BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab...

37
56 BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan dalam bab ini lebih difokuskan pada metode yang digunakan dalam perancangan karya, observasi data serta pengolahannya dalam perancangan motif batik tulis ikon Kabupaten Ngawi sebagai media promosi dalam meningkatkan industri kreatif. 4.1 Hasil dan Analisis Data 4.1.1 Hasil Observasi (Pengamatan) Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang menjadi target pengamatan. Observasi yang dilakukan pada tanggal 3 Februari 2016 dilakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung mengenai batik Kabupaten Ngawi, sehingga dapat menentukan apa yang sesuai untuk perancangan motif batik ikon Kabupaten Ngawi. Berdasarkan hasil observasi dari beberapa buku, jurnal dan website resmi. Didapatkan berbagai macam data yang berhubungan dengan batik Ngawi. Hasil observasi peneliti, Ngawi memiliki potensi yang sangat menonjol, mulai dari potensi alam hingga potensi kepurbakalaan yang memiliki ciri khas berbeda dengan daerah lain. Potensi-potensi Kabupaten Ngawi tersebut seperti ribuan Pohon Jati yang tumbuh disekitar jalan menuju Jawa Tengah, peneliti telah mengorbservasi Pohon Jati yang ada di Ngawi dengan mendokumentasi ciri-ciri dari Pohon Jati yang nantinya akan dituangkan sebagian pada motif batik Ngawi.

Transcript of BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab...

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

56

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini lebih difokuskan pada metode yang digunakan

dalam perancangan karya, observasi data serta pengolahannya dalam perancangan

motif batik tulis ikon Kabupaten Ngawi sebagai media promosi dalam

meningkatkan industri kreatif.

4.1 Hasil dan Analisis Data

4.1.1 Hasil Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap

suatu objek dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu

yang menjadi target pengamatan.

Observasi yang dilakukan pada tanggal 3 Februari 2016 dilakukan

pengamatan dan pencatatan secara langsung mengenai batik Kabupaten Ngawi,

sehingga dapat menentukan apa yang sesuai untuk perancangan motif batik ikon

Kabupaten Ngawi. Berdasarkan hasil observasi dari beberapa buku, jurnal dan

website resmi. Didapatkan berbagai macam data yang berhubungan dengan batik

Ngawi. Hasil observasi peneliti, Ngawi memiliki potensi yang sangat menonjol,

mulai dari potensi alam hingga potensi kepurbakalaan yang memiliki ciri khas

berbeda dengan daerah lain. Potensi-potensi Kabupaten Ngawi tersebut seperti

ribuan Pohon Jati yang tumbuh disekitar jalan menuju Jawa Tengah, peneliti telah

mengorbservasi Pohon Jati yang ada di Ngawi dengan mendokumentasi ciri-ciri

dari Pohon Jati yang nantinya akan dituangkan sebagian pada motif batik Ngawi.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

57

Peneliti bukan hanya meneliti Pohon Jati, tetapi juga meneliti potensi

lainnya seperti Padi, 40% Kabupaten Ngawi adalah persawahan, ketika peneliti

terjun lapangan di Ngawi, peneliti menjumpai persawahan luas juga

mendokumtasi karakter dari tumbuhan padi yang nantinya sebagai bekal

pembuatan motif batik Ngawi. Bukan hanya pohon jati dan padi saja, Kali

Tempuk juga merupakan potensi unggulan Ngawi, dimana Ngawi tempat

bertemunya sungai Bengawan Solo dengan Kali Madiun, peneliti mendapatkan

dokumentasi kali tempuk dari sebuah aplikasi yaitu google maps, yang nantinya

juga diperlukan sebagai bahan untuk membuat motif batik Ngawi.

Potensi Ngawi selanjutnya adalah Fosil Manusia Purba yang pertama kali

di dunia ditemukan di Kabupaten Ngawi, ketika observasi di Ngawi peneliti

mengunjungi museum yang bernama Trinil, disitulah tempat dimana Manusia

Purba pertama kali ditemukan, disekitar tepi Sungai Bengawan Solo. Bukan hanya

mengunjungi saja peneliti juga mendokumentasikan dikarenakan Manusia Purba

adalah ikon dari Ngawi yang nantinya sangat memungkinkan untuk dijadikan

motif batik Ngawi.

Ikon Ngawi selanjutnya yaitu Bambu yang menjadi ikon Ngawi berasal

dari kata “Awi” bahasa sansekerta yang berarti bambu dengan imbuhan kata

sengau “Ng”. Tumbuhan Bambu di Ngawi saat ini sudah habis dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk kehidupan sehari-hari, namun peneliti berhasil

mendokumentasikan patung bambu yang dibangun didepan alun-alun Kabupaten

Ngawi. Potensi-potensi tersebut yang berhasil diobservasi oleh peneliti dan

didokumentasikan yang nantinya sebagai contoh untuk dijadikan motif batik.

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

58

Potensi Ngawi sangat mendukung untuk dijadikan motif batik unggulan ikon

Kabupaten Ngawi yang pernah mati suri tersebut, untuk mengembangkan batik

Ngawi serta dapat menunjukkan atau mempromosikan kepada daerah lain bahwa

Ngawi memiliki keunggulan yang berbeda dengan daerah lain.

4.1.2 Wawancara (Interview)

Analisis data adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip

observasi, wawancara, dan studi pustaka yang telah dikumpulkan berguna untuk

meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi dan memungkinkan penyajian

data yang sudah ditemukan. Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah batik

Ngawi yang dijadikan pembahasan utama sehingga dapat membantu dalam

pembuatan analisa data, sebagai dasar perancangan yang akan dilakukan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bapak Kepala Bidang

Kebudayaan Ngawi yaitu Bapak Sukadi S.Pd, pada tanggal 18 September 2015

dapat disimpulkan bahwa batik Ngawi pernah mengalami mati suri karena

kurangnya minat pembatik dan kurangnya pengembangan desain batik. Batik

Ngawi mulai berkembang lagi sekitar tahun 2011 namun Ngawi belum memiliki

motif batik ikon unggulan, Ngawi hanya memiliki motif batik yang

mencirikhaskan daerah tersebut.

Berdasarkan wawancara terhadap salah satu UKM Batik yang pertama kali

berdiri di Ngawi yaitu Batik Sido Mulyo oleh bapak Suwandi pada tanggal 03

Februari 2016 dapat disimpulkan, motif batik Ngawi diambil dari potensi-potensi

yang dimiliki oleh Ngawi ada 5 (lima) yaitu Padi, Pohon Jati, Bambu, Kali

Tempuk, dan Manusia Purba. Batik Ngawi saat ini sudah mulai berkembang,

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

59

memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

print malam dingin. Batik tulis Ngawi melalui proses yang sama pada umumnya

yaitu melalui proses pencantingan, pewarnaan dan pelorodan. Pewarnaannya

selain menggunakan bahan tekstil, pewarna batik Ngawi juga dibuat dari warna

alam. Batik Ngawi juga memiliki kelebihan, selain motif batiknya yang berbeda

dengan batik didaerah lain, batik Ngawi memiliki kelebihan pada warna batik

yang mencolok, warna yang kuat tidak mudah pudar dan batik Ngawi lebih

mengutamakan kualitas kainnya.

4.1.3 Literatur

Berdasarkan literatur buku yang diterbitkan oleh H. M. Soeharto (1997:41-

42), ragam-ragam hias batik teramat banyak jumlahnya dan hadir dalam ungkapan

seni rupa yang sangat beragam baik dalam variasi bentuk maupun warna. Hal ini

terjadi karena perbedaan latar belakang yang mendasari kain batik seperti letak

geografis, kepercayaan, adat istiadat, tatanan sosial, gaya hidup masyarakat serta

lingkungan alam setempat. Hal-hal tersebut menjadikan setiap daerah pembatikan

tampil dalam ciri-ciri khasnya masing-masing, walaupun tidaklah seluruhnya

demikian. Dengan banyaknya jumlah ragam hias batik pada setiap daerah, dapat

meningkatkan industri kreatif terhadap daerah tersebut.

Sedangkan menurut departemen perdagangan republik Indonesia tentang

industri kreatif bahwa pertumbuhan jumlah perusahaan terus menurun sejak tahun

2005-2006. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah perusahaan disubsektor

dari beberapa industri yaitu Kerajinan (-11,94%); Desain (-34,52%); Fesyen (-

10,15%); Film, video dan fotografi (-9,99%); Penerbitan dan Percetakan(-

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

60

30,67%). Rata-rata pertumbuhan industry kreatif pada tahun 2002-2006 ini adalah

0,74%, hal ini menunjukkan bahwa industri ini belum tumbuh dengan kuat tetapi

memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal jika didukung

oleh kondisi usaha dan lingkungan usaha yang kondusi.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan literature di lapangan, maka

diperlukan solusi pemecahan yang tepat untuk masalah yang dihadapi oleh Batik

Kabupaten Ngawi ini yaitu Perancangan motif batik tulis ikon Kabupaten Ngawi

sebagai media promosi dalam menunjang industri kreatif. Dimana motif batik

kabupaten Ngawi menggunakan teknik batik tulis, yang nantinya dijadikan motif

batik yang berbeda dengan yang lain, dengan backround 2 warna, serta memiliki

gaya desain yang modern atau masa kini. Sehingga motif batik yang dirancang

dapat menunjukkan keunggulan dari potensi Kabupaten Ngawi, dan dapat

memudahkan motif batik diterima oleh masyarakat, serta motif yang mudah

dipahami oleh masyarakat.

4.1.4 Hasil Studi Eksisting

Analisis studi eksisting ini mengacu pada observasi yang telah dilakukan

terhadap obyek yang teleh diteliti, yaitu motif batik Ngawi terhadulu. Observasi

yang dilakukan mendapatkan motif batik Ngawi dari sentra batik Sido Mulyo

milik bapak Suwandi.

Menurut Bapak Suwandi ciri khas Ngawi ada 5 yaitu, Padi, Manusia

Purba, Padi, Pohon Jati, dan kali Tempuk. Bapak Suwandi ini sangat kreatif beliau

yang pertama kali mendirikan UKM Batik di Ngawi, alasan beliau mendirikan

UKM Batik karena beliau merasa bahwa Kabupaten Ngawi ini masih minim

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

61

ketertarikan pada batik, Ngawi belum memiliki ciri khas batik serta minimnya

peminat pembatik, oleh karena itu dengan keahlian bapak Suwandi dalam

membatik, beliau memberanikan diri untuk membuat motif batik bercirikhas

Ngawi dengan bermacam-macam batik, mulai dari batik tulis, batik cap, hingga

batik printing. Beliau juga membuka jasa belajar membatik secara gratis,

bertujuan agar Ngawi memiliki generasi penerus peminat batik yang tinggi serta

dapat mengembangkan motif batiknya.

Gambar 4.1 Motif Batik Ngawi dari UKM Batik Sido Mulyo

Sumber : Dokumentasi Peneliti.

1. Keunggulan Motif Batik Ngawi

Motif yang dibuat oleh bapak Suwandi ini memiliki ciri khas dari Ngawi,

yang membedakan dengan motif batik yang lain, memiliki warna yang

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

62

mencolok dan awet tidak mudah pudar, serta lebih mengutamakan kualitas

kain.

2. Kelemahan Motif Batik Ngawi

Batik yang diciptakan oleh UKM Batik Sido Mulyo ini belum memiliki

motif batik ikon Kabupaten Ngawi yang menjadi unggulan, masih

menggunakan motif klasik, dan motif sulit dipahami.

4.2 Konsep atau Keyword

Berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, observasi,

studi literatur, dan beberapa data penunjang lainnya yang nantinya akan dijadikan

sebuah keyword atau konsep desain batik.

4.2.1 Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

1. Segmentasi

Dalam perancangan motif batik ikon Kabupaten Ngawi sebagai media

promosi dalam menunjang industri kreatif, khalayak sasaran atau target

yang dituju adalah :

a. Demografis

Usia : Dewasa (18 – 40 Tahun)

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Kelas Sosial : Kelas menengah

b. Geografis

Wilayah : Kabupaten Ngawi

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

63

c. Psikografis

Gaya Hidup : Suka atau konsumtif terhadap batik

Kepribadian : Masyarakat yang menyukai atau bangga

terhadap produk lokal yaitu batik.

Value : Memiliki kebiasaan menggunakan batik.

2. Targeting

Target yang dituju dari Perancangan motif batik ikon Ngawi adalah seluruh

masyarakat yang berusia dewasa atau usia antara 18 sampai 40 tahun. Khususnya

pada masyarakat yang menyukai atau bangga pada produk lokal batik

3. Positioning

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana

khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di

dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu (Morissan,

2010:72). Motif batik ikon kabupaten Ngawi memposisikan dirinya sebagai motif

batik unggulan dengan desain motif batik yang berbeda, dan menampilkan

keunggulan yang dimiliki oleh kabupaten Ngawi, sehingga target audience dapat

mengetahui dan memahami makna dari motif batik tersebut, serta dapat dengan

mudah diingat atau diterima oleh masyarakat.

4.2.2 Unique Selling Preposition (USP)

Penting bagi suatu produk untuk memiliki keunikan tersendiri didalam

sebuah persaingan bisnis. Hal tersebut dapat membedakan suatu produk dengan

kompetitornya sehingga dapat memiliki kekuatan untuk menarik pasar. Dalam hal

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

64

ini Unique Selling Preposition yang dimiliki oleh batik Ngawi adalah dimana

motif batik kabupaten Ngawi menggunakan teknik batik tulis, yang nantinya

dijadikan motif batik yang berbeda dengan yang lain, dengan backround 2 warna,

serta memiliki gaya desain yang modern atau masa kini. Sehingga motif batik

yang dirancang dapat menunjukkan keunggulan dari potensi Kabupaten Ngawi,

dan dapat memudahkan motif batik diterima oleh masyarakat, serta motif yang

mudah dipahami oleh masyarakat.

4.2.3 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)

SWOT adalah dipergunakan untuk menilai dan menilai ulang (reevaluasi)

suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan

meminimumkan resiko yang mungkin timbul. Langkahnya adalah dengan

mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif

yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah

diambil (Sarwono dan Lubis 2007:18). Dinilai dari segi kekuatan dan kelemahan

merupakan faktor internal yang dikandung oleh sebuah obyek, sedangkan peluang

dan ancaman merupakan factor dari segi eksternal. Hasil dari kajian keempat segi

internal dan eksternal tersebut dapat disimpulakan melalui trategi pemecahan

masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi. Hal-hal yang dikandung

oleh empat faktor tersebut disimpulkan menjadi sesuatu kesimpulan yang positif,

netral atau dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal

yang terdiri dari:

a. Strategi PE-KU (S-O)/ Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang

menjadi kekuatan.

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

65

b. Strategi PE-LEM (W-O)/ Peluang dan Kelemahan: Mengembangkan

peluang untuk mengatasi kelemahan.

c. Strategi A-KU (S-T)/ Ancaman dan Kekuatan: Mengenali dan

mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.

d. Strategi A-LEM (W-T)/ Ancaman dan Kelemahan: Mengenali dan

mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. (Sarwono dan

Lubis, 2007:18-19).

4.2.4 Tabel Analisis SWOT (Motif Batik Ikon Kabupaten Ngawi)

Hasil dari wawancara, observasi, literatur, studi eksisting dan studi

kompetitor dapat mengetahui Strengt, Weaknes, Opportunities, dan Strengt atau

SWOT pada objek yang akan dirancang. Berikut tabel dari SWOT tersebut.

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

66

Tabel 4.1 SWOT (Motif Batik Ikon Kabupaten Ngawi)

Sumber : Hasil olahan peneliti, 2016

4.2.5 Keyword

Pemilihan kata kunci atau keyword dari perancangan motif batik ikon

Kabupaten Ngawi ini sudah dipilih melalui penggunaan dasar acuan terhadap

analisis data yang sudah dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

67

yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, observasi, literatur, STP, dan

beberapa data penunjang lainnya. Bagan keyword dapat dilihat pada gambar 4.7.

4.2.6 Deskripsi Konsep

Konsep untuk perancangan motif batik ikon Kabupaten Ngawi adalah

“Modern”. Diskripsi dari kata “Modern” yang diambil dari KBBI dan Oxford

adalah menunjukan gaya saat ini/ baru/ trend. Berkaitan dengan masa kini atau

baru/ terbaru. Trend yang memiliki makna gaya mode baru dalam berpakaian atau

gaya mode baru dalam berpenampilan. Fresh atau sifat yang memiliki tujuan

memperbarui agar lebih berkembang atau lebih maju (Advenced), membawa

kabupaten Ngawi lebih maju melalui media batik. Kontemporer atau masa kini,

menggunakan desain yang kontemporer atau masa kini, yang berbeda dengan

motif yang sudah ada. Dikembangkan menjadi desain yang masa kini atau

kekinian, yang sangat mudah menarik perhatian dewasa dini. Rapi, ikon

kabupaten Ngawi yang disusun dengan rapi sehingga motif dapat terlihat jelas dan

mudah dipahami dalam media batik. Mengandung kata Dengan konsep

“Modern”, diharapkan Kabupaten Ngawi memiliki motif batik unggulan dengan

teknik tradisional yang dikemas dengan tampilan “Modern” yang dapat menarik

perhatian masyarakat, dan dapat membantu pertumbuhan industri kreatif serta

dapat mempromosikan Kabupaten Ngawi.

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

68

68

Gam

bar 4

.2 K

eyword

Su

mber : O

lahan

Pen

eliti, 20

16

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

69

4.3 Perancangan Karya

Gambar 4.3 Alur Perancangan Karya

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

70

4.3.1 Perancangan Kreatif

1. Tujuan Kreatif

Perancangan motif batik merupakan sesuatu yang sangat penting untuk

mempromosikan ikon atau keunggulan Kabupaten Ngawi melalui batik, bukan

hanya untuk mengembangkan batik di daerah Ngawi yang pernah mati suri

menjadi sebuah potensi yang diunggulkan, tetapi juga sebagai melestarikan

produk unggulan Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO. Perancangan motif

batik ini melalui media utama Guidebook Batik, dan media didukung seperti kain

batik, Web Site, media sosial Facebook, Twitter, Instagram, Poster, dan Video

Pendek. Maka hal ini dibutuhkan sebuah konsep yang matang. Dengan ditetapkan

sebuah keyword atau konsep, diharapkan dapat memberi visualisasi yang sesuai

dengan motif batik Kabupaten Ngawi agar mampu dipahami dan menarik

perhatian serta berdampak positif terhadap masyarakat. Keyword atau konsep

yang digunakan adalah “Modern” yang merupakan hasil dari penggambungan

antara data wawancara, observasi, USP, STP, studi literatur, dan studi eksisting,

sehingga menghasilkan sebuah konsep yaitu “Modern” sebagai dasar acuan

dalam perancangan motif batik ikon Kabupaten Ngawi sebagai media promosi

dalam menunjang industri kreatif.

Konsep “Modern” memiliki tujuan kreatif visual yang disajikan dengan

motif batik yang menunjukkan potensi unggulan dari Kabupaten Ngawi. sehingga

masyarakat paham dan dapat menerima motif batik tersebut.

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

71

2. Strategi Kreatif

Perancangan motif batik ikon Kabupaten Ngawi diperlukan adanya stategi

kreatif untuk mempermudah mempromosikan Kabupaten Ngawi. Pesan visual

merupakan salah satu hal yang penting dari motif batik agar mampu menunjukan

potensi unggulan Kabupaten Ngawi yang sesuai dengan konsep “Modern”. Ada

beberapa proses perancanaan strategi kreatif motif batik ikon Kabupaten Ngawi

yang meliputi :

a. Jenis Buku : Guidebook Batik

1. Dimensi Buku : 20 cm x 20 cm

2. Jumlah Halaman : 55 halaman

3. Gramateur isi Buku : 160 gr

4. Gramareur Cover : 260 gr

5. Finishing : Softcover

b. Ikon motif batik dan ukuran kain

Ikon motif batik yang nantinya divisualkan pada media kain melalui proses

membatik, berdasarkan pengujian peneliti kain yang digunakan berukuran

panjang 2,4 meter dan lebar 1,15 meter. Dengan ukuran ini batik dapat

digunakan sesuai keinginan.

c. Visualisasi

1) Visual Ikon Motif Batik

Visual dari motif batik yang mengacu pada hasil keyword atau konsep

yaitu “Modern” dimana potensi unggulan Kabupaten Ngawi

divisualakan pada kain batik dan dikemas dengan tampilan “Modern”.

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

72

Motif batik yang divisualkan menggambarkan potensi Manusia Purba

yang menjadi ciri khas ikon dan potensi yang lain seperti padi, pohon

jati, kali tempuk, dan bambu serta aroma teh yang nantinya menjadi ikon

pendukung.

2) Warna

Penggunaan warna pada media batik atau pun media pendukung

menggunakan warna sesuai dengan konsep “Modern”. Maka psikologi

warna yang akan diterapkan dan mampu menunjukkan karakter

“Modern” atau ciri khas dari Kabupaten Ngawi diambil dari buku

Colorist Shigenobu Kobayashi, menurut buku tersebut warna “Modern”

yang sesuai dengan karakteristik yang terkandung didalamnya memiliki

karakter Rapi atau lebih keformal sehingga warna yang ditampilkan

adalah warna “Sharp”, warna tersebut padat dilihat pada gambar berikut

ini.

Gambar 4.4 Warna Modern

Sumber : Shigenobu Kobayashi

Warna yang dipilih untuk perancangan motif batik ini adalah warna biru. Warna

yang akan dirancang tidak menggunakan asli dari buku tersebut, tetapi menggunakan

warna monochrome dari warna biru. Dan dikombinasi dengan warna merah, warna merah

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

73

merupakan warna karakteristik kabupaten Ngawi. Warna merah yang dirancang juga

menggunakan monochrome dari warna merah. Warna-warna tersebut dapat dilihat pada

gambar 4.10.

Gambar 4.5 Warna yang terpilih Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

4.3.2 Perencanaan Media

1. Tujuan Media

Menurut Morissan, (2010:189) tujuan media sesuai dengan Hasil analisis

data merupakan gambaran apa yang ingin dicapai suatu perusahaan berkenaan

dengan penyampaian pesan suatu merek produk. Maka dibutuhkan media untuk

mempromosikan Kabupaten Ngawi melalui media utama yaitu kain batik guna

menunjang industri kreatif.

2. Strategi Media

Perancangan motif batik ini menggunakan 2 (dua) media, yaitu media utama

dan media pendukung. Media utama yang digunakan adalah GuideBook

Batik, sedangkan media pendukung digunakan untuk membantu publikasi

media utama yang sudah dirancang. Berikut media-media yang digunakan :

C = 100%

M = 90%

Y = 34%

K = 25%

C = 90%

M = 65%

Y = 0%

K = 0%

C = 15%

M = 100%

Y = 90%

K = 10%

C = 0%

M = 0%

Y = 0%

K = 0%

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

74

a. Media Utama

Media utama dalam perancangan ini adalah Guidebook batik ikon

Kabupaen Ngawi. Media ini dipilih karena biaya produksi yang murah.

Guidebook adalah buku panduan, jadi media ini menjelaskan tentang

motif-motif, warna, serta makna dari desain pada kain batik ikon

Kabupaten Ngawi. Guidebook batik ini dirancang dengan konsep sesuai

dengan keyword yang sudah diperoleh yaitu “Modern”.

b. Media Pendukung

1) Kain Batik

Rancangan motif batik dituangkan pada kain batik. Desain dari

batik ini menunjukkan keunggulan potensi yang ada di Ngawi,

yaitu Manusia Purba, Bambu, Padi, Pohon Jati dan Kali Tempuk.

Selain itu desain yang digunakan adalah desain batik “Modern”,

kontemporer atau masa kini.

2) Website

Menurut Greenlaw dan Hepp (2002 : 18), web adalah suatu

aplikasi software yang memungkinkan setiap pengguna atau user

untuk menerbitkan atau mencari dokumen hypertext di internet.

Sehingga media website sangat efektif untuk dijadikan media

penunjang pada rancangan ini.

3) Sosial Media

Sosial media yang digunakan untuk media promosi adalah Twitter,

Facebook, dan Instagram. Menurut lembaga survei

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

75

GlobalWebIndex (Hidayat, 2013) Facebook mendudukin posisi

kedua dengan 44% pengguna, Twitter dengan 22% pengguna dan

Instagram berada diposisi kesepuluh dalam daftar sepuluh

aplikasi yang paling banyak dipakai oleh para pengguna

smartphone. Oleh karena itu media instagram masih

memungkinkan untuk dijadikan media pendukung batik Ngawi.

4) Poster

Poster adalah media BTL (Below The Line), media ini merupakan

media yang tidak memerlukan budget besar. Media poster dalam

perancangan ini berukuran A2 dan dicetak menggunakan digital

printing dengan bahan artpaper yang memiliki ketebalan 180gr.

5) Video

Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan

gambar-gambar dalam frame, dimana frame demi frame

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga

pada layar terlihat gambar hidup. Kemampuan video melukiskan

gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video

dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan

konsep konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat

atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

76

4.3.3 Perancangan Karya

1. Perancangan motif batik ikon Kabupaten Ngawi

Perancangan motif batik ini berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari

wawancara, observasi, literatur, dan studi eksisting. Peneliti merancang motif

batik dengan 4 alternatif yang memiliki makna yang sama yaitu batik isuk sore

atau pagi sore, yang memiliki arti bahwa keindahan potensi Ngawi dapat

dinikmati dipagi hari maupun disore hari. Dengan memuat motif Manusia Purba,

Bambu, Padi, Pohon Jati, dan Kali Tempuk, yang dijadikan satu pada satu kain

batik, yang nantinya seragam dinas kebudayaan kabupaten Ngawi.

Ilustrasi motif batik batik yang dirancang memunculkan ilustrasi yang jelas

dan mudah dipahami, dimana fosil Manusia Purba, Bambu, Padi diletakkan atau

disusun di bagian tengah kain, karena 3 motif ini lebih mendominasi. Motif Daun

Jati diletakkan dibagian bawah sendiri karena pohon Jati tumbuh disebagian dari

daerah Ngawi. Kali tempuk di ilustrasikan dengan gelombang besar atau Sungai

Bengawan Solo dan gelombang kecil Sungai Madiun. Serta terdapan

penyederhanaan dari persawahan yang diletakkan pada bagian atas, bawah dan

bagian kanan kain, dimana ada persegi panjang yang menggambarkan sketsa

sawah dan penyederhanaan padi didalamnya. Terdapat pula penyerdehanaan padi

pada background motif batik yang memiliki makna isen-isen.

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

77

a. Desain alternatif batik 1

Gambar 4.6 Alternatif Desain Motif Batik 1 Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

b. Desain alternative 1 berwarna.

Gambar 4.7 Alternatif Desain Motif Batik Warna 1

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

78

c. Desain alternative 2

Gambar 4.8 Alternatif Desain Motif Batik 2

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

d. Desain alternative 2 berwarna.

Gambar 4.9 Alternatif Desain Motif Batik Warna 2

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

79

e. Desain alternative 3

Gambar 4.10 Alternatif Desain Motif Batik 3

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

f. Desain alternative 3 berwarna

Gambar 4.11Alternatif Desain Motif Batik Warna 3

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

80

g. Desain alternative 4

Gambar 4.12 Alternatif Desain Motif Batik 4

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

h. Desain alternative 4 berwarna.

Gambar 4.13 Alternatif Desain Motif Batik Warna 4

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

81

Menurut hasil survey, dari keempat motif tersebut lebih banyak yang

memilih desain motif batik yang pertama. Terlihat lebih Kontemporer, Fres atau

pembaruan, Trend masa kini dengan menampilkan desain yang berbeda dengan

yang sudah ada, dan terlihat Rapi sehingga motif mudah dipahami oleh

masyarakat.

2. Perancangan Media Promosi motif batik ikon Kabupaten Ngawi

Perancangan media promosi motif batik unggulan ini lebih mengarah pada

foto batik tersebut karena dengan foto asli motif batik tersebut dapat marik

perhatian masyarakat dibanding dengan media promosi motif batik bentuk vector

atau bentuk yang lain. Pada media promosi poster, Guidebook batik, dan media

sosial ini menggunakan foto batik unggulan dengan full, terdapat logo Ngawi

dibagian bawah dan menggunakan tipografi yang memiliki karakter “Modern”.

Menurut buku Tipografi oleh Danton Sihombing MFA font Futura memiliki

karakter yang menampilkan kesan Modern. Font Futura termasuk font San Serif

dapat dilihat pada gambar 4.24.

Gambar 4.14 Gambar Tipografi Futura

Sumber : google

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

82

Menggunakan gaya layout “Mondrian Layout” Mengacu pada konsep

seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu penyajian iklan yang

mengacu pada bentuk-bentuk square / landscape / por/ai/, dimana masing-masing

bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar / copy yang

saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

Selain itu didukung dengan gaya layout “Type Specimen Layout” dimana

Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf, dengan

point size yang besar Pada umumnya hanya berupa Head Line saja. Dengan

adanya font atau tipografi dan gaya layout yang sudah terpilih, akan dengan

mudah mendesain media yang akan digunakan. Berikut perancangan media yang

digunakan. Berikut perancangan media yang digunakan.

Gambar 4.15 Gambar Rancangan Buku Skala Motif

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

83

Gambar 4.16 Gambar Rancangan Motif batik pada kain

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.17 Gambar Rancangan Media Promosi Poster Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

84

Gambar 4.18 Gambar Rancangan Sosial Media Facebook

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.19 Gambar Rancangan Sosial Media Twitter.

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

85

Gambar 4.20 Gambar Rancangan Sosial Media Website.

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.21 Gambar Rancangan Sosial Media Instgram.

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

86

4.4 Biaya Produksi

Data biaya produksi ini didapat dari salah satu pengrajin batik. Berikut

rincian biaya dibutuhkan untuk membuat satu lembar kain batik untuk kategori

kelas menengah.

4.4.1 Biaya Produksi Batik :

No Bahan dan Lain-Lain Harga Jumlah

1 Kain Mori ukuran 2.5 meter Rp. 60.000 Rp. 125.000

2 Pewarna (3 warna ) Rp. 20.000 Rp. 100.000

3 Minyak Tanah 1 liter Rp. 20.000 Rp. 40.000

4 Tenaga Desain Pola Kain Rp. 50.000 Rp. 50.000

5 Tenaga Pembatik Rp. 60.000 Rp. 60.000

6 Tenaga Ngelorot dan Sebagainya Rp. 40.000 Rp. 40.000

7 Lilin/Malam ½ Kg Rp. 100.000 Rp. 100.000

Total Rp. 515.000

Kesimpulannya dari produksi diatas semakin bagus bahan yang dipakai

dan kerumitan serta kerapian dalam teknik pembatikannya, maka nilai jualnya pun

bisa mencapai juataan rupiah.

4.5 Implementasi

Perancangan yang telah fix, baik dari segi sketsa, maupun warna yang

sesuai dengan keyword atau konsep. Perancangan yang diimplementasikan dapat

dilihat pada gambar berikut.

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

87

4.5.1 Media Utama

Buku Skala motif batik yang diimplementasikan pada buku ukuran 20cm x

20cm. ukurannya yang kecil membuat buku mudah dibawa.

Gambar 4.22 Gambar Implementasi Buku Skala Motif Batik Sumber : Olahan Peneliti, 2016

4.5.2 Media Pendukung

1. Media pendukung yang pertama adalah kain batik, dimana perancangan yang

sudah dibuat diimplementasikan pada kain batik.

Page 33: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

88

Gambar 4.23 Gambar Implementasi Kain Batik

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

2. Media pendukung yang kedua adalah poster. Menggunakan media poster

karena biaya produksi yang murah, dan dapat menunjang pameran batik yang

biasanya dilakukan oleh dinas Ngawi diluar kota Ngawi.

Gambar 4.24 Gambar Implementasi Poster

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 34: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

89

3. Media pendukung yang ketiga ini adalah media sosial facebook, twitter,

instagram dan web dengan alamat Batikikonngawi.com. Menggunakan media

tersebut karena biaya sitemnya online, akan dengan mudah memperkenalkan

batik Ngawi ke masyarakat luas.

Gambar 4.25 Gambar Implementasi Facebook

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.26 Gambar Implementasi Twitter

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 35: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

90

Gambar 4.27 Gambar Implementasi Website

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.28 Gambar Implementasi Instagram

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 36: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

91

4. Media pendukung yang kelima adalah video pendek. Kemampuan video

melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video

ini diletakkan di youtube dan di website. Berikut salah satu scene dari video

tersebut.

Gambar 4.29 Gambar Implementasi Scene Video Pendek 1

Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.30 Gambar Implementasi Scene Video Pendek 2 Sumber : Olahan Peneliti, 2016

Page 37: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1 - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/1813/7/Bab IV.pdf · memiliki macam-macam batik yaitu batik tulis, batik cap, batik printing dan batik

92

Gambar 4.31 Gambar Implementasi Scene Video Pendek 3 Sumber : Olahan Peneliti, 2016