial Kompleks
- Bangkitan fokal disertai terganggunya kesadaran
- Sering diikuti oleh automatisme yang stereotipik e.g. mengunyah,
menelan dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas- Kepala mungkin berpaling ke arah sisi tubuh yang mengalami kejang
( adversif )
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
8/36
Bangkitan Umum Sekunder
- Berkembang dari bangkitan parsial sederhana atau
kompleks yang dalam waktu singkat menjadi
bangkitan umum- Bangkitan parsial dapat berupa aura
- Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat
kejang tonik-klonik
Bangkitan Umum Lena (Absence)- Gangguan kesadaran secara mendadak, berlangsung
beberapa detik
- Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien
diam tanpa reaksi
- Mata memandang jauh ke depan
- Mungkin terdapat automatisme
- Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan
bingung
- Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
9/36
Bangkitan Umum Tonik-Klonik
- Dapat didahului prodormal seperti jeritan, sentakan
- Pasien kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik)
selama 10-30 detik, diikuti gerakan kejang
kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase
klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut
berbusa
- Selesai bangkitan pasien menjadi lemas (faseflaksid) dan tampak bingung
- Pasien sering tidur setelah bangkitan
Bangkitan Umum Atonik
- Sangat jarang kesadaran menurun
- Terjatuh karena kehilangan tonus otot tidak diikuti
gerakan atau serangan tonik klonik, bisa kepala
terkulai tiba- tiba.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
10/36
Bangkitan Umum Mioklonik
- Kontraksi kelompok otot anggota gerak,singkat
- Bisa serangan tunggal atau berulang
- Mulai gerakan halus sampai sentakan hebat.
- Biasanya pasien mendadak jatuh, benda yang dipegang
terlontar (flying saucer syndrome).
Bangkitan Umum Klonik
- Gerakan menyentak pada ekstremitas atas dan bawah, kadang-
kadang mengenai kedua sisi tubuh. Lamanya bervariasi.
Bangkitan Umum Tonik
- Tonus otot sangat meningkat tubuh, lengan, atau kaki
menjadi kaku.
- Kesadaran biasanya tidak terganggu
- Paling sering terjadi pada saat tidur dan biasanya
melibatkan kedua sisi tubuh.
- Jika orang itu berdiri saat kejang dimulai, seringkali ia akan jatuh.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
11/36
DIAGNOSIS
1. Anamnesis (auto dan allo anamnesis)
- Pola/ bentuk bangkitan
- Lama bangkitan
- Gejala sebelum, selama dan pascabangkitan
- Frekuensi bangkitan
- Faktor pencetus
- Ada/ tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
- Usia pada saat terjadinya serangan pertama
- Riwayat pada saat dalam kandungan, persalinan /
kelahiran dan perkembangan bayi/anak
- Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
- Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
12/36
Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
Perlu diperiksa:
tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan
dengan epilepsi, misalnya:
trauma kepala
infeksi telinga atau sinus
gangguan kongenital
gangguan neurologik fokal atau difus
kecanduan alkohol atau obat-obat terlarang
kanker.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium EEG
MRI
CT Scan
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
13/36
TERAPI
Tujuan Terapi :
untuk mengontrol gejala atau tanda secara adekuat denganmenggunakan obat tanpa/ dengan efek samping minimal
Prinsip Terapi:
Dilakukan bila terdapat minimum 2 kali bangkitan dalam
setahun
Terapi mulai diberikan bila diagnosis telah ditegakkan dan
setelah pasien dan keluarga menerima penjelasan tentang
tujuan pengobatan dan kemungkinan efek samping
Pemilihan jenis obat sesuai dengan jenis bangkitan
Sebaiknya terapi dengan monoterapi
Pemberian obat dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan
secara bertahap sehingga dosis efektif tercapai
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
14/36
Pada prinsipnya terapi dimulai dengan obat antiepilepsi
lini pertama. Bila diperlukan penggantian obat, maka
dosis obat pertama diturunkan secara bertahap dan
dosis obat kedua dinaikkan secara bertahap
Bila didapatkan kegagalan monoterapi maka dapat
dipertimbangkan untuk diberi kombinasi OAE
Bila memungkinkan dilakukan pemantauan kadar obat
sesuai indikasi
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
15/36
Jenis Bangkitan OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua
Bangkitan umum tonik klonik Sodium Valproate
LamotrigineTopiramate
Carbamazepine
Clobazam
LevetiracetamOxcarbazepine
Bangkitan lena Sodium Valproate
Lamotrigine
Clobazam
Topiramate
Bangkitan Mioklonik Sodium Valproate
Topiramate
Clobazam
Topiramate
LevetiracetamLamotrigine
Piracetam
Bangkitan Tonik Sodium Valproate
Lamotrigine
Clobazam
Levetiracetam
Topiramate
Bangkitan Atonik Sodium valproate
Lamotrigine
Clobazam
Levetiracetam
Topiramate
Bangkitan Fokal Dengan/
Tanpa Umum Sekunder
Carbamazepine
Oxcarbazepine
Sodium Valproate
Topiramate
Lamotrigine
Clobazam
Gabapentin
Levetiracetam
Phenytoin
Tiagabine
Tabel 1. Pemilihan Obat Anti Epilepsi Atas Dasar Jenis Bangkitan Epilepsi
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
16/36
OBAT DOSIS AWAL
(mg/hari)
DOSIS RUMATAN
(mg/hari)
JUMLAH DOSIS
PER HARI
WAKTU PARUH
PLASMA
(Jam)
Carbamazepine 400-600 400-1600 2-3x 2 s/d 7
Phenytoin 200-300 200-400 1-2x 3 s/d 15
Valproic acid 500-1000 500-2500 2-3x 2 s/d 4
Phenobarbital 50-100 50-200 1
Clonazepam 1 4 1 atau 2 2 s/d 10
Clobazam 10 10 30 2-3x 2 s/d 6
Oxcarbazepine 600-900 600-3000 2-3x
Levetiracetam 1000-2000 1000-3000 2x 2
Topiramate 100 100-400 2x 2 s/d 5
Gabapentin 900-1800 900-3600 2-3x 2
Lamotrigine 50-100 20-200 1-2x 2 s/d 6
Tabel 2. Dosis Obat Anti Epilepsi Untuk Orang Dewasa
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
17/36
DRUGSIDE EFFECT
TERKAIT DOSIS IDIOSINKRETIK
Carbamazepin Diplopia, dizziness, nyeri kepala, mual,
mengantuk, neutropenia, hiponatremia
Ruam morbiliform, agranulositosis,
anemia aplastik, efek hepatotoksik,
Sindroma Stevens-Johnson,
teratogenecity
Phenytoin Nistagmus, ataxia, mual, muntah,
hipertrofi gusi, depresi, mengantuk,
paradoxical increase in seizure, anemia
megaloblastik
Jerawat, coarse facies, hirsutism,
cariasis, lupus-like syndrome, ruam,
Sindroma Stevens-Johnson,Dupuytrens
contracture, efek hepatotoksik,
teratogenicity
Valproic acid Tremor, berat badan bertambah,
dispepsia, mual, muntah, kebotakan,
tetratogenicity
Pankreatitis akut, efek hepatotoksik,
trombositopenia, ensefalopati , udem
perifer
Phenobarbital Kelelahan, listlesness, depresi, insomnia
(pada anak), distractability (pada anak),
hiperkinesia (pada anak), irritability
(pada anak)
Ruam makulopapular, exfoliation,
nekrosis epidermal toksik, efek
hepatotoksik, arthritic changes,
Dupuytrens contracture, teratogenicity
Pirimidone Kelelahan, listlessness, depresi, psikosis,libido menurun, impoten Ruam, agranulositosis, trombositopenia,lupus-like syndrome, teratogenicity
Ethosuximide Mual, anoreksia, muntah agitasi,
mengantuk, nyeri kepala, lethargy
Ruam, eritema multiformis, Sindroma
Steven-Johnson, lupus-like syndrome,
agranulositosis, anemia aplastik
Clonazepam Kelelahan, sedasi, mengantuk, dizziness,
agresi (pada anak) hiperkinesia (padaanak)
Ruam, trombositopenia
Tabel 3. Efek samping obat anti-epilepsi klasik
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
18/36
OBAT EFEK SAMPING UTAMA
EFEK SAMPING
YANG LEBH
SERIUS NAMUN
JARANGLevetiracetam Somnolen, asthenia, sering muncul ataksia. Juga dilaporkan
penurunan kecil kadar sel darah merah, hemoglobin, dan
hematokrit.
Gabapentin Somnolen, kelelahan, ataksia, dizziness, gangguan saluran cerna
Lamotrigine Ruam, dizziness, tremor, ataksia, diplopia, nyeri kepala, gangguan
saluran cerna
Sindroma Stevens-
Johnson
Clobazam Sedasi, dizziness, irritability, depresi, disinhibition
Vigabatrin Perubahan perilaku, depresi, sedasi, kelelahan, berat badan
bertambah, gangguan saluran cerna
Psikosis
Oxcarbazepine Dizziness, diplopia, ataksia, nyeri kepala, kelemahan, ruam,
hiponatremia
Zonisamide Somnolen, nyeri kepala, dizziness, ataksia, renal calculi
Tiagabine Confusion, dizziness, gangguan saluran cerna, anoreksia, kelelahan
Topiramate Gangguan kognitif, tremor, dizziness, ataksia, nyeri kepala,
kelelahan, gangguan saluran cerna, renal calculi
Tabel 4. Efek samping obat anti-epilepsi baru
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
19/36
Penghentian OAE:
Penghentian OAE dapat didiskusikan dengan
pasien atau keluarganya setelah minimal 2 tahunbebas bangkitan dan sesuai indeks prognosis ,
tergantung bentuk bangkitan.
Gambaran EEG normal / membaik.
Bertahap, pada umumnya 25% dari dosis semula,setiap bulan dalam jangka waktu 3-6 bulan.
Bila bangkitan timbul kembali maka dosis terakhir
dipertahankan, kemudian di evaluasi kembali.
Dimulai dari 1 OAE yang bukan utama.
Pertimbangkan kemungkinan kekambuhan
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
20/36
Pertimbangkan kemungkinan kekambuhanbangkitan lebih besar pada:
riwayat KUTKprimer atau sekunder.
penggunaan lebih dari satu OAE. riwayat bangkitan mioklonik.
masih mendapatkan satu atau lebih bangkitansetelah memulai terapi
mendapat terapi 10 tahun atau lebih.
riwayat bangkitan neonatal
gambaran EEG masih abnormal
Semakin tua usia kemungkinan timbulnyakekambuhan makin tinggi
Kemungkinan kekambuhan kecil pada pasien yang telahbebas bangkitan antara tiga sampai lima tahun, danyang selama lima tahun atau lebih 21
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
21/36
ILUSTRASIKASUS
Seorang pasien perempuan berusia 16 tahun datang ke
Poliklinik Neurologi RS Dr M.Djamil Padang pada tanggal 21 April2011 pukul 10.00 wib dengan:
Keluhan Utama:
Kejang seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang:
Kejang seluruh tubuh 1 minggu yang lalu, kejang sebanyak 1 kali,
lamanya kurang lebih 4 menit, terjadi tiba-tiba sewaktu pasien
sedang bermain dengan adiknya dimana pasien tiba-tiba terjatuh,kedua mata pasien melirik ke arah atas, seluruh tubuh pasien
menjadi kaku selama beberapa detik, kemudian tangan dan kaki
kiri pasien kelihatan bergerak seperti menyentak-nyentak.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
22/36
Saat kejang pasien tidak sadar, lidah tergigit, keluarbusa dari mulut dan ngompol .
Pasien sadar beberapa detik setelah kejang, saat
sadar pasien merasa lemas, kebingungan danpusing
Sebelumnya pasien berobat ke praktek dokter
umum lalu dirujuk ke RS Dr M Djamil Padang
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
23/36
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien pernah mengalami kejang seperti ini
sebelumnya sebanyak 3 kali yaitu yang pertamasewaktu berumur 7 bulan, yang kedua ketika
berusia 11 tahun dan yang ketiga kira-kira 1 bulan
yang lalu. Kejang terjadi dengan pola yang sama,
setiap kalinya berlangsung selama kira-kira 1
menit. Pasien tidak pernah dibawa berobat.
Riwayat trauma kepala (-), riwayat infeksi telinga (-
).
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
24/36
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderitapenyakit seperti ini
Riwayat Pekerjaan, Sosioekonomi, Kebiasaan
dan Kejiwaan: Pasien seorang pelajar
Pasien mempunyai kebiasaan sering tidur lewat
malam untuk belajar
Riwayat kecanduan alkohol dan obat-obatanterlarang tidak ada
Pasien lahir secara persalinan normal, cukup bulan,
perkembangan pada masa anak-anak baik
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
25/36
PEMERIKSAANFISIK
Status Generalis :
Keadaan umum : CMC Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84x /menit
Nafas : 20x /menit
Suhu : 36,8 C
Status Internus :
Mata :
Kanan : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Kiri : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
JVP 5-2 cmH2O.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
26/36
KGB : tidak ada pembesaran
Paru:
Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : fremitus ka=ki
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung: Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung atas RIC II, kanan LSD,
kiri 1 jari medial LMCS
Auskultasi : irama murni, bising (-)
Punggung : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Oedem tidak ada, refilling kapiler baik
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
27/36
STATUSNEUROLOGIKUS:
Tanda Rangsang Meningeal:
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I & II (-)
Kernig Sign (-)
Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial: (-)
Nervus Kranialis:
N. I : penciuman baik
N. II : visus 6/6 ODS,, refleks cahaya +/+
N. III, IV, VI : bola mata dalam posisi ortho, ptosis
(-), gerakan bola mata bebas ke
segala arah
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
28/36
N. V : bisa membuka mulut & menggerakkanrahang ke kiri & kanan, bisa menggigit &mengunyah, refleks kornea (+)
N. VII : bisa menggerakkan dahi, bisa menutupmata, plica nasolabialis ka=ki
N. VIII : Fungsi pendengaran baik, nistagmus (-)
N.IX, X : Refleks muntah (+), arkus faring simetris,uvula di tengah
N. XI : Bisa menoleh ke kanan & kiri, bisamengangkat bahu
N. XII : deviasi lidah (-), tremor (-), atrofi papillidah (-), fasikulasi (-)
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
29/36
Motorik:
Sensorik : BaikOtonom : Baik
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Kekuatan 555 555 555 555
Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus
Tropi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
30/36
Refleks:
RefleksFisiologis Kanan Kiri Reflekspatologis Kanan Kiri
Biseps ++ ++ Babinsky - -
Triseps ++ ++ Hoffman
Tromner
- -
KPR ++ ++
Oppenheim - - APR ++ ++ Chaddock - -
Gordon - -
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
31/36
Rencana Pemeriksaan Tambahan: Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, kimia darah
EEG
Diagnosis: Diagnosis Klinis : Epilepsi bangkitan umum tonik klonik
Dianosis Topik : Intrakranial
Diagnosis Etiologi : Idiopatik
Prognosis: Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Terapi: Carbamazepine 2x 200mg p.o.
Asam Folat 2 x 5mg p..
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
32/36
PKM
Kepada Pasien: Harus patuh minum obat
Kontrol ke pelayanan kesehatan secara teratur
Hindari faktor pencetus e.g kelelahan
Kepada Keluarga Pasien:
Beri dukungan kepada pasien
Ciptakan suasana yang nyaman bagi pasien agar
pasien tidak stress Memberikan informasi kemungkinan kejang berulang
kembali
Memberikan informasi cara penanganan kejang
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
33/36
DISKUSI
Telah diperiksa seorang pasien perempuan berumur 16
tahun yang datang ke Poliklinik Saraf Dr. M.Djamil
Padang pada tanggal 21 April 2011. Diagnosis klinik
pada pasien ini adalah epilepsi bangkitan umum tonik-
klonik (grand-mal seizure), diagnosis topiknya
intrakranial manakala diagnosis etiologinya adalah
idiopatik. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesisdan pemeriksaan fisik.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
34/36
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
35/36
Pasien pernah mengalami kejang seperti ini
sebelumnya sebanyak 3 kali yaitu yang pertama
sewaktu berumur 7 bulan, yang kedua ketika
berusia 11 tahun dan yang ketiga kira-kira 1 bulan
yang lalu. Kejang terjadi dengan pola yang sama,setiap kalinya berlangsung selama kira-kira 1
menit. Pasien tidak pernah dibawa berobat. Dari
pemeriksaan fisik tidak ditemukan sebarang
kelainan pada pasien ini.
7/27/2019 PPT CRS Epilepsi Alina
36/36
Pada kasus ini, pasien mengalami bangkitan
epilepsi mungkin karena faktor dari kebiasaannya
yaitu sering tidur lewat malam untuk belajar, sesuai
dengan teori bahwa kurang tidur dapat
mencetuskan bangkitan epilepsi. Pasien telah dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan elektroensefalografi (EEG).
Penatalaksaan farmakologis yang diberikan pada
pasien ini adalah Carbamazepine 2x 200mg danasam folat 2 x 5mg. Edukasi juga diberikan kepada
pasien dan keluarganya sebagai suatu bentuk
penatalaksanaan non farmakologis