Pluralisme berasal dari kata Plural dan isme.
Plural artinya berbagai/beragam/bermacam-macam. Jadi pluralisme adalah Suatu kerangka
interaksi yg mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain,
berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi (pembauran / pembiasan)."Dalam paham Sosial
kemasyarakatan berati suatu komunitas mayarakat yang sangat/amat beragam, bisa karena
latar belakang Suku, Bahasa, Agama, Ekonomi, Politik, warna kulit dst.
Bunyi ISME sendiri berarti aliran/Penganut/pengikut.
Jadi Kata PLURALISME berarti aliran atau penganut atau pengikut paham bahwa perbedaan
atau keragaman atau bermacam-macam itu hal yang wajar.
Bila kita kaitkan dengan kehidupan bermasyrakat (khususnya di Indonesia) berarti memberi
peluang dan menghargai keragaman dalam masyarakat Indonesia. Artinya, ada tempat dan
ruang bagi seluruh masyarakat indonesia dengan berbagai latar belakang kehidupan,
Keagamaan, Berpolitik, Suku, Bahasa, dst. Pluralisme adalah salah satu pilar demokrasi....tapi
sering kali dipahami secara sempit...akibatnya menjadi kontrofersial seperti pada era 1999-2006
lalu yang begitu banyak menghabiskan energi untuk membahasnya!
Kalau kita kaitkan dengan kehidupan Beragama....berarti menghargai keberadaan
agama lain disamping agama kita masing-masing. Hanya kemudian persoalan Theologia
membuatnya menjadi pelik dan susah. Karena itu berarti bahwa dalam satu Agama akan
menempatkan dan memberikan peluang dan penghargaan terhadap berbagai-bagai aliran
dalam satu Agama....tentu ini tidak bisa..karena ada begitu banyak aliran-aliran dalam tiap-tiap
Agama (Khususnya KRISTEN, ISLAM) dan aliran-aliran itu sebagian besar ternyata
sesat....Tentu para Rohaniawan/tokoh/Alim Ulama Agama tidak bisa menerima paham ini
sebagai bentuk yang harus diterima dalam kehidupan Beragama...Karena memang beda hidup
bermasyarakat yang Plural dan Kehidupan Plural dalam satu agama.
(Tolong sambungin antara yang atas dengan yang bawah, kayak pembukaan masuk ke
materinya gt)
Mengenai pembahasan pluralisme dalam agama kristen, akan dibagi menjadi beberapa
bagian, yang pertama adalah pluralisme agama israel pada saat perjanjian lama, dimana
agama israel merupakan asal dari agama Kristen yang dianut oleh bangsa israel sejak
keturunan Yakub. Pembahasan yang kedua adalah pluralisme Agama Kristen di dalam
perjanjian baru, terutama pada surat surat paulus ke Korintus dan Efesus. Yang terakhir adalah
pluralisme agama Kristen di Indonesia.
Dalam pembahasan mengenai pluralitas agama Kristen dalam perjanjian lama akan
bersumber dari penemuan penemuan arkeologi yaitu inkripsi inkripsi yang ditemukan di daerah
Israel dan sekitarnya dan juga akan berasal dari perjanjian lama. Pada pembahasan mengenai
pluralitas disini, yangakan dibahas adalah sikap dari agama israel ( pada perjanjian lama dan
Kristen pada perjanjian baru) terhadap agama lain disekitar dan di dalam israel pada jaman
tersebut dimana sikap terhadap agama ini akan secara tidak langsung akan mempengaruhi
sikap antar sesama agama pada jaman dan daerah israel kuno. Jadi fokus dalam pembahasan
dalam perjanjian baru dan perjanjian lama adalah sikap terhadap agama lain. Keadaan israel
sendiri pada waktu perjanjian lama adalah terdapat beberapa agama di dalam maupun disekitar
israel, seperti agama kanaan, dan agama baal.
Di sekitar israel ditemukan beberapa inkripsi, dimana didalam inkripsi tersebut, menurut
buku yang kami baca, menggambarkan keadaan dan sikap dari agama israel terhadap agama
disekitarnya. Berdasarkan inkripsi inkripsi yang berasal dari zaman perjanjian lama ada
beberapa pandangan yang menggambarkan pluralisme tersebut:
1. Pandangan para nabi, dimana para nabi tersebut menekankan bahwa hanya ada
1 Allah yaitu yhwh, yhwh adalah nama dalam bahasa ibrani untuk Allah. Para nabi
menekankan bahwa hanya melalui yhwh saja maka akan didapatkan berkat,
keselamatan dan penyertaan yhwh. Mereka juga menekankan bahwa apabila bangsa
Israel tidak setia dalam melakukan tanggung jawabnya kepada yhwh maka mereka
akan mendapatkan hukuman yang dahsyat termasuk kehancuran kerajaan Israel. Para
nabi tersebut tidak mentoleransi agama agama lain, khususnya Baal dan Asyera ( yang
merupakan sala satu dari allah/ ilah lain yang ada pada jaman tersebut ). Pandangan
para nabi ini disebut “pandangan Resmi”. Para nabi mengecam ibadat terhadap ilah lain,
mereka mengajak bangsa dari Israel untuk berpaling pemujaan dewa dewa dan
politeisme rakyat. Mereka menggunakan kotbah dan propaganda simbolis (mujizat)
dalam melakukannya. Namun mereka tetap menekankan bahwa cara cara kekerasan
dilarang dalam melawan pemujaan dewa dewa lain.
2. Padangan para raja dan permaisuri dari Israel kuno. Mereka tidak mengganggap
salah akan toleransi terhadap upacara agama oleh raja raja disekitar negara mereka,
bahkan sekali-sekali, mereka mengikuti ibadah tersebut. Mereka meyakini bahwa yhwh
bukanlah Allah satu-satunya, masih ada allah lain, namun yhwh sebagai Allah utama
yang melindungi mereka. Berdasarkan pandangan ini, yhwh disetarakan dengan allah
dan dewa dari negara sekitar, hal ini sangat ditentang oleh para nabi, namun tetap saja
para pemerintah Israel kuno mengakui keabsahan dewa dewa lain dan pemujaannya.
3. Pandangan warga biasa. Yhwh ditempatkan sebagai Allah Israel yang resmi,
yang mengatasi segala ilah ilah lain. Namun, dalam praktek sehari-hari, yhwh dipandang
kurang penting. Mereka lebih memilih ilah ilah keluarga atau setempat yang dianggap
bisa membantu mereka dalam kehidupan sehari hari
Pandangan pandangan tersebut berasal dari inkripsi inkripsi sebagai berikut:
1. Inkripsi berkat berkat dari Kuntillet Ajrud. Kuntillet Ajrud terletak di padang gurun
di sinai utara ada beberapa inkripsi yang ditemukan di Kuntillet Ajrud dari beberapa
inkripsi tersebut terdapat inkripsi yang menunjukkan adanya Inkripsi ini menunjukkan
sebuah kalimat yang merupakan berkat, “Aku memberkati engkau demi yhwh dari
Samaria dan demi Asyerata. Hal ini menunjukkan bahwa selain Yhwh, dewi asyera juga
dipuja pada zaman tersebut. Asyera adalah istri baal, dewi kesuburan. Yhwh selalu
disebut terlebih dahulu pada beberapa inkripsi dari Kuntillet Ajrud. Pengarang buku
mengindikasikan bahwa yhwh sebagai Allah yang paling utama namun ilah lain tetap
diakui. Inkripsi ini merupakan dasar dari pandangan para raja dan pandangan warga
biasa, dimana para raja dan warga menyembah ilah ilah lain selain Yhwh.
2. Inkripsi dari makam di Khirbet el-qom. Khirbet el-qom terletak di sebelah barat
kota Hebron Salah satu barisnya berkata “ berbahagialah Urihayu oleh yhwh , dan
Masaryahu oleh asyerata. Ia melindunginya.” inkripsi ini menunjukkan hal yang sama
seperti inkripsi pada Kuntillet Ajrud dimana Yhwh selalu disebut terlebih dahulu baru ilah
lain disebut.
3. Inkripsi dalam buah delima di Yerusalem. Didalam buah delima tersebut terdapat
inkripsi yg berkata " kepunyaan bait yhwh, kudus bagi imam imam" , kepunyaan bait
yhwh mengindikasikan batu ini berasal dari Bait Allah pada jaman Salomo. Buah delima
itu sendiri menunjukkan adanya ibadah yang megah, yang mendapat dukungan dari raja
yang berkuasa. Hal ini membuktikan adanya agama resmi atau agama negara. Inkripsi
itu sendiri menunjukkan bahwa pada waktu itu kegiatan ibadat agama Israel
dilaksanakan di tempat suci yang dibaktikan pada yhwh yaitu bait Allah karena dalam
buah delima tersebut tidak diketemukan adanya ilah lain yang disebut.
4. Jimat dari ketef hinnom. Inkripsi ini berisi mirip dengan berkat harun " Tuhan
memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan wajah-
Nya dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera." inkripsi ini ditemukan dikota sebelah barat kota
Daud. Selain inkripsi ini, tidak diketemukan adanya inkripsi yang menyebutkan adanya
ilah atau dewa selain yhwh. Hal ini menunjukkan pandangan para nabi yang melarang
adanya ilah lain selain yhwh.
Semua inkripsi inkripsi tersebut menunjukkan bahwa secara nasional atau di
dalam bangsa israel sendiri, para nabi sangat menentang adanya agama lain di dalam
Israel, namun para penduduknya masih terpengaruh oleh dewa dewa lokal dan para
pemerintahnya masih terpengaruh oleh agama agama sekitar.
Lalu bagaimana sikap bangsa Israel terhadap agama diluar bangsa israel
menurut perjanjian lama? Dalam perjanjian lama agama israel bersifat eksklusif bagi
pemeluknya dalam artian agama israel hanya diperuntukkan bagi orang Israel saja dan juga
pengarang buku yang kami pakai setuju bahwa didalam agama Israel terdapat ekslusivisme
dalam artian bahwa hanya agama israel saja yang benar benar mengenal Allah (yhwh/El,
dalam perjanjian lama Allah sering disebut sebagai Yhwh maupun sebagai El, dimana El
sering dipakai oleh agama lain), agama lain yang memuja El dianggap tidak terlalu
mengenal Allah bila dibandingkan dengan agama Israel..Pada jaman perjanjian lama, ada
orang orang yang berasal dari luar maupun bangsa israel yang memeluk agama kanaan
maupun agama baal. Agama agama tersebut lah yang paling banyak dikisahkan dalam
perjanjian lama. Menurut perjanjian lama Agama Israel menerima dan menolak agama lain,
tergantung dari sikap agama lain tersebut kepada agama Israel. Agama Israel menerima
agama lain dalam artian ketika agama tersebut 'mirip' dan tidak mengancam agama israel,
mereka bersifat terbuka dan menerima. Pada kitab Kejadian 12-50, Allah yg ditulis pada
kitab ini diyakini sebagai yang nantinya disembah oleh Israel sebagai Yhwh, namun Yhwh
juga ditulis dengan nama lain yaitu El. Dalam bahasa Semit ada bahasa yang seakar
dengan el yaitu il. El dan il berfungsi sebagai kata benda yang berarti dewa atau ilah. Dalam
agama kanaan. El dianggap sebagai kepala dewa. Pada Kejadian 14, Abraham diberkati
oleh Melkisedek, nabi dan raja kota Salem. Melkisedek memberkati abraham dengan
menggunakan kata Allah yg maha tinggi,(El elyon) dan abraham bersumpah demi “Tuhan
Allah yang maha tinggi pencipta langit dan bumi”, El elyon. Hal ini mengindikasikan bahwa
Melkisedek melayani Allah yang sama namun tidak mengetahui kebenaran tentang Dia.
Pada Kejadian 21:33 Allah yang kekal disebut dalam El olam, banyak digunakan pada
naskah naskah kanaan dan digunakan untuk menyebut dewa orang kanaan.hal ini
mengindikasikan adanya kemiripan dalam agama kanaan, agama yang dianut Melkisedek
dan agama israel. Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa dalam beberapa hal ada
kesejajaran antara Yhwh dan EL yang dipuja orang kanaan, namun kesejajaran itu
bukanlah persamaan. Kesejajaran itupun bukan berarti agama israel sama dengan agama
kanaan. Dan sikap agama israel terhadap agama kanaan ini, mereka saling menghormati,
saling menerima dikarenakan “kesejajaran” itu. Perjanjian lama juga memandang bahwa
pemujaan El oleh bangsa israel dan bangsa bangsa lain sebagai pemujaan kepada Allah
yang benar, seperti di kisah Yunus, ketika Yunus berada di kapal yang terkena
badai ,karena Allah ingin Yunus pergi ke Niniwe namun dia melarikan diri, orang orang
dikapal berseru kepada El dan didengar oleh Allah yang dipanggil Yunus sebagai yhwh.
Dalam hal ini ditekankan bahwa agama lain seperti agama Kanaan menyembah Allah yg
sama dengan bangsa israel namun hanya panggilannya yg berbeda ( yhwh dan El/elohim)
namun menurut bangsa israel, agama israel lebih mengenal Allah dibanding dengan
agama-agama lain. Sering timbul pertanyaan, apakah keselamatan dapat ditemukan dalam
agama bukan Kristen. Menurut perjanjian lama, agama adalah respon manusia kepada
Tuhan Allah, tetapi Dialah yang menyelamatkan. Dalam penglihatan para nabi, bila bangsa-
bangsa asing beralih kepada kepada israel, mereka tidak akan berkata ”agamamu yang
paling baik” tetapi akan mengakui ”Keadilan dan kekuatan hanya ada di dalan Tuhan!”
(Yesaya 45 :14,24). Dalam kutipan ini, dapat dilihat pluralisme terhadap agama lain, bangsa
israel diajarkan untuk menerima agama agama lain, karena bukan agama yang
menyelamatkan, tetapi Allah lah yang menyelamatkan.
Bangsa israel menolak Allah yang berbeda, seperti baal. Pemujaan El
merupakan bentuk pemujaan kepada yhwh, tetapi pemujaan dewa dewa lainlah yang
ditentang oleh bangsa israel. Agama yang memuja baal, dirasa oleh para nabi israel
mengancam umat agama israel. Ancaman ini dikarenakan sifat dari dewa Baal dimana,
menurut orang kanaan, Baal adalah dewa kesuburan dan dewa perang, dimana kesuburan
itu dirasakan menjadi bahaya karena memainkan peranan yang begitu besar dalam umat
agama yhwh. Cara para pengikut Baal dalam mendekati umat agama yhwh melalui soal
kesuburan dapat mempengaruji pengikut-pengikut yhwh dan dalam sejarah israel terdapat
contoh perzinahan yang disebabkan oleh pemujaan kepada baal (bilangan 25:1-3).Hal ini
dirasakan membahayakan umat agama israel. Agama Baal dikecam dalam kitab taurat
( Imamat 18;20; ulangan 7) dan ciri-cirinya dilukiskan oleh nabi nabi seperti Hosea dan
Yeremia. Dari bahan tersebut, bisa diketahui bahwa agama baal bercirikan pemujaan
kesuburan. Kegiatan seperti persundalan bakti, pengurbanan anak, dan ilmu gaib,
menghiasi agama baal. Fokus dari pemujaan yang berbeda dan cara pengikut Baal dengan
menggunakan kesuburan dan penyembahan kepada ilah lain itu yang menyebabkan agama
israel menutup diri dari agama baal.
Selain dari siapa yang disembah dan cara pengikut agama dalam mengajak
orang orang menjadi pengikut, agama Israel juga melihat sifat sifat sosial dan moral yang
dikembangkan agama pada pengikut pengikutnya juga menjadi faktor dalam agama israel
bersikap pada agama lain. Pada perjanjian lama diceritakan Elia salah seorang nabi pada
jaman itu, menentang pemujaan Baal yang dibawa masuk oleh raja dan ratu israel waktu
itu, ahab dan izebel. Ketika Elia, dalam nama yhwh, menantang nabi nabi Baal di atas
gunung karmel dengan menyalakan api untuk membakar korban utk baal, yang menjadi
pokok pertikaian bukan hanya pemujaan pada ilah palsu, tapi juga usaha membajak seluruh
sistem masyarakat, ekonomi dan hukum israel oleh agama baal yang dibawa izebel dari
Fenisia. Peristiwa nabot merupakan contoh dari usaha tersebut ( 1 raja raja pasal 21).
Nabot adalah orang yizreel, dia mempunyai sebuah kebun anggur disamping istana ahab.
Suatu ketika, ahab meminta Nabot untuk memberikan kebun anggurnya, namun ditolak oleh
nabot karena kebun tersebut adalah pusaka nenek moyangnya. Ahab menceritakan kepada
izebel istrinya, lalu istrinya membunuh nabot sehingga ahab bisa mendapatkan tanah
tersebut. izebel melakukan hal itu karena mengikuti Baal (1 raja raja 21: 26). usaha
membajak seluruh sistem masyarakat, ekonomi dan hukum israel oleh agama baal yang
dibawa izebel dari Fenisia itulah yang ditentang oleh agama israel
Jadi bisa disimpulkan, bangsa israel dalam merespon agama lain disekitar
mereka yang dianut oleh bangsa lain, mereka terbuka ketika adanya 'kemiripan' antar
agama israel dan agama lain tersebut, namun tertutup dan menjauhi ketika agama tersebut
mengancam umat Israel dalam menyembah yhwh. Faktor faktor moral dan sosial yang
diajarkan oleh agama lain kepada pengikutnya juga mempengaruhi respon agama israel
kepada agama lain tersebut.
Pada perjanjian baruakan dibahas mengenai pluralisme agama kristen berdasarkan pada surat
paulus kepada jemaat di korintus dan efesus.
Pada surat paulus kepada jemaat kristen di korintus (1 korintus 8-10), paulus membicarakan
bagaimana orang kristen harus hidup dalam dunia yang mengenal pluralisme agama di
korintus, dimana di korintus, umat kristen hidup dengan umat-umat lain yang menyembah
berhala. Para penyembah berhala itu kadang kala menyajikan makanan yang berasal dari
makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Selain itu, mereka juga mengajak umat kristen
untuk menyembah atau mengikuti upacara upacara keagamaan umum di korintus, dimana
upacara keagamaan itu ditujukan kepada banyak dewa karena mereka yang buka kristen di
korintus percaya bahwa ada banyak dewa di surga maupun di bumi. Apa yang disebut dewa
atau ilah itu, dilukiskan oleh paulus sebagai roh jahat. Persembahan kepada roh jahat itulah
yang dipermasalahkan oleh paulus. Orang kristen yang mendapat bagian dalam perjamuan
Tuhan tidak boleh ikut ambil bagian dalam perjamuan roh roh jahat tersebut, karena orang
kristen percaya pada satu Allah dan satu Tuhan, yaitu hanya Bapa dan Anak yang boleh
disebut sebagai Allah. Dari hal ini bisa kita lihat bahwa orang kristen sangat tidak diperbolehkan
berhubungan dengan agama yang menyembah dewa-dewa yang ada di korintus. Lalu
bagaimanakah sikap mereka terhadap penganut agama agama itu di korintus? Paulus
membahas mengenai sikap yang seharusnya dipegang oleh umat kristen dikorintus melalui hak
dan kewajiban dari orang orang korintus. Dari segi hak dimuka umum dan pribadi, paulus
melarang umat kristen untuk mengikuti pesta pesta keagamaan umum di korintus. Paulus
mengingatkan kepada jemaat di korintus agar tidak menimbulkan syak dalam hati jemaat
karena pluralisme agama itu. Syak itu dikarenakan adanyaorang kristen yang menggunakan
hak mereka untuk mengambil bagian di dalam pesta keagamaan umum dan membujuk orang
lain untuk berbuat demikian. Paulus mengutuk hal tersebut , katanya, hal ini akan mendorong
saudara yang lemah itu untuk kembali ke dalam dunia pluralisme agama dan “saudaramu, yang
untuknya Kristus telah mati menjadi binasa” (1 korintus 8:12). Dari segi kewajiban di depan
umum dan secara pribadi, paulus enajarkan agar orang kristen dalam dunia pluralisme agama
harus mencari kebaikan bagi sesamanya dan bukan mencari keuntunga pribadi. Dalam
masyrakat yunan-romawi hal ini bersifat revolusioner karena di dalam kristen diajarkan untuk
mencari kebaikan bagi sesama manusia dan bukan hanya kebaikan yang merupakan kewajiban
terhadap orang-orang seperti bawahan maupun atasan. Berdasarkan hak dan kewajiban umat
kristen tersebut, bisa terlihat bahwa terhadap agama lain yang pengajarannya dianggap sesat
karena menyembah dewa dewa, agama kristen sangat menolak agama tersebut, namun dalam
agama kristen tetap diajarkan untuk mengasihi dan berbuat kebaikan kepada semua orang,
walaupun orang itu penganut agama yang dianggap sesat. Paulus berharap bahwa orang orang
kristen dalam dunia pluralisme agama harus melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Allah
(10:31). Orang orang kristen harus berusaha “bagi sema orang menjadi segala-galanya” dan
karena itu menyenangkan hati orang dengan tidak mencari keuntungan sendir tapi berbuat baik
kepada semua orang. demikianlah tingkah laku yang diajarkan kepada umat kristen dalam
hubungannya dengan dunia pluralisme agama didepan umum dan dalam kehidupan pribadi.
Top Related