perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1
PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS ANTARA BAYI YANG
MENDAPATKAN DAN TIDAK MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR KOTA SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
DESSY TRI PRATIWI
G 0008078
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Kejadian Obesitas antara Bayi yang
Mendapatkan dan Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta
Dessy Tri Pratiwi, NIM : G0008078, Tahun : 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari Senin, Tanggal 8 Agustus 2011
Pembimbing UtamaNama : Endang Sutisna Sulaeman., dr., M.Kes.NIP : 1956032 198312 1 002 (...................................)
Pembimbing PendampingNama : Sumardiyono, SKM, M.Kes.NIP : 19650706 198803 1 002 (..................................)
Penguji UtamaNama : Hardjono, Drs.,M.Si.NIP : 19590119 198903 1 002 (..................................)
Anggota PengujiNama : Bagus Wicaksono, Drs., M.SiNIP : 19620901 198903 1 003 (..................................)
Surakarta,........................2011
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIMNIP. 19660702 199802 2 001 NIP. 19510601 197903 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Agustus 2011
Dessy Tri Pratiwi
NIM. G0008078
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
ABSTRAK
Dessy Tri Pratiwi, G0008078, 2011. Perbedaan Kejadian Obesitas antara Bayi yang Mendapatkan dan Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel 115 bayi berusia 0-6 bulan dari 12 posyandu di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta pada bulan Maret-Juli 2011. Data ASIdiperoleh dari data kohort Puskesmas, sedangkan obesitas diukur dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan yang kemudian dimasukkan dalam growth chart WHO 2005 BB/TB sesuai jenis kelamin. Analisis statistik menggunakan uji Chi square.
Hasil Penelitian: Dari total 115 jumlah sampel, 63 bayi mendapat ASI eksklusif dan 52 bayi tidak mendapat ASI eksklusif. Dari 63 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, 12 bayi mengalami obesitas dan 51 bayi tidak mengalami obesitas,sedangkan dari 52 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, 15 bayi mengalami obesitas dan 37 bayi tidak mengalami obesitas. Bayi dengan ASI eksklusif lebih sedikit mengalami obesitas dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI (p = 0,217).
Simpulan Penelitian: Tidak terdapat perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif (p = 0.217).
Kata kunci : ASI eksklusif, Obesitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
ABSTRACT
Dessy Tri Pratiwi, G0008078, 2011. The Difference Incidence of Obesity in Infants with Getting and Not Getting Exclusive Breastfeeding, in the Work AreaHealth Center Banyuanyar Surakarta. Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta.
Objectives : The purpose of the research was to know the differences obesity insidence between infants getting and not getting exclusive breastfeeding in thework area health center Banyuanyar Surakarta.
Methods: This research was using observational cross sectional analytic approachmetod, using total sampling technique, a sample of 115 infants aged 0-6 monthsfrom 12 Posyandu in the region of Surakarta Banyuanyar Health Center in March-July 2011. ASI data obtained from cohort data centers, while obesity wasmeasured by measuring height and weight were then included in the WHO 2005growth charts BB/TB according to gender. Data were analyzed using Chi Square.
Results: Of the total 115 number of samples, 63 exclusively breastfed infants and 52 infants not exclusively breastfed. Of the 63 infants who received breast milkexclusively, 12 babies were obese and 51 infants not obese, whereas of 52 infantsnot exclusively breastfed, 15 infants were obese and 37 babies are not obese.Exclusively breast fed infants were less prone to obesity than infants who did notget exclusively breast fed (p = 0.217).
Conclusions: There were not significant differences in the incidence of obesity between infants with getting and not getting exclusive breastfeeding, in the work area health center Banyuanyar Surakarta (p = 0217).
Keywords: Exclusive Breastfeeding, Obesity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
PRAKATA
Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kemudahan, kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Perbedaan Kejadian Obesitas antara Bayi yang Mendapatkan dan Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. H. Endang Sutisna Sulaeman., dr., M.Kes., selaku pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
4. Sumardiyono, S.K.M., M.Kes., selaku pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
5. Hardjono, Drs.,M.Si., selaku penguji utama yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.
6. Bagus Wicaksono, Drs., M.Si., selaku anggota penguji yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.
7. Pihak Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta yang telah membantu penelitian penulis di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.
8. Ibu-Ibu Kader Posyandu Kelurahan Banyuanyar Kota Surakarta yang telah membantu pengumpulan data kripsi.
9. Seluruh keluarga (Bapak, Ibu, Arief Tri N, dan lain-lain) yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat (Dian K, Anissa H, Femi D, Merida L, Ayu I, Dian Ajeng, Ayu R, Fitri F, Dyah L, dan lain-lain) yang telah membantu, memberikan pengertian, menemani dan menyemangati.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.Penulis yakin bahwa tulisan ini belum sempurna dan masih perlu banyak
perbaikan, oleh karena itu saran, pendapat, koreksi dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi dapat bermanfaat.
Surakarta, Agustus 2011
Dessy Tri Pratiwi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1. Air Susu Ibu (ASI) .......................................................................... 5
2. Obesitas pada Bayi.......................................................................... 9
4. Hubungan ASI dengan Obesitas....................................................... 12
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 16
C. Hipotesis ............................................................................................ 16
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 17
A. Jenis Penelitian............................................................................... 17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 17
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 17
D. Teknik Sampling .......................................................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
E. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 18
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................... 18
G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 20
H. Rancangan Penelitian.................................................................... 20
I. Cara Kerja .................................................................................... 20
J. Teknik Analisis Data..................................................................... 21
BAB IV. HASIL PENELITIAN........................................................................... 23
A. Karakteristik Sampel Penelitian....................................................... 23
B. Analisis Statistika............................................................................. 27
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 29
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 33
A. Simpulan .......................................................................................... 33
B. Saran ................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Kandungan ASI, Susu Sapi, dan Susu Formula ................... 7
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ..................... 22
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Pemberian ASI ................... 23
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pemberian ASI...... 24
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Status Obesitas ................... 24
Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Obesitas….. 25
Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Pemberian ASI dan Status Obesitas .... 26
Tabel 8. Hasil uji Chi Square…..…...…………………………………………...27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran
Lampiran 2. Growth Chart WHO 2005 BB/TB Jenis Kelamin Laki-Laki
Lampiran 3. Growth Chart WHO 2005 BB/TB Jenis Kelamin Perempuan
Lampiran 4. Data Mentah Hasil Penelitian
Lampiran 5. Hasil Analisis Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ASI adalah makanan pilihan pertama yang paling baik diberikan pada
semua bayi (Staas, 2007). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa
tambahan makanan atau susu lain bahkan air putih, kecuali obat sesuai anjuran
tenaga kesehatan yang diberikan sejak dilahirkan sampai sekitar usia enam
bulan (Sidi et al.,2004). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (2006-2007), ASI eksklusif kurang dari 2 bulan hanya mencakup
67 % dan makin menurun dengan bertambahnya usia bayi, yaitu 54 % pada
bayi usia 2-3 bulan dan 19 % pada bayi usia 7-9 bulan. Sedangkan bayi yang
tidak mendapat ASI eksklusif tersebut, sebagian besar telah diberikan susu
formula oleh ibunya (Damayanti, 2010).
Dari hasil survei tersebut, maka dapat diketahui bahwa tingkat
pemberian ASI di Indonesia masih rendah, sedangkan pemberian susu formula
semakin meningkat. Oleh sebab itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dalam Keputusan Nomor: 450/MENKES/SKI/2004 menetapkan pemberian
ASI eksklusif saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dan dapat
dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun. Peraturan tersebut bertujuan agar semua
bayi di Indonesia mendapatkan ASI eksklusif (Lubis, 2009). Selain itu,
pemberian ASI eksklusif juga diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36
Tahun 2009 (Prabonari, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2
ASI memiliki banyak kelebihan dibandingkan susu formula, salah
satunya adalah menyatakan bahwa ASI dapat menurunkan risiko obesitas.
Teori-teori tersebut menjelaskan bahwa kandungan hormon pada ASI yang
dapat mengontrol nafsu makan dan mengendalikan obesitas, lemak pada ASI
yang lebih mudah dicerna, dan respon menghisap ASI yang lebih baik daripada
susu formula yang menggunakan botol (Savino et al., 2009; Sidi et al., 2004;
Susilowati, 2008).
Saat ini banyak orang tua yang merasa senang jika anaknya terlihat
gemuk. Namun, orang tua tidak memahami bahaya ke depan bagi anak yang
mengalami kegemukan. Berdasarkan penelitian, perubahan berat badan yang
besar pada bayi umur 6 bulan memiliki risiko obesitas pada umur 3 tahun
(Taveras et al., 2009). Sedangkan obesitas yang terjadi pada masa anak-anak,
70 % akan menjadi obesitas pada masa dewasanya (Sztainer, 2008).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Perkumpulan Masyarakat Pediatri
Indonesia (2002-2005), rata-rata prevalensi anak yang mengalami kegemukan
cukup tinggi, yaitu 12,2 % (Yussac et al., 2007).
Obesitas (kegemukan) adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai
oleh penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas pada
anak merupakan masalah yang sangat kompleks yang salah satunya berkaitan
dengan asupan makanan yang diperoleh (Yussac et al., 2007). Obesitas
merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler, gangguan
pernafasan, diabetes melitus tipe 2, gangguan psikologis dan kecemasan yang
berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia (Mariana, 2010;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id3
Sztainer, 2008; Cattaneo et al., 2009). Pencegahan terhadap obesitas sangat
efektif dilakukan pada masa bayi (Taveras et al., 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, didapatkan banyak bayi yang
mengalami obesitas. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Banyuanyar Kota
Surakarta hingga bulan Juli 2011 adalah 55 %.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti perbedaan angka kejadian
obesitas antara bayi yang mendapatkan dan yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif.
B. Perumusan Masalah
Adakah perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan
dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Banyuanyar Kota Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang
mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui angka kejadian obesitas pada bayi yang mendapat ASI
eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4
b. Mengetahui angka kejadian obesitas pada bayi yang tidak mendapat
ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan tentang angka kejadian
obesitas pada bayi.
b. Sebagai sumber informasi dalam rangka upaya pencegahan kejadian
obesitas pada anak.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan tentang manfaat ASI dalam menurunkan risiko
obesitas, sehingga mendukung upaya peningkatan program ASI eksklusif
khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat, petugas
kesehatan, dan pihak terkait dalam meningkatkan upaya pemberian ASI
eksklusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Air Susu Ibu (ASI)
Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh kelenjar
payudara ibu, sebagai sumber nutrisi utama untuk bayi baru lahir
sebelum bayi mendapatkan makanan dan minuman dari luar (Roesli,
2008).
Produksi ASI
ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses
laktasi. Perkembangan payudara dimulai pada masa pubertas,
kemudian trisemester kedua kehamilan payudara mengalami
pembesaran oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi dari lobulo
alveolar dan sel epitel payudara. Pada perkembangan payudara ini
hormon laktogen dan prolaktin plasenta aktif, khususnya dalam
memproduksi ASI (Proverawati et al.,2010).
Pengeluaran payudara dirangsang oleh hisapan mulut bayi pada
puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut merangsang kelenjar
pituitari anterior untuk memproduksi sejumlah hormon prolaktin, yaitu
hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air susu. Pengeluaran
air susu tergantung pada let down reflex, di mana ikatan puting
merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id6
pengeluaran air susu dapat berjalan dengan lancar (Proverawati et
al.,2010).
Volume pengeluaran ASI pada minggu-minggu pertama
biasanya banyak, yaitu sekitar 450-650 ml. Seorang bayi
membutuhkan 600 ml/hari. Kebutuhan tersebut dapat dengan
memberikan ASI pada enam bulan pertama. Oleh karena itu, selama
kurun waktu tersebut ASI dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah
enam bulan, produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak
dapat lagi dipenuhi dengan ASI, maka dibutuhkan makanan tambahan
(Prabantini, 2010).
Macam-Macam ASI
ASI sesuai perkembangan bayi dibagi menjadi tiga, yaitu ASI
kolostrum, ASI transisi atau peralihan, dan ASI matur. ASI kolostrum
atau sering disebut susu ”Jolong” merupakan cairan pertama yang
keluar dari kelenjar payudara, dan keluar pada hari kesatu sampai hari
keempat-ketujuh. Komposisinya selalu berubah dari hari ke hari.
Kolostrum merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan,
lebih kuning dibanding susu matur dan merupakan pencahar yang ideal
untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi.
Kolostrum lebih banyak mengandung protein, sedangkan kadar
karbohidrat dan lemaknya lebih rendah dibandingkan ASI matur.
Selain itu kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id7
banyak dari ASI matur. Total energinya lebih rendah bila
dibandingkan ASI matur dan volumenya berkisar antara 150-300
ml/24 jam (Afifah, 2007).
Sedangkan ASI transisi adalah ASI yang diproduksi pada hari
ke-4 sampai ke-7 atau hari ke-10 sampai ke-14. Kadar protein
berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya meningkat.
Volume juga semakin menigkat. ASI matur merupakan ASI yang
diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya. Komposisi ASI jenis ini
relatif konstan. Pada ibu yang sehat dan memiliki jumlah ASI yang
cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik bagi
bayi sampai usia 6 bulan (Afifah, 2007).
Perbedaan Kandungan ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Tabel 1. Perbedaan Kandungan ASI, Susu Sapi, dan Susu Formula
Properti ASI Susu Sapi Susu FormulaKontaminan bakteri
Tidak ada Mungkin ada Mungkin ada bila dicampurkan
Faktor antiinfeksi Ada Tidak Ada Tidak Ada
Faktor pertum-buhan
Ada Tidak Ada Tidak Ada
Protein dan lemak Jumlah sesuai dan mudah dicerna
Terlalu banyak dan sukar dicerna
Sebagian diperbaiki, disesuaikan dengan ASI
Zat Besi Jumlah kecil tapi mudah dicerna
Jumlah lebih banyak tapitidak diserap dengan baik
Ditambahkan ekstra, tidak diserap dengan baik
Vitamin Cukup Tidak cukupVitamin A dan C
Vitamin ditambahkan
Air Cukup Perlu tambahan
Mungkin perlu tambahan
Sumber: Sidi et al. (2004)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8
ASI Eksklusif
ASI ekskulsif adalah menyusui bayi dan tidak memberi bayi
makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan
dan vitamin atau mineral tetes, ASI perah juga diperbolehkan. Menurut
program pemerintah, ASI eksklusif sebaiknya diberikan hingga bayi
berumur enam bulan. Kemudian ASI tetap diteruskan hingga bayi
berusia dua tahun dengan diberikan makanan tambahan (Roesli, 2008).
Keuntungan ASI eksklusif diberikan selama enam bulan (Sidi et
al., 2004), yaitu:
1) ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk
menjamin tumbuh kembang sampai umur enam bulan. Sedangkan
bayi yang mendapat makanan lain, misalnya nasi lumat, atau
pisang hanya akan mendapat banyak karbohidrat, sehingga zat gizi
tidak seimbang dan mudah menyebabkan kegemukan pada anak.
2) Bayi di bawah usia enam bulan belum mempunyai enzim
pencernaan yang sempurna, sehingga belum mampu mencerna
makanan dengan baik. ASI mengandung beberapa enzim yang
memudahkan pemecahan makanan selanjutnya.
3) Ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik.
Makanan tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung
banyak mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjal yang belum
sempurna pada bayi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9
4) Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang
berbahaya bagi bayi, misalnya zat pewarna dan zat pengawet.
5) Makanan tambahan pada bayi yang muda mungkin menimbulkan
alergi.
2. Obesitas pada Bayi
a. Definisi
Obesitas adalah kondisi abnormal, yaitu terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh normal
sehingga mengganggu kesehatan (Hadi, 2005).
b. Patogenesis
Patogenesis obesitas adalah terjadi pembesaran/hipertrofi sel
lemak, peningkatan jumlah/hiperplasi sel lemak atau kedua-duanya.
Penambahan jumlah sel lemak paling cepat pada masa anak-anak dan
mencapai puncaknya pada masa dewasa. Pada masa dewasa tidak akan
terjadi penambahan jumlah sel, tetapi hanya terjadi pembesaran sel.
Obesitas yang terjadi pada anak selain hiperplasi juga terjadi hipertrofi.
Sedangkan obesitas pada masa dewasa pada umumya hanya terjadi
hipertrofi sel lemak (Soetjiningsih et al., 1995).
Obesitas pada anak terjadi jika intake kalori berlebihan, terutama
pada tahun pertama kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan
jumlah sel terus berlanjut sampai dewasa, setelah itu hanya terjadi
pembesaran sel saja (Soetjiningsih et al., 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id10
c. Penyebab
Penyebab Obesitas adalah masukan energi yang melebihi dari
kebutuhan tubuh dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor genetik
dan lingkungan memegang peranan yang paling penting. Faktor genetik
yaitu penelitian yang memperlihatkan bahwa masa lemak anak kembar
yang diturunkan adalah sekitar 40 %-70 % (Naamsyah, 2008). Seorang
anak mempunyai kemungkinan 40 % menjadi gemuk jika salah satu
orang tuanya obesitas, dan kemungkinan 80% jika kedua orang tuanya
gemuk. Dan anak akan cenderung overweight (kelebihan berat badan
atau kegemukan) pada ibu yang memilki kadar gula tinggi atau diabetes
melitus (Soetjiningsih et al., 1995).
Faktor-faktor lingkungan meliputi aktifitas fisik yang rendah,
perubahan pola makan siap saji yang berkalori tinggi, dan pandangan
masyarakat yang salah tentang bayi yang sehat adalah bayi yang gemuk
(Hadi, 2005).
Obesitas juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ras. Dari hasil
penelitian di beberapa negara, laki-laki lebih banyak mengalami
obesitas dibanding wanita. Namun, hal ini tidak menunjukkan adanya
perbedaaan yang bermakna. Sedangkan untuk ras, obesitas lebih banyak
terjadi pada orang Afrika yang mayoritas berkulit hitam dan paling
sedikit di antara orang Asia Selatan (Sweeting, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id11
d. Dampak
Dampak obesitas pada anak (Mallbaby, 2010) antara lain:
1) Penyakit kardiovaskuler;
2) Gangguan metabolisme glukosa, seperti intoleransi glukosa;
3) Gangguan kedudukan dan pertumbuhan tulang yang harus menahan
beban yang lebih berat;
4) Asma dan gangguan pernafasan seperti sleep apnea;
5) Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering
bergesekan;
6) Masalah psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari
lingkungan misalnya karena diolok-olok temannya.
e. Penatalaksanaan
Tujuan terapi obesitas pada anak bukan untuk menurunkan berat
badannya, tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya.
Pencegahan dan penatalaksanaan obesitas pada anak antara lain:
1) Pencegahan, yaitu dengan mengubah pandangan masyarakat bahwa
sehat itu tidak identik dengan gemuk, membiasakan anak
mengonsumsi makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan
serta mengurangi makanan berkalori tinggi. Selain itu juga
menghindari makan cepat saji (Mallbaby, 2010).
2) Peningkatan aktivitas fisik pada anak merupakan komponen penting
penurunan berat badan (Sugondo, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id12
3. Hubungan ASI dengan Obesitas
Kandungan lemak pada ASI
Bayi belum dapat mencerna lemak dengan baik. Untuk
mencerna lemak dibutuhkan enzim lipase. ASI mengandung enzim
lipase, sedangkan pada susu formula tidak mengandung enzim ini. Susu
formula yang mengandung lemak tinggi tanpa adanya enzim lipase ini
merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya obesitas karena adanya
penimbunan lemak (Sidi et al., 2004).
Teori menghisap ASI
Bayi yang mendapat ASI cenderung menghisap puting susu
secara aktif, dan akan berhenti menghisap jika bayi telah merasa
kenyang. Sebaliknya, bayi yang mendapat susu formula yang diberikan
menggunakan botol, cenderung mendapatkan tetesan-tetesan susu
secara pasif dari botol dan berhenti meminum susu jika botol telah
kosong. Jadi bayi yang mendapat susu formula lebih mudah mengalami
kegemukan dan obesitas (Susilowati, 2008).
Hormon pada ASI
Beberapa hormon dalam ASI berperan dalam pengaturan asupan
makanan dan keseimbangan energi, sehingga dapat mencegah risiko
obesitas dikemudian hari (Savino et al., 2009).
1) Leptin
Leptin ini berfungsi dalam regulasi metabolisme, asupan
makanan, penggunaan energi, serta memilki faktor metabolik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id13
endokrin (Rahayu, 2007). Beberapa penelitian membuktikan bahwa
ASI manusia mengandung leptin. Bayi yang mendapatkan ASI
memiliki kadar leptin yang lebih tinggi daripada bayi yang
mendapatkan susu formula. Kadar leptin semakin menurun dengan
durasi pemberian ASI (Ilcol et al., 2006; Savino et al., 2009). Dari
hasil penelitian Mirales et al.(2006), berat badan bayi yang menyusui
selama 2 tahun pertama dipengaruhi oleh kadar leptin dalam ASI.
Hal ini menunjukkan bahwa leptin ASI merupakan faktor penting
dalam memberikan perlindungan terhadap kelebihan berat badan
pada bayi.
2) Adiponektin
Adiponektin adalah protein spesifik terbesar dari jaringan
adiposa. Hormon ini dapat mengikat asam lemak yang dihasilkan
oleh jaringan adiposa dan berhubungan dengan metabolisme lipid.
Hormon ini ditemukan dalam ASI (Martin et al.,2006). Kadar
hormon ini menurun dengan durasi laktasi (Savino et al., 2009).
Penurunan berat molekul adiponektin atau penurunan konsentrasi
adiponektin memegang peranan yang cukup penting sebagai penanda
obesitas dengan resistensi insulin dan sindroma metabolik (Yamauci,
2008).
Reseptor Adiponektin adalah AdipoR1 dan AdipoR2.
AdipoR1 mengaktifkan jalur AMP kinase dan AdipoR2, kemudian
mengaktifkan jalur peroxisome proliferator-activated receptor alpha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id14
(PPAR ) di liver yang berakibat meningkatnya sensitivitas insulin
dan penurunan inflamasi. Penurunan adiponektin dan peningkatan
monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1) membentuk jaringan
adipokin yang menyebabkan obesitas dengan resistensi insulin dan
metabolik sindrom. PPAR mengatur berat molekul adiponektin dan
PPAR mengatur reseptor adiponektin. Dalam kondisi lapar,
adiponektin mengaktifkan AMPK di hipotalamus dan meningkatkan
asupan makan. Pada saat yang sama, adiponektin mengaktifkan
AMPK di jaringan perifer, seperti otot rangka dan menstimulasi
penimbunan lemak (Yamauci, 2008).
Konsentrasi hormon ini berbanding terbalik dengan jumlah
jaringan adiposa dan meningkat terkait sensitivitas insulin (Savino et
al., 2009). Bayi yang tidak mendapat ASI menjadi lebih rendah
kadar adiponektin-nya, sedangkan konsentrasi plasma adiponektin
yang rendah lebih cenderung mengalami obesitas dan diabetes tipe 2
( Stefan et al., 2002).
3) Resistin
Resistin disekresi oleh jaringan adiposa dan terdapat dalam
ASI. Konsentrasi resistin lebih tinggi dalam serum bayi yang diberi
ASI. Kadar resistin berbanding terbalik dengan berat badan bayi
baru lahir. Hal ini membuktikan bahwa resistin memiliki peran
dalam mengendalikan pertumbuhan janin. Selain itu juga terlibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15
dalam pengaturan nafsu makan dan metabolisme dalam
perkembangan bayi (Savino et al., 2009).
4) Ghrelin
Ghrelin adalah peptida 28-asam amino yang terutama
diproduksi di lambung. Menurut penelitian, konsentrasi ghrelin pada
bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi daripada bayi yang
mendapat ASI. Ghrelin ini merangsang asupan makanan,
mengurangi pemanfaatan lemak dan pengeluaran energi. Jadi bayi
yang tidak mendapatkan ASI lebih cenderung mengalami obesitas
(Savino et al., 2009).
5) Obestatin
Obsestatin adalah peptida 23 asam amino yang berasal dari
prekursor preproghrelin dan diproduksi oleh lambung, usus kecil dan
kelenjar ludah. Obestatin ditemukan terdapat pada ASI. Hormon ini
berperan mengurangi asupan makanan, menekan motilitas usus,
mengatur pertambahan berat badan dan pengosongan lambung. Jadi
bayi yang mendapat asupan ASI lebih jarang mengalami obesitas
(Savino et al., 2009).
6) Insulin-Like Growth Factor-1
IGF-I adalah rantai polipeptida dari 70-asam amino, yang
merupakan anggota dari hormon insulin, dimana berperan sebagai
mediator utama efek dari growth hormon (GH). Hormon ini 75 %
diproduksi oleh hati, yang setelah kelahiran diatur oleh hormon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16
hipofisis yaitu Growth hormone (GH). Klagsburn adalah orang
pertama yang menunjukkan bahwa ASI mengandung faktor
pertumbuhan sel-sel dalam kultur, sedangkan Baxter et al.
menunjukkan adanya IGF-I dalam ASI. Hormon ini lebih tinggi
kadarnya pada kolostrum dibanding ASI transisi dan matur (Savino
et al., 2009). Berdasarkan hasil penelitian, insulin pada ASI memiliki
kadar yang lebih rendah dibandingkan dengan susu formula, yang
sebagian besar berasal dari susu sapi (Zagorski et al., 1998).
B. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Terdapat perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan dan
tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar
Kota Surakarta.
: Mempengaruhi, diteliti: Mempengaruhi, tidak diteliti
: Variabel yang diteliti: Variabel yang tidak diteliti
Penyakit
Mendapatkan ASI Eksklusif
Tidak Mendapat ASI Eksklusif
Berat Badan Orang tua
Aktivitas Fisik
Obesitas Tidak Obesitas
Berat Badan Bayi
Asupan kalori
Perubahan Genetik
Pola Makan
Pandangan Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode
cross sectional sehubungan penelitian ini mempelajari hubungan antara faktor
risiko (independen) dengan faktor efek (dependen), observasi atau
pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama (Riyanto,
2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, pada
bulan Maret-Juli 2011.
C. Subjek Penelitian
Populasi sasaran pada penelitian ini adalah bayi berusia 0-6 bulan.
Populasi sumber pada penelitian ini adalah bayi berusia 0-6 bulan yang
tercatat pada bulan Maret - Juli 2011 di Wilayah Kerja Puskesmas
Banyuanyar Kota Surakarta.
D. Teknik Sampling
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah total sampling atau
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini dilakukan
untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil (Sugiyono, 2010).
Besar sampel sama dengan jumlah seluruh bayi berusia 0-6 bulan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18
tercatat di Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta pada bulan Maret - Juli
2011, sebanyak 115 bayi.
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas : ASI Eksklusif
2. Variabel Terikat : Obesitas
3. Variabel Luar
a. Variabel luar terkendali : usia
b. Variabel luar tak terkendali : faktor genetik, jenis kelamin,
lingkungan
F. Definisi Operasional Variabel
1. ASI Eksklusif
a. Definisi : ASI ekskulsif adalah air susu ibu yang diberikan
oleh ibu kepada bayinya dengan tidak memberi makanan atau
minuman lain, kecuali air putih, obat-obatan dan vitamin atau mineral
tetes hingga bayi berusia enam bulan.
b. Alat Pengukuran : cheklist
c. Kategori :1) Mendapatkan ASI eksklusif, jika sejak lahir
hingga saat pengukuran, bayi hanya
mendapat ASI saja dan tidak mendapat
makanan atau minuman lain, kecuali air putih
dan obat-obatan.
2) Tidak mendapatkan ASI eksklusif jika sejak
lahir hingga saat pengukuran, bayi sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19
mendapat makanan atau minuman selain
ASI, air putih dan obat-obatan.
d. Skala Pengukuran : Nominal
2. Obesitas
a. Definisi : Obesitas adalah kondisi yang ditandai dengan
BB/TB > persentil 95.
b. Alat Pengukuran : growth chart WHO 2005
c. Kategori :1) Obesitas, jika BB/TB pada growth chart
WHO 2005 berada di atas persentil 95%.
2) Tidak Obesitas, jika BB/TB pada growth
chart WHO berada dibawah persentil 95%.
d. Skala Pengukuran : Nominal
3. Usia
a. Definisi : Umur kalender bayi dihitung dari tanggal lahir
sampai dengan bulan saat didata.
b. Alat Pengukuran : Akta Kelahiran
c. Kategori : 1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
d. Skala Pengukuran : nominal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id20
G. Instrumen Penelitian
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Cheklist berisi data bayi yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak
mendapat ASI eksklusif dengan mengambil data kohort Puskesmas
2. Growth chart WHO 2005 BB/TB untuk melihat bayi mengalami obesitas
atau tidak
H. Rancangan Penelitian
Gambar 2. Skema Penelitian
I. Cara Kerja
1. Penelitian pendahuluan
a. Peneliti membawa surat ijin penelitian dari Dinas Kesehatan Kota
Surakarta dan memohon ijin untuk melakukan penelitian di
Puskesmas Banyuanyar Surakarta.
Obesitas(-)
Bayi Usia 0-6 bulan di PuskesmasBanyuanyar Surakarta
Mendapatkan ASI Eksklusif Tidak MendapatkanASI Eksklusif
Obesitas(+) Obesitas(-)
Chi Square
Obesitas(+)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id21
b. Meminta data jumlah bayi usia 0-6 pada bulan Maret-Juli 2011 di
Puskesmas Banyuanyar Surakarta dan menanyakan cakupan ASI
eksklusifnya.
2. Penelitian sesungguhnya
a. Meminta data kohort Puskesmas tentang bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Kemudian mencatatnya dalam cheklist bayi yang mendapat ASI
eksklusif dan yang tidak mendapat ASI eksklusif.
b. Mendatangi semua Posyandu-Posyandu di wilayah Puskesmas
Banyuanyar Surakarta dan mencatat hasil pengukuran berat badan
dan tinggi badan semua bayi yang berusia 0-6 bulan.
c. Memasukkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan pada
growth chart WHO 2005 BB/TB sesuai jenis kelamin. Jika hasil
pengukuran BB/TB berada di atas persentil 95 maka dimasukkan
kriteria obesitas.
d. Menghitung jumlah bayi yang mengalami obesitas pada kelompok
yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI
eksklusif.
e. Mengolah data hasil tes.
J. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji Chi
Square, yaitu metode statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
frekuensi atau persentase yang diperoleh dari dua sampel (atau lebih) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id22
hanya disebabkan oleh kesalahan sampling, ataukah merupakan perbedaan
yang signifikan (Hadi, 2000).
Rumus manual Chi Square untuk tabel 2x2 (Hadi, 2000) adalah
x2= N(ad-bc)2
(a+d)(c+d)(a+c)(b+d)
Data akan diolah dengan menggunakan program Statistical Product
and Service Sollution (SPSS) 17, dengan interpretasi p < 0,05 perbedaan
signifikan, p > 0,05 tidak ada perbedaaan signifikan (Dahlan, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id23
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2011 di seluruh Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, sebanyak 12 Posyandu.
Subjek penelitian adalah seluruh bayi berusia 0-6 bulan pada bulan Maret-Juli
2011 di seluruh Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota
Surakarta. Pada penelitian ini didapat total sampel sebanyak 115 bayi.
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
UmurJenis Kelamin
TotalLaki-laki Perempuan
1 bulan 5 (4,35 %) 2 (1,74 %) 7 (6,09 %)
2 bulan 12 (10,43 %) 7 (6,09 %) 19 (16,52 %)
3 bulan 8 (6,96 %) 10 (8,69 %) 18 (15,65 %)
4 bulan 11 (9,56 %) 5 (4,35 %) 16 (13,91 %)
5 bulan 8 (6,96 %) 8 (6,96 %) 16 (13,91 %)
6 bulan 16 (13,91 %) 23 (20 %) 39 (33,91 %)
Jumlah 60 (52,17 %) 55 (47,83 %) 115 (100 %)
Sumber: Data primer 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id24
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa sampel terbanyak didapatkan pada
umur 6 bulan dengan jumlah sampel 39 bayi (33,91 %). Sampel berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 60 bayi (52,17 %) dan terbanyak didapatkan pada
umur 6 bulan dengan jumlah sampel 16 bayi (13,91 %). Sedangkan sampel
berjenis kelamin perempuan berjumlah 55 bayi (47,83 %) dan banyak
didapatkan pada umur 6 bulan dengan jumlah sampel 23 bayi (20 %).
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Pemberian ASI Eksklusif
UmurPemberian ASI
TotalASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
1 bulan 4 (3,48 %) 3 (2,60 %) 7 (6,09 %)
2 bulan 13 (11,30 %) 6 (5,22 %) 19 (16,52 %)
3 bulan 9 (7,83 %) 9 (7,83 %) 18 (15,65 %)
4 bulan 7 (6,09 %) 9 (7,83 %) 16 (13,91 %)
5 bulan 11 (9,56 %) 5 (4,35 %) 16 (13,91 %)
6 bulan 19 (16,52 %) 20 (17,34 %) 39 (33,91 %)
Jumlah 63 (54,78 %) 52 (45,22 %) 115 (100 %)
Sumber : Data primer 2011
Tabel 3 menunjukkan bahwa sampel yang masuk dalam kategori diberi
ASI eksklusif adalah 63 bayi (54,78 %), sedangkan untuk yang tidak diberi
ASI eksklusif 52 bayi (45,22 %). ASI eksklusif yang diberikan hingga bayi
berusia 6 bulan pada sampel sebanyak 19 bayi (16,52 %), sedangkan yang
tidak diberi ASI eksklusif pada umur 6 bulan ada 20 bayi (17,34 %).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id25
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pemberian ASI
Jenis KelaminPemberian ASI
TotalASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
Laki-laki 34 (29,56 %) 26 (22,61 %) 60 (52,17 %)
Perempuan 29 (25,22 %) 26 (22,61 %) 55 (47,83 %)
Sumber: Data primer 2011
Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan sampel dengan jenis kelamin laki-
laki yang mendapatkan ASI eksklusif 34 bayi (29,56 %) dan perempuan yang
mendapatkan ASI eksklusif 29 bayi (25,22 %). Berdasarkan frekuensi bayi
yang tidak mendapat ASI eksklusif, jumlah bayi laki-laki sama dengan jumlah
bayi perempuan, yaitu 26 bayi (22,61 %).
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Status Obesitas
UmurStatus Obesitas
TotalObesitas Tidak Obesitas
1 bulan 1 (0,87 %) 6 (5,22 %) 7 (6,09 %)
2 bulan 3 (2,61 %) 16 (13,91 %) 19 (16,52 %)
3 bulan 5 (4,35 %) 13 (11,30 %) 18 (15,65 %)
4 bulan 8 (6,96 %) 8 (6,96 %) 16 (13,91 %)
5 bulan 3 (2,61 %) 13 (11,30 %) 16 (13,91 %)
6 bulan 7 (6,09 %) 32 (27,83 %) 39 (33,91 %)
Jumlah 27 (23,48%) 88 (76,52%) 115 (100%)
Sumber: Data primer 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id26
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa bayi yang mengalami obesitas ada 27
bayi (23,48 %) dan yang tidak mengalami obesitas ada 88 bayi (76,52 %).
Sampel dengan kategori obesitas paling banyak ditemukan pada umur 4 bulan
(6,96 %).
Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Obesitas
Jenis KelaminStatus Obesitas Total
Obesitas Tidak Obesitas
Laki-laki 18 42 60
Perempuan 9 46 55
Jumlah 27 88 115
Sumber: Data primer 2011
Berdasarkan Tabel 6 di atas, obesitas yang terjadi pada sampel laki-laki
adalah 18 dari 60 sampel berjenis kelamin laki-laki (30 %). Sedangkan
obesitas pada sampel perempuan berjumlah 9 dari 55 sampel berjenis kelamin
perempuan (16,4 %). Hal ini menunjukkan bahwa persentase obesitas lebih
tinggi pada laki-laki dibanding perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27
Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif dan Status
Obesitas
Pemberian ASI
Eksklusif
Status ObesitasTotal
Obesitas Tidak Obesitas
ASI Eksklusif 12 (19,04 %) 51 (80,95 %) 63 (54,78 %)
Tidak ASI
Eksklusif15 (28,85 %) 37 (71,15 %) 52 (45,22 %)
Jumlah 27 (23,49 %) 88 (76,52 %) 115 (100 %)
Sumber: Data primer 2011
Dari Tabel 7 dapat digambarkan kategori status obesitas berdasarkan
pemberian ASI eksklusifnya. Untuk sampel yang masuk dalam kategori diberi
ASI Eksklusif, didapatkan sampel dengan kategori obesitas 12 bayi atau
19,04 % dari keseluruhan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Sedangkan untuk
sampel yang masuk dalam kategori tidak diberi ASI Eksklusif, didapatkan
sampel dengan kategori obesitas sebanyak 15 bayi atau 28,85 % dari seluruh
sampel yang tidak mendapat ASI eksklusif.
B. Analisis Statistika
Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji Chi
Square sebagai uji nonparametrik dengan program SPSS 17.00 for windows.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebesar 115 bayi, maka syarat uji Chi
Square yang harus terpenuhi adalah semua nilai harapan > 5. Dari hasil analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28
data yang tercantum pada lampiran, dapat disimpulkan bahwa syarat uji Chi
Square terpenuhi karena semua nilai harapan > 5.
Tabel 8.Hasil Analisis dengan Uji Chi Square
Value df p
Pearson Chi-Square 1.522 1 0.217
Sumber : Data primer 2011
Dari hasil uji statistik pada tabel 8, nilai significancy-nya adalah 0,217 (p
> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kejadian obesitas
yang signifikan antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI
eksklusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan,
serta mencatat pemberian ASI Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan di seluruh
Posyandu Wilayah Kerja Banyuanyar Kota Surakarta.
Tabel 2 menunjukkan distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dan
usia. Pada hasil penelitian, jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada
perempuan. Pada penelitian ini tidak mengkategorikan jenis kelamin ke dalam
variabel luar yang dapat dikendalikan. Selain itu, pada tabel 2 ini juga
menunjukkan distribusi sampel berdasarkan umur. Pada penelitian ini, sampel
paling banyak berusia 6 bulan (33,91 %).
Tabel 3 menunjukkan distribusi sampel berdasarkan umur dan pemberian
ASI eksklusif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bayi yang diberi ASI
eksklusif adalah 63 bayi (54,78 %), sedangkan untuk yang tidak diberi ASI
eksklusif 52 bayi (45,22 %). ASI eksklusif yang diberikan hingga bayi berusia 6
bulan pada sampel sebanyak 19 bayi (16,52 %), sedangkan yang tidak diberi ASI
eksklusif pada umur 6 bulan ada 20 bayi (17,34 %). Hal ini menunjukkan bahwa
di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta, bayi umur enam bulan
yang sudah tidak diberi ASI eksklusif lebih tinggi daripada bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif selama enam bulan,
kurangnya motivasi dari bayi-bayi terdekat dan tenaga kesehatan yang membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30
persalinan dan memantau tumbuh kembang bayi, serta pekerjaan ibu (Yuliani,
2008).
Tabel 5 menunjukkan angka obesitas terbesar pada sampel terdapat pada
bayi yang berusia 4 bulan (6,96 %). Tabel 6 menunjukkan persentase obesitas
pada sampel laki-laki lebih tinggi daripada sampel perempuan. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa laki-laki lebih mudah
mengalami obesitas disebabkan karena kemampuan laki-laki lebih rendah
dibanding dengan wanita dalam hal memproses karbohidrat (British Broadcasting
Corporation, 2005).
Berdasarkan Tabel 7, didapatkan hasil sampel yang diberi ASI Eksklusif
mengalami obesitas 12 bayi (10,43 % dari seluruh sampel) dan 19,04 % dari
keseluruhan bayi yang mendapat ASI eksklusif, sedangkan untuk sampel yang
masuk dalam kategori tidak diberi ASI Eksklusif, didapatkan sampel dengan
kategori obesitas sebanyak 15 bayi (13,04 % dari seluruh sampel) dan 28,85 %
dari seluruh sampel yang tidak mendapat ASI eksklusif.
Sesuai dengan analisis statistik yang ditemukan (p = 0.053), tidak didapatkan
perbedaan yang signifikan dari kejadian obesitas antara bayi yang mendapatkan
ASI eksklusif dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan angka kejadian obesitas
antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id31
Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan hipotesis dapat dijelaskan oleh
beberapa faktor , yaitu:
1. Ibu yang memiliki berat badan dan persentase lemak yang lebih akan
berpengaruh pada lebih besarnya masukan ASI yang diberikan pada bayi. Bayi
tersebut akan mendapat makan lebih sering dan lebih banyak karbohidrat
dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan bayi dari ibu berat badan
normal (Rising et al., 2005).
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Huh et al. (2011), pemberian
makanan selain ASI yang terlalu dini pada bayi dapat meningkatkan kejadian
obesitas pada anak pada usia 3 tahun serta belum dapat terlihat pada usia awal
pada bayi.
3. Faktor genetik juga mempengaruhi terjadinya obesitas. Contoh kejadian-
kejadian pada genetik yang dapat menyebabkan obesitas yaitu adanya
polimorfisme dari gen yang mengontrol nafsu makan dan metabolisme. Hal
tersebut antara lain Sindrom Prader-Willi (hyperphagia/banyak makan), adanya
mutasi reseptor leptin dan defisiensi leptin congenital (Farooqi dan O’Rahilly,
2006). Leptin berfungsi dalam regulasi metabolisme, asupan makanan,
penggunaan energi, serta memiliki faktor metabolik dan endokrin (Rahayu,
2007). Persentase obesitas yang dikaitkan dengan genetik bervariasi antara 6 %
sampai 85 % tergantung pada populasi yang diperiksa (Yang et al., 2007).
4. Beberapa penyakit medis pada bayi dapat mempengaruhi terjadinya obesitas,
antara lain adalah Cushing Sindrom, defisiensi hormon pertumbuhan dan
Hypothyroidism. Pada chusing sindrom, tubuh mengalami kelebihan kortisol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32
Aktivitas dari kortisol yang bekerjasama dengan insulin dapat mempengaruhi
terjadinya obesitas (farooqi et al., 1997). Defisiensi hormon pertumbuhan
dapat menyebabkan terjadinya obesitas karena kurangnya pengendalian
terhadap pertumbuhan bayi. Sedangkan pada hypothyroidism terdapat hormon
yang dapat menyebabkan obesitas, yaitu berdasarkan penelitian bahwa bayi
yang hipotiroidisme memilki 7 % asupan kalori yang lebih tinggi daripada bayi
yang tidak hipotiroidsme (Tagliaferri et al., 2001).
Kelemahan penelitian ini adalah lokasi cakupan yang terlalu sempit dan
jumlah sampel yang terlalu sedikit. Selain itu banyak faktor-faktor lain yang dapat
merancukan hasil penelitian seperti faktor-faktor yang telah disebutkan di atas,
yang belum dapat dikendalikan pada penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan kejadian obesitas antara bayi yang
mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta (p = 0.217).
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran penulis
adalah sebagai berikut:
1. ASI eksklusif disarankan minimal diberikan hingga bayi berusia enam
bulan.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kejadian
obesitas pada bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif
dengan mengendalikan faktor-faktor perancu yang turut mempengaruhi,
seperti berat badan ibu dan penyakit yang diderita anak maupun ibu. Hal ini
diharapkan semakin memperkuat simpulan dan semakin memperkecil bias.
3. Perlu dilakukan penelitian pada wilayah penelitian dengan sampel yang
lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan terpercaya.
Top Related