1
PENGELOLAAN PELAYANAN PUSKESMAS
dan PERMASALAHANNYA
Oleh :
Dr. Hartoyo,M.Kes
Blok Kesehatan Masyarakat, 22 April 2008
2
BAHAN BACAAN :
• Azwar A, 1993, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI), Jakarta.
• Azwar A, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta.
3
• Azwar A, 2000, Kebijakan Departemen Kesehatan tentang Paradigma Sehat, Pertemuan Pengembangan Kurikulum Paradigma Sehat Institusi Diknakes Provinsi Jawa Tengah, Semarang.
• Bapelkes, 2004, Materi Kesehatan Komunitas, Salaman, Magelang.
• Depkes R!, 1991/1992, Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 1, Depkes RI, Jakarta.
4
• Depkes RI, 1997, ARRIF, Pedoman Manajemen Peranserta Masyarakat, Depkes RI, Jakarta.
• Depkes RI, 1999, Indonesia Sehat 2010, Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan, Depkes RI, Jakarta
• Depkes RI, 2000, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Depkes RI, Jakarta.
5
• Depkes RI, 2001 Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat 2010, Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 724/MENKES/SK/VII/2001, Depkes RI, Jakarta.
• Depkes RI, 2004, Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 128/MENKES/SK/II/2004, Depkes RI, Jakarta.
6
PUSKESMAS.VISI
MISI
FUNGSI :
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kes.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama :
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Upaya Kes Wajib Upaya Kes Pengembangan
Upaya Kes Inovasi
7
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
BAGAIMANA SUMBER DAYA ?
BAGAIMANA MANAJEMEN/PENELOLAANN
YA ?
BAGAIMANA HASIL KEGIATAN/CAKUPAN
KEGIATAN ?
BAGAIMANA MUTU ?
DAMPAK
BAGAIMANA MASYARAKATNYA
8
PERMASALAHAN YANG MUNCUL
UPAYA KESEHATAN :
A. WAJIB
B. PENGEMBANGAN
C. INOVASI
FUNGSI PEMBERDAYAAN & MOTIVATOR PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN
FUNGSI PELAYANAN KESEHATAN STRATA PERTAMA
CAKUPAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN SERTA PEMBINAAN DI MASYARAKAT
TERWUJUDNYA PSM DI
BID KES
9
KEPUTUSAN MENKES
Nomor 128/MENKES/SK/2004.Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.
MANAJEMEN PUSKESMAS.
Adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik utk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis membentuk fungsi-fungsi manajemen.
10
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN :
1. PERENCANAAN.
2. PELAKSANAAN dan
PENGENDALIAN.
3. PENGAWASAN dan
PERTANGGUNG JAWABAN.
11
1. PERENCANAAN.A. PERENCANAAN UPAYA KESEHATAN WAJIB.
Langkah-langkah :a. Menyusun Usulan Kegiatan Gantt Chart RUKb. Mengajukan Usulan Kegiatan.c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA).
B. PERENCANAAN UPAYA KES. PENGEMBANGAN.Langkah-langkah :a. Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan.b. Menyusun Usulan Kegiatan.c. Mengajukan Usulan Kegiatan.d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
12
2. PELAKSANAAN & PENGENDALIAN.Adalah proses penyelanggaraan, pemantauan serta
penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas.
Langkah-langkah :A. Pengorganisasian (kegiatan).
a. Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dilakukan pembagian habis setiap kegiatan dan setiap satuan wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan petugas. Dilaksanakan pada pertemuan penggalangan tim
13
Pelaksanaan & Pengendalian (lanjutan)
b. Penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral.
1). Berbentuk dua pihak, yakni antara dua sektor terkait, mis Puskesmas dg sektor tenaga kerja.
2). Berbentuk banyak pihak, yakni antar berbagai sektor terkait, mis Puskesmas dg sektor pendidikan, agama, kecamatan, dll.
Penggalangan ini dapat dilakukan :
a). Secara langsung : antar sektor terkait.
b). Secara tidak langsung : dg memanfaatkan pertemuan kordinasi kecamatan.
14
B. Penyelenggaraan.
Yaitu penyelenggaraan kegiatan Puskesmas.
Para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelaenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai dg rencana yang telah ditetapkan.
15
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan :
1). Azas Penyelenggaraan Puskesmas.
2). Berbagai standar dan pedoman pelayanan
Puskesmas.
3). Kendali Mutu.
4). Kendali Biaya.
16
C. Pemantauan.1). Telaahan penyelenggaraan kgtn dan hasil yg
dicapai :a). Telaahan internal : telaahan bulanan, hasil yag dicapai bandingkan dengan rencana dan standar pelayanan (Lokmin bulanan).b). Telaahan eksternal : telaahan triwulan, telaahan hasil yg dicapai sarana yankes tk pertama lainnya dan sektor terkait.
2). Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan sesuai pencapaian kinerja hasil telaahan bulanan dan triwulanan.
17
3. PENGAWASAN dan PERTANGGUNG JAWABAN.
a. Pengawasan :
1). Internal : oleh atasan langsung (waskat)
2). Eksternal : oleh masyarakat, Dinkes, Institusi Pemerintah terkait.
b. Pertanggungjawaban :
Laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran. Mencakup pelaksanaan kegiatan, perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan.
18
TATA KERJA. 1. Dengan Kantor Kecamatan.
Berkoordinasi dengan kantor kecamatan, melalui pertemuan berkala. Koordinasi mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dapat pula fungsi fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Teknis dan administratif Puskesmas bertanggung jawab kepada Dinkes Kab/Kota.
19
TATA KERJA. (LANJUTAN)
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.– Sebagai mitra pelayanan kesehatan yang
dikelola lembaga/swasta, menjalin kerjasama, penyelenggaraan rujukan dan pemantauan kegiatan yan kes tersebut.
– Terhadap upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (Posyandu dll.) sebagai pembina, melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
20
TATA KERJA. (LANJUTAN)
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan
Rujukan.
– Kerjasama dan rujukan dengan berbagai penyelenggara upaya pelayanan kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat, termasuk Dinkes Kab/Kota.
21
TATA KERJA.(LANJUTAN)
5. Dengan Lintas Sektor.
– Koordinasi dengah lintas sektor, dengan harapan penyelenggaraan kesehatan mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan pembangunan yang diselenggarakan sektor lain berdampak positip terhadap kesehatan.
22
TATA KERJA.(LANJUTAN)
6. Dengan Masyarakat.– Puskesmas memerlukan dukungan aktif
masyarakat sebagai obyek dan subyek pembangunan.
– Dukungan aktif dapat diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP), yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, : toma, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP berperan sebagai mitra Puskesmas.
23
KEMUNGKINAN PERMASALAHAN YANG MUNCUL DALAM PENGELOLAAN.
MASALAH :
Adalah kesenjangan antara yg diharapkan dengan kenyataan, yang menimbulkan ketidakpuasan.
Masalah yang sering muncul :
1. Yang berhubungan dg hasil kegiatan upaya kesehatan (cakupan kegiatan)
2. Yang berhubungan dengan azas pemberdayaan atau kegiatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat).
24
Pengelolaan Masalah :
1. Masalah cakupan kegiatan dengan metode siklus pemecahan masalah.
2. Masalah yang berhubungan dengan PSM (Peran Serta Masyarakat) / Pemberdayaan Masyarakat dalam bentuk UKBM dengan metode Manajemen ARRIF.
25
PEMECAHAN MASALAH
Oleh :
Dr H. Hartoyo,M.Kes
26
SIKLUS PEMECAHAN MASALAH.
MASALAH :
Adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, dengan keadaan nyata yang dicapai, yang menimbulkan rasa tidak puas, dan keinginan untuk memecahkannya,
27
Siklus Pemecahan Masalah.1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Penentuan Penyebab Masalah
4. Memilih Penyebab yang paling mungkin5. Menentukan
alternatif pemecahan masalah
6. Penetapan pemecahan masalah
terpilih
7. Penyusunan rencana penerapan
8. Monitoring & Evaluasi
28
1. Identifikasi/Inventarisasi Masalah :1) Menetapkan keadaan spesifik yang
diharapkan, yg ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sbg dasar pengukuran kinerja, misalnya SPM (Standar Pelayanan Minimal).
2) Mempelajari keadaan yg terjadi dengan menghitung, atau mengukur hasil pencapaian.
3) Membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang dinginkan, indikator yang sudah ditentukan.
29
2. Penentuan Prioritas Masalah.Penyusunan peringkat masalah yang dilakukan oleh banyak orang lebih baik daripada satu orang saja.
Untuk menyusun peringkat masalah beberapa metode dapat digunakan, antara lain :
a) Delbeq.b) CARLc) Paretod) Hanlone) Dll.
30
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Dg METODE CARL.
C
A
R
L
CAPABILITY : Kemampuan SD, dana, alat dsb.
(nilai 0 – 10)
ASSESSIBILITY : Kemudahan untuk diatasi mudah/ tidak ( nilai 0 – 10)
READINESS : Kesiapan dari man, motivasi, kompetensi, kesiapan sasaran/masyarakat. (nilai 0-10)
LEVERAGE : Pengaruh masalah yg satu terhadap yg lain. (nilai 0 – 10)
Hasil Perkalian dari masing-masing nilai C, A, R, L merupakan TOTAL NILAI masing-masing masalah.
31
Contoh Matriks CARL
Masalah
C A R L TOTAL(Perkalian)
A 2 3 6 2 72 (II)
B 2 4 5 3 120 (I)
C 2 3 0 4 0
dst
32
3. Penentuan Penyebab Masalah.
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah hendaknya jangan menyimpang dari masalah tersebut.
Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram/Diagram Ishikawa/Cause Effect Diagram).
33
Proses/langkah :1. Tulis masalah pada kepala ikan (bagian
kanan/efek).2. Tentukan kategori penyebab untuk duri-
duri utama. Untuk pendekatan sistem duri-duri utama terdiri dari Input (5 M), Proses (P1, P2, P3) dan Lingkungan.
3. Lakukan curah pendapat pd salah satu duri utama untuk mengisi duri-duri cabangnya.
4. Setelah dianggap selesai pada salah satu duri utama, dengan cara sama lanjutkan pada duri utama lainnya.
34
Dalam menentukan penyebab masalah kekeliruan yang sering terjadi adalah menetapkan penyebab masalah yang menyimpang terlalu jauh dari masalah sebenarnya dan tidak relevan.
Contoh : Diagram fish bone untuk menentukan penyebab masalah berdasar “pendekatan sistem”. Masalah terletak pada out put.
35
Diagram fish bone.
MASALAH
INPUT
MANMONEY
Dll
LINGKUNGAN
PROSES
P1
P2
P3
36
4. Memilih Penyebab yang paling mungkin.
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi. Kalau penyebab tidak jelas, ada dua alternatif pilihan :
1. Apabila data tidak mendukung, ulangi mulai langkah 3, tentukan beberapa penyebab baru.
2. Perlu konfirmasi lagi yang lebih detail, kalau perlu dengan melakukan survei atau memperjelas pertanyaan pembuktian.
37
Untuk alternatif kedua bila mendapatkan data yang kurang dari survei maka kumpulkan data baru dengan menambah atau memperjelas pertanyaan pembuktian, atau mengganti responden. Mungkin pertanyaan pada survei perlu diperjelas atau pertanyaan diberikan kepada kelompok responden yang lain.
Kesalahan yang sering terjadi :
1. Tidak dapat menginterpretasikan data dengan benar.
2. Mencoba membenarkan suatu penyebab yang salah.
38
5. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah.
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi.
Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah.
Kesalahan yang sering terjadi :Menetapkan pemecahan yang tidak
berhubungan dengan penyebab.
39
6. Menetapkan Pemecahan Masalah Terpilih.
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka lakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka gunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan/memilih pemecahan terbaik.
Kesalahan yang sering terjadi :
Memilih pemecahan tanpa mengkaitkan dengan penyebab yang dipilih.
40
7. Penyusunan Rencana Penerapan.
Setelah pemecahan masalah terpilih ditentukan, langkah selanjutnya menentukan kegiatan-kegiatan dalam rangka pemecahan masalah .
Gunakan standar dan indikator yang relevan.
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Rencana Kegiatan/Plan of Action).
41
Kegiatan.
Buatlah daftar kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada dasarnya kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu tujuan merupakan suatu proses yang berawal dari perencanaan, kemudian pelaksanaan dan berakhir pada evaluasi.
42
8. Monitoring dan Evaluasi.
Ada dua segi pemantauan :
1. Apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik.
2. Menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
43
MANAJEMEN DAN PEMBINAAN
PERAN SERTA MASYARAKAT
Di Wilayah Kerja Puskesmas
MODEL ARRIF
Oleh :
dr. HARTOYO, M.Kes.
44
Manajemen pembinaan peran serta masyarakat model “ARRIF” merupakan program partisipatif untuk mengajak masyarakat berperan aktif dalam bidang kesehatan untuk diri mereka sendiri dan lingkungannya.
45
Disatu pihak sebagai petugas pemerintah, maka harus mengikuti aturan manajemen program pemerintah, dipihak lain sebagai pembina peran serta masyarakat, harus arif menghadapi kritik dan bijak dlm bertindak
46
MODEL MANAJEMEN PEMBINAAN PSM disingkat “ARRIF” :
A ANALISISR RUMUSANR RENCANAI INTERVENSIF FORUM KOMUNIKASI.
47
RINCIAN lebih lanjut “ARRIF”:
A Analisis.
Ada 4 macam analisis, yaitu :
1. Analisis Situasi.
2. Analisis Tingkat Perkembangan.
3. Analisis Kasus
4. Analisis Sumber Daya.
48
R Rumusan.Ada 3 macam rumusan, yaitu :1. Rumusan Masalah2. Rumusan Tujuan3. Rumusan Intervensi
R Rencana.Ada 2 macam rencana yg dibuat, yaitu :1. Rencana Usulan Kegiatan2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
49
I Intervensi.Intervensi kegiatan beragam,Bergantung pada masalah, tujuan,
kemampuan petugas melihat celah, mencari kiat dan memilih waktu yg tepat untuk melakukan intervensi.
F Forum Komunikasi.Ada 2 kegiatan utama :1. For-Kom utk melakukan
pemantauan.2. For-Kom utk melakukan evaluasi.
50
ANALISIS.
1. Analisis Situasi.
Menganalisis keadaan yang dicapai secara kasar, utk melihat wilayah/kelompok mana yang sudah diliput dan kelompok mana yang belum diliput oleh kegiatan kita.
Hasil analisis akan diketahui :
a. Wilayah/kelompok yang belum mempunyai kegiatan peran serta masyarakat dibidang kesehatan.
b. Wilayah/kelompok yang sudah mempunyai ke-
giatan peran serta masyarakat dibidang kes.
51
2. Analisis Tingkat Perkembangan.
Dari hasil analisis situasi, akan diketahui wilayah/kelompok yg mempunyai PSM (Peran Serta Masyarakat), kemudian dilaku-
kan analisa tingkat perkembangan PSM tsb.
Untuk ini perlu dibuat indikator yg sesuai, untuk menentukan tingkat perkembangan.
Hasil analisis :
Diketahui tingkat perkembangan masing-masing PSM di wilayah Puskesmas.
52
Contoh indikator tingkat perkembangan PSM (lazim disebut UKBM- Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) :
1. Posyandu : pratama, madya, purnama dan mandiri.
2. POD: idem Posyandu.3. Dana Sehat : pratama I/II/III, madya
dan purnama.4. TOGA : pratama, madya dan purnama.5. Kes. Remaja : idem posyandu.6. Dll.
53
3. Analisis Kasus.Merupakan analisis mendalam terhadap
masing-masing bentuk PSM/UKBM tersebut.
Dapat dilakukan pada semua UKBM, atau hanya pada kasus-kasus UKBM yang “gawat”, jadi dibuat skala prioritas.
Analisis kasus secara mendalam dilakukan dengan mempelajari sistem informasi UKBM ybs. Untuk itu perlu melihat referensi masing-masing bentuk PSM tsb.
54
4. Analisis Sumber Daya.Analisis ini utk mengetahui kekuatan atau
daya bina kita terhadap program PSM dimasa yad.
Meliputi :a. Analisis sumber daya manusia :
jumlah dan karakteristik tenaga pembina.
b. Analisis sumber dana : jumlah dan sumber dana.
c. Analisis peralatan : jumlah dan jenis peralatan yang tersedia.
55
Analisis Sumber Daya dilakukan utk 2 jenis perencanaan :
a. Yang dikaitkan dengan rencana utk usulan kegiatan tahun yang akan datang.(RUK)
b. Yang dikaitkan dengan kegiatan tahun anggaran yang sedang berjalan.(RPK)
Analisis Sumber Daya erat kaitannya dengan rumusan masalah, rumusan tujan dan rumusan intervensi yang dipilih.
56
RUMUSAN.1. Rumusan Masalah.Mencakup 2 hal besar :a. Masalah keterjangkauan, merupakan
kesenjangan antara unit kelompok/wilayah yang seharusnya dijangkau dengan yang secara nyata telah terjangkau.Mis. Seharusnya ada 10 desa yg mengem bangkan Dana Sehat, tetapi kenyataan baru 6 desa. Rumusan masalahnya adalah sejumlah (10-6) desa belum mengembangkan Dana Sehat.
57
b. Masalah tingkat perkembangan.
Menunjukkan kesenjangan antara tingkat perkembangan yang diharapkan dengan tingkat perkembangan saat ini.
Contoh : bila di suatu wilayah baru ada 10% Posyandu mandiri, maka rumusan masalahnya adalah : sejumlah 90% Posyandu belum sampai ke tingkat mandiri.
58
2. Rumusan Tujuan :
Merupakan jawaban terhadap permasalahan, secara garis besar dikelompokkan kedalam 2 hal :
a. Rumusan tujuan untuk meningkatkan keterjangkauan : merupakan pernyataan untuk menutup gap atau kesenjangan yang dinyatakan oleh rumusan masalah. Hal ini tergantung pada sumber daya yg dimiliki. Bila SD terbatas, rumusan tujuan hanya menutup sebagian kesenjangan tsb.
59
Contoh : Rumusan masalah : sejumlah (10-6) desa
belum mengembangkan Dana Sehat.Bila SD mencukupi, maka rumusan
tujuannya adalah : Mengembangkan Dana Sehat pada sejumlah (10-6) desa, sehingga pada akhir periode semua desa telah mengembangkan Dana Sehat.
Bila SD hanya 50%, maka rumusan tujuannya adalah : Mengembangkan Dana Sehat pada sejumlah 50% dari (10-6) desa yang belum mengembangkan Dana Sehat.
60
b. Rumusan tujuan untuk meningkatkan tingkat perkembangan.
Rumusan ini utk menutup kesenjangan dalam hal kualitas UKBM.
Bila SD terbatas, hanya menutup sebagian dari kesenjangan kualitas tsb.
61
Contoh : Bila di suatu wilayah baru ada 10% Posyandu mandiri, maka rumusan masalahnya adalah sejumlah 90% Posyandu belum sampai ke tingkat mandiri.
Bila SD mencukupi rumusan tujuan adalah meningkatkan sejumlah 90% Posyandu yang belum mandiri menjadi Posyandu mandiri.
62
RUMUSAN MASALAH & RUMUSAN TUJUAN
MASALAH TUJUAN
MASALAH KETERJANGKAUAN
MENINGKATKAN KETERJANGKAUAN
MASALAH TINGKAT PERKEMBANGAN
MENINGKATKAN TINGKAT PERKEMBANGAN
63
3. Rumusan Intervensi.Setelah tujuan dirumuskan, disusun serang-
kaian alternatif untuk mencapai tujuan.Bentuk intervensi beragam, perlu “seni”
manajemen.Langkah-langkah yg perlu ditempuh :- Kembangkan berbagai alternatif intervensi
yang mungkin dilakukan.- Bandingkan baik-buruknya tiap alternatif.- Tentukan alternatif terpilih, yg mudah
dilaksanakan, efektif dan efisien.
64
RUMUSAN INTERVENSI
ALTERNATIF
INTERVENSI I
INTERVENSI II
INTERVENSI III
INTERVENSI IV
MUDAH,
MURAH,
EFEKTIF,
EFISIEN.
KRITERIA PEMILIHAN
INTERVENSI TERPILIH
65
RENCANA.
1. Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Merupakan usulan kegiatan untuk tahun anggaran yang akan datang.
Usulan yang disusun berdasarkan rentetan analisis, rumusan masalah, tujuan dan intervensi diharapkan dapat meningkatkan kualitas usulan.
66
2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
Dikenal dengan “Plan of Action” (POA), merupakan kegiatan pada tahun anggaran yang sedang berjalan.
Dilaksanakan setelah anggaran turun, para pelaksana di tingkat operasional membuat RPK bagi wilayah kerjanya masing-masing.
67
INTERVENSI.
Merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yg sudah dilaksanakan didepan.
Dilakukan setelah dana/anggaran turun.
Diperlukan kemampuan untuk melakukan pendekatan kemasyarakatan dan hubungan antar manusia yang baik.
Diperlukan konsep program yang gamblang agar implementasinya membawa dampak yang mengarah ke tercapainya tujuan.
68
FORUM KOMUNIKASI.
Dilakukan selama intervensi kegiatan,
Sebagai wahana pemantauan dan evaluasi.
Secara berkala intervensi kegiatan dipantau dan pada akhir tahun dilakukan evaluasi.
Pemantauan : dg beberapa cara, a.l:
- Supervisi dan bimbingan teknis
- Analisis dari pelaporan yg masuk
Kajian pemantauan dibahas dalam Forkom.
69
Evaluasi :
Dilakukan pada akhir tahun kegiatan,
Dilakukan di berbagai tingkatan
Sebagai bahan untuk :
1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yg akan diteruskan ke tingkat administrasi diatasnya.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan, setelah informasi mengenai anggaran tahun ybs diketahui.
Top Related