i
PERANAN PERAJIN DALAM MELESTARIKAN
BATIK BAYAT DI DESA JARUM
KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Konsentrasi Tata Busana
Oleh
Dwi Arum Sari
5401410035
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Dwi Arum Sari
NIM : 5401410035
Jurusan : PKK Tata Busana S1
Fakultas : Teknik
Judul Skripsi : Peranan Perajin Dalam Melestarikan Batik Bayat Di Desa Jarum
Kabupaten Klaten.
Menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya salah (tidak benar),
maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Semarang, September 2014
Dwi Arum Sari
NIM. 5401410035
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang, pada:
Hari :
Tanggal :
Menyetujui
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing
Dra. Wahyuningsih, M.Pd Dra. Widowati, M.Pd
NIP. 196008081986012001 NIP.196303161987022001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang pada
Hari : Rabu
Tanggal : 21 Januari 2015
Panitia Ujian
Ketua Sekertaris
Dra. Wahyuningsih, M.Pd Dra. Musdalifah, M.Si
NIP. 196008081986012001 NIP. 196211111967022001
Penguji I Penguji II
Dra. Sicilia Sawitri, M.Pd Siti Nurrohmah, S.Pd, M.Sn
NIP. 195701201986012001 NIP. 197502062000032001
Penguji/ Pembimbing
Dra. Widowati, M.Pd
NIP.196303161987022001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
د ادا ار هن .1 يا ل ه ن عاي ا ف عن ب ه ة خر ادا ار هن م ل عاي لن ف ع و ل ه هوا اراد هن ال عاي لن ف ع ل
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu,
barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu, dan
barang siapa yang menginginkan kebahagiaan pada keduanya maka haruslah
dengan ilmu” (HR. Ibnu Asakir).
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
1. Ayah, Ibu, dan Kakakku yang selalu
mendoakan saya.
2. Sahabat-sahabatku yang selalu berbagi dalam
suka maupun duka.
3. Almamater UNNES
vi
KATA PENGANTAR
Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan bangsa indonesia perlu
dilestarikan keberadaannya, terutama batik Bayat. Perkembangan batik Bayat
belum berkembang pesat seperti batik di daerah-daerah lain. Masalah dalam
produksi, promosi dan pemasaran menjadi penyebab belum berkembangnya batik
Bayat dengan baik. Peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di desa Jarum
Kabupaten Klaten melalui peranan produksi, peranan promosi dan peranan
pemasaran. Hasil penelitian Peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di desa
Jarum Kabupaten Klaten termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase
71.33%.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di desa Jarum Kabupaten
Klaten.”
Keberhasilan dan kesuksesan dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari pihak terkait. Penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis menjadi mahasiswa UNNES.
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kemudahan dalam pengurusan surat ijin dalam penelitian ini.
vii
3. Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Widowati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan pengarahan dengan sabar sehingga penulis dapat
menyelesaiakn penyusunan skripsi ini.
5. Budi Sumanto, SE. selaku kasi industri kecil dan menengah, Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Penanaman modal Kota Klaten yang telah memberikan informasi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan skripsi.
6. Hj. Suratmi selaku Kepala Desa Jarum yang telah memberikan ijin untuk
dapat melakukan penelitian.
7. Para pengrajin batik di Desa Jarum yang telah memberikan ijin untuk dapat
melakukan penelitian, sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai.
8. Ayah, Ibu dan Kakak tercinta yang dengan tulus ikhlas berdo’a dan memberikan
dorongan materi serta semangat yang begitu besar.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga ALLAH SWT memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang
telah mereka berikan selama ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Semarang, September 2014
Peneliti
viii
ABSTRAK
Dwi Arum Sari, 2014. “Peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di desa
Jarum Kabupaten Klaten”. Skripsi, PKK Konsentrasi Tata Busana S1. Jurusan
Teknologi Jasa dan Produksi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Dra. Widowati, M.Pd.
Kata Kunci : Peranan perajin, melestarikan batik Bayat.
Batik merupakan hasil karya seni tradisional yang banyak ditekuni
masyarakat Jawa khususnya Kota Klaten di Kecamatan Bayat, salah satu daerah
produktif penghasil batik adalah Desa Jarum. Batik dari Desa Jarum terkenal
karena pembatikannya yang halus. Produk dari desa ini tidak hanya berupa kain
batik, melainkan batik kayu. Kendala terbesar pengrajin dalam menjalankan usaha
ini adalah keterbatasan dalam promosi dan keterbatasan dalam memasarkan hasil
produksi, sehingga produk-produk yang dihasilkan sulit untuk menembus pasar dan
sulit untuk bersaing dengan produk batik dari daerah lainnya, seperti : batik Solo,
batik Yogyakarta dan batik Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
(1) peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di desa Jarum Kabupaten
Klaten dan (2) seberapa besar peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di
desa Jarum Kabupaten Klaten.
Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi penelitian berjumlah 25
orang. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Metode pengumpulan data
menggunakan angket, dokumentasi dan observasi. Data penelitian di analisis
menggunakan analisis deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan perajin dalam melestarikan
batik Bayat di desa Jarum Kabupaten Klaten mendapatkan persentase 71.33%
termasuk dalam kategori tinggi, dengan sub variabel peranan produksi mendapat
skor 1678 dan persentase 43.02%, peranan promosi mendapat skor 481 dan
persentase 12.33%, dan peranan pemasaran mendapat skor 623 dan persentase
15.98%.
Simpulan bahwa peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di desa
Jarum Kabupaten Klaten berada dalam kategori tinggi dengan persentase 71.33%.
Saran bagi perajin batik Bayat di desa Jarum, hendaknya dalam mempromosikan
batik Bayat untuk lebih ditingkatkan melalui media internet karena internet dapat
diakses didalam maupun diluar negeri. Saran bagi Pemerintah untuk dapat
mematenkan motif batik Bayat melalui jalur hukum agar tidak diklaim oleh Negara
lain karena batik adalah budaya dan identitas bangsa.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
PERNYATAAN …………………………………………………………… ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………… iii
PENGESAHAN …………………………………………………………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………. v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi
ABSTRAK …………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………… 5
1.4 Manfaat penelitian………………………………………………………….. 5
1.5 Penegasan Istilah …………………………………………………………… 6
1.6 Sistimatika Skripsi …………………………………………………………. 8
BAB 2 LANDASAN TEORI ………………………………………………. 9
2.1 Peranan Perajin……………………………………………………………… 9
2.2 Melestarikan Batik Bayat ………………………………………………….. 17
2.3 Batik………………………………………………………………………… 22
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN …………………………………… 37
3.1 Metode Penelitian ………………………………………………………….. 37
3.2 Variabel Penelitian …………………………………………………………. 37
3.3 Populasi dan Sampel ……………………………………………………….. 38
x
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 39
3.5 Instrumen Penelitian………………………………………………………… 40
3.6 Uji Instrumen Penelitian……………………………………………………. 41
3.7 Validitas dan Reliabilitas…………………………………………………… 42
3.8 Analisis Data ……………………………………………………………….. 44
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………. 47
4.1 Deskripsi Data ……………………………………………………………… 47
4.2 Analisis Data ……………………………………………………………….. 49
4.3 Pembahasan………………………………………………………………… 54
4.4 Keterbatasan Penelitian …………………………………………………….. 64
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 65
5.1 Simpulan …………………………………………………………………... 65
5.2 Saran ………………………………………………………………………. 65
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 67
LAMPIRAN………………………………………………………………… 69
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Variabel Penelitian ……………………………………………………....... 38
3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket ………………………………………………… 41
3.3 Interval Nilai ……………………………………………………………….. 46
4.1 Peranan Perajin Dalam Melestarikan Batik Bayat ……………………….... 48
4.2 Deskriptif Persentase Peranan Produksi……………………………………. 50
4.3 Deskriptif Persentase Observasi Proses Pembuatan Batik ………............... 51
4.4 Deskriptif Persentase Peranan Promosi ……………………………………. 52
4.5 Deskriptif Persentase Peranan Pemasaran …………………………………. 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Proses Pembuatan Batik ……………………………………………. 12
2.2 Skema Metode Promosi ………………………………………………......... 14
2.3 Saluran Pemasaran Barang Konsumsi……………………………………… 16
2.4 Remukan……………………………………………………………………. 27
2.5 Latar Putih ………………………………………………………………….. 28
2.6 Kambil Secukil atau Kopi Pecah…………………………………………… 28
2.7 Batik Tulis Bayat Candi Lara Jonggrang…………………………………… 29
2.8 Gawangan…………………………………………………………………… 32
2.9 Bandul………………………………………………………………………. 32
2.10 Wajan ………………………………………………………………............. 33
2.11 Kompor …………………………………………………………….............. 33
2.12 Taplak………………………………………………………………………. 34
2.13 Saringan Malam…………………………………………………………….. 34
2.14 Dingklik ……………………………………………………………………. 35
2.15 Canting………………………………………………………………………. 35
2.16 Lilin Malam………………………………………………………………… 36
4.1 Grafik Deskriptif Persentase Peranan Perajin Batik ………………………... 48
4.2 Grafik Deskriptif Persentase Peranan Produksi ……………………………. 50
4.3 Grafik Deskriptif Persentase Peranan Promosi……………………………… 52
4.4 Grafik Deskriptif Persentase Peranan Pemasaran…………………………… 53
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Angket …………………………………………….. 70
2. Kisi-kisi Wawancara Dengan Pemerintah (DISPERINDAG) ………….. 83
3. Sampel Penelitian ………………………………………………………. 84
4. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………………………… 85
5. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket ………………………….. 87
6. Angket Penelitian ……………………………………………………….. 90
7. Pedoman Wawancara Dengan Pemerintah (DISPERINDAG) ………….. 100
8. Lembar Observasi Proses Pembuatan Batik …………………………….. 102
9. Hasil Observasi Proses Pembuatan Batik ……………………………….. 104
10. Tabulasi Hasil Penelitian ………………………………………………... 105
11. Analisis Deskriptif Persentase ………………………………………….. 106
12. Motif Batik Bayat (Kain)………………………………………………. ... 107
13. Macam-macam Batik Kayu Bayat ……………………………………… 110
14. Dokumentasi Penelitian …………………………………………………. 113
15. Data Pengusaha Batik …………………………………………………… 126
16. Surat Usulan Pembimbing ………………………………………………. 128
17. Surat Keputusan Pembimbing …………………………………………… 129
18. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………… 130
19. Surat Keterangan Selesai Penelitian …………………………………….. 131
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil
batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur. Pada awalnya batik hanya dikenal oleh kalangan
keraton yang digunakan untuk upacara keagamaan maupun acara-acara kerajaan,
sehingga pada waktu itu batik banyak digunakan oleh para raja, bangsawan, dan
abdi kerajaan.
Batik mulai digunakan oleh masyarakat umum pada awal abad ke-19 dan
jenis batik pertama yang dikenal berupa batik tulis, kemudian berkembang
menjadi batik cap dan printing bermotif batik. Batik tidak hanya dipakai oleh
masyarakat lokal saja tetapi batik juga sangat popular dimasyarakat Internasional
karena keindahan dari berbagai motif serta mutu warna alami yang menarik.
Tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai salah satu
warisan budaya Indonesia yang layak untuk dimasukkan dalam Representative
List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, artinya bahwa batik telah
memperoleh pengakuan internasional sebagai salah satu mata budaya Indonesia,
sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat harkat para pengrajin
batik dan mendukung usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat (Syarif
Nurhidayat, 2010:15).
2
Kabupaten Klaten mempunyai jumlah industri cukup banyak dengan jenis
yang beragam. Umumnya industri kecil tersebut mengelompok membentuk
sentra. Perkembangan industri kecil di Kabupaten Klaten terus meningkat ditandai
dengan munculnya industri kecil baru. Menurut data dari Dinas Perindustrian
Perdangangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten, Pada tahun 2014 terdapat
32.920 unit usaha industri kecil dengan jumlah tenaga kerja sebesar 135.845
orang. Data industri Kabupaten Klaten tahun 2014 dapat dilihat bahwa jumlah
unit usaha industri kecil lebih besar daripada jumlah industri menengah dan besar.
Jumlah unit usaha industri kecil adalah 32.920 unit yang terdiri dari 6.164 unit
industri logam, mesin dan kimia. 10.722 unit industri aneka dan 16.034 unit
industri hasil pertanian dan kehutanan. Sedangkan jumlah unit usaha industri
menengah dan besar hanya sebanyak 126 unit yang terdiri dari 84 unit industri
mesin, logam dan kimia dan 42 unit industri hasil pertanian dan kehutanan
(Depperindagkop dan UMKM Kabupaten Klaten 2014).
Salah satu industri kecil yang terdapat di Kabupaten Klaten adalah industri
batik. Sentra batik yang terkenal di Kabupaten Klaten adalah di Desa Jarum
Kecamatan Bayat. Pada mulanya usaha batik di Desa Jarum merupakan warisan
nenek moyang yang mengandung banyak aspek sosial maupun budaya, karena
dorongan untuk melestarikannya. Kemudian, dengan semakin majunya peradaban
manusia dan tuntutan kebutuhan hidup yang semakin kompleks, maka pada saat
ini usaha batik di Desa Jarum telah mampu menjadi sumber mata pencaharian
pokok sehari-hari bagi mereka selain bercocok tanam. Data dari Balai Desa Jarum
tahun 2014, jumlah pengrajin di Desa Jarum ada 25 dan masing-masing menyebar
3
di tujuh dukuh yaitu di dukuh Pendem terdapat 9 pengrajin batik, dukuh Karang
Gumuk terdapat 4 pengrajin batik, dukuh Kebon Agung terdapat 4 pengrajin
batik, dukuh Jarum terdapat 1 pengrajin batik, dukuh Pudungrejo terdapat 3
pengrajin batik, dukuh Tunggul terdapat 2 pengrajin batik, dan dukuh Karang
Ploso terdapat 2 pengrajin batik (Balai Desa Jarum, 2014).
Batik dari Desa Jarum terkenal karena pembatikannya yang halus. Produk
dari desa ini tidak hanya berupa kain batik, melainkan ada beberapa pengrajin
yang membuat souvenir dari kayu yang bermotif batik, disebut juga dengan batik
kayu. Pemasaran Batik di Desa Jarum, tidak hanya disekitar Jawa Tengah, tetapi
juga dipasarkan ke luar pulau, bahkan mancanegara. Kendala terbesar perajin
dalam menjalankan usaha ini adalah keterbatasan dalam promosi, keterbatasan
dalam memasarkan hasil produksi, terbatasnya sumber daya manusia dan
ketidaktahuan masyarakat tentang keberadaan batik bayat dan keberadaan
kampung batik bayat menjadi penyebab belum berkembangnya batik Bayat
dengan baik. sehingga produk-produk yang dihasilkan sulit untuk menembus
pasar dan sulit untuk bersaing dengan produk batik dari daerah lainnya, seperti :
batik Solo, batik Yogyakarta dan batik Pekalongan. Ketersediaan bahan baku
yang jauh atau bahkan mungkin berada di luar wilayah industri, akan mempersulit
dalam proses produksi. Selain sulit didapat karena berada di luar wilayah industri
yaitu berada di Solo dan Yogyakarta, hal ini juga dapat menambah biaya untuk
transportasi dan juga lebih mahal. Minimnya minat generasi muda untuk
mengikuti jejak leluhur dalam mengembangkan usaha batik Bayat.
4
Adanya hak paten terhadap batik, kemungkinan peluang batik Indonesia
untuk menembus pasar global semakin terbuka lebar. Kesempatan-kesempatan ini
yang kemudian dimanfaatkan daerah-daerah pusat batik untuk mengembangkan
usaha batik lebih besar lagi. Desa Jarum sebagai salah satu daerah sentra batik di
Klaten memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan, namun dalam
menjalankan usaha tersebut, perajin masih harus dihadapkan dengan berbagai
kendala yang menyebabkan kesulitan dalam mengembangkan usaha batik
tersebut. Belum banyak diketahui bagaimana upaya yang dilakukan dari berbagai
peran perajin, pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten (Pemkab) Klaten
untuk mendukung, mempertahankan, melestarikan serta mengembangkan
aktivitas membatik khususnya di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten
Klaten.
Uraian di atas melatar belakangi perlunya dilakukan kajian lebih jauh
mengenai “PERANAN PERAJIN DALAM MELESTARIKAN BATIK BAYAT
DI DESA JARUM KABUPATEN KLATEN”.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di Desa Jarum
Kabupaten Klaten?
1.2.2 Seberapa besar peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di Desa Jarum
Kabupaten Klaten?
5
1.3 Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan yang ingin di capai ataupun diharapkan dalam penelitian ini
adalah :
1.3.1 Mengetahui peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di Desa Jarum
Kabupaten Klaten.
1.3.2 Mengetahui seberapa besar peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di
Desa Jarum Kabupaten Klaten.
1.4 Manfaat Penelitian
Hal penting dari sebuah penelitian adalah manfaat yang dapat dirasakan atau
diterapkan setelah terungkap hasil penelitian. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah:
1.4.1 Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
dengan topik yang sama tetapi populasi yang berbeda.
1.4.2 Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan memperluas wawasan bagi peneliti
mengenai batik Bayat di desa Jarum.
1.4.3 Bagi penulis, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman tentang batik Bayat di desa Jarum.
1.4.4 Bagi pemerintah yaitu sebagai masukan bagi pemerintah dalam melestarikan batik
Bayat di desa Jarum Kabupaten Klaten.
1.4.5 Bagi perajin yaitu sebagai motivasi kehidupan batik Bayat di masyarakat,
sehingga batik Bayat lebih dikenal oleh masyarakat luas.
6
1.5 Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak
terjadi salah penafsiran. Perlu bagi penulis untuk mempertegas maksud dalam
judul “PERANAN PERAJIN DALAM MELESTARIKAN BATIK BAYAT DI
DESA JARUM KABUPATEN KLATEN” tersebut di atas dengan terlebih dahulu
mempertegas batasan pengertian beberapa istilah dalam judul sebagai berikut:
1.5.1 Peranan
“Peranan adalah sesuatu bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”
(Surayin, 2001:383). “Peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
berarti dia menjalankan suatu peranan” (Soerjono Soekanto, 1982:212).
Simpulan dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa peranan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah yang menjadi bagian dari perajin batik di
desa Jarum yaitu produksi, promosi dan pemasaran batik bayat.
1.5.2 Perajin
“Perajin adalah orang yang pekerjaanya membuat barang kerajinan”
(Surayin, 2001:295). “Perajin adalah sesuatu yang mendorong untuk menjadi
rajin” (Dendy Sugono, 2008:974).
Simpulan dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa perajin yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang yang pekerjaannya membuat
barang kerajinan batik Bayat di Desa Jarum, yaitu produsen (perajin batik).
7
1.5.3 Melestarikan Batik
“Melestarikan adalah menjadi atau membiarkan tetap tidak berubah”
(Surayin, 2001:265). “Melestarikan adalah tetap seperti keadaannya semula, tidak
berubah, dan kekal” (Dendy Sugono, 2008:853).
“Batik adalah kain yang bergambar (bercorak) yang pembuatannya dengan
cara tertentu, mula-mula ditulis atau ditera dengan lilin atau diwarnakan dengan
soga” (Surayin, 2001:31). “Batik adalah sebuah teknik menahan warna dengan
lilin malam secara berulang-ulang di atas kain” (Rina Pandan sari, 2013:3)
Simpulan dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa melestarikan
batik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembuatan atau mengupayakan
sesuatu yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaan dan keaslian ciri motif
khas batik tulis bayat di desa Jarum.
1.5.4 Desa Jarum
Desa Jarum adalah salah satu desa yang berada Kecamatan Bayat dan
Kabupaten Klaten. Desa Jarum ini sejak ratusan tahun lalu dikenal sebagai sentra
batik di Bayat dan salah satu desa pusat pengrajin batik tulis yang terkenal dengan
warna alamnya (Ismadi, 2008:4).
1.6 SISTIMATIKA SKRIPSI
Penulisan skripsi yang baik harus memberi arahan yang jelas, dapat
membawa pembaca sesuai dengan alur pikiran penulis, dan mempermudah
pemahaman skripsi ini. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
8
1.6.1 Bagian Awal
Bagian awal yang termasuk bagian awal adalah judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, halaman motto dan persembahan, sari (abstrak), kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar table, dan daftar lampiran.
1.6.2 Bagian Isi
BAB 1 PENDAHULUAN, bab ini terdiri atas latar belakang masalah,
Rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
sistematika skripsi.
BAB 2 LANDASAN TEORI, bab ini berisi tentang teori-teori yang
dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, yaitu Peranan Perajin,
Melestarikan Batik Bayat dan Batik.
BAB 3 METODE PENELITIAN, bab ini berisi tentang metode-metode
yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi, Jenis Penelitian, Variabel
Penelitian, Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Uji Instrumen
Penelitian, Validitas dan Reliabilitas, serta Analisis Data.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN, bab ini berisi
tentang pelaksanaan penelitian, yaitu hasil penelitian, dan pembahasan hasil
penelitian.
BAB 5 PENUTUP, bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian, serta
saran-saran atau sumbangan pikiran peneliti atas penelitian yang telah dilakukan.
1.6.3 Bagian akhir
Bagian akhir yang termasuk bagian akhir dari skripsi adalah daftar pustaka
dan lampiran-lampiran.
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Peranan Perajin
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia
menjalankan suatu peranan. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur
perilaku seseorang (Soerjono Soekanto,1982:212). Peranan adalah sesuatu bagian
dari tugas utama yang harus dilaksanakan (Surayin, 2001:383). Perajin adalah
orang yang pekerjaanya membuat barang kerajinan (Surayin, 2001:295). Peranan
perajin dalam penelitian ini adalah peranan produksi, peranan promosi dan
peranan pemasaran.
Fungsi pokok perusahaan atau industri adalah produksi, promosi, dan
pemasaran. Semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Basuswastha,1998:178).
2.1.1 Peranan Produksi
Tujuan utama kegiatan produksi dalam perusahaan adalah memaksimalkan
proses penciptakan atau penambahan nilai. Proses produksi merupakan semacam
kerangka kegiatan yang didalamnya berlangsung proses penciptaan atau
penambahan nilai (Darwin Bangun, 1989:87).
Proses membatik adalah rangkaian aktifitas yang dilakukan dalam
membuat batik, mulai dari menyiapkan kain dasar (polos) sampai menjadi kain
batik yang siap digunakan sesuai keperluan. Proses pembuatan kain batik yaitu
10
meliputi proses persiapan, proses pembatikan, proses pewarnaan, dan proses
penghilangan lilin (Kube Batik Sekar Kedaton, tanpa tahun :10).
2.1.1.1 Proses persiapan
Proses persiapan merupakan suatu langkah yang harus dikerjakan dalam
pembuatan batik yaitu meliputi memotong kain, pencucian, pengetelan,
penganjian, dan pengemplongan (Kube Batik Sekar Kedaton, tanpa tahun :10).
1. Memotong kain
2. Pencucian, pencucian dilakukan di dalam air.
3. Pengetelan, proses pemasakan kain dalam air panas dan proses penyabunan.
4. Penganjian, perendaman kain didalam larutan kanji.
5. Pengemplongan, meratakan atau menghaluskan permukaan kain mori yang akan
di batik dengan jalan dipukul berulang.
2.1.1.2 Proses pembatikan
Proses pembatikan merupakan suatu langkah yang harus dikerjakan dalam
pembuatan batik meliputi membatik kerangka, ngisen-iseni, nerusi, nembok dan
bliriki (Kube Batik Sekar Kedaton, tanpa tahun :10).
1. Membatik kerangka
Membatik kerangka dengan memakai pola disebut “mola”. Mori yang
sudah dibatik seluruhnya berupa kerangka atau disebut juga “klowongan”.
Canting yang dipergunakan adalah canting klowongan.
2. Ngisen-iseni
Ngisen-iseni dari kata “isi”, yaitu memberi isi atau mengisi. Ngisen-iseni
dengan mempergunakan canting cucuk kecil disebut juga canting isen.
11
3. Nerusi
Nerusi merupakan penyelesaian yang kedua. Batikan yang berupa
ngengrengan kemudian di balik permukaannya, dan dibatik kembali pada
permukaan kedua itu.
4. Nembok
Nembok merupakan bagian-bagian batik yang tidak akan diberi warna, atau
akan diberi warna sesudah bagian yang lain harus ditutup dengan malam. Cara
menutupnya seperti cara membatik bagian lain dengan mempergunakan canting
tembokan.
5. Bliriki
Bliriki merupakan nerusi tembokan agar bagian-bagian itu tertutup
sungguh-sungguh. Bliriki mempergunakan canting tembokan dan caranya seperti
nemboki.
2.1.1.3 Proses pewarnaan
Proses pewarnaan adalah memberikan warna pada kain yang sudah dibatik.
Proses pewarnaan pada bahan tekstil pada umumnya meliputi proses sebagai
berikut pencelupan dan pencapan (Kube Batik Sekar Kedaton, tanpa tahun :15).
1. Pencelupan yaitu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna
yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat
warna, air dan obat bantu.
2. Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada
permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif
12
tertentu dengan 3 komponen bahan utama adalah zat warna, pengental dan obat
bantu.
2.1.1.4 Proses penghilangan lilin
Proses penghilangan lilin secara keseluruhan ini dilakukan dalam air yang
mendidih dan ditambakan obat pembantu yaitu waterglass atau soda abu. Cara
nglorod atau menghilangkan lilin adalah (Kube Batik Sekar Kedaton, tanpa tahun
:16).
1. Kain yang sudah dibatik dibasahi terlebih dahulu didalam bak air.
2. Kemudian dimasukan dalam air mendidih yang sudah diberi obat pembantu.
Setelah malamnya terlepas, kemudian diangkat dan langsung dicuci sampai
bersih.
3. Selanjutnya dijemur ditempat yang teduh tidak langsung kena sinar matahari.
Produk batik yang dihasilkan perajin batik Bayat di desa Jarum adalah batik
tulis, batik cap, batik printing. Dibawah ini merupakan skema proses produksi
batik Bayat yang perajin batik di Desa Jarum.
Bagan 2.1 Skema Proses Pembuatan Batik
(Kube Batik Sekar Kedaton :16)
Mori
Proses persiapan
Proses
pembatikan
Proses pewarnaan
Proses penghilangan lilin
Proses pencucian
Penjemuran
Proses produksi/ jahit
Pengemasan
Malam
Canting
Cap
Printing
Colet
Zat warna
13
2.1.2 Peranan Promosi
Promosi adalah segala bentuk komunikasi marketing yang berusaha
memberikan informasi, meningkatkan dan membujuk konsumen atau lembaga-
lembaga lain untuk menggunakan, memperdagangkan atau merekomendesikan
pemakaian suatu produk atau gagasan tertentu (Darwin Bangun, 1989:131).
Tujuan promosi bagi perusahaan menurut Darwin Bangun (1989:132),
dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu :
1. Memberikan informasi kepada konsumen
2. Mendorong terjadinya peningkatan permintaan dari konsumen
3. Melakukan diferensiasi (pembedaan) produk
4. Memberikan penekanan keuntungan pemilikan produk
5. Menstabilkan volume penjualan
Metode promosi bagi perusahaan menurut Darwin Bangun (1989:132),
terdiri dari 4 macam yaitu adpertensi atau iklan, personal selling, publikasi
(publication), promosi penjualan (sales promotion).
1. Adpertensi atau iklan
Adpertensi atau iklan adalah penyebar luasan informasi tentang suatu
organisasi atau produk yang dihasilkannya secara non verbal kepada
masyarakat luas dengan menggunakan media massa seperti tv, radio,
surat kabar, majalah dan sebagainya.
2. Personal Selling
Personal Selling adalah Pemberian informasi kepada konsumen dan
membujuknya untuk membeli suatu produk tertentu melalui
komunikasi personal.
3. Publikasi (Publication)
Publikasi adalah penyebar luasan informasi suatu perusahaan atau
produk yang dihasilkan melalui media massa.
4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi Penjualan adalah komunikasi marketing yang tidak termasuk
ke dalam personal selling, iklan dan publikasi tetapi mempunyai
tujuan yang sama yakni mendorong konsumen atau perusahaan untuk
membeli atau merekomendasikan kepada pihak lain penggunaan
suatu produk tertentu.
14
Promosi dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan dan dapat juga dengan
meminta bantuan biro jasa iklan atau promosi, diantaranya sebagai berikut :
1. Potongan harga
2. Pemberian contoh barang
3. Pameran-pameran
4. Undian dan pemberian kupon
5. Membuat iklan dan reklame
6. Menjadi sponsor (Singgih Wibowo dkk, 1986:72)
Metode promosi yang dilakukan masyarakat industri batik desa Jarum
adalah dengan Adpertensi atau iklan melalui media cetak berupa brosur, reklame,
kartu nama dan pameran-pameran. Dibawah ini merupakan skema metode
promosi menurut Darwin Bangun (1989:132) :
Bagan 2.2 Skema Metode Promosi
(Darwin Bangun, 1989:132)
2.1.3 Peranan Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Metode Promosi
- Potongan harga
- Penjualan kredit
- Pameran
Non verbal :
- Majalah
- Surat kabar
- Brosur
Elektronik :
- TV
- Radio
- Internet
Cetak :
- Majalah
- Surat kabar
- Brosur
Media massa Penjual-pembeli
Adpertensi/iklan Personal selling Publikasi Promosi penjualan
15
Pemasaran (marketing) berbeda dengan penjualan (sales). Pemasaran menurut
AMA (American Marketing Association) adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan rencana penetapan harga, promosi dan distribusi dari ide-ide, barang-
barang dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-
tujuan individual dan organisasi (Rina Rachmawati, 2009:29).
Proses pemasaran menurut (Rina Rachmawati, 2009:29), ada empat tahap
antara lain sebagai berikut :
1) Analisis peluang pasar
2) Pengembangan produk dan siklus hidup produk
3) Perencanaan program pemasaran
4) Pengelolaan usaha pemasaran
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkkan, dan
mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep-
konsep inti pemasaran adalah kebutuhan, keinginan, permintaan pasar, produk,
pertukaran, transaksi dan pasar (Basuswastha, 1984:12).
Pemasaran dipengaruhi beberapa faktor yang satu sama lain tergantung dan
berinteraksi. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Orang yang melakukan tugas pemasaran dalam hal ini adalah
pemasaran.
2. Sesuatu yang sedang dipasarkan.
3. Pasar yang dituju.
4. Para perantara yang ikut membantu dalam pertukaran (arus).
5. Faktor-faktor lingkungan seperti faktor demografi, kondisi
perekonomian, faktor sosial, kekuasaan hokum dan politik serta
teknologi persaingan (Basuswastha, 1984:12).
16
Tingkatan saluran pemasaran atau tipe saluran distribusi ada dua macam,
antara lain yaitu :
1. Saluran langsung
Pemasaran dengan pemasaran langsung ini penjual menjual langsung
produknya kepada konsumen. Saluran langsung ini meliputi 3 cara
yaitu penjual langsung dari rumah kerumah, penjual lewat pos dan
penjual melalui toko-toko perusahaan.
2. Saluran tidak langsung
Saluran tidak langsung adalah penjual menjual produknya melalui
perantara. Misalnya agen, pedagang besar dan pengecer. Bagi
produsen pedagang perantara tidak hanya berfungsi sebagai penyalur
produk, menggangkutnya, memberi kredit dan memberikan
informasi tentang produksi (Darwin Bangun, 1989:119).
Penjual dengan menggunakan perantara lebih mengantungkan dari pada
menjual produk secara langsung, untuk memperlancar produk dari produsen ke
konsumen diperlukan saluran pemasaran sebagai berikut :
Bagan 2.3 Saluran Pemasaran Barang Konsumsi (Darwin Bangun. 1989:119).
Pemasaran produk yang dilakukan oleh masyarakat industri batik di desa
Jarum melalui tiga sistem yaitu :
1. Pemasaran setempat, Pemasaran ini hanya di daerah Klaten dan Bayat sendiri
dengan membuka toko-toko atau showroom untuk menjual produk.
2. Pemasaran luar daerah, Pemasaran luar daerah ini sangat membawa keuntungan
yang lebih banyak karena pemasaran lokal (luar daerah) meliputi : daerah Solo,
Yogyakarta, Semarang, Jakarta dan lain sebagainya.
Produsen Produsen Produsen Produsen
Agen Agen
Penyalur
Penyalur
Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen
17
3. Pemasaran luar negeri, Pemasaran batik sudah dapat menembus pasaran luar
negeri yaitu Malaysia dan lain sebagainya.
2.2 Melestarikan Batik Bayat
Melestarikan adalah menjadi atau membiarkan tetap tidak berubah
(Surayin, 2001:265). Jacobus Ranjabar (2006:114) mengemukakan bahwa
melestarikan budaya adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai
tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan
selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan
berkembang. Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk
melakukan revitalisasi budaya (penguatan). Revitaliasasi kebudayaan dapat
didefinisikan sebagai upaya yang terencana, sinambung, dan diniati agar nilai-
nilai budaya itu bukan hanya dipahami oleh para pemiliknya, melainkan juga
membangkitkan segala wujud kreativitas dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
menghadapi berbagai tantangan (Jacobus Ranjabar, 2006:114).
Batik adalah kain yang bergambar (bercorak) yang pembuatannya dengan
cara tertentu, mula-mula ditulis atau ditera dengan lilin atau diwarnakan dengan
soga (Surayin, 2001:31). Batik Bayat memiliki ciri khas gaya dan bentuknya yaitu
menggunakan satu warna dan cenderung coklat tua dan hitam menjadi karakter
atau gaya batik Bayat. Batik bayat juga menggunakan warna natural, yang
merupakan pewarnaan kain batik dengan menggunakan bahan-bahan alami,
seperti dari kulit pohon mahoni, kilit pohon duwet, kulit pohon secang, dan kulit
pohon tangi. Batik tulis Bayat juga mempunyai motif khas, yang tidak ada pada
18
daerah industri batik lainnya. Motif batik khas Bayat antara lain latar putih,
kambil secukil atau kopi pecah, dan remukan.
Simpulan dari pendapat diatas bahwa melestarikan batik Bayat merupakan
salah satu wujud untuk menjaga dan mempertahankan keberadaan dan keaslian
dari ciri khas gaya dan bentuk batik Bayat serta ciri motif khas batik tulis Bayat di
desa Jarum. Upaya melestarian batik Bayat ini tidak hanya menjadi tanggung
jawab Pemerintah saja, masyarakat industri pembatik juga harus berperan aktif
dalam melestarikannya. Peranan masyarakat industri batik di desa Jarum ini
meliputi peranan produksi, peranan promosi dan peranan pemasaran.
1) Memproduksi batik bayat
Memproduksi batik dengan cara mempertahankan motif, bentuk, gaya dan
warna batik bayat, meningkatkan kualitas batik bayat seperti keawetan warna,
kenyamanan saat dipakai (kualitas bahan baku/mori). Memproduksi batik bayat
secara eksklusif, yaitu pengerjaan batik bayat secara manual (proses keseluruhan
menggunakan ketrampilan tangan) dengan jumlah yang relatif sedikit agar tidak
menimbulkan kebosanan bagi konsumen.
2) Mempromosikan batik bayat
Mempromosikan batik dgn cara iklan baik media cetak (majalah, surat
kabar, brosur, kartu nama) maupun media elektronik (TV, radio, Internet).
3) Memasarkan batik bayat
Memasarkan batik dengan teknik pemasaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi masyarakat maupun pasar sehingga sasaran pemasaran dapat tercapai,
mengefektifkan fasilitas pemasaran yang dimiliki pengrajin untuk menekan biaya
19
produksi sehingga harga jual menjadi rendah dapat menarik pelanggan.
Memasarkan batik bayat di kota tujuan wisata sehinggga batik bayat bukan hanya
dikenal diwilayah bayat tetapi juga bisa dikenal di Indonesia bahkan sampai
keluar negeri.
2.2.1 Perajin Batik Bayat
Bayat merupakan wilayah di Kabupaten Klaten yang berbatasan dengan
Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Sukohardjo (Jateng), mempunyai
berbagai perajin yang patut dibanggakan. Perajin yang mampu menarik perhatian
adalah perajin batik tulis dan perajin batik keramik.
Perajin batik tulis berpusat diwilayah kelurahan Jarum, dan perajin keramik
berpusat dikelurahan Paseban. Perajin batik tulis di Kelurahan Jarum sebagian
besar merupakan perajin rumah tangga, dan terbesar di beberapa wilayah
pedukuhan, antara lain Dukuh Pendem, Pudungrejo, Karangnongko, dan
Gedangklutuk.
Hasil produksi batik tulis bukan hanya berupa kain, melainkan juga sudah
ada yang dipadukan dengan produk lain, yaitu kayu. Batik kain merupakan cikal
bakal perajin batik tulis di jarum, terutama batik kain jarik. Namun dengan
perkembangnya permintaan pasar dan perkembangan mode, maka produk batik
kain sudah meluas pada batik pakaian, batik kain, hiasan, dan aksesoris rumah
tangga lain seperti taplak, seprai, sajadah, sarung bantal dan lain-lain. Sehingga
jumlah produksi batik yang di buat dalam satu bulan mencapai dua lusin.
Jenis batik yang di produksi oleh masyarakat industri batik Bayat yaitu
batik tradisional dan batik modern. Teknik pembuatannya yang di gunakan dalam
20
pembuatan batik Bayat yaitu batik tulis, batik cap, batik colet dan batik printing.
Perajin batik Bayat sebagian besar mengenal batik Bayat dari turun-temurun
nenek moyang terdahulu. Masing-masing perajin batik Bayat medesain produk
pakaian batik sendiri dan mereka mengembangkan desain dengan belajar dan
menambah pengetahuan serta selalu mengikuti tentang fashion atau trend yang
sedang berkembang di pasaran.
Batik tulis jarum mempunyai ciri motif khas, yang tidak ada pada daerah
industri batik lainnya. Motif batik khas jarum antara lain latar putih, kambil
secukil/kopi pecah dan remukan. Kelebihan yang dimiliki oleh pembatik jarum
adalah warna natural, yang merupakan pewarnaan kain batik dengan
menggunakan bahan-bahan alami, seperti dari kulit pohon mahoni, kulit pohon
duwet, kulit pohon secang dan kulit pohon tangi. Dari kulit pohon-pohon tersebut
diperoleh berbagai warna, antara lain cokelat, violet, merah hati, kuning dan
gambir. Bahkan warna-warna alami tersebut dapat dikombinasikan untuk
memperoleh efek warna baru, sehingga akan mendapatkan banyak pilihan warna.
Batik kayu merupakan hasil kreasi warga pembatik jarum. Hasil produk itu
meliputi batik wayang, sandal dan hiasan-hiasan rumah tangga. Pembatik jarum
membuka industri batik kayu dengan tujuan ingin mempertahankan usahanya,
menciptakan peluang pasar baru, dan berusaha melakukan kreasi-kreasi dengan
media batik selain kain.
Simpulan berdasarkan pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa perajin
batik di desa Jarum adalah perajin yang masih mempertahankan ciri khas batik
21
Bayat antara lain motif “latar putih, kambil secukil/kopi pecah dan remukan”.
Keberadaan perajin batik berperan dalam melestarikan batik bayat.
2.2.2 Workshop dan Showroom Batik Bayat
2.2.2.1 Workshop batik bayat
Workshop adalah pelatihan kerja, yang meliputi teori dan praktek dalam
satu kegiatan terintegrasi. Workshop juga diartikan sebagai tempat tenaga kerja
(tempat pembuatan batik/proses pembuatan batik) melakukan kegiatan dari awal
sampai akhir proses kerja yg didukung dengan alat-alat kerja.
Desa Jarum merupakan daerah tempat tinggal para perajin batik. Daerah ini
terdapat 25 yang telah membuka pintunya untuk wisatawan. Disana dengan
leluasa dapat mengunjungi workshop pembuatan batik, mulai pembuatan batik
tulis dan cap serta batik kayu dan patung.
Pemerintah Klaten bekerja sama dengan dinas perindustrian perdagangan
koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) kabupaten Klaten untuk
mengadakan pelatihan ketrampilan membatik dengan berbicara materi tentang
pengembangkan ketrampilan membatik, manajemen, kewirausahaan dan teknik
pemasaran dengan tujuan sebagai wawasan sehingga mereka akan mandiri dan
lebih siap dalam menghadapi persaingan pasar.
Simpulan berdasarkan pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa
workshop adalah tempat pembuatan batik dan pelatihan kerja bagi para wisatawan
atau pengunjung yang ingin berlatih membatik.
22
2.2.2.2 Showroom batik bayat
Showroom adalah ruang pamer, ruang yang khusus digunakan sebagai
tempat memamerkan dan memajang batik seperti kain batik, blus batik, kemeja
batik, kaos batik, tas batik, telapak meja batik, seprai batik, sarung bantal batik,
sepatu batik, sandal batik, dan batik kayu lainnya . Masyarakat umum menyebut
demikian karena secara global sudah di artikan sebagai tempat untuk memajang
bernama showroom. Showroom juga dapat diartikan sebagai tempat display untuk
furniture ataupun barang yang memang untuk dipamerkan. Tujuan showroom
dibuat adalah untuk memberikan fasilitas akan kebutuhan.
Desa Jarum menjadi desa wisata batik, para pengusaha mulai membuka
gerai atau showroom yang menyediakan produk batik dengan berbagai corak dan
jenis. Mulai dari daster, kemeja, baju tidur, setelan kebaya, dan kemeja batik yang
terbuat dari batik tulis, cap, printing, colet, jemputan maupun sutera serta berbagai
batik kayu dan patung.
Simpulan berdasarkan pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa
showroom adalah tempat pajang hasil karya perajin batik Bayat di desa Jarum.
2.3 Batik
2.3.1 Pengertian Batik
Batik menurut Asti Musiman dan Ambar B. Arini (2011:2) adalah
Kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya
Indonesia (Khususnya Jawa) sejak lama. Rina Pandan Sari (2013:3) berpendapat
bahwa membatik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara
berulang-ulang di atas kain. Ari Wulandari (2011:3) berpendapat bahwa batik
23
adalah wujud hasil cipta karya seni yang adiluhung, diekspresikan pada motif kain
untuk pakaian, sarung, kain panjang dan dekoratif lainnya, kemudian berkembang
menjadi lukisan batik, sepatu, hingga patung kayu. Batik adalah kain yang
bergambar (bercorak) yang pembuatannya dengan cara tertentu, mula-mula ditulis
atau ditera dengan lilin atau diwarnakan dengan soga (Surayin, 2001:31).
Simpulan berdasarkan dari beberapa pendapat diatas dapat dikemukakan
bahwa batik adalah suatu karya seni pada sehelai kain dengan berbagai corak dan
warna yang dibuat dengan alat yang berupa canting dengan menggunakan
perintang warna, kemudian dicelupkan pada zat warna dan batik memiliki nilai
seni yang tinggi karena menjadi warisan dari budaya Indonesia.
2.3.2 Sejarah Batik Bayat
Batik Bayat diperkirakan sudah ada sejak masa pra Hindu dan mulai
berkembang sejak datangnya Ki Ageng Pandanaran. Sejak awal tahun 1900 an
pemasaran batik Bayat adalah ke kota Sala dan ke daerah Gunung Kidul (yang
berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten). Setelah kemerdekaan beberapa
perajin batik “pemula” mulai memasarkan kain batik Bayat ke kota Yogyakarta,
pada awalnya mereka menjual kain batik setengah jadi langsung kepada para
perajin batik di Yogya untuk diproses menjadi kain batik. Dengan demikian
proses produksi dapat dilakukan lebih singkat dan tidak memerlukan modal besar.
Dari keuntungan menjual kain batik setengah jadi tersebut dalam perjalanan
waktu yang cukup panjang selama antara 4 - 5 tahun akhirnya terkumpul modal
untuk memproses kain batik dari awal hingga menjadi kain batik siap pakai. Para
perajin pemula tersebut mulai membutuhkan bahan - bahan untuk pewarnaan
24
batik selain bahan utama kain katun yang merupakan bahan import. Kemudahan
untuk memperoleh barang - barang import pada dapat dilakukan apabila menjadi
anggota sebuah koperasi batik, sedangkan koperasi batik terdekat yang sudah
berdiri baru ada di kota Solo dan Yogyakarta. Akhirnya para perajin batik Bayat
memutuskan untuk bergabung dalam keanggotaan ke Koperasi Batik BATARI di
Surakarta.
Para perajin batik Bayat bergabung dalam keanggotaan Koperasi Batik
“BATARI” di Surakarta antara tahun 1960 - 1967, batik Bayat berkembang cukup
pesat karena para anggota koperasi tersebut mendapatkan kemudahan baik dalam
mendapatkan bahan baku batik maupun dalam hal pemasarannya. Bahkan pada
tahun 1967 berdirilah Koperasi Batik “PBT” di Bayat yang anggotanya dari
Koperasi Batik BATARI, mereka mendirikan koperasi primer dan langsung
tergabung dalam koperasi induk Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI).
Kejayaan Batik Bayat berlangsung hingga tahun 1975, hal ini dapat disimak dari
jumlah keanggotaan koperasi PBT (Perajin Batik Tulis) yang pada saat itu
mencapai sejumlah 460 orang. Setelah itu keanggotaan koperasi batik tersebut
terus berkurang seiring dengan jatuhnya industri batik Bayat, dan saat ini
keanggotaan koperasi batik PBT Bayat tinggal 116 orang. Dari jumlah 116
anggota yang masih aktif memproduksi kain batik tinggal 7 - 10 perajin.
Berkembangnya industri batik printing (pabrikan) yang dipelopori oleh Batik
Keris di Surakarta pada tahun 1970 merupakan salah satu pemicu hancurnya
industri batik tradisional, terutama kerajinan batik tulis yang memerlukan biaya
tinggi dan waktu relatif lama. .
25
Kekhasan batik Bayat adalah batik tulis halus menggunakan bahan pewarna
alami (warna dari bahan-bahan tumbuhan) dengan latar ireng (dasaran warna
hitam atau gelap) dan motif tradisional gaya Keraton Surakarta. Produk yang
dihasilkan berupa kain panjang atau jarit motif parang rusak, trumtum, sido mukti,
dan lain-lain (Ismadi, 2008:167).
2.3.3 Bentuk dan Gaya Batik Bayat
Gaya merupakan bentuk tetap atau konstan, kualitas, dan ekspresi seni, baik
yang dihasilkan oleh individu maupun sebuah kelompok. Gaya dapat dilihat dari
aspek visual yang berupa garis, elemen bentuk atau motif, keterkaitan bentuk,
warna, tekstur. Djoko Soekiman menjelaskan bahwa suatu karya dapat dikatakan
mempunyai gaya bilamana memiliki bentuk (form), hiasan (versiering) dari benda
tersebut mempunyai keselarasan (harmonis), sesuai dengan kegunaan dan bahan
material yang dipergunakan (Ismadi, 2008:171). Djoko Soekiman membagi gaya
sebagai berikut :
1. Gaya objektif (objective stijl), yaitu gaya dari suatu benda atau
barang itu sendiri,
2. Subjective stijl atau persoonlijke stijl, yaitu gaya yang dimiliki oleh
sang seniman, penulis, pemahat, pelukis dan arsitek yang
merupakan sebuah ciri sebagai penanda dari hasil pekerjaannya,
3. Gaya massa (nationale stijl), yaitu gaya yang menjadi ciri atau
sebuah pertanda (watak) suatu bangsa, misalnya Indonesia, Eropa,
Timur Tengah dan lain-lain,
4. Gaya khusus pada suatu keistimewaan teknik (technische stijl),
yaitu tentang bahan atau material yang dipergunakan, seperti bahan
kayu, besi dari suatu bangunan atau karya yang dibuat seseorang.
Sekitar tahun 1978 batik Bayat menjadi karya seni yang banyak diburu
konsumen di Pasar Klewer, Solo. Batik motif lereng dengan satu warna coklat tua,
batik tipe ini hampir terdapat pada semua kios dan toko di pasar Klewer dan
26
banyak disukai konsumen. Dibuat secara sederhana, yaitu mori biru di cap
tembokan parang rusak dan dicelup warna coklat tua inilah salah satu tipe batik
Bayat di tahun 1978. Ketertarikan konsumen pada saat itu dikarenakan jika dilihat
cukup indah seperti batik biasa, sedang harganya lebih rendah 25 % dari pada
batik pada umumnya. Namun kesederhanaan itu tidak semata-mata menjadi ciri
dari batik Bayat, karena ada beberapa produk yang lain dengan kualitas bahan
motif halus maupun kasar. Warna yang menggunakan satu warna dan cenderung
coklat tua dan hitam sepertinya menjadi karakter atau gaya batik Bayat pada
waktu itu.
Kini hasil produksi industri batik tulis bayat, bukan semata-mata hanya
berupa batik kain, melainkan sudah berkembang dengan produk lain, yaitu batik
kayu. Batik kain merupakan cikal bakal industri batik tulis di Jarum, terutama
batik kain jarik. Namun dengan perkembangnya permintaan pasar dan
perkembangan mode, maka produk batik kain sudah meluas pada batik pakaian,
batik kain hiasan, dan aksesoris rumah tangga lain seperti taplak,sarung bantal,
seprai, dan sajadah.
Batik tulis Bayat mempunyai motif khas, yang tidak ada pada daerah
industri batik lainnya. Motif batik khas Bayat antara lain latar putih, kambil
secukil atau kopi pecah, dan remukan. Sejak awal tahun 2011 daerah Bayat mulai
mengembangkan Batik Cagar Budaya yaitu mengenalkan motif-motif yang
diinspirasi dari objek Cagar Budaya, salah satu diantaranya motif ragam hias yang
ditemukan pada relief Candi. Daerah Bayat yang secara kultural tidak jauh dari
kawasan candi-candi di Prambanan dan sekitarnya, dari beberapa relief seperti
27
misalnya Pohon Kalpataru dan Kinara-Kinari yang ditemukan di Kompleks Candi
Lara Jonggrang, Prambanan.
Industri batik tulis Bayat mempunyai beberapa kelebihan, selain motif khas
dan penciptaan kreasi baru. Kelebihan yang dimiliki oleh pembatik Jarum adalah
warna natural, yang merupakan pewarnaan kain batik dengan menggunakan
bahan-bahan alami, seperti dari kulit pohon mahoni, kilit pohon duwet, kulit
pohon secang, dan kulit pohon tangi. Dari kulit pohon-pohon tersebut diperoleh
berbagai warna, antara lain cokelat, violet, merah hati, kuning dan gambir.
Bahkan warna-warna alami tersebut dapat dikombinasikan untuk memperoleh
efek warna baru, sehingga akan mendapatkan banyak pilihan warna.
Gambar 2.4 Batik Remukan (Khas Batik Bayat)
(Sumber : Hasil Observasi di Batik Sekar Mawar, 2014)
Batik pada gambar diatas disebut batik remukan karena proses pembuatan batik
ini telah di modifikasi, yaitu dengan memecahkan malam pada pola batik yang
telah kering, sehingga pada proses pencelupan warnanya meresap pada retakan
malam yang telah berbentuk.
28
Gambar 2.5 Batik Latar Putih (Khas Batik Bayat). Batik latar putih merupakan
batik yang warna dasarannya batik yaitu warna putih.
(Sumber : Hasil Observasi di Unik Batik, 2014)
Gambar 2.6 Proses Pembuatan Batik Kambil secukil atau kopi pecah
(Khas Batik Bayat)
(Sumber : Hasil Observasi di Batik Purwanti, 2014)
Gambar 2.7 Hasil Jadi dari Kambil secukil atau kopi pecah (Khas Batik Bayat)
(Sumber : Hasil Observasi di Batik Purwanti, 2014)
29
Batik kambil secukil atau kopi pecah ini biasanya dibuat langsung pada
kemeja, blus, sajadah, bantal kursi dan lain-lainnya, kain tersebut masih polos
yang akan dibatik, dengan menggunakan dua kuas dan malam yang sudah cair
lalu motif yang sudah dibentuk ditutup dan kedua kuas diberi malam yang sudah
cair dan digesek-gesekan dua kuas tersebut (seperti gambar diatas).
Gambar 2.8 Batik tulis Bayat motif di ambil dari Pohon Kalpataru dan Kinara-
Kinari yang ditemukan di Kompleks Candi Lara Jonggrang, Prambanan.
(Sumber : Hasil Observasi di Sri Endah Batik, 2014)
2.3.4 Macam-macam batik
Murtihadi (1979:27), berpendapat bahwa batik digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu : batik tradisional, batik modern dan batik kontemporer.
2.3.4.1 Batik tradisional
Batik tardisional yaitu batik yang corak dan gaya motifnya terikat oleh
aturan-aturan tertentu dan dengan isen-isen tertentu pula tidak mengalami
perkembangan atau biasa dikatakan sudah pakem.
30
2.3.4.2 Batik modern
Batik modern yaitu batik yang motif dan gayanya seperti batik tradisional,
tetapi dalam penentuan motif dan ornamennya tidak terikat pada ikatan-ikatan
tertentu
2.3.4.3 Batik kontemporer
Batik Kontemporer yaitu batik yang dibuat oleh seseorang secara spontan
tanpaenggunakan pola, tanpa ikatan atau bebas dan merupakan penuangan ide
yang ada dalam pikirannya. Sifatnya tertuju pada seni lukis.
2.3.5 Macam-macam teknik membatik
Rina Pandan Sari (2013:30) mengemukakan bahwa macam-macam teknik
membatik ada 3 yaitu : batik tulis, batik cap dan batik printing.
2.3.5.1 Batik tulis
Batik tulis merupakan batik yang eksklusif karena merupakan produk
handmade dan proses pembuatannya panjang sehingga memakan waktu lama.
2.3.5.2 Batik cap
Batik cap adalah batik yang proses pembatikannya menggunakan canting
cap, umumya canting cap berukuran sekitar 20 x 20 cm.
2.3.5.3 Batik printing
Batik printing atau batik sablon adalah jenis batik yang teknik
pembuatannya melalui proses sablon manual atau printing dengan mesin pabrik.
2.3.6 Susunan Motif Batik
Rina Pandan Sari (2013:26), Pola Batik merupakan susunan dari beberapa
unsur sehingga menjadi satu kesatuan yang baru. Pola batik tradisional biasanya
31
terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu motif pokok, motif pengisi bidang dan motif
isen.
2.3.6.1 Motif pokok
Motif pokok merupakan unsure pokok dalam motif batik, yaitu berupa
gambar dengan bentuk tertentu yang berukuran cukup besar atau dominan dalam
sebuah pola. Ornamen ini disebut juga ornamen pokok. Contoh ornamen pokok
adalah meru, pohon hayat, tumbuhan, garuda, burung, candi atau perahu
(bangunan), lidah api, naga, binatang, dan kupu-kupu.
2.3.6.2 Motif pengisi bidang atau motif pendukung
Motif pengisi bidang adalah motif di luar motif pokok yang mengisi bidang
secara keseluruhan. Motif pengisi bidang bentuknya lebih kecil dari pada motif
pokok. Ornamen ini digunakan sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif
secara keseluruhan.Selain berukuran lebih kecil, ornamen ini juga berbentuk lebih
sederhana dibanding ornamen pokok. Contoh ornamen pengisi bidang adalah
ornamen berbentuk burung, kuncup, sayap, dan daun.
2.3.6.3 Motif isen
Motif isen adalah motif yang berfungsi untuk mengisi atau melengkapi
motif pokok. Motif isen biasanya berbentuk garis-garis dan titik-titik.
2.3.7 Peralatan dan bahan membatik
Rina Pandan Sari (2013:42),membagi macam-macam alat dan bahan untuk
membatik ada 12 yaitu : gawangan, bandul, wajan, kompor, taplak, saringan
malam, dingklik, canting, lilin malam, kain dan pewarna batik.
32
2.3.7.1 Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk meletakkan dan membentangkan kain
mori saat dibatik. Gawangan dapat dibuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus
mudah dipindah, kuat, dan ringan.
Gambar 2.9 Gawangan
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.2 Bandul
Bandul berfungsi untuk menahan kain mori agar tidak bergeser saat
dibatik. Bandul dapat dibuat dari timah, kayu, atau batu yang diletakkan di dalam
suatu kantong.
Gambar 2.10 Bandul
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.3 Wajan
Wajan merupakan perkakas yang digunakan bersama kompor untuk
mencairkan lilin malam. Wajan bias terbuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan
33
sebaiknya dipilih yang bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari
perapian.
Gambar 2.11 Wajan
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.4 Kompor
Kompor digunakan untuk memanaskan lilin malam di wajan supaya
mencair. Ukuran kompor disesuaikan dengan ukuran wajan.
Gambar 2.12 Kompor
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.5 Taplak
Taplak merupakan selembar kain. Taplak digunakan untuk menutup paha
pembatik supaya tidak terkena tetesan lilin malam panas saat membatik. Taplak
yang digunakan disini biasanya merupakan kain berkas atau kain perca.
34
Gambar 2.13 Taplak
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.6 Saringan malam
Saringan digunakan untuk menyaring lilin malam panas yang banyak
kotorannya. Dengan disaring, kotoran pada lilin malam dapat dibuang sehingga
tidak menyumbat lubang pada canting saat dipergunakan untuk membatik.
Gambar 2.14 Saringan malam
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.7 Dingklik
Dingklik merupakan bangku kecil dengan kaki yang pendek. Dingklik
merupakan tempat duduk pembatik akan lebih nyaman sehingga tidak cepet
capek, tapi pembatik dapat juga duduk di atas tikar.
35
Gambar 2.15 Dingklik
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.8 Canting
Canting adalah alat pokok untuk membatik. Canting dipergunakan untuk
melukiskan lilin malam pada kain dalam proses membuat motif batik.
Gambar 2.16 Canting
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.9 Lilin malam
Lilin malam merupakan bahan perintang dalam seni batik. Yang dimaksud
perintang yaitu menghalangi agar pewarna tidak mengenai kain yang dilapisi lilin
malam.
36
Gambar 2.17 Lilin malam
(Sumber : http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html)
2.3.7.10 Kain
Kain merupakan komponen terpenting untuk melukiskan motif batik. Kain
untuk membatik umumnya merupakan kain dari serat alam seperti kain kapas dan
sutra. Kain dari serap alam memiliki daya serap yang baik terhadap lilin malam,
pewarna, dan suhu panas. Jenis kain yang digunakan untuk membatik antara lain,
yaitu :
2.3.7.11 Pewarna Batik
Ada dua jenis warna yang dapat digunakan untuk membatik, yaitu pewarna
dari bahan alami dan pewarna sintetis.
37
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga
diperoleh masalah pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (Syofian
Siregar, 2012: 7). Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitian (Suharsimi Arikunto,
2006: 126). Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kuantitatif.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:161). Variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 60). Variabel dalam penelitian ini
merupakan variabel tunggal yaitu peranan perajin batik dan sub variabel yaitu
peranan produksi, peranan promosi dan peranan pemasaran dan memiliki
indikator sebagai berikut :
38
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator
Peranan perajin batik Peranan produksi - Sejarah batik bayat
- Alat dan bahan baku
- Gaya dan bentuk batik
- Proses produksi
- Kapasitas produksi
- Tenaga kerja
- Workshop
Peranan promosi - Promosi penjualan
- Showroom
Peranan pemasaran - Wilayah pemasaran
- Teknik pemasaran
Sumber : Landasan Teori
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2010:173). 2010: 173). Syofian Siregar (2012:56), Populasi penelitian
merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perajin batik
Bayat yang ada di desa Jarum yang berjumlah 25 perajin batik.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2010:174). Cara menentukan besarnya sampel adalah bila subyeknya
kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua dan jika subyeknya besar atau
lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Sesuai dengan
39
pernyataan tersebut teknik pengambilan sampling penelitian ini dengan cara total
sampling karena subyek pada penelitian ini kurang dari 100.
Sampel dalam penelitian ini adalah pengusaha industri batik bayat di desa
Jarum diperoleh 25 orang pengusaha industri batik (lampiran 16, halaman 137).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan dalam penjelasan berikut.
3.4.1 Angket atau Kuesioner
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto, 2010:194).Bentuk angket yang
dipakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yakni angket yang sudah
disediakan jawaban, responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang
telah disediakan, angket atau kuesioner ini merupakan metode utama dalam
penelitian ini berfungsi untuk mengungkap peranan perajin dalam melestarikan
batik bayat, meliputi peranan produksi, peranan promosi dan peranan pemasaran.
Angket dalam penelitian ini memuat 39 butir item tersebut dibagikan
kepada responden. Setiap subyek memilih salah satu dari empat jawaban alternatif
yang telah tersedia sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Adapun skor 4
= kriteria sangat baik, 3 = kriteria baik, 2 = kriteria cukup baik, dan 1 = kriteria
kurang baik. Dengan demikian skor minimum (terendah) 39x1 = 39, dan skor
maksimal (tertinggi) 39x4 = 156, berarti perajin batik mempunyai skor antara 39
sampai 156 dalam bentuk data kuantitatif.
40
3.4.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber
pada tulisan (Suharsimi Arikunto, 2010:201). Metode dokumentasi pada
penelitian digunakan sebagai pelengkap angket untuk mengetahui gambaran
masyarakat industri batik didesa Jarum. Data diperoleh dari Kelurahan Jarum,
yaitu data pengusaha industri batik, gambar proses produksi batik, gambar
showroom batik dan foto dokumentasi penelitian.
3.4.3 Observasi
Observasi yaitu pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi
Arikunto, 2010:199). Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung
dengan penuh ketelitian, kecermatan serta hati-hati terhadap mengamati proses
produksi batik. Bertujuan untuk mengetahui apakah batik yang dibuat sesuai
dengan ciri khas motif dan warna batik bayat. Berikut ini ditampilkan tabel berisi
pedoman observasi.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh, mengolah, dan menginterprestasikan informasi yang diperoleh dari
para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama
(Syofian Siregar, 2012: 75). Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam
penelitian adalah berdasarkan landasan teori yang digunakan untuk menyusun
instrumen yang mengacu pada ruang lingkup tentang peranan perajin dalam
41
melestarikan batik Bayat di desa Jarum Kabupaten Klaten. Untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan dalam table sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Sub variabel Indikator No Item Jumlah
Peranan
masyarakat
industri
batik
(pengusaha
batik bayat)
Peranan
produksi
- Sejarah batik bayat
- Alat dan bahan baku
- Gaya dan bentuk batik
- Proses produksi
- Kapasitas produksi
- Tenaga kerja
- Workshop
1-3
4-5
6-10
11-14
15-17
18-21
22-23
3
2
5
4
3
4
2
Peranan
promosi
- Promosi penjualan
- Showroom
24-28
29-31
5
3
Peranan
pemasaran
- Wilayah pemasaran
- Teknik pemasaran
32-34
35-39
3
5
Jumlah 39
Sumber : Landasan Teori
3.6 Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen merupakan suatu yang mempunyai kedudukan paling penting
dalam penelitian ini. Benar tidaknya suatu data sangat menentukan mutu hasil
penelitian. Benar tidaknya suatu data, tergantung dari baik tidaknya instrumen
pengumpulan data. Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan
sebagai alat pembuktian (Suharsimi Arikunto, 2010:164). Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Populasi uji coba
instrumen dalam penelitian in adalah di luar desa Jarum, berada di desa Banaran
berjumlah 10 pengusaha.
42
3.7 Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto,2010:211). Untuk
memperoleh validitas logis dalam penyusunan intrumen bertindak hati-hati
dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yaitu memecah
indikator menjadi sub indikator baru memasukkan dibutir-butir pertanyaan
sehingga menurut logika dicapai suatu validitas yang dikehendaki.
Dalam penelitian ini, untuk mengukur validitas alat pengumpulan data
menggunakan metode analisis butir soal dan rumus korelasi product moment
sebagai berikut:
rxy =
})(}{)({ 2222 YYNXXN
YXXYN
Dimana :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
N : Jumlah subyek/siswa yang diteliti
∑ X : Jumlah skor tiap butir soal
∑ Y : Jumlah skor total
∑ X2 : Jumlah kuadrat skor butir soal
∑ Y2 : Jumlah kuadrat skor total
Cara untuk menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara
mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisiensi korelasi dengan tabel nilai
koefisiensi korelasi dengan tabel nilai koefisiensi korelasi r pada taraf signifikan
43
5% atau taraf kepercayaan 95%. Apabila r hitung > r tabel berarti instrumen tersebut
dapat dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
sebaliknya bila r hitung < r tabel berarti instrumen tidak valid. Hasil perhitungan
validitas instrumen diperoleh r hitung > r tabel untuk N = 10, r hitung menghasilkan
angka 0.75 sedangkan r tabel 0.632 maka instrumen tersebut sudah layak untuk
mengambil data. Dari hasil uji coba instrumen yang berjumlah 46 butir soal
setelah dianalisis menghasilkan 39 butir soal valid dan 7 butir soal tidak valid.
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen itu sudah baik (Suharsimi Arikunto,2010:221). Instrumen dikatakan
reliabel apabila alat tersebut sudah baik. Merupakan ketetapan atau
kondisikonsisten artinya jika alat tersebut dikenakan pada obyek yang sama pada
waktu yang berbeda hasilnya akan relatif sama atau tetap.
Pada penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik statistik. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto,
2010:221) digunakan untuk menguji reliabilitas instrument yang skala
pengukurannya berupa skala bertingkat atau skornya merupakan rentangan antara
beberapa nilai. Adapun rumus Alpha yang digunakan untuk mengukur tingkat
reliabilitas dalam penelitian ini adalah :
2
2
11 11
t
b
k
kr
44
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = jumlah varian butir
2
t = varian total
Selanjutnya 𝑟11diperoleh untuk masing-masing soal dikonsultasikan dengan nilai
rtabel untuk taraf signifikan 5 %. Jika harga 𝑟11>rtabel maka item instrumen dapat
dikatakan reliabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > rtabel. Sebaliknya jika r11 lebih kecil dari rtabel maka instrumen
tersebut tidak reliabel.
Dari hasil uji coba instrumen setelah dianalisis menghasilkan angka 0.973
setelah dikonsultasikan dengan nilai yang ada pada r tabel yaitu 0.632 sehingga
nilai koefisien hitung lebih besar dari nilai r tabel. Jadi angket tersebut dapat
digunakan sebagai alat pengumpulan data.
3.8 Analisis Data
Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Data
yang telah diperoleh kemudian dianalisis, hasil analisis inilah yang dapat
menjawab permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan uji
analisis deskriptif persentase.
3.8.1 Uji Analisis Diskriptif Persentase
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif
persentase (DP). Analisis deskriptif persentase digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan atau fenomena (Suharsimi Arikunto 2006:239). Analisis deskriptif
45
persentase digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan perajin dalam
melestarikan batik Bayat di desa Jarum. Adapun tahapan dalam analisis deskriptif
ini adalah :
1) Menentukan skor jawaban skala kesiapan dengan ketentuan untuk
setiap item terdapat option yang masing-masing option mempunyai
nilai yang berbeda yaitu 1, 2, 3, dan 4.
2) Menjumlahkan setiap skor yang diperoleh responden dalam setiap
variabel dan dalam setiap indikator yang ada dalam instrument.
3) Menentukan skor tertinggi/maksimal yang diperoleh responden.
4) Menentukan skor terendah/minimal yang diperoleh oleh responden.
5) Menentukan range dari setiap kriteria dengan cara :
skor tertinggi – skor terendah : jumlah kelas kriteria
6) Setelah diketahui skor pada masing-masing kelas/kategori, maka
langkah selanjutnya adalah jumlah total skor diperoleh masing-
masing responden dibagi dengan jumlah skor seluruhnya.
7) Langkah terakhir adalah memasukkan skor hitung yang diperoleh
kedalam kelas / kategori yang telah tersedia (Suharsimi Arikunto,
2006:239).
Analisis diskriptif persentase ini menggambarkan rumus sebagai berikut :
% = 𝑛
𝑁 x 100
Keterangan :
% = Persentase soal yang diperoleh
n = Jumlah skor yang diberi
N = Jumlah skor maksimum
(Muhammad Ali, 1998 : 184)
Setelah data deskriptif persentase yang berupa data statistik telah diketahui
kemudian menggolongkan atau mengklasifikasikan hasil yang ada ke dalam
kriteria yang telah ditentukan. Menentukan interval nilai persentase yang akan
digunakan sebagai dasar mengklasifikasikan hasil perhitungan persentase. Cara
yang dilakukan adalah sebagai berikut (Muhammad Ali, 1998 : 184).
46
1)Menentukan skor persentase tertinggi dan terendah
100% x
terendahnilaiBobot
tertingginilaiBobot TertinggiSkor
% 100 % 100 x 4
4
100% x terbesarnilaiBobot
terendahnilaiBobot Terendah Skor
25% 100% x
4
1
2)Menentukan interval nilai
iKlasifikas Banyaknya
TerendahSkor - TertinggiSkor Nilai Interval
19 18,75 4
25 - 100
3)Menyusun klasifikasi tingkat presentase
Dengan panjang interval 19 dibuat interval kriteria sebagaimana terlihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3 Interval Nilai dan Kategorinya
Kelas Interval Kategori
81 – 100
61 – 80
41 – 60
21 – 40
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
(Muhammad Ali, 1998 : 184)
65
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan yang ada di bab 4 maka
dapat disimpulkan bahwa :
5.1.1 Peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di Desa Jarum Kabupaten Klaten
adalah peranan produksi, peranan promosi, dan peranan pemasaran.
5.1.2 Besarnya Peranan perajin dalam melestarikan batik Bayat di Desa Jarum
Kabupaten Klaten yaitu mendapatkan persentase 71.33% termasuk dalam kategori
tinggi.
5.2 Saran
Sesuai dengan hasil penelitian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
5.2.1 Bagi para pengrajin batik Bayat dan pemerintah hendaknya bekerja sama untuk
membangun kawasan berikat di Klaten sebagai suatu kawasan yang membuka
peluang dan kemudahan bagi usaha-usaha yang memerlukan alat dan bahan baku
terutama alat dan bahan baku batik, jadi para pengrajin batik kalau membeli alat
dan bahan baku batik tidak jauh dan tidak diluar wilayah industri yaitu di Solo,
Yogyakarta dan Pekalongan.
5.2.2 Bagi para pengrajin batik Bayat hendaknya lebih meningkatkan lagi dalam
promosi penjualan batik dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, yaitu
66
66
melalui internet seperti facebook, blog dan lain-lain karena internet dapat diakses
didalam maupun diluar negeri. Sehingga dapat meningkatkan omzet penjualan.
5.2.3 Bagi para pengrajin batik Bayat hendaknya lebih meningkatkan wilayah
pemasaran batik dengan memperluas wilayah pemasaran batik yaitu luar kota,
luar provinsi sampai ke luar negeri, sehingga batik Bayat dapat dikenal oleh
masyarakat luas dan batik Bayat dapat bersaing dengan batik dari daerah-daerah
lain.
67
67
DAFTAR PUSTAKA
Ari Wulandari. 2011. Batik Nusantara Makna Filosofis, Cara Pembuatan dan
Industri Batik.Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Asti Musiman Dkk. 2011. Batik Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta : G-
Media.
Basuswastha. 1998. Azas-azas Marketing. Yogyakarta : Liberty.
Darwin Bangun. 1989. Manajemen Perusahaan. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Dendy Sugono. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa.
Depperindagkop dan UMKM Kabupaten Klaten. 2014. Pemberdayaan
Depperindagkop dan UMKM Kabupaten Klaten. Tersedia di
http://www.pajak.go.id/content/news/workshop-pemberdayaan-umkm-
di-klaten (diakses 20/05/2014)
Gambar Alat-alat Membatik. Tersedia di
http://kantongseni.blogspot.com/2011/05/alat-alat-untuk-
membatik.html (diakses 07/4/2014)
Ismadi. 2008. Batik Bayat Klaten Tinjauan Sejarah, Bentuk dan Gaya.
Yogyakarta : Pendidikan Seni Rupa FBS UNY.
Jocobus Ranjabar. 2006. Melestarikan Budaya. Tersedia di
http://larantuka.com/blog/melestarikan-kebudayaan-lokal.html
(diakses 20/05/2014)
Kube Batik Sekar Kedaton. Mentranslasikan Cinta Budaya Melalui Belajar Batik
Melestarikan Budaya. Tersedia di http://larantuka.com/blog/melestarikan-
kebudayaan-lokal.html (diakses 20/05/2014)
Muhammad Ali. 1985. Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Murtihadi Mukminatun. 1979. Pengetahuan Teknik Batik. Jakarta : Depdikbud.
Rina Pandan Sari. 2013. Ketrampilan Membatik Untuk Anak. Surakarta :
ARCITA.
Rina Rachmawati. 2009. Kewirausahaan Paparan Perkuliahan Mahasiswa.
Semarang : UNNES.
68
68
Singgih Wibowo. Dkk. 1994. Petunjuk Mendirikan Usaha Kecil. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Soerjono Soekanto. 2007. Sosiolosi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Surayin. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung : Yrama Widya.
Syarif Nurhidayat. 2010. Sejarah Batik Indonesia. Yogyakarta : G-Media.
Syofian Siregar. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta :
PT Bumi Aksara.
69
69
LAMPIRAN
70
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET
“PERANAN PERAJIN DALAM MELESTARIKAN BATIK BAYAT
DI DESA JARUM KABUPATEN KLATEN”
Indikator Sub Indikator Item Soal Skor Nilai
Peranan
produksi
- Sejarah batik
bayat
1. Keberadaan batik Bayat ini sudah ada sejak zaman dahulu, hal apa yang melatar
belakangi para pengusaha industri batik Bayat berdiri ?
a. Adanya turun-temurun dari nenek moyang kepada pemilik usaha industri batik
untuk menekuni usaha tersebut dengan tujuan untuk melestarikan batik Bayat
b. Untuk mencari pendapatan keuangan
c. Untuk kepentingan pribadi
d. Hanya sebagai usaha sampingan saja
2. Dalam memproduksi batik, jenis batik apa yang sering saudara produksi ?
a. Memproduksi batik tradisional dan batik modern dengan motif ciri khas bayat
b. Memproduksi batik tradisional dan batik modern dengan motif ciri khas bayat dan
motif campuran dari daerah lain
c. Memproduksi batik tradisional dan batik modern dengan motif campuran dari
daerah lain
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
Lam
piran
1
71
d. Hanya memproduksi batik modern saja dengan motif campuran dari daerah lain
3. Untuk melestarikan batik Bayat apa yang saudara lakukan ?
a. Memproduksi, menjaga dan mempertahankan keberadaan dan keaslian dari ciri
khas motif batik tulis Bayat dan warna alami dari batik Bayat
b. Memproduksi, menjaga dan mempertahankan keberadaan dan keaslian batik khas
bayat dengan motif ciri khas bayat dan motif serta warna batik campuran dari
daerah lain
c. Memproduksi, menjaga dan mempertahankan keberadaan dan keaslian batik bayat
dengan motif campuran dari daerah lain
d. Memproduksi batik bayat dengan motif campuran dari daerah lain dan tidak
menjaga kualitas dari batik bayat
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
- Alat dan
bahan baku
4. Jenis kain apa saja yang saudara gunakan dalam membuat batik Bayat ?
a. Kain mori, kain sutra ATBM, dan kain sutra polos
b. Kain satin dan kain katun
c. Kain sifon dan kain brokat
d. Kain kaca
5. Sebutkan macam-macam pewarna alam apa saja yang saudara gunakan untuk
mewarnai batik khas bayat?
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
72
a. Kayu tingi, daun talok, kayu secang, daun jati, kayu mahoni, dan daun mangga
b. Kayu secang dan daun talok
c. Daun jati dan rapid
d. Naphtol
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
- Gaya dan
bentuk batik
6. Sebutkan ciri khas motif dari batik Bayat yang saudara ketahui ?
a. Motif Latar putih, kambil secukil atau kopi pecah dan remukan
b. Motif Latar putih dan remukan
c. Motif candi lara jonggrang atau prambanan
d. Motif sidomukti
7. Kelebihan apa yang dimiliki dari produk batik bayat ?
a. Warna batik menggunakan warna natural atau warna alami khas batik bayat
b. Warna batik menggunakan warna sintetis dan warna alami khas batik bayat
c. Warna batik menggunakan warna natural dari batik khas daerah lain
d. Menggunakan zat warna kimia yang tidak berkualitas untuk bahan
8. Dari bahan-bahan pewarna alami dari kulit pohon tersebut diperoleh berbagai macam
warna, sebutkan warna apa saja yang saudara ketahui ?
a. Warna cokelat, violet, merah hati, kuning dan gambir
b. Warna cokelat dan kuning
c. Warna violet
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
73
d. Warna biru muda
9. Dalam memproduksi batik untuk memilih motif batik, motif apa yang saudara pilih ?
a. Motif dibuat sesuai dengan ciri khas batik Bayat
b. Motif dibuat sesuai dengan trend
c. Sesuai dengan keinginan pembeli
d. Motif yang umum dipasaran
10. Warna apa yang saudara ketahui yang menjadi karakter atau gaya dari batik Bayat ?
a. Coklat tua dan hitam
b. Hitam
c. Coklat tua dan violet
d. Merah hati
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
- Proses
produksi
11. Proses membatik adalah rangkaian aktifitas yang dilakukan dalam membuat batik,
mulai dari menyiapkan kain polos sampai menjadi kain batik yang siap digunakan
sesuai keperluan. Langkah proses membatik apa saja yang saudara lakukan dalam
membuat batik ?
a. Proses persiapan, proses pembatikan, proses pewarnaan dan proses penghilangan
lilin
b. Proses persiapan, dan proses pembatikan
a = 4
b = 3
74
c. Proses pembatikan, proses pewarnaan dan proses penghilangan lilin
d. Proses pembatikan dan proses penghilangan lilin
12. Sebutkan proses persiapan membatik apa saja yang saudara lakukan dalam membuat
batik?
a. Memotong kain, pencucian kain, pengetelan kain, penganjian kain dan
pengemplongan kain
b. Memotong kain, pencucian kain dan pengetelan kain
c. Pencucian kain, pengetelan kain dan penganjian kain
d. Memotong kain, pencucian kain
13. Membatik kerangka, ngisen-iseni, nerusi, nembok dan bliriki, menurut saudara tahap
tersebut merupakan proses apa ?
a. Proses pembatikan
b. Proses persiapan
c. Proses pewarnaan
d. Proses penghilangan lilin
14. Sebutkan proses penghilangan lilin apa saja yang saudara lakukan dalam membuat
batik?
a. Kain dimasukan dalam bak air, kemudian dimasukan dalam air mendidih dengan
ditambahkan obat pembantu, diangkat serta di cuci sampai bersih, dan di jemur
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
75
ditempat teduh
b. Kain dimasukan dalam bak air
c. Kain direndam di bak air selama 1 hari
d. Kain yang sudah di batik di sikat supaya malamnya terlepas
b = 3
c = 2
d = 1
- Kapasitas
produksi
15. Berapa jumlah produksi batik yang saudara buat dalam satu bulan ?
a. Lebih dari 10 lusin
b. 5-10 lusin
c. 3-5 lusin
d. Kurang dari 3 lusin
16. Alasan apakah yang melatar belakangi saudara dalam memproduksi batik sebesar itu
(Lihat no. 19) ?
a. Selalu melakukan proses produksi setiap hari dengan jumlah banyak
b. Kalau ada pesanan
c. Jika di showroom habis
d. Melakukan proses produksi tapi hanya sedikit
17. Berapakah biaya produksi setiap bulan ?
a. 20 juta lebih
b. 10 juta – 15 juta
c. 5 juta – 10 juta
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
76
d. Kurang dari 5 juta d = 1
- Tenaga kerja 18. Berapa jumlah tenaga kerja yang ikut membantu saudara dalam proses produksi batik
?
a. Lebih dari 10 orang
b. 5-10 orang
c. 3-5 orang
d. Kurang dari 3 orang
19. Bagaimanakah saudara memperoleh tenaga kerja ?
a. Mengambil dari anggota keluarga sendiri dan tetangga sekitar
b. Mengambil dari anggota saudara sendiri
c. Mengambil dari tetangga sekitar
d. Tenaga dari luar daerah
20. Sudah berapa lama saudara berkecimpung dalam usaha batik ?
a. 10 tahun lebih
b. 6 - 10 tahun
c. 1 - 5 tahun
d. Kurang dari 1 tahun
21. Berapakah usia rata-rata tenaga kerja pada perusahaan saudara ?
a. 17 - 27 tahun
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
77
b. 28 - 38 tahun
c. 39 - 49 tahun
d. Lebih dari 49 tahun
b = 3
c = 2
d = 1
- Workshop 22. Wisatawan dan pengunjung dapat mengunjungi workshop proses pembuatan batik
Bayat, yaitu proses pembuatan batik apa sajakah yang bisa dilihat oleh pengunjung ?
a. Pengunjung dapat melihat dan belajar dari mulai proses persiapan membatik-
proses pembatikan-proses pewarnaan-proses penghilangan lilin
b. Pengunjung hanya dapat melihat waktu proses pembatikan saja
c. Pengunjung hanya bisa melihat hasil produk batik yang sudah jadi di ruang
showroom saja
d. Pengunjung tidak dapat melihat ketika proses pembuatan batik berlangsung
23. Berapa lama pelatihan diadakan oleh Pemerintah dalam mengembangkan wawasan
dan pengetahuan tentang batik ?
a. 1 bulan sekali
b. 2 bulan sekali
c. 3 bulan sekali
d. Lebih 4 bulan
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
78
Peranan
promosi
- Promosi
penjualan
24. Menurut pendapat saudara sarana/ media apa yang dapat digunakan untuk
mempromosikan produk batik ?
a. Internet, surat kabar, televisi dan radio
b. Surat kabar, dan radio
c. Radio dan iklan
d. Brosur
25. Apa yang saudara lakukan untuk menarik pelanggan supaya menjadi pelanggan tetap
?
a. Memberi diskon atau potongan harga, disediakannya fasilitas yang nyaman,
menambah koleksi dan memberikan pelayanan yang memuaskan
b. Memberikan pelayanan yang memuaskan dan potongan harga
c. Disediakannya fasilitas yang nyaman dan meningkatkan harga produk tanpa
memberi potongan harga
d. Memberikan pelayanan tidak memuaskan kepada konsumen
26. Sebutkan apa saja yang saudara ketahui macam-macam media cetak dalam
mempromosikan batik ?
a. Majalah, surat kabar, brosur, dan kartu nama pengusaha
b. Majalah, dan brosur
c. Surat kabar dan televisi
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
79
d. Internet
27. Bagaimana perkembangan usaha batik saudara dengan mengikuti pameran ?
a. Banyak pesenan, banyak keuntungan dari penjualan selama pameran dan semakin
terkenal
b. Semakin terkenal
c. Banyak kerugian dari penjualan selama pameran
d. Tidak ada perkembangannya
28. Berapakah jumlah pelanggan tetap anda ?
a. Lebih dari 50 orang
b. 30 – 50 orang
c. 10 – 30 orang
d. Kurang dari 10 orang
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
- Showroom 29. Untuk penataan showroom saudara agar dapat menarik pelanggan biasanya produk
didalam showroom diganti tiap ?
a. 1-2 minggu sekali
b. 2-3 minggu sekali
c. 3-4 minggu sekali
d. Lebih dari 4 minggu sekali
30. Produk batik apa saja yang saudara pajang atau pamerkan di showroom ?
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
80
a. Kain batik, Blus batik, kemeja batik, kaos batik, tas batik, telapak meja batik,
seprai batik, sarung bantal batik, sepatu batik, dan sandal batik
b. Tas batik, telapak meja batik dan sepatu batik
c. Kemeja batik dan kaos batik
d. Hanya kemeja batik saja
31. Produk batik yang ada didalam showroom saudara itu merupakan produk dari ?
a. Produk buatan batik sendiri
b. Produk buatan dari orang lain
c. Produk titipan dari koperasi
d. Produk beli dipasar
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
Peranan
pemasaran
- Wilayah
pemasaran
32. Produk batik yang saudara buat dipasarkan di wilayah mana ?
a. Antar desa dan wilayah dalam kota
b. Wilayah dalam kota
c. Wilayah luar kota
d. Wilayah luar negeri
33. Apakah saudara ada keinginan untuk memperluas wilayah pemasaran ?
a. Memperluas sampai luar negeri
b. Memperluas sampai keluar daerah (luar jawa)
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
81
c. Memperluas hanya sampai keluar kota
d. Tidak perlu memperluas karena keuntungan sudah cukup banyak
34. Hasil produk batik saudara dipasarkan pada berapa luar kota ?
a. Lebih dari 6 kota
b. 4-6 kota
c. 2-4 kota
d. Kurang dari 2 kota
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
- Teknik
pemasaran
35. Bagaimana cara memasarkan produk batik yang saudara buat ?
a. Langsung ke konsumen, koperasi, pedagang besar dan agen
b. Ke koperasi dan agen
c. Pedagang besar dan di titipkan ke toko kecil
d. Hanya di jual dishowroom saja
36. Bagaimana cara saudara menentukan harga ?
a. Ada patokkan dari koperasi (Paguyuban)
b. Menentukan sendiri dengan mengambil sedikit keuntungan
c. Membandingkan dengan harga di daerah pemasaran
d. Menentukan sendiri dengan mengambil banyak keuntungan
37. Apabila ada produk yang sejenis tetapi harganya lebih rendah apa yang saudara
lakukan ?
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
82
a. Menurunkan harga dengan meningkatkan kualitas produk
b. Menurunkan harga dengan menurunkan kualitas produk
c. Menaikkan harga
d. Tidak menjual produk tersebut karena takut tidak laku
38. Untuk menghadapi persaingan harga apa yang saudara lakukan ?
a. Meningkatkan mutu, memberi potongan harga, memberi pelayanan yang
memuaskan dan menambah koleksi atau desain
b. Memberikan potongan harga dan menambah koleksi
c. Meningkatkan mutu dan menaikkan harga produk
d. Menurunkan kualitas produk
39. Berapakah produksi kain batik tulis di perusahaan saudara setiap bulan ?
a. Lebih dari 100 potong
b. 75 – 100 potong
c. 50 – 75 potong
d. Kurang dari 50 potong
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
a = 4
b = 3
c = 2
d = 1
83
83
Lampiran 2
TABEL KISI-KISI WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH
(DISPERINDAG)
Variabel Sub variabel Indikator Sub indikator
Peranan perajin
batik bayat
Peranan
produksi
- Sejarah batik bayat - Sejarah berdirinya batik bayat dan
upaya Pemerintah untuk
melestarikan batik bayat
- Alat dan bahan baku - Pengadaan bahan baku
- Bantuan bahan baku dari
pemerintah
- Gaya dan bentuk batik - Motif batik bayat, perlindungan hak
paten motif
- Proses produksi - Langkah-langkah proses produksi
batik
- Penerapan mutu produksi
- Kapasitas produksi - Jumlah peningkatan kapasitas
produksi dari tahun 2013 ke tahun
2014
- Tenaga kerja - Upaya pemerintah dalam
membantu pengrajin batik dalam
pengadaan tenaga kerja
- Standart khusus jam kerja
- Workshop - Pelatihan dari pihak Pemerintah
untuk pengembangan wawasan dan
pengetahuan tentang batik
Peranan
promosi
- Promosi penjualan
- Cara mempromosikan batik bayat
dan peran pemerintah dalam
mempromosikan batik bayat.
- Showroom - Apakah ada bantuan dari
Pemerintah untuk pembuatan
showroom batik
Peranan
pemasaran
- Wilayah pemasaran - Perluasan wilayah pemasaran
- Teknik pemasaran - Cara pemasaran dan Upaya yang
dihadapi dalam memasarkan produk
84
84
Lampiran 3
SAMPEL PENELITIAN
No. Nama Usaha Pemilik Alamat Jenis Usaha
1 Batik Handy Craft
Adhimas
Suyanto Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kayu
2 Bima Sena Batik Sularto / jeprik Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kayu
3 Cavin Batik Miyono Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kayu
4 Jino Batik Sajino Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kayu
5 Zahira Batik Giyatno Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kayu
6 Marcy Batik Hardi
Trimanto
Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kayu
7 Batik Gatot kaca Hardiyo Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kayu
8 Sri Endah Batik Sri Endah Pandem, Rt 01 Rw 06 Batik kain
9 Danang Batik Sugiyarto Pandem, Rt 02 Rw 06 Batik kain
10 Edi Batik Edi Suryanto KR Gumuk, Rt 03 Rw 05 Batik kain
11 Batik Suhardjo Suhardjo KR Gumuk, Rt 03 Rw 07 Batik kayu
12 Raka Batik Indarto KR Gumuk, Rt 03 Rw 07 Batik kayu
13 Batik Unik Suroto Kebon Agung, Rt 03 Rw 01 Batik kain
14 Batik Natural Sarwidi Kebon Agung, Rt 03 Rw 01 Batik kain
15 Batik Putri Kawung Suratmi Kebon Agung, Rt 03 Rw 01 Batik kain
16 Nardho Batik Budi Susanto Jarum, Rt 01 Rw 05 Batik kain
17 Sekar Mawar Sarina, SE Kebon Agung, Rt 05 Rw 01 Batik kain
18 Batik Purwanti Purwanti /
Susana Dewi
Pudungrejo, Rt 01 Rw 02 Batik kain
19 Batik Suparman Suparman Pudungrejo, Rt 01 Rw 02 Batik kain
20 Batik Sihdi Sihdi Mulyono Tunggul, Rt 02 Rw 04 Batik kain
21 Batik Harsiyem Harsiyem Tunggul, Rt 03 Rw 04 Batik kain
22 Ellsa Batik Suhada Karang Gumuk, Rt 03 Rw 07 Batik kain
23 Batik Darji Sudarji Kr. Ploso, Rt 02 Rw 09 Batik kain
24 Batik Maritsa Hj. Suratmi Pudungrejo, Rt 01 Rw 05 Batik kain
25 Umi Batik Umiyanti Kr. Ploso, Rt 02 Rw 09 Batik kain
Sumber : Balai Desa Jarum tahun 2014
85
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS DAYA PENELITIAN UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
No Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 UC-1 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
2 UC-2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3
3 UC-3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
4 UC-4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
5 UC-5 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4
6 UC-6 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
7 UC-7 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
8 UC-8 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4
9 UC-9 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3
10 UC-10 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2
30 30 35 34 37 29 34 36 31 31 31 29 32 37 36 37 39 32 33 35 33
0.75 0.71 0.67 0.34 0.35 0.64 0.67 0.337 0.71 0.75 0.64 0.639 0.75 0.7 0.67 0.7 0.75 0.373 0.75 0.67 0.7
Ket. Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
σ2 0.888889 0.44 0.5 0.49 0.46 0.54 0.49 0.489 0.99 0.1 0.54 0.544 0.4 0.46 0.49 0.46 0.1 0.4 0.9 0.5 0.46
∑σi2 22.7
ni 46
2t 590.7222
r11 0.982941
rtabel 0.632
Kriteria RELIABEL
REL
IAB
ILIT
AS
VA
LIDIT
AS
Item Soal
X
xyrxyr
X X
xyr
Lam
piran
4
86
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS DAYA PENELITIAN UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 155
3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 165
4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 162
4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 175
4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 163
4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 163
4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 165
3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 157
4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 162
2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 88
36 34 34 34 31 33 37 29 34 36 33 35 35 39 35 30 33 35 35 36 29 36 36 36 33 1555
0.67 0.67 0.674 0.34 0.83 0.67 0.7 0.42 0.73 0.67 0.7 0.447 0.67 0.745 0.67 1 0.7 0.67 0.67 0.67 0.64 0.67 0.674 0.67 0.698
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.49 0.49 0.489 0.49 0.32 1.12 0.46 0.32 0.93 0.49 0.46 0.278 0.5 0.1 0.5 0.22 0.46 0.5 0.5 0.49 0.54 0.49 0.489 0.49 0.456
Item Soal
∑Y
xyrXX
xyrX
xyrX
xyr
87
67
87
Lampiran 5
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN
Rumus :
rxy =
})(}{)({ 2222 YYNXXN
YXXYN
Kriteria :
Butir soal Valid jika rxy > r tabel.
Perhitungan :
Berikut ini perhitungan validitas butir untuk no 1, untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama.
No. KODE X Y X2
Y2
XY
1 UC-1 4 156 16 24336 624
2 UC-2 3 167 9 27889 501
3 UC-3 3 165 9 27225 495
4 UC-4 4 179 16 32041 716
5 UC-5 3 168 9 28224 504
6 UC-6 4 169 16 28561 676
7 UC-7 2 172 4 29584 344
8 UC-8 3 165 9 27225 495
9 UC-9 3 171 9 29241 513
10 UC-10 1 98 1 9604 98
∑ 30 1610 98 263930 4966
88
88
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
𝑟𝑋𝑌=
𝑁 𝑋𝑌 −( 𝑋 )( 𝑌)
√ 𝑁 𝑋 ²−( 𝑋 )² 𝑁 𝑌²−( 𝑌)²
= 10𝑥4966 −(30𝑥1610)
10𝑥98−(30)² 10𝑥263930 −(1610)²
= 0,759
Pada α = 5% dengan N = 10, diperoleh r tabel = 0, 632
Karena r xy > r tabel, maka soal No. 1 tersebut Valid.
89
89
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN
Rumus :
2
2
11 11
t
b
k
kr
Kriteria :
Apabila r 11 > r tabel, maka soal tersebut Reliabel.
r 11 = (46
46−1)(1 −
22.7
524.4)
r 11 = 0.97
Pada α = 5% dengan N = 10, diperoleh r tabel = 0, 632
Karena rXY > r tabel, Variabel tersebut Reliabel.
90
90
Lampiran 6
ANGKET PENELITIAN
Kepada Yth. Semarang, 7 September 2014
Bapak/Ibu pengusaha batik
Di Desa Jarum
Dalam rangka menyelesaikan studi stara 1 untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan di Universitas Negeri Semarang, peneliti akan menyusun skripsi
berjudul “Peranan Perajin Dalam Melestarikan Batik Bayat Di Desa Jarum
Kabupaten Klaten”.
Sehubung hal tersebut diatas, maka dengan kerendahan hati peneliti
mengharap bantuan saudara untuk mengisi semua soal dalam angket ini dengan
jujur sesuai kenyataan di lapangan sebagai sumber data dalam penelitian. Jawaban
yang saudara berikan tidak berpengaruh terhadap diri dan karier saudara.
Atas bantuan yang saudara berikan peneliti mengucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah data pribadi pada tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik kemudian pilihlah salah satu alternatif
jawaban pada pertanyaan dengan cara memberi tanda silang (X).
Identitas Responden
Nama perajin :
Nama perajin :
Tahun pendirian perajin :
Alamat perajin :
91
91
Selamat Mengerjakan
1. Keberadaan batik Bayat ini sudah ada sejak zaman dahulu, hal apa yang melatar
belakangi para pengusaha industri batik Bayat berdiri ?
a. Adanya turun-temurun dari nenek moyang kepada pemilik usaha industri batik
untuk menekuni usaha tersebut dengan tujuan untuk melestarikan batik Bayat
b. Untuk mencari pendapatan keuangan
c. Untuk kepentingan pribadi
d. Hanya sebagai usaha sampingan saja
2. Dalam memproduksi batik, jenis batik apa yang sering saudara produksi ?
a. Memproduksi batik tradisional dan batik modern dengan motif ciri khas bayat
b. Memproduksi batik tradisional dan batik modern dengan motif ciri khas bayat dan
motif campuran dari daerah lain
c. Memproduksi batik tradisional dan batik modern dengan motif campuran dari
daerah lain
d. Hanya memproduksi batik modern saja dengan motif campuran dari daerah lain
3. Untuk melestarikan batik Bayat apa yang saudara lakukan ?
a. Memproduksi, menjaga dan mempertahankan keberadaan dan keaslian dari ciri
khas motif batik tulis Bayat dan warna alami dari batik Bayat
b. Memproduksi, menjaga dan mempertahankan keberadaan dan keaslian batik khas
bayat dengan motif ciri khas bayat dan motif serta warna batik campuran dari
daerah lain
c. Memproduksi, menjaga dan mempertahankan keberadaan dan keaslian batik bayat
dengan motif campuran dari daerah lain
d. Memproduksi batik bayat dengan motif campuran dari daerah lain dan tidak
menjaga kualitas dari batik bayat
92
92
4. Jenis kain apa saja yang saudara gunakan dalam membuat batik Bayat ?
a. Kain mori, kain sutra ATBM, dan kain sutra polos
b. Kain satin dan kain katun
c. Kain sifon dan kain brokat
d. Kain kaca
5. Sebutkan macam-macam pewarna alam apa saja yang saudara gunakan untuk
mewarnai batik khas bayat?
a. Kayu tingi, daun talok, kayu secang, daun jati, kayu mahoni, dan daun mangga
b. Kayu secang dan daun talok
c. Daun jati dan rapid
d. Naphtol
6. Sebutkan ciri khas motif dari batik Bayat yang saudara ketahui ?
a. Motif Latar putih, kambil secukil atau kopi pecah dan remukan
b. Motif Latar putih dan remukan
c. Motif candi lara jonggrang atau prambanan
d. Motif sidomukti
7. Kelebihan apa yang dimiliki dari produk batik bayat ?
a. Warna batik menggunakan warna natural atau warna alami khas batik bayat
b. Warna batik menggunakan warna sintetis dan warna alami khas batik bayat
c. Warna batik menggunakan warna natural dari batik khas daerah lain
d. Menggunakan zat warna kimia yang tidak berkualitas untuk bahan
8. Dari bahan-bahan pewarna alami dari kulit pohon tersebut diperoleh berbagai macam
warna, sebutkan warna apa saja yang saudara ketahui ?
a. Warna cokelat, violet, merah hati, kuning dan gambir
b. Warna cokelat dan kuning
c. Warna violet
d. Warna biru muda
93
93
9. Dalam memproduksi batik untuk memilih motif batik, motif apa yang saudara pilih ?
a. Motif dibuat sesuai dengan ciri khas batik Bayat
b. Motif dibuat sesuai dengan trend
c. Sesuai dengan keinginan pembeli
d. Motif yang umum dipasaran
10. Warna apa yang saudara ketahui yang menjadi karakter atau gaya dari batik Bayat ?
a. Coklat tua dan hitam
b. Hitam
c. Coklat tua dan violet
d. Merah hati
11. Proses membatik adalah rangkaian aktifitas yang dilakukan dalam membuat batik,
mulai dari menyiapkan kain polos sampai menjadi kain batik yang siap digunakan
sesuai keperluan. Langkah proses membatik apa saja yang saudara lakukan dalam
membuat batik ?
a. Proses persiapan, proses pembatikan, proses pewarnaan dan proses penghilangan
lilin
b. Proses persiapan, dan proses pembatikan
c. Proses pembatikan, proses pewarnaan dan proses penghilangan lilin
d. Proses pembatikan dan proses penghilangan lilin
12. Sebutkan proses persiapan membatik apa saja yang saudara lakukan dalam membuat
batik?
a. Memotong kain, pencucian kain, pengetelan kain, penganjian kain dan
pengemplongan kain
b. Memotong kain, pencucian kain dan pengetelan kain
c. Pencucian kain, pengetelan kain dan penganjian kain
d. Memotong kain, pencucian kain
94
94
13. Membatik kerangka, ngisen-iseni, nerusi, nembok dan bliriki, menurut saudara tahap
tersebut merupakan proses apa ?
a. Proses pembatikan
b. Proses persiapan
c. Proses pewarnaan
d. Proses penghilangan lilin
14. Sebutkan proses penghilangan lilin apa saja yang saudara lakukan dalam membuat
batik?
a. Kain dimasukan dalam bak air, kemudian dimasukan dalam air mendidih dengan
ditambahkan obat pembantu, diangkat serta di cuci sampai bersih, dan di jemur
ditempat teduh
b. Kain dimasukan dalam bak air
c. Kain direndam di bak air selama 1 hari
d. Kain yang sudah di batik di sikat supaya malamnya terlepas
15. Berapa jumlah produksi batik yang saudara buat dalam satu bulan ?
a. Lebih dari 10 lusin
b. 5-10 lusin
c. 3-5 lusin
d. Kurang dari 3 lusin
16. Alasan apakah yang melatar belakangi saudara dalam memproduksi batik sebesar itu
(Lihat no. 19) ?
a. Selalu melakukan proses produksi setiap hari dengan jumlah banyak
b. Kalau ada pesanan
c. Jika di showroom habis
d. Melakukan proses produksi tapi hanya sedikit
95
95
17. Berapakah biaya produksi setiap bulan ?
a. 20 juta lebih
b. 10 juta – 15 juta
c. 5 juta – 10 juta
d. Kurang dari 5 juta
18. Berapa jumlah tenaga kerja yang ikut membantu saudara dalam proses produksi batik
?
a. Lebih dari 10 orang
b. 5-10 orang
c. 3-5 orang
d. Kurang dari 3 orang
19. Bagaimanakah saudara memperoleh tenaga kerja ?
a. Mengambil dari anggota keluarga sendiri dan tetangga sekitar
b. Mengambil dari anggota saudara sendiri
c. Mengambil dari tetangga sekitar
d. Tenaga dari luar daerah
20. Sudah berapa lama saudara berkecimpung dalam usaha batik ?
a. 10 tahun lebih
b. 6 - 10 tahun
c. 1 - 5 tahun
d. Kurang dari 1 tahun
21. Berapakah usia rata-rata tenaga kerja pada perusahaan saudara ?
a. 17 - 27 tahun
b. 28 - 38 tahun
c. 39 - 49 tahun
d. Lebih dari 49 tahun
96
96
22. Wisatawan dan pengunjung dapat mengunjungi workshop proses pembuatan batik
Bayat, yaitu proses pembuatan batik apa sajakah yang bisa dilihat oleh pengunjung ?
a. Pengunjung dapat melihat dan belajar dari mulai proses persiapan membatik-
proses pembatikan-proses pewarnaan-proses penghilangan lilin
b. Pengunjung hanya dapat melihat waktu proses pembatikan saja
c. Pengunjung hanya bisa melihat hasil produk batik yang sudah jadi di ruang
showroom saja
d. Pengunjung tidak dapat melihat ketika proses pembuatan batik berlangsung
23. Berapa lama pelatihan diadakan oleh Pemerintah dalam mengembangkan wawasan
dan pengetahuan tentang batik ?
a. 1 bulan sekali
b. 2 bulan sekali
c. 3 bulan sekali
d. Lebih 4 bulan
24. Apa yang saudara lakukan untuk menarik pelanggan supaya menjadi pelanggan tetap ?
a. Memberi diskon atau potongan harga, disediakannya fasilitas yang nyaman,
menambah koleksi dan memberikan pelayanan yang memuaskan
b. Memberikan pelayanan yang memuaskan dan potongan harga
c. Disediakannya fasilitas yang nyaman dan meningkatkan harga produk tanpa
memberi potongan harga
d. Memberikan pelayanan tidak memuaskan kepada konsumen
25. Sebutkan apa saja yang saudara ketahui macam-macam media cetak dalam
mempromosikan batik ?
a. Majalah, surat kabar, brosur, dan kartu nama pengusaha
b. Majalah, dan brosur
c. Surat kabar dan televise
d. Internet
97
97
26. Sebutkan apa saja yang saudara ketahui macam-macam media elektronik dalam
mempromosikan batik ?
a. TV, radio, HP dan internet
b. Internet dan TV
c. Radio dan majalah
d. Brosur
27. Bagaimana perkembangan usaha batik saudara dengan mengikuti pameran ?
a. Banyak pesenan, banyak keuntungan dari penjualan selama pameran dan semakin
terkenal
b. Semakin terkenal
c. Banyak kerugian dari penjualan selama pameran
d. Tidak ada perkembangannya
28. Berapakah jumlah pelanggan tetap anda ?
a. Lebih dari 50 orang
b. 30 – 50 orang
c. 10 – 30 orang
d. Kurang dari 10 orang
29. Untuk penataan showroom saudara agar dapat menarik pelanggan biasanya produk
didalam showroom diganti tiap ?
a. 1-2 minggu sekali
b. 2-3 minggu sekali
c. 3-4 minggu sekali
d. Lebih dari 4 minggu sekali
98
98
30. Produk batik apa saja yang saudara pajang atau pamerkan di showroom ?
a. Kain batik, Blus batik, kemeja batik, kaos batik, tas batik, telapak meja batik,
seprai batik, sarung bantal batik, sepatu batik, dan sandal batik
b. Tas batik, telapak meja batik dan sepatu batik
c. Kemeja batik dan kaos batik
d. Hanya kemeja batik saja
31. Produk batik yang ada didalam showroom saudara itu merupakan produk dari ?
a. Produk buatan batik sendiri
b. Produk buatan dari orang lain
c. Produk titipan dari koperasi
d. Produk beli dipasar
32. Produk batik yang saudara buat dipasarkan di wilayah mana ?
a. Antar desa dan wilayah dalam kota
b. Wilayah dalam kota
c. Wilayah luar kota
d. Wilayah luar negeri
33. Apakah saudara ada keinginan untuk memperluas wilayah pemasaran ?
a. Memperluas sampai luar negeri
b. Memperluas sampai keluar daerah (luar jawa)
c. Memperluas hanya sampai keluar kota
d. Tidak perlu memperluas karena keuntungan sudah cukup banyak
34. Hasil produk batik saudara dipasarkan pada berapa luar kota ?
a. Lebih dari 6 kota
b. 4-6 kota
c. 2-4 kota
d. Kurang dari 2 kota
99
99
35. Bagaimana cara memasarkan produk batik yang saudara buat ?
a. Langsung ke konsumen, koperasi, pedagang besar dan agen
b. Ke koperasi dan agen
c. Pedagang besar dan di titipkan ke toko kecil
d. Hanya di jual dishowroom saja
36. Bagaimana cara saudara menentukan harga ?
a. Ada patokkan dari koperasi (Paguyuban)
b. Menentukan sendiri dengan mengambil sedikit keuntungan
c. Membandingkan dengan harga di daerah pemasaran
d. Menentukan sendiri dengan mengambil banyak keuntungan
37. Apabila ada produk yang sejenis tetapi harganya lebih rendah apa yang saudara
lakukan ?
a. Menurunkan harga dengan meningkatkan kualitas produk
b. Menurunkan harga dengan menurunkan kualitas produk
c. Menaikkan harga
d. Tidak menjual produk tersebut karena takut tidak laku
38. Untuk menghadapi persaingan harga apa yang saudara lakukan ?
a. Meningkatkan mutu, memberi potongan harga, memberi pelayanan yang
memuaskan dan menambah koleksi atau desain
b. Memberikan potongan harga dan menambah koleksi
c. Meningkatkan mutu dan menaikkan harga produk
d. Menurunkan kualitas produk
39. Berapakah produksi kain batik tulis di perusahaan saudara setiap bulan ?
a. Lebih dari 100 potong
b. 75 – 100 potong
c. 50 – 75 potong
d. Kurang dari 50 potong
100
100
Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PIHAK PEMERINTAH
(DISPERINDAG)
Peranan Produksi
1. Bagaimana peran pemerintah dalam pengadaan bahan baku untuk proses produksi
batik ?
2. Apakah pemerintah memberikan perlindungan hak paten batik motif daerah
khususnya batik Bayat ?
3. Bantuan apa saja yang diberikan pemerintah dalam proses produksi ?
4. Untuk mengembangkan desain batik, apakah pemerintah ikut campur tangan
langsung ?
5. Apakah pemerintah memberikan penerapan standart suatu produksi ?
Peranan Promosi
1. Bagaimana cara pemerintah dalam mensosialisasikan batik Bayat ?
2. Teknik promosi apakah yang pernah dilakukan pemerintah dalam melestarikan batik
Bayat ?
3. Apakah pemerintah pernah memfasilitasi dalam mempromosikan batik Bayat ini
yang berada di desa Jarum, khususnya industri batik ?
Peranan Pemasaran
1. Bagaimana upaya pemerintah dalam memasarkan produk batik ?
2. Bagaimana wilayah pemasaran produk batik selama ini ?
3. Seberapa jauh peran pemerintah dalam memperluas wilayah pemasaran ?
101
101
4. Apakah pemerintah pernah memberikan pelatihan tentang bagaimana menjalin
hubungan dengan pelanggan ?
5. Bagaimana cara menciptakan kerjasama antara pengrajin dengan pelanggan (sistem
pemasaran) ?
6. Bagaimana upaya pemerintah dalam menghadapi persaingan dengan produk batik
daerah lain ?
67
102
LEMBAR OBSERVASI PROSES MEMBATIK TULIS
Indikator Sub Indikator Jawaban
SB B CB KB
Proses persiapan 1. Memilih dan memotong mori
2. Pencucian
3. Pengetelan
4. Penganjian
Proses pembatikan 1. Pemolaan / Penentuan motif batik khas bayat
2. Ngreng-ngrengi
3. Ngisen-ngiseni
4. Nerusi
5. Nembok
6. Mbliriki
Lam
piran
8
103
Proses pewarnaan 1. Mbironi
2. Pencelupan/pewarnaan
Proses penghilangan lilin dan malam 1. Nglorod
Keterangan :
SB : Sangat Benar (4) CB : Cukup Benar (2)
B : Benar (3) KB : Kurang Benar (1)
104
HASIL OBSERVASI PROSES PEMBUATAN BATIK BAYAT
a b c d e f g h i j k l m
1 R-01 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 44
2 R-02 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 45
3 R-03 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 44
4 R-04 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 45
5 R-05 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 41
6 R-06 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 39
7 R-07 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 4 4 39
8 R-08 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 46
9 R-09 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 40
10 R-10 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 43
11 R-11 4 3 2 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 43
12 R-12 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 42
13 R-13 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 44
14 R-14 3 2 4 2 3 3 2 4 2 2 2 4 3 36
15 R-15 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 4 2 4 35
16 R-16 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 44
17 R-17 2 2 3 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 32
18 R-18 2 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 4 37
19 R-19 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 41
20 R-20 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 2 42
21 R-21 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 42
22 R-22 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 40
23 R-23 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 45
24 R-24 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 45
25 R-25 4 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 41
83 78 71 69 87 76 79 78 78 78 82 85 91 1035
Skor 4 10 6 3 1 14 4 8 9 8 6 10 13 19 111
Skor 3 13 16 15 17 9 18 13 10 12 16 12 9 3 163
Skor 2 2 3 7 7 2 3 4 6 5 3 3 3 3 51
Skor 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skor 4 (%) 40.00 24.00 12.00 4.00 56.00 16.00 32.00 36.00 32.00 24.00 40.00 52.00 76.00 34.15
Skor 3 (%) 52.00 64.00 60.00 68.00 36.00 72.00 52.00 40.00 48.00 64.00 48.00 36.00 12.00 50.15
Skor 2 (%) 8.00 12.00 28.00 28.00 8.00 12.00 16.00 24.00 20.00 12.00 12.00 12.00 12.00 15.69
Skor 1 (%) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ket. : a. Memilih dan Memotong kain/kayu e. Pemolaan/penentuan motif i. Nembok l. Pencelupan/Pewarnaan
b. Pencucian f. Ngreng-ngrengi j. Mbliriki m. Melorod
c. Pengetelan g.Ngisen-iseni k. Mbironi
d. Penganjian h. Nerusi
No. Kode Resp
Total
Objek yang diamatiTotal
Lam
piran
9
105
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN DAN PERHITUNGAN DESKRIPTIF PERSENTASE
INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 R-01 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 1 1 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 126
2 R-02 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 2 1 4 1 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 126
3 R-03 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 1 2 3 2 1 3 4 1 3 3 4 2 3 4 3 116
4 R-04 1 3 3 4 2 3 2 4 2 4 3 4 2 3 2 3 2 2 4 4 2 1 4 3 1 3 3 1 1 4 3 4 4 2 2 4 4 3 2 108
5 R-05 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 4 2 2 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 123
6 R-06 3 2 2 2 2 1 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 4 2 4 1 4 2 3 1 1 2 2 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 104
7 R-07 3 3 3 3 2 4 3 4 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 1 4 1 3 1 2 4 3 3 1 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 117
8 R-08 3 3 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 1 4 2 4 1 4 4 2 2 1 2 4 3 2 4 4 2 2 4 3 3 113
9 R-09 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 4 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 115
10 R-10 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 3 1 3 2 3 4 3 3 4 2 1 4 3 3 4 3 3 1 1 2 4 4 4 3 4 2 4 4 3 116
11 R-11 4 3 3 2 2 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 1 1 4 4 4 3 2 2 3 4 4 2 107
12 R-12 3 4 3 2 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 1 3 1 1 2 1 4 4 4 3 3 3 2 2 4 4 3 119
13 R-13 3 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 1 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 1 4 1 4 1 1 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 110
14 R-14 4 3 4 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 2 4 2 3 2 3 1 2 2 1 1 4 4 2 3 2 4 3 4 4 2 105
15 R-15 3 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 2 3 2 4 4 2 3 3 4 2 4 1 3 1 3 3 2 1 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 115
16 R-16 3 4 3 2 2 3 4 4 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 3 1 2 1 1 1 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 107
17 R-17 4 3 3 1 3 4 2 3 2 4 1 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 98
18 R-18 1 4 3 3 2 1 1 2 1 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 97
19 R-19 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 4 2 4 1 3 4 3 3 1 3 2 4 3 3 1 2 2 1 1 4 4 4 3 2 2 3 4 3 3 111
20 R-20 3 4 3 3 2 1 2 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 1 1 3 1 1 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 102
21 R-21 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 2 1 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 1 1 3 2 3 4 2 2 4 4 4 3 113
22 R-22 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 4 1 1 3 3 1 2 3 1 1 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 109
23 R-23 3 4 3 1 1 2 3 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 1 1 3 1 1 4 4 3 4 2 2 2 4 4 3 109
24 R-24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 1 3 2 4 3 1 1 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 112
25 R-25 4 3 3 1 2 3 3 4 3 4 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 1 4 2 1 1 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 104
81 80 78 63 61 78 81 83 59 89 72 68 75 72 78 89 74 81 62 85 44 69 56 78 43 57 58 30 39 85 91 78 85 70 68 69 94 88 71 2782
JMLH TO TAL
JUMLAH TOTAL
No
Peranan Promosi
Promosi Penjualan Showroom
Peranan Produksi Peranan Pemasaran
Wilayah Pemasaran Teknik PenjualanBatik Bayat Alat & Bahan Gaya & Bentuk Batik Proses Produksi Kapasitas Produksi Tenaga Kerja WorkshopKode Res
Lam
piran
10
106
ANALISIS DESKRIPTIF PRESENTASE INSTRUMEN
Skor % Krit Skor % krit skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit
1 R-1 9 75.00% T 8 100.00% ST 16 80.00% T 14 87.50% ST 12 100.00% ST 10 62.50% R 5 62.50% R 16 80.00% T 11 91.67% ST 9 75.00% T 16 80.00% T 126 80.77% T
2 R-2 10 83.33% ST 6 75.00% T 18 90.00% ST 12 75.00% T 11 91.67% ST 13 81.25% T 3 37.50% SR 11 55.00% R 12 100.00% ST 12 100.00% ST 18 90.00% ST 126 80.77% T
3 R-3 10 83.33% ST 5 62.50% R 17 85.00% ST 11 68.75% T 10 83.33% ST 14 87.50% ST 7 87.50% ST 11 55.00% R 8 66.67% T 7 58.33% R 16 80.00% T 116 74.36% T
4 R-4 7 58.33% R 6 75.00% T 15 75.00% T 12 75.00% T 7 58.33% R 12 75.00% T 5 62.50% R 11 55.00% R 8 66.67% T 10 83.33% ST 15 75.00% T 108 69.23% T
5 R-5 10 83.33% ST 6 75.00% T 18 90.00% ST 12 75.00% T 9 75.00% T 13 81.25% T 6 75.00% T 13 65.00% T 10 83.33% ST 8 66.67% T 18 90.00% ST 123 78.85% T
6 R-6 7 58.33% R 4 50.00% R 13 65.00% T 10 62.50% R 8 66.67% T 11 68.75% T 6 75.00% T 9 45.00% R 10 83.33% ST 10 83.33% ST 16 80.00% T 104 66.67% T
7 R-7 9 75.00% T 5 62.50% R 17 85.00% ST 13 81.25% T 10 83.33% ST 9 56.25% R 4 50.00% R 13 65.00% T 9 75.00% T 11 91.67% ST 17 85.00% ST 117 75.00% T
8 R-8 10 83.33% ST 5 62.50% R 16 80.00% T 10 62.50% R 10 83.33% ST 11 68.75% T 5 62.50% R 13 65.00% T 9 75.00% T 10 83.33% ST 14 70.00% T 113 72.44% T
9 R-9 11 91.67% ST 5 62.50% R 18 90.00% ST 13 81.25% T 9 75.00% T 11 68.75% T 5 62.50% R 10 50.00% R 8 66.67% T 8 66.67% T 17 85.00% ST 115 73.72% T
10 R-10 9 75.00% T 6 75.00% T 16 80.00% T 9 56.25% R 10 83.33% ST 10 62.50% R 7 87.50% ST 14 70.00% T 7 58.33% R 11 91.67% ST 17 85.00% ST 116 74.36% T
11 R-11 10 83.33% ST 4 50.00% R 17 85.00% ST 13 81.25% T 7 58.33% R 9 56.25% R 5 62.50% R 9 45.00% R 9 75.00% T 9 75.00% T 15 75.00% T 107 68.59% T
12 R-12 10 83.33% ST 5 62.50% R 17 85.00% ST 15 93.75% ST 12 100.00% ST 11 68.75% T 5 62.50% R 8 40.00% SR 12 100.00% ST 9 75.00% T 15 75.00% T 119 76.28% T
13 R-13 8 66.67% T 5 62.50% R 16 80.00% T 9 56.25% R 11 91.67% ST 14 87.50% ST 4 50.00% R 11 55.00% R 8 66.67% T 9 75.00% T 15 75.00% T 110 70.51% T
14 R-14 11 91.67% ST 3 37.50% SR 12 60.00% R 11 68.75% T 10 83.33% ST 11 68.75% T 5 62.50% R 9 45.00% R 9 75.00% T 7 58.33% R 17 85.00% ST 105 67.31% T
15 R-15 8 66.67% T 7 87.50% ST 18 90.00% ST 11 68.75% T 10 83.33% ST 12 75.00% T 5 62.50% R 12 60.00% R 8 66.67% T 10 83.33% ST 14 70.00% T 115 73.72% T
16 R-16 10 83.33% ST 4 50.00% R 15 75.00% T 14 87.50% ST 10 83.33% ST 9 56.25% R 6 75.00% T 8 40.00% SR 8 66.67% T 9 75.00% T 14 70.00% T 107 68.59% T
17 R-17 10 83.33% ST 4 50.00% R 15 75.00% T 7 43.75% SR 8 66.67% T 11 68.75% T 5 62.50% R 10 50.00% R 7 58.33% R 9 75.00% T 12 60.00% R 98 62.82% T
18 R-18 8 66.67% T 5 62.50% R 7 35.00% SR 12 75.00% T 10 83.33% ST 9 56.25% R 2 25.00% SR 8 40.00% SR 9 75.00% T 10 83.33% ST 17 85.00% ST 97 62.18% R
19 R-19 11 91.67% ST 4 50.00% R 17 85.00% ST 11 68.75% T 10 83.33% ST 9 56.25% R 7 87.50% ST 9 45.00% R 9 75.00% T 9 75.00% T 15 75.00% T 111 71.15% T
20 R-20 10 83.33% ST 5 62.50% R 10 50.00% R 12 75.00% T 8 66.67% T 11 68.75% T 4 50.00% R 9 45.00% R 8 66.67% T 9 75.00% T 16 80.00% T 102 65.38% T
21 R-21 11 91.67% ST 6 75.00% T 17 85.00% ST 10 62.50% R 10 83.33% ST 11 68.75% T 6 75.00% T 10 50.00% R 6 50.00% R 9 75.00% T 17 85.00% ST 113 72.44% T
22 R-22 10 83.33% ST 5 62.50% R 16 80.00% T 11 68.75% T 10 83.33% ST 10 62.50% R 4 50.00% R 10 50.00% R 9 75.00% T 10 83.33% ST 14 70.00% T 109 69.87% T
23 R-23 10 83.33% ST 2 25.00% SR 15 75.00% T 11 68.75% T 10 83.33% ST 11 68.75% T 7 87.50% ST 10 50.00% R 9 75.00% T 9 75.00% T 15 75.00% T 109 69.87% T
24 R-24 10 83.33% ST 6 75.00% T 17 85.00% ST 13 81.25% T 10 83.33% ST 9 56.25% R 4 50.00% R 11 55.00% R 7 58.33% R 9 75.00% T 16 80.00% T 112 71.79% T
25 R-25 10 83.33% ST 3 37.50% SR 17 85.00% ST 11 68.75% T 9 75.00% T 11 68.75% T 3 37.50% SR 11 55.00% R 5 41.67% SR 10 83.33% ST 14 70.00% T 104 66.67% T
239 8.60% T 124 4.45% R 390 14.01% T 287 10.31% T 241 8.66% T 272 9.78% T 125 4.50% R 266 9.56% R 215 7.73% T 233 8.38% T 390 14.02% T 2782 71.33% T
F F F F F F F F F F F F
0 3 1 1 0 0 3 3 1 0 0 0
2 14 2 5 2 9 14 17 4 2 1 1
6 6 10 16 6 14 4 5 15 13 16 24
17 2 12 3 17 2 4 0 5 10 8 0
20.00
64.00
12.00 68.00
12.00
68.00
20.00
0.00
12.00
56.00
16.00
16.00
0.00
36.00
56.00
8.00
56.00
24.00
8.00
4.00
8.00
40.00
48.00
12.00
Sangat Tinggi
0.00
8.00
24.00
68.00
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
0.00
4.00
64.00
0.00
8.00
24.00
0.00
8.00
52.00
4.00
16.00
60.00
Jumlah
% % % %
TOTAL
%
Kode
Resp
Batik BayatNo.
Alat & Bahan Gaya & Bentuk Batik Teknik PemasaranKapasitas Produksi Tenaga Kerja Workshop Promosi Penjualan Showroom Wilayah Pemasaran
0.00
4.00
96.00
0.00
Proses Produksi
% % %% % % %
32.0040.0020.00
4.00
Lam
piran
11
107
10
7
Lampiran 12
MOTIF BATIK KAIN TULIS BAYAT
Motif : Kemonggo Motif : Kipas
Warna : indigo+teger Warna : Indigo+Teger
Sumber : Observasi di Unik Batik, 2014 Sumber : Observasi di Batik Putri Kawung, 2014
Motif : Pace Motif : Merak Kembar
Warna : Indigo+Teger Warna : Teger+soga
Sumber : Observasi di Batik Putri Kawung, 2014 Sumber : Observasi di Batik Purwanti, 2014
Motif : Boket Trumtum Motif : Daun Jambu
Warna : Indigo+Teger Warna : Jolawe Soga
Sumber : Observasi di Unik Batik, 2014 Sumber : Observasi di Batik Natural, 2014
108
10
8
Motif : Daun Terong Motif : Parang Kembang
Warna : Indigo+Teger Warna : Indigo+Teger
Sumber : Observasi di Batik Sekar Mawar, 2014 Sumber : Observasi di EllsaBatik, 2014
Motif : Daun Johar Motif : Ikan
Warna : Indigo+Teger Warna : Indigo+Teger
Sumber : Observasi di Batik Maritsa, 2014 Sumber : Observasi di Batik Sihdi, 2014
Motif : Parang Motif : Romo
Warna : Indigo+Teger Warna : Indigo+teger
Sumber : Observasi di Sri Endah Batik, 2014 Sumber : Observasi di Batik Natural, 2014
109
10
9
Motif : Dong Telo Motif : Merak Kembar
Warna : Jolawe Soga Warna : Teger+Soga
Sumber : Observasi di Batik Suparman, 2014 Sumber : Observasi di Batik Natural, 2014
Motif : Kupu Kembar Motif : Alas-alasan
Warna : Teger+Soga Warna : Coletan (merah,ungu,hijau)
Sumber : Observasi di Unik Batik, 2014 Sumber : Observasi di Batik Purwanti, 2014
110
11
0
Lampiran 13
MACAM-MACAM BATIK KAYU BAYAT
Penampan Topeng, Patung Manten
Sumber : Observasi di Jino Batik, 2014 Sumber : Observasi di Bima Sena Batik, 2014
Gelang Sandal
Sumber : Observasi di Jino Batik, 2014 Sumber : Observasi di Jino Batik, 2014
Jam, Kaligrafi dan Gantungan Kunci Tempat Tisu, Tatakan
Sumber : Observasi di Cavin Batik, 2014 Sumber : Observasi di Jino Batik, 2014
111
11
1
Tempat Buah Batik Mebel
Sumber : Observasi di Jino Batik, 2014 Sumber : Observasi di Cavin Batik, 2014
Gitar Topeng
Sumber : Observasi di Gatot Kaca Batik, 2014 Sumber : Observasi di Marcy Batik, 2014
Aneka Almari Dakon Lipat dan Dakon Naga
Sumber : Observasi di Batik Handy Craft Adhimas, 2014 Sumber : Observasi di RakaBatik, 2014
112
11
2
Wayang Lampu Hias
Sumber : Observasi di Zahira Batik, 2014 Sumber : Observasi di Cavin Batik, 2014
Rono
Sumber : Observasi di Batik Handy Craft Adhimas, 2014
113
11
3
Lampiran 14
DOKUMENTASI PENELITIAN
“Pengisian angket oleh pengusaha batik di Batik Purwanti, 5 September 2014”
“Pengisian angket oleh pengusaha batik di Nardho Batik, 7 September 2014”
114
11
4
“Pengisian angket oleh pengusaha batik di Raka Batik, 5 September 2014”
“Wawancara dengan Responden, 5 September 2014”
115
11
5
“Panpan nama MMT industri batik di Batik Sri Endah, 6 September 2014”
“Panpan nama MMT industri batik di Adhimas Asri, 6 September 2014”
116
11
6
“Tempat showroom dan workshop di Batik Purwanti, 5 September 2014”
“Koleksi batik tulis sutra di showroom Batik Purwanti, 5 September 2014”
117
11
7
“Koleksi batik tulis khas Bayat di showroom Unik Batik, 8 September 2014”
“Koleksi Tas Batik tulis dan cap di showroom Batik Natural, 8 September 2014”
118
11
8
“Koleksi batik tulis kayu di showroom Raka Batik, 6 September 2014”
“Proses produksi menjahit kain yang akan dibatik di Batik Suparman, 8 September 2014”
119
11
9
“Memotong batik yang akan dijahit di Batik Suparman, 8 September 2014”
“Para pengrajin batik tulis di Batik Putri Kawung, 9 September 2014”
120
12
0
“Pengrajin batik tulis kayu di Bima Sena Batik, 10 September 2014”
“Pengrajin batik tulis kayu di Cavin Batik, 9 September 2014”
121
12
1
“Perajin batik kambil secukil atau kopi pecah khas Bayat di Batik Umi, 10 September 2014”
“Hasil batik tulis kayu setengah jadi di Raka Batik, 7 September 2014”
122
12
2
“Hasil batik tulis khas Bayat setengah jadi di Unik Batik, 10 September 2014,”
“pengrajin batik coletan khas bayat di Batik Sekar Mawar, 5 September 2014 ”
123
12
3
“Mendesain motif batik tulis dikain di Batik Maritsa, 5 September 2014”
“Proses pewarnaan sintesis di Batik Sihdi, 10 September 2014”
124
12
4
“Proses pewarnaan Alam di Batik Darji, 13 September 2014”
“malam batik (bahan untuk membatik), 11 September 2014”
125
12
5
“macam-macam kayu yang digunakan sebagai pewarna alam di Batik Natural, 5 September 2014”
“Tempat penjemuran batik di Unik Batik, 5 September 2014 ”
12
6
DATA PERAJIN BATIK DI DESA JARUM
KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN
No. Nama Perajin Nama Perajin Tingkat Pendidikan Tahun Berdiri Produk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Batik Handy Craft Adhimas
Bima Sena Batik
Cavin Batik
Jino Batik
Zahira Batik
Marcy Batik
Gatot Kaca Batik
Sri Endah Batik
Danang Batik
Edi Batik
Batik Harsiyem
Batik Sihdi
Batik Suhardjo
Suyanto
Sularto
Miyono
Sajino
Giyatno
Hardi Trimanto
Hardiyo
Sri Endah
Sugiyarto
Edi Suryanto
Harsiyem
Sihdi Mulyono
Suhardjo
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMP
SMA
SMA
1994
1998
2000
1995
2000
1998
2001
2000
2012
2011
2004
2002
2006
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis dan cap
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis
Lam
piran
15
12
7
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Batik Indarto
Batik Unik
Batik Natural
Batik Putri Kawung
Nardho Batik
Sekar Mawar
Batik Purwanti
Batik Suparman
Ellsa Batik
Batik Darji
Batik Maritsa
Umi Batik
Indarto
Suroto
Sarwidi
Suratmi
Rudi Susanto
Sarina, SE.
Purwanti
Suparman
Suhada
Sudarji
Hj. Suratmi
Umiyanti
SMA
SD
SD
SMA
SMA
Sarjana S1
SMA
SMP
SMA
SMA
SMA
SMP
2001
1991
2006
2012
1994
1997
1968
2011
2001
2005
2009
2000
Batik tulis
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis, dan cap
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis dan cap
Batik tulis, cap dan colet
Batik tulis
Batik tulis
Batik tulis
Sumber : Balai Desa Jarum tahun 2014
128
67
128
Lampiran 16
129
12
9
Lampiram 17
130
13
0
Lampiran 18
131
13
1
Lampiran 19
Top Related