PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Potensi Tepung dari Tanaman Sukun (Artocarpus altilis)
Sebagai Alternatif Bahan Pangan
Aplikasi Kepedulian Mahasiswa terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia
Bidang Kegiatan :
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
Diusulkan oleh:
Ahmad Lutfi NIM.150310070005 Angkatan 2007
Aisia Armindita NIM.150310070059 Angkatan 2007
Gema Kusumaputri NIM.150310070092 Angkatan 2007
Maulana Rizky NIM.150310080064 Angkatan 2008
Gani Fathur Rachman NIM.150310080174 Angkatan 2008
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2009
1. Judul Kegiatan : Potensi Tepung dari Tanaman Sukun
(Artocarpus altilis) Sebagai Alternatif Bahan
Pangan Aplikasi Kepedulian Mahasiswa
terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia
2. Bidang Kegiatan : PKMK (Program Kreativitas Mahasiswa
bidang Kewirausahaan)
3. Bidang Ilmu : Sosial Ekonomi Pertanian
4. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama lengkap : Ahmad Lutfi
b. NIM : 150310070005
c. Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
d. Universitas : Padjadjaran
e. Alamat Rumah : Jalan Mujahidin nomor 47 RT 11/ RW 02
Kelurahan Rambutan Jakarta Timur 13830
f. No. Telp. : 085694989828
5. Anggota Pelaksana : 4 orang
6. Dosen Pembimbing :
a. Nama lengkap : Hj. Tuti Karyani, Ir., MSP
b. NIP : 131645631
c. Alamat Rumah : Permata Hijau V / nomor A 117 Rancaekek
Bandung
d. No. Telp. : 08164216219 / 0227798358
7. Biaya Kegiatan Total : Rp 5.940.000,-
8. Jangka waktu pelaksanaan : 3 bulan
LEMBAR PENGESAHAN
Jatinangor, 19 Oktober 2009
Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana Kegiatan
Hj. Tuti Karyani, Ir., MSP Ahmad LutfiNIP 19630123 198609 2001 NPM 150310070005
Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian UNPAD
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD
M. Gunardi Judawinata, Ir., DEA Dr. Ronnie S. Natawidjadja, Ir.,MScNIP 131 635094 NIP 131 471344
Pembantu Rektor III UNPAD
Trias Nugrahadi, dr., Sp. KN
NIP. 131 944760
A. JUDUL PROGRAM
Program Potensi Tepung dari Tanaman Sukun (Artocarpus altilis) Sebagai
Alternatif Bahan Pangan
B. LATAR BELAKANG
Indonesia terkenal sebagai negara agraris. Akan tetapi, negara kita ini
sempat juga mengalami ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan beras
untuk negerinya sendiri. Lahan pertanian masih banyak tersedia di wilayah
Indonesia, pengelolaan yang kurang maksimal menyebabkan kurangnya cadangan
beras untuk kita sendiri. Alhasil, untuk bisa memenuhi kebutuhan kita, Indonesia
harus mengimpor beras. Ketimpangan yang terjadi antara persediaan beras dalam
negeri dan jumlah beras yang diimpor menyebabkan harga beras terus menanjak.
Perlu dicari alternatif lain untuk bahan pangan tersebut. Bahan pengganti
tersebut haruslah yang dengan mudah dapat ditanam di wilayah indonesia.
Tanaman yang cocok dan dapat tumbuh dengan mudah salah satunya adalah
sukun.
Tanaman sukun tergolong tanaman tropik sejati, tumbuh paling baik di
dataran rendah yang panas. Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi juga
dapat tumbuh di daerah yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah
yang cukup. Sukun bahkan dapat tumbuh baik di pulau karang dan di pantai. Di
musim kering, disaat tanaman lain tidak dapat atau merosot produksinya, justru
sukun dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat. Tidak heran, jika sukun dijadikan
sebagai salah satu cadangan pangan nasional.
Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif karena keberadaannya
tidak seiring dengan pangan konvensional (beras), artinya keberadaan pangan ini
dapat menutupi kekosongan produksi pangan konvensional. Sukun dapat dipakai
sebagai pangan alternatif pada bulan-bulan Januari, Pebruari dan September,
dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi paceklik padi. Musim panen sukun dua
kali setahun. Panen raya bulan Januari - Februari dan panen susulan pada bulan
Juli - Agustus.
Di Indonesia, daerah penyebaran hampir merata di seluruh daerah,
terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mengingat penyebaran sukun terdapat di
sebagian besar kepulauan Indonesia, serta jarang terserang hama dan penyakit
yang membahayakan, maka hal ini memungkinkan sukun untuk dikembangkan.
Pohon sukun mulai berbuah setelah berumur lima sampai tujuh tahun dan
akan terus berbunga hingga umur 50 tahun. Produktivitasnya cukup tinggi. Dalam
satu tahun akan diperoleh buah sukun sebanyak 400 buah pada umur 5 sampai 6
tahun, dan 700 – 800 buah per tahun pada umur 8 tahun.
Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram
berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%,
abu 1,21%, fosfor 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 0,048%,
kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8% dan serat atau fiber 2%.
Buah sukun berbentuk hampir bulat atau bulat panjang. Pada buah
yang telah matang, diameternya dapat mencapai 19,24 sampai 25,4 cm dan
beratnya kurang lebih 4,54 kg. Kulit buah yang masih mudah berwarna hijau dan
daging buah berwarna putih. Setelah tua, warna kulit hijau kekuningan atau
kecoklatan, sedangkan daging buah berwarna putih kekuningan.
Bagian yang bisa dimakan (daging buah) dari buah yang masih hijau
sebesar 70 persen, sedangkan dari buah matang adalah sebesar 78 persen. Buah
sukun yang telah dimasak cukup bagus sebagai sumber vitamin A dan B komplek
tetapi miskin akan vitamin C. Kandungan mineral Ca dan P buah sukun lebih baik
daripada kentang dan kira-kira sama dengan yang ada dalam ubi jalar. Komposisi
kimia buah sukun yang muda dan tua atau masak dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Sukun di Indonesia kebanyakan dikonsumsi dalam bentuk olahan baik
digoreng maupun direbus dari buah yang masih mentah. Buah sukun umumnya
dikonsumsi setelah digoreng seperti talas dan adakalanya direbus atau dibuat
kripik. Di Maluku, buah sukun sering dibakar utuh, kemudian baru dikupas dan
dipotong-potong untuk dijadikan kolak, demikian pula yang dilakukan oleh
penduduk Tahiti. Diversifikasi produk dari sukun masih sangat terbatas, padahal
sukun merupakan salah satu komoditas yang mudah rusak, sehingga harga sukun
relatif murah.
Keterbatasan pemanfaatan buah sukun di Indonesia disebabkan
kurangnya informasi tentang komoditi sukun. Padahal komoditi ini sangat
potensial sebagai usaha menganekaragamkan makanan pokok, terutama penduduk
Indonesia yang makanan pokoknya beras.
Upaya untuk meningkatkan daya guna sukun dan nilai ekonominya dapat
dilakukan dengan menganekaragamkan jenis produk olahan sukun, untuk itu perlu
dikembangkan cara pengolahan lain seperti pembuatan tepung sukun dan pati
sukun.
C. PERUMUSAN MASALAH
Krisis pangan yang terjadi di Indonesia saat ini mendorong masyarakat
untuk lebih bijaksana dalam mengkonsumsi berbagai macam bahan pangan.dan
seiring dengan naiknya harga-harga bahan pangan pokok, maka konsumsi dari
bahan-bahan pangan alternatif seperti buah sukun dinilai bisa menjadi alternatif
bagi masyarakat dalam mengurangi konsumsi bahan-bahan pokok utama. Pada
tebel di bawah dapat kita lihat kandungan gizi pada sukun yang tidak kalah jika
dibandingkan dengan beras.
Perbandingan gizi yang terdapat pada sukun dan bahan pangan lainnya :
Jenis bahan Pangan Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Tepung Sukun 302 3,6 0,8 78,9
Buah Sukun Tua 108 1,3 0,3 28,2
Beras 360 6,8 0,7 78,9
Jagung 129 4,1 1,3 30,3
Ubi Kayu 146 1,2 0,3 34,7
Ubi Jalar 123 1,8 0,7 27,9
Kentang 83 2,0 0,1 19,1
Masyarakat umumnya banyak yang belum mengetahui buah sukun
sebagai bahan pangan alternatif yang cukup menguntungkan. Saat ini.sukun bisa
dijadikan alternatif selain karena beberapa harga bahan pokok merangkak naik,
juga bisa karena keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional,
artinya keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan
lainnya seperti beras. Sukun dapat dipakai sebagai pangan alternatif pada bulan-
bulan Januari, Pebruari dan September, dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi
paceklik padi. Musim panen sukun dua kali setahun. Panen raya bulan Januari -
Februari dan panen susulan pada bulan Juli - Agustus.
Buah sukun segar tidak dapat langsung dikonsumsi sebagai pangan,
melainkan perlu diolah terlebih dahulu. Pangan dari sukun dapat diolah langsung
dari buah segar ataupun merupakan hasil olahan lanjutan dari produk olahan yang
pertama (primer).
Yang merupakan hasil olahan langsung dari buah sukun segar misalnya
keripik sukun, apem sukun, bolu cup sukun, getuk sukun, kroket sukun, prol
sukun, dll. Sedangkan sukun sebagai bahan pangan olahan lebih lanjut bisa berupa
tepung sukun. Produk dari tepung sukun ini yang akan kami kembangan menjadi
panganan untuk konsumsi masyarakat. Produk olahan tepung sukun yang kami
olah adalah dalam bentuk roti tart sukun.
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan ini
adalah untuk memperkenalkan sumber daya alam yang ada yaitu buah sukun
untuk diolah menjadi produk yang dapat dijadikan alternatif bahan pangan di
Indonesia serta dapat mengurangi impor beras maupun gandum di Indonesia.
Program ini juga dapat meningkatkan minat dan kreatifitas mahasiswa pada
bidang kewirausahaan.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari kegiatan kewirausahaan ini diharapkan :
Sosialisasi sukun sebagai salah satu pangan alternatif
Menghasilkan produk olahan sukun berupa “Bolu Sukun dan Roti Tart
Sukun”
Mengurangi pengangguran dengan menyerap tenaga kerja di Bandung
khususnya dan Jawa Barat pada umumnya.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Program kewirausahaan pengolahan buah sukun ini berguna untuk :
1. Tepung sukun dapat menjadi alternatif bahan pangan utama di Indonesia
menggantikan tepung gandum serta dapat meningkatkan diversifikasi
pangan.
2. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis dari tanaman sukun di
Indonesia.
3. Menumbuhkan jiwa kreatif dan mandiri mahasiswa pengelola, sehingga
program ini dapat menjadi pembelajaran dan pengalaman yang berharga
dalam memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan
perguruan tinggi.
4. Memberikan pengabdian dan manfaat bagi masyarakat melalui
perwujudan pengabdian mahasiswa yang merupakan bagian perguruan
tinggi sebagai lembaga pendidikan yang mampu memberiakn kontribusi
yang bermanfaat bagi masyarakat.
G. GAMBARAN UMUM
1. Aspek Pemasaran
1.1 Permintaan Pasar
Untuk permintaan pasar terhadap komoditas sukun sejauh ini cukup
menjanjikan. Hal ini jika dilihat dari potensi dan peluang pengembangan
sukun yang sedemikian besar, serta banyaknya manfaat yang dapat
diperoleh dari tanaman dan buah sukun sebagai bahan pangan alternatif
pendamping beras. Oleh karena itu sukun merupakan salah satu terobosan
yang jitu dalam memasuki pasar sebagai bahan pangan alternatif. Hal inilah
yang membuat kami berinisiatif untuk berani memasuki pasar dengan
mengusung produk makanan olahan berbahan dasar buah sukun.Untuk
dapat menarik minat konsumen akan buah sukun kami mentransformasikan
buah sukun menjadi produk makanan yang dapat fleksibel untuk dimasukan
ke dalam menu makanan dan jajanan sehari-hari seperti roti dan kue bolu,
sehingga akan meningkatkan nilai ekonomisnya.
1.2 Penawaran Pasar
Untuk saat ini sebagaimana telah kami jelaskan diatas, bahwa kami
belum dapat memulai memproduksi. Hal itu disebabkan belum memadainya
sumber modal yang digunakan untuk dapat beroperasi secara teknis
memproduksi produk.
1.3 Peluang Pasar
Gambaran yang kami miliki sejauh ini mengenai peluang
permintaan yang akan diperoleh, dengan terdapatnya penawaran produk
sebesar 100 % dari total permintaan pasar yang ada, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa adanya peluang yang dapat kami peroleh untuk jenis
produk ini adalah 100 %, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya
kecenderungan meningkatnya permintaan pangan oleh penduduk Indonesia
yang terus semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk
setiap tahunnya, sehingga menempatkan buah sukun menjadi punya peranan
penting sebagai pangan berkarbohidrat tinggi yang banyak diproduksi di
Indonesia tapi harganya masih lebih murah dibandingkan dengan beras.
Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan dikarenakan kami disini
menggunakan buah sukun sebagai bahan baku, dengan kata lain kami dapat
meminimalkan biaya sehingga nantinya dapat meningkatkan keuntungan.
Produk Permintaan Penawaran Peluang
Brownis sukun 100 % 100 % 100 %
roti sukun 100 % 100 % 100 %
1.4 Strategi Penjualan
Di sini kami menerapkan beberapa strategi yang kami anggap cukup
tangguh untuk dapat memasuki pasar persaingan produk-produk olahan,
strateginya adalah sebagai berikut :
Kami akan mencetak brosur-brosur dengan tampilan dan design
yang menarik yang bisa kami promosikan melalui instansi, warung-
warung, pertemuan arisan, kost-kostan dan lainnya. Prinsipnya
adalah semakin banyak orang yang mengenal produk kami akan
sangat membantu dalam pemasaran.
Kami akan membuat kerjasama dengan toko roti atau katering
untuk menambahkan produk kami dalam menu jajanan mereka.
Kami akan bekerjasama dengan warung burjo atau instansi untuk
menjualkan produk kami dengan sistem konsinyasi.
Kami juga menggunakan teori marketing lama yang terbukti efsien
yaitu viral marketing atau getok tular. Prinsipnya adalah pemasaran
dari mulut ke mulut. Dengan adanya managemen quality control
maka kami dapat memastikan bahwa produk kami dapat
memuaskan pelanggan, yang nantinya secara otomatis pelanggan
akan menyebarluaskan produk kami dengan senang hati, tanpa
kami harus mengeluarkan biaya tambahan guna keperluan promosi
dan publikasi produk kami.
1.5 Strategi Pemasaran
Beberapa pendekatan/ alternatif dalam pemasaran sukun ialah
sebagai berikut:
• Pendekatan Produksi
Produksi sebanyak mungkin pada tingkat harga terendah yang
memungkinkan ( biaya minimum per unit output dan output
maksimum per unit input), terjadi pada saat permintaan lebih tinggi
daripada pasokan. Olahan tepung sukun dapat dijadikan aneka
macam makanan, kami menspesialisasikan olahan tepung yang
akan dibuat yaitu roti tepung sukun dan bolu sukun. Pendekatan
produksi disini ialah kami menjual berbagai produk sukun tersebut
dengan menekan biaya produksi dan memaksimumkan harga
produk saat permintaan aneka macam olahan sukun dipasar lebih
tinggi dibandingkan pasokan normal.
• Pendekatan Produk
Membuat produk kualitas tinggi dan konsumen akan datang kepada
produsen dan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi.
Aneka macam olahan tepung sukun ini sekiranya dapat
diinovasikan dengan cara diferensiasi produk yang nilai ekonomis
dan kualitasnya ditingkatkan. Kualitas tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek : aspek kesehatan, keamanan, ketahanan produk,
variasi rasa, variasi produk yang diinginkan pasar, dll.
• Pendekatan Penjualan
Produk membutuhkan upaya penjualan yang kuat agar konsumen
membelinya tetapi masih mengabaikan kebutuhan konsumen,
terjadi pada saat pasokan lebih tinggi daripada permintaan. Hal ini
tentunya sangat beresiko akan terjadinya lost-product dikarenakan
hasil olahan produk sukun yang punya jangka waktu ketahanan dan
juga tidak terjualnya produk akibat kelebihan pasokan daripada
yang diminta konsumen. Namun demikian pendekatan penjualan
ini mungkin akan mendapat keuntungan cukup besar walaupun
hanya sesaat akibat rasa penasaran konsumen yang ingin membeli
produk yang kebanyakan belum mereka ketahui. Untuk saat ini di
Indonesia, diferensiasi produk olahan sukun sangat terbatas
dikarenakan kurangnya informasi tentang komoditi sukun. Padahal
komoditi ini sangat potensial sebagai usaha menganekaragamkan
makanan pokok, terutama penduduk Indonesia yang makanan
pokoknya beras. Sukun di Indonesia kebanyakan dikonsumsi
dalam bentuk olahan baik digoreng maupun direbus dari buah yang
masih mentah. Buah sukun umumnya dikonsumsi setelah digoreng
seperti talas dan adakalanya direbus atau dibuat kripik
• Pendekatan Pemasaran
Melakukan produksi suatu produk untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, penetapan harga yang tepat, kontinuitas ketersediaan,
promosi yang tepat dan keberhasilan pemasaran akan mengikuti.
Jika konsumen sudah menyukai produk olahan sukun ini, strategi
pendekatan pemasaran akan memberikan keuntungan atau laba
yang berkelanjutan sehingga usaha sukun ini akan terus berjalan
sehingga akan tercipta maksimalisasi laba serta pengembangan
usaha yang terus menerus dilakukan.
• Pendekatan Pemasaran Sosial
Memperluas pendekatan pemasaran dengan memperhatikan
konsumen dan kesejahteraan masyarakat, menyeimbangkan
kebutuhan konsumen, produsen dan masyarakat. Peranan public
relation sangat penting dalam pemasaran produk. Loyalitas
konsumen dapat dibangun jika hubungan dengan produsen dibina
dengan baik, pelayanan prima dan saling menjaga kepercayaan.
Jika konsumen sudah loyal kepada kita, maka usaha roti dan bolu
sukun ini akan berkembang karena mereka setia untuk membeli
dan biasanya konsumen ini akan memberikan informasi kepada
teman-temannya akan produk yang sudah dipercaya sehingga akan
mempeluas jaringan konsumen yang artinya akan semakin
menguasai pasar.
1.6 Segmentasi Pasar
Dalam hal penentuan kelompok pembeli (segmen pasar) kami
berusaha mengidentifikasi beberapa segmen dalam pasarnya dan
menerapkan bauran pemasaran yang berbeda untuk setiap segmennya.
Untuk target kelompok pembeli yang akan kami usung bermacam-macam
yaitu : rumah tangga, mahasiswa dan perkantoran. Sasaran utama dari
segmentasi pasar dalam menjual produk olahan tepung sukun ini ialah
mahasiswa. Disamping karena kami dekat dengan lingkungan kampus dan
mudah memasarkan dengan teman sebaya, mahasiswa juga sangat
membutuhkan variasi pangan yang dapat memberikan cita rasa tersendiri.
Sasaran berikutnya ialah perkantoran karena segmen ini cukup potensial.
Konsumen perkantoran memiliki kepastian dalam hal pembayaran, jika
mereka sudah percaya maka mereka akan melakukan pembayaran tunai
sesuai kesepakatan harga dengan langsung ataupun tidak langsung
produknya diberikan (cara pemesanan). Sasaran terakhir ialah rumah tangga
karena mereka biasanya membutuhkan kue ataupun bolu di rumah-rumah
untuk acara santai keluarga, hajatan keluarga, dsb. Berikut gambaran
proporsi segmentasi pasarnya :
1.7 Strategi Penetapan Harga
Dalam menentukan harga dari hasil olahan buah sukun, produsen
harus menimbang harga dasar buah sukun karena buah sukun ini sifat
komoditasnya musiman dan harga berfluktuasi (tidak tetap alias naik-turun).
Harga bahan baku sangat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
jual produk kami. Penentuan harga jual juga dipengaruhi biaya produksi
yang diperlukan untuk proses pembuatannya. Karena usaha pengolahan
sukun ini baru kami rintis dan agar konsumen mengetahui produk kami serta
tertarik untuk membelinya maka awalnya kami akan coba memberikan
harga promosi (low price), dengan demikian kami dapat melihat seberapa
permintaan pasar dan dapat menentukan berapa pasokan yang akan dijual.
Setelah itu, harga jual yang akan ditetapkan agaknya relatif terjangkau oleh
masyarakat, dikarenakan proses pembuatannya yang relatif sederhana dan
dalam proses pengolahannya membutuhkan bahan-bahan yang harganya
tidak terlalu mahal. Tidak adanya pesaing di daerah Bandung membuat
kami dapat menentukan harga. Namun kami tidak akan mematok harga
terlalu tinggi karena harga substitusi makanan olahan lainnya yang tidak
terlalu mahal dan juga kalangan mahasiswa (segmen pasar utama) yang
memiliki banyak kebutuhan lainnya selain untuk makan. Untuk segmen
rumah tangga dan perkantoran, tidak jauh berbeda dalam penetapan harga,
kami mengutamakan keterjangkauan harga dari konsumen agar usaha ini
dapat berkembang. Kedua segmen tersebut akan kami berikan discount
sebesar 10%, khusus untuk pembelian/pemesanan dalam jumlah besar.
1.8 Strategi Promosi
Mencetak brosur-brosur dalam kertas biasa saja yang bisa anda
sebarkan melalui instansi, warung-warung, pertemuan arisan, kost-
kostan dan lainnya. Prinsipnya adalah semakin banyak orang yang
mengnal produk anda akan sangat membantu dalam pemasaran.
Anda bisa membuat kerjasama dengan toko roti atau katering untuk
menambahkan produk anda dalam menu mereka.
Anda bisa kerjasama dengan warung burjo atau instansi untuk
menjualkan barang anda dengan sistem konsinyasi.
Anda bisa gunakan teori marketing lama yang terbukti efsien yaitu
viral marketing atau getok tular. Prinsipnya adalah pemasaran dari
mulut ke mulut. Pastikan produk anda memuaskan pelanggan anda
otomatis mereka akan menyebarluaskan produk anda dengan
senang hati.
Yang terakhir, wadah yang paling potensial agar produk olahan
tepung sukun ini dapat diketahui oleh seluruh orang Indonesia
bahkan dunia ialah internet. Dengan membuat sebuah blog yang
berisikan konten tentang seluruh karakteristik produk olahan ini
dan segala informasinya yang terkait lalu dipublikasikan melalui
internet seperti lewat google, yahoo, blogspot, dll.
2. Aspek Produksi
Aspek produksi menjadi hal yang penting dalam pengembangan usaha
ini, sehingga dapat memproduksi dengan optimal untuk memenuhi keinginan
pemesanan, peningkatan kualitas dan juga efisiensi produksi yang akan
menentukan biaya dari pembuatan produk ini.
Guna mendukung rencana pengembangan produksi maka ada beberapa
hal yang harus dipersiapkan, yaitu : (1) Persiapan Tata Letak (Lay Out) dengan
tambahan mesin baru, penambahan tingkat persediaan bahan baku, dan barang
jadi.(2) tata cara pemenuhan bahan baku, (3) penanganan hasil produksi. Dalam
uraian berikut akan dijelaskan perincian dari persiapan yang harus dilakukan.
2.1 Persiapan Tata Letak (Lay out)
Lahan yang ada untuk melakukan proses produksi tidak terlalu
luas, namun cukup untuk penambahan peralatan berupa oven dan kompor
gas. Sedangkan untuk menyimpan bahan baku produksi dapat dilakukan di
ruangan lain, dikarenakan perusahaan ini masih melakukan produksinya
langsung di dalam rumah salah satu staf kami sendiri.
2.2 Pemenuhan Bahan Baku
Bahan baku dan peralatan yang diperlukan untuk produksi roti dan
bolu sukun cukup mudah untuk didapatkan di pasaran. Peralatan dan bahan
baku yang dibutuhkan antara lain kompor gas, tabung gas, alat penggiling,
oven, talenan, pisau, sendok, panci, pengaduk, buah sukun, tepung terigu,
mentega, telur, gula pasir, pengembang makanan, keju,coklat, dll.
H. METODE PELAKANAAN PROGRAM
Program kegiatan ini akan dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu :
a. Tahap persiapan
Sebelum program dilaksanakan, dilakukan terlebih dahulu persiapan yang
menunjang kelancaran program, seperti pencarian data informasi mengenai
perkembangan tanaman sukun baik melalui literatur, informasi pasar,
penyiapan sarana dan prasarana yang dibutukan untuk produksi.
b. Tahap produksi
Pada tahap ini, buah sukun yang telah diolah menjadi tepung sukun akan
diolah menjadi produk makanan yang bernilai tambah, yaitu roti dan bolu
sukun.
c. Tahap pemasaran
Tahap pemasaran ini meliputi promosi produk melalui leaflet,serta
mempromosikannya ke pasar-pasar terdekat, swalayan, maupun toko-toko
makanan dan toko-toko yang menjual oleh-oleh dari Jatinangor.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Program kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan. Rincian jadwal
kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah.
No Kegiatan Bulan Ke 1 Bulan Ke -2 Bulan Ke - 3
1
Pencarian data & studi
literatur
2 Persiapan
3 Produksi
4 Pemasaran
J. ANGGARAN BIAYA PROGRAM
a. Estimasi Biaya (TC)
No Uraian Jumlah Satuan Harga Total Harga
A. Investasi
1 Panci 5 Buah 60.000 300.000
2 Kompor Gas 1 Buah 400.000 400.000
3 Tabung Gas 1 Buah 150.000 150.000
4 Oven 1 Buah 350.000 350.000
5 Talenan 3 Buah 20.000 60.000
6 Ember 2 Buah 40.000 80.000
7 Sendok 5 Buah 5.000 25.000
8 Sendok Pengaduk 3 Buah 20.000 60.000
9 Pisau 3 Buah 25.000 75.000
10 Masin Penggiling 1 Buah 500.000 500.000
11 Mixer 1 Buah 350.000 350.000
TOTAL INVESTASI 2.350.000
B. Modal Kerja
1 Sukun 50 Kg 3.000 150.000
2 Gula Putih 20 Kg 12.000 240.000
3 Pengembang Kue 10 Kg 2.000 20.000
4 Mentega 20 Kg 30.000 600.000
5 Telur 45 Kg 14.000 630.000
6 Keju 6 Kg 75.000 450.000
7 Coklat batang 6 Kg 25.000 150.000
8 Panili 60
Bungku
s 2.000 120.000
9 Packaging 200.000
10 Gas 3 Kg 2 Buah 15.000 30.000
Biaya Bahan Baku (1 Bulan) 2.590.000
11 Pembuatan Proposal 200.000
12 Observasi Lapangan 200.000
13 Biaya Promosi 200.000
14 Tenaga Kerja 400.000
TOTAL MODAL KERJA 3.590.000
TOTAL INVESTASI + TOTAL MODAL KERJA (A +B) 5.940.000
b. Estimasi Pendapatan Penjualan
Jenis Produk Jumlah Produk Harga Satuan Jumlah
Roti Sukun 32 2.500 80.000
Brownis Sukun 40 1.500 60.000
Total Penjualan Perhari 140.000
Total Penjualan Perbulan (30 hari) 4.200.000
c. Proyeksi Rugi-Laba
Keterangan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
A. Pendapatan 4.200.000 4.200.000 4.200.000
B. Biaya Usaha
Bahan Baku 2.590.000 2.590.000 2.590.000
Pembuatan Proposal 200.000 200.000 200.000
Observasi Lapangan 200.000 200.000 200.000
Biaya Promosi 200.000 200.000 200.000
Tenaga Kerja 400.000 400.000 400.000
Penyusutan* 195.833,30 195.833,30 195.833,30
TOTAL BIAYA 3.785.833,30 3.785.833,30 3.785.833,30
C. Laba Usaha (A-B) 414.166,70 414.166,70 414.166,70
D. R/C Ratio (A/B) 1,11 1,11 1,11
Keterangan
* umur teknis peralatan diperkirakan 1 tahun sehingga nilai penyusutan setiap
bulan adalah : Rp 2.350.000/12 = Rp 195.833,30
d. Proyeksi Break Even Point
Jadi BEP akan tercapai setelah berusaha selama 5,67 bulan atau 6 bulan
dan setelah itu usaha ini akan mendapatkan untung bersih sebesar Rp. 414.166,70
tiap bulannya
K. LAMPIRAN
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA
1. Nama : Ahmad Lutfi
NPM : 150310070005
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 Mei 1989
Alamat : Jalan Mujahidin nomor 47 RT 11/ RW 02 Kelurahan
Rambutan Jakarta Timur 13830
Hobi : nonton, makan, membaca
Telepon / e-mail : 085694989828 / [email protected]
Motto Hidup : jangan pernah menyesali hidup
Pendidikan Formal :
TKI PB SUDIRMAN, tahun lulus : 1995
SD PB. SUDIRMAN, tahun lulus: 2001
SLTP PB.SUDIRMAN, Jakarta tahun lulus: 2004
SMAN 39 Jakarta, tahun lulus: 2007
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Pengalaman Organisasi dan Kerja :
- Wakil Ketua Rohis SMP SUDIRMAN Jakarta
- POPSMA SMAN 39 Jakarta
- Hima Sosektan IT
2. Nama : Aisia Armindita
NPM : 150310070059
Anak ke : 4 dari 4 Bersaudara
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 12 Juni 1989
Alamat : Jalan Merak nomor 45 Komplek Lembah Hijau
Cimanggis Depok 16952
Hobi : membaca, menonton film, musik
Telepon / e-mail : 085651100045 / [email protected]
Motto Hidup : belajar dari kesalahan, berusaha jadi lebih baik
Pendidikan Formal :
TK Islam Cendrawasih, tahun lulus : 1995
SDN Pekayon Jakarta, tahun lulus: 2001
SLTPN 103 Jakarta, Jakarta tahun lulus: 2004
SMAN 39 Jakarta, tahun lulus: 2007
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Pengalaman Organisasi dan Kerja :
- Pramuka SD Pekayon Jakarta
- PMR SMPN 103 Jakarta
- POPSMA SMAN 39 Jakarta
- Hima Sosektan Socio Independent
- BEM KMFP Unpad bidang Minat dan Bakat
3. Nama : Gema Kusumaputri
NPM : 150310070092
Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 18 Januari 1990
Alamat : Jalan H. Nawawi 17-107 Sadakeling Bandung 40262
Hobi : menyanyi, nonton
Telepon / e-mail : 085624947535 / [email protected]
Motto Hidup : Bikin Hidup Lebih Hidup
Pendidikan Formal :
SDN Jakapurwa 1 Bandung tahun lulus: 2001
SLTPN 34 Bandung tahun lulus: 2004
SMAN 7 Bandung tahun lulus: 2007
Sosial Ekonomi Pertanian Faperta UNPAD, Bandung
Pengalaman Organisasi dan Kerja :
- BEM KMFP Unpad bidang Minat dan Bakat
- Hima Sosektan bidang Kesenian
- Hima Sosektan bidang Olahraga
4. Nama : Maulana Rizqy F.
NPM : 150310080064
Anak ke : 2 dari 6 bersaudara
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 9 Mei 1990
Alamat : Jalan Raya Timur nomor 41 Banjaran
Hobi : menggambar, dengar musik, main basket
Telepon / e-mail : 081809557352 / [email protected]
Motto Hidup : jalani hidup penuh ikhtiar
Pendidikan Formal :
TK Al Amien Yogjakarta, tahun lulus : 1998
SDN Bumijo Yogyakarta, tahun lulus : 2003
SMPN 7 Yogyakarta, tahun lulus : 2005
SMAN 1 Banjaran, tahun lulus : 2008
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Pengalaman Organisasi :
- Pengurus OSIS
- Pengurus Ikatan Remaja Masjid
5. Nama : Gani Fathur Rachman
NPM : 150310070074
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 22 November 1990
Alamat : Komplek Setradago3 nomor 9 Antapani Bandung
Hobi : main bola, jalan-jalan
Telepon / e-mail : 085721139557 / [email protected]
Motto hidup : be a better person in every seconds
Pendidikan Formal :
TK Aisyah Bandung, tahun lulus : 1996
SD Griba 27/1 Antapani Bandung, tahun lulus: 2002
SLTP Istiqamah Bandung, tahun lulus: 2005
SMAN 11 Bandung, tahun lulus: 2008
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Pengalaman Organisasi :
- OSIS SMP Istiqamah Bandung
- Karang Taruna Antapani Bandung
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
1. Nama lengkap dan gelar : Hj. Tuti Karyani, Ir., MSP
2. Golongan pangkat dan NIP : IV/B 19630123 198609 2001
3. Pangkat : Pembina
4. Jabatan fungsional : Lektor Kepala
5. Fakultas/Program Studi : Pertanian/Sosial Ekonomi Pertanian
6. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
7. Bidang Keahlian : Ekonomi Pertanian
8. Waktu untuk kegiatan PKM : 2 jam/minggu
BUSINESS PLAN
1. Profil Perusahaan
a. Nama Perusahaan
CV. SUKUN CERIA
b. Alamat Perusahaan
Jalan Kolonel Achmad Syam nomor 27 RT 02/RW 04 Desa Cikeruh
Kecamatan Jatinangor 45363
c. Visi Perusahaan
Menjadi produsen utama yang mempopulerkan dan mempromosikan
roti sukun dan bolu sukun.
d. Misi Perusahaan
Memberikan alternatif pangan yang lebih menguntungkan
Menciptakan inovasi dari tepung sukun
Mencari keuntungan semaksimal mungkin.
e. Bidang Usaha Perusahaan
Agroindustri
g. Susunan Pengurus
g. Modal yang diinvestasikan
Bersumber dari Dikti
2. Latar Belakang Pendirian Perusahaan
Perusahaan ini merupakan perusahaan pertama yang memperkenalkan roti
sukun dan bolu sukun.
3. Analisis Lingkungan Bisnis
a. Analisis SWOT
Strengths (S)
1. Bahan baku murah
2. Daya tahan lama
3. Kandungan gizi
yang tinggi
Weaknesses (W)
1. Bahan baku
(sukun)bersifat
musiman
2. Membutuhkan
waktu yang cukup
lama untuk
membuat tepung
sukun
Opportunities (O)
Belum ada yang
mengkomersialkan produk
ini
1. Memperluas
pangsa pasar
2. Menambah
diversivikasi
produk
3. Memperluas
jaringan distribusi
1. Meningkatkan
promosi
2. Mengikut
pameran/
workshop
Threats (T)
Datangnya pesaing baru
dengan produk yang sama
1. Melakukan inovasi
baru
2. Melakukan
kombinasi rasa
1. Meningkatkan
pelayanan
2. Meningkatkan
kualitas produk
input
output
4. Strategi Perusahaan
a. Mempromosikan produk melaui media cetak maupun media
elektronik.
b. Meminimalkan biaya produksi dan memaksimalkan keuntungan
dengan efisiensi waktu, bahan baku, dan biaya.
5. Strategi Fungsional Perusahaan
a. Manajemen Operasi/ Jasa
Proses Transformasi/ Konversi
b. Manajemen Pemasaran
Targeting
Target pemasaran dari perusahaan ini adalah semua lapisan
masyarakat dalam berbagai tingkat ekonomi dan umur. Untuk
menarik perhatian target tersebut, parusahaan berusaha
memberikan pelayanan terbaik berupa kehigienisan produk,
serta tentunya rasa yang enak dengan harga yang terjangkau.
Positioning
Mengutamakan pembeli, yaitu dengan memberikan pelayanan
serta kualitas produk yang maksimal. Kualitas tersebut dapat
dilihat dari berbagai aspek : kesehatan, keamanan, ketahanan
produk, variasi rasa, variasi produk yang diinginkan pasar, dll.
Dalam hal ini perusahaan sangat memperhatikan kepuasan
konsumen atas produknya.
Bauran Pemasaran
Empat P dalam Marketing Mix, yaitu
Product (Produk)
Roti sukun dan bolu sukun
Kualitas produk :
- rasa yang enak
- menggunakan bahan dengan kualitas yang baik
- tidak menggunakan bahan pengawet
- kebersihan terjaga
- memiliki berbagai macam rasa
Price (Harga)
Harga jual dari produk ini terjangkau oleh masyarakat.
Perusahaan dapat menentukan harga mengingat tidak adanya
produk serupa di pasaran. Namun perusahaan tidak mematok
harga tinggi mengingat harga substitusi makanan olahan
lainnya yang tidak terlalu mahal.
Promotion (Promosi)
Promosi dilakukan dengan cara publikasi melalui media
elektronik (internet), media cetak (pamflet, leaflet, spanduk)
serta promosi dari mulut ke mulut. Selain itu produk roti dan
bolu sukun akan diikutkan dalam berbagai pameran atau
workshop makanan.
Place (Tempat)
Pada tahap awal perusahaan akan menjual produk di daerah
kampus Unpad serta berjualan secara keliling (mobile),
kemudian perusahaan dapat menitipkan produknya di warung
maupun swalayan-swalayan. Untuk tahap selanjutnya
perusahaan akan membuka kios yang berpusat di daerah Buah
Batu.
Top Related