Download - PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

Transcript
Page 1: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING DENGAN

MENGGUNAKAN METODE OWAS (Ovako Working Posture Analysis) DAN EFD

(Ergonomic Function Deployment)

(STUDI KASUS: DIAN RASA CATERING PEKANBARU)

M Hifni Syahbana *) ,

Merry Siska

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim,

Jl. HR. Soebrantas KM. 18, Simpang Baru, Pekanbaru, Indonesia 28129

Abstrak Pengangkatan piring catering di Dian Rasa Catering Pekanbaru saat ini masih dilakukan secara manual

menggunakan tangan. Postur kerja yang membungkuk saat pengangkatan piring meningkatkan risiko

cedera otot dan tulang belakang pada pegawai catering. Hal ini diketahui dari hasil penyebaran kuesioner

Nordic Body Map terhadap pegawai catering dengan persentase keluhan terbanyak dibagian pinggang,

pantat, lengan bawah dan pergelanagn tangan. Hasil analisis postur kerja menggunakan OWAS dengan

hasil skor senilai 3 yang berarti sikap ini berbahaya bagi system muskolaskeletal dan perlu perbaikan

segera mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan merancang alat bantu pengangkat

piring yang ergonomis. Perancangan alat bantu pengangkat piring menggunakan metode Ergonomic

Function Deployment (EFD). Atribut yang digunakan berdasarkan aspek-aspek ergonomi, yaitu efektif,

nyaman, aman, sehat, dan efisien. Berdasarkan atribut yang digunakan, maka dapat diketahui keinginan

dan kebutuhan konsumen terhadap produk yang kemudian dintegrasikan dengan karakteristik teknis alat.

Didapatkan hasil rancangan alat bantu pengangkat piring catering berupa 3 rak piring dengan radius 21 cm

yang bias menanmpung 20 piring dan troli dengan tinggi 125 cm dan ukuran pegangan troli yang dapat

diatur sesuai dengan ukuran tubuh terkecil (118 cm), rata-rata (125 cm) dan maksimum (132 cm). Hasil

percobaan alat bantu pengangkat piring catering ini sangat membantu pegawai melakukan pengangkatan

piring, meningkatkan efisiensi waktu serta mengurangi risiko cedera otot dan tulang pada pegawai

catering. Setelah penggunaan alat bantu pengangkat piring catering skor postur kerja buruh panen

menggunakan metode OWAS turun menjadi 1.

Kata kunci: Perancangan Produk, Ergonomic Function Deployment (EFD), Antropometri, OWAS

Abstract

The picking up loose oil palm fruit at PT Nusantara V Sei Galuh plantation currently done manually using

by hand. Work posture of bowing while quoting loose oil palm fruit increases the risk of injury to the

muscles and the spine on the workers of harvesting. It is known from the Nordic Body Map questionnaire

has been given to workers with the biggest percentage complaints there are in the waist, back and upper

arms. Work posture that is already analyzed by RULA and get the score as 6, this indicates should be

immediately conducted an examination and changes. A solution that can to do that is by design a palm oil

loose fruit pickers (collectors) which ergonomics aspect. The design of palm oil loose fruit pickers using

Ergonomic Function Depseiloyment (EFD) method. In the application EFD has some attributes such as

effective, healthy, convenient, secure, and efficient. Based on attribute is used, then it can be known to

your desires and needs of consumers toward the products and then export to the characteristics of

technical tools. The draft instrument collector palm oil loose fruit consists of a rake and a collector's box

with the dimensions of the box 40 cm x 45 cm, height adjustable tools in accordance with the smallest

body size (94 cm), average (101 cm) and maximum (108 cm). After the experiment is done, The collector

is very helpful for workers to finish his work, increase the efficiency of time and reduce the risk of injury

to muscles and bones on the labor of harvesting.

Keywords : Design of product, Ergonomic Function Deployment (EFD), Anthropometry, RULA

Page 2: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

1. Pendahuluan

Penerapan ergonomi untuk peningkatan

kesehatan, keselamatan dan serta perbaikan mutu produk

untuk kepuasan konsumen dalam suatu proses produksi

semakin dirasakan. Pemindahan material secara manual

menimbulkan kecelakaan kerja, didalam tempat kerja

saat melakukan Manual Material Handling seharusnya

dikurangi atau sebaiknya dihilangkan karena sikap ini

dapat menimbulkan gangguan pada sistem

musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal adalah

keluhan pada bagian–bagian otot skeletal yang dirasakan

oleh seseorang mulai dari keluhan ringan sampai sangat

sakit (Meldia, 2017).

Kondisi alat bantu yang tidak baik atau tidak

sesuai dapat menurunkan performasi pegawai, hal

tersebut dikarenakan pegawai akan bekerja dengan

kondisi yang tidak nyaman dan juga hal ini akan

menimbulkan risiko cidera dalam jangka waktu tertentu.

Dalam bekerja, setiap orang tidak luput akan segala

kesalahan, baik itu dari faktor manusia, proses, maupun

dari alat bantu di dalam pegawaian tersebut, sehingga

menyebabkan cedera ataupun kecelakan kerja itu sendiri

(Wahid, 2018)

Dian Rasa catering merupakan salah

satu Jasa catering yang berada di Pekanbaru

dimana terdapat 15 pegawai tetap yang

memiliki job desk masing-masing. Dian Rasa

catering biasanya menerima pesanan 400

hingga 4000 porsi dalam sekali pesanan,

dimana dalam sebulan Dian Rasa Catering

mendapat rata rata pesanan sebanyak 1300

porsi. Piring yang akan digunakan ditumpuk

20 piring per tumpuk dengan berat 13kg,

piring-piring tersebut disusun setiap akan

digunakan dan setelah digunakan. Berdasarkan

hasil penelitian dan wawancara kepada

pegawai catering, pada saat pengangkatan

piring kramik tersebut, terdapat beberapa

masalah seperti tumpukan piring yang sangat

berat, posisi pengangkatan piring tersebut

masih kurang ergonomis, dan pengangkatan

yang berulang ulang. Maka diperlukan sebuah

perbaikan mengenai postur kerja pegawai catering pada

usaha catering Dian Rasa yang memenuhi konsep

ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat dan Efisien).

Maka dilakukan analisis postur kerja dengan

menggunakan metode OWAS (Ovako Working Posture

Analysis) dan EFD (Ergonomic Function Deployment)

serta dengan merancang alat bantu pengangkat piring

sehingga nantinya dengan adanya alat ini diharapkan

dapat mengurangi keluhan-keluhan yang ada pada

pegawai catering. Metode Ergonomic Function

Deployment merupakan pengembangan dari Quality

Function Deployment (QFD) dengan melengkapi bentuk

matriks house of quality yang juga menterjemahkan ke

dalam aspek-aspek ergonomi yang diinginkan dari

sebuah produk. Sedangkan, untuk menilai postur kerja

dari pegawai catering maka digunakanlah metode

OWAS. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu

menganalisa postur kerja pegawai catering

menggunakan metode Ovako Working Posture Analysis

(OWAS) pada saat pengangkatan piring. Merancang dan

mengimplementasikan alat bantiu pengangkat piring di

Dian Rasa Catering menggunakan metode Ergonomic

Function Deployment (EFD).

2. Bahan dan Metode

Penelitian ini menggunakan metode EFD dan

OWAS. Tahapan awal yaitu menyebarkan kuesioner

Nordic Body Map. Lalu menilai postur kerja pegawai

catering. Selanjutnya yaitu wawancara responden,

Penentuan atribut produk diturunkan berdasarkan aspek-

aspek ergonomis ENASE. Agar dapat mengetahui

informasi dan harapan responden digunakan kuesioner.

Kemudian, dilakukan perhitungan kecukupan data, uji

validitas dan reliabilitas dari kuisioner yang telah

disebarkan . Selanjutnya, penentuan karakteristik teknis

dan kemudian pembuatan House Of Ergonomic (HOE).

Kemudian merancangan produk, melakukan pengujian

terhadap produk. Setalah di uji dinilai kembali postur

kerja pegawai catering menggunakan metode OWAS.

Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dari

penelitian yang telah dilakukan.

2.1 Ergonomi

Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal

dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan

Nomos yang berarti hukum. Berdasarkan arti kata

tersebut ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin

keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya

dengan pekerjaan. (Wignjosoebroto, 2006).

2.2 Ovako Working Posture Analysis (OWAS)

Proses Coding Postures adalahproses

menterjemahkan postur kerja darihasil perekaman sesuai

dengan posturkerja menurut kode empat digit.

Kodetersebut meliputi postur tubuh bagianpunggung,

lengan, kaki dan berat beban. Berikut kode postur kerja

menurut metode OWAS (Fitri, 2017):

1. Sikap Punggung

a. Lurus

b. Membungkuk

c. Memutar atau miring kesamping

Membungkuk dan memutar atau membungkuk kedepan

dan menyamping

Page 3: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

3

Gambar 1 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Punggung

2. Sikap Lengan

a. Kedua lengan berada dibawah bahu

b. Satu lengan berada pada atau diatas bahu

c. Kedua lengan pada atau diatas bahu

Gambar 2 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Lengan

3. Sikap Kaki

a. Duduk

b. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus

c. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus

d. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut

ditekuk

e. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut

ditekuk

f. Berlutut pada satu atau kedua lutut

g. Berjalan

Gambar 3 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Kaki

4. Berat Beban

a. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W = 10

Kg)

b. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg < W

= 20 Kg)

c. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W >

20 Kg)

Tabel 1 Penilaian Analisis Postur Kerja OWAS

Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri

dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi

para pekerja (Suhardi, 2008)

a. KATEGORI 1: Pada sikap ini tidak ada masalah

pada system muskuloskeletal (tidak berbahaya).

Tidak perlu ada perbaikan.

b. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada

sistem musculoskeletal (postur kerja

mengakibatkan pengaruh ketegangan yang

signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang akan

datang.

c. KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya pada

sistem musculoskeletal (postur kerja

mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat

signifikan). Perlu perbaikan segera mungkin.

d. KATEGORI 4 : Pada sikap ini sangat berbahaya

pada system muskuloskeletal (postu r kerja ini

mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan

secara langsung atau saat ini juga.

2.3 Ergonomic Function Deployment (EFD)

Merupakan pengembangan dari Quality

Function Deployment (QFD) yaitu dengan

menambahkan hubungan baru antara keinginan

konsumen dan aspek ergonomi dari produk (Cundara,

2018) :

1. Identifikasi kebutuhan Konsumen

Kebutuhan konsumen dapat diperoleh dari Voice of

Customer yang dikumpulkan. Kebutuhan ini

diungkapakan dalam bentuk pernyataan dari

wawancara, kemudian diterjemahkan menjadi

kebutuhan konsumen yang disusun berdasarkan

tingkatan yang diinginkan konsumen.

2. Penentuan Tingkat Harapan Konsumen Penentuan

tingkat kepentingan konsumen dilakukan untuk

meneliti seberapa jauh konsumen memberikan

penilaian dari kebutuhan konsumen yang tersedia.

3. Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen

Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap

produk bertujuan untuk mengukur apakah konsumen

Page 4: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

4

puas dengan produk yang dibuat atau sebaliknaya.

Berikut ini adalah persamaannya.

Performance weight = skala x jumlah responden (1)

Weight Average Performance Score =

(2)

4. Penentuan Nilai Target (Goal)

Nilai target merupakan nilai dari setiap atribut yang

dianggap penting oleh perancang,sehingga menjadi

acuan untuk menetapkan atribut – atribut yang

dianggap penting.

5. Rasio Perbaikan (Improvement Ratio)

Merupakan perbandingan antara nilai yang

diharapkan pihak perusahaan dengan tingkat

kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Dapat

dihitung dengan rumus .

Improvement Ratio :

(3)

6. Sales Point

Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan

konsumen terhadap daya jual produk.

1 = Tidak ada titik jual

1.2= Titik jual menengah

1.5= Titik jual kuat

7. Raw Weight

Raw Weight adalah nilai keseluruhan dari data-data

yang dimasukkan dalam Planning Matrixs tiap

kebutuhan konsumen untuk proses perbaikan

selanjutnya dalam pengembangan produk. Rasio ini

dihitung dengan rumus:

Nilai Raw Weight =

Importance to costumer x Improvement ratio x Sales

poin (4)

8. Normalized Raw Weight

Merupakan nilai dari Raw weight yang dibuat dalam

skala 0-1 atau dibuat dalam bentuk persentase.

Dihitung dengan rumus:

Normalized Raw Weight:

(5)

9. Penyusunan Kepentingan Teknis

Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi

kebutuhan teknik yang sesuai dengan kebutuhan

konsumen.

10. Relationship

Menentukan hubungan kebutuhan konsumen dengan

kepentingan teknik penentuan ini menunjukan

hubungan (relationship matrix) antara setiap

kebutuhan konsumen dan kepentingan

teknik.Technical Correlation, digunakan untuk

menunjukkan interaksi antar karakteristik teknik.

Technical Matriks, digunakan untuk menentukkan

prioritas karakteristik teknik.

11. Penentuan Prioritas

Prioritas diurutkan berdasarkan nilai normalized

contributions yang tertinggi.

12. Penyusunan HOE (House of Ergonomic)

Menyusun House of Ergonomic (HOE), Berdasarkan

data – data yang telah didapatkan, kemudian dibuat

matriks HOE . Adapun panduan HOE terdapat pada

Gambar 1. berikut ini:

A.

Kebutuhan dan

Keinginan

Konsumen

A.

Kebutuhan pelanggan

ergonomis

C.

Persyaratan Teknis

F.

Matriks persyaratan

teknis (urutan tingkat

kepentingan daya

saing dan target

perysaratan teknis

B

Matriks perencanaan

penelitian pasar dan

perancangan strategi

B

Matriks perencanaan

penelitian pasar dan

perancangan strategi

E.

Korelasi

Persyaratan

Teknis

Gambar 4 Matriks House Of Ergonomic

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Kuesioner Tingkat Harapan Konsumen

Berikut merupakan pernyataan dalam kuesioner

tingkat harapan yang diberikan egawai catering di Dian

Rasa Catering Pekanbaru:

Tabel 2 Kuesioner Tingkat Harapan Konsumen

No Pernyataan

1. Alat pengangkat piring mudah dalam

pengoperasian

2. Alat pengangkat piring tidak mudah rusak

3. Alat pengangkat piring memiliki kapasitas

maksimal

4. Alat pengangkat piring memiliki ukuran yang

nyaman digunakan

5. Alat pengangkat piring memiliki tingkat

keamanan yang baik

6. Alat pengangkat piring dapat mengurangi

nyeri punggung, pinggang, dan kaki

7. Alat pengangkat piring memiliki harga yang

terjangkau

8. Alat pengangkat piring mudah dalam

perawatan

9. Alat pengangkat piring memiliki bahan baku

yang kuat dan awet (berkualitas)

3.2 Pengolahan Data Kuesioner

3.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsinya. Uji validitas tiap pernyataan

Page 5: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

5

dibawah diketahui nilai corrected item-total correlation

kepercayaan 95% adalah sebesar 0,8114.

Tabel 3

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 33.33 37.467 0.894 0.966

P2 33.33 37.867 0.849 0.968

P3 33.00 40.800 0.910 0.969

P4 33.67 36.667 0.886 0.966

P5 33.83 38.167 0.896 0.966

P6 33.67 36.267 0.928 0.964

P7 33.83 33.367 0.913 0.968

P8 33.33 37.467 0.894 0.966

P9 33.33 37.867 0.849 0.968

Karena nilai corrected item-total correlation

pada tiap pernyataan > r tabel maka semua pernyataan

dapat dikatakan valid.. Uji reliabilitas bertujuan untuk

mengukur kestabilan dan konsistensi responden dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan.

Berikut hasil uji reliabilitas menggunakan Software

SPSS 16.0.

Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Menggunakan Software

SPSS 16.0

Cronbachs

Alpha

Cronbachs Alpha Based

on Standardized Items

N of

Items

0.970 0.976 9

Nilai Cronbach’s Alpha> 0,60. Karena Alpha 0,970 >

0,60 maka hasil kuesioner tersebut adalah adalah

reliabel.

3.3 Ergonomic Function Deployment (EFD)

3.3.1 Penentuan Atribut Produk

Atribut produk diturunkan berdasarkan aspek-

aspek ergonomis. Atribut-atribut produk ini yang

kemudian menjadi dasar bagi atribut-atribut produk alat

bantu pengangkat piring yang akan dirancang dan

mempertimbangkan ENASE (Efektif, Nyaman, Aman,

Sehat,Efisien).

Tabel 5 Atribut Produk Alat Bantu pengangkat

piring

Atribut

Primer

Atribut

Sekunder

Atribut

Tersier

Efektif

Alat bantu

pengangkat piring

mudah dalam

Desain dan cara

kerja alat

sederhana

Pengoperasian Membantu

pegawai

dalammengangka

t piring lebih

cepat

Alat bantu

pengangkat piring

tidak mudah rusak

Material kuat dan

tahan lama

Alat bantu

pengangkat piring

memiliki kapasitas

maksimal

Kapasitas muat

maksimal 20

tumpuk piring

Nyama

n

Alat bantu

pengangkat piring

memiliki ukuran yang

nyaman digunakan

Dimensi alat

sesuai dengan

antropometri

buruh panen

Aman

Alat bantu

pengangkat piring

memiliki tingkat

keamanan yang baik

Alat bantu

pengangkat piring

tidak menciderai

buruh panen

Sehat

Alat bantu

pengangkat piring

dapat mengurangi

nyeri punggung,

pinggang, dan kaki

Desain alat sesuai

dengan postur

normal pekerja

Efisien

Alat bantu

pengangkat piring

memiliki harga yang

terjangkau

Harga sesuai

dengan

kehandalan dan

kualitas produk

Alat bantu

pengangkat piring

mudah dalam

perawatan

Alat mudah

dibersihkan

Alat bantu

pengangkat piring

memiliki bahan baku

yang kuat dan awet

(berkualitas)

Bahan terbuat

dari besi

Page 6: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

6

3.3.2 House Of Ergonomic (HOE)

Menyusun House of Ergonomic (HOE), Berdasarkan data – data yang telah didapatkan, kemudian dibuat

matriks HOE. Berikut merupakan hasil dari rekapan pengolahan data menggunakan metode (EFD).

Alat pengangkat piring tidak mudah rusak

Alat pengangkat piring mudah dalam

perawatan

Alat pengangkat piring memiliki harga yang

terjangkau

Alat pengangkat piring dapaat mengurangi

nyeri punggung, pinggang dan tangan

Alat pengangkat piring memiliki tinkat

keamanan yang baik

Alat pengangkat piring memiliki ukaran yang

nyaman digunakan

Alat pengangkat piring memiliki kapasitas

maksimal

Alat pengangkat piring memiliki bahan baku

yang kuata dan berkualitas

Skor

Kep

entin

gan

Alat pengangkat piring mudah dalam

pengoperasian

Des

ain

dan

cara

ker

ja a

lat s

eder

hana

4.33

3.83

3.67

4.05

4.5

4.05

3.5

3.83

3.67

Mem

bant

u pe

kerj

a pe

ngan

gkat

an p

iring

lebi

h ce

pat

Mat

eria

l kua

t

Mat

eria

l tah

an la

ma

Kapa

sita

s m

uat m

aksi

mal

25

tum

puka

n pi

ring

Alat

ban

tu p

enga

ngka

t piri

ng c

ater

ing

tidak

men

cede

rai

paeg

awai

Des

ain

alat

ses

uai d

enga

n po

stur

nor

mal

pek

erja

Har

ga s

esui

a de

ngan

keh

anda

lan

dan

kual

itas

prod

uk

Alat

mud

ah d

iber

sihk

an

Dim

ensi

ala

t ses

uai d

enga

n an

trop

omet

ri pe

gaw

ai

Product Requirements

Kara

kter

isti

k Pr

oduk

Baha

n te

rbua

t dar

i bes

i

Target Spesifikasi

Alat

terd

ir da

ri tr

oli d

an p

enga

ngka

t piri

ng

Contribution

Urutan PrioritasNormalized Contribution

Efek

tif d

an e

fisie

n da

lam

men

Gan

gkat

piri

ng 3

kal

i leb

ih

cepa

t dib

andi

ngka

n m

enga

ngka

t sec

ara

mau

al

Besi

yan

g id

guna

kan

taha

n se

cara

fisi

k da

n ki

mia

wi

Mat

eria

l dila

pisi

cat

aga

r tah

an te

rhad

ap k

arat

Kapa

sita

s m

uat m

aksi

mal

20

tum

puk

pirin

g

Pega

wai

cat

erin

g ny

aman

men

ggun

akan

ala

t

Tida

k ad

a si

si y

ang

runc

ing

pada

trol

i yan

g bi

sa m

ence

dera

i peg

awai

.

Pega

ngan

pad

a al

at p

enga

ngka

t piri

ng ju

ga ti

dak

licin

.

Ting

gi a

lat s

esua

i den

gan

post

ur tu

buh

pega

wai

, seh

ingg

a

posi

si b

adan

net

ral d

an m

engu

rang

i pos

isi m

embu

ngku

k.

Har

ga k

uran

g da

ri Rp

. 500

.000

Baha

n ba

ku d

an a

lat b

antu

pen

gang

kat p

iring

mud

ah

dibe

rsih

kan.

Terb

uat d

ari b

esi r

inga

n

2.19

0.097

6

2.34

0.10

5

2.07

0,092

7

2.79

0.12

2

1,17

0,05

9

2.46

0.11

4

3.06

0.13

1

0.9

0.04

10

1.89

0.08

8

2.79

0.12

3

0.81

0.03

11

Cust

. Sat

isfa

ctio

ns P

erfo

rman

ce

Impr

ovem

ent R

atio

Raw

Wei

ght

Nor

mal

ized

Raw

Wei

ght

Competitive Analysis

1 5432

Proses Manual

Alat Kolektor Ergonomis

0 = Worst 5= Best

Gambar 5 House Of Ergonomics Alat Bantu pengangkat piring

Page 7: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

3.4 Antropometri

Adapun data antropometri yang dipakai dalam

melakukan perancangan alat bantu pengangkat piring

yaitu sebagai berikut:

Tabel 6 Data Antropometri yang Digunakan

Data

Antropometri Penggunaan Persentil

Ukuran

(cm)

Tinggi Siku

Berdiri Tinggi troli

5 th 118

50 th 125

95 th 132

Genggaman

Tangan

Diameter

Hand Grip

troli

5 th 4.5

Lebar Telapak

Tangan

(sampai ibu

jari)

Panjang

Hand Grip 95 th 10.8

Genggaman

Tangan

Diameter

Hand Grip

rak piring

5 th 4.5

3.5 Perancangan dan Pengembangan Produk

Perancangan desain alat bantu pengangkat

piring bertujuan untuk memberikan pemahaman bentuk

fisik dari alat tersebut. Pembuatan desain menggunakan

Software sketch up:

Gambar 6 Rancangan Alat Bantu pengangkat piring

Gambar 7 Dimensi Alat Bantu pengangkat piring

3.6 Analisis OWAS

Berikut postur pegawai Dian Rasa Catering

saat mengangkat dan memindahkan piring.

Gambar 8 Postur Tubuh pegawai saat mengangkat

piring

Dilihat dari Gambar 4 data postur kerja yang

dilakukan oleh pegawai catering pada aktivitas

mengangkatpiring dengan pengambilan gambar pada

saat pegawai melakukan pekerjaan tersebut, maka dapat

dilihat bahwa pola aktivitas yang dilakukan oleh

pekerja tersebut sangat tidak ergonomi. Risiko kelainan

bentuk tulang belakang seperti kifosis sangat mungkin

terjadi dan bisa berakibat kepada menurunnya kualitas

kesehatan dari pekerja itu sendiri. Berikut merupakan

Page 8: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

8

rekapitulasi penilaian postur pegawai catering saat

mengangkat tumpukan piring secara manual

Tabel 7 Rekap Perhitungan OWAS (Sebelum

Perbaikan)

SKIP KODE KETERANGAN

Punggung 2 Bungkuk ke depan

Lengan 1 Kedua lengan berada dibawah

bahu

Kaki 7 Pegawai berpindah tempat atau

berjalan

Berat

beban 2

beban yang diangkat pegawai

adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg <

W ≤ 20 Kg)

Hasil dari analisa sikap kerja OWAS adalah

salah satu dari empat level skala sikap kerja yang

didapat dari kode OWAS yang dimasukan kedalam table

OWAS, sebagai berikut:

Tabel 8 Tabel OWAS

Skor akhir yang didapat pada postur tubuh

Pegawai yaitu = 3. Artinya pada sikap ini berbahaya

bagi system muskolaskeletal (sikap kerja mengakibatkan

pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu

perbaikan segera mungkin.

Selanjutnya postur kerja pegawai setelah

menggunakan alat bantu pengangkat piring. Terlihat

pada Gambar 5

Gambar 9 Postur Tubuh pegawai Setelah Menggunakan

Alat bantu pengangkat piring

Tabel 9 Rekap Perhitungan OWAS (Sesudah

Perbaikan)

SKIP KODE KETERANGAN

Punggung 1 Tegak berdiri

Lengan 1 Kedua lengan berada

dibawah bahu

Kaki 7 Pegawai berpindah tempat

atau berjalan

Berat beban 2

beban yang diangkat

pegawai adalah 10 Kg – 20

Kg (10 Kg < W ≤ 20 Kg)

Hasil dari analisa sikap kerja OWAS adalah

salah satu dari empat level skala sikap kerja yang

didapat dari kode OWAS yang dimasukan kedalam table

OWAS, sebagai berikut:

Tabel 10 Tabel OWAS

Skor akhir yang didapat pada postur tubuh

Pegawai yaitu = 1. Artinya pada sikap ini tidak ada

masalah pada system musculoskeletal (tidak berbahaya).

Tidak perlu ada perbaikan.

4. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan analisa postur kerja pegawai

catering menggunakan Metode Ovako Working

posture Analysis (OWAS) perbandingan skor postur

kerja saat sebelum menggunakan alat bantu

pengangkat piring yaitu 3 dan sesudah

menggunakan alat bantu pengangkat piring yaitu 1

Postur pegawai sudah dapat dikategorikan

ergonomi yang pada semula membungkuk menjadi

berdiri tegak.

2. Setelah dilakukan perancangan alat bantu

pengangkat piring yang ergonomis didapatkan hasil

berupa troli dan rak piring. Tinggi rak piring 22 cm

dan radius rak piring 19 cm dan ketinggian pegangan

troli yang dapat diatur dengan ukuran terendah, rata

rata dan maksimum yaitu (94 cm, 101 cm, 18 cm).

Daftar Pustaka

Page 9: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGANGKAT PIRING CATERING …

9

Cundara, N., Bora, M.A. and Rahmat, K., 2018.

Perancangan dan Pengembangan Holder

Handphone Flexibel yang Ergonomi. Jurnal

Industri Kreatif (JIK), 2(1), pp.57-64.

Davudian-Talab, A., Azari, G., Badfar, G., Shafeei, A.

and Derakhshan, Z., 2017. Evaluation and

Correlation of the Rapid Upper Limb

Assessment and Rapid Office Strain Assessment

Methods for Predicting the Risk of

Musculoskeletal Disorders. Internal Medicine

and Medical Investigation Journal, 2(4),

pp.155-160.

Heni, I.P., Kusnayat, A. and Rahayu, M., 2017. Analisis

Dan Perbaikan Rancangan Material Handling

Equipment Aktivitas Pemindahan Kayu

Menggunakan Pendekatan Ergonomic Function

Deployment Pada PT. Perkebunan Nusantara

VIII. eProceedings of Engineering, 4(2).

Istighfarrahman, D., Rancang Bangun dan Uji Kinerja

Alat Pengutip Brondolan Sawit.

Meyharti, M., Mustofa, F.H. and Desrianty, A., 2013.

Usulan Rancangan Baby Tafel Portable dengan

Menggunakan Metode Ergonomic Function

Deployment (EFD). REKA INTEGRA, 1(2).

Liansari, G.P., Novirani, D. and Subagja, R.N., 2016.

Rancangan Blueprint Alat Cetak Kue Balok

yang Ergonomis dengan Metode Ergonomic

Function Deployment (EFD). Jurnal Rekayasa

Sistem Industri, 5(2), pp.106-117.

Tarwaka, S.H. and Sudiajeng, L., 2004. Ergonomi untuk

keselamatan, kesehatan kerja dan

produktivitas. UNIBA, Surakarta.

Ulrich, K.T. and Eppinger, S.D., 2001. Perancangan dan

pengembangan produk. Salemba Teknika,

Jakarta.

Wignjosoebroto, S., 2006. Ergonomi studi gerak dan

waktu. Surabaya: Guna Widya.