TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
TUNGGUL NASIB H. SIRAIT
FAKULTAS PERTANIAN
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
FAKULTAS PERTANIAN
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana
Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
niloticus). Dibimbing oleh ERI YUSNI
Ikan Nila adalah salah satu jenis ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan dan sangat populer dikalangan masyarakat. Dalam usaha
budidaya
ikan nila, faktor yang paling penting adalah pertumbuhan dan
kelangsungan hidup
serta kebutuhan pakan yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
pengaruh pemberian MinaPro pada pakan terhadap pertumbuhan
dan
kelangsungan hidup ikan nila, serta mengetahui jumlah MinaPro yang
efektif
terhadap pertumbuhan dan kelulusan hidup ikan nila (Oreochromis
niloticus).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2019.
Selama
penelitian ikan diberi pakan buatan yang di campur dengan MinaPro.
Pakan
diberikan sebanyak 5% dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberian
pakan 3 kali
dalam sehari pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB dan 17.00 WIB. Penelitian
ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan: P1
(pemberian
MinaPro 6 ml/kg pakan), P2 (pemberian MinaPro 12 ml/kg pakan) dan
P3
(pemberian MinaPro 15 ml/kg Pakan) masing-masing tiga ulangan.
Data
dianalisis dengan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian
MinaPro berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang dan berat
ikan namun
tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan nila.
Laju
pertambahan panjang dan berat paling baik adalah pada perlakuan P3
dengan
penambahan MinaPro 15 ml/kg pakan dan tingkat kelangsungan hidup
terbaik
adalah pada perlakuan P3 dengan penambahan MinaPro 15 ml/kg
pakan.
Kata kunci : MinaPro, Pertumbuhan
TUNGGUL NASIB H.SIRAIT. The Influence of Giving Probiotics Minapro
on
Commercial Feed to Growth and Survival Rate of Tilapia
(Oreochromis
niloticus). Mentored by ERI YUSNI
Tilapia is a freshwater fish that has widely cultivated and is
very
popular among the community. In tilapia aquaculture, the most
important
factors are growth and survival rate as well as sufficient feed
requirements.
This research aims to determine the effect of Minapro on commercial
feed
towards the growth and survival of tilapia, as well as knowing the
number
or frequency of Minapro which is effective against the growth and
survival
rate of tilapia (Oreochromis niloticus). This research was
conducted from
January to March 2019. During the study of fish were given
commercial
food mixed with Minapro. Feed were given of 5% from body weight.
The
frequency of feeding were given 3 times a day at 08.00 am, 01.00 pm
and
05.00 pm. The design that have been used in this study was
Complete
Randomized design with 3 treatments and 3 repititions namely : P1 (
Minapro
6 ml / kg commercial feed), P2 (Minapro 12 ml / kg commercial feed)
and
P3 (Minapro 15 ml / kg commercial feed). The results of these
research were
used analyzed by SPSS program. The results showed that the giving
of
Minapro significantly affected the length and weight of fish but
did not
significantly affect the survival rate of tilapia. The higher
growth of length
and weight was found with P3 and mixed of Minapro 15 ml / kg of
feed and
the higher survival rate was found in P3 and mixed of Minapro 15 ml
/ kg
commercial feed.
Juni 1996 dari Abdul Thalib Sirait dan Ibu Nurhasanah
Dalimunte. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Muhammadiyah 01 Pematang siantar pada tahun 2002-
2008, pendidikan menengah pertama ditempuh dari
tahun 2008-2011 di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pematang siantar.
Penulis
menyelesaikan pendidikan menengah atas di Madrasah Aliayh Negeri
Pematang
siantar dengan Jurusan IPS pada tahun 2011-2014.
Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
melalui
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun
2014.
Selain mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota Ikatan
Mahasiswa
Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) Fakultas Pertanian
Universitas
Sumatera Utara, menjadi anggota di Horas Diving Club. Penulis
melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Sondoro Fish Farm Belawan tahun
2018.
Dalam rangka menyelesaikan studi di Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, penulis
melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Probiotik
Minapro
Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan
Nila
(Oreochromis niloticus) ” yang dibimbing oleh Ibu Dr. Eri Yusni,
M.Sc dan diuji
Universitas Sumatera Utara
v
oleh Bapak Rizky Febriansyah Siregar, S.Pi., M.Si serta Bapak Ir.
Syammaun
Usman, MP.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Probiotik Minapro Pada
Pakan
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila
(Oreochromis
Niloticus)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat
menyelesaikan
studi di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang
mendalam kepada semua pihak yang telah ikut membantu serta menjadi
motivasi
penulis, yaitu kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abdul Thalib Sirait dan
Ibunda
Nurhasanah Dalimunte yang selalu senantiasa membimbing dan
memberikan
doa nya kepada penulis yang selalu baik moril dan materil sehingga
penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Adik perempuan terbaik Dewi
Syafitri Sirait
yang selalu mengingatkan untuk sholat dalam kebaikan.
2. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku Dosen Pembimbing, Bapak
Rizky
Febriansyah Siregar, S.Pi., M.Si Selaku Dosen Penguji, dan Bapak
Ir.
Syammaun Usman, MP selaku Dosen Penguji yang telah memberi arahan
dan
bimbingan dalam dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc sebagai Ketua Program Studi
Manajemen
Sumberdaya Perairan serta seluruh staf pengajar dan pegawai tata
usaha
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan yang telah
memberikan
ilmu kepada penulis.
Universitas Sumatera Utara
vii
4. Bapak Effendy selaku pemilik Keramba Jaring Apung Sondoro Fish
Farm
Belawan, yang telah memberi izin untuk melaksanakan Praktik
Kerja
Lapangan (PKL), Bapak Saimin selaku pembiming lapangan selama
Pelaksanaan PKL di Keramba Jaring Apung Sondoro Fish Farm
Belawan.
5. Ibu Desrita, S.Pi., M.Si Kepala Lab. Biologi dan Budidaya
Perairan telah
memberikan izin sehingga penulis dapat melaksankan dan
menyelesaikan
penelitian di tempat tersebut.
6. Terkhusus Devy Permata Sari yang selalu ada menemani, membantu
dan
memberikan semangat di setiap harinya baik selama proses perkulihan
dan
penelitian hingga dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Mahasiswa MSP angkatan 2014
selama
perkulihan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak guna
mendapatkan
hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya bidang manajemen sumberdaya perairan.
Medan, April 2021
Tunggul Nasib H.Sirait
Universitas Sumatera Utara
Alat dan Bahan
................................................................................
15
Menyiapkan Ikan Uji
................................................................
17
Menebarkan Ikan Uji
................................................................
17
Peningkatan Berat Ikan Nila
..................................................... 18
Pertambahan Panjang Ikan Nila
............................................... 18
Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila
................................... 19
Kualitas
Air...............................................................................
19
Tingkat kelangsungan Hidup
...................................................... 27
Tingkat Kelangsungan Hidup
..................................................... 34
Saran
..............................................................................................
37
DAFTAR PUSTAKA
2. Peningkatan Berat Rata-rata Ikan Nila
............................................. 21
3. Laju Peningkatan Berat Rata-rata Ikan Nila.
................................... 22
4. Pertambahan Panjang Rata-rata Ikan Nila
....................................... 24
5. Laju Pertambahan Rata-rata Ikan Nila.
............................................ 25
6. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila
.......................................... 28
Universitas Sumatera Utara
1. Hubungan pH air dengan kehidupan ikan budidaya
............................. 13
2. Analisis Variansi (ANOVA) Berat Ikan Nila Berat
.............................. 21
3. Hasil uji Rata-rata berat (gr) Ikan Nila pada Hari Ke 7 sd Hari
Ke 56 23
4. Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Panjang (cm) Ikan Nila
............ 25
5. Hasil uji Rata-rata Panjang (cm) Ikan Nila pada Hari Ke 7 sd
Hari Ke
56
...........................................................................................................
26
7. Data Kualitas Air Selama Pemeliharaan Ikan Nila.
.............................. 29
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai Rata-rata Berat (gr) Ikan Nila
................................................... 39
3. Perhitungan Statistik Peningkatan Berat Ikan Nila
............................ 40
4. Analisis Variansi Berat Ikan Nila pada Program SPSS
..................... 41
5. Nilai Rata-rata Panjang (cm) Ikan Nila
.............................................. 46
6. Perhitungan Statistik Pertambahan Panjang Ikan
Nila....................... 47
7. Analisis Variansi Panjang Ikan Nila pada Program SPSS
................. 49
8. Nilai Rata-rata Tingkat Kelangsungan Hidup
.................................... 54
9. Perhitungan Statistik Tingkat Kelangsungan Hidup
.......................... 55
10. Tabel Pemberian Pakan
......................................................................
56
11. Dokumentasi Penelitian
.....................................................................
60
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan
air
tawar yang populer di kalangan masyarakat. Oleh karena
kepopulerannya itu
membuat ikan nila memiliki prospek usaha yang cukup menjanjikan.
Apabila
ditinjau dari segi pertumbuhan, ikan nila merupakan jenis ikan yang
memiliki laju
pertumbuhan yang cepat dan dapat mencapai bobot tubuh yang jauh
lebih besar
dengan tingkat produktivitas yang cukup tinggi. Faktor lain yang
memegang
peranan penting atas prospek ikan nila adalah rasa dagingnya yang
khas, warna
dagingnya yang putih bersih dan tidak berduri dengan kandungan gizi
yang cukup
tinggi, sehingga sering dijadikan sebagai sumber protein yang murah
dan mudah
didapat, serta memiliki harga jual yang terjangkau oleh
masyarakat
(Aliyas et al., 2016).
Banyak hal yang dilakukan oleh petani ikan untuk meningkatkan
produksi
ikan budidaya. Salah satunya adalah dengan mencari pakan yang lebih
baik.
Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya
yang
menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Agar
pakan
tersebut bisa bekerja secara maksimal dan meningkatkan bobot ikan
perlu suatu
suplemen yang dicampur dalam pakan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan
adalah dengan menambahkan probiotik (Anugraheni, 2016).
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dapat menjaga
keseimbangan sistem pencernaan di usus pemberian probiotik dalam
akuakultur
dapat diberikan melalui pakan maupun air. Akuakultur sendiri
merupakan
Universitas Sumatera Utara
organisme akuatik. Dalam probiotik terdapat bakteri yang memiliki
cara kerja
menghasilkan beberapa enzim yang bermanfaat bagi pencernaan.
Beberapa enzim
pencernaan dalam pakan tersebut diantaranya amilase, protease dan
lipase.
Molekul kompleksakan dihidrolisis menjadi molekul yang lebih
sederhana oleh
enzim pencernaan sehingga proses pencernaan dan penyerapan pakan
dalam
saluran pencernaan ikan menjadi lebih mudah (Putra, 2010).
Permasalahan yang sering dihadapi pada pembudidaya ikan Nila
adalah
harga pakan yang mahal dan kurang nya nafsu makan ikan sehingga
menghambat
proses pertumbuhan dan menyebabkan kematian pada ikan. Oleh karena
itu dalam
meningkatkan proses pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan maka
dilakukan
pemberian probiotik pada pakan yang bertujuan untuk mempercepat
pertumbuhan
dan kelangusangan hidup ikan.
alternatif untuk pertumbuhan ikan Nila. Oleh karena itu, perlu
dilakukan
penelitian ini guna mengetahui pengaruh yang signifikan terhadap
pemberian
probiotik MinaPro pada pakan dan dapat mempercepat pertumbuhan pada
ikan.
Perumusan Masalah
Dalam Pembudidayaan ikan nila pertumbuhan dan kelulusan hidup
merupakan hal yang paling penting yang harus diperhatikan.
Probiotik Mina Pro
pada pakan dalam jumlah tertentu dapat mempercepat pertumbuhan
ikan.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka perumusan masalah yang dapat
di ambil
adalah:
ikan nila?
kelangsungan hidup ikan nila?
kelangsungan hidup ikan nila.
2. Untuk mengetahui jumlah MinaPro yang efektif terhadap
pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan nila.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah Boster
yang
efektif untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bagi
pembudidaya ikan
nila dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
Kerangka Pemikiran
Permintaan pasar akan ikan konsumsi air tawar semakin meningkat,
salah
satu ikan yang paling diminati pasar pada saat ini adalah ikan
nila. Dalam
kegiatan budidaya ikan, hal yang paling diutamakan adalah bagai
mana cara
meningkatkan pertumbuhan dan kelulusan hidup. Peningkatan laju
pertumbuhan
dan kelangsungan hidup dapat dilakuakan dengan menggunakan
proobiotik, salah
satu probiotik yang dapat mempercepat pertumbuhan dan
meningkatkan
kelangsungan hidup adalah MinaPro yang diduga dapat memaksimalkan
sistem
pencernaan ikan dan menurunkan kandungan ammonia dalam air.
Sehingga
kualitas air tetap terjaga yang akan berpengaruh terhadap
pertumbhan dan
Universitas Sumatera Utara
4
kelulusan hidup ikan nila. Kerangka pemikiran penelitian dapat di
lihat pada
Gambar 1.
Kebutuhan Pasar Ikan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal
dari
kawasan sungai Nil dan beberapa danau di Afrika Tahun 1969, pertama
kali ikan
nila hitam masuk perairan Indonesia. Ikan nila didatangkan dari
Taiwan ke Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar), Bogor. Pemberian nama
nila
didasarkan pada ketetapan Direktur Jendral Perikanan tahun 1972.
Nama tersebut
diambil dari nama spesies ikan ini yaitu nilotica yang kemudian
diubah menjadi
ikan nila adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp
(Widyanti, 2009).
Menurut Froese dan Pauly (2018) klasifikasi ikan nila adalah
sebagai
berikut :
Ikan nila mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung
lebih
tinggi, pada badan dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis
lurus (vertikal).
Pada sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila
dapat hidup
diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip
perut, sirip
dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila
memiliki
lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data
(pectoral fin) sirip
Universitas Sumatera Utara
6
perut (ventral fin), sirip anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal
fin). Sirip
punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian
atas sirip
ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil dan
sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara
itu, jumlah
sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat (Husnidar,
2011).
Ikan nila hidup di perairan yang dalam dan luas maupun dikolam
yang
sempit dan dangkal, seperti sungai, waduk, rawa, tambak air payau.
Ikan nila
hidup pada nilai pH 7-8 dan pada suhu 25-30 o C. Ikan nila
tergolong ikan pemakan
segalanya (omnivora), seperti : Plankton, alga, crustacea, insecta
dan organisme
benthos. Ikan nila memiliki sifat-sifat unggul, antara lain:
efesien dalam
pemanfaatan pakan, pertumbuhannya cepat, bergizi tinggi dan
dagingnya mirip
dengan kakap merah (Suyanto, 2003).
Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik
dengan
lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat dipelihara di dataran rendah
berair payau
maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ikan nila
termasuk
omnivora atau pemakan segala, baik tumbuhan maupun hewan. Kebiasaan
itu
bergantung pada umurnya. Pada saat larva ikan nila menyukai
fitoplankton.
Namun pada saat benih menyukai zooplankton, seperti Daphnia sp. dan
Moina sp.
Setelah dewasa menyukai cacing, seperti cacing darah dan tubifex.
Menurut
kebiasaan tempat makan, ikan nila termasuk jenis floating feeder
yaitu pemakan
di permukaan air, terkadang juga bersifat bottom feeder yaitu
pemakan di dasar
perairan. Ikan nila termasuk ikan yang aktif, bergerak cepat ketika
diberi pakan
tambahan (Radhiyufa, 2011).
Universitas Sumatera Utara
berbeda-beda. Setiap bahan pakan mempunyai kelebihan pada suatu zat
makanan
tertentu tetapi mempunyai kekurangan pada zat makanan yang lain.
Hal tersebut
menyebabkan adanya pengelompakkan suatu bahan pakan berdasarkan
kandungan
zat-zat makanan. Umumnya setiap bahan pakan mempunyai kandungan
vitamin
yang cukup. Untuk menambah kebutuhan vitamin dapat dilakukan
dengan
memberi vitamin sintetis buatan pabrik (Husnidar, 2011).
Pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan
energi. Oleh karena itu, jumlah energi pakan perlu diperhatikan.
Apabila
kebutuhan tidak terpenuhi maka jaringan tubuh akan dikatabolisme
sebagai akibat
dari kebutuhan energy. Pertumbuhan pada hewan terjadi pada semua
jaringan dan
organ. Meskipun demikian, semuanya tidak mengalami pertumbuhan
dengan laju
yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh mutu jenis pakan yang
diberikan. pakan yang
mengandung protein sangat diperlukan untuk pertumbuhan. Selain itu,
protein
juga dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuh dan pengganti jaringan
yang rusak.
(Adityana, 2007).
Pertumbuhan pakan alami dalam usaha budidaya ikan yang intensif,
akan
mengalami kesulitan. Untuk mencapai laju pertumbuhan ikan yang
baik, selain
diberi pakan alami perlu diberikan pakan buatan sesuai kebutuhan
ikan. Banyak
bahan yang dapat digunakan untuk pakan buatan. Tipe bahan yang
digunakan
tergantung dua faktor, yaitu jenis ikan dan ketersediaan bahan.
Permasalahan yang
sering dihadapi dalam penyediaan pakan buatan ini adalah biaya yang
cukup
tinggi untuk pembelian pakan. Biaya pakan ini dapat mencapai 60-70%
dari
Universitas Sumatera Utara
komponen biaya produksi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan
untuk
menekan biaya produksi tersebut adalah dengan membuat pakan buatan
sendiri.
Pembuatan pakan buatan ini menggunakan teknik yang sederhana
dengan
memanfatkan sumbersumber bahan baku lokal, termasuk pemanfaatan
limbah
hasil industri pertanian yang relatif murah (Dani et al.,
2005).
Probiotik MinaPro
campuran yang ditambahkan ke dalam suatu makanan hewan yang
dapat
menguntungkan inang dengan menjaga mikroba ususnya. Probiotik
menurut
Fuller (1992) merupakan mikroba hidup yang menguntungkan bagi hewan
inang.
Mikroba ini menguntungkan bagi hewan inang apabila ditambahkan
dalam pakan.
Bakteri dalam probiotik mampu memperbaiki keseimbangan mikroba di
usus
ikan.
Salah satu produk yang dikeluarkan oleh PT Central Proteinaprima
(CP
Prima) Tbk adalah probiotik Minapro, yang terdaftar pada KKP RI No
D 160805-
P1 PbBC. CP Prima siap menjadi mitra petani ikan tawar dalam
penyediaan pakan
ikan berkualitas. Pakan ikan produksi CP Prima memberikan
kemampuan
produksi yang optimal bagi industri budidaya perikanan di
Indonesia. Formulasi
dibuat agar ikan lebih tahan terhadap goncangan lingkungan,
plankton lebih stabil
dan hemat energi (frekuensi penggantian air dapat diminimalisasi).
Mina pro yang
merupakan produk probiotik yang sesuai dengan sistem pencernaan
ikan dan
berguna untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan ikan, selain
itu ada
Mina Bacto yang mengandung komunitas bakteri yang menguntungkan
untuk
menciptakan kualitas air kolam yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
Dalam dunia perikanan, probiotik dapat digunakan secara langsung
dengan
cara ditebarkan ke air atau melalui perantara makanan hidup (Live
food). Mikroba
yang sering digunakan secara langsung dalam probiotik adalah
Lactobacillus sp.,
Leuconoctoc sp., Pedioccus sp., Propinibacterium sp., Bacillus
sp.,
Saccharomyces cerevissiae, serta jamur seperti Aspergillus niger
dan Aspergillus
oryzae (Gandara, 2003).
enzim protease, lipase, dan amilase. Enzim eksogenus tersebut dapat
membantu
enzim endogenus pada inang untuk menghidrolisis nutrien pakan
sehingga
meningkatkan ketersediaan nutrien yang siap diserap dari saluran
pencernaan
untuk masuk ke pembuluh darah untuk proses metabolisme
selanjutnya
(Sukenda et al., 2016).
Bacillus sp. Merupakan salah satu jenis bakteri yang diyakini
mampu
untuk meningkatakan daya cerna ikan. Menurut fardiaz (1992),
bakteri ini
mempunyai sifat dapat mengsekresikan enzim protease, lipase dan
amilase.
Bacillus sp. Merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri
gram positif
pada kultur muda, mtil (reaksi nonmotil pada kadang terjadi),
menghasilkan spora
yang biasanya resisten pada panas, bersifat aerob (beberapa spesies
bersifat
anaerob fakultatif), katalase positif, dan oksidasi bervariasi.
Tiap spesies berbeda
dalam penggunaan gula, sebagian melakukan fermentasi dan sebagian
tidak.
Spesies Bacillus sangat cocok digunakan karena tidak
menghasilkan
toksin, mudah ditumbuhkan, tidak memerlukan substrat yang mahal,
kemampuan
Bacillus untuk bertahan pada temperature tinggi, dan tidak adanya
hasil samping
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai flora normal pada
organisme
baik di dalam maupun diluar tubuh. Bakteri kandidat probiotik yang
ditemukan
pada usus lele adalah Bacillus subtilis, Pseudomonas putida dan
Bacillus
licheniformis. Beberapa penelitian ditemukan bahwa penambahan B.
subtilis
perairan dapat meningkatkan kualitas perairan dan dapat
meningkatkan kecernaan
pakan. Bacillus licheniformes membuat kecernaan protein oleh ikan
menjadi lebih
baik (Wardika et al., 2014).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Harmilia et al (2019)
dengan
pemeliharaan pada benih ikan nila yang diberi probiotik EM-4 dengan
dosis yang
berbeda pada setiap perlakuannya diantara nya P1 = 7 ml/kg pakan,
P2 = 9 ml/kg
pakan , P3 = 11 ml/kg pakan dengan kepadatan 10 ekor yang diisi air
sebanyak 15
liter perakuarium. Pada peningkatan berat mutlak ikan pada P1
memiliki
peningkatan berat sebesar 6,26 g, pada P2 memiliki peningkatan
berat sebesar
6,85 g dan pada P3 memiliki peningkatan berat sebesar 6,98 g.
Peningkatan berat
tertinggi yaitu pada perlakuan P3 sebesar 6,98 g dengan dosis 11
ml/kg pakan.
Pada pertumbuhan panjang mutlak ikan pada P1 memiliki
pertumbuhan
sebesar 3,15 cm, Pada P2 memiliki pertumbuhan panjang sebesar 3,33
cm dan
pada P3 memiliki pertumbuhan panjang sebesar 3,59 cm. Pertumbuhan
panjang
tertinggi yaitu pada P3 sebesar 3,59 cm dengan dosis 11
ml/kg.Setelah diuji BNT
Universitas Sumatera Utara
dengan selang kepercayaan 95% yang diberikan tidak memiliki
pengaruh yang
nyata terhadap laju pertumbuhan panjang.
Pada P1 yang diberi dosis 7 ml memiliki tingkat kelangsungan
hidup
sebesar 80,3% pada P2 yang diberi dosis 9 ml memiliki tingkat
kelangsungan
hidup sebesar 78,0% dan pada P3 diberi dosis 11 ml memiliki
tingkat
kelangsungan hidup sebesar 88,0%. Berdasarkan Nilai rerata yang
sama
menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata antar tiap perlakukan
P1, P2 dan P3.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Setiawati et al (2013)
dengan
pemeliharaan pada benih ikan patin yang diberi probiotik minapro
dengan dosis
yang berbeda pada setiap perlakuannya diantara nya P1 = 5 ml/kg
pakan, P2 = 8
ml/kg pakan , P3= 10 ml/kg pakan dengan kepadatan 30 ekor yang
diisi air
sebanyak 50 liter per akuarium . Pada peningkatan berat mutlak ikan
pada P1
memiliki peningkatan berat sebesar 2.96 g, pada P2 memiliki
peningkatan berat
sebesar 3,04 g dan pada P3 memiliki peningkatan berat sebesar 3.24
g.
Peningkatan berat tertinggi yaitu pada perlakuan P3 sebesar 3.24 g
dengan dosis
10 ml/kg pakan. Setelah diuji BNT dengan selang kepercayaan 95%
yang
diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap laju peningkatan
berat.
Pada pertumbuhan panjang mutlak ikan pada P1 memiliki
pertumbuhan
sebesar 7.10 cm, Pada P2 memiliki pertumbuhan panjang sebesar 7.15
cm dan
pada P3 memiliki pertumbuhan panjang sebesar 7.16 cm. Pertumbuhan
panjang
tertinggi yaitu pada P3 sebesar 7.16 cm dengan dosis 10
ml/kg.Setelah diuji BNT
dengan selang kepercayaan 95% yang diberikan tidak memiliki
pengaruh yang
nyata terhadap laju pertumbuhan panjang.
Universitas Sumatera Utara
12
Pada P1 yang diberi dosis 5 ml memiliki tingkat kelangsungan
hidup
sebesar 96.66% pada P2 yang diberi dosis 8 ml memiliki tingkat
kelangsungan
hidup sebesar 98.88% dan pada P3 diberi dosis 10 ml memiliki
tingkat
kelangsungan hidup sebesar 98.88%. Berdasarkan uji lanjut BNT
dengan selang
kepercayaan 95% diketahui bahwa terjadi perbedaan yang signifikan
pada tingkat
kelangsungan hidup ikan semua perlakuan (P1, P2, P3) terhadap
kontrol,
Sedangkan sesama perlakuan tidak terjadi perbedaan yang
signifikan.
Kualitas Air
Suhu
Kisaran suhu selama penelitian antara 25 – 27 o C. Suhu optimal
untuk ikan
nila antara 24 – 32 o C, maka suhu selama penelitian dapat
dikatakan optimum.
Pertumbuhan ikan nila biasanya akan terganggu apabila suhu
habitatnya lebih
rendah dari 14o atau pada suhu tinggi 38 o C. Ikan nila akan
mengalami kematian
pada suhu 6 o C atau 42
o C (Khairuman dan Amri, 2011).
pH (Derajat Keasaman)
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah
dapat
membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah kandungan oksigen terlarut
akan
berkurang, sebagai akibat konsumsi oksigen akan menurun, aktivitas
dan
pernafasan naik dan selera makan akan berkurang (Kordi dan Tancung,
2007).
Adapun table hubungan pH dengan kehidupan ikan budidaya dapat
dilihat pada
Universitas Sumatera Utara
pH air Pengaruh terhadap ikan
<4,5 Air bersifat racun bagi ikan
5 – 6,5 Pertumbuhan ikan terhambat dan ikan
sangat sensitive pada bakteri dan
parasite
>9,0 Pertumbuhan ikan terhambat
Pertumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dibagi menjadi dua bagian
besar
yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan dari ikan, seperti keturunan, sex, umur,
parasit, dan
penyakit. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
antara lain
jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut,
dan faktor
kualitas air. Faktor ketersedian makanan sangat berperan dalam
proses
pertumbuhan. Pertama ikan memanfaatkan makanan untuk memelihara
tubuh dan
menggantikan sel-sel tubuh yang rusak, kemudian kelebihan makanan
yang tersisa
baru dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Pola pertumbuhan terdiri atas
dua macam,
yaitu pola pertumbuhan isometrik dan allometris. Pertumbuhan
isometris adalah
perubahan terus menerus secara proporsional antara panjang dan
berat dalam
tubuh ikan. Pertumbuhan allometrik adalah perubahan yang tidak
seimbang antara
panjang dan berat dan dapat bersifat sementara (Effendie,
1997).
Universitas Sumatera Utara
ikan, umur, kondisi lingkungan, dan komposisi makanan. Semua faktor
tersebut
akan berpengaruh dalam metabolisme dasar. Energi untuk pemeliharaan
tubuh
merupakan gabungan antar metabolisme dasar dan dinamika kegiatan
spesifik.
SDA adalah jumlah panas yang dihasilkan dan merupakan tambahan
pada
metabolisme dasar sebagai hasil dari pencernaan protein lebih
tinggi dibandingkan
untuk pencernaan makanan (Buwono, 2000).
laju pertumbuhan spesifik berkaitan erat dengan pertambahan berat
tubuh
karena adanya pakan yang dikonsumsi. Dengan adanya penambahan
probiotik ke
dalam pakan menyebabkan terjadinya peningkatan efisiensi pakan dan
retensi
protein tubuh ikan sehingga menghasilkan laju pertumbuhan spesifik
yang paling
baik dari pada perlakuan yang lainnya. Hal ini membuktikan adanya
peran aktif
dari bakteri dalam saluran pencernaan ikan. Peningkatan laju
pertumbuhan diduga
karena adanya kontribusi enzim pencernaan oleh bakteri probiotik
yang mampu
meningkatkan aktivitas pencernaan. Karena probiotik menghasilkan
beberapa
enzim exogenous untuk pencernaan pakan seperti amilase, protease,
lipase dan
selulase. Kandungan bakteri pada saluran pencernaan dan bakteri
probiotik
tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Mekanisme kerja
probiotik
dapat mengurangi populasi mikroorganisme yang menekan
pertumbuhan,
mengurangi bahanbahan yang tidak dapat dicerna dengan baik dan
meningkatkan
protein serta vitamin pada pakan yang digunakan (Afdola,
2018).
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2019
di
Laboratorium Budidaya Perairan, Program Studi Manajemen
Sumberdaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain akuarium
dengan
ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm sebanyak 12 buah ,aerator, tanggok, pH
meter,
DO meter, thermometer, kertas millimeter, timbangan digital, kamera
dan ember.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain ikan nila dengan ukuran
panjang
rata rata 8-9 cm dan berat rata-rata 8-10 sebanyak 96 ekor, pelet
komersil dan
Probiotik Minapro untuk perikanan.
dan 1 kontrol masing-masing di ulang sebanyak 3 kali, yaitu:
Kontrol (P0) : Tanpa pemberian MinaPro
Perlakuan P1: Jumlah MinaPro sebanyak 6 ml/kg pakan
Perlakuan P2: Jumlah MinaPro sebanyak 12 ml/kg pakan
Perlakuan P3: Jumlah MinaPro sebanyak 15 ml/kg pakan
Menurut Gasperz (1991) model linear yang digunakan dari
Rancangan
Acak Lengkap adalah sebagai berikut :
Xij = μ + σi + εij
μ = Rata-rata umum
εij = Pengaruh faktor random pada perlakuan ke-i dan ulangan
ke-j
Prosedur Penelitian
Menyiapkan Alat
pemeliharaan yang digunakan untuk adaptasi dicuci bersih terlebih
dahulu dengan
larutan desinfektan yang diperbolehkan bagi perikanan kemudian di
bilas dengan
air bersih. Setelah dicuci bersih alat-alat tersebut dijemur selama
1 hari dibawah
sinar matahari. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan atau
memutus rantai
bibit penyakit pada alat-alat yang digunakan.
Menyiapkan Wadah
Akuarium yang telah dibersihkan kemudian di isi dengan air
bersih.
Volume air pada tiap akuarium adalah 12 liter dengan ketinggian 15
cm. masing-
masing akuarium diberikan label perlakuan, serta diberikan aerasi
selama
pemeliharaan.
Menyiapakan Air Media Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan ikan, air sebagai media hidup untuk ikan sangat
perlu
diperhatikan, Sehingga diperlukan persiapan air media yang baik
sebelum
dilakukan penelitian. Air yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah air
PDAM. Adapun tahapan yang dilakukan untuk persiapan media air
pemeliharaan
Universitas Sumatera Utara
17
adalah air ditampung dalam bak penampungan kemudian didiamkan
selama 7 hari
untuk mengendapkan kotoran-kotoran serta za-zat berbahaya dalan
air.
Menyiapkan Ikan Uji
Ikan yang di siapkan sebanyak 96 ekor. Ikan yang digunakan adalah
ikan
nila yang diperoleh dari balai benih ikan nila. Sebelum ikan nila
dimasukkan
kedalam akuarium dilakukan beberapa perlakuan, diantara ikan
pemeliharaan di
aklimatisasi selama 5-7 hari ditempat bak akuarium yang besar, hal
ini
dimaksudkan agar ikan tidak stress.
Menebarkan Ikan Uji
sebagai data awal sebelum ikan dimasukkan pada akuarium penelitian.
Diukur
kualitas air pada tiap akuarium penelitian sebelum ikan dimasukkan
sebagai data
awal. Kemudian benih dimasukkan kedalam akuarium masing-masing
sebanyak 8
ekor/akuarium.
Pakan di timbang kemudian disiapkan MinaPro dengan jumlah yang
telah
ditentukan untuk setiap perlakuan, Kemudian pakan dicampur dengan
MinaPro
yang telah dilarutkan dalam air dan ditambahkan progol lalu pakan
difermentasi di
dalam wadah tertutup selama 3 hari.
Memberikan Pakan
Pakan yang diberikan pada ikan nila selama penelitian berupa
pellet
komersial pada kontrol, kemudian pada perlakuan P1, P2 dan P3
diberikan pakan
komersil yang telah dicampur dengan MinaPro dan telah difermentasi
selama 2
Universitas Sumatera Utara
18
hari. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari pada pukul
09.00 WIB,
13.00 WIB, dan 17.00 WIB dengan jumlah pemberian pakan 5 % dari
bobot ikan.
Pengumpulan Data
telah di timbang kemudian di catat. Pertumbuhan bobot menggunakan
rumus
pertumbuhan menurut
Pada ikan budidaya panjang merupakan salah satu faktor
penanda
pertumbuhan ikan. Sehingga laju pertumbuhan panjang merupakan salah
satu
parameter yang penting dalam budidaya ikan. Pengukuran panjang
dilakukan
setiap 10 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara ikan diletakkan
diatas kertas
millimeter kemudian di catat panjang ikan. Pengukuran panjang
ikan
menggunakan rumusan pertumbuhan panjang menurut Effendie (1997)
yaitu :
Keterangan:
L = Lt-L0
menggunakan rumus menurut Efendie (1979) sebagai berikut:
Keterangan :
Kualitas air
Parameter kualitas air media pemeliharaan ditentukan dengan
mengukur
parameter kualitas air selama penelitian yang terdiri dari
parameter fisika dan
kimia yang telah ditentukan yaitu pH, DO, suhu. Data ini digunakan
untuk
menentukan kelayakan kualitas air media pemeliharaan selama
penelitian.
Pengukuran dilakukan 7 hari sekali dengan menggunakan thermometer,
DO
meter, dan pH meter.
yang akan diperoleh dianalisis, yaitu meliputi: Analisi ragam
(ANOVA) dan
SPSS dengan uji F pada selang kepercayaan 95%,yang digunakan
untuk
menentukan apakah perlakuan berpengaruh terhadap derajat
kelangsungan hidup,
laju pertumbuhan berat dan pertumbuhan panjang. Apabila perlakuan
berpengaruh
nyata, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil
(BNT).
SR= Nt
N0 ×100%
Hasil
Pengambilan sampel Ikan Nila dilakukan 7 hari sekali selama 56 hari
masa
pemeliharaan. Penelitian tersebut adalah pengaruh probiotik Minapro
yang
dicampurkan oleh pakan pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup Ikan
Nila.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data berupa Laju pertumbuhan
panjang
(cm), laju peningkatan berat (g), kelangsungan hidup (%) serta data
hasil
pengamatan kualitas air selama pemeliharaan antar perlakuan P1 (6
ml/kg pakan),
P2 (12 ml/kg pakan) dan P3 (15 ml/kg pakan).
Peningkatan Berat Ikan Nila
pemberian dosis probiotik yang berbeda pada pakan terhadap
peningkatan berat
Ikan Nila rata-rata pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel
3 , analisis
annova dapat dilihat pada tabel 2 diagram peningkatan berat Ikan
Nila dapat
dilihat pada gambar 2, dan laju grafik peningkatan berat Ikan Nila
terdapat pada
gambar 3, sedangkan Data pengamatan peningkatan berat Ikan Nila
pada
Lampiran 5.
peningkatan berat rata-rata tertinggi Ikan Nila terdapat pada
perlakuan P3 sebesar
5,63 gr cm kemudian diikuti perlakuan P2 sebesar 3,55 cm dan
terendah terdapat
pada perlakuan P1 sebesar 2,44 cm. Peningkatan berat rata-rata Ikan
Nila dapat
dilihat pada diagram yang terdapat pada Gambar 2.
Universitas Sumatera Utara
Perlakuan P1, P2, dan P3 selama 56 Hari
Berdasarkan diagram pada Gambar 2. Perubahan peningkatan berat
Ikan
Nila pada setiap perlakuan yang berbeda-beda. Peningkatan berat
Ikan Nila
tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dari 8,59 gr menjadi 14,22 gr,
kemudian
diikuti oleh perlakuan P2 dari 8,58 gr menjadi 12,13 gr dan
peningkatan berat
terendah terdapat pada perlakuan P1 dari 8,58 gr menjadi 11,02 gr.
Grafik
peningkatan berat Ikan Nila dapat dilihat pada Gambar 3.
Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui bahwa nilai Fhitung pada
perlakuan
lebih besar daripada Ftabel yang berarti perlakuan pakan sangat
berbeda nyata
terhadap peningkatan berat Ikan Nila Pada perlakuan
probiotik.
Tabel 2. Analisis Variansi (ANOVA) Berat Ikan Nila Berat
Perlakuan Sum of Square df
Means of
Pakan*Berat
(Tidak berbeda nyata)
Gambar 3. Laju Peningkatan Berat (g) Ikan Nila Hari ke-1
sampai Hari ke-56
Berdasarkan grafik yang terdapat pada gambar 3. Dapat dilihat bahwa
laju
peningkatan berat Ikan Nila dari hari ke hari mengalami peningkatan
berat yang
berbeda-beda setiap perlakuan. Data dari hari ke-0 sampai hari ke
28
memperlihatkan bahwa peningkatan berat Ikan Nila meningkat setelah
hari 28.
peningkatan berat Ikan Nila yang terbaik terdapat pada perlakuan P3
dan laju
pertumbuhan terendah pada P1.
Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan berat ikan Nila yaitu
rata-rata
peningkatan berat ikan setiap perlakuan selama pemeliharaan
(Lampiran 5) Hasil
analisa data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa perlakuan
memberikan
pengaruh yang sangat nyata (Fhitung>Ftabel) terhadap peningkatan
berat ikan
Nila.
Perlakuan yang berbeda nyata sehingga dilanjutkan dengan Uji
BNT.
Pengamatan peningkatan berat Ikan Nila setiap 7 hari sekali selama
56 hari
didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap setiap perlakuan yang
diberikan
pada Ikan Nila. Hasil uji rata-rata Ikan Nila dengan probiotik
selama 7 hari dapat
dilihat pada tabel 3.
R a ta
23
Tabel 3. Hasil uji Rata-rata berat (gr) Ikan Nila pada Hari Ke 7 sd
Hari Ke 56
Perlakuan Hari
P1 8.76 a
(0.10)
a, b, c = perbedaan notasi huruf menyatakan adanya perbedaan yang
signifikan
antar perlakuan
Berdasarkan Tabel 3. Diketahui bahwa perlakuan yang paling
efektif
dalam peningkatan berat Ikan Nila adalah Perlakuan P3 yaitu sebesar
14,35 gr.
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap peningkatan berat
ikan nila
pada setiap pengukuran selama masa pemeliharaan.
Pertambahan Panjang Ikan Nila
pemberian dosis probiotik yang berbeda pada pakan terhadap Laju
pertambahan
panjan Ikan Nila rata-rata pada setiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 5 ,
analisis variansi ANOVA dilihat pada Tabel 4, diagram pertambahan
panjang
Ikan nIla dapat dilihat pada gambar 4, dan laju grafik pertumbuhan
Ikan Nila
terdapat pada gambar 5, sedangkan Data pengamatan pertumbuhan
panjang Ikan
Nila pada Lampiran 2.
mengalami pertambahan yang berbeda-beda sesuai dengan perlakuan
yang
diberikan. Pertambahan panjang rata-rata tertinggi Ikan Nila
terdapat pada
perlakuan P3 sebesar 2,7 cm kemudian diikuti perlakuan P2 sebesar
1,8 cm dan
Universitas Sumatera Utara
24
terendah terdapat pada perlakuan P1 sebesar 1,3 cm. Pertambahan
panjang rata-
rata Ikan Nila dapat dilihat pada diagram yang terdapat pada gambar
4.
Gambar 4. Pertambahan Panjang (cm) Rata-rata Ikan Nila dengan
Perlakuan P1, P2, dan P3 selama 56 Hari
Berdasarkan diagram pada Gambar 2. Perubahan pertumbuhan
panjang
Ikan Nila pada setiap perlakuan yang berbeda-beda. Data
pengamatan
pertambahan panjang Ikan Nila pada lampiran 2. Nilai rata-rata
panjang Ikan Nila
selama 56 hari. Pertambahan panjang Ikan Nila tertinggi terdapat
pada perlakuan
P3 dari 8,5 menjadi 11,1 cm, kemdian diikuti oleh perlakuan P2 dari
8,4 menjadi
10,2 cm dan panjang terendah terdapat pada perlakuan P1 dari 8,3 cm
menjadi
9,6 cm. Grafik laju pertambahan panjang Ikan Nila dapat dilihat
pada Gambar 3.
Berdasarkan Tabel 4. Dapat diketahui bahwa nilai Fhitung pada
perlakuan
lebih besar daripada Ftabel yang berarti perlakuan pakan sangat
berbeda nyata
terhadap pertumbuhan panjang Ikan Nila.
0,8
1,3
1,8
2,7
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
Tabel 4. Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Panjang (cm) Ikan
Nila
pada perlakuan 56 Hari
Pakan*Panjang
(Tidak berbeda nyata)
Gambar 5. Laju Pertambahan Panjang (cm) Ikan Nila Hari ke-1
sampai Hari ke-56
Berdasarkan grafik yang terdapat pada gambar 5. Dapat dilihat bahwa
laju
pertambahan panjang Ikan Nila dari hari ke hari mengalami
pertambahan panjang
yang berbeda-beda setiap perlakuan. Data dari hari ke-0 sampai hari
ke 28
memperlihatkan bahwa pertambahan panjang Ikan Nila meningkat
setelah hari 28.
Laju pertumbuhan Ikan Nila yang terbaikterdapat pada perlakuan P3
dan laju
pertumbuhan terendah pada P1.
R a ta
-r a ta
P a n
Dari hasil penelitian diperoleh pertambahan panjang ikan Nila yaitu
rata-
rata pertambahan panjang ikan setiap perlakuan selama pemeliharaan
(Lampiran
4) Hasil analisa data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa
perlakuan
memberikan pengaruh yang sangat nyata (Fhitung>Ftabel) terhadap
pertambahan
panjang ikan Nila.
Perlakuan yang berbeda nyata sehingga dilanjutkan dengan Uji
BNT.
Pengamatan pertambahan panjang Ikan Nila setiap 7 hari sekali
selama 56 hari
didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap setiap perlakuan yang
diberikan
pada Ikan Nila. Hasil uji rata-rata Ikan Nila dengan probiotik
selama 7 hari dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Hasil uji Rata-rata Panjang (cm) Ikan Nila pada Hari Ke 7
sd Hari Ke 56
Perlakuan Hari
P1 8.20 a
(0.08)
a, b, c = perbedaan notasi huruf menyatakan adanya perbedaan yang
signifikan
antar perlakuan
Berdasarkan Tabel 5. Diketahui bahwa perlakuan yang paling
efektif
dalam pertambahan panjang Ikan Nila adalah Perlakuan P3 yaitu
sebesar 11,15
cm. menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap peningkatan
berat ikan
nila pada setiap pengukuran selama masa pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara
Data rata-rata kelangsungan hidup Ikan Nila selama 56 hari
masa
pemeliharaan dengan perlakuan dosis probiotik yang berbeda dengan
presentasi
terbaik terdapat pada dapat dilihat pada Tabel 6, diagram tingkat
kelangsungan
hidup Ikan Nila dapat dilihat pada Gambar 6. Sedangkan data
pengamatan
kelangsungan hidup Ikan Nila setiap 7 hari selama 56 hari
pemeliharaan dapat
dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 6. Nilai Rata-rata Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila
pada
Perlakuan P0 P1 P2 dan P3 selama 56 Hari Pemeliharaan
Perlakuan Perlakuan Hari Ke-
P0 79.1 75 66.7 62.5 62.5 62.5 54.1 50 45.8
P1 87.5 83.3 75 66.7 62.5 58.3 54.1 50 50.0
P2 83.3 83.3 75 75 75 66.7 66.7 58.3 70.8
P3 87.5 83.3 83.3 79.1 79.1 75 70.8 70.8 75
Berdasarkan Tabel 7. Dapat diketahui Tingkat kelangsungan hidup
ikan
nila dtiap perlakuan yang di pelihara selama 56 hari pemeliharaan
berkisar 40%-
70%. Dari data rata-rata kelangsungan hidup Ikan Nila terdapat pada
Perlakuan P3
dengan presentase 75% dan perlakuan terendah terdapat pada P1 45%.
Diagram
tingkat kelangsungan hidup Ikan Nila dapat dilihat pada Gambar
6.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan diagram yang terdapat pada Gambar 6. Diketahui
bahwa
tingkat kelangsungan hidup Ikan Nila setiap perlakuan didapatkan
data
kelangsungan hidup Ikan Nila dengan menghitung banyaknya jumlah
ikan yang
hidup di awal penelitian selama 56 hari pemeliharaan sampai akhir
penelitian.
Dari data pengamatan kelangsungan Hidup Ikan Nila, jumlah tertinggi
presentase
pada perlakuan P3 sebesar 75 % kemudian P2 sebesar 70,8% dan
terendah pada
P1 sebesar 50%.
tingkat kelangsungan hidup ikan nila yaitu rata-rata kelangsungan
hidup ikan nila
setiap perlakuan selama pemeliharaan kemudian data tersebut
dianalisis secara
statistik menggunakan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada
lampiran (9)
Hasil analisa data (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan tidak
memberikan
pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan
nila
(Fhitung<Ftabel).
Kualitas Air
45,8 50,0
70,8 75
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan Nila sangat dipengaruhi
oleh
kualitas air. Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian
adalah suhu, pH
dan DO. Pengamatan kualitas air ikan nila di peroleh dengan kisaran
Suhu 26.3-
29.2 pH 6.9-7.9 dan DO 5.5-7.0 mg/l. Data kualitas air dapat
dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Data Kualitas Air pada Perlakuan P1 P2 dan P3 selama
56
Hari Pemeliharaan
P1 27.8 – 28.9 5.5 – 6.5 7.0 – 7.9
P2 26.3 – 29.2 6.8 – 7.0 8 – 7.3
P3 28.1 – 30.0 6.5 – 6.8 6.9 – 8.1
Pembahasan
ikan baik pertumbuhan panjang maupun pertumbuhan berat. Dengan
adanya
pemberian probiotik MinaPro pada pakan maka diketahui dapat
mepercepat
penyerapan nutrisi dari dalam pakan, sehingga kandungan protein
yang dalam
pakan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dengan baik. Menurut
Akbar
(2008) baik tidaknya suatu pakan ditentukan oleh kandungan
nutrisinya. Salah
satu kebutuhan nutrisi yang penting untuk ikan adalah protein,
sehingga
kekurangan protein dalam pakan dapat menghambat pertumbuhan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada gambar No 4 dapat dilihat
bahwa
ada peningkatan berat ikan nila selama penelitian. Berat tubuh ikan
nila
mengalami peningkatan tiap minggu nya pada masing-masing perlakuan.
Hal ini
menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan pada berat ikan nila. Menurut
Effendi
(1997) menyatakan pertumbuhan pada ikan didefenisikan sebagai
perubahan berat
Universitas Sumatera Utara
30
atau panjang dalam waktu tertentu merupakan suatu proses bilogis
yang kompleks
yang dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun
eksternal.
Pemberian probiotik pada pelet dengan konsentrasi pemberian
probiotik
yang berbeda pada masing-masing perlakuan menghasilkan rata-rata
berat ikan
nila yang berbeda setiap 7 hari sekali. Dimana peningkatan berat
rata-rata
tertinggi pada perlakuan P3 yang diberi dosis 15 ml/kg pakan
sebesar 5.63 gram
kemudian diikuti oleh perlakuan P2 yang diberi dosis 12 ml/kg pakan
sebesar 3.55
gram dan yang terendah pada perlakuan P1 yang diberi dosis 6 ml/kg
pakan
sebesar 2.44 gram. Pada perlakuan P3 mengalami peningkatan yang
paling besar
dari awal sampai akhir dikarenakan oleh pengaruh penambahan
probiotik
MinaPro dengan konsentrasi paling besar sehingga bakteri probiotik
yang ada di
dalam usus ikan lebih mendominasi daripada bakteri patogen. Hal
ini
memungkinkan pada perlakuan P3 mampu menyerap makanan lebih
optimal.
Berdasarkan hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian probiotik MinaPro pada pakan dengan dosis yang berbeda
berpengaruh
sangat nyata dimana F hitung lebih besar dari F tabel terhadap
peningkatan berat
ikan nila artinya antara perlakuan menunjukkan perbedaan yang
sangat nyata.
Pada lampiran 5 terdapat uji lanjut lanjut BNT (Beda Nyata
Terkecil)
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan.
Perlakuan P1
dosis 6 ml/kg pakan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P2
dosis 12 ml/kg
pakan dan P3 dosis 15 ml/kg pakan. Perlakuan P2 juga berbeda sangat
nyata
terhadap perlakuan P3. Dikarenakan nilai koefisien keragaman (KK)
yang didapat
4.7%.
adalah bakteri Bacillus. Bakteri Bacillus sp ini mampu
mengekskresikan enzim
pencernaan yang terdapat pada usus ikan. Hal ini sesuai dengan
Sukenda et al
(2016) yang menyatakan bahwa Bakteri probiotik Bacillus sp.
memiliki
kemampuan mengekskresikan enzim protease, lipase, dan amilase.
Enzim
eksogenus tersebut dapat membantu enzim endogenus pada inang
untuk
menghidrolisis nutrien pakan sehingga meningkatkan ketersediaan
nutrien yang
siap diserap dari saluran pencernaan untuk masuk ke pembuluh darah
untuk
proses metabolisme selanjutnya.
Dari hasil penelitian Pertumbuhan berat ikan tertinggi terdapat
pada
perlakuan P3, hal ini dikarenakan pemberian MinaPro dengan dosis 15
ml/kg
pakan dapat memaksimalkan pencernaan ikan nila sehingga pemanfaatan
pakan
lebih efisien dan meningkatkan laju pertumbuhan berat. Kandungan
probiotik
dapat menyebabkan tingginya aktifvitas bakteri pada saluran
pencernaan dan
perbedaan kandungan bakteri probiotik dalam pakan dapat
mempengaruhi laju
pertumbuhan ikan. Menurut Mulyadi (2011) proporsi jumlah koloni
bakteri
probiotik dapat bekerja secara maksimal dalam pencernaan ikan,
sehingga daya
cerna ikan pun menjadi lebih tinggi dalam menyerap sari-sari
makanan dan
menghasilkan pertumbuhan yang baik.
Pertambahan Panjang Ikan Nila
Menurut Effendie (1997), pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor
internal
dan eksternal. Faktor internal sebagian besar tergantung pada
kondisi tubuh ikan
tersebut, misalnya kemampuan ikan dalam memanfaatkan sisa energi
dan protein
Universitas Sumatera Utara
faktor lingkungan dan pakan sangat berpengaruh pada pertumbuhan
ikan. Kedua
faktor tersebut akan menyeimbangkan keadaan tubuh ikan selama dalam
media
pemeliharaan dan menunjang pertumbuhan tubuh ikan nila. Dapat
dilihat pada
Gambar 2 yang menunjukkan pertambahan panjang dari hari ke 1 sampai
hari ke
56 penelitian.
pertambahan panjang rata-rata yang berbeda pada masing-masing
perlakuan yang
diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian probiotik pada pakan
dengan
dosis yang berbeda juga sangat berpengaruh terhadap pertambahan
panjang ikan
nila. Panjang rata-rata ikan nila pada awal penelitian berbeda-beda
yaitu P1 8.3
cm, P2 8.4 cm dan P3 8.5 cm. Pada akhir penelitian terjadi
pertambahan panjang
yang dapat cukup meningkat dimana pada pertambahan panjang
rata-rata ikan nila
tertinggi yang diperoleh pada perlakuan P3 yaitu sebesar 2.7 cm
kemudian diikuti
P2 sebesar 1.8 cm dan panjang rata-rata terendah yaitu P1 sebesar
1.3 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian probiotik pada pakan dengan dosis yang
berbeda
berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang ikan nila.
Berdasarkan hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian probiotik MinaPro pada pakan dengan dosis yang berbeda
berpengaruh
sangat nyata dimana F hitung lebih besar dari F tabel terhadap
pertambahan
panjang ikan nila artinya antara perlakuan menunjukkan perbedaan
yang sangat
nyata. Pada lampiran 3 terdapat uji lanjut lanjut BNT (Beda Nyata
Terkecil)
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan.
Perlakuan P1
dosis 6 ml/kg pakan berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P2
dosis 12 ml/kg
Universitas Sumatera Utara
33
pakan dan P3 dosis 15 ml/kg pakan. Perlakuan P2 juga berbeda sangat
nyata
terhadap perlakuan P3. Dikarenakan nilai KK yang didapat 4%.
Pada penambahan probiotik MinaPro pada ikan nila terhadap
pertumbuhan
panjang bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap
pertumbuhan ikan
nila disetiap perlakuannya yang diberi dosis berbeda-beda tiap
pakan nya.
Pertumbuhan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dengan dosis
15 ml/kg
pakan. Berdasarkan Penelitian Setiawati et al (2013) yang dilakukan
pada ikan
ikan patin dengan perlakuan pemberian pakan dengan probiotik
MinaPro pada
dosis yang berbeda setiap perlakuan. Dimana pada pertumbuhan
panjang tertinggi
diperoleh pada perlakuan P3 dengan dosis 10 ml/kg pakan sebesar
8.15 cm. Tetapi
dari hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap pertumbuhan
panjang
diperoleh bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan
panjang ikan patin tersebut.
pakan bertujuan untuk meningkatkan daya cerna ikan terhadap pakan
dengan
meningkatkan enzim percernaan sehingga mudah diserap dan digunakan
sebagai
pertumbuhan ikan. Hal ini sesuai dengan fardiaz (1992) yang
menyatakan bahwa
Bacillus sp. Merupakan salah satu jenis bakteri yang diyakini mampu
untuk
meningkatakan daya cerna ikan. Bakteri ini mempunyai sifat
dapat
mengsekresikan enzim protease, lipase dan amilase. Bacillus sp.
Merupakan
bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif pada
kultur muda, mtil
(reaksi nonmotil pada kadang terjadi), menghasilkan spora yang
biasanya resisten
pada panas, bersifat aerob (beberapa spesies bersifat anaerob
fakultatif), katalase
Universitas Sumatera Utara
positif, dan oksidasi bervariasi. Tiap spesies berbeda dalam
penggunaan gula,
sebagian melakukan fermentasi dan sebagian tidak.
Tingkat Kelangsungan Hidup
Pada pemeliharaan ikan nila kematian ikan nila terjadi pada minggu
awal
pemeliharaan ikan. Hal ini disebabkan karena ikan nila mengalami
stress karena
respon adaptasi terhadap lingkungan yang baru. Tingkat kelangsungan
hidup ikan
nila selama pemeliharaan tergolong baik. Dari gambar 6 menunjukkan
tingkat
kelangsungan hidup ikan nila selama pemeliharaan yaitu pada P1
berkisar
50.00%, P2 berkisar 76.37% dan pada P3 berkisar 91.67%. Menurut
Mulyadi
(2011) menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup (SR) ≥ 50%
tergolong
baik, kelangsungan hidup 30-50% sedang dan kurang dari 30% tidak
baik.
Hasil pengamatan tingkat kelangsungan hidup ikan nila selam
penelitian
berkisar antara 50.00% - 91.67%. berdasarkan hasil analisis
variansi (ANOVA)
menunjukkan bahwa setiap perlakuan P1, P2 dan P3 tidak memberikan
pengaruh
yang nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan nila selama
penelitian ini
dikarenakan pada hasil ANOVA didapatkan F hitung lebih kecil
dibandingkan F
tabel sehingga tingkat kelangsungan hidup ikan nila tidak
berpengaruh nyata.
Tingkat kelangsungan hidup ikan selama penelitian paling baik
pada
perlakuan P3, hal ini diduga dapat meningkatkan kekebalan tubuh
dan
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup. Berdasarkan hasil
pengamatan secara
keseluruhan kematian ikan terjadi hari ke-7 masa pemeliharaan. Hal
ini diduga
karena pada hari ke 8 hingga hari ke 56 kondisi lingkungan
penelitian kurang
sesuai dengan kebutuhan ikan nila. Ikan yang mengalami gangguan
fisiologis
(stress) terjadi penurunan nafsu makan secara drastis akan sulit
beraktivitas seperti
Universitas Sumatera Utara
berenang dan bernafas karena kuranganya asupan nutrisi yang masuk
kedalam
tubuh sehingga energi yang digunakan menjadi sedikit Subandiyono
dan Hastuti
(2010). Penambahan probiotik pada perlakuan 3 (15 ml/kg) diduga
dapat
meningkatkan kekebalan tubuh dan berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup.
Beberapa peneliti mendapatkan bahwa penggunan probiotik dapat
meningkatkan
tingkat kelangsungan hidup dan daya tahan tubuh ikan terhadap
infeksi pathogen
(Agustina et al., 2006).
kelangsungan hidup kultivan. Selain itu tingkat kelangsungan hidup
juga dapat
dipengaruhi dari faktor internal dan eksternal.
Pada tingkat kelangsungan hidup ikan nila dari minggu 7 hingga
minggu
56 semakin baik. Ini dikarenakan ikna nila dapat beradpatsi dengan
baik dan
kualitas air yang diukur dalam media pemeliharaan masih dalam
kondisi yang
optimal. Kualitas air yang baik karena pada setiap akuairum selalu
dikontrol
dengan baik dengan cara menyifon kotoran ikan nila selama 7 hari
sekali dan
dilakukan penambahan air. Dengan dilakukannya penyifonan dan
penambahan air
kualitas air tetap terjaga dan ikan nila dapat beradpatasi dengan
baik. Hal ini
sesuai dengan A’isah dan Mardiana (2016) menyatakan bahwa
kelangsungan
hidup ikan sangat bergantung pada daya adptasi ikan terhadap
makanan dan
lingkungan, kesehatan ikan, padat tebar dan kualitas air yang cukup
mendukung
partumbuhan.
Suhu pada saat penelitian berada pada kisaran optimal untuk
budidaya
ikan nila yaitu berkisar 26-30 º C. Khairuman dan Amri (2011)
menyatakan bahwa
suhu optimal untuk pertumbuhan ikan nila sekitar 24-32ºC. Menurut
Effendi
(2014), peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme dan
respirasi organisme air, dan mengakibatkan peningkatan konsumsi
oksigen.
Peningkatan suhu perairan sebesar 10ºC menyebabkan terjadinya
peningkatan
konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2-3 kali lipat,
namun
peningkatan suhu tersebut disertai dengan penurunan kadar oksigen
terlarut
sehingga keberadaan oksigen sering kali tidak mampu memenuhi
kebutuhan
oksigen bagi organisme akuatik untuk melakukan metabolisme dan
respirasi.
Derajat keasaman pH dalam penelitian ini berkisar antara 6.9–8.1.
Kisaran
pH tersebut merupakan kondisi yang baik untuk habitat dan
pertumbuhan ikan
nila. Menurut Kordi dan Sancung (2007), kisaran pH untuk
pertumbuhan
optimalnya terjadi pada pH 7-8, sedangkan pH untuk habitat ikan
nila antara 6-
8,5. Pengaruh pH perairan dapat terjadi pada kelangsungan hidup
dan
pertumbuhan ikan.
untuk menyediakan energi dalam aktivitas biologis. Penurunan
konsentrasi
oksigen yang buruk atau di bawah batas optimum menyebabkan
mortalitas.
Kisaran kandungan oksigen terlarut (DO) pada saat penelitian berada
pada kisaran
optimal yaitu berkisar antara 5.5 – 7.0 ppm . Khairuman dan Amri
(2011)
menyatakan bahwa ikan nila membutuhkan lebih dari 4 ppm oksigen
terlarut
untuk bertumbuh optimal.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
sebagai berikut:
1. Pertumbuhan tertinggi ikan nila terdapat pada perlakuan P3 dosis
15 ml/kg
pakan yaitu dengan pertambahan panjang sebesar 2.7 cm dan
peningkatan
berat sebesar 5.63 g. Kemudian diikuti dengan P2 dosis 12 ml/kg
pakan
dengan pertambahan panjang sebesar 1.8 cm dan peningkatan berat
sebesar
3.55 g dan pertumbuhan yang terendah pada P1 dosis 6 ml/kg pakan
dengan
pertumbuhan panjang sebesar 1.3 cm dan peningkatan berat sebesar
2.44 g.
2. Tercukupinya pemberian probiotik MinaPro pada pakan komersil
sangat
berpengaruh untuk pertumbuhan ikan Nila.
Saran
Pada pemeliharaan ikan nila dengan pemberian probiotik 15 ml/kg
pakan
dapat menghasilkan pertumbuhan yang baik panjang maupun berat pada
ikan.
Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui
apakah
penambahan probiotik MinaPro dengan jumlah lebih tinggi dapat
meningkatkan
pertumbuhan ikan nila dengan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Adityana, D. 2007. Pemanfaatan Berbagai Jenis Silase Ikan Rucah
Pada Produksi
Biomassa Artemia Franciscana. [Skripsi]. Universitas Sebelas
Maret,
Surakarta.
Universitas Riau, Pekanbaru.
Agustina, D.T., S. Marnani dan A. Irianto. 2006. Pengaruh Pola
Pemberian
Probiotik A3-51 Peroral terhadap Kelangsungan Hidup Bawal Air
Tawar
(Collosoma macropomum Bry) setelah Di Uji Tantang dengan
Bakteri.
[Skripsi]. Universitas Jendral Soedirman.
A’isah, N dan T, Y, Mardiana. 2016. Pengaruh Pemberian Berbagai
Jenis
Probiotik Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis
Sp.).
PENA Akuatika. Vol 13 (1).
Akbar, H. 2008. Studi Karakter Morfometrik - Meristik Ikan Betok
(Anabas
testudineus Bloch) di Das Mahakam Tengah Propinsi Kalimantan
Timur.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Aliyas., S. Ndoben dan Z. R. 2016. Pertumbuhan dan Kelangsungan
Hidup Ikan
Nila (Oreochromis Sp.) Yang Dipelihara Pada Media Bersalinitas.
Jurnal
Sains dan Teknologi Tadulako. Vol 5 (1). Universitas Tadulako,
Palu.
Anugraheni, R. 2016. Pengaruh Pemberian Probiotik EM4 Pada Pakan
Ikan
Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus).
[Skripsi]. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Buwono, I. D. 2000. Kebutuhan Asam Mino Esensial Dalam Ransum Ikan.
Kansius.
Yogyakarta. 52 Hlm.
Dani, N. P., A. Budiharjo, dan S. Listyawati. 2005. Komposisi Pakan
Buatan
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan
Tawes
(Puntius javanicus Blkr.). Jurnal BioSMART. 7 (2) : 82-90. ISSN :
1411-
321X.
Nusatama, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Effendi, H. 2014. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya
dan
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka.
Jakarta
Frose, R and Pauly. 2018. Species 2000 and IT IS Catalouge of
Life.
Http:www.fishbase.org. [21 September 2018].
basis, Chapman and Hall, London.
Gandara. 2003, Pengaruh Penambahan Bakteri Bacillus sp pada Pakan
Komersil
terhadap Konversi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin Pangasisus
hypopthalmus, Fakultas Perikana dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian
Bogor, Bogor.
Gespersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico.
Bandung.
Harmilia, E. D., Helmizuryani dan A, Ahlan. 2019. Pengaruh Dosis
Probiotik
pada Pakan Kormesil Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus). Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah
Palembang, Palembang. Fiseries. VIII-1:9-13. ISSN: 2301-4172
Husnidar. 2011. Studi Pembudidayaan Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus) Dalam
Air Tawar dan Dalam Campuran Air Tawar Dan Air Laut. [Tesis].
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Khairuman dan K, Amri. 2011. Pembesaran Ikan Nila di Kolam Air
Deras.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kordi, M. G. H dan A, B, Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air
dalam
Budidaya Peariran. Rineka Cipta. Jakarta.
Mulyadi, A.E. 2011. Pengaruh Pemberian Probiotik Pada Pakan
Komersil Terhadap
Laju Pertumbuhan Benih Ikan Patin Siam (Pangasius
hypopthalamus).
[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Padjajaran,
Bandung.
Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Tesis,
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Radhiyufa, M. 2011. Dinamika Fosfat dan Klorofil dengan Penebaran
Ikan Nila
pada Kolam Budidaya Ikan Lele Sistem Heterotrofik. [Skripsi].
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Nila (Oreochromis niloticus). Sains Akuatik. 13 (2) : 40 – 45.
Universitas
Djuanda.
Setiawati, J. E., Tarsim., Y. T. Adiputra dan S. Hudaidah. 2013.
Pengaruh
Penambahan Probiotik Pada Pakan Dengan Dosis Berbeda Terhadap
Pertumbuhan, Kelulushidupan, Efisiensi Pakan dan Retensi Protein
Ikan
Patin (Pangasius hypophthalmus). E-jurnal Rekayasa dan
Teknologi
Budidaya Perairan. 1 (2). ISSN: 2302-3600.
Subandiyono dan S. Hastuti. 2010. Buku Ajar Nutrisi Ikan.
Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas
Diponegoro,
Semarang, 233 hlm.
Sukenda., M. M. Rafsyanzani., Rahman dan D. Hidayatullah. 2016.
Kinerja
Probiotik Bacillus sp. Pada Pendederan Benih Ikan Lele Clarias Sp.
Yang
Diinfeksi Aeromonas hydrophila. Jurnal Akuakultur Indonesia. 15
(2).
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Susanti, E. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Protease dari Bacillus
subtilis
1012M15. Biodiversitas Vol 4.
Wardika, A.S., Suminto dan A. Sudaryono. 2014. Pengaruh Bakteri
Probiotik
pada Pakan dengan Dosis Berbeda Terhadap Efisiensi Pemanfaatan
Pakan
Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). Jurnal of Aquaculture Management and Technology.
3(4).
Widyanti, W. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis
niloticus yang
di beri Berbagai Dosis Enzim Cairan Rumen pada Pakan Berbasis
Daun
Lamtorogung Leucaena Leucocephala. [Skripsi]. Institut Pertanian
Bogor,
Bogor.
Lampiran 1. Denah penempatan akuarium yang berisikan ikan nila
dengan
masing-masing perlakuan
P1U1 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 6 ml/kg pakan
P1U2 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 6 ml/kg pakan
P1U3 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 6 ml/kg pakan
P2U1 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 12 ml/kg
pakan
P2U2 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 12 ml/kg
pakan
P2U3 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 12 ml/kg
pakan
P3U1 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 15 ml/kg
pakan
P3U2 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 15 ml/kg
pakan
P0U1
P2U1
P1U2
P3U2
P1U1
P0U2
P2U2
P1U3
P3U1
P0U3
P3U3
P2U3
P3U3 = Pemberian Pakan dengan Menggunakan Dosis 15 ml/kg
pakan
Lampiran 2. Nilai Rata-rata Berat (g) Ikan Nila dari hari ke 1 sd
hari ke 56
Perlakuan Ulangan
Hari ke-
35
P0
1 8.56 8.67 8.82 8.92 9.20 9.34 9.63 10.02 10.14 1.58
2 8.57 8.71 8.84 8.96 9.27 9.43 9.70 10.13 10.28 1.71
3 8.55 8.66 8.78 8.84 8.98 9.23 9.46 9.67 9.93 1.38
25.68 26.04 26.44 26.72 27.45 28.00 28.79 29.82 30.35 4.67
Rata-Rata 8.56 8.68 8.81 8.91 9.15 9.33 9.60 9.94 10.12 1.56
P1
1 8.58 8.79 9.00 9.34 9.65 9.82 10.25 10.63 10.97 2.39
2 8.56 8.67 8.92 9.41 9.52 9.81 10.13 10.60 10.96 2.40
3 8.59 8.86 9.12 9.49 9.94 10.27 10.42 10.68 11.12 2.53
25.73 26.32 27.04 28.24 29.11 29.90 30.80 31.91 33.05 7.32
Rata-Rata 8.58 8.77 9.01 9.41 9.70 9.97 10.27 10.64 11.02
2.44
1 8.57 8.76 9.21 9.61 10.21 10.56 10.70 11.22 11.86 3.29
P2
2 8.58 8.80 9.45 9.84 10.56 11.35 11.78 12.01 12.30 3.72
3 8.58 8.81 9.50 9.90 10.89 11.40 11.78 12.03 12.23 3.65
25.73 26.37 28.16 29.35 31.66 33.31 34.26 35.26 36.39 10.66
Rata-Rata 8.58 8.79 9.39 9.78 10.55 11.10 11.42 11.75 12.13
3.55
1 8.60 9.10 10.12 10.50 11.33 12.21 13.33 13.91 14.65 6.05
P3
2 8.58 8.90 9.21 9.91 10.67 11.79 12.35 13.00 13.56 4.98
3 8.59 9.00 9.45 10.00 10.89 11.90 12.77 13.48 14.45 5.86
25.77 27.00 28.78 30.41 32.89 35.90 38.45 40.39 42.66 16.89
Rata-Rata 8.59 9.00 9.59 10.14 10.96 11.97 12.82 13.46 14.22
5.63
Universitas Sumatera Utara
Perlakuan Laju Pertumbuhan Panjang (cm) Jumlah
Kelompok Rata-rata
FK = 135.95
JKtotal = 32.17
JKperlakuan = 31.97
JKgalat = 0.2
KTP = 10.66
KTG = 0.025
Fhitung = 421.5
Galat Percobaan 0.20 8 0.025
Total 32.17 11
Uji Lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil)
KTG = 0.025
V = 8
R = 3
T0,05(8) = 2,306
T0,01(8) = 3,355
Sd = √2KTG
signifikan
Lampiran 4. Analisis Varians Berat Ikan Nila pada Program
SPSS
Means
H0 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H7 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H14 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H21 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H28 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H35 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H42 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H49 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
H56 * Probiotik 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
Report
Probiotik H0 H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
P0 Mean 8.5600 8.6800 8.8133 8.9067 9.1500 9.3333 9.5967 9.9400
10.1167
Std. Deviation .01000 .02646 .03055 .06110 .15133 .10017 .12342
.24021 .17616
Std. Error of
.00577 .01528 .01764 .03528 .08737 .05783 .07126 .13868
.10171
P1 Mean 8.5767 8.7733 9.0133 9.4133 9.7033 9.9667 10.2667 10.6367
11.0167
Std. Deviation .01528 .09609 .10066 .07506 .21502 .26274 .14572
.04041 .08963
Std. Error of
.00882 .05548 .05812 .04333 .12414 .15169 .08413 .02333
.05175
P2 Mean 8.5767 8.7900 9.3867 9.7833 10.5533 11.1100 11.2933 11.7533
12.1300
Std. Deviation .00577 .02646 .15503 .15308 .34005 .45967 .54784
.46199 .23643
Std. Error of
.00333 .01528 .08950 .08838 .19633 .26539 .31630 .26673
.13650
P3 Mean 8.5900 9.0000 9.5833 10.1433 10.9633 11.9667 12.8167
13.4633 14.2200
Std. Deviation .01000 .10000 .47648 .32929 .33606 .21779 .49166
.45523 .58026
Std. Error of
.00577 .05774 .27510 .19012 .19402 .12574 .28386 .26283
.33501
Total Mean 8.5758 8.8108 9.1992 9.5617 10.0925 10.5942 10.9933
11.4483 11.8708
Std. Deviation .01443 .13668 .38408 .50434 .77617 1.09027 1.30859
1.42131 1.62483
Std. Error of
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
Within Groups .001 8 .000
Total .002 11
Within Groups .041 8 .005
Total .205 11
Within Groups .524 8 .066
Total 1.623 11
Within Groups .282 8 .035
Total 2.798 11
Within Groups .595 8 .074
Total 6.627 11
Within Groups .676 8 .084
Total 13.075 11
Within Groups 1.157 8 .145
Total 18.836 11
Within Groups .960 8 .120
Total 22.221 11
Within Groups .863 8 .108
Total 29.041 11
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
H0
Duncana
H28
Duncana
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
H56
Duncana
Probioti
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Nilai Rata-rata Panjang (cm) Ikan Nila dari 1 sd hari
ke 56
Perlakuan
P0
1 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9 0.8
2 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9 9.0 0.8
3 8.0 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 0.8
Rata-rata 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9 0.8
P1
1 8.3 8.4 8.6 8.7 8.8 9.0 9.1 9.3 9.5 1.2
2 8.4 8.5 8.6 8.8 9 9.2 9.4 9.6 9.7 1.3
3 8.3 8.4 8.6 8.7 8.8 9.1 9.3 9.4 9.6 1.3
Rata-rata 8.3 8.4 8.6 8.7 8.9 9.1 9.3 9.4 9.6 1.3
P2
1 8.4 8.6 8.8 9 9.2 9.4 9.6 9.9 10.1 1.7
2 8.5 8.7 8.8 9.1 9.4 9.7 9.9 10.1 10.2 1.7
3 8.4 8.6 8.7 9.1 9.3 9.5 9.7 9.9 10.3 1.9
Rata-rata 8.4 8.6 8.8 9.1 9.3 9.5 9.7 10.0 10.2 1.8
P3
1 8.5 8.8 9.2 9.5 9.9 10.3 10.5 10.8 11.2 2.7
2 8.5 8.9 9.3 9.6 9.9 10.4 10.7 10.9 11.1 2.6
3 8.4 8.7 9 9.2 9.5 9.8 10.4 10.7 11.1 2.7
Rata-rata 8.5 8.8 9.2 9.4 9.8 10.2 10.5 10.8 11.1 2.7
Universitas Sumatera Utara
Perlakuan Panjang (cm) Jumlah
FK = 342.25
JKtotal = 5.78
JKperlakuan = 5.7
JKgalat = 0.04
KTG = 0.01
V = 8
R = 3
T0,05(8) = 2,306
T0,01(8) = 3,355
Sd = √2KTG
signifikan
Lampiran 7. Analisis Varians Panjang Ikan Nila pada Program
SPSS
Means
H0 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H7 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H14 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H21 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H28 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H35 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H42 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H49 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
H56 * Probiotik 12 85.7% 2 14.3% 14 100.0%
Probiotik H0 H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
P0 Mean 8.1000 8.2000 8.3000 8.4000 8.5000 8.6000 8.7000 8.8000
8.9000
Std. Deviation .10000 .10000 .10000 .10000 .10000 .10000 .10000
.10000 .10000
Std. Error of Mean .05774 .05774 .05774 .05774 .05774 .05774 .05774
.05774 .05774
P1 Mean 8.3333 8.4333 8.6000 8.7333 8.8667 9.1000 9.2667 9.4333
9.6000
Std. Deviation .05774 .05774 .00000 .05774 .11547 .10000 .15275
.15275 .10000
Std. Error of Mean .03333 .03333 .00000 .03333 .06667 .05774 .08819
.08819 .05774
P2 Mean 8.4333 8.6333 8.7667 9.0667 9.3000 9.5333 9.7333 9.9667
10.2000
Std. Deviation .05774 .05774 .05774 .05774 .10000 .15275 .15275
.11547 .10000
Std. Error of Mean .03333 .03333 .03333 .03333 .05774 .08819 .08819
.06667 .05774
P3 Mean 8.4667 8.8000 9.1667 9.4333 9.7667 10.1667 10.3333 10.8000
11.1333
Std. Deviation .05774 .10000 .15275 .20817 .23094 .32146 .47258
.10000 .05774
Std. Error of Mean .03333 .05774 .08819 .12019 .13333 .18559 .27285
.05774 .03333
Total Mean 8.3333 8.5167 8.7083 8.9083 9.1083 9.3500 9.5083 9.7500
9.9583
Std. Deviation .16143 .24433 .33699 .41442 .51072 .62304 .66669
.77283 .85966
Std. Error of Mean .04660 .07053 .09728 .11963 .14743 .17986 .19246
.22310 .24816
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
Within Groups .040 8 .005
Total .287 11
Within Groups .053 8 .007
Total .657 11
Within Groups .073 8 .009
Total 1.249 11
Within Groups .120 8 .015
Total 1.889 11
Within Groups .173 8 .022
Total 2.869 11
Within Groups .293 8 .037
Total 4.270 11
Within Groups .560 8 .070
Total 4.889 11
Within Groups .113 8 .014
Total 6.570 11
Within Groups .067 8 .008
Total 8.129 11
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
H0
Duncana
H14
Duncana
H28
Duncana
Probioti
H35
Duncana
Probioti
Universitas Sumatera Utara
H56
Duncana
Universitas Sumatera Utara
Perlakuan Ulangan Jumlah
P0
1 8 0 2 1 0 1 0 0 0 1 3 37.5
2 8 0 3 0 1 0 0 0 1 0 3 37.5
3 8 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 62.5
Jumlah 24 0 5 1 2 1 0 0 2 0 11 137.5
Rerata
45.83
P1
1 8 0 1 0 0 1 0 1 0 0 5 62.5
2 8 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 50
3 8 0 2 0 1 0 1 0 0 1 3 37.5
Jumlah 24 0 3 1 0 0 0 0 0 0 12 150
Rerata
50.00
P2
1 8 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 62.5
2 8 0 2 0 0 0 0 0 0 0 5 62.5
3 8 0 1 0 1 0 0 0 0 1 6 75
Jumlah 24 0 4 0 2 0 0 1 0 2 16 200
Rerata
66.67
P3
1 8 0 2 1 0 1 0 0 0 1 6 75
2 8 0 3 0 1 0 0 0 1 0 6 75
3 8 0 1 0 1 0 0 0 1 0 6 75
Jumlah 24 0 6 1 2 1 0 0 2 1 18 225
Rerata
75
Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)
Total 712.5 237.50
Sumber
Galat Percobaan 8 833.33 104.2
Total
Perlakuan
Rataan
16.81
Perlakuan
Rataan
22.89
Perlakuan
Rataan
18.10
pada Perlakuan P1
Rataan
23.99
Perlakuan
Rataan
24.80
Perlakuan
Rataan
19.96
pada Perlakuan P2
Rataan
24,98
Perlakuan
Rataan
26,48
Perlakuan
Rataan
29,44
pada Perlakuan P3
Rataan
29,08
Perlakuan
Rataan
29,15
Perlakuan
Rataan
30,56
Perlakuan Hari U1 U2 U3 Total
Rata-
rata
Ikan
(g)
Jumlah
Ikan
Hidup
Biomassa
Air
10%
P1
1 8,58 8,56 8,59 25,73 8,58 24 205,84 10,29 72,04 0,43 7,20
7 8,79 8,67 8,86 26,32 8,77 21 184,24 9,21 64,48 0,39 6,45
14 9,00 8,92 9,12 27,04 9,01 20 180,27 9,01 63,09 0,38 6,31
21 9,34 9,41 9,49 28,24 9,41 19 178,85 8,94 62,60 0,38 6,26
28 9,65 9,52 9,94 29,11 9,70 17 164,96 8,25 57,73 0,35 5,77
35 9,82 9,81 10,27 29,9 9,97 16 159,47 7,97 55,81 0,33 5,58
42 10,25 10,13 10,42 30,8 10,27 15 154,00 7,70 53,90 0,32
5,39
49 10,63 10,6 10,68 31,91 10,64 14 148,91 7,45 52,12 0,31
5,21
Total
Perlakuan Hari U1 U2 U3 Total
Rata-
rata
Ikan
(g)
Jumlah
Ikan
Hidup
Biomassa
Air
10%
P2
1 8,57 8,58 8,58 25,73 8,58 24 205,84 10,29 72,04 0,86 7,20
7 8,76 8,80 8,81 26,37 8,79 21 184,59 9,23 64,61 0,78 6,46
14 9,21 9,45 9,50 28,16 9,39 21 197,12 9,86 68,99 0,83 6,90
21 9,61 9,84 9,90 29,35 9,78 20 195,67 9,78 68,48 0,82 6,85
28 10,21 10,56 10,89 31,66 10,55 19 200,51 10,03 70,18 0,84
7,02
35 10,56 11,35 11,40 33,31 11,10 19 210,96 10,55 73,84 0,89
7,38
42 10,70 11,78 11,78 34,26 11,42 19 216,98 10,85 75,94 0,91
7,59
49 11,22 12,01 12,03 35,26 11,75 19 223,31 11,17 78,16 0,94
7,82
Total
Perlakuan Hari U1 U2 U3 Total
Rata-
rata
Ikan
(g)
Jumlah
Ikan
Hidup
Biomassa
Air
10%
P3
1 8,60 8,58 8,59 25,77 8,59 24 206,16 10,31 72,16 1,08 7,22
7 9,10 8,90 9,00 27,00 9,00 22 198,00 9,90 69,30 1,04 6,93
14 10,12 9,21 9,45 28,78 9,59 21 201,46 10,07 70,51 1,06 7,05
21 10,50 9,91 10,00 30,41 10,14 21 212,87 10,64 74,50 1,12
7,45
28 11,33 10,67 10,89 32,89 10,96 20 219,27 10,96 76,74 1,15
7,67
35 12,21 11,79 11,90 35,90 11,97 20 239,33 11,97 83,77 1,26
8,38
42 13,33 12,35 12,77 38,45 12,82 19 243,52 12,18 85,23 1,28
8,52
49 13,91 13,00 13,48 40,39 13,46 18 242,34 12,12 84,82 1,27
8,48
Total
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara