Perubahan Sistem Endokrin Masa Nifas
BAB IPENDAHULUAN Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu, pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan / persalinan. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan.Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Organ utama dari sistem endokrin adalah :
1. Hipotalamus2. Kelenjar hipofise3. Kelenjar tiroid4. Kelenjar paratiroid5. Pulau-pulau Pankreas6. Kelenjar adrenal7. Buah zakar8. Indung telur
BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM ENDOKRINSistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi
internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.Organ utama dari sistem endokrin adalah :
1. Hipotalamus2. Kelenjar hipofise3. Kelenjar tiroid4. Kelenjar paratiroid
5. Pulau-pulau pankreas6. Kelenjar adrenal7. Skrotum8. Indung telur
Anatomi dan Fisiologi Sistem EndokrinSistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas2. Gonad (ovarium dan testis)3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang.2. Menstimulasi urutan perkembangan3. Mengkoordinasi sistem reproduktif4. Memelihara lingkungan internal optimal5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
Peran hipotalamus dan kelenjar hipofiseDua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin
dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh infundibulum. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
1. Struktur dan fungsi hipotalamusHipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel
otak ketiga (ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise
anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormonb. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormonc. TRH : Tyroid Releasing Hormpnd. TIH : Tyroid Inhibiting Hormone. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormonf. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormong. PTRH : Paratyroid Releasing Hormonh. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormoni. PRH : Prolaktin Releasing Hormonj. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormonk. GRH : Growth Releasing Hormonl. GIH : Growth Inhibiting Hormonm. MRH : Melanosit Releasing Hormonn. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon. Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
2. Struktur dan Fungsi HipofiseHipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan
diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa, beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah. Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak, sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis. Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
HORMON Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan. Hormon
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual. Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi. Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah. Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
PENGENDALIAN ENDOKRINJika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah
bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang di kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan akhirnya berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada di bawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti. Hormon yang menghasilkan fungsi aldosteron kelenjar adrenal membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara menahan garam dan air serta membuang kalium.
Hormon antidiuretik kelenjar hifosa menyebabkan ginjal menahan air bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah. Kortikosteroid Kelenjar adrenal Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:
Anti peradangan Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot Membantu mengendalikan keseimbangan garam dan air. kortikotropin kelenjar hipofisa
mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal. EritropoietinGinjal merangsang pembentukan sel darah merah. Estrogen indung telur mengendalikan
perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita. Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah. Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan.
Meningkatkan pembentukan protein insulin pankreas. Menurunkan kadar gula darah Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh. Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur,
siklus menstruasi Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur dan
ketebalan kulit). Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara. Hormon paratiroid Kelenjar paratiroid Mengendalikan pembentukan tulang
Mengendalikan pelepasan kalsium dan fosfat. Progesteron Indung telur Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi.
Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susuPolaktin Kelenjar hipofisa Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu. Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah. Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolismeTSH (tyroid-stimulating hormone). Kelenjar hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
B. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN PADA IBU NIFASSetelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil.
Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan fisioligis yang terjadi pada wanita setelah melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau pembentukan jaringan-jaringan baru. Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut. Hormon yang berperan dalam sistem endokrin sebagai berikut :
a. OksitosinOksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap kala III persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah pendarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin yang dapat membantu uterus kembali kebentuk normal.
b. ProlaktinMenurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14 sampai 21 hari setelah persalinan, sehingga merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal, pertumbuhan folikel ovulasi dan menstruasi.
c. Estrogen dan progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume darah. Disamping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah yang sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva, serta vagina.
d. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human chorionic gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan sebagai omset pemenuhan mammae pada hari ke 3 postpatum. Penurunan hormone human plecenta lactogen (Hpl), estrogen dan kortiosol, serta placenta enzyme insulinasi membalik efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar terendahnya di capai kira-kira satu minggu pacapartum. Penurunan kadar ekstrogen berkaitan dengan pembekakan payudara dan dieresis ekstraseluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak melahirkan tidak menyusui kadar ekstrogen mulai meningkat pada minggu ke 2 setelah melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui pada postpartum hari ke 17.
e. Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
Waktu mulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar proklatin serum yang tinggi pada wanita menyusui berperan dalam menekan ovulasi karena kadar hormone FSH terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui, di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat. Kadar prolaktin meningkat secara pogresif sepanjang masa hamil. Pada wanita menyusui kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu ke 6 setelah melahirkan. Kadar prolaktin serum dipengaruhi oleh kekerapan menyusui, lama setiap kali menyusui dan banyak makanan tambahan yang diberikan. Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Sering kali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Di antara wanita laktasi sekitar 15 % memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin.Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain:
1. Hormon Oksitosin
2. Hormon prolaktin
3. Hormon estrogen dan progesteron.
4. Hormon plasenta
5. Hormon hifofisis dan fungsi ovarium
Hormon oksitosinHormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap ototuterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantuinvolusi uteri.Hormon prolaktinHormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
Hormon estrogen dan progesteronVolume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkanhormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatanpembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul,perineum dan vulva serta vagina.Hormon plasentaPengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormonplasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.Hormon hipofisis dan fungsi ovariumHipofisis dan fungsi ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi padawanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkanmenstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasiberkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.
SISTEM ENDOKRIN (HORMON)1. A. Pengertian Sistem Endokrin
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus
untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan
penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan,
reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hamper selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam
mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara
kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja melalui transmisi
kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada
sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi
kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi,
berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam
waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah
kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan
memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang
sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormin dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia
perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak
hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut
bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
1. B. Sel-sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai
penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut
memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin.
Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh
karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin
sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik
vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem
endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat
berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
1. C. Klasifikasi, Fungsi, dan Sifat Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu hormon peptide
dan protein, steroid, dan turunan tirosin.
Steroid Peptida Protein Besar Turunan Tirosin
Testosteron Hormon Hipotalamus
Hormon Pertumbuhan
Katekolamin, meliputi :
Esterogen
Progesteron
Kortikosteroid
Vitamin D-3
Angiotensin
Somatostatin
Gastrin
Sekretin
Glukagon
Kalsitonin
Insulin
Parathormon
Prolaktin
LH
FSH
TSH
Noradrenalin
Adrenalin
Hormon Tiroid, meliputi :
Tiroksin (T4)Triiodotironin (T3)
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai
hormon, antara lain :
Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi
perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasin antibodi.
Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja sebagai
vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat meningkatkan aliran
darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati dan ginjal,
hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan
menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat dalam
meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara luas oleh
berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ endokrin.
Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke lingkunganya.dan
dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif. Dan untuk membereikan daya
tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama dan
berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
1. D. Jenis Kelenjar Endokrin
1) Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu
dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi
oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
a. Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan
spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria merangsang sel interstitial
membentuk hormon testosteron)
b. Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
c. Hipofisis posterior
Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)
2) Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini
dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi,
membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat
distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang
tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem
umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH
adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
3) Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon paratiroid (PTH)
yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui
peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang
merupakan tahap perkembangan sel chief.
4) Adrenalin
5) Pankreas : Kelenjar ini menghasilkan hormon insulin
6) Testis : Menghasilkan hormon testosteron
7)
Ovum :Menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim dan
progesteron yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding rahim.
1. E. Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum
diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif (disebut
sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada
bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian
hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam
waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin)
bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
1. F. Mekanisme Aksi Hormon
Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya
merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran,
hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor.
Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan
antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi
biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti
di atas :
ü Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolism
tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
ü Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk
memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
ü Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat
mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara alin pergerakan ameba dan
mitosis sel.
ü Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat
memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan
reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat
musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan
pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam
sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan
kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi
terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang
mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan
merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
1. G. Sistem Endokrin Pada Invertebrata
Sejumlah invertebrata tidak mempunya organ khusus untuk sekresi hormon sehingga sekresinya
dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakan sumber hormon pada invertebrata. Sel
neurosekretori dapat ditemukan antara lain,
Coelenterata
Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan senyawa kimia
yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan regenerasi. Apabila kepala hydra
dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptide yang disebut activator kepala. Zat
tersebut akan memnyebabkan sisa tubuh hydra dapat membentuk mulut dan tentakel, dan
selanjutnya membenyuk daerah kepala.
Platihelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses regenerasi. Hormon
yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, ionic, dan dalam proses reproduksi.
Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta mempunyai
struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan erat dengan sistem
saraf. Struktur khusus tersebut terdapat pada ganglion di daerah kepala dan beberapa pada daeran
korda saraf.
Annelida
Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas tubuh menjadi
struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan
akan menghambat epitoki sehingga epitoki akan berlangsung ketika kadar hormon tersebut sangaan
rendah.
Moluska
Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari gonad dan
pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik memiliki peran yang sangat
penting. Kelenjar optic disuga menyekresi beberapa hormon yang diperlukan untuk perkembangan
sperma dan ovum.
Crustacea
Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan kelenjar mandibula.
Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks tepatnya pada ruas maksila
atau antenna. Hormon Y mempengaruhi proses molting. Kelenjar mandibula terletak di dekat organ
Y memiliki fungsi endokrin juga. Krustasea juga memiliki kelenjar androgenic yang berperan dalam
perkembanagn testis dan produksi sperma.
Insekta
Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai berikut.
1. Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka,
yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan
neurohormon.
2. Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka.
3. Sel neurosekretori subesofageal : terdapat di bawah kerongkongan dan memiliki akson yang
membentang ke korpora alata yang merupakan organ endokrin klasik.
Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan pengelupasan
rangka luar (kulit luar).
1. H. Sistem Endokrin Pada Vertebrata
Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu
dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi
oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
a. Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan
spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria merangsang sel interstitial
membentuk hormon testosteron)
b. Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
1. c. Hipofisis posterior
Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal).
Organ Hormon Fungsi Hormon
Rahim dan kelenjar susu oksitosin
Memacu kontraksi rahim selama melahirkan dan pengeluaran air susu dari kelenjar susu
GinjalHormon Anti Diuretik (ADH)
Mempertahankan kadar air dalam darah dengan meningkatkan penyerapan air dari ginjal
Kelenjar TiroidHormon Pemacu Tiroid (TSH)
Memacu pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid
Kelenjar AdrenalAdrenokortikotropik hormon (ACTH)
Memacu pembentukan dan pengeluaran hormon steroid di korteks adrenal
Organ Reproduksi Gonadotropin (LH, FSH) Merangsang pembentukkan ovum dan sperma aerta sejumlah fungsi reproduktif
lainnya
Kelenjar susu prolaktin
Merangsang pembentukan pengeluaran hormon steroid air susu setelah melahirkan
Tulang dan ototHormon pertumbuhan (GH)
Merangsang pertumbuhan badan
Organ Hormon Fungsi Hormon
Paratiroid
Parathormon
Meningkatkan kadar kalsium darah
Tiroid
Kalsitonin
Tiroksin
Menurunkan kadar kalsium darah
Meningkatkan metabolisme sel
dan berperan penting dalam pertumbuhan serta pemasakan sel (tubuh) secara normal
Lambung Gastrin Mengatur sekresi asam lambung
Medula adrenal Adrenalin
Respons segera terhadap stress, antara lain meningkatkan kadar gula darah dan curah jantung
Korteks adrenal
Glukokortikoid
(kortikosteron)
Regulasi metabolisme
Mineralokortikoid
(aldosteron) Mengatur kadar elektrolit
ovarium
Esterogen
progesteron
Menginisiasi proliferasi endometrium
Mempertahankan ketebalan endometrium
Testis
Androgen
(testosteron)
Mempertahankan pembentukan sperma,
Dan terlibat dalam perkembangan ciri seks sekunder
1. I. Penyakit Pada Sistem Endokrin
Setiap tubuh seseorang pasti mengalami perubahan dan akan mempengaruhi fungsi sistem
endikron dan sekresi (keluarnya) hormon. Berubahnya tingkat hormon bisa dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti stress, infeksi, penuaan, genetik, dan lingkungan yang bisa merusak keseimbangan
badan. Bila sistem endokrin tidak seimbang, ia akan terganggu dan tidak dapat berfungsi dengan
baik. Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan bisa merusak kesehatan kita lewat
beragam cara.
Ada banyak penyakit sistem endokrin yang diakibatkan oleh gangguan pada sistem yang komplek
ini. Di antara penyakit-penyakit yang sudah polpuler antara lain:
v Gangguan pertumbuhan, seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami
pertumbuhan yang luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan
disebut gigantisme dan pada orang dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak
mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
v Hyperprolactinemia, sekresi prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan
produksi/keluarnya air susu ibu (galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi
(amemorrhea).
v Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme, akibat kekurangan sekresi Hormon Peluteinan (LH)
dan Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini biasanya sering dialami pria, yakni berupa
kegagalan menghasilkan jumlah sperma yang normal.
v Penyakit tiroid, hormon tiroid yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif
disebut hyperthyroidisme. Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan metabolik yang
naik. Kondisi ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi yang
tidak normal. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid kurang disekresi dari kelenjar
tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan melambatkan proses-proses dalam tubuh dan mungkin
mengakibatkan kepenatan, denyut jantung lemah, kulit menjadi kering, berat badan meningkat, dan
sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan telatnya masa
balig.
v Penyakit kencing manis, penyakit sistem endokrin yang sering kita dijumpai. Penyakit kecing
manis ada dua. Jenis pertama terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang mencukupi.
Sementara, jenis kedua terjadi akibat badan tidak mampu merespon insulin dengan normal.
Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal ginjal, neuropathy dan kerusakan saraf,
kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung, serta stroke.
v Osteoporosis, terjadi baik pada wanita maupun laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi
semakin lemah dan kelihatan seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya, termasuk
kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus wanita, atau kekurangan hormon tetosteron
pada laki-laki seiring bertambhnya usia.
v Sindrom Ovari Polisistik, PholycysticOvary Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang
menyerang lebih kurang 5% jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah
hormon seks lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan
menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan menstruasi
atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh berlebihan. Penyakit ini bisa
mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang pada wanita.
v Menopause, yakni masa perubahan badan di mana level estrogen, testosteron, dan progesteron
semakin berkurang dan akhirnya sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen
menyebabkan badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina kering, urin
terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka panjang yang bisa terjadi seperti
penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan, perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis
meningkat, penyakit Alzhiemer, dsb.
v Diabetes insipidus, penyakit diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis. Masalah ini timbul
akibat rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari posterior. Penderita yang mengidap diabetes
insipidus ini selalu merasa dahaga dan sering kencing.
v Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison, yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal
dan secara langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid
adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan,
murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
v Sindrom Cushing, yakni keadaan akibat hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid
dari korteks adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah otot,
kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan psikologis.
KESIMPULAN
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk mengatur seluruh aktivitas dalam
tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi sel sasaran. Hormon
dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati ataupun oleh sel neurosekretori. Hormon dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon steroid, hormon peptide dan hormon turunan tirosin
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erta dengan adanya
reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon tertentu. Reseptor hormon ada yang
terdapat di membrane sel juga terdapat di sitoplasma sel.
Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang dimiliki pada
umumnya berupa organ neuroendokrin, sedangkan sistem endokrin pada vertebrata sangat
kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata umumnya berupa organ endokrin klasik dan
organ endokrin tepi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, et all. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Diktat Kuliah. 1981. Sistem Endokrin. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius.
http://id.wikipedia.org/wiki/endokrin, 24 Januari 2011.
http://opensains.wordpress.com/2009/07/27/penyebab-penyakit-endokrin/, 24 Januari 2011.
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormon-sistem-endokrin/, diakses 22 Januari 2011.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/sistem-endokrin/, diakses 22 Januari2011.
SISTEM ENDOKRIN MANUSIA12
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh
aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut
menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar
ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari (1) kelenjar hipofise atau
pituitari (hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak;
(2) kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan; (3)
kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar tiroid; (4) kelenjar
suprarenal (suprarenalglanrl) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan; (5) pulau
Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas; (6) kelenjar
kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan
sebagai kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon.
Kelenjar hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di
dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian
belakang merupakan kelanjutan dari hiPotalamus (bagian dari otak). Kelenjar ini menghasilkan
hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad
(FSH), dan lain-lain. Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi
menurun setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah
berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi.
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di
bagian depan batang tenggorok(trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan.
Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh
kebanyakan produksi hormone atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon
berkurang, dan pada kasus lain karena tumor. Produksi hormon yang berlebihan dapat
menyebabkan gejala jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung,
banyak keringat dan berat badan turun, serta mata menonjol seperti ikan koki. Pembesaran tiroid
yang aktif disebut hot nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule.
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium darah.
Kelenjar ini berukuran sebesar beras, beIjumlah 4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid, karena
itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika itu terjadi, bagi yang bersangkutan
tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini
yang bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah.
Kelenjar suprarenal, bagian pinggir (cortex) dan
tengah (medulla). Bagian cortexmenghasilkan hormon pengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh (adrenocorticotrophichormone, ACTH) dan vital untuk kehidupan.
Bagian medulla menghasilkan adrenalin dan juga merupakan bagian dari sistem simpatis.
Kelenjar suprarenal juga menghasilkan sex-hormone dalarn jumlah sedikit.
Kelenjar pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya
menghasilkan honnon insulin danglucagon. Kedua hormon ini mengatur kadar dan penggunaan
glukosa dalarn darah. Gangguan produksi honnon insulin mengakibatkan terjadinya
penyakit diabetes mellitus
Sumber: http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-endokrin-manusia.html#ixzz26TK2cpog
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRINPosted on May 21, 2011 by riskytiara90
A. PENGERTIAN
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi
zat kimia yang disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam
aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam
sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh
jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus
halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan
air.
B. Kelenjar Endokrin dan Hormon Yang Dihasilkan
a. Kelenjar hipofisis ( lobus anterior ) :
- hormon pertumbuhan ( somatotropin )
- thyroid-stimulatin hormon ( TSH )
- adrenokortikotropin ( ACTH )
- follicle-stimulating hormon ( FSH )
- luteinizing hormon ( LH )
- prolaktin
b Kelenjar hipofisis ( lobus posterior ):
- antidiuretik ( vasopresin )
- oksitosin
c. Kelenjar tiroid :
- tiroksin
- kalsitonin
d. kelenjar paratiroid :
- parathormon
e. kelenjar adrenal :
- korteks : mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon seks
- medula : epinefrin, dan norepinefrin
f. kelenjar pankreas :
- insulin
- glukagon
- somatostatin
g. ovarium :
- estrogen
- pogesteron
h. testis :
- testoteron
C. Kelenjar Hipofisis
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di
dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Hipofisis mengendalikan
fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar
pemimpin, atau master of gland. kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu
lobus anterior dan lobus posterior.
1. Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise )
menghasilkan sjumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari
semua organendokrin yang lain.
· Hormon pertumbuhan (somatotropin ) : mengendalikan pertumbuhan tubuh
(tulang, otot, dan organ-organ lain).
· Hormon TSH : mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelejar
tiroid.
· Hormon ACTH : mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol
yang berasal dari kortex suprarenal.
· Hormon FSH : pada ovarium berguna untuk merangsang perkembangan folikel
dan sekresi esterogen. Pada testis, homon ini berguna untuk merangasang
pertumbhan tubulus seminiferus, dan spermatogenesis.
· Hormon LH : pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpus luteum,
menebalkan dinding rahim dan sekresi progesteron. Dan pada testis, untuk sekresi
testoteron
· Hormon Prolaktin : untuk sekresi mamae dan mempertahankan korpus luteum
selama hamil.
2. Fungsi hipofisis posterior
· Anti-diuretik hormon (ADH): mengatur jumlah air yang melalui ginjal, reabsorbsi
air, dan mengendalikan tekanan darah pada arteriole
· Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan
pengeluaran air sususewaktu menyusui.
D. Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di
leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat
dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan
mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme
tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior,
kelenjar tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon
tiroksin adalah mengatur pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur
pertumbuhan jasmani dan rohani.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adlah sebagai berikut :
· Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
· Mengatur penggunaan oksidasi
· Mengatur pengeluara karbon dioksida
· Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
· Pada anak mempengaruhi fisik dan mental
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
·Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme
zat, katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas
merangsang sekresi hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-
sel saraf dan mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan
satu nama,yaitu hormon tiroid.
· Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah
penumpukan kalsium pada tulang.
E. Kelenjar Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak
tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan
dua di kutub inferiornya.
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat
plasma, PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini
disebabkan oleh penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga
meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+
biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah
yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan
pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara
fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini
tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol.
Fungsi kelenjar paratiroid :
· Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
· Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
· Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
· Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah
· Menstmulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui mmbran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi
meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan
kadar kalsium darah.
F. Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )
Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar
terletak diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian
medula adrenal ( bagian tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian
luar kelenjar ).
Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid
dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan
hormon-hormon seks khususnya androgen.
Glukokortikoid berfungsi untuk mempengeruhi metabolisme glukosa, peningkatan
sekresi hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah.
Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prose
pertukaran untuk mengekresikan ion kalium atau hidrogen.
Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan efek
hormon seks pria.
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu juga
menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan darah
denga jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk
berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan
menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Fungsi kelenjar adrenal korteks :
· Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam
· Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein
· Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjar adrenal medula :
· Vasokontriksi pembuuh darah perifer
· Relaksasi bronkus
· Kontraksi selaput lendir dan arteriole
G. Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan
II. Sebagai kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke
dalam lumen duodenum. Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau
Langerhans, menghasilkan hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar
diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam
pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan
polipeptida. Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
- sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
- sel B (atau β) : menghasilkan insulin
- sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
- sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas
hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan
menyimpan karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah
dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa
darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
H. Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria ( testis ) dan kelamin wanita ( ovarium ).
Testis terletak di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini
berfungsi dalam mengatur perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang
pertumbuhan organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang
menghasilkan esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah
pematangan dan fungsi siklus haid yang normal. Sedangkan fungsi hormon
progesteron adalah pemliharaan kehamilan.
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan
sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Bila
sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja
melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ, yang bertindak sebagai “pembawa pesan” untuk
dibawa ke berbagai sel tubuh, kemudian “pesan” itu diterjemahkan menjadi
suatu tindakan. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu
respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang dihasilkannya itu dalam
jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui
pembuluh darah.
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang
larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air
termasuk polipeptida (misal insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (misal dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (misal estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (misal
tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-
kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan
bebas.
KLASIFIKASI HORMON
• Hormon perkembangan / Growth hormone – hormon yang memegang
peranan di dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan
oleh kelenjar gonad.
• Hormon metabolisme – proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur
oleh bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan
katekolamin.
• Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan
folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
• Hormon pengatur metabolisme air dan mineral – kalsitonin dihasilkan
oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
Organ dari sistem endokrin :
- Hipotalamus
- Kelenjar Hipofisis
- Kelenjar Timus
- Kelenjar Tiroid
- Kelenjar Paratiroid
1. Hipotalamus
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan
sekresi hormon-hormon hipofise. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon
yang merangsang hipofisa. Beberapa diantaranya memicu pelepasan
hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.
Hipotalamus terletak di batang otak, tepatnya di dienchepalon, dekat
dengan ventrikel ot ketiga (ventrikulus tertius) yang berfungsi sebagai
pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya
melalui humoral (hormonal) dan saraf.
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormon
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k. GRH : Growth Releasing Hormon.
l. GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
2. Hipofisis / Hipofise (Pituitary)
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk
oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior,
merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus
anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian
hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise.
Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise
dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan hormon nontropik. Hormon tropik akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon
nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki “master of glands”.
3. Kelenjar Timus (Thymus)
Thymus terletak di dalam mediastinum di belakang os stemum. Hanya dijumpai
pada anak-anak di bawah 18 tahun. Setelah itu kelenjar ini mengecil dan tidak
ditemukan lagi. Kelenjar ini berwarna kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus.
Beratnya sekitar 10 gram pada bayi yang baru lahir, namun bertambah seriring
masa remaja, yaitu sekitar 30-40 gram, kemudian berkerut lagi setelah dewasa.
Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut T-
lymphocyte.
Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memory atau
ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang
abnormal (termasuk sel kanker). Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan
memperbanyak dan menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini
merupakan suatu bagian sistem proteksi tubuh atausistem imun (cell mediated
immune system) yang bersifat seluler.
4. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan
sangat vascular. Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah
laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra thorakalis 1.
Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis.
Beratnya kira-kira 18-25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu.
Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat
menstruasi dan hamil.
Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke
lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya
setinggi cartilago trachea 4-5. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu
lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus
kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-
masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler.
Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah
dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea
superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri
tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus
kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan
kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.
5. Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)Kelenjar paratiroid berukuran kecil, kuning
kecoklatan oval, biasanya terletak antara garis lobus posterior dari kelenjar tiroid
dan kapsulnya. Ukurannya kira2 6x3x2 mm. Beratnya 50 mg.
Kelenjar ini berjumlah empat buah, biasanya 2 pada tiap sisi, superior dan inferior.
Normalnya paratiroid posterior bergeser hanya pada kutub paratiroid posterior,
tapi bisa juga turun bersama timus ke thorax atau pada bifurcation
karotis.Kelenjar paratiroid superior letaknya lebih konstan daripada inferior dan
biasanya terlihat di tengah garis posterior kelenjar tiroid walaupun bisa lebih
tinggi. Bagian inferior sangat bervariasi pada beberapa situasi (tergantung
perkembangan embriologisnya) dan bias tanpa selubung fascia tiroid, di bawah
arteri tiroid, atau pada kelenjar tiroid dekat kutub inferior.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed. 8. Vol. 2. Jakarta : EGC