PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) adalah nama tanaman yang memiliki
buah kecil berwarna merah seperti cery bila buahnya matang maka rasanya
manis. Di beberapa daerah ada yang menyebutnya ceri ada juga yang
menyebutnya baleci untuk daerah Lumajang, Jawa Timur. Nama tanaman ini
di Inggris disebut dengan Jamaican cherry, Panama berry, Singapore cherry,
Strawberry tree; di Spanyol dikenal dengan sebutan bolaina yamanaza, cacaniqua,
capulín blanco, nigua, niguito, memizo atau memiso; di Indonesia tanaman ini
disebut dengan kersen; dan di Filipina lebih dikenal dengan aratilis, aratiles,
manzanitas. Sedangkan nama latin atau nama ilmiah untuk tanaman ini adalah
Muntingia calabura L., tanaman ini banyak di temui di daerah tropis. Banyak
juga ditemui di pinggir selokan, retakan dinding, bahkan penulis juga pernah
menemukan tanaman ini di tebing yang curam mungkin karena ketahanannya ini
tanaman ini juga disebut tanaman pionir (Steenis, 1981).
Tanaman kersen selama ini hanya menjadi sebuah tanaman pinggir jalan untuk
peneduh dan mengurangi polusi, atau buahnya yang dimakan oleh anak- anak.
Penelitian beberapa waktu terakhir memberikan hasil bahwa tanaman kersen
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun di Indonesia sendiri penelitian
dan pengembangan tentang tanaman kersen belum terlalu berkembang dan belum
diketahui oleh masyarakat luas sehingga pemanfaatan tanaman kersen sendiri
masih belum maksimal.
Salah satu manfaat dari buah kersen atau talok ini adalah untuk mengobati asam
urat. Asam urat merupakan salah satu jenis penyakit tertua yang sudah dikenal
manusia sejak 2.000 tahun yang lalu. Dahulu, asam urat juga disebut “penyakit
para raja” karena penyakit ini diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi
makanan dan minuman yang enak-enak tanpa mengetahui kandungan didalamnya.
1
Dan pada gilirannya semua kebiasaan ini dipengaruhi oleh berbagai tradisi
kebudayaan, lembaga ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah (Emil Salim.
1983:13). Setiap orang dapat terkena penyakit asam urat. Umumnya penyakit ini
banyak dialami oleh laki-laki, sedangkan pada wanita persentasenya lebih kecil
dan baru muncul setelah menopause. Kadar asam urat kaum laki-laki cenderung
meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Sekarang ini, asam urat tidak hanya
menyerang orang tua, namun orang yang usianya masih tergolong muda juga
dapat terkena asam urat.
Asam urat yang banyak menyerang penduduk indonesia selain osteoartritis adalah
asam urat jenis rematik artikuler. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik
karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh. Uric acid adalah
zat akhir metabolisme purin dalam tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin.
Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat di dalam
persendian.
Selain pada kulitdan ginjal, sendi merupakan bagian yang paling mudah
dihinggapi kristal-kristal asam urat karena adanya penambahan kadar asam urat
dalam darah. Kristal-kristal tersebut akan menyebar ke dalam rongga-rongga
sendi sehingga mengakibatkan peradangan akut atau terjadi gout. Jika terjadi
selama bertahun-tahun, deposit kristal asam urat dalam sendi tersebut
mengakibatkan kerusakan sendi secara permanen sehingga menimbulkan cacat
(Wijayakusuma, 2006).
Pada umumnya penyakit asam urat mulai menyarang laki-laki pada umur 30-40
tahun. Sekali seseorang terkena penyakit ini maka pada umumnya sulit sekali
sembuh sebab dipengaruhi oleh faktor keturunan, kebiasaan diet, dan juga
penyakit-penyakit tertentu (Kertia, 2009). Gout artritis lebih sering menyerang
laki-laki, terutama yang berumur diatas usia 30 tahun karena umumnya sudah
mempunyai kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya. Kadar asam urat pada
wanita lebih rendah dan baru meningkat setelah menopause. Umumnya, wanita
2
yang belum menopause tidak terserang gout artritis karena masih memiliki
hormon estrogen yang membantu mengeluarkan asam urat dari darah dan dibuang
melalui urin (Wijayakusuma, 2006).
Pada laki-laki usia 30-40 tahun merupakan masa-masa produktif, sehingga dapat
dibayangkan apa yang akan terjadi jika semakin banyak orang terutama laki-laki
yang berpotensi maupun sudah terkena asam urat. Produktifitas akan menurun dan
akan menimbulkan berbagai masalah terutama masalah ekonomi yang menjadi
pokok permasalahan hingga saat ini. Pemanfaatan buah kersen atau talok ini dapat
dimaksimalkan karena mudah ditemukan maupun dihasilkan dan masih belum
banyak dilirik untuk obat alternatif terutama untuk mengatasi asam urat.
Oleh karena itu penulis mengembangkan ide kolaborasi antara perawat dan ahli
biologi untuk mengetahui potensi lebih dari buah kersen atau talok tersebut. Yang
nantinya akan bermanfaat dan dapat digunakan sebagai intervensi untuk asam
urat, sebagai alternatif selain obat. Berdasarkan pentingnya kesehatan bagi
kehidupan, maka melalui karya tulis ini penulis membuat inovasi dengan
memanfaatkan buah kersen sebagai sirup kersen alternatif obat asam urat yang
dapat langsung dikonsumsi sebagai obat herbal. Selain itu sistem pembuatan sirup
kesehatan ini dapat dipraktekkan masyarakat Indonesia sebagai upaya mengurangi
penyakit asam urat. Hubungan kerjasama yang dijalin dengan ahli biologi dan ibu-
ibu PKK akan lebih menunjang hasil yang pasti. Karena selain dilakukan
eksperimen terlebih dahulu oleh ahli biologi, kemitraan yang dijalin dengan ibu-
ibu PKK dapat ditunjang dengan empowerment yang nantinya akan memudahkan
dalam proses pembuatan maupun pemasaran.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari penulisan gagasan tertulis ini adalah sebagai salah satu
bentuk untuk mengkaji potensi buah kersen yang diolah sehingga dapat
dimanfaatkan menjadi sirup kersen. Sebagai salah satu upaya untuk melakukan
3
inovasi baru untuk mengobati penyakit asam urat. Dan juga dapat
meningkatakan pemanfaatan tanaman kersen yang banyak tumbuh di
Indonesia. Tujuan dari kemitraan antara perawat dengan ahli biologi dan ibu-ibu
PKK adalah meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi dalam upaya
kesehatan khususnya untuk asam urat. Selain itu nantinya hasil dari
pengembangan inovasi ini akan menguntungkan berbagai pihak, tidak hanya
perawat dengan ahli biologi dan ibu-ibu PKK tersebut namun juga masyarakat
akan merasakan manfaatnya.
4
GAGASAN
Kersen atau Talok(Muntingia calabura L.)
Kersen atau talok adalah nama pohon Muntingia calabura L., familia
Elaeocarpaceae asli dari Amerika tropika, banyak ditanam di pekarangan
sebagai pohon pelindung. Secara morfologi, daun-daunnya memiliki ukuran yang
berbeda, bulat telur, berbentuk lanset, bunga putih, buah berdaging merah dan
disukai oleh anak- anak. Buahnya biasa dimakan mentah maupun diawetkan dan
dipakai untuk kue-kue dan likeur (Pringgodigdo, 1973). Wunderline (2008)
menyebutkan bahwa klasifikasi dari tanaman kersen (Muntingia calabura L.)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Elaeocarpaceae
Genus : Muntingia
Spesies : Muntingia calabura L.
Tanaman kersen atau talok sering dijumpai dipinggir-pingir jalan dan digunakan
sebagai tumbuhan peneduh. Selain di Indonesia, Kersen juga banyak
dibudidayakan di daerah hangat di seluruh dunia, seperti India, Asia Tenggara,
Malaya, Indonesia, Filipina dan di banyak tempat lain. Di berbagai negara buah
kersen memiliki sebutan lokal masing-masing, seperti capolin, palman, puan
(Meksiko), capulin blanco (Guatemala dan Costa Rica), capulin de comer (El
Salvador), takop farang atau ta kob farang (Thailand), kakhop (Kamboja), cay
trung ca (Vietnam), buah cheri, kerukup siam (Malaya), Jamaican cherry, Panama
5
berry, Singapore cherry (Inggris), Chinese cherry atau Japanese cherry (India).
(Wahyuningsih, 2011).
Kandungan dan Manfaat Kersen (Muntingia calabura L.)
Tanaman kersen yang banyak hidup di pinggir jalan ini sangat banyak
manfaat mulai dari buah bahkan daunnya. Hal ini terkait dengan kandungan yang
ada pada buahnya seperti yang disebutkan oleh Morton (1987) bahwa terdapat 12
senyawa penting dari buah Kersen, yaitu:
Tabel 1. Kandungan Gizi pada Kersen per 100 mg (Morton,1987)
Kandungan Buah Satuan
Air 77,8 g
Protein 0,324 g
Lemak 1,56 g
Serat 4,6 g
Kalsium 124,6 mg
Fosfor 84,0 mg
Zat besi 1,18 mg
Karotin 0,019 mg
Vitamin B1 (tiamin) 0,065 mg
Riboflavin 0,037 mg
Niacin 0,554 mg
Vitamin C (ascorbic acid/antioksidan) 80,5 mg
Nilai Energi 380 kJ/100gram
Keunggulan yang ada pada tanaman kersen tidak hanya terdapat pada
buahnya saja tetapi juga pada daunnya. Kandungan yang ada di dalam
daun Kersen ini secara studi fitokimia adalah bioaktif flavonoid, chalcones,
terpen, senyawa fenolik, kaempferol, quercetin, kaempferol 3-O-β-D
galactoside, asam caffeik dan asam ellagik (Seetharaman, 1990). Di Indonesia
secara tradisional buah kersen digunakan untuk mengobati asam urat dengan cara
6
mengkonsumsi bauh kersen sebayak 9 butir 3 kali sehari hal ini terbukti dapat
mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat.
Asam Urat
Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir nucleic acid atau metabolisme zat
purin (salah satu unsur protein) dalam sel tubuh. Unsur ini diperlukan oleh tubuh
namun, dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan timbunan kristal asam urat
dipersenian dan menjadi penyakit. Di dunia suku bangsa yang paling tinggi
prevalensinya menderita penyakit asam urat adalah pada orang Maori di Australia.
Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di
Indonesia prevalensi tertinggi terjadi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi
di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan
mengonsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan berkurangnya pembuangan
asam urat lewat urine sehingga asam urat bertahan di dalam darah (Misnadiarly,
2007).
Berdasarkan survei WHO, Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 di dunia
yang penduduknya menderita asam urat dan berdasarkan sumber dari Buletin
Natural, di Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi pada pria di bawah usia 34
tahun. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada
perempuan 2,6-6 mg/dl. Kadar asam urat di atas normal disebut hiperurisemia.
Tanda-tanda seseorang menderita asam urat sebagai berikut (Kertia, 2009) :
1. Menyerang sendi pangkal jempol jari kaki
2. Menyerang sendi pangkal-pangkal jari kaki
3. Hanya menyerang satu sendi
4. Menyerang sendi secara asimetris
5. Sendi yang terserang berwarna merah
6. Nyeri sendi paling hebat pada hari pertama serangan
7. Serangan akut kambuh-kambuhan
8. Kadar asam urat darah melebihi normal
9. Tidak didapatkan kuman di dalam cairan sendi
7
10. Didapatkan tofus di sekitar sendi
11. Didapatkan kristal natrium urat di dalam tofus
12. Pada pemeriksaan rontgen ada gambaran lesi khas karena natrium urat
Sama halnya dengan penyakit kanker, kasus asam urat juga terdiri dari empat
tahapan/stadium yaitu tahap asimtomatik (stadium I), tahap akut (stadium II),
tahap interkritikal (stadium III), tahap kronik (Stadium IV).
1. Tahap Asimtomatik (stadium I).
Tanda-tanda penyakit asam urat/ gout pada stadium I atau permulaan
biasanya ditandai dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak dirasakan
oleh penderita karena tidak ada rasa sakit sama sekali dan tidak disertai gejala
nyeri, arthritis, tofi atau tofus maupun batu ginjal atau batu urat di saluran
kemih.
2. Tahap Akut (stadium II)
Asam urat Stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan
rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari
kaki. Biasanya serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari.
Serangan seperti ini dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari,
kira-kira 10 hari dan bila diberi obat akan sembuh dalam waktu kurang lebih
3 hari. Interval serangan yang cukup lama dan sendi masih dalam keadaan
normal.
3. Tahap Interkritikal (stadium III)
Asam urat Stadium III adalah tahap interval di antara dua serangan akut.
Biasanya terjadi setelah satu sampai dua tahun kemudian. Interval
serangannya bertambah pendek namun penderita masih bisa melakukan
aktivitas normal tanpa ada rasa sakit sama sekali bila tidak sedang kambuh.
4. Tahap Kronik (stadium IV)
Pada tahapan ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi atau
perubahan bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk
seperti semula, ini disebut gejala irreversibel atau arthritis gout kronis.
Kondisi seperti ini frekuensi kambuh akan semakin sering dan disertai rasa
8
sakit terus menerus yang lebih menyiksa dan suhu badan semakin meningkat.
Bila demikian dapat menyebabkan penderita lumpuh karena sendi menjadi
kaku dan tidak bisa ditekuk.
Menurut Caicilia R Padang, konsultan Pusat Reumatik Indonesia, penyakit asam
urat tidak dapat diturunkan secara drastis dengan obat-obatan dosis tinggi, tetapi
secara perlahan. Namun, jika tidak segera diobati asam urat dapat menjadi
berkepanjangan dan kronis (Buletin Kesehatan Alami. 2008:27). Terdapat
beberapa obat asam urat yang beredar dipasaran termasuk yang berasal dari Cina.
Obat tersebut telah terdeteksi mengandung bahan kimia obat (BKO) yang
berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia, misalnya dexametason dan fenil
butazon yang terdapat dalam obat reumatik atau aloburinol dalam obat asam urat
seperti kolkisin dan Allopurinol. Obat asam urat ini seringkali menyebabkan diare
dan bisa menyebabkan efek samping yang lebih serius termasuk kerusakan
sumsum tulang. Mengingat begitu banyaknya efek samping dari obat-obat asam
urat yang beredar di pasaran saat ini, maka diperlukan suatu alternatif obat asam
urat yang aman dikonsumsi, salah satunya dengan pemanfaatan buah kersen atau
talok.
Ahli Biologi
Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme,
seperti botani (ilmu tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), dan
mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam
sistematika, yang di dalamnya mencakup pula taksonomi dan paleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh
dipelajari dalam anatomi dan morfologi, sementara fungsinya dipelajari dalam
fisiologi. Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik
makhluk hidup dalam kurun waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan
pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalam biologi
9
perkembangan. Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka
dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya
menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan
berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan
adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara
itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul
penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak
didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.
Biologi sebagai ilmu dasar berupaya mengungkap fenomena alam dalam
memahami dan memanfaatkan keanekaragaman dan kemampuan hayati, serta
meningkatkan produktivitasnya dalam upaya memenuhi keperluan dasar manusia
dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.
Sebagai ilmu dasar, biologi mempunyai struktur dan konsep-konsep dasar yang
telah berkembang pesat dan digunakan untuk pengembangan dan berperan dalam
menunjang kemajuan ilmu yang terkait dengan sistem hayati.
Biologi dapat bermanfaat di berbagai bidang seperti bidang makanan dan
kedokteran. Dalam bidang makanan, makanan-makanan yang dihasilkan dari
pemanfaatan ilmu biologi memiliki kekhasan, baik bentuk maupun rasanya.
Makanan-makanan tersebut diolah serta dikemas agar dapat menarik minat
konsumennya. Sedangkan dalam bidang kedokteran pengetahuan biologi mampu
membantu seperti ditemukannya obat-obatan (Karmana, 2008)
Terkait dengan manfaat ilmu biologi maka peran ahli biologi untuk
mengembangkan buah kersen atau talok sebagai obat alternatif asam urat adalah
untuk melakukan eksperimen. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas buah
kersen atau talok ini dalam mengobati asam urat. Selain itu dalam proses
10
pengolahannya dapat dijamin manfaatnya dan mengurangi kemungkinan dalam
kesalahan pengolahan.
Obat Herbal
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, memiliki lebih
kurang 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk
tumbuhan berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh industri jamu
tradisional) merupakan potensi pasar obat herbal. Penggunaan bahan alam
sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita
sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun
lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan),
dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang nDalem dan relief
candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan
tumbuhan sebagai bahan bakunya. Obat herbal telah diterima secara luas di negara
berkembang dan di negara maju. Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) hingga
65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang
telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong terjadinya peningkatan
penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup
yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya
kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu, serta semakin luas
akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Pada tahun 2000
diperkirakan penjualan obat herbal di dunia mencapai US$ 60 milyar. WHO
merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini
menunjukkan dukungan WHO untuk back to nature yang dalam hal tertentu
lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan
mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta lebih
memudahkan dalam standardisasi bahan obat, maka zat aktif diekstraksi lalu
dibuat sediaan fitofarmaka atau bahkan dimurnikan sampai diperoleh zat murni.
Di Indonesia, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan industri obat tradisional,
11
menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sampai tahun 2002
terdapat 1.012 industri obat tradisional yang memiliki izin usaha industri yang
terdiri dari 105 industri berskala besar dan 907 industri berskala kecil. Karena
banyaknya variasi sediaan bahan alam maka untuk memudahkan pengawasan
dan perizinan maka Badan POM mengelompokkan dalam sediaan jamu, sediaan
herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda
yaitu untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman,
sediaan herbal terstandar bahan bakunya harus distandardisasi dan sudah diuji
sama dengan obat modern bahan bakunya harus distandardisasi dan harus melalui
uji klinik. Pengembangan obat herbal semakin dapat diterima oleh masyarakat
luas termasuk dalam pemanfaatan buah kersen atau talok tersebut.
Gerakan PKK
Gerakan PKK sudah tidak asing lagi dan sudah sering kita dengar. Namun
beberapa orang masih belum mengetahui apa sebenarnya makna dan fungsi dari
PKK tersebut. Sebenarnya PKK sendiri memiliki peran penting dalam
perkembangan masyarakat. Dari fenomena tersebut sebenarnya kegiatan PKK
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kesehatan masyarakat khususnya pada
penderita asam urat.
PKK sendiri mempunyai beberapa definisi, antara lain : 1) Gerakan PKK
merupakan Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari
bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat; 2) Pemberdayaan
Keluarga meliputi segala upaya Bimbingan, Pembinaan dan Pemberdayaan agar
keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan mandiri; 3) Tim Penggerak PKK adalah
Mitra Kerja Pemerintah dan Organisasi Kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai
fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing – masing
jenjang demi terlaksananya program PKK; 4) Tim Penggerak PKK adalah warga
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, perorangan, bersifat sukarela,
tidak mewakili organisasi, golongan, parpol, lembaga, atau instansi, dan berfungsi
sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali gerakan PKK.
12
Gerakan PKK sendiri memiliki visi dan misi untuk dicapai. Visi dari gerakan
PKK adalah Terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan
yang maha esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju-mandiri,
kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
Sedangkan misi yang dibangun antara lain : 1) Meningkatkan mental spiritual,
perilaku hidup dengan menghayati dan mengamalkan pancasila serta
meningkatkan pelaksanaan hak dan kewajiban sesuai dengan hak azasi manusia
(HAM), demokrasi,meningkatkan kesetiakawanan sosial dan kegotongroyongan
serta pembentukan watak bangsa yang selaras, serasi dan seimbang; 2)
Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan yang diperlukan, dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa serta pendapatan keluarga; 3) Meningkatkan
kualitas dan kuantitas pangan keluarga, serta upaya peningkatan pemanfaatan
pekarangan melalui halaman asri, teratur, indah dan nyaman (hatinya) PKK,
sandang dan perumahan serta tata laksana rumah tangga yang sehat; 4)
Meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan
hidup berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi
keluarga dengan membiasakan menabung; 5) Meningkatkan pengelolaan gerakan
PKK baik kegiatan pengorganisasian maupun pelaksanaan program-programnya
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Terdapat beberapa bidang dalam PKK yang masing-masing memiliki tugas,
bidang tersebut yaitu : Bidang bendahara, Bidang sekertaris, Bidang POKJA I,
Bidang POKJA II, Bidang POKJA III dan Bidang POKJA IV. Masing-masing
memiliki program kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi target atau
sasaran. Kegiatan posyandu sendiri masuk kedalam Program Kesehatan POKJA
IV. Program Kesehatan POKJA IV memiliki beberpa kegiatan antara lain :
Kecamatan siaga, UPGK (Usaha Peningkatan Gizi Keluarga), POSYANDU, dan
Penyuluhan berbagai macam penyakit.
13
Melalui program kesehatan yang terdapat pada POKJA IV tersebut maka peluang
pengembangan produksi dan pemasaran sirup kersen atau talok ini akan lebih
terbuka. Industri rumahan dapat diciptakan dengan memberdayakan ibu-ibu PKK
untuk memproduksi hasil penelitian dari buah kersen atau talok yang nantinya
akan dikemas dalam bentuk sirup kersen. Tahap selanjutnya adalah pemasaran
yang dapat dilakukan pada masyarakat yang diawali dengan warga sekitar yang
terkena asam urat maupun tidak. Dalam proses pemasaran dapat dilakukan
pendidikan kesehatan mengenai asam urat. Dengan demikian masyarakat akan
tertarik dan mengupayakan untuk mencegah terjadinya asam urat. Disini peran
perawat sangat dibutuhkan.
Sirup kersen
Sirup kersen adalah salah satu jenis minuman awetan dari sari buah atau buah
yang dihaluskan dan berasa manis. Sirup bagi masyarakat Indonesia merupakan
jenis minuman yang sudah tidak asing. Sirup kersen mempunyai banyak
keunggulan dibanding dengan produk-produk jam yang lain diantaranya, terbuat
dari bahan alami yang memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tanpa
campuran bahan kimia sintesis. Bahan dasar pembuatan sirup kersen adalah buah
talok yang harganya terbilang ekonomis, mudah didapat dan masih belum banyak
orang yang memanfaatkannya. Sirup kersen mempunyai tampilan yang menarik
tidak seperti obat herbal yang biasanya beredar dipasaran. Proses pengolahannya
pun tergolong mudah.
Gagasan pemanfaatan buah kersen sebagai bahan pembuatan sirup kersen dapat
dilakukan dalam berbagai tahap. Pertama adalah tahap pemanenan, kemudian
dilanjutkan dengan tahap pembuatan yaitu perebusan sari kersen, untuk
berikutnya adalah pengemasan dan kemudian dilakukan uji penelitian terhadap
kandungan buah kersen terlebih dahulu sebelum dilakukan uji klinis, jika sudah
melewati proses ini maka sirup kersen dari ekstrak buah kersen ini siap untuk
dipasarkan.
14
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, hubungan kerjasama antara perawat dengan
ahli farmasi dan ibu-ibu PKK dapat menghasilkan produk berupa obat herbal dari
buah kersen atau talok untuk asam urat. Dapat diketahui bahwa Kersen yang
selama ini sering terabaikan, mempunyai daya guna. Bahkan, Kersen memiliki
nilai ekonomi. Kersen mempunyai khasiat-khasiat tertentu sebagai obat untuk
penyakit asam urat. Kersen dapat dibuat menjadi produk-produk seperti sirup.
Sirup yang dihasilkan tidak kalah dengan produk di pasaran pada umumnya.
Lebih dari itu, produk olahan Kersen mempunyai manfaat yang spesifik bagi
kesehatan dibandingkan produk lain. Produk ini juga alami dan bebas bahan
pengawet atau pemanis buatan. Produk ini akan lebih sehat dan tanpa efek
samping. Selain menghasilkan produk tersebaut sebagai inovasi baru, perawat
dapat berperan lebih sebagai pemberi pendidikan kesehatan mengenai masalah
terkait asam urat. Hubungan kerjasama ini juga menguntungkan bagi ahli biologi
karena akan menunjang inovasi-inovasi berikutnya. Pemberdayaan terhadap ibu-
ibu PKK juga akan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dapat
dimanfaatkan sebagai peluang untuk membuka lapangan pekerjaan yang baru.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, A. 2011. Kersen (Ceri), Buah Pinggir Jalan yang
Menyehatkan.
http://health.detik.com/read/2011/02/09/164832/1567965/763/kersen--ceri--buah-
pinggir-jalan-yang-menyehatkan. Diakses tanggal 14 September 2011.
Pringgodigdo, A.G & H. Shadily. 1973. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Siddiqua, A., K.B. Premakumari, R. Sultana, Vithya and Savitha. 2010.
Antioxidant Activity and Estimation of Total Phenolic Content of Muntingia
calabura by Colorimetry. International Journal of ChemTech Research.Vol.2,
No.1, pp 205-208.
Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. Jakarta :
Pradnya Paramita
Wunderlin, R. P., and B. F. Hansen. 2008. Atlas of Florida Vascular
Plants. http://www.plantatlas.usf.edu. Diakses tanggal 14 September 2011.
Wijayakusuma, Hembing. 2006. Atasi Rematik Dan Asam Urat Ala
Hembing. Jakarta : Puspa Swara
Kertia, Nyoman. 2009. Asam Urat. Yogyakarta : B First
Misnadiarly. 2007. Rematik : Asam Urat-Hiperurisemia, arhtritis gout.
Jakarta : Pustaka Obor Populer
16
Karmana, Oman. 2008. Biologi : Buku Pelajaran Untuk Kelas X Semester 1
Sekolah Menengah Atas. Bandung : Grafindo Media Pratama
Rencana Induk, Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia, 2003
Sampurno, Sambutan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan,
Simposium Standardisasi Jamu dan Fitofarmaka, Bandung, 2002
Wrihatnolo, Randy R. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta : Gramedia
Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung : imtima
http://www.kuningankab.go.id/pemerintahan/tim-penggerak-pkk/program-
kerja. Diakses pada tanggal 19 September 2011
http://klatenkab.go.id/pkk/?page_id=8. Diakses pada tanggal 19 September
2011
17