7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
1/33
Manajemen nyeriOleh:
Wiliarti Seputri, S.Ked
Pembimbing :Dr. Sulistiowati, Sp.An
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ANESTESIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
RSD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
2013
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
2/33
DEFINISI NYERI
Menurut InternationalAssociation for Study of
Pain (IASP)
nyeri sensori subyektif dan emosional yang
tidak menyenangkan yang didapat terkaitdengan kerusakan jaringan aktual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan.
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
3/33
FISIOLOGI NYERI
Reseptor nyeri (nosiseptor)organ tubuh yang
berfungsi untuk menerima rangsang nyeri ujung
syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terhadap stimulus kuat yang secara potensialmerusak.
Berdasarkan letaknya, nosireseptordikelompokkan:
pada kulit (Kutaneus),
somatik dalam (deep somatic), dan
pada daerah viseral
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
4/33
Fisiologi Nyeri
Reseptor nyeri
Kutaneus
Reseptor A delta
Serabutkomponen cepat
(6-30m/s)
Nyeri tajam,cepat hilang
Reseptor C
Serabutkomponen
lambat (0,5m/s)
Nyeri tumpul,sulit dilokalisasi
Deep somatic
Pembuluh darah
Tulang
Syaraf, otot,jaringan
penyangga
Visceral
jantung
Hati
Ginjal, dll
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
5/33
Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi :
Serabut A delta
Serabut C
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
6/33
Stimulus ini melalui empat proses
tersendiri :
Transduksi
Transmisi
Modulasi
Persepsi
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
7/33
Senyawa-senyawa yang Memediasi
Nyeri
Senyawa Sumber Potensi MenghasilkanNyeri
Histamin Dilepaskan oleh selmast +
Kalium Dilepaskan oleh selsel yang
rusak
++
Bradikinin Protein plasma +++
Prostaglandi
n
Asam arakidonat yang
dilepaskan oleh selsel yang
rusak
+
Leukotrien Asam arakidonat yang
dilepaskan oleh selsel yang
rusak
+
Senyawa P
Neuron aferen primer
+
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
8/33
JALUR NYERI DI SISTEM SARAF
PUSAT
Jalur Asenden (transduksi dan transmisi)
Jalur Desenden (modulasi dan persepsi)
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
9/33
Gambar. Jalur Ascendens Impuls Nyeri
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
10/33
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
11/33
KLASIFIKASI NYERI
Nyeri dapat digolongkan dalam berbagai cara:
Menurut Jenisnya : nyeri nosiseptik, nyeri neurogenik,
dan nyeri psikogenik.
Menurut timbulnya nyeri : nyeri akut dan nyeri kronis. Menurut penyebabnya : nyeri onkologik dan nyeri non
onkologik.
Menurut derajat nyerinya : nyeri ringan, sedang dan
berat.
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
12/33
Tabel. Perbedaan karakteristik nyeri akut dan
kronik
Nyeri akut Nyeri kronik- Lamanya dalam hitungan
menit
- Sensasi tajam menusuk
- Dibawa oleh serat A-delta
-Ditandai peningkatan BP, nadi,
dan respirasi
- Kausanya spesifik, dapat
diidentifikasi secara biologis
- Respon pasien : Fokus pada
nyeri, menangis danmengerang, cemas
- Tingkah laku menggosok
bagian yang nyeri
- Respon terhadap analgesik :
meredakan nyeri secara efektif
- Lamannya sampai hitungan bulan
- Sensasi terbakar, tumpul, pegal
- Dibawa oleh serat C
- Fungsi fisiologi bersifat normal
-Kausanya mungkin jelas mungkin
tidak
- Tidak ada keluhan nyeri, depresi
dan kelelahan
- Tidak ada aktifitas fisik sebagai
respon terhadap nyeri- Respon terhadap analgesik : sering
kurang meredakan nyeri
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
13/33
Respon Fisiologis Terhadap
Nyeri
Respon endokrin
Efek Nyeri Terhadap Kardiovaskular dan
Respirasi
Efek Nyeri Terhadap sistem Organ Yang Lain
Efek Nyeri Terhadap Mutu Kehidupan
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
14/33
PENILAIAN NYERI
Beberapa cara untuk membantu mengetahui
akibat nyeri :
Cara penilaian nyeri dimensi tunggal
Cara penilaian nyeri multidimensi
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
15/33
Cara dimensi tunggal terdapat 3 cara:
Skala analog visual (visual analog scale/VAS) Skala numerik verbal
Skala penilaian verbal.
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
16/33
Caracara Penilaian Nyeri
Multidimensi
Catatan harian nyeri
Gambar-gambar nyeri
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
17/33
Caracara Penilaian Nyeri
Multidimensi
Skala wajah untuk menilai nyeri
Gambar . Skala Wajah Whaley dan Wong
Gambar. Skala Wajah Bieri dan
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
18/33
Caracara Penilaian Nyeri
Multidimensi
Kuesioner Singkat Wisconsin
Kuesioner McGill (MPQ)
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
19/33
PENATALAKSANAAN NYERI
Pendekatan Farmakologik
Pendekatan Nonfarmakologik
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
20/33
Pendekatan Farmakologik
Strategi terapi farmakologi mengikuti WHO
Three-step Analgesic Ladder.
Tiga langkah tangga analgesik menurut WHO:
Pada mulanya (langkah I) hendaknyamenggunakan obat analgesik non opiat.
Apabila masih tetap nyerinaik kelangkah II
ditambahkan obat opioid lemah misalnya kodein.
Apabila masih belum reda/menetap langkah III
disarankan untuk menggunakan opioid keras :
morfin.
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
21/33
Prinsip Three Step
Analgesic Ladderdapatditerapkan untuk nyerikronik maupun nyeriakut :
Pada nyeri kronik (1-2-3
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
22/33
Kelompok obat nyeri :
analgesik non opioid
analgesik opioid (lemah dan kuat), dan
antagonis dan agonis-antagonis opioid.
Koanalgesik (adjuvan).
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
23/33
Pembagian Obat Anti Inflamasi Non Steroid
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
24/33
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
25/33
Opioid Lemah
Codeine berasal dari opium alkaloid
kurang aktif daripada morfin
efektif terhadap rasa sakit ringan hingga sedang
dapat dikombinasikan dengan parasetamol Dosis berkisar antara 15 mg - 60mg setiap 4 jam
dengan maksimum 300mg setiap hari.
Dextropropoxyphene
memiliki sifat analgesik yang relatif miskin Dosis berkisar dari 32.5mg (dalam kombinasi dengan
parasetamol) sampai 60mg setiap 4 jam denganmaksimum 300mg setiap hari.
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
26/33
Opioid Lemah
Kombinasi opioid lemah dan obat-obatan yang bekerja di
perifer sangat berguna dalam prosedur pembedahan kecil
di mana rasa sakit yang berlebihan tidak diantisipasi
sebelumnya atau untuk rawat jalan digunakan:
Parasetamol 500mg/codeine 8mg tablet. 2 tablet setiap 4
jam sampai maksimum 8 tablet perhari tidak cukup
Parasetamol 1g secara oral dengan Kodein 30 sampai
60mg setiap 4-6 per jam sampai maksimum 4 dosis dapat
digunakan
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
27/33
Opioid Kuat
Nyeri hebat yang berasal dari organ dalam dan struktur
viseral membutuhkan Opioid kuat sebagai analgesianya
(Morfin dan derivatnya)
MORFIN
Digunakan sebagai standar analgesik opiat lain
Diberikan secara s.c., i.m, iv. Dosis oral 2 x dosis injeksi.
Efek samping: depresi respirasi, mual-muntah, nggliyeng,
konstipasi, dll Metabolisme di hepar hati-hati pada pasien dg penyakit
liver
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
28/33
KODEIN
Waktu paruh 3 jam, efikasi 1/10 morfin
Digunakan untuk nyeri ringan dan sedang
Dosis oral 30 mg setara dg aspirin 325-600 mg PETIDIN
Waktu paruh 5 jam, efektivitas > kodein, tapi < morfin,
durasi analgesianya 3-5 jam, efek puncak tercapai dlm 1
jam (inj) atau 2 jam (oral) Diberikan secara oral atau im
Efek sampingnya setara dengan morfin
Dosis 75-100 mg petidin setara dg 10 mg morfin
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
29/33
TRAMADOL
Waktu paruh 6 jam, efikasi 10-20% morfin, = petidin
Sifat adiktif minimal, efek samping lebih ringan drpd morfin
FENTANIL Waktu paruh 3 jam
Efikasinya 80 x morfin, efeknya berakhir dlm 30-60
menit(tunggal)
Bisa diberikan dalam bentuk plester akan melepaskan
obatnya
25 mg/jam untuk 72 jam untuk pasien kanker kronis
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
30/33
Antagonis dan Agonis-Antagonis
Opioid
Antagonis opioid Nalokson
Kombinasi agonis dan anatagonis
pentazosin (talwin) dan butorfanol (stadol).
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
31/33
Adjuvan (Koanalgesik)
Anti kejang karbamazepin atau fenitoin (dilantin)
Antidepresan trisiklik amitriptilin atau imipramin
Hidroksizin (vistaril), diazepam (valium) dan steroid
(dexametason) Agonis reseptor adrenergik-alfa (agonis alfa-2,
klonidin)
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
32/33
Pendekatan Nonfarmakologik
dibagi menjadi dua kelompok :
Terapi dan modalitas fisik
Strategi kognitif-perilaku.
7/22/2019 Pp Manajemen Nyeri Wigus
33/33
TERIMA KASIH
Top Related